You are on page 1of 11

Gesty Ernestivita 118

ANALISIS EFEKTIVITAS TAGLINE IKLAN TELEVISI MINUMAN RINGAN


TEH BOTOL SOSRO VERSI “APAPUN MAKANANNYA MINUMNYA TEH
BOTOL SOSRO” DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER
RESPONSE INDEX (CRI)

abstract
In 2000, The SOSRO tea bottle replace its tagline with the tagline
"Whatever food, drinking tea SOSRO Bottle". Tagline is still used
today and is still attached in Indonesian societies’ memory. The kind of
research is descriptive data analysis techniques and data analysis
techniques descriptive cross tabulation (crosstabs). Data obtained from
the questionnaires are translated descriptively using models and
analysis tools according to indicators of the effectiveness of advertising
messages, those are: awareness, comprehend, interests, intentions, and
actions in the Customer Response Index (CRI). Furthermore, cross-
tabulations (crosstabs) used to view the data and explain the findings
linkage data. The population in this study were all students of the
Faculty of Economics, University Nusantara PGRI Kediri as many as
2003 students. The sampling technique is purposive sampling and
obtained a sample of 100 students. The result showed that the
performance effectiveness of the tagline given by SOSRO Bottle Tea
Company has exceeded the average value of consumer expectations.
CRI results at each stage of response in this study, showed that all
stages of the response value is nearly 100%. It can be concluded that
the tagline is a positive effect, namely to get conscious consumers that
are interested in making a purchase.
Keywords: Effectiveness, Advertising, Customer Response Index
(CRI)

abstrak
Pada tahun 2000 Teh Botol SOSRO mengganti tagline nya dengan
“Apapun makanannya, minumnya Teh Botol SOSRO”. Tagline tersebut
masih digunakan hingga sekarang dan masih melekat diingatan
masyarakat Indonesia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
teknik analisa data teknik analisis data deskriptif dan tabulasi silang
Writer: (crosstabs). Data yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner
Gesty Ernestivita dijabarkan secara deskriptif menggunakan model dan alat analisis
sesuai dengan indikator efektivitas pesan iklan, yaitu awareness,
Correspondence: comprehend, interest, intentions, dan action dalam Customer Response
gesty@unpkediri.ac.id Index (CRI). Selanjutnya, tabulasi silang (crosstabs) digunakan untuk
melihat keterkaitan data dan menjelaskan temuan data. Populasi dalam
Institution: penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Universitas Nusantara PGRI Nusantara PGRI Kediri yaitu sebanyak 2003 mahasiswa. Pengambilan
Kediri sample adalah dengan menggunakan purposive sampling dan
didapatkan sample sejumlah 100 mahasiswa. Dari hasil penelitian
EKSIS diketahui bahwa kinerja efektivitas tagline yang diberikan oleh
Vol XI No 2, 2016 Perusahaan Teh Botol SOSRO telah melebihi nilai rata-rata harapan
konsumen. Hasil CRI di tiap tahap respon dalam penelitian ini,
ISSN: menunjukkan bahwa semua nilai tahap respon berada hampir mencapai
1907-7513 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tagline memberikan efek yang
positif yaitu mendapatkan kesadaran konsumennya sehingga tertarik
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/
melakukan pembelian.
Kata Kunci: Efektivitas, Iklan, Customer Response Index (CRI)

