You are on page 1of 14

KAJIAN GOVERNANCE NETWORKS DALAM PROGRAM THE SUNAN GIRI AWARDS DI KABUPATEN

GRESIK

Yuni Siti Aisah


S1 Public Administration, FIS, UNESA (yunisitiaisah@gmail.com)

Tauran, S.Sos., M.Soc.Sc.

Abstrak

This paper is about governance networks as a new governance model that suit to been being used
for overcome public problem. And also innovation to enhance the quality of public policies and services in
public sector. The aim of this paper is to explain the relation involved network participant, Local
Government of Gresik Regency and The SunanGiri Foundation during accomplishment of The SunanGiri
Awards in order to ensure if the networks are going right as well as governance networks perspective.
In recent decade, government has been turned to governance. it involving another sector outside of
public sector that could joined up on overcome and solve problems and wicked problems of public that can
enhance the public value. Governance networks understood as a model of governance that bring on
horizontal equal position of interdependent actors based on negotiation around the regulation that
regulating them over interaction and ability to self governing during reaching the main goal together. A
good relation among participant could bring the success of a governance networks that applied on as a
platform of collaborative. Away better if capital resources, type of tie, policy tools, administrative strategies,
accountability structure, and performance management system are managed well. In this sense relation
among the participant of networks are seen as the important thing to ensure that governance networks keep
on track doing right.
This research is going wth descriptive qualitative approach. The datas are primery and secondary
datas that have been mixed.As for the source of the data collection techniques using the techniques of
interview, observation, and documentation. Meanwhile the focus of this research are Koliba’s structural
knowledge that are covering capital resources, type of tie, policy tools, administrative strategies,
accountability structure, and performance management system.
The result showed that relation among the participant of networks represents relation of Governance
Networks. Capital resources describe the ability of each actors for entering the network. Type of tie describe
the relation formed by negotiation for build a network. Policy tools describe the rules among participants of
network during their role on the network. Administrative strategies describe the coordination among
participants of network to acces all the administrative tools on the network. Accountability structure
describe the accountability of each actors as well as accountability framework on the governance networks.
Performance management system describe monitoring performance of each participants of network during
the accomplishment of the program

Keywords :New Public Governance, governance, networks, governance networks, relation

