You are on page 1of 15

Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No.

3 September 2011

PERANAN RUANG TERBUKA PUBLIK TERHADAP


TINGKAT SOLIDARITAS DAN KEPEDULIAN
PENGHUNI KAWASAN PERUMAHAN DI JAKARTA
Karya Widyawati
widyawatik@yahoo.co.id

Atie Ernawati
atie2373@gmail.com

Fanty Puspita Dewi


funky.fun.t@gmail.com
Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Abstract. Less interaction between citizen caused of materialistic lifestyle impact the
down of citizens’ solidarity and concertinity for their environment. According to
Daldjoeni (1982:28), urbanization has replaced the primary relationship into secondary,
which make the relationship between citizen was unstressed, mutual cooperation
diminished and solidarity was lost. If this condition permitted, it will emerged many
problems inside the community such as the security problems. Public open space in a
region can be functioned as a center of orientation,an interaction tools and region
identity which has interaction activity of the citizen culture. In fact, many public open
space did not function optimally, sometimes even abandoned. It was getting worse by the
lack of public open space as the impact of the converted urban infrastructures, which
make the expectation for interaction between citizen was not realized. This research will
be written in descriptive method which aim to discover how big is the role of public open
space which is in descending quality and area to solidarity and concertinity of the
inhabitant of many housing in some regions in Jakarta. The conclusion is that the
existence of public open space which is in descending quality and area did impact to the
descending of the solidarity and concertinity of citizens. To increase the solidarity and
concertinity of the inhabitant of housing is by preparing good facilities of public open
space,by increasing the quality of the public open space and also by doing the
management with the base of the inhabitant of housing’s participants.

Key Words : Public Open Space, Solidarity and Concertinity Rate, Inhabitant of
Housing Region in Jakarta

PENDAHULUAN lingkungannya. Menurut Daldjoeni


Perkembangan kota-kota yang (1982: 28) urbanisasi menggantikan
begitu pesat dalam modernisasi dan hubungan primer dengan sekunder
industrialisasi, kepadatan dan mobilitas sehingga di kota ikatan kekerabatan
penduduknya yang begitu tinggi dalam lemah, gotong royong menipis, dan
bidang ekonomi menyebabkan gaya solidaritas goyah. Tingkat solidaritas
hidup penduduknya lebih individualistis dan kepedulian warga kota yang menipis
dan kurang berinteraksi dengan saat ini tampak dari semakin kuatnya
lingkungan sekitarnya. Kurangnya sikap apatisme dan ketidakacuhan pada
interaksi antar warga kota berakibat persoalan-persoalan bersama. Hal ini
pada menurunnya tingkat solidaritas dan terekam kuat dari ketidakhirauan kita
kepedulian warga terhadap pada public properties, fasilitas publik,

246
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

maupun kesepakatan publik. Jika tingkat Pada kenyataannya banyak ruang


solidaritas dan kepedulian masyarakat terbuka publik yang ada tidak berfungsi
pada suatu kawasan menjadi menurun maksimal bahkan terbengkalai. Hal ini
maka fungsi kontrol masyarakat pun diperparah oleh semakin menurunnya
menjadi lemah. Kondisi ini jika luasan lahan ruang terbuka publik akibat
dibiarkan akan memunculkan berbagai dikonversi menjadi infrastuktur
masalah dalam sebuah komunitas perkotaan sehingga interaksi antar
misalnya masalah-masalah keamanan. masyarakat yang diharapkan tidak
Menurut Labucyd (2009) kerusuhan dan terwujud. Ketidakacuhan dan tidak
kejahatan massa (mass crime) atau saling mengenal antar tetangga menjadi
perilaku kolektif yang destruktif pemandangan yang biasa pada kawasan
(destructive collective action) adalah perumahan terutama di Jakarta. Untuk
salah satu bentuk krisis kota karena itu, penelitian ini dilakukan dengan
lemahnya kualitas kontrol sosial dan metode deskriptif dengan tujuan
rendahnya solidaritas-integrasi sosial. menyelidiki seberapa besar peranan
Ruang terbuka publik dalam ruang terbuka publik yang semakin
suatu kawasan berfungsi sebagai pusat menurun kualitas dan luasannya
orientasi, sarana interaksi dan identitas terhadap tingkat solidaritas dan
kawasan dimana didalamnya terdapat kepedulian penghuni beberapa kawasan
aktivitas interaksi dari budaya perumahan di Jakarta
masyarakatnya. Untuk itu ruang terbuka
publik sebagai salah satu produk TINJAUAN PUSTAKA
arsitektur kota yang dapat mewadahi Peranan
aktifitas individu (rekreasi dan hiburan) Peranan berasal dari kata dasar
dan kegiatan hubungan sosial, “Peran” mendapatkan akhiran “an”
mempunyai peranan dalam upaya artinya suatu yang menjadi bagian atau
meningkatkan solidaritas dan kepedulian memegang peran utama dalam
masyarakat. Menurut Dwipayana terjadinya suatu peristiwa. Istilah peran
(2010) semakin inklusif sebuah ruang dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
publik maka semakin beragam (plural) (2005:854) mempunyai arti pemain
entitas dan heterogenitas kepentingan sandiwara (film), tukang lawak pada
yang tertampung dalam ruang publik. permainan makyong, perangkat tingkah
Sebaliknya semakin ekslusif yang diharapkan dimiliki oleh orang
(monocetrism) ruang publik, maka yang berkedudukan di masyarakat.
makin sempit peluang dari keberagaman Istilah peran, dipinjam dari panggung
untuk terlibat dalam proses kehidupan sandiwara untuk mencoba menjelaskan
bersama. Berdasarkan uraian tersebut apa saja yang bisa dimainkan oleh
ruang terbuka publik akan dapat seorang aktor. Peran sebagai suatu
menarik minat warga untuk datang fungsi yang dibawakan seseorang atau
selain dilihat dari lokasinya juga dari lembaga ketika menduduki suatu
tingkat inklusivitasnya yaitu seberapa karakteristik (posisi) dalam struktur
besar tingkat keragaman fasilitas yang sosial.
bisa diakses (kualitas ruang terbuka Sedangkan maksud peranan
publik). dari judul diatas adalah tugas utama
Melihat pentingnya ruang atau fungsi yang harus dilaksanakan
terbuka publik pemerintah telah oleh ruang terbuka publik yang kualitas
mengeluarkan Undang-Undang dan luasannya menurun terhadap tingkat
Penataan Ruang No 26/2007 (Bab VI, solidaritas dan kepedulian penghuni
Pasal 29, ayat 2) yang mensyaratkan kawasan perumahan di Jakarta.
30% kota adalah ruang terbuka hijau.