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 141

A. PENDAHULUAN cara untuk mendongkrakatau


Telivisi merupakan salah satu meningkatkan penjualan oleh kebayakan
media komunikasi massa yang tidak pengusaha yang mempunyai anggaran
hanya memberikan hiburan kepada besar untuk kegiatan promosi (Subagyo,
masyarakat, namun juga sebagai media 2010). Dari berbagai jenis iklan yang tak
yang berperan dalam menyebarkan henti-hentinya beredar di media massa,
informasi. Telivisi juga merupakan media efektivitas pesan iklan menjadi hal
massa audiovisual yang memiliki penting untuk dikaji dari masa ke masa,
kekuatan pada dua sisi, yaitu sisi suara terutama untuk iklan yang dikategorikan
dan visual. Keunggulan tersebut memiliki daya beda responsi dari
membuat media televisi memiliki penikmatnya. “Iklan yang baik dan
kekuatan informatif persuatif yang lebih efektif mengandung pesan ideal yang
tinggi dibandingkan media komunikasi dapat menarik perhatian, menimbulkan
lainnya seperti media cetak atau radio. rasa ingin tahu lebih lanjut, menimbulkan
Hampir seluruh masyarakat keinginan, dan merangsang tindakan
Indonesia memiliki televisi di rumah, nyata” (Kotler & Keller, 2009).
sehingga media telivisi dikatakan media Berorientasi dari definisi standar
yang paling efektif untuk menyebarkan periklanan, terdapat enam elemen sebagai
informasi. Hal ini dimaanfaatkan oleh karakteristik. Pertama, periklanan adalah
para pemilik perusahaan yang bentuk informasi atau komunikasi yang
membutuhkan media promosi. Media dibayar, walaupun beberapa bentuk
promosi televisi dikemas dalam bentuk periklanan seperti iklan layanan
iklan. Secara ringkas iklan dapat masyarakat, biasanya menggunakan
diartikan sebagai pesan yang ruang khusus secara gratis ataupun
menawarkan produk yang ditujukan apabila membayar dalam jumlah sedikit.
kepada masyarakat melalui suatu media. Kedua, selain pesan yang disampaikan
Menurut Kotler & Keller yang harus dibayar, dalam iklan juga terjadi
dialihbahasakan oleh Benyamin (2007), proses identifikasi sponsor. Ketiga, iklan
iklan adalah segala bentuk presentasi bukan hanya menampilkan pesan
nonpribadi dan promosi gagasan, barang, mengenai kehebatan produk yang
atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus ditawarkan, tapi juga sekaligus
dibayar. Sedangkan menurut Machfoedz menyampaikan pesan agar konsumen
(2010), “iklan adalah segala bentuk sadar mengenai perusahaan yang
penyajian informasi dan promosi secara menghasilkan produk. Dengan demikian,
tidak langsung yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sering
sponsor untuk menawarkan ide, barang mendengarkan atau melihat iklan yang
atau jasa”. menawarkan produk sekaligus
Setiap hari masyarakat Indonesia produsennya. Tujuan utama sebagian
menikmati puluhan tampilan iklan, baik besar iklan adalah untuk membujuk atau
di televisi, radio, surat kabar, majalah mempengaruhi konsumen agar
atau media yang lainnya. Ada iklan yang melakukan sesuatu. Upaya membujuk
menarik, kurang menarik atau bahkan dan mempengaruhi konsumen merupakan
sama sekali tidak menarik. Sebagai elemen ketiga dalam definisi periklanan.
dampaknya jika iklan tersebut tidak Keempat, periklanan memerlukan media
menarik, maka penikmat iklan tidak massa sebagai media penyampai pesan.
pernah ingat lagi pada ilustrasi dan isi Media massa merupakan sarana untuk
iklan. Realitanya iklan dipercayai sebagai menyampaikan pesan kepada audiens