PENDAHULUAN pemerintahan. Hal tersebut mengarah pada komponen


lain selain pemerintah dalam kelangsungan tata kelolah
Dalam satu dekade terakhir, orientasi pemerintahan. Lay dan Mashudi (2005:227)
administrasi publik lebih diarahkan kepada kepentingan menerangkan bahwa governance dibentuk oleh sektor
dan kekuasaan rakyat. ilmu administrasi publik lebih publik (publik sector), sektor prifat (private sector) dan
menekankan pada program aksi yang berorientasi pada masyarakat (civil society).
kepentingan rakyat dan masyarakat (Thoha, 2012:53). Terminologi governance dalam administrasi
Sehingga rakyat menjadi komponen utama pengukuran publik sebenarnya bukanlah hal yang baru. Jauh
keberhasilan suatu pelayanan birokrasi pemerintahan. sebelumnya, Frederickson (1997) mengungkapkan bahwa
Manajemen pemerintahan telah mengalami pergeseran administrasi publik bukan hanya mencakup organisasi-
dari government ke governance. Pergeseran tersebut organisasi publik. Cakupan tersebut meluas ke fungsi-
membawa perubahan dimana tata kelolah pemerintahan fungsi organisasi nonpublik yang memiliki dimensi
bukan lagi mengenai penguasa yang mengemudikan publik, seperti yang dikemukakan oleh Frederickson :
pemerintahan. Tetapi proses berjalannya tata kelola
“modern public administration is a Keterbatasan dalam memenuhi kelengkapan sumber
network of vertical and horizontal daya tersebut menyebabkan pemerintah perlu
linkages between organizations beraliansi dengan pihak lain, bahkan lintas sektor,
(public) of all types – government,
untuk menjalankan rencana program yang akan
nongovernmental and quasi
governmental; profit, non profit and
dikerjakan.
administration include a knowledge of
a commitment to public in general Penerapan model governance dilakukan
sense, as well as responsiveness to untuk meningkatkan nilai publik dengan
both individual and groups of citizen memanfaatkan organisasi nonpemerintah dalam
in the specific sense” (Frederickson, hubungan bisnis yang bervariasi serta inovatif. Pada
1997:4-5). model ini, kerja pemerintah kurang mengandalkan
peran aparatur publik tetapi lebih pada jaringan
Paradigma governance memberikan kemitraan, dan kontrak kerja untuk melakukan
prospek bahwa rakyat akan dapat lebih proaktif pekerjaan publik.
terhadap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Government melihat pada struktur formal Goldsmith dan Eggers (2004:8) menyatakan
pemerintahan yang hierarkis, sedangkan governance bahwa birokrasi hierarkis sudah tidak lagi dapat
melihat dinamika politik dan pemerintahan pada memenuhi permintaan yang kompleks dan dianggap
arena yang luas dan berkarakter horizontal tidak cocok untuk menghadapi permasalahan
(Sorensen, 2002 dalam Lay dan Masudi, 2005:227). masyarakat yang sering melampaui batas-batas
organisasi. Bermunculan model governance baru
United Nations Development Programme yang memungkinkan untuk merespon permasalahan
(UNDP, 1997) dalam Thoha (2012:62) merumuskan publik secara kreatif. Instansi pemerintah diposisikan
istilah governance sebagai suatu exercise dari sebagai generator nilai publik dalam jaringan
kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi hubungan multiorganizational, multigovernmental,
untuk menata, mengatur dan mengelola masalah- dan multisektoral yang semakin meningkatkan ciri
masalah sosialnya. Istilah governance menunjukkan pemerintahan modern. Seperti salah satu macamnya,
suatu proses dimana rakyat bisa mengatur model governance baru yang muncul dan
ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan dikembangkan adlaah governing by network atau
politiknya tidak hanya dipergunakan untuk governance Networks.
pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi,
integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Governance Network dapat melayani
berbagai tujuan, seperti meciptakan bursa ide-ide
“Tata kepemerintahan yang baik itu baru dalam birokrasi atau membina kerja sama
merupakan suatu kondisi yang
diantara aktor sektor publik. Tujuan utama dari
menjamin adanya proses kesejajaran,
kesamaan, kohesi dan keseimbangan
upaya ini adalah untuk menghasilkan nilai publik
peran serta adanya saling mengontrol maksimum yang memungkinkan lebih besar
yang dilakukan oleh tiga komponen, daripada jumlah yang dapat dicapai oleh masing-
yakni pemerintah (government), masing pemain tunggal tanpa kolaborasi (Goldsmith
rakyat (citizen) atau civil society, dan and Eggers, 2004:8).
usahawan (business) yang berada di
sektor swasta” (Taschereaudan Laias Martinez (2011) dalam penelitiannya
Campos, 1997; UNDP, 1997 dalam mengungkapkan bahwa Governance Networks dapat
Thoha, 2012:63).
dijadikan sebagai platform kolaborasi dan
management strategi yang diperlukan pada proses
Ketiga komponen tersebut mempunyai tata interaksi yang dapat mempercepat inovasi di sektor
hubungan yang sama dan sederajat. Kesamaan publik. Martinez (2011) juga mengungkapkan bahwa
derajat ini akan sangat berpengaruh terhadap upaya Governance Networks dapat memfasilitasi kolaborasi
menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. diantara para stakeholders untuk menciptakan
Keseimbangan peran tersebut dapat terwujud dengan gagasan inovatif yang dapat meningkatkan kualitas
keterlibatan aktor diluar pemerintah dalam tata pelayanan dan kebijakan publik. Melalui
kelola pemerintahan. Keterlibatan yang dimaksud Governance Networks, pemerintah memiliki
bukanlah memegang kendali atas pemerintahan, akan kemungkinan lebih besar untuk menjangkau
tetapi keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan permasalahan lebih dekat dengan memanfaatkan
publik sesuai dengan segmentasi kemampuan aktor. keunggulan network serta mengembangkan gagasan
inovatif untuk menanggulangi masalah publik
Kajian Goldsmith dan Eggers (2004:3-5) maupun meningkatkan kualitas pelayanan dan
dalam menyoroti fenomena The Golden Gate kebijakan publik.
National Recreational Area (GGNRA) menunjukkan
bahwa pemerintah dalam mengatasi permasalahan
tidak selalu mempunyai sumber daya yang cukup.
KAJIAN PUSTAKA Osborne (2010:6-7) membagi NPG :
Corporate Governance, Good governance, Public
Osborne mengemukakan tiga rezim dalam governance, dibagi menjadi lima yaitu Socio-
perkembangan implementasi kebijakan publik political governance, Public governance,
(Osborne, 2010:1) yaitu Public Administration (PA) Administrative governance, Contract governance,
akhir abad 19, yaitu 1970-an hingga awal 1980-an; Network governance,
New Public Management (NPM) akhir abad 20
hingga awal abad ke 21; dan New Public Governance Dalam penuturannya, Osborne (2010:10)
(NPG). mengemukakan bahwa akar teoritis dari NPG adalah
“institutional theory and network theory” dengan
Public Administration (PA) erat dalam fokus pada organisasi pada lingkungannya. Teori
disiplin ilmu politik. Studi pembuatan kebijakan dan institusional (Institutional Theory) menekankan pada
pelaksanaannya terintegrasi secara vertikal sebagai terbentuknya organisasi oleh karena tekanan
sistem tertutup dalam pemerintahan. Mekanisme PA lingkungan institusional. Institusi merupakan wujud
adalah hierarki, secara vertikal dengan fokus pada dari kebutuhan lingkungan dalam kehidupan sosial.
manajemen yang memastikan akuntabilitas terhadap Zukler dalam Donaldson (1995), menyatakan bahwa
penggunaan uang publik (Osborne, 2010:8). ide atau gagasan pada lingkungan institusional yang
membentuk bahasa dan simbol menjelaskan
Kritik bermunculan terhadap PA, baik dari keberadaan organisasi dan diterima sebagai norma-
kaum akademik maupun elite politik. Chandler norma dalam konsep organisasi.
berpendapat bahwa PA bukan lagi sebuah disiplin
kajian, sedangkan Rhodes berpendapat bahwa PA Teori selanjutnya menurut Osborne adalah
hanya sebagai penonton tanpa ikut mengambil peran teori jaringan (network theory). Teori jaringan
terhadap praktek implementasi kebijakan dan mengacu pada mekanisme dan proses yang
pelayanan publik. Hal tersebut menjadi kemunculan berinteraksi dengan struktur jaringan untuk
New Public Management (NPM) (Osborne, 2010:3). memberikan hasil tertentu bagi individu dan
Anggapan bahwa penerapan teknik untuk kelompok (Borgatti dan Halgin 2011:2).
penyediaan pelayanan publik akan secara otomatis
mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas “A social network consists of a set of
pelayanannya (Osborne, 2010:4). actors (“nodes”) and the relations
(“ties” or “edges”) between these
actors (Wasserman &Faust, 1994).
Pada era NPM, Peran kunci Negara adalah
The nodes may be individuals, groups,
pada regulasi (Osborne, 2010:8). Osborne (2010:3-4) organizations, or societies. The ties
menjelaskan bahwa era NPM terjadi upaya untuk may fall within a level of analysis
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Produksi (e.g., individual-to-individual ties) or
pelayanan publik mengubah input menjadi output may cross levels of analysis (e.g.,
(pelayanan) dalam mediasi lingkungan, menekankan individual-to-group ties)”.
pada efisiensi dalam menghasilkan pelayanan publik. (Katz:2004)
Hubungan kompetitif antara unit pelayanan terjadi.
Pollit menyatakan bahwa beberapa variasi
Namun demikian, NPM menuai kritikan governance bertahan pada pendekatan network dan
terhadap fokus intraorganiasionalnya dalam dunia cenderung menekankan tatanan horizontal daripada
yang semakin plural dan kepatuhannya terhadap vertikal, dengan mekanisme koordinasi adalah
penerapan teknik sektor swasta yang kuno pada networks of, dan kerjasama antara para stakeholder
implementasi kebijakan dan pelayanan publik (Pollit, 2011:23).
(Metcafe dan Richards dalam Osborne, 2010:4).
Serta terdapat keburukan mengenai aparatur yang governance networks merupakan model
memanfaatkan kebijakan untuk kepentingan pribadi. pemerintahan yang merujuk pada sifat horizontal dan
kesetaraan dalam negosiasi regulasi yang mengatur
Perkembangan selanjutnya mengarah pada hubungan bersama oleh lebih dari satu aktor yang
New Public Governance (NPG). Peters and Pierre berinterdependensi satu sama lain dan
dalam Osborne (2010:7) mengemukakan berkemampuan untuk self-organizing atau self-
kemungkinan mengembangkan teori NPG yang governing dalam mewujudkan tujuan publik
menangkap realita dan kompleksitas. NPG disajikan bersama.
dalam bentuk konseptual untuk membantu
pemahaman mengenai kompleksitas tantangan, juga Kebangkitan governing by network adalah
sebagai refleksi dari pengelolahan urusan publik saat melalui representasi empat tren berpengaruh yang
ini. menyebabkan pembentukan sektor publik
(Goldsmith dan Eggers, 2004:10&24) Third-party
government (1), kebangkitan sektor profit dan
nonprofit melakukan kerja pemerintah; Joined-up yang baik, dimana sebuah desain yang baik akan
government (2), tendensi multipel aktor bergabung membantu pemerintah mencapai tujuan kebijakan
secara horizontal atau vertikal untuk proses efisiensi (Goldsmith dan Eggers, 2004:55-56)
dari perspektif pelanggan/masyarakat menyediakan
pelayanan; The digital revolution (3), penemuan dan Goldsmith dan Eggers (2004:56)
perkembangan teknologi secara dramatik mengemukakan bahwa fase desain governance
mengurangi biaya; Consumer demand (4), networks :
meningkatnya permintaan masyarakat agar terdapat
lebih banyak pilihan pelayanan publik. 1. Apa tujuan yang ingin dicapai
oleh pemerintah ?
Martinez (2011:5-6) mengemukakan 2. Alat apa yang akan digunakan
karakteristik Governance Networks : untuk membentuk dan
Interdependency of actors (a); The necessity of memulai network ?
exchange for resources (b); The interactions (c); 3. Siapa mitra yang paling tepat
Degree of autonomy (d); Production of a public untuk membantu pemerintah
purpose (e); Relatively institutionalized framework dalam mencapai tujuan ?
(f); Diversity of the actors (g) 4. Bagaimana seharusnya
jaringan dirancang untuk
mencapai tujuan ?
5. Bagaimana seharusnya
HASIL DAN PEMBAHASAN jaringan diatur dan dikelola?

