You are on page 1of 8

PENINGKATAN BODY IMAGE MELALUI RELAKSASI GUIDED IMAGERY

PADA PASIEN STROKE

ENHANCEMENT OF BODY IMAGE THROUGH GUIDED IMAGERY IN STROKE PATIENTS

Kuswanto¹, Omay Rohmana², Wahyudin³


1, 3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mahardika, Cirebon
2
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Email: kusuwanto@gmail.com

ABSTRACT

Background: Stroke is a disorder in which patients experience limitations in performing daily activities,
resulting in a negative body image. To improve a negative body image can be done either by relaxation
guided imagery.

Purpose: This study aimed to determine the effect of guided imagery relaxation to body image in patients
with stroke.

Methods: The design of this study used a quasi-experimental with one group pre-test-post-test design.
Sampling technique used in the study using purposive sampling with a sample of 23 respondents. The
statistical test was a paired t-test with α 0,05 (5%).

Results: The results of this study found that body image before the stroke patients given a guided
relaxation imagery most of the negative category was 20 peoples (87%). Body image after guided
relaxation imagery mostly with negative categories, namely 12 (52.2%), and there was the effect of
guided imagery relaxation to body image in patients significantly (p = 0.000). The conclusion of this
study is there is an effect of relaxation guided imagery on body image in stroke patients. Suggestions
researchers, guided relaxation imagery can be used as non-pharmacological to improve the body image
of nurses in stroke patients independently.