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 142

sasaran. Penggunaan media massa tempat, apalagi jika disajikan dingin


menjadikan periklanan mempunyai sifat lebih memberikan kesegaran. Teh Botol
bukan pribadi (nonpersonal). Sifat SOSRO menjadi satu-satunya produk
nonpersonal merupakan elemen kelima minuman ringan teh yang dikemas dalam
dalam definisi perikalanan. Elemen botol. SOSRO mulai dikenal oleh
keenam adalah audiens. Dalam konumen, karena tagline yang
merancang iklan harus jelas segmen dan digunakan cukup persuasif. Selanjutnya
target pesan yang dituju. Tanpa pada tahun 1985, tagline SOSRO berubah
identifikasi audiens yang jelas, pesan menjadi “Hari-hari teh botol”. Perubahan
yang disampaikan dalam iklan tidak akan ini disertai dengan munculnya jingle
efektif (Subagyo, 2010) “Hari-hari panas, hari -hari dingin, hari -
Iklan disajikan sebagai jeda acara- hari teh botol”. Pada saat itu perubahan
acara yang ditayangkan oleh stasiun ini pada dasarnya dilakukan untuk
televisi, dirancang semirip-miripnya bersaing dengan kompetitor barunya
dengan tren-tren atau fenomena yang ada yaitu Teh Cap Botol yang sedang laris.
di masyarakat. Untuk memberikan efek Perubahan tagline ini tak disangka
persuasif yang lebih tinggi, beberapa ternyata bisa membawa Teh Botol Sosoro
iklan menggunakan catch phrase yang menjadi market leader mengalahkan
dituturkan oleh para bintang iklan untuk kompetitornya. Penggunaan jingle
menciptakan konsumen lebih mudah terbaru tersebut disertai dengan
mengenali, menghafal, dan meningkatkan meledaknya permintaan Teh Botol
minat beli produk yang dipasarkan. SOSRO dan awareness iklannya semakin
PT Sinar SOSRO adalah salah satu tinggi. Survei yang dilakukan oleh PT
perusahaan minuman ringan yang Surindo Utama pada bulan Januari 1996
distribusinya cukup besar di Indonesia. memperlihatkan bahwa product awarness
Hal ini tidak lepas dari giatnya promosi Teh Botol SOSRO mencapai 93% dan
yang dilakukan oleh PT Sinar SOSRO. ketika responden diwawancara mengenai
Salah satu produk PT Sinar SOSRO yang versi iklan yang paling diingat,
paling dikenal oleh masyarakat responden menjawab versi terbaru day to
Indonesia, bahkan sampai ke day yang paling diingat. Dengan
mancanegara adalah teh botol dengan bertambahnya lagi kompetitor minuman
nama produk Teh Botol SOSRO. Teh ringan teh seperti PT Coca Cola
Botol SOSRO adalah salah satu produk Company yang mengeluarkan produk
yang iklannya memiliki tagline atau frestea, secara perlahan merebut pangsa
catch phrase yang cukup menarik. pasar SOSRO. Hal ini mendorong pihak
Proses komunikasi yang dilakukan PT Sinar SOSRO untuk memikirkan
oleh PT Sinar SOSRO dimulai pada tahun strategi terbaik untuk mempertahankan
1975. SOSRO memperkenalkan tagline produknya bertahan di pasaran. Pada
pertamanya yaitu “pelepas dahaga asli”. tahun 2000 Teh Botol SOSRO mengganti
Tagline ini berhasil menarik konsumen tagline nya dengan “Apapun
baru teh botol, sebagai alternatif pelepas makanannya, minumnya Teh Botol
dahaga dengan sasaran pasar saat itu SOSRO”. Tagline tersebut masih
adalah orang yang sedang melakukan digunakan hingga sekarang dan masih
perjalaan, seperti sopir atau pejalan kaki. melekat diingatan masyarakat Indonesia.
Konsep yang ditawarkan SOSRO Tagline baru Teh Botol SOSRO ini
memberikan kemudahan dan fleksibilitas membuat image baru terhadap brandnya.
kepada konsumen. Teh botol SOSRO Efek persuasif dari tagline iklan ini
dapat diminum pada berbagai waktu dan

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 143

cukup melekat baik di masyarakat company minuman ringan di Indonesia.


Indonesia. Dengan latar belakang tersebut, peneliti
Berdasarkan pengamatan merumuskan masalah penelitian adalah
menunjukkan bahwa keberadaan Teh “Bagaimanakah efektivitas pesan iklan
Botol SOSRO selalu tercantum dalam televisi minuman ringan Teh Botol
daftar menu minuman, baik itu di kedai SOSRO versi apapun makanannya
bakso, rumah makan, kantin-kantin di minumnya Teh Botol SOSRO
sekolah maupun kampus. Secara tidak menggunakan metode Customer
langsung tagline tersebut membuat Response Index (CRI) pada mahasiswa
ingatan masyarakat bahwa setelah makan Fakultas Ekonomi UN PGRI Kediri?”.
apapun menunya maka minumannya Berdasarkan rumusan pertanyaan
adalh Teh Botol SOSRO. Tagline yang di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
diluncurkan oleh PT Sinar SOSRO secara menganalisis efektivitas pesan iklan
berkala dari tahun ke tahun bisa dinilai televisi minuman ringan Teh Botol
cukup efektif untuk mengkomunikasikan SOSRO versi “apapun makanannya
produknya. minumnya Teh Botol SOSRO”
Untuk itulah pengukuran menggunakan metode Customer
efektivitas pesan dalam iklan Teh Botol Response Index (CRI) studi pada
SOSRO penting untuk diteliti. Dalam mahasiswa Fakultas Ekonomi UN PGRI
penelitian ini, peneliti memilih Customer Kediri.
Response Index (CRI) sebagai alat Adapun manfaat penelitian ini
analisis. CRI dikembangkan oleh Roger diharapkan dapat memberikan
Best sebagai alat ukur efektivitas iklan sumbangan pemikiran dalam rangka
dengan menggunakan respons-respon pengembangan ilmu marketing terutama
penonton sebagai indikatornya. Elemen- promotion mix dari aspek efektivitas
elemen respon dalam CRI adalah tagline iklan televisi minuman ringan.
awareness (kesadaran), comprehend Hasil penelitian dapat digunakan juga
(pemahaman), interest (ketertarikan), sebagai sumbangan pemikiran bagi
intention (niat), dan action (tindakan). perusahaan dalam rangka
Dalam CRI, kelima respon ini saling penyempurnaan konsep dan
berhubungan dan membentuk tingkatan implementasi dari tagline pada iklan
atau hirarki. Artinya, audiens iklan dalam melalui televisi sebagai upaya
menimbulkan respon adalah dengan meningkatkan efek persuasif lebih tinggi.
melewati tingkat demi tingkat respon
mulai dari awareness sebagai respon B. TINJAUAN PUSTAKA
dasar. Iklan
Persaingan dalam dunia promosi Iklan ialah sebuah bentuk
melalui iklan semakin ketat seiring komunikasi non-personal berbayar dari
dengan semakin kreatifnya iklan yang sebuah sponsor yang teridentifikasi,
dibuat oleh perusahaan-perusahaan menggunakan media massa untuk
kompetitor. Iklan merupakan bentuk mempersuasi atau mempengaruhi audiens
komunikasi pemasaran sebuah (Wells, Burnett, dan Moriarty, 2000).
perusahaan, maka efektivitas iklan perlu Tuckwell (2008) menyatakan bahwa
diusahakan untuk membangun respon iklan merupakan sebuah bentuk
masyarakat sebagai calon customer. komunikasi yang didesain sedemikian
Sebagai perusahaan minuman teh rupa untuk menstimulasi adanya respons
pertama dan tertua di Indonesia, Teh positif dari target market. Iklan
Botol SOSRO berpotensi menjadi leading mengandung pesan yang memiliki