247
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Teori Ruang Terbuka Publik (Public perumahan, pedestrian yang diteduhi


Space) pepohonan serta perencanaan
Ruang terbuka publik di lingkungan yang harus dapat menjamin
kawasan perumahan adalah merupakan terjadinya kontak sosial, mendorong
sarana utama didalam menjalin terciptanya identitas kawasan serta
komunikasi antar penghuni dalam membangkitkan rasa memiliki segenap
menciptakan suatu kehidupan bersama penghuni. Disini jelas bahwa keberadaan
yang disepakati. Menurut Caroline ruang terbuka publik di kawasan
(2009) konsep ruang publik, secara perumahan sangat diperlukan dimana
normatif, seringkali didefinisikan ruang terbuka publik tidak hanya
sebagai suatu arena kehidupan sosial, di berfungsi sebagai ruang terbuka hijau
mana orang dapat berkumpul bersama, tetapi lebih dari itu yaitu sebagai ruang
dan secara bebas mengidentifikasi dan kehidupan masyarakat dalam
mendiskusikan berbagai bentuk menciptakan kesinambungan ruang
permasalahan sosial. Ruang terbuka alamiah dan ruang sosial.
publik sebagai salah satu produk Prof. Michael Laurie, guru
arsitektur yang direncanakan dan besar arsitektur lansekap dari University
dirancang untuk mewadahi kegiatan of California-Berkeley mengemukakan
individu (rekreasi, relaksasi) maupun rasio minimal penyediaan adalah 0,4 ha.
kelompok serta untuk berhubungan ruang terbuka hijau bagi setiap 800 jiwa
sosial, merupakan elemen penting dalam penduduk. Dimana RW mencakup 3 – 7
perencanaan dan perancangan sebuah RT dengan populasi 300 – 1400
kawasan perumahan. penduduk (Savitri, 2010). Jadi dalam 1
Menurut Carr (1992:3) Ruang RW minimal ada 2 lahan ruang terbuka
Terbuka Publik (Publik Space) adalah publik. Hal ini juga sesuai dengan
panggung dimana drama kehidupan ketetapan bahwa ruang terbuka tersebut
masyarakat terbentang. Ruang yang sebaiknya juga dapat dicapai dari setiap
dinamis merupakan penyeimbang antara rumah dengan berjalan kaki, yang
tempat yang tetap dan rutinitas kerja jaraknya tidak melebihi 300 m. (Frick &
juga kehidupan dirumah; yang Setiawan, 2002).
memberikan aliran-aliran pergerakan,
titik-titik komunikasi, dan taman umum Fungsi Ruang Terbuka Publik
untuk bermain dan relaksasi. Disini Fungsi ruang terbuka publik
jelas bahwa ruang terbuka publik adalah yang utama adalah untuk mewadahi
merupakan salah satu tempat yang aktivitas masyarakat di luar bangunan,
dibutuhkan dalam kawasan perumahan, baik itu aktivitas individu atau bersama.
sebagai tempat relaksasi dan rekreasi Menurut Soenarno (2002:2) fungsi
murah lepas dari rutinitas kerja dan utama ruang publik adalah sebagai
kehidupan sehari-hari di rumah. Untuk wahana interaksi antar komunitas untuk
itu ruang terbuka publik harus bisa berbagai tujuan, baik individu maupun
menciptakan suasana yang dinamis kelompok. Dalam hal ini ruang publik
dengan aliran-aliran pergerakannya serta merupakan bagian dari sistem sosial
tersedianya fasilitas-fasilitas masyarakat yang keberadaannya tidak
berkomunikasi dan rekreasi. dapat dilepaskan dari dinamika sosial.
Hak Asasi untuk Lingkungan Disamping itu, ruang publik juga
Permukiman (Habitat Bill of Rights) berfungsi memberikan nilai tambah bagi
menyatakan bahwa adanya keharusan lingkungan, misalnya segi estetika kota,
penyediaan taman atau ruang terbuka pengendalian pencemaran udara,
hijau bagi perumahan, pengakomodasian pengendalian iklim mikro, serta
faktor topografi dalam perencanaan memberikan “image” dari suatu kota.

248
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Menurut Darmawan (2007:2) untuk menyelamatkan masyarakat