Potret Governance Networks dapat Chistopher Koliba


dilihat dalam kerjasama Pemerintah Kabupaten
Gresik bersama dengan organisasi nonpemerintah Christopher Koliba mencoba memberikan
(Non Governmental Organization-NGO), dalam pemahaman mengenai Governance Networks
sebuah program inovatif perihal pelayanan melalui pemahaman structural yang disusunnya.
adminsitratif tingkat desa. Program tersebut adalah
“The Sunan Giri Awards” (disingkat dengan SGA). Pengetahuan struktural berasal dari
Tujuan dari program tersebut adalah untuk pemahaman pengetahuan situasional yang berperan
meningkatkan pelayanan publik tingkat desa. dalam meningkatkan kemampuan berpikir sistem
Didesain berbentuk kompetisi dalam ajang dan strategik para partisipan/administrator networks.
penghargaan bagi desa atau kelurahan yang memiliki Kebutuhan akan pengetahuan struktural diutarakan
tingkat kualitas pelayanan publik terbaik. Bagi oleh Radin yang mengemukakan bahwa pengetahuan
mereka yang memenangkan kompetisi akan struktural berisikan variabel yang dapat saling
diberikan penghargaan yakni, “The Sunan giri mempengaruhi satu sama lain.
Awards”.
“If we want to operate within a
Untuk dapat mencapai tujuan akhir complex and dynamic system, we
network, penting untuk memastikan sebuah network have to know not only what what
dapat berjalan dengan baik. dan hal tersebut its current status is but what is
memerlukan relasi terjalin baik diantara partisipan status will be or could be in the
network. future, and we have to know how
certain actions we take will
Beberapa pendekatan network mengarah influence the situation. For this,
pada analisis relasi yang terjadi pada keberhasilan we need structural knowledge,
maupun kegagalan penerapan sebuah model knowledge for how the variables
Governance Networks. in the system are relaxed and how
they influence one and another”
Beberapa pendekatan network mengarah (Radin, 2006:24 dalam Koliba,
pada analisis relasi yang terjadi pada keberhasilan 2011:286).
maupun kegagalan penerapan sebuah model
Governance Networks. Untuk memastikan sebuah network dapat
berjalan dengan baik, Koliba menyertakan enam
Stephen Goldsmith dan William D Eggers variabel yang dapat menjelaskan relasi yang terjalin
antara partisipan network untuk dapat meastikan
Keberhasilan atau kegagalan pendekatan sebuah network berjalan dengan baik. Adalah modal
network dapat ditelusuri melalui desain aslinya. Arus (1), model ikatan (2), perangkat kebijakan (3),
informasi dan sumber daya dalam network pada strategi administratif (4), struktur akuntabilitas (5),
struktur Governance Networks laksana sebuah peta dan sistem manajemen kinerja (6).
1. Modal dicapai oleh masing-masing pemain
Masing-masing aktor dalam tunggal tanpa kolaborasi.
network memiliki modal mereka
sendiri, dimana modal tersebut 2. Model ikatan
merupakan landasan bagi kemampuan Setelah modal yang menjadi
mereka untuk berpartisipasi (Koliba, kebutuhan network terpenuhi, maka
2011:84). Setiap anggota/partisipan network akan membentuk identitas
dari sebuah relasi Governance yang akan menjadi acuan dalam
Network, baik dalam level organisasi, pelaksanaan kerja network.
kelompok, maupun individu membawa Koliba menerangkan bahwa
modal untuk keterlibatannya. Network governance networks dapat dibentuk
membuat ikatan sosial yang terbentuk melalui berbagai perangkat kebijakan
antara dua nodes (pastisipan) atau lebih tidak langsung dan pengaturan
bertukar sumber daya dan terlibat interorganisasionalnya (2011:22-24)
dalam aksi kolektif. Modal yang Dikembangkan sebagai hasil dari
mungkin muncul dalam network yang hubungan intergovernmental dan
dimiliki partiispan network, finansial; intragovernmental (a); Terstruktur
alam; fisik; manusia; sosial; politik; melalui hibah dan kontrak perjanjian
budaya; dan intelektual. (b); Terstruktur melalui regulasi.
SAGAF menyertakan Merupakan governance networks
kemampuannya untuk berpartisipasi sebagai subsistem regulasi yang terdiri
dalam network melalui modal dari jaringan interorganisasional, yaitu
intelektual dalam gagasan SGA dan regulator dan entititas yang diregulasi
penguasaan metodelogi penelitian. (c); Dirancang untuk mempengaruhi
Modal manusia dengan seluruh kerangka masalah publik dan solusi
anggota mayoritas peneliti yang kebijakan (d); Dibentuk ketika
menguasai metodelogi penelitian untuk organisasi dari berbagai sektor bermitra
melaksanakan survey langsung satu sama lain untuk mencapai tujuan
penilaian SGA. Modal sosial sebagai publik (e).
organisasi lokal yang bersifat terbuka Dapat teridentifikasi bahwa
dengan adanya organisasi lain dan network terstruktur melalui perjanjian
memungkinkan untuk bekerjasama. kontrak. Terdapat perjanjian kontrak
Pemerintah Kabupaten Gresik yang menyatakan relasi kerjasama
menyertakan modal politik dalam keduanya. Kontrak tersebut sesuai
kewenangan legalitas yang membuat dengan peraturan dan mekanisme
penyelenggaraan SGA terlaksana Pengadaan Barang dan Jasa untuk
secara melembaga. Serta modal organisasi publik. Keterlibatan
finansial sebagai penyandang dana SAGAF dalam program SGA pada
penyelenggaraan SGA. Kedua akhirnya disepakati dengan prosedural
organisasi dapat memenuhi kebutuhan mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa
fisik organisasi dan kebutuhan untuk melalui penunjukan langsung (PL).
melaksankan survey. Governance networks dapat
Dengan bekerja bersama, terstruktur secara bersama,
kedua belah pihak saling memenuhi organisasional administratif, atau alih
kebutuhan network. Kedua belah pihak pimpinan organisasi. Struktur tersebut
dapat meningkatkan nilai publik berada pada level makro
dimana SGA dapat terselenggara pendistribusian kewenangan dan
secara melembaga dan tepat sasaran, kekuasaan dan dapat mempengaruhi
serta mendapat kepercayaan publik konten pengambilan keputusan pada
bahwa penyelenggaraannya dilakukan relasi. Adalah shared governance (a);
secara adil dan terbuka. Sehingga nilai lead organization (b); atau Network
maksimum ketercapaian tujuan akan administration organization. Setiap
tercapai apabila dibandingkan dengan model relasi memiliki kecenderungan
