Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Jihan Salsabila
NIM. 2120086
ABSTRACT
Moral and Character Education is an obligation given to students because if there is no good
morals and character, we will not be able to create a generation that has a good identity in
dealing with this life. Many problems are encountered in moral and character education when
we look at it from the point of view of the philosophy of education such as the ontology aspect,
which is a basic problem. The basis of religion and empirical philosophical problems, structural
problems from the epistemological aspect, there are also some problems such as moral and
character education which is often seen as traditional and ancient education. Moral and
character education such as less attention to the problem of how to change cognitive religious
knowledge into something meaningful and meaningful. worth it. The description of religious
teaching runs traditionally and the teaching of morals and character is based on a static,
didoctrinative, doctrinal description. And from the axiological point of view, the problem that
appears is that the purpose of moral and character education is less directed to the values of life
in the future. Education and educational methods began to fade the initial concept of Islamic
education regarding the value of worship and preaching the symbols of Islam. In the
environment of students in studying behind the values of goodness, mercy and trust in expecting
the pleasure of Allah.
Keywords: Education, Morals, Character, Religion, Basic Education
ABSTRAK
Pendidikan Akhlak dan Karakter menjadi suatu kewajiban yang diberikan kepada peserta didik
karena jika tidak adanya akhlak dan karakter yang baik maka kita tidak akan bisa menciptakan
generasi yang memiliki jati diri yang baik dalam menghadapi kehidupan ini. Banyak
permasalahan yang ditemui dalam pendidikan akhlak dan karakter saat kita melihat dari sudut
pandang filsafat pendidikan seperti aspek ontologi yaitu masalah dasar. Dasar agama dan
masalah filosofis empiris, masalah struktural dari aspek epistemologi ada juga beberapa
masalah seperti pendidikan akhlak dan karakter seringkali dipandang sebagai pendidikan
tradisional dan kuno .Pendidikan akhlak dan karakter seperti kurang diperhatikan terhadap
masalah cara mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi suatu yang
bermakna dan bernilai. Uraian pengajaran agama berjalan secara tradisional serta pengajaran
akhlak dan karakter yang bergantung pada bentuk uraian yang bersifat statis indoktrinatif
doktriner. Dan dari sudut pandang aksiologi masalah yang terlihat adalah tujuan pendidikan
akhlak dan karakter kurang mengarah pada nilai-nilai kehidupan di masa yang akan datang.
Pendidikan dan metode pendidikan nya mulai memudar terkait ajaran awal pendidikan Islam
mengenai suatu konsep nilai ibadah dan dakwah syiar Islam. Di lingkungan peserta didik dalam
menuntut ilmu cenderung membelakangi nilai-nilai kebaikan kerahmatan dan amanah dalam
mengharapkan ridha Allah.
Kata Kunci: Pendidikan, Akhlak, Karakter, Agama, Dasar Pendidikan.
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan UUD 1945 pasal 31, setiap rakyat Indonesia berhak mendapatkan
pendidikan yang layak, pemerintahan selaku pejabat yang dipilih oleh rakyat dibebankan untuk
mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pasal 31 ini menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia berdasarkan prosedur, termasuk perlindungan hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang bagus.
UUD 1945 pasal 31 ini memiliki arti penting bagi warga negara, mencakup kepada hak warga
negara atas pendidikan, kewajiban negara untuk menanggung pendidikan dan sebagainya.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian studi pustaka (library research).
Studi pustaka adalah suatu peninjauan studi deskriptif yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan informasi yang signifikan dengan topik dan masalah yang akan atau sedang
diteliti dengan menjadikan kepustakaan sebagai sumber informasi tersebut dapat diperoleh dari
buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis dan disertasi. Peraturan- peraturan,
ketetapan ketetapan, buku tahunan, ensiklopedi dan sumber sumber yang terpercaya baik
tercetak maupun elektronik lainnya. Studi kepustakaan ini mengandung uraian sistematis
mengenai kajian literature serta hasil penelitian terdahulu yang pembahasannya berhubungan
dengan penelitian yang sedang dilakukan dan diusahakan menunjukkan hasil akhir dari bidang
ilmu tersebut.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan Islam pada dasarnya yaitu upaya menuntun dan mengembangkan potensi
dalam diri manusia, agar tujuan diciptakannya manusia di dunia ini sebagai hamba Allah dan
sekaligus tugas khalifah Allah tercapai sebaik mungkin. pendidikan dalam Islam yaitu termasuk
bagian dari kegiatan dakwah.