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 144

berbagai unsur untuk mencipatakan suatu 2. Testimonial, teknik ini menggunakan


efek yang utuh bagi audiensnya. Kotler artis sebagai kesaksian setelah
(2003), menyatakan bahwa unsur-unsur menggunakan suatu produk.
dalam sebuah pesan iklan terdiri atas isi 3. Demonstration, periklanan yang
pesan (rasional, emosional, dan moral), memakai teknik ini menggambarkan
struktur pesan (attention, needs, dengan jelas cara suatu produk
satisfaction, vizualization, dan action), bekerja.
format pesan (judul, tagline, kata-kata, 4. Close-ups, teknik yang membantu
warna, video, dan audio), dan sumber gambar lebih hidup dan iklan ini
pesan (keahlian, terpercaya, dan daya biasanya digunakan untuk produk
tarik). Secara sederhana iklan adalah makanan, agar menggambarkan
pesan yang menawarkan suatu produk kelezatan makanan yang ada dan
yang ditujukan kepada masyarakat lewat terlihat lebih indah.
suatu media (Kasali, 2007). 5. Story line, iklan yang menggunakan
Dari beberapa paparan mengenai teknik ini dibuat dalam bentuk
iklan di atas dapat disimpulkan bahwa cerita-cerita yang pendek untuk
iklan adalah semua bentuk presentasi menggambarkan merek yang
non-personal yang dimaksudkan untuk diiklankan.
mempromosikan gagasan, atau 6. Direct product comparison, teknik
memberikan informasi tentang ini membandingkan produk secara
keunggulan dan keuntungan suatu produk langsung dengan pesaingnya.
yang dibiayai pihak sponsor tertentu. 7. Humor, gaya ini termasuk salah satu
Iklan Televisi gaya yang digemari oleh copywritter
Menurut Sandra (2011), iklan maupun konsumen. Namun,
televisi adalah bentuk komunikasi yang sebenenarnya gaya ini mengandung
kompleks yang beroperasi mengejar resiko yang cukup besar apabila
tujuan dan menggunakan strategi untuk penggarapan humornya tidak dibuat
mempengaruhi pikiran, perasaan dan secara hati-hati.
tindakan konsumen. Iklan televisi 8. Slice of life, iklan dengan teknik ini
merupakan jenis komunikasi pemasaran, menggambarkan penggalan
yang merupakan istilah umum yang kehidupan sehari-hari yang dimulai
mengacu kepada semua bentuk teknik dengan adanya masalah, pemecahan
komunikasi audio dan visual yang masalah, dan diakhiri dengan akhir
digunakan pemasar untuk menjangkau yang bahagia.
konsumen dan menyampaikan pesan. 9. Customer interview, iklan dengan
Teknik Visual di Televisi teknik ini berisi wawancara langsung
Menurut Russel dalam Durinato dengan konsumen yang telah
(2003), terdapat 14 teknik yang mengkonsumsi produk yang
digunakan dalam membuat iklan televisi. diiklankan. Biasanya menceritakan
Teknik-teknik itu adalah: pengalaman dan pendapat terhadap
1. Spoken person, suatu teknik dari suatu produk.
seseorang yang langsung berhadapan 10. Vignette and Situations, dalam iklan
dengan kamera yang menampilkan dengan teknik ini digambarkan
pandangan atau pendapat tentang seorang yang sedang menikmati
suatu produk kepada pemirsa suatu produk diiringi dengan musik.
televisi. 11. Animation, animasi dikenal sebagai
gambar kartun. Teknik seperti ini
biasanya menggunakan gambar atau