ruang terbuka publik sebagai salah satu apabila terjadi bencana.
elemen kota dapat memberikan karakter Pemahaman tentang fungsi
tersendiri pada suatu kawasan dan pada ruang terbuka publik disini akhirnya
umumnya memiliki fungsi interaksi sangat diperlukan guna menemukan
sosial bagi masyarakat, kegiatan elemen-elemen desain ruang terbuka
ekonomi rakyat dan tempat apresiasi publik yang paling berperan didalam
budaya. Jika fungsi ruang terbuka meningkatkan solidaritas dan kepedulian
publik ini bisa terfasilitasi secara penghuni kawasan perumahan.
maksimal sesuai dengan kepentingan
dan kebutuhan penghuni maka Kriteria Ruang Terbuka Publik
ketertarikan warga untuk berpartisipasi Kriteria ruang terbuka publik
akan semakin meningkat. Ruang terbuka secara esensial ada 3 macam yaitu
publik yang menarik akan selalu pertama, dapat memberikan makna atau
dikunjungi oleh masyarakat luas dengan arti bagi masyarakat setempat secara
berbagai tingkat kehidupan sosial- individual maupun kelompok
ekonomi-etnik, tingkat pendidikan, (meaningful). Pemaknaan akan semakin
perbedaan umur dan motivasi atau mendalam jika ada kegiatan-kegiatan
tingkat kepentingan yang berlainan. ritual yang dilangsungkan secara
Menurut Darmawan (2007:2) berkala. Kedua, tanggap terhadap
fungsi ruang terbuka publik dalam semua keinginan pengguna dan dapat
perencanaan kota adalah sebagai pusat mengakomodir kegiatan yang ada pada
interaksi, penghubung antar bangunan, ruang publik tersebut (responsive)..
pusat pedagang kaki lima, dan paru- Ketiga, dapat menerima kehadiran
paru kota. berbagai lapisan masyarakat dengan
1. Sebagai pusat interaksi, komunikasi bebas tanpa ada diskriminasi
masyarakat, baik formal seperti (democratic). Dalam kondisi di
upacara bendera, Sholat Id pada perumahan adalah bagaimana ruang
Hari Raya dan peringatan- terbuka publik itu dapat diakses oleh
peringatan lainnya; maupun semua penghuni bahkan oleh
informal seperti pertemuan- masyarakat di luar komplek perumahan.
pertemuan individual, kelompok Jadi interaksi yang dimaksud bukan
masyarakat dalam acara santai dan hanya sesama penghuni komplek tetapi
rekreatif. juga masyarakat di luar komplek,
2. Sebagai ruang terbuka yang sehingga terjadi kerjasama didalam
menampung koridor-koridor, jalan membina hubungan antara yang di
yang menuju ke arah ruang publik dalam kompleks perumahan dan di luar
dan ruang pengikat dilihat dari kompleks. Jangan sampai terjadi
struktur kota, sekaligus sebagai eksklusifitas yang pada akhirnya
pembagi ruang-ruang fungsi menyebabkan munculnya masalah-
bangunan disekitarnya serta ruang masalah keamanan karena tidak adanya
transit bagi masyarakat. solidaritas dan kepedulian.
3. Sebagai tempat pedagang kaki lima
yang menjajakan makanan dan Macam Ruang Terbuka Publik
minuman, pakaian, souvenir, dan Secara umum ruang terbuka
jasa entertainment. publik (open spaces) di perkotaan terdiri
4. Sebagai paru-paru kota yang dapat dari ruang terbuka hijau dan ruang
menyegarkan kawasan tersebut, terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau
sekaligus sebagai ruang evakuasi (RTH) perkotaan adalah bagian dari
ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu

249
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

wilayah perkotaan yang diisi oleh 3. Pergerakan dan Keramahan


tumbuhan, tanaman dan vegetasi Pedestrian
(endemik maupun introduksi) guna 4. Skala Manusia dan Kepadatan
mendukung manfaat ekologis, sosial- 5. Struktur, Kejelasan dan Identitas
budaya dan arsitektural yang dapat 6. Kerapian, Keamanan dan
memberikan manfaat ekonomi Kenyamanan
(kesejahteraan) bagi masyarakatnya. 7. Manajemen Kota
Ruang terbuka non-hijau dapat berupa 8. Kekayaan Visual
ruang terbuka yang diperkeras (paved)
maupun ruang terbuka biru (RTB) yang Kedelapan elemen-elemen diatas saling
berupa permukaan sungai, danau, berinteraksi dan mendukung, dimana
maupun areal-areal yang diperuntukkan semakin tinggi kualitas elemen diatas
sebagai genangan retensi. Elemen- semakin baik kualitas ruang publiknya.
elemen penting yang harus
dipertimbangkan yang akan
menghubungkan ruang publik dan ruang
privat adalah keberadaan variasi
fasilitas-fasilitas seperti taman, taman
bermain anak, kolam renang dan
lapangan tenis.
Adanya kesinambungan dan
penataan yang baik antara elemen ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non
hijau dalam menciptakan desain ruang
terbuka publik akan menciptakan
suasana ruang yang harmonis.

Teori Kualitas Desain Kota


Kriteria desain tak terukur untuk
menekankan aspek kualitatif di
lapangan (Shirvani, 1985:57) adalah
pencapaian (acces), kecocokan
(compatible), pemandangan (view), Gambar. 1
identitas(identity), rasa (sense) dan Diagram Keterkaitan antara Elemen
kenyamanan (livability). Kualitas Lingkungan Kota
Dari kriteria tak terukur
tersebut bisa dikatakan bahwa persepsi Dari apa yang dikemukakan
dari individu atau kelompok akan oleh Shirvani dan Tibbals diperoleh satu
menuntut kebutuhan fasilitas kota yang benang merah bahwa kualitas ruang
berbeda tergantung hirarki sosial- terbuka publik dapat diukur dari
budaya-ekonomi masyarakat kota. variable-variabel keberagaman fungsi,
Sedangkan kualitas sebuah lingkungan aksessibilitas, kecocokan, identitas,
tergantung dari tingkat kecocokan, kenyamanan, kekayaan visual, dan
adanya pemandangan yang menarik, dan manajemen kota.
adanya akses yang mudah dicapai.
Dalam menilai kualitas ruang Teori Solidaritas dan Kepedulian
publik kota itu sendiri terdapat 8 elemen Teori Solidaritas
penting(Tibbalds,1993), yaitu : Menurut Caroline (2009)
1. Aktivitas dan fungsi campuran solidaritas berasal dari kata solider
2. Ruang publik dan ruang khusus mengacu pada perasaan solider, sifat