bekerja sendiri. Seperti yang untuk terstruktur secara situasional
dinyatakan Goldsmith dan Eggers dimana setiap model akan cenderung
(2004:8) bahwa tujuan kerja bersama berstruktur pada suatu makro level
dalam perspektif Governance Networks tertentu.
untuk menghasilkan nilai publik Dalam kontrak tersebut, kedua
maksimum yang memungkinkan lebih belah pihak memiliki posisi dan peran
besar daripada jumlah yang dapat tertentu dalam network. Diatur dalam
kontrak bahwa SAGAF adalah
penyedia jasa konsultasi untuk merupakan mitra kerja. Dimana dalam
Pemerintah Kabupaten Gresik dalam melakukan pekerjaannya, dalam hal ini
penyelenggaraan SGA. Pemerintah penilaian SGA, satu sama lain tidak
Kabupaten Gresik selaku Pejabat berhak mengintervensi. Baik
Pembuat Komitmen (PPK), dalam hal Pemerintah Kabupaten Gresik maupun
ini diwakili oleh Kapala Bagian SAGAF, memiliki kebebasan dalam
Organisasi dan Tata Laksana. Hal melakukan penilaian sesuai dengan
tersebut membuat struktur network mekanisme penilaian masing-masing.
menjadi alih pimpinan organisasi. Penentuan nilai juga tergantung pada
Pembentukan network terjadi dengan penilaian yang dilakukan masing-
salah seorang pastisipan bertindak masing pihak tanpa adanya intervensi
sebagai pemimpin network. dari pihak lain. Diskusi dilakukan saat
Governance networks akhir menjelang penetapan pemenang.
memiliki kedudukan fungsi dalam Koliba menerangkan bahwa
masing-masing bentuknya. Kedudukan governance networks dapat dibentuk
fungsi tersebut merupakan kedudukan melalui berbagai perangkat kebijakan
fungsi governance network dalam fase tidak langsung dan pengaturan
proses kebijakan. Sebagai definisi interorganisasionalnya (2011:22-24)
masalah (a); desain dan rencana Dikembangkan sebagai hasil dari
kebijakan (b); koordinasi kebijakan (c); hubungan intergovernmental dan
implementasi kebijakan – regulasi (d); intragovernmental (a); Terstruktur
implementasi kebijakan - pelayanan melalui hibah dan kontrak perjanjian
(e); evaluasi/monitoring kebijakan (f); (b); Terstruktur melalui regulasi.
persetujuan publik (g). Merupakan governance networks
Sesuai dengan bentuknya sebagai subsistem regulasi yang terdiri
yang terstruktur melalui kontrak dari jaringan interorganisasional, yaitu
perjanjian. Adalah sebagai regulator dan entititas yang diregulasi
implementasi pelayanan publik dimana (c); Dirancang untuk mempengaruhi
network berfungsi untuk menyediakan kerangka masalah publik dan solusi
pelayanan publik. Penyelenggaraan kebijakan (d); Dibentuk ketika
SGA berfungsi sebagai pendorong organisasi dari berbagai sektor bermitra
untuk meningkatkan pelayanan publik satu sama lain untuk mencapai tujuan
di tingkat desa sekaligus memberikan publik (e).
apresiasi atas proses dan capaian Governance networks
pelayanan publik di tingkat desa. memiliki kedudukan fungsi dalam
Terdapat pembinaan secara langsung masing-masing bentuknya. Kedudukan
maupun tidak langsung untuk fungsi tersebut merupakan kedudukan
menjabarkan bagaimana pelayanan fungsi governance network dalam fase
publik yang baik sebenarnya menurut proses kebijakan. Sebagai definisi
kaidah UU. Pembinaan secara langsung masalah (a); desain dan rencana
dengan pelatihan dan sosialisasi, kebijakan (b); koordinasi kebijakan (c);
sedangkan secara tidak langsung implementasi kebijakan – regulasi (d);
melalui penilaian di lapangan. Tim implementasi kebijakan - pelayanan
penilai akan menilai sekaligus (e); evaluasi/monitoring kebijakan (f);
memberikan pemaparan tentang persetujuan publik (g).
kekurangan yang dapat menjadi Governance networks dapat
feedback untuk pemerintah desa terstruktur secara bersama,
berbenah memperbaiki dan organisasional administratif, atau alih
meningkatkan kualitas pelayanan pimpinan organisasi. Struktur tersebut
publik mereka berada pada level makro
Berdasarkan pengaturan pendistribusian kewenangan dan
organisasionalnya, kedudukan kekuasaan dan dapat mempengaruhi
fungsinya, serta struktur level konten pengambilan keputusan pada
makronya, memungkinkan model relasi relasi. Adalah shared governance (a);
membentuk tren formasi bentuk lead organization (b); atau Network
hubungan kerjasama. administration organization. Setiap
Penyelenggaraan SGA, dapat model relasi memiliki kecenderungan
diidentifikasi bahwa formasi relasi untuk terstruktur secara situasional
diantara kedua belah pihak adalah dimana setiap model akan cenderung
formasi partnership. mereka berstruktur pada suatu makro level
menerangkan bahwa kedua belah pihak tertentu.
Berdasarkan pengaturan
organisasionalnya, kedudukan Type Cause Policy Trend Type Macro
fungsinya, serta struktur level of for Stream s of -Level
makronya, memungkinkan model relasi Netwo Netwo Functio Impac Inter Gover
membentuk tren formasi bentuk rk rk n(s) ting secto nance
hubungan kerjasama. Forma Their r Ties Struct
tion Form ure
Tabel Model network, fungsi, struktur level makro, dan ation
tren formasi dalam governance networks contrac throug ntation- partne nonpr ation
t h grant service rship; ofit;
Type Cause Policy Trend Type Macro agreem and delivery; devolu public
of for Stream s of -Level ents contra political tion -
Netwo Netwo Functio Impac Inter Gover ct alignme privat
rk rk n(s) ting secto nance agree nt e
Forma Their r Ties Struct ments
tion Form ure
ation Public- Forme All Privati Publi Shared
private d ze; c- govern
Inter- Netwo All Devol Publi Lead - when partne privat ance;
govern rks ution; c- organiz partner organi rship; e- networ
mental that partne Publi ation; ship zations devolu nonpr k
networ persist rship c shared from tion ofit admini
ks across govern differe (natio strative
inter- ance nt nalize) organiz
and (for sectors ation
overlap partner
ping with
authori each
ty other
model) to
achiev
Interes Design Problem Devol Nonp Shared e
t group ed to framing; ution; rofit- govern public
coaliti influen policy partne nonpr ance; purpos
ons ce the planning rship ofit; networ es
framin and privat k
g of design; e- admini Sumber : Koliba, 2011:142
public policy privat strative
proble coordina e; organiz
ms and tion; privat ation 3. Perangkat Kebijakan