( 1 ) Pendidikan bagi Islam ataupun pembelajaran Islami , ialah pembelajaran yang diterima serta
dibesarkan dari ajaran serta nilai fundamental yang tercantum dalam sumber dasarnya , ialah
angkatan laut Al-Quran serta al - Sunnah , ( 2 ) Pendidikan ke Islaman ataupun pembelajaran
agama Islam , ialah upaya mendidikkan ke - Islam - an ataupun ajaran Islam serta nilai - nilainya
supaya jadi metode hidup ( pemikiran serta perilaku hidup ) seorang , serta ( 3 ) Pendidikan
dalam Islam , ialah proses serta aplikasi penyelenggaraan pembelajaran yang berlangsung serta
tumbuh dalam sejarah umat islam . Meski sebutan pembelajaran Islam tersebut bisa dijangkau
secara berbeda , tetapi pada hakikatnyamerupakan satu - kesatuan serta mewujud secara
operasional dalam satu sistem yang utuh.
Muhaimin mengatakan bahwa pendidikan islam itu intinya ada 2 yaitu:
1. Pendidikan Islam adalah aktifitas pendidikan yang dilakukan dengan hasrat dan niat utnuk
mewujudkan ajaran dan nilai-nilai islam.
2. Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dikembangkan dan disemangati oleh ajaran
dan nilai-nilai islam.
Muhammad Fadhil Al-Jamali mempertegas, pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting bagi
manusia. Pendidikan menurut Al-Qur’an adalah agar manusia tau akan tanggung jawabnya
sebagai makhluk individu dalam berinteraksi sosial demgan masyarakat dan alam. Melalui
pendidikan pula manusia tau hikmah penciptaan alam dan manfaat untuk dijaga dan dilestarikan
sebagai bukti rasa syukur seorang hamba yang selalu menyembah dan beribadah hanya kepada
Allah SWT.
Abdurrahman Al-Nahlawi mempertegas, konsep tarbiyah mempunyai 4 unsur:
1. Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.
2. Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan.
3. Mengembangkan potensi sumber daya manusia agar tercapai nya kualitas tertentu.
4. Melaksanakan usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak.
Ahmad Fuad Al-Ahwani memberikan pengertian pendidikan islam adalah usaha yang lebih
khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman (religiousitas) subyek didik agar
lebih mudah dipahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam. Yang dapat diambil
dari pengertian ini yaitu pendidikan agama islam merupakan suatu yang tidak bisa terpisahkan
dari system pendidikan islam.
Secara bahasa Dasar yaitu alas, fundamen, pokok atau pangkal segala sesuatu
(pendapat,ajaran,aturan).
Dasar mengandung beberapa makna yaitu:
1. Sumber dan sebab adanya sesuatu.
2. Ajuan paling umum dan makna paling luas yang dijadikan sebagai sumber pengetahuan.
Dasar pendidikan menurut istilah yaitu pandangan hidup yang menjadi dasar seluruh aktifitas
pendidikan. Dasar berhubungan dengan masalah ideal dan fundamental, maka dari itu diperlukan
landasan dan pandangan hidup yang kokoh dan komprehensif, sehingga tidak berubah. Hal ini
dibenarkan karna telah teruji oleh sejarah. Kalau nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang
dijadikan dasar pendidikan itu bersifat relative dan temporal maka dari itu pendidikan akan
mudah terombang-ambing oleh kepentingan dan tuntutan yang bersifat dan pragmatis.
Segala ajaran dari dasar pendidikan islam ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah
SAW, dan ra’yu yaitu hasil pikir manusia. Ketiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis
atau berdasarkan tingkatan nya seperti, Al-Qur’an harus didahulukan dan apabila suatu ajaran
atau penjelasan tidak ditemukan didalam Al-Qur’an maka kita harus mencari didalam sunnah
dan apabila tidak ditemukan didalam sunnah maka barulah kita menggunakan ra’yu atau hasil
pikir manusia. Sunnah tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Ra’yu juga tidak diperbolehkan
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah berfirman pada Q.S Asy-Syura ayat 52 yang artinya “Dan Demikianlah kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan
Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-
hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
Dan hadits nabi Muhammad SAW yang artinya: “Sesungguhnya orang mu’min yang paling
dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-nya dan memberikan nasihat
kepada hamba-Nya, sempurna akal pikiranya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri,
menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan
memperoleh kemenangan ia.”