250
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

satu rasa (senasib), perasaan setia Hall and Hord (1987)


kawan. Solider berarti perasaan bersatu menyampaikan tentang asumsi teori
(senasib, sehina, semalu). Solidaritas kepedulian bahwa perubahan adalah
terjadi karena adanya keterikatan sebuah proses yang mengikuti tujuh
seluruh individu yang ada di dalam tahap rangkaian perkembangan
masyarakat. Prinsip dasar pembentukan mengenai kepedulian. Ketujuh tahap itu
solidaritas adalah kesamaan kedudukan, yaitu Awareness, Informational,
anti sektarian. Hal-hal yang bisa Personal, Management, Consequence,
mendukung atau membuat masyarakat Collaboration, Refocusing.
bersatu/solider, antara lain: masalah Yang terjadi di masyarakat,
yang sama, keprihatinan/nasib yang tingkat kepedulian masyarakat terhadap
sama, keadaan darurat/bencana alam, lingkungan dan ruang terbuka publik
kepentingan yang sama, faktor pengikat masih pada tataran awareness, dimana
yang sama, ada fasilitator, komunikasi masyarakat kurang peduli terhadap
yang lancar, ada ruang untuk lingkungannya. Hal ini terlihat dari
berekspresi, budaya, kearifan lokal, ketidakhirauan masyarakat Jakarta
adanya aturan organisasi masyarakat, terhadap ruang terbuka publik termasuk
ada komitmen diantara warga, adanya ruang terbuka publik di kawasan
solidaritas yang ditularkan/diteladani perumahan.
dari kepemimpinan/ pemerintahan yang Untuk sampai pada tahapan
bersih. Jadi solidaritas bisa ditingkatkan proaktif maka harus ada fasilitas
dengan menyediakan ruang bagi pendukung yang menarik minat
masyarakat untuk bisa berekspresi, penghuni untuk bisa berkreatifitas dan
berkomunikasi, berbudaya dan berbudaya.
berorganisasi.
Kekerasan yang sering terjadi METODE
akhir-akhir ini, adanya masalah-masalah Desain Penelitian
keamanan, dan munculnya masalah- Penelitian termasuk jenis
masalah hak azasi manusia dianggap penelitian deskriptif yang bertujuan
telah mereduksi tata nilai kepribadian menggambarkan menurunnya kualitas
bangsa dan memberikan kesan betapa dan luasan ruang terbuka publik yang
iklim solidaritas manusia Indonesia berperan terhadap menurunnya tingkat
belum sepenuhnya mampu memiliki solidaritas serta kepedulian penghuni
kepribadian mawas diri secara politis, pada saat penelitian berlangsung di
ekonomis dan sosial (Maghfur, 2000). wilayah studi dan menyelidiki
Disinilah pentingnya untuk terus bagaimana sebab-sebab gejala tersebut
menerus membangun ruang publik terjadi .
untuk meningkatkan solidaritas, Penelitian dilakukan dengan
menetapkan variable-variabel yang
Teori Kepedulian akan diteliti yaitu berupa variabel bebas
Kepedulian pada dasarnya maupun terikat yang akan digunakan
adalah suatu perasaan dan sikap empati sebagai dasar analisa.
yang timbul pada diri seseorang. 1. Variabel Terikat yaitu hasil atau
Kepedulian disini diartikan bagaimana obyek penelitian. Dalam
antar individu dalam komplek penelitian ini yang termasuk
perumahan di Jakarta saling bersimpati variabel terikat adalah :
dan berempati satu sama lain dalam Tingkat Solidaritas dan
rangka menjalankan kehidupan bersama Kepedulian Penghuni
dalam masyarakat. 2. Variabel Bebas yaitu sifat atau
karakter yang mengakibatkan hasil

251
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

atau sasaran berbeda atau sumbernya. Teknik pengumpulan


bervariasi, variabel bebas berupa : datanya melalui :
Ruang Terbuka Publik yang terdiri 1. Teknik Pengamatan
dari 2 sub variabel : 2. Teknik Wawancara
Luasan Ruang Terbuka dan - Wawancara langsung
Kualitas Ruang Terbuka - Wawancara menggunakan
Parameter untuk luasan ruang kuesioner
terbuka dilihat dari besaran 3. Teknik dokumentasi
luasan ruang terbuka dibandingan
dengan luasan wilayah terbangun Analisis Data
serta jaraknya dari tiap rumah. Data hasil kuesioner yang sudah
Parameter untuk kualitas ruang terkumpul lalu dipilah dan disusun
terbuka adalah keberagaman dalam sebuah tabulasi (grafik) dan
fungsi, aksessibilitas, kecocokan, dideskripsikan dalam bentuk data
identitas, kenyamanan, kekayaan kualitatif. Sedangkan temuan survei
visual, dan manajemen kota akan diperdalam dan dijelaskan secara
lebih komprehensif melalui data-data
Teknik Sampling hasil wawancara mendalam. Data
• Teknik sampling dilakukan dengan kualitatif dianalisa berdasarkan
membagi daerah sampling menjadi 5 permasalahan, tujuan dan teori yang ada
daerah yaitu Jakarta Pusat, Jakarta sehingga kemudian akan didapatkan
Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur sebuah kesimpulan.
dan Jakarta Selatan. Karena adanya
keterbatasan dana dan waktu HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian yang kurang dari 3 bulan Luasan Ruang Terbuka Publik
maka dari masing-masing daerah Kawasan Perumahan di Jakarta
diambil sampel 5-7 lokasi Michael Laurie, guru besar
perumahan dari sekitar 310 arsitektur lansekap dari University of
perumahan (Graha11.com, 2010). California-Berkeley mengemukakan
Dimana untuk penelitian deskriptif rasio minimal penyediaan adalah 0,4 ha.
ukuran sampel minimum ialah : ruang terbuka hijau bagi setiap 800 jiwa
10% dari populasi (Guy & penduduk atau sekitar 2 ruang terbuka
Diehl,1992) publik tiap RW. Sedangkan luasan ruang
terbuka publik di kawasan Jakarta
• Sedangkan untuk mengukur tingkat sendiri diperkirakan hanya sekitar 10 %
solidaritas dan kepedulian warga dari luasan kota Jakarta. Hal ini di
dilakukan dengan teknik simple ungkapkan dalam Koalisi Warga untuk
random sampling pada penghuni Jakarta 2030 bahwa dari Ketetapan
perumahan sebanyak 100 responden Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
pada lokasi penelitian. Dimana (RTH) berdasarkan Undang-Undang
Fraenkel & Wallen (1993) Nomor 26 Tahun 2007 (Bab VI, Pasal
menyarankan besar sampel 29, ayat 2 & 3) dimana minimal 30%
minimal pada penelitian dari luas wilayah kota diantara 20%
deskriptif sebanyak 100. adalah ruang terbuka publik namun
penyediaan RTH publik secara
Teknik Pengumpulan Data kuantitatif sulit dipenuhi oleh DKI
Data berupa data primer dan Jakarta. RTH publik yang dapat dicapai
data skunder. Data primer adalah data hanya 13,70% dari total luasan DKI
yang langsung peneliti dapat dari Jakarta. Hal ini juga diungkapkan
Menteri Pekerjaan Umum Djoko