Keywords: stroke, body image, guided imagery


PENDAHULUAN 2012). Guided imagery merupakan teknik
yang menggunakan imajinasi seseorang untuk
Stroke tergolong dalam mencapai efek positif tertentu (Smeltzer, Bare,
Cerebrovaskuler Disease (CVD) yang Hinkle, & Cheever, 2010).
merupakan penyakit gawat darurat dan
membutuhkan pertolongan secepat mungkin
(Soeharto, 2004). Stroke merupakan masalah METODE PENELITIAN
medis utama sebagai penyebab kematian yang
terjadi di masyarakat saat ini (Junaidi, 2011) Penelitian ini merupakan penelitian
dan penyebab kematian ketiga terbesar di quasi experimental dengan metode one group
dunia (Kaul & Munshi, 2012). Sekitar 42,2 pre test and post test design dimana penelitian
kematian per 100.000 penduduk terjadi akibat ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
stroke pada tahun 2007 (NCHS, 2010). relaksasi guided imagery terhadap body image
pada pasien stroke. Jumlah sampel sebanyak
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara
23 responden dengan pengambilan sampel
dengan jumlah penderita stroke terbesar di purposive sampling analisa data dalam
Asia (Yastroki, 2009). Jumlah penderita stroke penelitian ini uji paired t-test.
mencapai 8,3 per 100 populasi dengan
populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat
sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia HASIL
(Depkes, 2008).
1. Univariat
Kejadian stroke selain menyebabkan
kematian, dapat menimbulkan kecacatan bagi Tabel 1: Distribusi Frekuensi Body Image
penderita yang mampu bertahan hidup. Pasien Stroke Sebelum Dilakukan Guided
Kecacatan pada pasien stroke diakibatkan oleh Imagery
gangguan organ atau gangguan fungsi organ Body Image Frekuensi Persentase
seperti hemiparesis serta gangguan kognitif (%)
(Wirawan, 2009, Afasia, Disatria, Klebic Positif 3 13
Negatif 20 87
(2011), & Bejot (2012). Bagi penderita stroke,
Total 23 100
konsep diri secara khusus didasarkan pada
body image dan sebagai konsekuensinya, hal Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 23
ini mempengaruhi fungsi sosial dan hubungan responden sebelum dilakukan guided imagery,
interpersonal mereka (Rubin, 2005). Body sebagian besar responden (87%) memiliki
image yang baik akan menjadikan seseorang body image negatif.
memiliki konsep diri yang positif (Dacey &
Keny, 2001 dalam Sari, 2010). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Body Image
Pasien Stroke Setelah Dilakukan Guided
Beberapa teknik non farmakologis
Imagery
direkomendasikan sebagai modalitas pada Body Image Frekuensi Persentase
pasien stroke seperti stimulasi dan masase, (%)
terpi es dan panas, stimulasi syaraf elektris, Positif 11 47,8
distraksi, relaksasi, teknik distraksi seperti Negatif 12 52,2
musik, guided imagery, dan hipnotis (Strong, Total 23 100
Unruh, Wright & Baxter, 2002 dalam Novita,
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 23 Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden yang telah dilakukan guided penelitian yang dilakukan Mufit, (2009)
imagery, sebanyak 11 responden (47,8%) terhadap pasien post operasi fraktur anggota
memiliki body image positif, sementara gerak di ruang bedah wanita RS Militer
sebanyak 12 responden (52,2%) memiliki body Malang dengan hasil penelitian menunjukkan
image negatif. bahwa gambaran diri (body image) negatif
Berdasarkan hasil pre-test didapatkan sebanyak 6 orang (54,5 %) dan gambaran diri
bahwa body image responden hanya sebanyak (body image) positif sebanyak 5 orang
3 responden (13%) yang memiliki kategori (45,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
positif. Sedangkan hasil post-test didapatkan dilakukan Panusur (2005) terhadap pasien
peningkatan responden yang memiliki body dengan kolostomi yang dirawat di RSUP. H.
image kategori positif, yaitu sebanyak 11 Adam Malik Medan dengan gambaran diri
responden (47,8%). negatif adalah 58,33% dan hanya 41,67% dari
responden dengan gambaran diri positif.
2. Bivariat Berdasarkan hasil penelitian di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar body
Tabel 3: Hasil Uji Paired Samples Test image responden sebelum dilakukan relaksasi
Pengaruh Relaksasi Guided Imagery guided imagery dalam kategori negatif. Hal ini
Terhadap Body Image Pada Pasien Stroke disebabkan adannya pemikiran dan perasaan