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 145

tokoh kartun sebagai pengganti metode penelitian Hierarchy of Effects


suasana atau orang. Iklan ini untuk mengukur efektivitas suatu
biasanya ditujukan untuk anak-anak. periklanan kepada para audiens dalam
12. Stop Motion, merupakan rangkaian bentuk persentase jumlah audiens secara
gambar bergerak yang berisikan keseluruhan.
rangkaian cerita bersambung. Menurut Durianto (2003), CRI
13. Rotoscope, teknik ini merupakan hasil perkalian antara angka
menggabungkan teknik animasi Awareness, Comprehend, Interest,
dengan gambar nyata. Intention, dan Action. Diberikan kepada
14. Combination, teknik ini audiens setelah melihat iklan yang
menggabungkan dua atau lebih sedang diteliti berdasarkan indikator
teknik dasar. yang ada dalam CRI. CRI menampilkan
Efektivitas Iklan proses akhir berupa pembelian yang
Menurut Kotler dan Keller (2009), berawal dari muculnya kesadaran akan
iklan yang baik dan efektif mengandung sebuah iklan. Berikut tahapan-tahapan
pesan ideal yang menarik perhatian, Hirarki Respon dalam CRI:
menimbulkan rasa ingin tahu lebih lanjut, 1. Awareness, menciptakan kesadaran
menimbulkan keinginan, dan merangsang pada suatu merek dibenak konsumen.
tindakan nyata. Ditambahkan pula oleh Brand Awareness yang tinggi
Effendy (2002), bahwa efektivitas iklan merupakan kunci pembuka
adalah kondisi sejauh mana pesan iklan tercapainya Brand Equity yang kuat.
yang disampaikan itu dapat menarik 2. Comprehend, pemahaman konsumen
perhatian, dimengerti, dipahami, akan suatu merek. Faktor pendukung
membangkitkan emosi dan dalam tahap pemahaman adalah
menggerakkan sasarannya untuk strategi komunikasi pemasaran dan
memberikan tanggapan yang frekuensi penayangan iklan.
dikehendaki. 3. Interest, ketertarikan konsumen pada
Efektivitas adalah sebuah sains suatu merek, didukung oleh faktor
dalam periklanan. Sebuah iklan dapat insufeccient benefits, high price, dan
dikatakan efektif jika iklan tersebut dapat poor and copy.
menciptakan respons yang diinginkan 4. Intentions, niat konsumen untuk
pada diri audiens, dapat mempengaruhi membeli suatu produk, didukung oleh
orang, memberi dampak dan faktor nilai produk yang bisa dicoba,
menunjukkan hasil yang dapat diukur. atau resiko pemakaian produk.
Efektivitas dapat diukur dari berbagai 5. Action, tindakan membeli yang
aspek, yaitu: 1) Melihat atau mendengar dilakukan konsumen terhadap suatu
persepsi, 2) Merasakan emosi, 3) Percaya produk, didukung dari ketersediaan
persuasi, 4) Bertindak perilaku, 5) dapat membeli produk tersebut.
Terhubung asosiasi, 6) Berpikir kognisi CRI menghasilkan persentase
Dari beberapa penjabaran di atas efektivitas iklan dari berbagai tingkatan.
dapat disimpulkan bahwa efektivitas Berbagai tingkatan efektivitas iklan dapat
iklan memuat pesan yang dapat diukur melalui tahap-tahap CRI. Berikut
menimbulkan efek mulai dari perhatian, adalah tahapan-tahapan CRI beserta
pemahaman, emposi, sampai dengan metode penghitungan persentasenya
tindakan nyata. (Best, 2012):
Customer Response Index (CRI) 1. Unawareness
Customer Response Index (CRI), 2. No Comprehend = Awareness x No
merupakan dasar dalam pengembangan Comprehend