252
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Kirmanto dalam acara peluncuran buku kemudahan bagi penghuni untuk


“Kilas Balik Perumahan Rakyat 1900- beraktivitas di dalamnya. Untuk itu
2000” dan “Mengusik Tata pemenuhan kebutuhan ruang terbuka
Penyelenggaraan Lingkungan Hidup dan publik harus bisa mengoptimalkan
Permukiman” di Jakarta, Senin luasan RTH yang ada. Disamping itu
(18/10/2010) bahwa di Jakarta RTH juga bisa memanfaatkan badan jalan
baru mencapai 9,6% dari total luas (ruang terbuka non hijau) untuk kegiatan
wilayah. Kemudian dikatakan oleh masyarakat pada even-even tertentu..
Dwiyanto(2009) bahwa Jakarta dengan
luas RTH sekitar 9 persen, saat ini Kualitas Ruang Terbuka Publik
memiliki rasio RTH per kapita sekitar Keberagaman fungsi
7,08 m2, relatif masih lebih rendah dari Aktivitas dan fungsi yang
kota-kota lain di dunia. beragam pada ruang terbuka publik lebih
Disini jelas bahwa untuk banyak menarik minat masyarakat
memenuhi syarat RTH publik yang 30 untuk datang. Ruang terbuka publik
% adalah sangat sulit untuk kondisi di yang ada di kawasan perumahan kota
Jakarta. Hal ini tidak berbeda jauh pada Jakarta pada umumnya berfungsi
keberadaan RTP di kawasan perumahan sebagai lahan terbuka hijau yang berupa
yang rata-rata hanya 10 % bahkan ada taman atau hutan kota (ruang terbuka
beberapa perumahan yang tidak pasif) juga sebagai sarana olahraga.
mempunyai RTP sama sekali yaitu pada Sarana olahraga pun yang kami temui
beberapa perumahan cluster di Jakarta berupa lapangan basket, lapangan tenis
Pusat. Sedangkan pada beberapa (perumahan elit), dan lapangan bulu
perumahan elite memang ada yang tangkis yang kebanyakan hanya diakses
ruang terbukanya hampir mencapai oleh masyarakat tertentu. Fungsi RTP
30%, tetapi umumnya hanya berupa sebagai sarana komunikasi dan interaksi
lahan terbuka hijau tanpa ada fasilitas antar warga umumnya tidak berfungsi

Sumber : Hasil Kuesioner, 2011

Grafik 1. Fungsi RTP

253
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

secara maksimal (hanya diakses oleh berupa jalan beraspal yang lebih
masyarakat yang dekat RTP atau bahkan mementingkan kendaraan bermotor
ada yang tidak peduli). daripada pejalan kaki. Disini tampak
bahwa perumahan direncanakan dan
Ditambah lagi keberadaanya dirancang untuk penghuni yang
tidak dilengkapi dengan sarana dan bermobil, sedangkan fasilitas-fasilitas
prasarana bagi pengguna untuk pedestrian umumnya jarang ada kecuali
menikmatinya. Penataan yang berkesan pada area-area tertentu saja. Umumnya
“asal ada” menjadi pemandangan yang pedestrian juga berbentuk lurus
tampak secara umum. Fasilitas-fasilitas (membosankan) dan tidak ada naungan
seperti tempat duduk, alat penerangan, diatasnya, sehingga terasa panas dan
tempat sampah, gazebo, tempat bermain kurang nyaman ketika waktu siang tiba.
anak cukup sulit ditemui, jika adapun RTP yang ada menurut
pada ruang terbuka publik umumnya penghuni mudah diakses karena
tidak terawat dengan baik. Coretan- umumnya ada fasilitas jalan menuju ke
coretan dan rumput yang tumbuh liar sana tetapi umumnya mempunyai jarak
merupakan pemandangan yang sering yang cukup jauh dari tempat tinggal
tampak. Dari beberapa lokasi persepsi penghuni kecuali menggunakan
masyarakat terhadap sarana dan kendaraan bermotor. Jika banyak
prasarana RTP adalah mayoritas penghuni yang menggunakan kendaraan
mengatakan cukup lengkap tetapi bermotor maka otomatis akan
banyak juga yang mengatakan kurang diperlukan adanya area parkir yang
lengkap. Disini terlihat bahwa RTP yang berakibat pada berkurangnya ruang
ada belum bisa mewadahi kegiatan atau terbuka hijau.. Ada beberapa RTP yang
aktivitas masyarakat secara maksimal berupa sisa-sisa lahan yang terletak di
terutama untuk kepentingan komunikasi pojok-pojok sehingga posisinya yang
dan interaksi antar seluruh penghuni tidak menguntungkan dan bentuknya
perumahan. yang tidak beraturan menyebabkan tidak
mudah diakses oleh penghuni. Juga
Aksessibilitas keberpihakan pada aksessibilitas bagi
Akses memberikan kemudahan, para penyandang cacat juga kurang
kenyamanan, dan keamanan bagi para diperhatikan.
pengguna untuk mencapai tujuan dengan
sarana dan prasarana transportasi yang Kecocokan
mendukung kemudahan aksesibilitas Kecocokan adalah aspek-aspek
yang direncanakan dan dirancang sesuai yang berkaitan dengan lokasi,
dengan kebutuhan pengguna sehingga kepadatan, skala dan bentuk massa
dapat memberikan kenyamanan dan bangunan. Suatu desain harus
kemudahan dalam menjalankan memikirkan skala manusia agar lebih
aktivitasnya. Fasilitas aksesibilitas ini manusiawi, keterlingkungan (enclosure)
hendaknya dalam perencanaan dan yang lebih erat, asesori kota (townscape)
perancangannya memperhatikan tatanan, yang lebih menarik, utilitas kota yang
letak dan sirkulasi, dimensi (Lynch, berfungsi baik. Kepadatan merupakan
1976). kondisi yang tidak seimbang antara
Aksesibilitas pada lokasi studi fasilitas yang tersedia dan masyarakat
umumnya mudah karena hampir yang menggunakannya (Spreiregen. P.
keseluruhan jalan di kawasan D,1962; Cullen G, 1986).
perumahan direncanakan untuk Lokasi RTP pada daerah
menghubungkan antara lokasi satu perumahan umumnya tidak
dengan lokasi lain, tetapi kebanyakan direncanakan sebelumnya, tetapi