Body Mean SD SE P N negatif dari responden terhadap tubuhnya yang
Image value mengalami kecacatan, maka diperlukan
Pre- 65,45 5, 341 1,114 0,000 2 pemberian beberapa teknik psikoterapi seperti
Test stimulasi dan masase, terpi es dan panas,
Post- 59,48 5,930 1,237 3 stimulasi syaraf elektris, distraksi, relaksasi,
Test teknik distraksi seperti musik, guided imagery,
hipnotis, terapi perilaku, biofeedback, meditasi,
Pada tabel 4 didapatkan bahwa nilai uji teknik relaksasi autogenik, relaksasi otot
analisis statistik parametrik dengan uji paired progresif.
samples tes menunjukan bahwa nilai p=0,000 Body image adalah persepsi mental
dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Dapat seseorang terhadap tubuh, persepsi mengenai
ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima artinya bentuk dan ukuran tubuh berdasarkan evaluasi
relaksasi guided imagery berpengaruh terhadap individual dan pengalaman sosial terhadap
body image. atribut fisik yang dimiliki, serta penilaian atau
cara pandang seseorang terhadap tubuh diri
sendiri. (Cash dan Pruzinsky, 2002, Papalia,
PEMBAHASAN 2009, Putri, 2012, Na’imah dan Putri, 2012).
Cash (2002) mengemukakan ada lima dimensi
1. Univariat dalam pengukuran body image yaitu
appearance evaluation (evaluasi penampilan),
a. Gambaran Body Image pada Pasien appearance orientation (orientasi penampilan),
Stroke overweight preoccupation (kecemasan menjadi
gemuk), self-classified weight (pengkategorian
Berdasarkan analisis deskriptif ukuran tubuh) dan body area satisfaction
menunjukkan bahwa body image sebelum (kepuasan terhadap bagian tubuh).
dilakukan relaksasi guided imagery pada Gangguan body image yang dialami
pasien stroke dengan kategori negatif yaitu 20 responden terjadi karena dipengaruhi
orang (87%) dan kategori positif yaitu 3 orang pemikiran dan perasaan negatif mengenai
(13%). tubuhnya (Husna, 2013). Hal ini disebabkan
kecacatan yang dialami penderita stroke nya tetap dan tidak mengalami kenaikan karena
meliputi ketidakmampuan berjalan, responden tidak bisa mengikuti prosedur
ketidakmampuan berkomunikasi, serta dengan baik.
ketidakmampuan perawatan diri (Wirawan, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
2009). Kondisi tersebut akan mempengaruhi yang dilakukan oleh (Lestari, Rauf, Anggriani,
psikologis pasien stroke. Psikologis pasien 2013) yang meneliti tentang pengaruh latihan
stroke bervariasi sesuai dengan penerimaan dan imajinasi terpimpin terhadap tingkat
pemahaman pasien terhadap dirinya. Bagi kecemasan pasien di Ruang Perawatan Stroke
penderita stroke, konsep diri secara khusus Center Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi
didasarkan pada body image dan sebagai Sulawesi dengan hasil yaitu ada pengaruh yang
konsekuensinya, hal ini mempengaruhi fungsi signifikan pada kecemasan yang sudah
sosial dan hubungan interpersonal mereka dilakukan teknik relaksasi guided imagery,
(Rubin, 2005). Dengan demikian, gambaran menunjukkan data bahwa tingkat kecemasan
body image pada pasien stroke sebelum pasien pada saat pre test sebagian besar
dilakukan relaksasi guided imagery sebagian responden yang mengalami cemas sebanyak 16
besar berada dalam kategori negatif. Hal ini (53,3%), dan pada saat post test sebagian besar
disebabkan kondisi fisik dari responden yang responden tidak mengalami cemas sebanyak 27
menyebabkan keterbatasan dalam melakukan orang (90,0%).
aktivitas sehari-hari yang berdampak pada Snyder & Lindquist (2006)
psikologis pasien. mendefinisikan guided imagery sebagai
intervensi pikiran dan tubuh manusia
b. Gambaran Body Image Setelah menggunakan kekuatan imajinasi untuk
Intervensi Relaksasi Guided Imagery mendapatkan affect fisik, emosional maupun
pada Pasien Stroke spiritual. Walaupun relaksasi guided imagery
menunjukkan hubungan yang signifikan tetapi
Berdasarkan analisis deskriptif jika dilihat dari mean body image setelah
menunjukkan bahwa body image setelah dilakukan relaksasi guided imagery, masih
dilakukan relaksasi guided imagery pada terdapat responden yang memiliki body image
pasien stroke diperoleh peningkatan jumlah negative. Tujuan dari relaksasi guided imagery
responden dengan kategori positif yaitu 11 sendiri bukan untuk merubah body image jadi