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 146

3. No Interest = Awareness x 5. No Action = Awareness x Comprehend


Comprehend x No Interest x Interest x Intentions x No Action
4. No Intentions = Awareness x 6. Action = Awareness x Comprehend x
Comprehend x Interest x No Intentions Interest x Intentions x Action

Gambar 1: Model Customer Response Index (Best, 2012)

C. METODE PENELITIAN 1. Mahasiswa Program Studi


Populasi dan Sampel Penelitian Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Menurut Sugiyono (2012: 115), Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Populasi adalah wilayah generalisasi 2. Mahasiswa FE UNP yang telah
yang terdiri atas obyek atau subyek yang menempuh mata kuliah Manajemen
mempunyai kualitas dan karakteristik Pemasaran.
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti 3. Mahasiswa pernah mendengar dan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik melihat tagline iklan minuman ringan
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini teh botol SOSRO “Apapun
adalah seluruh mahasiswa Fakultas Makanannya Minumnya Teh Botol
Ekonomi Universitas Nusantara PGRI SOSRO” di televisi.
Kediri yaitu sebanyak 2003 mahasiswa. 4. Mahasiswa yang pernah mengonsumsi
Sampel menurut Sugiyono (2010: minuman ringan Teh Botol SOSRO
116), adalah bagian dari jumlah dan Penentuan besar sampel menggunakan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi, rumus Slovin (Sanusi, 2011:101), yaitu :
sehingga semua anggota populasi tidak
menjadi obyek penelitian.
Penentuan jumlah sampel Dimana:
penelitian menggunakan teknik n = ukuran sampel
Purposive Random Sampling atau disebut N = ukuran populasi
juga pengambilan sampel bertujuan yaitu α = toleransi ketidaktelitian (dalam
cara penarikan sampel dengan memilih persen) = 5%
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang Dengan menggunakan toleransi
ditetapkan peneliti (Arikunto ,2006: 139). ketidaktelitian 5%, maka besaran sampel
Adapun yang dijadikan kriteria dapat dihitung sebagai-berikut:
penentuan sampel dalam penelitian ini
sebagai berikut:

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 147

Tabel 1: Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel

No. Angkatan Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 2012 235

2 2013 284

3 2014 326

TOTAL 845 100


Sumber: BAK UN PGRI Kediri 2015 (diolah)
Metode Analisis D. HASIL PENELITIAN DAN
Dalam penelitian ini digunakan PEMBAHASAN
teknik analisis data deskriptif dan Berdasarkan dari hasil tabulasi data
tabulasi silang (crosstabs). Data yang jawaban responden, diperoleh nilai rata –
didapat dari hasil penyebaran kuisioner rata kinerja yang lebih tinggi dari
dijabarkan secara deskriptif harapan yang ditentukan awal
menggunakan model dan alat analisis perusahaan. Berikut tabel skor jawaban
sesuai dengan indikator efektivitas pesan masing – masing indicator efektivitas
iklan, yaitu awareness, comprehend, tagline dari indicator CRI yang meliputi
interest, intentions, dan action dalam awareness , comprehend, interest,
Customer Response Index (CRI). intentions, dan actions yang dianalisis
Selanjutnya, tabulasi silang (crosstabs) dengan menggunakan SPSS versi 23:
digunakan untuk melihat keterkaitan data
dan menjelaskan temuan data.
Tabel 2: Kinerja dan Harapan
N Mean Std Deviation
Kinerja Harapan Kinerja Harapan Kinerja Harapan
Awareness 100 100 7.08 6.36 0.895 0.668
Comprehend 100 100 7.23 6.61 0.808 0.632
Interest 100 100 7.18 6.65 0.895 0.645
Intentions 100 100 7.44 6.25 0.808 0.621
Actions 100 100 7.32 6.13 0.863 0.653
Sumber : Data primer diolah (2016)
Berdasarkan hasil perhitungan Efektivitas Tagline Teh Botol SOSRO
diatas diperoleh bahwa nilai rata-rata dengan Customer Response Index
kinerja dari tagline teh botol SOSRO (CRI)
sudah melebihi nilai rata-rata harapan Berdasarkan hasil data yang disebar
konsumen, yaitu untuk pada 100 responden, hasil CRI yang
awareness7.08>6.36; comprehend didapat ialah sebagai berikut :
7.23>6.61; interest 7.18 >6.65; intentions
7.44 > 6.25; action 7.32 >6.13.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 148

Sumber: data primer diolah 2016


Gambar 2: Customer Response Index (CRI) konsumen terhadap Tagline “Apapun
Makanannya Minumnya Teh Botol SOSRO”

