You are on page 1of 18

Website: http://jurnaledukasikemenag.

org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 18(1), 2020, 19-35

GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN


BERBASIS MARITIM DI BANTEN
IDEAS DEVELOPMENT OF PESANTREN EDUCATION MARITIME BASED IN BANTEN
Muhamad Murtadlo
Puslibang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI
e-mail: murtadlo@kemenag.go.id

Naskah Diterima: 16 Oktober 2019; Direvisi: 19 Maret 2020; Disetujui: 02 April 2020

Abstract
Indonesia as an archipelagic country has the extraordinary potential marine wealth. It's just that,
maritime culture in the nation's community has faded and is more oriented to land development
(agrarian). This paper will examine the response of the pesantren world to the idea of developing a
maritime spirit in supporting the idea of Indonesia as the world's maritime axis. Research questions
were formulated to answer how understanding of maritime concepts was constructed and
implemented by the pesantren community. This research is a qualitative research, by taking a case in
pesantren bisnis.com Istana Mulia Serang Banten. From this case, the study concluded that pesantren
did not have a clear concept in initiating maritime-based religious education. Various problems still
hamper pesantren in building maritime culture such as related to technology and information
systems, facilities and infrastructure, human resources. New strategies are needed in targeting
pesantren for the formation of a maritime pesantren model. The government through the Ministry of
Religion needs to make many breakthroughs to further socialize and start educational development
related to maritime affairs.
Keywords: Banten; Maritime; Pesantren; Religious education

Abstrak
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi kekayaan laut yang luar biasa. Hanya saja,
budaya maritim pada masyarakat bangsa ini pernah meredup dan lebih berorientasi pada
pembangunan daratan (agraris). Tulisan ini akan mengkaji respons dunia pesantren terhadap gagasan
pembangunan semangat maritim dalam mendukung terciptanya Indonesia sebagai poros maritim
dunia. Pertanyaan penelitian dirumuskan untuk menjawab bagaimana pemahaman konsep maritim
dikonstruksi dan diimplementasikan oleh masyarakat pesantren. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif, dengan mengambil kasus di pesantren bisnis.com Istana Mulia Serang Banten. Dari kasus
ini, penelitian menyimpulkan bahwa pesantren belum mempunyai konsep yang jelas dalam
menggagas pendidikan keagamaan berbasis maritim. Berbagai permasalahan masih menjadi
hambatan pesantren dalam membangun budaya maritim seperti terkait sistem teknologi dan
informasi, sarana dan prasarana, sumber daya manusia. Perlu strategi baru dalam membidik pesantren
untuk pembentukan model pesantren maritim. Pemerintah melalui Kementerian Agama perlu
melakukan banyak terobosan untuk lebih mensosialisasi dan memulai pembangunan pendidikan
terkait dengan kemaritiman.
Kata Kunci: Banten; Maritim; Pesantren; Pendidikan keagamaan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
MUHAMAD MURTADLO

