Professional Documents
Culture Documents
net/publication/336678901
CITATIONS READS
0 261
1 author:
Munifah Abdat
Syiah Kuala University
18 PUBLICATIONS 23 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Qualitative study on implementation the programs of behavior in healthy life and clean (PHBS) in the household View project
All content following this page was uploaded by Munifah Abdat on 07 January 2020.
[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
E-ISSN : 2502-0412
Munifah Abdat
Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala
Abstract
It is important to prepare the pillars of clinical governance to achieve a quality of hospital service
system. The aim of implementing clinical governance is overall improvement based on improving
patient-focused services, service satisfaction and continuous quality improvement. Clinical governance
is also paying attention to level of security both medical and non-medical related to risk management,
having high performance, responsiveness and proactivity, and patient centered-care. Literature review
regarding the quality of hospital services. Browse PubMed and the main organizational databases
about clinical governance such as WHO and NHS Quality Improvement Scotland. A number of articles
related to hospital management strategies based own clinical governance have been reviewed
including their application in several countries. The result showed clinical governance can be used to
develop a system to improve the quality of hosital services, carried out by integrating management,
organizational, and clinical approaches simultaneously. The application of clinical governance built
on 7 main pillars, namely Clinical Effectiveness, Risk Management, Patient Experience,
Communication Effectiveness, Resources Effectiveness, Strategic Effectiveness, Learning Effectiveness.
Conclusion. Development of clinical governance requires the active participation from all parties to
create quality and professionalism in health services. Clinical governance ensuring that there was a
system to monitor of quality services that functioning properly, conduct the evaluation and the results
of evaluations was used for improvement. Clinical governance will have a positive influence on
increasing patient trust as well as overall hospital management so it’s able to exist and compete in
global competition.
Keywords: Clinical governance, Quality of health services
1
Abdat Munifah /J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (1):1-5
dievaluasi dan hasil evaluasinya digunakan untuk Risiko dalam pelayanan Rumah Sakit bukan
melakukan perbaikan. Sumber daya utama dalam hanya mengenai pasien sebagai konsumen
aplikasi clinical governance adalah para personel langsung, namun juga berdampak pada petugas
dalam sistem baik para staf, tenaga medis dan non kesehatan dan pengunjung lainnya. Setiap orang
medis, termasuk pemilik. Diperlukan suatu yang menggunakan jasa kesehatan mengharapkan
strategi untuk merubah kebiasaan & kultur guna pelayan yang aman dan efektif. Kesalahan yang
meningkatkan kualitas dalam pelayanan. terjadi dalam pelayanan tidak bisa dihilangkan
dengan sempurna, namun meminimalkan risiko
Strategi-strategi Clinical governance diterapkan bisa dilakukan. Disadari bahwa penanganan risiko
dalam the seven pillars, yaitu: dalam pelayanan kesehatan belum maksimal.
1. Patient and public involment Padahal satu dari berbagai resiko yang signifikan
2. Clinical risk management adalah kerugian pasien dan membiarkan hal itu
3. Clinical audit terjadi tanpa melakukan perbaikan dalam sistem
4. Clinical effectiveness manajemen. Pada industri pelayanan yang
5. Staffing and staff management beresiko tinggi, mereka melakukan pembelajaran
6. Education, training and continous dari pengalaman sebelumnya, namun hal ini masih
professional development jarang dilakukan di bidang kesehatan. Kinerja
7. Use of information to support clinical pelayanan kesehatan dinilai dari indikator
govrence and healthcare delivery10 produktifitas dan finansial. Hal ini menjelaskan
mengapa keamanan tidak terdaftar sebagai hal
Pada prakteknya untuk menciptakan utama dalam rencana strategis. Fokus utama hanya
kualitas yang baik terhadap pelayanan yang terletak pada finansial, kebutuhan etika untuk
diberikan, hal ini bergantung pada pasien, para meningkatkan pelayanan sering diemban oleh
profesional, dan pengembangan organisasi, hal ini klinisi sebagai individu.6,13
dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut : Manajemen risiko merupakan rangkaian
dalam struktur manajemen dari suatu pelayanan
kesehatan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya,
bahwa risiko pelayanan kesehatan bukan hanya
merugikan konsumen namun juga akan
berdampak dalam pelayanan kesehatan dan tingkat
kepercayaan konsumen. Melakukan prioritas