Dari ayat Al-Qur’an dan Hadist tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada jalan
yang benar dan lurus, ini maksudnya yaitu tetap berada dijalan yang diridhai Allah SWT.
2. Menurut sabda nabi tersebut bahwa beberapa sifat orang muslim yaitu saling menasehati untuk
mengamalkan perintah Allah yang dapat diartikan sebagai upaya dalam bentuk pendidikan islam.
3. Al-Qur’an dan Hadist ini menjelaskan bahwa nabi adalah pemberi petunjuk yang benar dan
jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya untuk saling memberi
petunjuk dan memberi bimbingan pendidikan islam.
Sumber pendidikan islam yaitu acuan atau rujukan yang darinya menghasilkan ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai yang akan diterapkan dalam pendidikan islam. Sumber ini pastinya
sudah diyakini kebenaran dan kekuatan nya dalam menjalankan aktifitas pendidikan dan sudah
diuji dari waktu ke waktu. Sumber pendidikan islam terkadang disebut juga dengan dasar ideal
nya pendidikan islam.
Manfaat penentuan sumber disini yaitu:
1. Menuntun terdidik agar tercapai nya tujuan pendidikan islam.
2. Menggabungkan seluruh kurikulum yang dilaksanakan dalam proses belajar dan mengajar
yang didalam nya sudah termasuk materi, metode, media, sarana dan evaluasi.
3. Menjadi standard an tolak ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan pendidikan belajar mengajar
telah mencapai dan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Al- Quran di jadikan sebagai sumber pendidikan islam yang pertama dan utama sebab ia
memiliki nilai absolute yang di turunkan oleh Allah Subhanu Wa Ta’ala. Allah menciptakan
manusia dan menuntun manusia untuk menjalankan segala wahyu atau perintahnya. Tidak
satupun permasalahan, termasuk permasalahan pendidikan yang tidak terlepas dari jangkauan al-
quran. Sebagaimana Allah Subhanau Wa Ta’ala pada Al- quran surat al- an’am ayat 38, yang
artinya :
“ Tiadalah kami alpakan sesuatupun di dalam alkitab, kemudian kepada tuhanlah mereka di
himpun”
Dan Al- quran surat an-nahl ayat 89 , yang artinya:
“ Dan kami turunkan kepada mu alkitab ( al-quran ) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri “
Dua ayat di atas memberikan isyarat bahwa pendidikan islam sangatlah digali dari sumber
autentik islam yaitu Al-Quran.
Menurut Dr. Sa’id ismail ali dalam Al-Quran terdapat beberapa keunggulan dalam upaya
memperoleh pendidikan:
1. Menghormati akal manusia
2. Bimbingan ilmiah
3. Tidak menentang fitrah manusia
4. Penggunaan berbagai cerita untuk tujuan pendidikan
5. Memelihara kebutuhan sosial manusia
Al-Quran diturunkan dimulai dari ayat yang mengandung konsep pendidikan dapat menunjukan
bahwa tujuan diturunkannya Al-Quran yaitu mendidik manusia melalui metode yang bernalar
serta syarat dengan kegiatan meneliti , membaca, mempelajari, dan observasi ilmiah terhadap
manusia sejak manusia masih berbentuk segumpal darah. Sebagaimana firman allah pada surat
al-alaq ayat 1-5.
2. Peserta Didik
Peserta didik ialah merupakan pihak yang sangat dalam pendidikan karna semua upaya yang
dilakukan ialah demi mengiring anak didik kearah yang jauh lebih sempurna. Oleh sebab itu
maka selain peserta didik mendapatkan pelajaran di dalam ruangan kelas seorang pendidik atau
guru juga secara langsung menyediakan waktu khusus untuk memberikan bimbingan atau
pendidikan kepada peserta didik agar target yang ingin dicapai dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Pendidik
Pendidik atau guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan islam karna berhasil
atau tidak nya proses berlansung nya pendidikan adalah lebih banyak ditentukan oleh guru atau
pendidik.