PENDAHULUAN pemisah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu


kebijakan dan tindakan nyata yang dapat
Wacana Indonesia sebagai poros
mewujudkan bahwa laut adalah benar-benar
maritim disampaikan pertama kali oleh Jokowi
berperan sebagai penghubung pulau-pulau di
di musim kampanye presiden tahun 2014.
wilayah nusantara.
Setelah menjadi Presiden, Jokowi mengulangi
gagasan itu dalam KTT APEC di Beijing dan Menindaklanjuti gagasan
KTT G20 di Sydney. Saat itu Presiden Joko pengembangan Indonesia sebagai poros
Widodo menyatakan perlunya investasi besar- maritim ini, telah lahir Undang-undang yang
besaran di Indonesia untuk mendukung mendukung usaha itu, UU No. 32 Tahun 2014.
program Poros Maritim Dunia. Gagasan ini Dalam UU disebutkan bahwa Penyelenggaraan
mengimbangi gagasan-gagasan negara-negara Kelautan bertujuan untuk: a. menegaskan
besar seperti Jepang dan India yang telah lebih Indonesia sebagai negara kepulauan berciri
dulu mencanangkan konsep Confluence of the nusantara dan maritim; b. mendayagunakan
Two Seas pada tahun 2007, disusul Amerika Sumber Daya Kelautan dan/atau kegiatan di
Serikat dengan Rebalancing toward Asia pada wilayah laut sesuai dengan ketentuan peraturan
tahun 2011, dan Tiongkok dengan Jalur Sutra perundang-undangan dan hukum laut
Maritim Abad ke-21 di tahun 2013 (Yani and internasional demi tercapainya kemakmuran
Montratama, 2015). bangsa dan negara; c. Mewujudkan Laut yang
lestari serta aman sebagai ruang hidup dan
Indonesia dengan peta wilayah
ruang juang bangsa Indonesia; d. memanfaatkan
mempunyai sejarah sebagai bangsa maritim.
Sumber Daya Kelautan secara berkelanjutan
Anthony Reid menyatakan Indonesia masa
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan bagi
lampau pernah mengalami satu era peradaban
generasi sekarang tanpa mengorbankan
maritim yang sangat besar. Era ini bukan hanya
kepentingan generasi mendatang; e. memajukan
terjadi pada Indonesia, tetapi membentang
budaya dan pengetahuan Kelautan bagi
hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara pada
masyarakat; f. mengembangkan sumber daya
abad ke-15 sampai 17(Reid, 2011).
manusia di bidang Kelautan yang profesional,
Terdapat paling tidak dua aspek yang beretika, berdedikasi, dan mampu mengedepan-
mendukung bahwa kebijakan pemerintah kan kepentingan nasional dalam mendukung
tentang Poros Maritim Dunia itu dikumandang- Pembangunan Kelautan secara optimal dan
kan pada momentum yang tepat. Pertama, letak terpadu; g. memberikan kepastian hukum dan
geografis Indonesia yang terletak di antara dua manfaat bagi seluruh masyarakat sebagai
benua dan dua samudera yang dilalui oleh jalur- negara kepulauan; dan h. mengembangkan
jalur utama perdagangan Sea Lanes of Trade peran Negara Kesatuan Republik Indonesia
(SLOT) internasional. Jalur-jalur perdagangan dalam percaturan Kelautan global sesuai
ini memiliki peran yang sangat vital tidak hanya dengan hukum laut internasional untuk
bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik kepentingan bangsa dan negara.
tetapi juga memiliki arti yang sangat penting
Kementerian Agama RI, yang mem-
bagi negara-negara di kawasan Eropa, Timur
punyai tugas dan fungsi membantu pemerintah
Tengah, maupun Amerika. Hal ini dapat
dalam pembangunan bidang agama, merespons
dimanfaatkan untuk dapat memberikan
gagasan pembangunan maritim ini. Di mulai
keuntungan secara politik dan ekonomi
tahun 2015, Kementerian Agama pusat telah
kepentingan nasional Indonesia juga dapat
mulai berpartisipasi dengan keterlibatannya
dimanfaatkan untuk meningkatkan posisi tawar
dalam Sail Tomini 2015. Saat itu Kementerian
Indonesia dimata dunia. Kedua adalah kondisi
Agama telah mengalokasikan anggaran kurang
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan
lebih 3 Milyar untuk mengadakan diskusi dan
terbesar di dunia dengan potensi kekayaan
pembahasan mengenai peran pendidikan agama
sumber daya kelautan yang berlimpah yang
yang di bawah pembinaan dalam pembangunan
belum dimanfaatkan secara optimal untuk
maritim. Saat ini Kementerian Agama telah
menyejahterakan rakyat secara keseluruhan.
menerima usulan 360 pesantren yang
Dalam konsep negara kepulauan, laut berperan
mengajukan diri untuk dibina menjadi
sebagai penghubung antar pulau, bukan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 20
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