derivat political e- Dalam membentuk network,
ion of alignme nonpr terdapat peraturan yang mendasari
policy nt ofit partisipan network melakukan aktivitas
solutio kerja.
ns Tabel perangkat kebijakan pada
kedudukan fungsi dalam governance
Publi networks
c Fase Kedudu Perangkat
kebijakan kan kebijakan
Regula Structu Policy Regul Publi Lead fungsi sebagai
input atau
tory red impleme ate; c- organiz outcome
subsyst throug ntation- partne privat ation
ems h regulatio rship; e Definisi Perangkat
regulat n; privati Pra masalah kebijakan
ions political ze formulasi dipandang
alignme (natio kebijakan sebagai
nt nalize) (preenachm masalah
ent) atau
kontribusi
Grant Structu Policy Privati Publi Lead masalah
and red impleme ze; c- organiz
Fase Kedudu Perangkat formualsi kebijakan, kedudukan fungsi
kebijakan kan kebijakan network pada implementasi kebijakan
fungsi sebagai (pelayanan), perangkat kebijakan
input atau adalah sebagai input. Maka kontrak
outcome
kerja dan Keputusan Bupati Gresik
(input) merupakan input untuk mengatur
network. Segala peraturan yang tertera
Desain Perangkat dalam perangkat kebijakan menjadi
dan kebijakan dasar bagi para partisipan network
rencana adalah dalam melakukan pekerjaannya.
kebijaka desain/ranc Perencanaan dan pemilihan perangkat
n angan kebijakan dapat menjadi outcome yang
kebijakan diharapkan dari sebuah governance
(output)
networks. Penilaian menggunakan
Koordin Perangkat
perangkat Permenpan 7 th 2010 dan 38
asi kebijakan th 2012 tentang Pedoman Penilaian
Pasca
formulasi kebijaka mengatur Kinerja Unit Pelayanan Publik serta
kebijakan n network UU no. 25 th 2009 tentang Pelayanan
(postenach (input) Publik merupakan perangkat
ment) pendukung mewujudkan outcome
Impleme Regulasi Governance Networks.
ntasi mengatur 4. Strategi administrative
kebijaka network Strategi koordinasi dalam
n (input) governance networks menurut Koliba,
(regulasi
2011:201 adalah Oversight and
)
Impleme Hibah dan
mandating (a); Providing resources
ntasi kontrak (b); Negotiation and bargaining (c);
kebijaka kerja Facilitation (d); Participatory
n mengatur governance/civic engagement (e);
(pelayan network Brokering; boundary spanning (f);
an) (input) Systems thinking (g);
Melalui interdependensi,
Evaluasi Perangkat network mengkoordinasikan strategi
/monitor kebijakan para aktor dengan tujuan dan preferensi
ing adalah
yang berbeda berkaitan dengan
kebijaka subjek
n untuk masalah atau ukuran kebijakan tertentu
evaluasi yang ada dalam relasi antaorganisasi
(output) network (Klijn, dan Koppenjan 1997
dalam Koliba, 2011:196).
Persetuj Perangkat Aktor berkoordinasi secara
Pre- and uan kebijakan optimal untuk dapat mengakses
postenachm politik (yang berbagai alat administratif dan strategi
ent terlaksana yang terdapat dalam network. Kedua
maupun
belah pihak terlibat dan dapat
yang tidak
terlaksana) mengakses seluruh informasi dan
adalah kewenangan yang diberikan pada
output masing-masing pihak tanpa adanya
intervensi. Sehingga network dapat
berjalan dengan baik. Interdependensi
Sumber : Koliba, 2011:133 antaraktor dalam network untuk
berkoordinasi sesuai dengan strategi
Kontrak perjanjian yang adminsitratif dimanfaatkan secara
disepakati melalui mekanisme PL optimal. Kedua belah pihak bersama-
(SPK Nomor 027/230/437.31/2014) sama mensukseskan penyelenggaraan
adalah dasar SAGAF dalam melakukan SGA hingga tercapainya tujuan utama
aktivitas kerja. . Sedangkan Pemerintah yakni peningkatan kualiats pelayanan
Kabupaten Gresik melalui perwakilan publik tingkat desa. Sehingga
Ortala, dasar melaksanakan tugas akuntabilitas demokratik dan
adalah Keputusan Bupati Gresik nomor asministratif tetap berada pada
065 tahun 2014. Sesuai dengan yang konfigurasi Governance Networks.
dinyatakan Koliba (2011:133) pasca 5. Struktur Akuntabilitas
Untuk memastikan akuntabilitas tetap sosial resmi yang
berada pada konfigurasi Governance Networks, terorganisir.
selain menggunakan strategi administratif, Tabel Kerangka Akuntabilitas Governance
diperlukan kerangka akuntabilitas untuk Networks
mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan
dan memasukkannya kembali dalam proses
pengambilan keputusan sebagai feedback seprti Accou Accou To Streng Explic Implic
yang dinyatakan Koliba (2011:226). Koliba ntabili ntabili whom ht of it it
(2011:243) juga menyatakan bahwa setiap ty ty Is Accou Stand Norms
partisipan network memiliki karakteristik dan Frame Type Accou ntabili arts
peran tertentu. Maka setiap partisipan network nt ty Ties
memiliki kerangka akuntabilitas tersendiri, baik Rende
pada network ataupun pada konstituen tertentu. red ?
Koliba membagi struktur akuntabilitas
governance netwoks dalam tiga kerangka Democ Elected Electe Strong Laws; Repres
(Koliba, 2011:246-249) : ratic represe d (weake statues entatio
a) Democratic frame : ntative officia r when ; n of
Tergantung pada peran ls “lame regulat collecti
administrator publik dan duck”) ions ve
pejabat terpilih, serta interest
kemudahan masyarakat ; policy
dalam mengakses goals
manfaat dari output dan
outcome sebuah aktivitas Citizen Citize Weak Maxi Deliber
network. Erat dengan ns (strong mum ation;
akuntabilitas politik er feasibl consen
dimana pejabat terpilih during e sus;
diberdayakan sebagai electio partici majorit
anggota legislatif atau ns) pation; y rule
eksekutif dalam sunshi
demokrasi pemerintah. ne
b) Market frame : Dapat laws;
dipahami dengan deliber
membedakan antara ative
modal dan produksi forum
pasar. Dibagi menjadi s
dua, yaitu akuntabilitas
pemegang saham dan Legal Courts Strong Laws; Preced
akuntabilitas konsumen. statues ence;
c) Administrative frame : ; reasona
Dapat dilihat dari contra bleness
hubungan vertikal dan cts ; due
horizontal dalam process
birokrasi hierarki dan ;
pengaturan kolaborasi substan
yang lebih datar. Meliputi tive
pelaksanaan kebijakan rights
dan keputusan yang
diarahkan pada hubungan Market Shareh Shareh Strong Profit; Efficie
para aktor berdasarkan older/ older/ perfor ncy
otoritas posisi mereka owner owner mance
dalam organisasi, s measu
berinteraksi satu sama res
lain untuk mencapai
tujuan bersama. kerangka Consu Consu Weak Consu Afford