orang (47,8) dan penurunan responden dengan positif sekaligus, tetapi bagaimana responden
kategori negatif menjadi 12 orang (52,2%) dapat mengontrol dirinya karena body
dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. imagenya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Guided imagery adalah metode
bahwa pada body image sesudah dilakukan relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan
relaksasi guided imagery mengalami kejadian berhubungan dengan relaksasi yang
perubahan, maka dapat disimpulkan bahwa menyenangkan. Khayalan tersebut
relaksasi guided imagery yang dilakukan dapat memungkinkan klien memasuki keadaan atau
meningkatkan body image pasien stroke pengalaman relaksasi (Novarenta, 2013).
menjadi lebih baik karena dengan memberikan Guided imagery menggunakan imajinasi
latihan guided imagery pada pasien dengan seseorang yang memanfaatkan cerita atau
gangguan body image dapat memberikan narasi dalam suatu dirancang secara khusus
kenyamanan fisik dan mental. Peningkatan untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer
jumlah responden yang memiliki body image & Bare, 2002, Hart, 2008).
positif disebabkan mereka aktif mengikuti Guided imagery dapat membangkitkan
latihan relaksasi guided imagery dan mengikuti perubahan neurohormonal dalam tubuh yang
prosedur relaksasi guided imagery dengan menyerupai perubahan yang terjadi ketika
baik. Sedangkan responden yang body image- sebuah peristiwa yang sebenarnya terjadi (Hart,
2008). Hal ini bertujuan untuk membangkitkan pengaruh pemberian teknik relaksasi guided
keadaan relaksasi psikologis dan fisiologis imagery terhadap rata-rata jam tidur pasien
untuk meningkatkan perubahan yang rawat inap. Watanabe et al (2006) yang
menyembuhkan ke seluruh tubuh (Jacobson, membuktikan hasil penelitiannya menyebutkan
2006). bahwa guided imagery meningkatkan mood
Dengan demikian, gambaran body positif dan menurunkan mood negatif individu
image pada pasien stroke setelah dilakukan secara signifikan dan level kortisol yang diukur
relaksasi guided imagery sebagian besar berada menggunakan saliva test juga menunjukkan
dalam kategori positif. Hal ini disebabkan penurunan yang signifikan.
pemberian terapi relaksasi guided imagery Hasil penelitian yang dilakukan oleh
karena kondisi rileks ini sangat dibutuhkan Carter (2006) menyebutkan bahwa relaksasi
bagi tubuh untuk mencapai kondisi “istirahat” guided imagery dapat mengurangi stress dan
yang akan mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh pikiran negatif. Demikian pula dengan
yang lain. penelitian yang dilakukan oleh Burns (2001)
yang menyatakan bahwa relaksasi guided
2. Analisa Bivariat imagery efektif dalam meningkatkan mood dan
kualitas hidup pasien kanker. Penelitian
Pengaruh Relaksasi Guided Imagery Apostolo (2009) pada pengukuran yang
Terhadap Body Image pada Pasien Stroke dilakukan berulang menyatakan bahwa
relaksasi guided imagery secara signifikan
Berdasarkan hasil uji analisis statistik dapat meningkatkan rasa nyaman dan
parametrik dengan uji Paired Samples Test mengurangi depresi.
menunjukkan bahwa nilai p=0,000 dengan Hal ini menunjukkan bahwa relaksasi
taraf signifikansi 5 % (0,05). Dapat ditarik guided imagery memiliki efek relaksasi yang
kesimpulan bahwa Ha diterima artinya bermanfaat terhadap kesehatan seseorang. Para
relaksasi guided imagery berpengaruh terhadap ahli dalam bidang teknik guided imagery
body image. Hasil ini sejalan dengan penelitian berpendapat bahwa imajinasi merupakan
yang dilakukan oleh Susanti, Warsito (2013) penyembuh yang efektif yang mempercepat
yang meneliti tentang pengaruh teknik penyembuhan dan membantu tubuh
relaksasi guided imagery terhadap penurunan mengurangi berbagai macam penyakit seperti
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi
hasil yaitu ada pengaruh yang signifikan pada nyeri, mengurangi efek samping, mengurangi
tekanan darah yang sudah dilakukan teknik tekanan darah tinggi, mengurangi level gula
relaksasi guided imagery, menunjukkan rata- darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala
rata tekanan darah systole 165,86 mmHg dan pernapasan, mengurangi sakit kepala,
rata-rata tekanan darah diastole 104,83 mmHg, mengurangi biaya rumah sakit, meningkatkan