Berdasarkan model CRI di atas, sedangkan sisanya sebanyak 8,6%


dapat dilihat hasil masing-masing responden menyatakan tidak tertarik. Di
persentase responden di tiap tahapan tahap intentions, sebanyak 83,8%
respon CRI dan nilai kelima tahapan responden yang tertarik menyatakan
respons tersebut di atas 50%. Tahap bahwa berminat pada apa yang
respon awareness dimana tahap pertama, ditawarkan dalam iklan teh botol SOSRO,
sebanyak 87% responden menyatakan sedangkan sisanya sebesar 6,2%
sadar dengan adanya teh botol SOSRO, responden menyatakan tidak berminat.
sedangkan sebanyak 13% responden Tahap respon terakhir ialah action,
menyatakan tidak sadar (unawareness) sebanyak 74,2% responden yang
dengan teh botol SOSRO. Pada tahap berminat menyatakan telah membeli teh
respon comprehend, sebanyak 93,1% botol SOSRO, sedangkan sisanya sebesar
responden yang paham dengan teh botol 25,8% responden menyatakan tidak
SOSRO, sedangkan sisanya sebanyak membeli teh botol SOSRO.
6,9% responden menyatakan tidak Hasil persentase tiap tahap respon
paham. Di tahap respon interest, tersebut diproses melalui rumus
sebanyak 91,4% responden yang paham penghitungan CRI sebagai berikut
menyatakan tertarik dengan apa yang (Utama, Andadari, dan Matrutty, 2009):
ditawarkan dalam iklan teh botol SOSRO,
1. Unawareness = Persentase responden yang unawareness
= 13%
2. No Comprehend = Awareness x No Comprehend
= 87% x 6,9%
= 6%
3. No Interest = Awareness x Comprehend x No Interest
= 87% x 93,1% x 8,6%
= 7%
4. No Intentions = Awareness x Comprehend x Interest x No Intentions
= 87% x 93,1% x 91,4% x 16,2%
= 12%
5. No Action = Awareness x Comprehend x Interest x Intentions x No Action
= 87% x 93,1% x 91,4% x83,8% x 25,8%

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 149

= 16%
6. Action = Awareness x Comprehend x Interest x Intentions x Action
= 87% x 93,1% x 91,4% x83,8% x 74,2%
= 46%
Berdasarkan hierarchy of effects Makananya Minumnya Teh Botol
yang ada, terlihat bahwa iklan yang SOSRO”, maka dapat disimpulkan bahwa
efektif adalah iklan yang dapat membuat kinerja efektivitas tagline yang diberikan
audience sebagai konsumen melewati oleh Perusahaan Teh Botol SOSRO telah
beberapa tahapan respon, mulai dari melebihi nilai rata-rata harapan konsumen.
awareness (kesadaran) hingga tindakan Hasil CRI di tiap tahap respon dalam
nyata. Berdasarkan pada hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa
keseluruhan tahap respons CRI yang semua nilai tahap respon berada hampir
didapat dari penelitian ini, terlihat adanya mencapai 100%. Hal ini dapat
respons yang cukup tinggi di keseluruhan disimpulkan bahwa tagline memberikan
tahap respon CRI, dimulai dari efek yang positif yaitu mendapatkan
awareness (87%), comprehend (93,1%), kesadaran konsumennya sehingga tertarik
interest (91,4%), intentions (83,8%), dan melakukan pembelian.
action (46%). Tagline yang digunakan oleh Teh
Melalui proses penghitungan rumus Botol SOSRO tergolong efektif. Hal ini
CRI, di tahap respon comprehend hingga disebabkan tagline yang digunakan
action mengalami pengurangan. Hal ini sangat mudah diingat dan dijumpai
disebabkan pada adanya responden yang hampir di setiap tempat atau warung
no comprehend sebesar 6%, no interest makan bahkan sampai ke daerah
sebesar 7%, no intentions sebesar 12%, terpencil, tidak hanya di restoran yang
dan no action sebesar 16%. Hasil akhir terletak di kota besar namun juga di
CRI yang didapat ialah pada tahap action warung-warung pinggir jalan. Secara
yaitu sebesar 46%. Nilai tahap action keseluruhan, tagline iklan Teh Botol
sebesar 46% menunjukkan bahwa SOSRO berhasil menarik perhatian,
responden tersebut telah terkena efek memahami dan menimbulkan keinginan
stimulus respon dimana efek stimulus untuk membeli. Tagline Teh Botol
respon yang berakhir pada tindakan yaitu SOSRO dinyatakan efektif karena
pembelian. menurut Effendy (2002), efektivitas iklan
Tagline “Apapun Makanannya ialah kondisi sejauh mana efek pesan
Minumnya Teh Botol SOSRO” juga iklan yang disampaikan itu dapat menarik
tergolong efektif dalam menimbulkan perhatian, dimengerti, dipahami, dan
efek audience-nya dimulai dari kognitif membangkutkan emosi, serta
yang pada tahap respons CRI yaitu menggerakkan sasarannya untuk
awareness (kesadaran) dan comprehend memberikan tanggapan yang
(pemahaman), afektif yang pada tahap dikehendaki.
respons CRI yaitu interest (tertarik) dan
intentions (berminat), konatif (individu
DAFTAR PUSTAKA
melakukan sesuatu menurut anjuran
iklan) yang pada tahap respons CRI yaitu Ahmad, Subagyo. 2010. Marketing In
action (tindakan). Business. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Aiwan, Tania Y. (2013). Efektivitas
E. PENUTUP
Pesan Iklan Televisi Tresemme
Berdasarkan pembahasan
Menggunakan Customer Response
terhadap efektivitas tagline “Apapun