254
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

merupakan lahan-lahan sisa atau lahan- hubungan/kesinambungan), sehingga


lahan yang tidak dapat dibangun tampilan secara visual belum
perumahan seperti dibawah sutet. menunjukkan identitas suatu kawasan.
Konsep perancangan umumnya bersifat
antropometris pada skala manusia Identitas
normal, sedangkan pada manusia yang Identitas adalah nilai yang
cacat kurang mendapat perhatian. dibuat atau dimunculkan oleh objek
Keterlingkungan atau enclosure (bangunan/manusia) sehingga dapat
umumnya ditandai oleh batas pagar atau ditangkap dan dikenali oleh indera
oleh bangunan yang ada dikiri-kanannya manusia. Identitas dimana orang dapat
dengan perbandingan skala D/H antara memahami gambaran perkotaan
1-2 tetapi ada juga keterlingkungan yang (identifikasi obyek, perbedaan antar
kurang bisa dirasakan.. obyek dan hal yang dapat diketahui).
Aksesoris RTP kebanyakan Kondisi RTP yang berbeda dengan
kurang lengkap dan kurang menarik bangunan yang ada disekitarnya
sehinggga membuat orang kurang betah menyebabkan penghuni lebih mudah
berlama-lama di RTP (misal air mancur mengenali RTP. Kejelasan baik berupa
atau patung sebagai fokal point), disini struktur dan bentuk kawasan atau serial
tampak fungsi rekreatifnya kurang. vision untuk mengarahkan pada lokasi
Utilitas kawasan perumahan tampak ruang terbuka publik sangat jarang
masih lebih baik meskipun di sekitar ditemukan, tetapi ada pada beberapa
RTP perlu penanganan khusus (seperti perumahan..
tempat sampah, saluran pembuangan air Pencitraan yang sering
hujan). Kalau dilihat pada perbandingan ditampilkan pada kondisi RTP kawasan
antara jumlah rumah dengan RTP perumahan di Jakarta adalah kotor dan
nampak tidak seimbang karena terbengkalai. Masalah perawatan
berdasarkan penelusuran untuk mencari menjadi satu hal yang harus mendapat
RTP pada satu kawasan perumahan perhatian khusus dimana pada beberapa
cukup sulit, perbandingan antara kasus RTP yang sudah ditata dengan
kawasan terbangun dan ruang baik pada akhirnya tampak kumuh
terbukanya cukup besar (sekitar 9:1). karena kotor dan adanya kerusakan
Kecocokan secara visual dengan sarana dan prasarana yang tidak segera
bangunan yang ada di sekitarnya juga diperbaiki.
banyak yang kurang (tidak ada

255
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Kenyamanan umumnya dicapai dari keberagaman


Kenyamanan adalah rasa aktivitas di dalam RTP, tetapi dari
nyaman untuk tinggal atau beraktivitas beberapa lokasi yang ada fungsi RTP
di suatu kawasan/obyek. Karena kurang bervariasi, ada yang hanya
umumnya kondisinya yang panas RTP berfungsi sebagai penghijauan (taman

Sumber : Hasil Kuesioner, 2011

Grafik2. Tingkat Kenyamanan RTP

umumnya hanya dimanfaatkan di pagi atau jalur hijau), ada yag berfungsi
dan sore hari oleh penghuni. Menurut sebagai area olahraga dan bermain,
penghuni umumnya kondisi RTP cukup jarang sekali yang mempunyai beragam
nyaman untuk beraktivitas jika dilihat aktivitas. Fungsi RTP sebagai tempat
dari segi keamanan dan kerapian RTP di berkumpul dan pertemuan warga juga
pagi dan sore hari. Tetapi di malam hari sangat jarang terfasilitasi. Elemen-
karena kurangnya sarana penerangan elemen street furniture yang dapat
dan unsur pengamanan dapat menjadi menambah kekayaan visual juga kurang
kurang nyaman karena banyak nyamuk difasilitasi secara lengkap. Kurangnya
atau digunakan orang-orang di luar penataan yang baik yang menerapkan
komplek untuk berpacaran. Sedangkan unsur-unsur pembentuk estetika dari
di siang hari kondisi RTP umumnya elemen-elemen yang membentuk desain
panas karena kurang adanya peneduh. RTP menyebabkan RTP tidak dilirik
Kenyamanan juga berkurang ketika oleh penghuni, tetapi mereka lebih
penghuni ingin tinggal lebih lama karena memilih datang ke mall untuk tujuan
kurangnya fasilitas tempat duduk ketika rekreasi mereka.
banyak penghuni yang ingin beraktivitas
di ruang publik. Manajemen kota
Pelaku manajemen
Kekayaan visual pembangunan kota terdiri dari
Beragam visual yang menarik pemerintah (government/public sector),
sangat diperlukan untuk menambah nilai swasta (private sector), masyarakat
pemandangan (vista) yang dapat (community), serta lembaga swadaya
meningkatkan daya tarik dan nilai masyarakat (non-governmental
estetika kawasan menjadi berkualitas organizations/ NGOs) (I Nyoman Tri
(Cullen,G, 1986). Kekayaan visual Prayoga, 2010). Pemerintah bertugas

