Professional Documents
Culture Documents
Membeli VISIONER
... & STRATEGIS
Volume 2, Nomor 1, Maret 2013
ISSN: 2338-2864
p. 39-48
sasaran penjualan spesifik yang terukur. Tujuan kognitif yaitu pengetahuan dan keyakinan sese-
periklanan merupakan suatu tugas komunikasi orang mengenai suatu yang menjadi obyek sikap,
spesifik dan tingkat keberhasilan yang harus dica- (2) komponen afektif yaitu perasaan terhadap ob-
pai dengan Audiens spesifik pada periode waktu jek dan (3) komponen konatif yaitu kecenderun-
tertentu. gan melakukan sesuatu terhadap objek sikap.
Dalam pendekatan DAGMAR, Colley Sikap memiliki berbagai fungsi dan pendeka-
mengajukan mengajukan bahwa tugas komunika- tan yang paling sedikit satu asumsi tujuan implisit.
si dibagi atas suatu model bertingkat dalam proses Sebagai contoh Katz (1960) telah mengusulkan
komunikasi dengan empat tahapan yakni: 1) Awa- berbagai macam sikap yang masing-masing mem-
reness : membuat konsumen mengetahui kebera- punyai fungsi yang berbeda yakni fungsi pengeta-
daan merek atau perusahaan. 2) Comprehension : huan, fungsi instrumentalis atau fungsi manfaat,
membangun pemahaman tentang produk dan apa dan fungsi pertahanan diri, serta fungsi penggam-
yang akan diberikannya kepada konsumen. 3) baran nilai.
Conviction : membangun karakter mental konsu-
men untuk membeli produk. 4) Action : mengajak Model Multiatribut Sikap
konsumen membeli produk tersebut. Model multiatribut sikap yang telah banyak
digunakan secara luas adalah Model Martin Fish-
Sikap Konsumen bein. Proposisi kunci teori Fishbein adalah bahwa
Sikap merupakan suatu kecenderungan bertin- evaluasi kepercayaan yang menonjol tentang suatu
dak yang diperoleh hasil belajar dengan mak- objek membentuk sikap secara keseluruhan. Con-
sud yang konsisten, yang menunjukan rasa suka toh, masyarakat cenderung menyukai objek yang
atau tidak suka terhadap suatu objek. Kotler dan diasosiasikan dengan karakteristik-karakteristik
Armstrong (1997:157), menyatakan bahwa sikap yang baik dan tidak menyukai objek yang mereka
adalah “Evaluasi, perasaan, dan kecenderungan percayai memiliki atribut yang jelek.
dari individu terhadap suatu obyek yang relatif Model sikap terhadap objek ini mengidentifi-
konsisten”. Allport dalam Zulganef (2002) men- kasi 2 faktor utama yang digunakan untuk mem-
definisikan sikap sebagai “Kesiapan mental yang prediksi sikap yakni: 1) Salient belief (keper-
diorganisir berdasarkan pengalaman, yang meru- cayaan yang dominan) yang dimiliki masyarakat
pakan respon individual terhadap semua objek terhadap objek yang diidentifikasi. 2) Kekuatan
dan situasi yang terkait dengan pengalaman terse- kepercayaan dimana objek memiliki atribut tert-
but”. Eagly seperti dikutip oleh Zulganef (2002) entu dalam suatu pertanyaan.
mengungkapkan bahwa umumnya sikap digam-
barkan sebagai “kecenderungan evaluasi terhadap Pengertian Persepsi
sesuatu atau sering diartikan sebagai kecenderun- Berbagai kalangan ahli dan pemerhati menaja-
gan psikologis yang diekspresikan melalui evalu- men memberikan batasan atau mendefenisikan
asi entitas tertentu dengan kadar kesukaan atau persepsi dengan cara yang berbeda-beda, namun
ketidaksukaan”. Entitas tersebut sering dinama- dengan konsep yang pada dasarnya adalah sama.
kan obyek sikap yang dapat berupa apapun yang Schiffman dan Kanuk (2004) berpendapat bahwa
dapat dibedakan secara jelas oleh seseorang. Peter ”Perception is the process by which an individual
dan Olson (1993:177) mendefenisikan sikap seba- selects, organizes, and interprets stimuli into a
gai evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu meaningful and coherent picture of the world”.
konsep. Sikap merupakan evaluasi yang diben- Definisi di atas menjelaskan bahwa persepsi
tuk oleh sistem kognitif yang merupakan evalu- adalah suatu proses yang membuat seseorang me-
asi keseluruhan manakala orang menggabungkan milih, mengorganisasikan, dan menginterprestasi-
pengetahuan, makna, atau kepercayaannya ten- kan rangsangan yang diterima menjadi suatu gam-
tang suatu konsep. baran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Kotler (1997:189) menyatakan bahwa sikap Gibson (1992) menggambarkan persepsi keda-
terdiri dari tiga komponen, yaitu (1) komponen lam suatu skema dimana individu menggunakan
panca inderanya untuk mengenali lingkungan: bahwa iklan anti merokok tertentu tidak lebih
pandangan, sentuhan, penginderaan, pengecapan, efektif, bahkan konttra produktif.