Sikap dan perilaku seorang guru dan peserta didik merupakan hal yang paling penting
menunjang keberhasilan kependidikan. Karna sikap inilah yang paling pertama dilihat dari pihak
mengajar maupun yang diajar. Oleh karna itu dengan melalui akhlak dan keteladanan para guru
maka keberhasilan pendidikan akan lebih mudah dan cepat tercapai.
6. Metode Pendidikan
Peran metode pendidikan berasal dari kenyataan yang dapat dilihat bahwa materi kurikulum
pendidikan islam tidak akan mungkin dapat diajarkan secara keseluruhan, melainkan diberikan
secara khusus penerapan metode bertahap keterampilan dan sikap muridnya. Karna itu banyak
sekali metode yang dapat diajarkan kepada peserta didik seperti metode :
a. Cerita
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Metafora
e. Simbolismeverbal
f. Hukuman dan ganjaran
7. Alat Pendidikan
Alat Pendidikan merupakan suatu benda yang dapat di indrai khusus nya penglihatan dan
pendengaran baik yang terdapat didalam kelas maupun diluar kelas, yang digunakan sebagai alat
bantu penghubung dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas hasil
belajar para siswa.
8. Evaluasi Pendidikan
Semua hasil belajar pada dasarnya harus dapat dievaluasi agar dapat dilihat sejauh mana tingkat
kecerdasan peserta didik serta melihat kekurangan nya. Dengan adanya evaluasi seorang guru
diharapkan dapat melihat perkembangan pendidikan siswa nya, apakah pelajaran yang diajarkan
sudah dimengerti atau tidak oleh siswa nya.
9. Lingkungan Pendidikan
Pada umunya dapat diketahui bahwa anak-anak semenjak dilahirkan kedunia sampai menjadi
dewasa, menjadi orang yang dapat berdiri sendiri atau mandiri dan bertanggung jawab sendiri
didalam masyarakat, harus mengalami perkembangan baik atau buruknya hasil perkembangan
anak tersebut terutama bergantung pada pendidikan yang diterima oleh anak itu dari berbagai
lingkungan pendidikan yang dialaminya.
Lingkungan pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak menurut M.Ngalim
Purwanto ada 3 yaitu:
a. Lingkungan Keluarga, disebut juga lingkungan pertama.
b. Lingkungan Sekolah, disebut juga lingkungan kedua.
c. Lingkungan Masyarakat, disebut juga lingkungan ketiga.
Bashori Muchsin dan Moh.Sultthon mempertegaskan bahwa tujuan umum pendidikan islam itu
harus sejajar dengan pandangan manusia yaitu makhluk yang diciptakan Allah SWT dengan
mulia akalnya, perasaannya, ilmunya dan kebudayaan nya, pantas menjadi khalifah dibumi.
Tujuan umum ini mencakup pengertian, pemahaman, penghayatan dan keterampilan berbuat.
Karna itu ada tujuan umum untuk tingkat sekolah awal, sekolah menengah, sekolah lanjutan dan
perguruan tinggi da nada juga untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, lembaga-lemabaga
pendidikan, dan sebagainya.
Selain tujuan tersebut ada 10 macam tujuan khusus dalam pendidikan islam yaitu:
a. Mengenalkan kepada peserta didik tentang akidah islam, dasar-dasar agama, tata cara
beribadah dengan benar yang bersumber dari syariat islam.
b. Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik terhadap agama termasuk prinsip dan
dasar akhlak yang mulia.
c. Menanamkan keimanan peserta didik kepada Allah SWT pencipta alam, malaikat, rasul
dan kitab-kitab-Nya.
d. Menumbuhkan minat peserta didik untuk mengetahui tentang adab, pengetahuan
keagamaan, hukum-hukum yang terdapat dalam agama islam, dan upaya untuk
mengenalkan dengan penuh sukarela dan ikhlas.
e. Menanamkan rasa cinta dan pengarahan kepada Al-Qur’an membaca, memahami dan
mengamalkan pada peserta didik.
f. Memperlihatkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan agama islam.
g. Menumbuhkan rasa suka rela atau ikhlas, optimis, percaya diri dan bertanggung jawab.
h. Mendidik naluri, motovasi dan keinginan generasi muda dan membentenginya dengan
akidah dan nila-nilai kesopanan.