256
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

untuk menyediakan basic services mewujudkan pembangunan. Untuk


seperti infrastruktur kepada masyarakat. memainkan peran masyarakat harus juga
Lebih jauh lagi, pemerintah harus bisa ada pengorganisasian kegiatan yang
melaksanakan good governance yang berlangsung secara berkala di ruang
memperhatikan kesejahteraan ekonomi, terbuka publik.
kestabilan politik, serta pelaksanaan
kebijakan administratif. Tetapi pada Peranan Ruang Terbuka Publik
kawasan perumahan peran pemerintah Terhadap Tingkat Solidaritas dan
dalam memfasilitasi RTP terkesan Kepedulian Penghuni Kawasan
kurang ajeg karena dari hasil wawancara Perumahan
dengan penghuni umumnya fasilitas Tingkat solidaritas dan
RTP dibiayai sendiri oleh masyarakat kepedulian penghuni kawasan
atau pihak developer . Umumnya sarana perumahan sangat penting dalam
dan prasarana yang dibiayai oleh menciptakan kebersamaan dalam hidup
masyarakat sarana dan prasarananya bermasyarakat sehingga akan
terbatas karena kurangnya dana, menciptakan budaya dan identitas lokal
sedangkan yang dibiayai oleh pihak kawasan.
developer umumnya RTP tidak murah Untuk itu perlu upaya-upaya
sehingga tidak bisa diakses oleh seluruh dalam meningkatkan solidaritas dan
lapisan masyarakat. kepedulian masyarakat terutama
Peran stakeholder dan LSM kawasan perumahan yang tampak paling
sangat penting dalam manajemen kota mencolok rasa individualistisnya
yang berperan menggerakkan daripada kawasan perkampungan.
masyarakat akan partisipasi pengelolaan Beberapa yang bisa
kota. Masyarakat umumnya sadar bahwa mendukung/membuat masyarakat
pengelolaan RTP umumnya menjadi bersatu/solider adalah masalah yang
tanggung jawab masyarakat yang tinggal sama, keprihatinan/nasib yang sama :
di perumahan, tetapi karena tidak ada keadaan darurat/bencana alam-nasib
yang menggerakkan mereka untuk yang sama, kepentingan yang sama,
terlibat langsung dalam proses faktor pengikat yang sama, ada
pengelolaan sehingga ada kesan mereka fasilitator, komunikasi yang lancar, ada
tidak perduli. Juga karena ketidakjelasan ruang untuk berekspresi, budaya,
kewenangan dan komitmen diantara kearifan lokal, adanya aturan organisasi
masyarakat sendiri untuk mengelola masyarakat, ada komitmen diantara
RTP bagi kepentingan bersama. warga, adanya solidaritas yang
Kerjasama antara keempat pihak sangat ditularkan/diteladani dari
dibutuhkan dalam pengelolaan RTP kepemimpinan/pemerintahan yang
termasuk di kawasan perumahan. bersih).
Kemitraan ini memerlukan Peranan ruang terbuka publik
kerangka yang jelas mengenai struktur dalam memfasilitasi aktivitas penghuni
peran dan tanggung jawab setiap pelaku kawasan perumahan untuk berekspresi,
untuk memastikan pemenuhan berkomunikasi, berbudaya,
kebutuhan sosial dalam berbagai aspek, berorganisasi kemasyarakatan, dan
serta menciptakan investasi publik. berkomitmen mutlak diperlukan untuk
Kerjasama tersebut tentu saja harus meningkatkan solidaritas dan
memiliki keuntungan bersama bagi kepedulian. Disamping itu ruang terbuka
setiap pihak, mengalokasikan tanggung juga bisa digunakan sebagai tempat
jawab yang sesuai, meminimalisir evakuasi ketika terjadi bencana alam
resiko, dan meminimalisir biaya serta sehingga ketika terjadi bencana
meningkatkan kemampuan dalam solidaritas dan kepedulian penghuni

257
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

terwadahi. Ruang terbuka juga bisa Jika keinginan penghuni


menjadi ruang pengikat bagi masyarakat terhadap ruang terbuka publik ini dapat
yang sadar merupakan bagian dari difasilitasi dan penghuni dilibatkan
kawasan perumahan yang harus ikut dalam proses pengelolaannya maka rasa
menjaga, mengawasi dan mengontrol memiliki penghuni terhadap lingkungan
lingkungannya. Yang tak kalah kawasan perumahan akan menaikkan
pentingnya adalah contoh solidaritas dan tingkat solidaritas dan kepedulian
kepedulian pemimpin yang akan diikuti penghuni. Jadi peranan RTP yang
ole penghuni. Kondisi ruang terbuka kualitas dan luasannya baik serta mudah
publik kawasan perumahan di Jakarta diakses akan meningkatkan solidaritas
saat ini fungsinya belum beragam, dan kepedulian penghuni. Demikian
fasilitas kurang lengkap, dan mis- juga jika kondisi RTP kumuh, jorok, tak
manajemen menyebabkan masyarakat terawat akan menurunkan tingkat
tidak tertarik dan tidak peduli terhadap solidaritas dan kepedulian penghuni
ruang terbuka publik. Sebenarnya karena penghuni kehilangan ruang untuk
masyarakat sadar akan pentingnya ruang berkontak sosial.
terbuka publik bagi kehidupan individu
maupun bermasyarakat. Penghuni pun PENUTUP
tertarik untuk melakukan aktivitas di Kesimpulan
ruang terbuka publik jika fasilitasnya Keberadaan ruang terbuka
lengkap dan terawat, dapat digunakan publik yang makin berkurang (menurun
untuk bertemu dengan tetangga dan luasannya) dan kualitas ruang terbuka
bersosialisasi, pemandangannya bagus publik yang menurun ikut berperan
dan ada beberapa penjual makanan. Dari didalam menurunnya tingkat solidaritas
hasil wawancara dengan penghuni juga dan kepedulian masyarakat. Masyarakat
diketahui bahwa adanya suatu acara di kehilangan orientasi dan ruang untuk
RTP yang melibatkan penghuni secara bisa berekspresi sebagai makhluk sosial.
berkala akan meningkatkan interaksi Untuk meningkatkan solidaritas dan
antar penghuni dan lingkungannya. kepedulian penghuni perumahan adalah
Acara-acara budaya yang dapat dengan menyediakan fasilitas bagi ruang
melibatkan keseluruhan penghuni yang terbuka publik dan meningkatkan
dilakukan secara berkala akan kualitas ruang terbuka publik serta
menghasilkan ruang terbuka yang melakukan manajemen pengelolaan
berjiwa dan berkarakter yang pada yang berbasis pada partisipasi penghuni
akhirnya akan menunjukkan identitas perumahan. Karena kondisi di Jakarta
bagi kawasan perumahan. RTP akan cukup sulit untuk melakukan
menjadi sebuah place jika pemaknaan penambahan luasan untuk ruang terbuka
masyarakat terhadap keberadaan RTP publik maka penekanan harus lebih
telah membuat masyarakat sadar akan diarahkan pada peningkatan kualitas
posisinya sebagai bagian dari ruang terbuka dengan memperhatikan
masyarakat. unsur-unsur kualitas ruang terbuka
Sedangkan ruang terbuka publik publik seperti keberagaman fungsi,
yang ideal menurut penghuni adalah aksessibilitas, kecocokan, identitas,
yang penataannya baik dan lengkap serta kenyamanan, kekayaan visual, dan
bersih. Penataan yang baik, lengkap dan manajemen kota yang berbasis pada
bersih juga terawat memamg menjadi keinginan masyarakat penghuni
indikator yang paling utama bagi perumahan .
ketertarikan penghuni untuk beraktivitas
di RTP.