pesantren maritim. Ke-360 tersebut berasal dari kehadiran kultur ini pula, Indonesia baru bisa
20 provinsi di Indonesia. Namun, nantinya menjadi sebuah kekuatan laut. Sedangkan,
program pesantren maritim ini akan dilakukan dengan komponen ekonomi maritim, Indonesia
di seluruh Indonesia. Dari Aceh hingga Papua dapat membangun basis ekonomi rakyatnya di
(Republika.co.id, 2015). sepanjang jalur pelayaran internasional, dengan
kehadiran pelabuhan-pelabuhan bertaraf
Sejak berpartisipasi dalam Sail Tomini
internasional dan keterhubungan mereka
2015, sejak itu pula wacana pesantren maritim
dengan pelabuhan-pelabuhan tradisional yang
dimulai. Namun permasalahannya, seperti apa
sudah ada sebelumnya di masa kolonialisme.
konsep pesantren maritim itu. Ketika penulis
Sebagai konsekuensinya, kebijakan Poros
mencoba menyusuri informasi dan pidato-
Maritim Dunia yang diimplementasikan
pidato pejabat Kementerian Agama, nampak
Presiden Joko Widodo tidak dapat dipisahkan
belum ada konsep yang utuh dan jelas
dari doktrin Trisakti Presiden Sukarno, yakni
mendeskripsikan pesantren maritim. Dalam
kemandirian di bidang politik, ekonomi, dan
konteks ini, mencoba mengeksplorasi gagasan
sosial-budaya.
dan konsep mengenai pesantren maritim.
Anggraeni menyebutkan dengan
Pertanyaan penelitian dirumuskan:
mengembalikan kejayaan laut akan dapat
bagaimana gagasan, respons dan implementasi
menjadi negara ini berdaya saing serta memiliki
pengembangan pendidikan keagamaan berbasis
produktivitas yang tinggi. Adapun strategi dan
maritim di pesantren di wilayah Banten?
kebijakan yang akan dilakukan oleh presiden
Pertanyaan diperjelas dengan pertanyaan
Joko Widodo sesuai dengan visi- misinya, yaitu
rincian bagaimana tradisi kemaritiman dalam
(1) Menerapkan paradigma baru yakni termasuk
sejarah Banten? Dan bagaimana respons
di dalamnya adalah ocean based development;
pesantren di Banten terhadap gagasan pesantren
(2) Memiliki strategi yang meliputi penguatan
maritim?.
konektivitas dan peningkatan pertahanan
KAJIAN PUSTAKA keamanan laut Indonesia; (3) Kebijakan terkait
pembangunan infrastruktur; (4) Kebijakan
Kajian mengenai pengembangan budaya peningkatan keamanan laut terkait dengan
maritim ini belum banyak, apalagi dikaitkan illegal fishing (Anggraeni, 2016). Gagasan
dengan peran lembaga pendidikan pesantren. pengembangan pesantren dalam konteks
Terkait dengan pembangunan maritim yang budaya maritim merupakan konsekuensi
juga terkait dengan partisipasi pendidikan salah paradigma ocean based development.
satu yang bisa disebut misalnya Tide Aji
Pratama menyebutkan bahwa isu-isu terkait Dari aspek pembangunan terkait
keamanan maritim tidak melulu terkait dengan kemaritiman, Kerajaan Demak tempo dulu
politik antar negara dalam artian state security, pernah merintis menjadi pemerintahan maritim.
tetapi juga human security, khususnya terkait Ada dua faktor kemajuan berbasis maritim.
dengan ancaman asimetris, yaitu terorisme, pertama, faktor maritim yang didukung oleh
imigran ilegal, penyeludupan narkotika, faktor agraris yang bisa diandalkan. Kedua,
penangkapan ikan ilegal dan perdagangan faktor agama yang telah diajarkan oleh para
manusia. Sehingga tugas untuk menjaga ke- wali. Para wali ini selain berdakwah, juga
amanan laut kita membutuhkan kerja sama antar berperan sebagai penasihat kerajaan, karena
instansi di dalam negeri yang solid berdasarkan beliau selain ahli di bidang agama juga piawai
pemahaman akan perkembangan isu-isu di bidang yang lain seperti bidang politik,
keamanan maritim tersebut (Pratama, 2015) sosial, ekonomi, budaya, seni, kesehatan, dan
lainnya. Warisan-warisan negara tradisional itu
Nainggolan (2015) menyebutkan sampai sekarang masih eksis di nusantara.
dengan menghidupkan kembali budaya Penulis menduga yang menjadi faktor kendala
maritim, bangsa Indonesia diharapkan sudah utama pengembangan budaya maritim di
harus meninggalkan budaya lama kontinental- Indonesia, salah satunya belum tersedianya
nya yang berorientasi ke darat, agar dapat sumber daya manusia yang memiliki
menjadi sebuah negara bahari, seperti dalam kompetensi kelautan yang memadai. Sehingga
masa Majapahit dan Sriwijaya. Hanya dengan