Tujuan pendidikan islam tersebut baik yang umum maupun khusus jangkauan nya masih sangat
luas dan perlu dicari tau atau disarikan lagi sehingga lebih operasional dan fungsional.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah ada 3 tujuan pokok pendidikan islam yaitu:
a. Tujuan jasmaniah (Ahdaf Aljismiyyah)
b. Tujuan Ruhani (Ahdaf A dengan demikian maka pendidikan mempunyai alruhiyyah)
c. Tujuan Mental (Ahdaf Al Aqliyyah)
Prinsip pendidikan dapat ditinjau dari beberapa aspek dalam perumusan prinsip tersebut:
a. Prinsip Integrasi
Pandangan prinsip ini adanya wujud kesatuan dunia akhirat oleh karna itu pendidikan
akan meletakkan porsi yang adil untuk mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.
b. Prinsip Keseimbangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi, keseimbangan yang proposional
antara ruhaniyah dan jasmaniyah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teori dan
praktek, antara nilai yang menyangkut akidah, syariah dan akhlak.
c. Prinsip Universal
Prinsip ini memandang didalam pendidikan ini seharusnya meliputi seluruh aspek
kepribadian manusia dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh dari
aspek jiwa jasmani dan akal.
d. Prinsip Dinamis
Prinsip ini memandang bahwa pendidikan islam mempunyai prinsip dinamis yang tidak
baku dalam tujuan-tujuan kurikulum dan metode, tetapi selalu berupaya memperbaharui
diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam sebaiknya
dapat memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman tempat, tuntutan
perkembangan dan lingkungan sosial.
Dalam proses pendidikan islam pastinya sangat diperlukan suatu perhitunga tentang situasi dan
kondisi dimana proses tersebut berlangsung, dengan perhitungan tersebut maka proses
pembelajaran pendidikan islam akan lebih terfokus kepada tujuan yang hendak dicapai. Itulah
sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah cara pelaksanaan
proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi kondisi yang ada.
a. Pengertian Strategi Pendidikan Islam
Strategi pendidikan pada hakikatnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan
semua factor untuk mengamankan sasarn kependidikan yang hendak dicapai melalui
rencana dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi
dilapangan yang ada. Dengan demikian strategi pendidikan dapat merupakan
kebijaksanaan dan metode umum pelaksanaan proses kependidikan.
D. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Perlindungan Hak Atas Pendidikan bagi Pengungsi Internal studi kasus pendidikan anak kotban
kekerasan terhadap warga syiah sampan karya Abdul Rozak (2019:1901)
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam
Alfikr, jurnal pendidikan islam vol.5, no.2, Desember 2019 h.43-48
Mappasiara vol. VII, nomor 1, januari-juni 2018
Djumranjah, Abdul Malik Karim, Amrullah, Pendidikan Islam; menggali “Tradisi”
mengukuhkan eksistensi, UIN malang pres, Malang, 2007 hal.62
Sumber-sumber pendidikan islam, UIN walisongo 2015
Zakiah Daradjat, Metodik khusus pengajaran Agama Islam (cet,l;Jakarta:Bumi
Aksara,1995),h.59-60
Abrasyi, M. A. Al. (1980). Dasar – dasar pokok pendidikan Islam Terj, Prof H. Bustani A. Goni
dan Djohar Bahri LIS. Bulan Bintang
ibid., h. 265.
Abd Rahman Getteng, op. cit., h. 35.
Abdurahman Shaleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Alquran (Cet. II: Jakarta:
Rineka Cipta, 1994), h. 205.
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 226.
M. Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h.123
Putra, Nusa, Santi Lisnawanti, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT.
Rosdakarya, 2012
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000
Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2009
Rifai, Ahmad, Catharina Tri Anni, Psikologi Pendidikan, Semarang: Unnes Press, 2010
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga,
dan Masyarakat, Yogyakarta : Lkis Yogyakarta, 2009
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di sekolah, Keluarga,
Dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2009), hlm.32.
Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 103-
104
Arifin, H.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010
Nizar ,Samsul, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta:
Ciputat Pers , 2002
Tafsir,Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999
Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kashiko Publisher