administrasi berfokus mer mers mer ably;
pada proses, prosedur, law; quality
dan praktek-praktek yang produc ;
digunakan dalam t satisfac
administrasi dan perfor tion
pengelolahan jaringan
Laporan tersebut berisikan keseluruhan
Accou Accou To Streng Explic Implic laporan kegiatan selama
ntabili ntabili whom ht of it it penyelenggaraan SGA. Penilaian
ty ty Is Accou Stand Norms terhadap pemenang hingga akhirnya
Frame Type Accou ntabili arts menetapkan para pemenang SGA.
nt ty Ties Dilampirkan juga modul instrumen
Rende penilaian yang digunakan dalam
red ? melaksanakan penilaian. Sedangkan
mance pertanggungjawaban anggaran,
measu dilaporkan secara terpisah dalam
res laporan anggaran SKPD.
Sebagai professional, SAGAF
Admini Bureau Princi strong Perfor Defere memiliki ketentuan tersendiri dalam
strative cratic pals; mance nce to mempertanggungjawabkan
superv measu positio pekerjaannya. Para surveyor yang
isors; res; nal merupakan profesional,
bosses admini authori mempertanggungjawabkan terhadap
strativ ty; expert dalam hal ini pimpinan survey
e unity atau direktur utama SAGAF.
proced of Bagaimana pekerjaan dilakukan
ures; comma berdasarkan kode etik dan kinerja
organi nd; profesionalitas berdasarkan metodelogi
zation span of yang digunakan. Kompetensi dalam
al control melakukan pekerjaan, hingga akhirnya
charts menghasilkan laporan akhir
penyelesaian pekerjaan terhadap
Profess Expert Weak Code Profess Pemerintah Kabupaten Gresik sebagai
ional ; (strong of ional hasil pekerjaan.
profes er ethics; norms; Kedua belah pihak, dimana
sionals when licens experti merupakan mitra dalam network,
capacit ure; se; memiliki kewajiban untuk
y to perfor compet mempertanggungjawabkan pekerjaan
revoke mance ence masing-masing. Sesuai dengan kontrak
licence standa perjanjian yang disepakati bersama,
s rds SAGAF memiliki kewajiban untuk
exists) melaporkan pekerjaannya terhadap
Pemerintah Kabupaten Gresik. Hal
collabo Collab weak Writte Trust; tersebut sebagai bahan laporan
rative orators n recipro penyusunan laporan akhir Bagian
; agree city; Ortala untuk
peers; ments; durabil mempertanggungjawabkan
partne decisi ity of Penyelenggaraan SGA kepada
rs on- relation Sekretariat Daerah dan Bupati Gresik.
makin ships Laporan SAGAF berisi laporan seluruh
g kegiatan penilaian yang dilakukan
proced selama masa penyelenggaraan SGA.
ures; Berikut temuan-temuan yang dapat
negoti menjadi bahan rekomendasi untuk
ation Pemerintah Desa melakukan perbaikan
regime dan peningkatan kualitas pelayanan
s publik. Laporan berdasarkan ketentuan
kontrak perjanjian untuk memenuhi
kewajiban SAGAF dalam
Sumber : Koliba, 2011:244
menyelesaikan pekerjaan. Laporan
tersebut juga dapat menjadi bahan
penguat kepercayaan dan daya tahan
Bagian Ortala membuat
relasi network yang terjalin untuk
laporan akhir untuk diserahkan kepada
memperbaiki relasi network
Sekretariat Daerah dan Bupati sebagai
kedepannyna.
bentuk pertanggungjawabannya
6. Sistem Manajemen Kinerja
terhadap penyelenggaraan SGA.
Sistem manajemen kinerja mencapai tujuan yang telah ditentukan
diperlukan untuk dapat menunjang bersama.
keseluruhan kerja network berjalan Standar kinerja terukur
dengan baik serta menciptakan berdasarkan atas tugas dan kewajiban
akuntabilitas yang lebih baik dalam yang harus dipenuhi oleh masing-
organisasi maupun network. Hal masing pihak dalam network. Melalui
tersebut merupakan monitoring hasil akhir yang akan digunakan
terhadap kinerja aktor dalam network sebagai bahan pertimbangan penentuan
pada keseluruhan rangkaian program. pemenang SGA, kedua belah pihak
Bagaimana rangkaian informasi dapat dapat mempertanggungjawabkan
diterjemahkan menjadi kategori penilaian tersebut, maka pekerjaan
informasi sesuai dengan kepentingan sudah terselesaikan. Mengingat
network. Seperti pada penentuan tujuan masing-masing pihak tidak boleh
strategis, langkah-langkah kinerja, dan melakukan intervensi terhadap satu
target. Sehingga tindakan kolektif sama lain dalam melaksanakan
dapat terpandu secara terarah untuk pekerjaan. Kedua belah pihak bebas
menentukan alur kerja network. melaksanakan pekerjaan tanpa harus
Dengan begitu, keseluruhan rangkaian ada intervensi dari pihak lain.
program dapat berjalan dengan baik. Keduanya menyelenggarakan penilaian
Komponen penting dari suatu sendiri sesuai dengan mekanisme
manajemen kinerja adalah penunjang masing-masing. Pertanggungjawaban
sebuah network untuk dapat terhadap otoritas yang lebih tinggi juga
memastikan bahwa keseluruhan menjadi poin terukurnya standar
program berjalan dengan baik. Seperti kinerja. SGA berhasil diselenggarakan
yang dinyatakan Koliba (2011:266) dengan baik dan ekspektasi akan tujuan
analisis komponen penting dalam akhir dapat menjadi outcome
sistem manajemen kinerja harus Governance Networks.
digunakan oleh para pembuat Ketersediaan dan aksesibilitas
kebijakan dan pengambil keputusan data sangat mempengaruhi kerja
untuk memandu tindakan kolektif. network. Walaupun partisipan bekerja
Maka penyelenggaraan SGA juga tidak masing-masing tanpa adanya intervensi
terlepas dari sistem manajemen kinerja pihak lain, data dan aliran informasi
para partisipan network dalam harus tersedia dan dapat diakses oleh
memastikan bahwa keseluruhan seluruh partisipan network. Dalam
rangkaian program SGA terselenggara penyelenggaraan SGA, baik
dengan baik. Pemerintah Kabupaten Gresik maupun
Koponen dalam system SAGAF dapat mengakses segala
manajemen kinerja menurut Koliba informasi dan data yang terdapat
(2011:266) : sekitar kebutuhan penyelenggaraan
a) Kejelasan tujuan SGA. Rapat koordinasi yang dilakukan
b) Terukurnya standar selama penyelenggaraan SGA, bahkan
kinerja pembicaraan tidak terstruktur
c) Ketersediaan dan memastikan ketersediaan data serta
aksesibilitas data aksesibilitasnya untuk seluruh
d) Pemanfaatan data untuk partisipan network. Temuan-temuan di
memandu pengambilan lapangan juga diinformasikan sebagai
keputusan dan tindakan bahan feedback bagi pemerintah desa
melakukan perbaikan dan peningkatan
Kejelasan tujuan merupakan kualitas pelayanan publik.
komponen penting untuk dapat Data yang tersedia