21 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

dengan kekayaan alam di laut yang banyak ini, pesantren di daerah pantai mulai dari Banten
Indonesia belum bisa mengolah serta Lama hingga ke wilayah Serang Barat. Selain
memanfaatkan secara optimal. Selain itu, kunjungan, pengumpulan data dilakukan
banyaknya tindakan kriminal di sekitar dengan wawancara dan pengamatan mendalam.
ekonomi pelabuhan membawa dampak negatif Sumber informan untuk pengumpulan data ini
serta turunnya supremasi Indonesia atas lautan melibatkan beberapa pihak yang terdiri pejabat
(Pianto, 2017). Kementerian Agama di Kantor Wilayah Banten,
Pengasuh Lembaga Pesantren sasaran
Faktor penyebab hilangnya semangat
penelitian, sebagian pengajar pada pesantren
maritim, Yuliati menyebutkan bahwa
sasaran, dan sebagian santri pesantren sasaran.
datangnya orang Eropa, terutama bangsa
Selebihnya data pendukung diperoleh dengan
Belanda mencoba menguasai bumi Nusantara,
cara membaca data kepustakaan serta data-data
para penguasa diikat melalui sejumlah
yang mungkin dihimpun dari beberapa sumber
perjanjian yang menghilangkan daerah pantai.
seperti internet dan media massa.
Daerah pantai menjadi milik bangsa Belanda.
Dampak yang timbul adalah lama kelamaan Data yang terkumpul kemudian
jiwa bahari yang dimiliki bangsa Indonesia dikonstruksi untuk menjawab pertanyaan dasar
mulai hilang. Bangsa Indonesia adalah bangsa penelitian tentang pengembangan pendidikan
yang dikelilingi lautan, namun bukan bangsa keagamaan berbasis kemaritiman. Karena
yang memiliki laut, karena laut telah menjadi penelitian ini termasuk kajian yang awal
milik bangsa Belanda (Yuliati, 2014). mengenai pesantren maritim, maka analisa dan
paparan hasil penelitian ini lebih banyak
Dari berbagai konsep di atas, kajian ini
menggunakan teknik eksploratif.
mencoba memetakan respons dan permasalahan
yang muncul di pesantren dalam menyikapi HASIL DAN PEMBAHASAN
gagasan pendidikan kemaritiman. Tulisan
kajian ini penting untuk mengembalikan Konteks Sejarah Banten : Poros Maritim
semangat kemaritiman dalam lembaga Tempo Dulu
pendidikan keagamaan seperti pesantren. Untuk menelusuri jejak pesantren dalam
pengembangan budaya Maritim, peneliti
METODOLOGI tertarik untuk melacak jejak sejarah maritim
Penelitian dilakukan dengan metode dalam sejarah Banten. Sejarah menjadi alat
penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi untuk mereorientasi sistem kelautan Indonesia
kasus. Kasus yang dipilih adalah pesantren dan jalan untuk membangun kembali budaya
Bisnis.com Istana Mulia Cinangka Banten. maritim, sehingga unsur-unsur yang bermata
Pertimbangan pemilihan pesantren ini pencaharian hidup dan masyarakat pendukung
didasarkan bahwa: 1) setelah menelusuri dari budaya maritim akan kembali menemukan
kota Banten Lama, ternyata sulit menemukan kejayaannya (Pribadi, 2017).
pesantren yang syarat dengan kultur maritim. Setelah Malaka Jatuh ke tangan Portugis
Kebanyakan pesantren lebih mengutamakan pada tahun 1511, maka para pendakwah dan
tafaquh fiddin dalam pengertian pesantren pejuang Malaka yang kebanyakan adalah
untuk pemahaman kitab-kitab rujukan agama. muslim bertebaran seantero nusantara.
Karena itu, jarang sekali ditemukan pesantren Momentum ini menjadikan Islam berkembang
yang akrab dengan kultur kelautan; 2) Pesantren masif di nusantara melalui jalur maritim.
Bisnis.com Istana Mulia masuk dalam daftar Berbagai pelabuhan dan kekuasaan Islam di
pertama pesantren yang tercatat sebagai nusantara banyak terletak di pantai-pantai
pesantren maritim/bahari di Kementerian seperti Demak, Cirebon, Banten (Pianto, 2017).
Agama Kanwil Provinsi Banten; 3) Pesantren
ini berlokasi di daerah pantai, tepatnya di sekitar Menghadapi kolonialisme Barat, Banten
pantai Anyer Cilegon Banten. pernah menjadi pusat mobilisasi persiapan
penyerangan Portugis di Malaka yang dipimpin
Pengumpulan data dilakukan dengan oleh Pangeran Sabrang Lor (Adipati Unus).
cara mengunjungi lokasi yang didahului Mobilisasi melibatkan kapal-kapal dari Gowa
penelusuran untuk membaca konstruksi