dan pembauan. Mengorganisasikan informasi
yang diperoleh dari lingkungan merupakan proses Hipotesis
awal terbentuknya persepsi. Persepsi membantu 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara
individu dalam memilih, mengatur, menyimpan, iklan bahaya merokok terhadap sikap, persepsi
dan menginterpretasikan rangsangan menjadi nilai, dan minat membeli konsumen secara
gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh ka- keseluruhan.
rena itu, setiap orang memberi arti sendiri ter- 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
hadap rangsangan, dan setiap individu berbeda iklan bahaya merokok dengan sikap konsumen
dalam ‘melihat’ hal yang sama, dengan cara yang secara langsung.
berbeda. Cara seseorang melihat keadaan sesekali 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
mempunyai arti yang lebih banyak untuk mengerti iklan bahaya merokok dengan persepsi nilai
perilaku daripada keadaan itu sendiri. konsumen secara langsung.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
Faktor-Faktor yng Mempengaruhi Keputusan iklan bahaya merokok dengan minat membeli
dan Motif Membeli konsumen secara langsung.
Kotler (1994 : 212) menjelaskan bahwa ada
lima tahap yang dilalui konsumen dalam pros- Sampel Penelitian
es pembelian suatu produk, yaitu: pengenalan Teknik pengambilan sample terdiri atas dua
masalah, pencarian motif, penelitian alternatif, tahap yakni: tahap pertama merupakan tahap pe-
keputusan membeli dan perilaku setelah membeli. milihan lokasi dan tahap kedua merupakan tahap
Sedangkan peranan iklan berada pada tahap kedua pengambilan sampel. Atas pertimbangan lokasi
dan ketiga. Tidak jarang ditemui bahwa keputusan pemusatan penduduk, biaya dan waktu penelitian,
membeli terjadi setelah ada rangsangan dari iklan. maka warung-warung kopi yang ramai dikunjungi
konsumen di sekitar Kota Banda Aceh dipilih se-
Penelitian Sebelumnya bagai lokasi penelitian. Selanjutnya sampel pene-
Penelitian tentang pengaruh iklan bahaya mer- litian akan diambil dengan menggunakan metode
okok terhadap sikap dan minat konsumen telah non-probability sampling. Dengan metode ini,
banyak diteliti para ahli. Meskipun demikian, peneliti hanya akan mewawancarai responden ter-
beberapa studi menemukan bahwa iklan ini bisa tentu yang ada di lokasi penelitian yang bersedia
cenderung kontraproduktif. untuk diwawancarai. Jumlah responden dalam pe-
McDanield dan Mason (1999:1) mengungka- nelitian ini sebanyak 150 orang.
pkan bahwa pemasaran terhadap produk-poduk Penelitian ini dilakukan di Kota Banda Aceh
akohol dan tembakau serta hubungannya terhadap dan sekitarnya. Data untuk keperluan penelitian
implikasi kebijakan publik telah menjadi isu yang ini diperoleh melalui wawancara langsung ke-
kontroversial di dunia, sehubungan dengan isu-isu pada responden dengan panduan kuesioner. Re-
kesehatan. Hasil penelitiannya menyimpulkan sponden dijumpai di beberapa warung kopi yang
bahwa responden memiliki perbedaan sikap yang sangat popular di sekitar Kota Banda Aceh seperti
signifikan terhadap dua katagori ini dan pesan Warung Kopi Dek Mi (Pusat Kota), Warung Kopi
sponsornya. Taufiq (Kampung Laksana) Warung Kopi Jasa
Dalam satu artikel yang lain, mengutip Far- Ayah (Ulee Kareeng), dan Warung Kopi Dek Mi
rely et al. (2002) dan Reardon et al. (2006), Bajde (Darussalam).