memastikan program akan terarah dimanfaatkan untuk memandu
sesuai dengan tujuan yang ingin pengambilan keputusan. Melalui
dicapai. Pada penyelenggaraan SGA, mekanisme masing-masing pihak
kedua belah pihak baik Pemerintah dalam melakukan penilaian, hasil
Kabupaten Gresik dan SAGAF keduanya akan disatukan sebagai
menetapkan arah tujuan akhir pada bahan pertimbangan penentuan
peningkatan kualitas pelayanan publik pemenang SGA. Data awal adalah hasil
di tingkat desa. Kedua belah pihak penilaian dan usulan camat mengenai
memahami akan tujuan akhir tersebut, desa-desa yang berkesempatan untuk
sehingga alur kerja network dalam menjadi calon nominator SGA. Setelah
penyelenggaran SGA adalah untuk melakukan penilaian langsung ke desa-
desa, data yang merupakan hasil dimiliki masing-masing disatukan dalam
penilaian kedua belah pihak akan kemampuan network untuk mencapai
disatukan dan dilakukan penjumlahan tujuan. Penggabungan modal dalam
seta perhitungan sedemikian rupa network dapat meningkatkan nilai
untuk kemudian mendapatkan hasil maksimum ketercapaian tujuan
ranking pemenang SGA. Penetapan dibandingkan dengan masing-masing pihak
pemenang SGA ditetapkan berdasarkan bekerja sendiri menggunakan modal yang
hasil penilaian yang sudah dimilikinya sendiri.
dijumlahkan. Didapatkan pemenang
SGA merupakan kerja network yang b. Variabel Model Ikatan, model ikatan yang
terselesaikan dalam penyelenggaraan terbentuk terstruktur berdasarkan kontrak
SGA. perjanjian dan menempatkan Pemerintah
Komponen-komponen penting Kabupaten Gresik sebagai pihak yang
dalam suatu sistem manajemen kinerja mengambil alih pimpinan network (lead
tersebut terdapat pada partisipan organization). Network berkedudukan
network selama penyelenggaraan SGA. sebagai implementasi pelayanan publik
Partisipan network melakukan dimana network berfungsi untuk
manajemen kerja yang terstruktur menyediakan pelayanan publik. Hal tersebut
sistematis dalam memastikan bahwa memunculkan formasi partnership dalam
keseluruhan rangkaian program SGA relasi keduanya, dimana kedua belah pihak
terselenggara dengan baik. Sehingga adalah mitra kerja yang bebas melakukan
panduan untuk mengambil keputusan pekerjannya tanpa intervensi, akan tetapi
terarah dengan baik sesuai dengan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
tujuan akhir yang ingin dicapai. telah disepakati dalam kontrak perjanjian.
Relasi yang terjalin dalam
perspektif Governance Networks c. Variabel Perangkat Kabijakan, kontrak
merupakan komponen untuk perjanjian dan keputusan Bupati merupakan
mengupayakan agar network dapat input dalam network yang menjadi dasar
berjalan dengan baik. Pengetahuan bagi kedua belah pihak melakukan
struktural yang diungkapkan Koliba pekerjaannya. Perangkat kebijakan tersebut
membantu untuk memahami dan menentukan bagaimana kewenangan di
mendeskripsikan data dan informasi distribusikan, dan pada saat tertentu,
yang diperoleh selama penelitian. bagaimana sumber daya di distribusikan.
Semua variabel yang Perangkat kebijakan yang digunakan kedua
diungkapkan Koliba dapat dijelaskan belah pihak untuk menjadi acuan dalam
oleh relasi antara Pemerintah melakukan pekerjaan merupakan outcome
Kabupaten Gresik dan SAGAF dalam yang dihasilkan dari Governance Networks
penyelenggaraan SGA. Maka dapat yang terbentuk.
disimpulkan bahwa variabel-variabel
tersebut menjelaskan relasi diantara d. Variabel Strategi Administratif, kedua belah
kedua belah pihak berjalan dengan baik pihak berkoordinasi optimal untuk terlibat
sehingga network yang dibentuk dapat dan dapat mengakses seluruh informasi dan
berjalan dengan baik pula. Didukung kewenangan yang diberikan pada masing-
oleh keberhasilan penyelenggaraan masing pihak tanpa adanya intervensi.
SGA dan ketercapaian tujuan Interdependensi kedua belah pihak untuk
pembentukan network. Yaitu upaya berkoordinasi sesuai dengan strategi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan adminsitratif dimanfaatkan secara optimal.
publik tingkat desa.
e. Variabel Akuntabilitas,
SIMPULAN pertanggungjawaban berupa laporan akhir
Relasi Pemerintah Kabupaten Gresik kepada network dan otoritas yang lebih
dan The Sunan Giri Foundation dalam tinggi dari kedua belah pihak sesuai dengan
penyelenggaraan SGA berdasarkan perspektif ketentuan kontrak perjanjian. Laporan
Governance Networks tersebut juga dapat menjadi bahan penguat
kepercayaan dan daya tahan relasi network
a. Variabel modal, masing-masing pihak yang terjalin untuk memperbaiki relasi
memiliki modal yang menjadi kebutuhan network kedepannya.
network. Modal tersebut dapat memenuhi
kebutuhan untuk dibentuknya network dan f. Variabel Sistem Manajemen Kinerja, kedua
menjalankan kerja network sesuai dengan belah pihak melakukan manajemen kerja
orientasi pencapaian tujuan. Modal yang
yang terstruktur sistematis dalam Pencaharian di Aceh – Nias tahun 2005-2009
memastikan bahwa keseluruhan rangkaian (Proyek Green Coast). Skripsi tidak diterbitkan.
program network, yakni SGA terselenggara Jakarta: Universitas Indonesia
dengan baik. Alur kerja menjadi terarah
sesuai dengan orientasi pencapaian tujuan. Osborne, Stephen P. (ED) 2010. The New Public
Governance ?. New York: Routledge
Relasi kedua aktor dalam penyelenggaraan
SGA merepresentasikan relasi dalam Governance Pollit, Christopher and Bonckaert, Geert. 2011. Public
Networks . Dimana Governance Networks sendiri Management Reform. New York: Oxford
merupakan model pemerintahan yang merujuk pada University Press
sifat horizontal dan kesetaraan dalam negosiasi Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
regulasi yang mengatur hubungan bersama oleh lebih dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dari satu aktor yang berinterdependensi satu sama
lain dan berkemampuan untuk self-organizing atau Thoha, 2012. Birokrasi Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo
self-governing dalam mewujudkan tujuan publik Persada
bersama. relasi tersebut berjalan dengan baik,
sehingga network berjalan dengan baik. dan pada
akhirnya, Governance Networks dapat diterapkan
dan berhasil mencapai tujuan. Sumber referensi dari Jurnal :