sesudah diberikan terapi relaksasi guided penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain.
imagery menunjukkan rata-rata tekanan darah dan body image (Townsend, 2005 & Snyder,
sistole 158,62 mmHg dan rata-rata tekanan 2006).
darah diastole 97,24 mmHg. Tahapan awal guided imagery
Komora et all (2011) yang meneliti dilakukan eksplorasi ketidaksadaran untuk
tentang efektifitas teknik relaksasi guided mengetahui sumber permasalahan di masa lalu.
imagery terhadap pemenuhan rata-rata jam Tahapan berikutnya dilakukan intervesi pikiran
tidur pasien di Ruang Rawat Inap Bedah. Hasil yang lebih positif melalui imajinasi yang
analisa yang dilakukan dengan uji t independen dipandu. Elias (2009) menyebut teknik untuk
antara post tes rata-rata jam tidur kelompok menggali masa lalu dengan istilah teknik
esperimen dengan kontrol didapatkan nilai regresi. Dalam guided imagery, individu
p<0,05 (0,000). Berarti dapat disimpulkan ada diarahkan untuk mengeksplorasi
ketidaksadarannya sendiri dibantu dengan dengan meditasi pikiran sebagai cross-modal
guided imagery. Berbagai bayangan yang adaptation.
muncul diindikasikan sebagai sumber Penelitian ini menemukan bahwa
permasalahan yang ditekan. Dengan individu penggunaan guided imagery dapat
menyadari sumber permasalahan dan meningkatkan body image pada pasien, hal ini
perasaannya sendiri, diharapkan individu dapat dijadikan intervensi keperawatan untuk
mengalami perubahan kesadaran (alteredstate membantu pasien yang mengalami body image
of consciousness). Tahapan berikutnya, yaitu yang negatif. Walaupun guided imagery dapat
mengarahkan individu untuk membuat menurunkan meningkatkan body image tetapi
gambaran mental tentang berbagai keadaan pasien belum terbebas dari body image yang
yang mampu mengurangi tingkat kecemasan. negatif. Oleh karena itu tindakan guided
Bayangan-banyangan positif pun dibangun imagery baru efektif jika dipraktekan secara
untuk mencapai keterbebasan dari berbagai terus menerus, selain itu praktek latihan guided
gejala kecemasan. imagery memerlukan ruangan khusus yang
Menurut Elias (2009) menyatakan tenang dan modifikasi dari pelaksanaannya
bahwa manusia sendiri yang menciptakan sehingga tingkat relaksasi yang diharapkan
pikiran serta perasaan yang terganggu maka dapat tercapai.
manusia juga memiliki kekuatan untuk Berdasarkan hasil penelitian diketahui
mengontrol masa depan emosinya. Dengan bahwa sebelum dan sesudah dilakukan
demikian, penggantian bayang-bayang relaksasi guided imagery pada body image
(khayalan) negatif memungkinkan pikiran mengalami perubahan, dimana diperoleh
dalam keadaan positif, tubuh rileks, dan peningkatan rata-rata body image pasien
keadaan emosi yang tenang. Keadaan tersebut stroke. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
akan memperbesar kesempatan meningkakan relaksasi guided imagery efektif dalam
body image pada pasien. Imajinasi yang meningkatkan body image pasien stroke.
dilakukan individu sepertinya bekerja secara
tidak disadari, sedangkan guided imagery
berusaha mengarahkan imajinasi secara SIMPULAN DAN SARAN
sengaja untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Carter (2006) menerapkan guided Simpulan
imagery untuk mengurangi tingkat stres,
penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai Intervensi keperawatan melalui
stres. Van Tilburg, et all (2009) menerapkan relaksasi guided imagery cukup efektif dalam
guidedimagery dalam menangani gangguan meningkatkan body image pada pasien stroke.
sakit perut pada anak-anak. Dengan demikian, Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian,
bisa dipahami bahwa guided imagery dimana dari 23 responden sebelum dilakukan
melibatkan imajinasi dengan panduan yang relaksasi guided imagery terdapat 20
ditampilkan dalam bentuk audio, audio-visual, responden (87%) dengan body image negatif,
dan bisa pula panduan audio dipadukan dengan menurun menjadi 12 responden (52,2%)
musik relaksasi. setelah dilakukan terapi relaksasi guided
Snyder & Lindquist (2006) imagery. Dengan nilai probabilitas p=0,000.
mendefinisikan guided imagery sebagai
intervensi pikiran dan tubuh manusia Saran
menggunakan kekuatan imajinasi untuk
mendapatkan affect fisik, emosional maupun Terapi relaksasi guided imagery pada