terhadap resiko yang terjadi menjadi sangat
penting. Tahap ini erat kaitannya dengan tingginya
angka kejadian dan dan akibat atas kerugian yang
terjadi. Penanganan yang baik akan meningkatkan
kepercayaan konsumen dan secara langsung akan
ada jaminan risiko terhadap tindakan medis.14
Clinical Governance (CG) adalah suatu
cara atau sistem penjaminan dan peningkatan
mutu pelayanan klinik yang efisien.15 Secara
Bagan Akar Kualitas Pelayanan Kesehatan 11 konsep komponen utama CG terdiri dari :
Akuntabilitas yang jelas bagi mutu pelayanan,
Pengembangan organisasi (Organizational adanya kegiatan peningkatan mutu yang
development) merupakan suatu kegiatan untuk berkesinambungan, kebijakan manajemen resiko,
mengembangkan prinsip dan pelaksanaan identifikasi prosedur profesi beserta
perubahan manajemen serta peningkatan perbaikannya.16 Bila implementasi CG dilakukan
efektifitas organisasi. Pengembangan organisasi beberapa keuntungan yang dapat diperoleh :
ini meliputi perubahan budaya, pengembangan 1. Komplain Pasien makin kecil (Fewer
kemampuan teknis, pengembangan struktur patient complaints)
organisasi. Pada sektor pelayanan kesehatan, 2. Berkurangnya variasi prosedur klinis yang
organizational development merupakan langkah tidak sesuai (Less unjustified variation in
utama dalam pelaksanaan strategi clinical clinical practice)
governance, agar terciptanya akuntabilitas 3. Berkurangnya penggunaan penunjang
diperlukan teamwork, leadership, information diagnostic yang inefektif (Less use of
support, system approach dan investment in ineffective investigations and treatments)
staff.¹¹, 12
3
Abdat Munifah /J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (1):1-5
4. Pemberdayaan sarana yang ada menjadi pengaruh positif tidak hanya bagi pasien tapi juga
lebih baik (Better use of resources) terhadap manajemen rumah sakit secara
5. Meningkatnya kepuasan pasien (Increased keseluruhan sehingga mampu eksis dan
patient satisfaction) berkompetisi dalam persaingan global.15, 20
6. Terdokumentasinya prosedur klinis dengan
lebih baik (Documented changes in clinical Simpulan
practices) Clinical Governance didefinisikan sebagai
7. Perkembangan spesifik pada perawatan kerangka kerja dalam sebuah institusi atau
pasien (Specific improvements in patient organisasi pelayanan kesehatan yang bertanggung
care) jawab atas peningkatan mutu pelayanan secara
8. Lebih dekatnya teamwork antara manajer berkesinambungan dan mampu menjaga standar
dan dokter (Closer working between pelayanan yang tinggi dengan menciptakan
clinicians and managers) lingkungan yang kondusif. Pengembangan
9. Budaya perusahaan kearah lebih baik Clinical governance memerlukan peran aktif dari
(Positive changes in organizational culture) semua pihak agar tercipta mutu dan
10. Perbaikan manajemen perubahan di profesionalisme pelayanan kesehatan. Selanjutnya
manajemen klinis (Better at managing clinical governance bertugas memastikan bahwa
changes in clinical practice) terdapat sistem untuk memonitor kualitas
11. Manajemen lebih mengetahui tentang pelayanan yang berfungsi dengan baik dan
kualitas dari pelayanan17 berdampak positif terhadap meningkatnya
kepercayaan pasien sehingga rumah sakit mampu
Namun keuntungan itu tidak didapatkan eksis dan berkompetisi dalam persaingan global.
secara serta merta karena keempat komponen Strategi-strategi Clinical governance diterapkan
utama CG tersebut harus terorganisasi dengan dalam the seven pillars, yaitu Patient and public
baik dan berkesinambungan melalui sistem yang involment, Clinical risk management, Clinical
jelas. Dengan demikian memang faktor sistem-lah audit, Clinical effectiveness, Staffing and staff
yang selama ini banyak berpengaruh pada management, Education, training and continous
kerugian, sedangkan kesalahan akibat faktor professional development, Use of information to
manusia hanya sekitar 10-20%.18 support clinical governance and healthcare
Sebuah strategi pengelolaan fasilitas delivery.
pelayanan kesehatan yang baik dan akuntabilitas Keterlibatan manajemen resiko dalam suatu
akan meningkatkan mutu, yang secara langsung manajemen rumah sakit menjadi sangat penting.
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap Dibutuhkan clinical governance (tata kelola) yang
pelayanan kesehatan.19 Clinical governance baik serta tanggung jawab semua pihak dalam
bertugas memastikan bahwa telah terdapat sistem pelaksanaan pelayanan kesehatan. Penanganan
untuk memonitor kualitas pelayanan yang yang tepat akan meningkatkan kepercayaan
berfungsi dengan baik, selalu dievaluasi dan hasil konsumen dan secara langsung akan ada jaminan
evaluasinya digunakan untuk melakukan risiko terhadap tindakan medis sehingga
perbaikan. Clinical governance akan memberikan mendukung kesinambungan rumah sakit tersebut.
4
Abdat Munifah /J Syiah Kuala Dent Soc, 2019, 4 (1):1-5