Borgatti, Stephen P. and Halgin, Daniel S. 2011. “On


Network Theory”. Organization Science Article in
DAFTAR PUSTAKA Advance, pp. 1-14 ISSN 1047-7039 EISSN 1526-
5455
Sumber referensi dari buku :
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Donaldson, Thomas dan Lee E. Preston. 1995. “The
Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Stakeholder Theory of The Corporation: Concepts,
Cipta Evidence, and Implications. The Academy of
Management Review, Vol.20, No. 1, pp. 65-91
Bungin, Burhan. 2009. Peenlitian kualitatif: komunikasi,
ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu social Katz, Nancy. 2004. “Network Theory and Small
lainnya. Jakarta: Kencana Groups”. Small Group Research, Vol. 35 No. 3,
june 2004 p. 307-332 oleh Sage Publication
Chalik, Abdul dan SAGAF. 2015. Pelayanan Publik
Tingkat Desa. Perubahan dan Pengalaman Desa- Keast, Robyn and Mandell, Myrna and Brown, Kerry and
desa di Kabupaten Gresik. Gresik:SAGAF dan Woolcock, Geoffery. 2004 “Network Structures:
Bagian Ortala Setda Kabupaten Gresik Working Differently And Changing Expectations”.
Public Administration Review 64(3):pp. 363-371.
Frederickson, H. George. 1997. The Spirit of Public
Administration. California:Jossey-Bass Klijn, EH. 1999. “Policy Networks; An Overview” dalam
Kickert and Koppenjan (ed) Managing Complex
Goldsmith, Stephen and Eggers, William D. 2004. Network; Strategies for Public Sector: A
Governing by Network. Washington DC: theoretical study of Managemnt strategies in
Brookings Institusion Press policy network. Public Administration volume 73,
Gustia, Anindia. 2014. Pola Relasi Kuasa antara Negara, Issue 3, pages 437-454, September 1995
NGO, dan Masyarakat dalam Pos Pemberdayaan
Keluarga (posdaya) untuk Mengatasi Kemiskinan. Lay, Cornelis dan Maudi, Wawan. 2005. “Perkembangan
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universistas Kajian Ilmu Pemerintahan”. Jurnal Ilmu Sosial
Gajah Mada. dan Ilmu Politik. Volume 9, Nomor 2, November
2005 (225-240)
Koliba, Christopher; Jack W. Meek; Asim Zia. 2011.
Governnace Networks in Public Administration Martinez, Laia. 2011. “Governance Networks as
and Public Policy. Boca Raton (USA): CRC press Collaborative platforms for Innovation in the
Public Sector. Network Governnace: Theories,
Miles, Jefrey A. 2012. Management and Organizational Methods, and practice. RUC October 2011 p. 1-13
Theory. New York: John Wiley & Sons
Nike Qisthiarini, Nike. 2012. NGO dan Suatainable Rahardja, Sam’un Jaja. 2009. “Paradigma Governance
Development: Peran Wetlands International – dalam Penerapan Manajemen kebijakan Sektor
Indonesia Programme dalam Merehabilitasi Publik pada Pengelolahan Sungai”. Bisnis dan
Ekosistem Pesisir dan Mengembangkan Mata Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi Volume 16, Nomor 2, Mei-Agustus
2009. Hal 82-86
Resi, Andrianus. 2009. “Interaksi Birokrasi Pemerintah
dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam
Pembangunan pada pemberdayaan masyarakat
pesisir di Muncar Banyuwangi”. Jurnal Wacana
Vol. 10 No. 1 Januari 2009

Media Online :
http://gresikkab.go.id/

http://megapolitan.kompas.com/read/2009/10/26/144540
41/kartika.soekarno.luncurkan.taman.posyandu
http://www.sagafgresik.com/

http://www.kartikasoekarnofoundation.org

Lain-Lain :

Assesment dan Survey Kualitas Pelayanan Publik


Tingkat Desa dan Kelurahan di Kabupaten Gresik
Tahun 2014

Dokumen Kontrak Perjanjian Jasa Konsultasi Survey


Pelayanan Publik tahun 2014

Keputusan Bupati Gresik nomor 065 tahun 2011 tentang


pembentukan tim fasilitasi The Sunan Giri Awards

Laporan Akhir Kegiatan Kompetisi Pelayanan Publik


oleh Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik tahun 2014

Sagafnews, vol 1 september 2014.

You might also like