dan Vida (2008: 88-89) mengungkapkan bahwa
meskipun banyak upaya secara akademis untuk Metode Analisa Data
merekomendasikan kampanye anti merokok, de- Penelitian ini menggunakan metode asosiatif
mikian pula kebijakan publik untuk mencegah yang bertujuan untuk melukiskan secara sistema-
anak-anak merokok, studi terkini menunjukkan tis fakta atau karakteristik sampel secara faktual
Tabel 2
Hasil Pengujian Reliabilitas
Koefisien Cronbach
Variabel N item Keterangan
Alpha
Iklan Rokok 11 ,806 Reliabel
Kepercayaan (Belief) Terhadap Rokok 4 ,771 Reliabel
Evaluasi (Evaluation) Terhadap Rokok 4 ,882 Reliabel
Persepsi Nilai Terhadap Rokok 6 ,925 Reliabel
Minat Merokok 4 ,846 Reliabel
Sumber : Data Primer 2009 (diolah)
Tabel 3
Hasil Pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Iklan Sikap Persepsi Minat
N 150 150 150 150
Normal Parameters(a,b) Mean 3.6570 3.2600 2.2467 3.5767
Std. Deviation .52674 .44248 .71958 .82125
Most Extreme Differences Absolute .076 .162 .174 .164
Positive .076 .162 .174 .123
Negative -.064 -.138 -.166 -.164
Kolmogorov-Smirnov Z .934 1.979 2.133 2.003
Asymp. Sig. (2-tailed) .347 .001 .000 .001
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (diolah)
Tabel 4
Hasil Pengujian Levene
Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Sikap terhadap Rokok 6.157 3 146 .001
Persepsi .915 3 146 .435
Minat Merokok 1.783 3 146 .153
Sumber: Hasil Penelitian, 2009
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Kesimpulan
N Rata-rata SE SD
Variabel Value
Efektivitas Iklan 150 3,65 ,04 ,52 Efektif
Sikap Terhadap Rokok 150 3,26 ,03 ,44 Netral
Persepsi Terhadap Rokok 150 2,24 ,05 ,71 Jelek
Minat merokok 150 3,57 ,06 ,82 Tinggi
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (diolah)
Tabel 6
Uji Multivariate
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai’s Trace .944 805.268(a) 3.000 144.000 .000
Wilks’ Lambda .056 805.268(a) 3.000 144.000 .000
Hotelling’s Trace 16.776 805.268(a) 3.000 144.000 .000
Roy’s Largest Root 16.776 805.268(a) 3.000 144.000 .000
Efiklan Pillai’s Trace .146 2.488 9.000 438.000 .009
Wilks’ Lambda .858 2.526 9.000 350.609 .008
Hotelling’s Trace .160 2.543 9.000 428.000 .007
Roy’s Largest Root .122 5.945(b) 3.000 146.000 .001
a Exact statistic
b The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
Volume 2, Nomor
c Design: 1, Maret 2013
Intercept+Efiklan 45
Jeliteng Pribadi
Tabel 7
Uji Pengaruh antar Subjek
Type III Sum Mean
Source Dependent Variable of Squares df Square F Sig.
Corrected Model Sikap terhadap Rokok 1.982(a) 3 .661 1.789 .152
Persepsi 7.925(b) 3 2.642 4.127 .008
Minat Merokok 6.504(c) 3 2.168 2.348 .075
Intercept Sikap terhadap Rokok 549.353 1 549.353 1487.726 .000
Persepsi 246.123 1 246.123 384.453 .000
Minat Merokok 657.104 1 657.104 711.545 .000
Efiklan Sikap terhadap Rokok 1.982 3 .661 1.789 .152
Persepsi 7.925 3 2.642 4.127 .008
Minat Merokok 6.504 3 2.168 2.348 .075
Error Sikap terhadap Rokok 53.911 146 .369
Persepsi 93.468 146 .640
Minat Merokok 134.830 146 .923
Total Sikap terhadap Rokok 1696.000 150
Persepsi 823.000 150
Minat Merokok 2158.000 150
Corrected Total Sikap terhadap Rokok 55.893 149
Persepsi 101.393 149
Minat Merokok 141.333 149
a R Squared = .035 (Adjusted R Squared = .016)
b R Squared = .078 (Adjusted R Squared = .059)
c R Squared = .046 (Adjusted R Squared = .026)
Berarti, pengaruh iklan signifikan pada α = 0,05 dan Roy Largest Root masing-masing memiliki p
terhadap persepsi nilai, signifkan pada α = 0,10 = 0,009, 0,008, 0,007, dan 0,001 < α 0,05. Hasil
terhadap minat konsumen untuk merokok, namun penelitian membuktikan bahwa pengaruh iklan
tidak signifikan terhadap pembentukan sikap. Ke- bahaya merokok signifikan terhadap persepsi (α
cilnya nilai R2 untuk masing-masing variable Si- = 5%), signifikan terhadap minat merokok (α =
kap (0,035), persepsi (0,078), dan Minat merokok 10%), namun tidak signifikan terhadap sikap kon-
(0,026) turut menguatkan kesimpulan pengujian sumen.
ini. Berarti ada banyak faktor yang mempengaruhi
sikap, persepsi, dan minat konsumen untuk me- Saran
rokok.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, kampanye
Kesimpulan bahaya merokok perlu disosialisasikan sejak dini.