258
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Saran Semarang. Badan Penerbit


1. Kualitas ruang terbuka publik harus Universitas Diponegoro.
lebih ditingkatkan dimana kerjasama Dwipayana, Ari AA GN. 2010.
pemerintah, pengembang, stake Memperkuat Civil Society
holder dan masyarakat menjadi Memperkuat Budaya
ujung tombak terciptanya Kewargaan.
lingkungan yang baik. Disamping http://www.lkis.or.id/index.php?o
itu perlu peran pemerintah sebagai ption=comcontent&
fasilitator dalam terciptanya ruang view=article&id=155%3Amempe
terbuka publik yang diminati rkuat-civil-society-memperkuat-
masyarakat. budaya-
2. Untuk penelitian selanjutnya kewargaan&catid=3%3Anewsflas
disarankan lebih mendalam pada h&Itemid=111. 25 Mei 2010
ruang terbuka publik kawasan Dwiyanto A, 2009. Kuantitas dan
perumahan tertentu (perkasus) Kualitas Ruang Terbuka Hijau
sehingga peranan ruang terbuka (RTH) di permukiman Kota.
publik akan menunjukkan kekhasan http://eprints.undip.ac.id/1470/1.
masing-masing kawasan perumahan 6 Februari 2011
sehingga dalam desain ruang Frick, H. & Setiawan, P.L. 2002. Ilmu
terbuka publik nantinya lebih bisa konstruksi perlengkapan dan
menarik minat penghuni karena utilitas bangunan. Yogyakarta:
kebutuhannya terpenuhi. Kanisius
Hall, G.E., & Hord, S. M. 1987. Change
in schools facilitating the
DAFTAR PUSTAKA process. New York. State
Carr, Stephen et al. 1992. Public University of New York Press.
Space. Cambridge. Cambridge Koentjaraningrat. 1990. Suku Bangsa
University Press. dan Integrasi Nasional. Jakarta:
Caroline. 2009. Ruang Publik Sebagai LP3ES
Komponen Pengembangan Labucyd, 2009. Urban Crisis
Solidaritas. (Perspektif Krisis Perkotaan).
http://www.binainsani.net/media. www.labucyd.blog.uns.ac.id.mht.
php?module= detailpost&id=30. 25 Mei 2010
10 Februari 2011 Lynch, K. 1976. Managing The Sense
Cullen, G. 1986. The Concise of region (foir et lenifier).
Townscape. Oxford. Butterworth- Cambridge. MIT Press.
Heinemaan. Prayoga. 2010. Kemitraan antar
Daldjoeni. 1982. Geografi Kesejarahan Pelaku Manajemen Kota
I (Peradaban Dunia). Bandung: http://iogavoice.blogspot.com/201
Alumni. 0/08.html . 6 februari 2011
Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Purnomohadi, Ning. 2006. RTH
Kajian Ruang Publik Kota. sebagai Unsur Utama Tata
Semarang: Badan Penerbit Ruang Kota. Jakarta. Dirjen
Universitas Diponegoro. Penataan Ruang PU.
Darmawan, Edy. 2007. Peranan Moughtin, Cliff. 1992. Urban Design :
Ruang Publik dalam Street and Square. Oxford.
Perancangan Kota. (Pidato Butterworth- Heinemann Ltd.
Pengukuhan Guru Besar Ilmu Rubenstein, HM. 1992. Pedestrian
Arsitektur Fakultas Teknik Malls. Streetscapes and Urban
Universitas Diponegoro).

259
Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 3 September 2011

Space. Canada. John Wiley and


Sons Inc.
Sarjono Arikunto, 1982. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta. UI
Press.
Shirvani, Hamid. 1986. The Urban
Design Process. New York. Van
Nostrand Reinold Company. Inc.
Soenarno. 2002. Sambutan Menteri
Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Dalam Rangka
Seminar Manajemen Ruang
Publik Jakarta. Ikatan
Mahasiswa Perencanaan
Indonesia Korwil Ii. Jakarta
Spreiregen PD. 1965. Urban Design:
The Architecture of Town and
Cities. San Fransisco, Toronto,
London, Sydney. Graw-Hill Book
Company.
Steele,F. 1981. The Sense of Place.
Massachusetts. CBI Publising
Company Inc.
Trancik, Roger. 1986. Finding Lost
Space. New York. Van Nostrand
Reinhold Company Inc.
Tibbalds. 1993. Urban Environtment
Quality. Cambridge. MIT Press.
--------------. 2007. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang. Bab VI, Pasal 29, ayat 2
--------------. 2010. Jumlah Penduduk
Perkotaan Capai 68%. Buletin
Cipta Karya Desember 2010.

260

You might also like