spiritual. Guided imagery dikategorikan dalam pasien-pasien stroke perlu dilakukan secara
terapi mind-body medicine oleh Bedford (2012) berkelanjutan di institusi kesehatan guna
dengan mengombinasikan bimbingan imajinasi meningkatkan body image pasien. Tenaga
kesehatan diharapkan untuk lebih Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai
meningkatkan promosi kesehatan tentang Ancamannya Panduan Stroke Paling
manfaat guided imagery pada pasien stroke. Lengkap. Yogyakarta: ANDI.
Saran pada peneliti selanjutnya Komora, et all (2011). Efektifitas Teknik
diharapkan dapat mempertimbangan jumlah Relaksasi Guided Imagery Terhadap
sampel yang lebih banyak, juga dapat Pemenuhan Rata-Rata Jam Tidur
mempertimbangan faktor-faktor lain yang Pasien Di Ruang Rawat Inap Bedah.
mempengaruhi body image. UMS : Semarang.
Lestari, I,. Rauf,. S.P., Anggriani. S. (2013).
Pengaruh Latihan Imajinasi
DAFTAR PUSTAKA Terpimpin Terhadap Kecemasan
Pasien Stroke Di Ruang Perawatan
Astpolo, J., & Katharine, K. (2009). The Stroke Center Rumah Sakit Khusus
effects of guided imagery on comfort, Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
depression, anxisety, and stress of Jurnal Penelitian. Volume 3 Nomor 2
psychiatric inpaintents with ISSN : 2302-1721.
depressive disorders. Journal Mufit., Kasan. (2009). Gambaran Diri (Body
Archives of Psichiatric Nursing, 23, Image) Pada Pasien Poat Operasi
403-414. fraktur Anggota Gerak di Ruang
Bejot, R.A., et al. (2012). One-year Survival of Bedah Wanita RS Militer Malang.
Demented Stroke Patients: Data From Jurnal Poltekkes RS dr. Soepraoen
the Dijon Stroke Registry, France Malang.
(1985-2008). European Journal of NCHS. (2010). Heart Disease Stroke NCHS
Neurology, 19, 712-717. Doi: Dataline. Retrieved from
1111/j/1468-1331-2011.03613.x http://www.cdc.gov/nchs/pressroom/s
BPPK. (2008). Riset Kesehatan Dasar tats_states.htm.
(Riskesdas) 2007. Jakarta: Novarenta, A. (2013). Guided Imagery Untuk
Departemen Kesehatan RI. Mengurangi Rasa Nyeri Saat
Carter, E. (2006). Pre-packaged Guided Menstruasi. Jurnal Vol. 01. No.02.
Imagery for Stress Reduction: Initial ISSN: 2301-8267
Results. CPH Journal (Counselling, Panusur., Simanjuntak 2005. Kemampuan Self
Psychotherapy, and, Health), 2 (2), Care Dan Gambaran Diri Pasien
27-39. Kolostomi Di Rsup H. Adam Malik
Cash.T.F. & Pruzinsky, T. (2002). A Medan. Jurnal USU.
Handbook of theory, research. And Pappalia, E. D., Olds, W.S., Feldman, D.R.
clinical practice. Guidfor press. (2009). Human Develpment (8th ed).
Elias, J. (2009). Hipnosis dan Hipnoterapi New York: Mc Graw Hill.
Transpersonal/NLP. Yogyakarta: Putri. D.R. (2012). Hubungan Antara Body
Pustaka Pelajar. Image Dan Kohesifitas Kelompok
Hart, J. (2008). Guided Imagery. Mary Ann Teman Sebaya Dengan Penyesuaian
Liebert, INC, 14(6), 295-299. Sosial Pada Siswa Kelas VIII
Husna, N. (2013). Hubungan antara body Progran Akselerasi Di SMP Negri 2
image dengan perilaku diet. Skripsi: Surakarta. Skripsi: Universitas
Universitas Negri Semarang Sebelas Maret.
Jacobson, A.F. (2006). Cognitive-behavioral Rubin. L. R. (2005). Eathing For Two: Body
interventions for IV insertion pain. Image Among Frist time Pregnant
AORN JOURNAL, 84(6), 1031-1045 Woman (dissertation). Arizona:
Arizona State Ubiversity. Dalam
Sari. S.H. (2010). Pengaruh Body Image Nursing edisi 12. Philadelphia:
Tergadap Penyesuaian Diri Wanita Wolters Kluwer Health
Pada kehamilan pertama. Skripsi. Snyder, M., & Lindquist, R. (2006).
Universitas Sumatera Utara Complementary/alternaive therapies
Smeltzer., Suzanne C. Bare Brenda G. Hinkle in nursing (4th ed). New York:
Janice L & Cheever Kerry H. (2002). Springer publishing company
Buku ajar keperawatan medikal- Wirawan, R. P. (2009). Rehabilitasi stroke
bedah Brunner & Suddarth (A. pada pelayanan kesehatan primer.
Hartono, H. Y. Kuncara, e. S. L. Majalah Kedokteran Indonesia, 59,
Siahaan & A. Waluyo, Trans. 8 ed. 61-71.
Vol. III). Jakarta: EGC. Yastroki. (2009). Stroke Dapat Timbulkan
_______ (2008). Textbook of medical Epilepsi. Diakses pada tanggal 5 Mei
surgical nursing. (11th ed). Brunner, 2014. http://yastroki.or.id
& Suddarth’s. Philadhelpia:
Lippincott Williams & Wilkins, a
Wolter Kluwer Bussiness.
________ (2010). Brunner & Suddarth’s
Textbook of Medical-Surgical

You might also like