Disamping itu, perlu penerapan peraturan dilarang
Umumnya konsumen warung kopi di Kota merokok yang tegas terhadap pelajar di sekolah
Banda Aceh berprofesi mahasiswa (43%). Rata- tingkat SMP dan SMU. Kebijakan pemasangan
rata konsumen sudah mulai merokok pada usia re- iklan bahaya merokok pada setiap kemasan rokok
maja (16 tahun) dan termasuk dalam katagori per- dan iklan billboard rokok dapat dipertahankan,
okok sedang. Rata-rata konsumen menilai bahwa karena meskipun belum sepenuhnya dapat menu-
iklan bahaya merokok adalah efektif. Meskipun runkan minat merokok, namun dapat memberikan
demikian, sikap konsumen terhadap rokok tetap persepsi yang negatif terhadap rokok. Kecilnya
netral. Sebaliknya, rokok dipersepsikan sebagai pengaruh iklan bahaya merokok terhadap sikap,
sesuatu yang jelek oleh konsumen, namun minat persepsi dan minat konsumen dapat diantisipasi
konsumen untuk merokok tetap tinggi. Terdapat melalui kebijakan yang langsung mengikat. Mis-
hubungan signifikan antara iklan terhadap sikap, alnya peraturan dilarang merokok di tempat-tem-
persepsi nilai, dan minat konsumen rokok di Ban- pat umum, menerapkan konsep reward dan pu-
da Aceh. Hasil uji F (F test) dengan mengguna- nishment terhadap kebijakan menyangkut rokok,
kan Pillai Trace, Wilks Lamda, Hotelling Trace, menaikkan cukai rokok, dsb.
Referensi
Bajde dan Vida (2008). The Impact of Ad Characteristics on Adolescents’ Attitudes Towards Antismok-
ing Ads. Journal of Managing Global Trasisition. Volume 6 · Number 1 · Spring 2008
Bovee, Jeff (1992, p. 7). Advertising in High Tech Era: Section Two of Advertising. Baker College Cen-
ter for Graduate Studies.
Dharmmesta (1992) Metode Penelitian Sikap dan Perilaku Konsumen. Jurnal Kelola. No. 2 Vol. 4,
1992, Hal 85-103
Engel, James F., Roger D. Blackwell, and Paul W. Maniard. (1997). Customer Behavior, 6th ed.,Orlndo:
The Dryden Press.
Fishbien, M. and Ajzen, I. (1975). Believe, Attitude,Intention and Behavior: An Introduction to Theory
and Research. Addison-Wesley, Reading, MA.
Howard, John A (1989), Consumer Behavior in Marketing Strategy , Englewood Cliffs, NJ:Prentice-
Hall ,Inc.
Howard, John A, Robert P.Shay and Christoper A.Green (1988), “Measuring The Effect of Marketing
Information on Buying Intention.” The Journal of Service Marketing, Vol.2 No.4,Fall, P:27-36.
Katz, D. (1960) ”The Functional approach to the Study of Attitudes,” Public Opinion Quarterly, Vol.
24: 163-204.
Kotler Colley (1997) Definining Advertising Goals for Measured Advertising Result
Kotler, P. & Amstrong, G. (1997). Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1. Alih Bahasa: Alexander Sindoro.
Jakarta: Prenhallindo
Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Principles of Marketing (12 edn). Pearson Education, Inc
McDaniel, Stephn R dan Mason, Daniel S (1999). An exploratory study of influences on public opinion
towards alcohol and tobacco sponsorship of sporting events. Journal of Services Marketing. Vol 13
No. 6. 1999
Mowen, J.C. (1993) Consumer Behaviour. 3Rd ed. Boston : Richard D. Irwin, Inc..
O’Guinn, T. C. & Allen, C. T. & Semenik, R. J. (2006). Advertising and Integrated Brand Promotion
(4edn.). Thomson Corporation.
Peter, Paul J. dan Olson, Jerry C. (1993) Consumer Behaviour and Marketing Strategy. 3 rd ed. Boston:
Richard D. Irwin. Inc.
Richards, I. Jeff and Curran, Catharine M. (Summer, 2002). Advertising: Searching for a Definition.
Journal of Advertising, Vol. 31, No. 2, pp. 63-77 (article consists of 15 pages).
Schiffman, Leon G., and L.L. Kanuk (2004). Consumer Behavior, 8th ed., Englewood Cliff, New Jer-
sey: Prentice Hall Inc.
Zulganef (2002). “Hubungan Antara Sikap Terhadap Bukti Fisik, Proses, dan Karyawan Dengan Kuali-
tas Keterhubungan, dan Perannya Dalam Menimbulkan Niat Ulang Membeli dan Loyalitas.” Mana-
jemen Pemasaran.