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Gesty Ernestivita 150

Index (CRI) pada Perempuan di Jaya, Hariyanto Than. (2014). Analisis


Surabaya. Jurnal Manajemen Efektivitas Teknik Visual Iklan
Pemasaran Petra, Vol 1, No.2. Televisi Rotoscope Instant
Barry, Thomas E. (1987). The Messanger MyPeople Terhadap
development of the hierarchy of Respon Mahasiswa Universitas
effects: an historical perspective. Kristen Satya Wacana Salatiga.
Current Issues & Research in Jurnal Komunikasi Universitas
Advertising;1987, Vol. 10 Issue 2, Kristen Satya Wacana, Vol 1, No.3
p251. Kotler, Philip. (2012). Dasar-dasar
Belch, George E., Belch, Michael A. pemasaran. Jakarta: Gramedia
(2009). Advertising and promotion: Pustaka Utama.
an integrated marketing Kotler, Philip, Keller, Kevin Lane.
communication perpective 8th ed. (2009). Marketing management
New York: McGraw-Hill. 13th ed. New Jersey: Pearson
Best, Roger J. (2012). Market-based Education, Inc.
management: strategies for Moriarty, Sandra. (2011). Advertising:
growing customer value and Edisi Kedelapan. Jakarta: Prenada
profitability 6th ed. New Jersey: Media Group.
Prentice Hall. Neuman, W. Lawrence. (2012). Basics of
Desti, Merni Rifma. (2012). Efektivitas social research: qualitative and
Iklan Televisi dan Minat Beli (Studi quantitative approaces. Boston:
Komperatif Mengenai Efektivitas Pearson Education, Inc.
Iklan Minute Maid Pulpy Orange Sugiyono. (2012). Metode penelitian
dan Iklan Nutrisari di Televisi kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Terhadap Minat Beli Mahasiswa Bandung: Alfabeta.
FISIP USU). Jurnal Manajemen Wijaya, Noviany dan Dharmayanti, Diah.
Pemasaran Universitas Sumatera 2014. Analisis Efektivitas Iklan
Utara, Vol 1, No.2 Kosmetik Wardah dengan
Durianto, Darmadi, Sugiarto, Widjaja & Menggunakan Metode Customer
Supraktino. (2003). Invasi pasar Decision Model (CDM). Jurnal
dengan iklan yang efektif. Jakarta: Manajemen Pemasaran Petra, Vol
PT Gramedia Pustaka Utama. 2. No.1
Effendy, Onong Uchjana. (2002). Wells, Burnett, & Moriarty. (2000).
Hubungan masyarakat: suatu studi Advertising practice and principles
komunikologis. Bandung : Remaja 5th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Rosdakarya. Yuwono, Revica Febi. 2014. Efektivitas
Gunawan, Lisa. 2014. Efektivitas Iklan Iklan Jayanata di Surat Kabar Jawa
Televisi Suzuki Karimun Wagon R Pos Terhadap Masyarakat
di Masyarakat Surabaya. Jurnal E- Surabaya. Jurnal E-Komunikasi
Komunikasi Universitas Kristen Universitas Kristen Petra Surabaya,
Petra Surabaya, Vol 2, No.3 Vol 2. No.3

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016

You might also like