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 22
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

dan Pasukan dari Demak berkumpul di Banten. Daerah kekuasaan Banten mencakup
Walaupun serangan Adipati Unus ke Malaka juga wilayah yang sekarang menjadi provinsi
ini yang dilakukan dua kali yaitu tahun 1513 Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Banten
dan 1518 belum membuahkan kemenangan, untuk pertama kalinya, orang Portugis telah
namun jejak Adipati Unus telah menjadi lama masuk ke Banten. Kemudian orang Inggris
warisan spirit bagaimana orang nusantara mendirikan loji di Banten, baru kemudian
dengan gagah, berani menantang setiap disusul orang Belanda. Selain itu, orang-orang
kehadiran penjajah di negeri ini. Makam Perancis dan Denmark pun pernah datang di
Adipati Unus yang meninggal ketika memimpin Banten. Sayangnya setelah Sultan Ageng turun
penyerangan Malaka 1521 dan dimakamkan di tahta (1683) kebesaran Banten mengalami
Kota Banten Lama menjadi bukti penting kemunduran dan kemudian Belanda mengambil
bahwa Banten saat itu telah menjadi tempat alih.
penting dalam kepemimpinan lautan di Kebesaran Banten sebagai kota
nusantara. pelabuhan selanjutnya berpindah ke Sunda
Banten pernah terkenal sebagai sebuah Kelapa (Jayakarta). Belanda pada tahun 1605
kota pelabuhan yang sangat ramai dengan mulai berpikir untuk mencari pelabuhan baru
masyarakatnya yang terbuka dan makmur. yang bisa menggantikan posisi Banten (Untoro,
Semula pada abad ke-5 Banten adalah bagian 2006). Setelah Belanda berhasil merebut
dari Kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Banten Jayakarta (1619), Pieter Both yang menjadi
berdiri 1525. Pendapat lain mengatakan bahwa Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih
Banten berdiri pada tahun 1520 (Kartodirjo, 1966). Jayakarta sebagai basis administrasi dan
Pembangunan Banten sebagai kota perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten,
perdagangan di mulai dengan pembangunan karena pada waktu itu di Banten telah banyak
Istana Sorosowan, alun-alun dan masjid atas kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa
perintah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga
Jati) kepada anaknya Maulana Hasanudin yang Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan
dikerjakan kurang lebih antara tahun 1522 dan pelabuhan kecil. Karena kemudian menjadikan
selesai pada tahun 1526. Oleh penguasa lokal, Batavia sebagai pusat pendudukan di
Arya Surajaya, pada tahun 1526 Banten Nusantara, maka selanjutnya kebesaran Batavia
diserahkan kepada Sunan Gunung Jati. Gunung menggantikan Banten.
Jati kemudian menobatkan anaknya Maulana
Kebesaran Banten sebagai kota maritim
Hasanudin untuk memimpin Banten (Graaf and
antara 1522-1683 telah menjadikan kota ini
Pigaud, 1989)
selain titik temu arus perniagaan dari Makassar
Kebesaran Banten sebagai kota Maritim dan Mataram, Banten juga telah menjelma
mengalami masa jayanya semasa pemerintahan menjadi kota internasional yang melibatkan
Sultan Ageng (1651-1683). Saat itu Banten perwakilan negara-negara seperti Portugis,
mengalami masa keemasannya. Abad ke-17 Spanyol dan Inggris mempunyai loji di daerah
Masehi, Banten merupakan salah satu pusat ini. Banten juga telah menjadi pusat
perniagaan penting dalam jalur perniagaan perkembangan Islam melalui peran Syekh
internasional di Asia. Lombard (2005) Yusuf dari Makassar. Ketika kerajaan Gowa
menyatakan salah satu kawasan laut nusantara ditaklukkan Belanda (1699), Syekh Yusuf
yang dianggap sebagai media pertemuan pindah ke Banten semasa Sultan Ageng dan
kebudayaan antar kelompok masyarakat adalah diangkat menjadi mufti di sana. Pada periode ini
Selat Sunda, semasa kekuasaan Kerajaan Kesultanan Banten menjadi pusat pendidikan
Banten (Lombard, 2005). Seorang pelaut dari agama Islam, dan Syekh Yusuf memiliki murid
Prancis, Claude de Forbin, dalam catatan dari berbagai daerah, termasuk 400 orang asal
perjalanan tahun 1686 yang dibukukan dalam Makassar yang dipimpin oleh Ali Karaeng
Dorleans (2006) mengemukakan betapa besar Bisai. Ketika pasukan Sultan Ageng dikalahkan
dan kosmopolitannya Banten yang ia kunjungi Belanda tahun 1682, Syekh Yusuf ditangkap
pada tahun 1670 (Octavian and Yulianto, 2014). dan diasingkan ke Srilanka pada bulan
September 1684 (Kila, 2018).

23 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

Pertanyaannya kemudian, setelah kegiatan. Selain sebagai lembaga keilmuan,


Banten pernah menjadi kota Maritim yang pesantren belakangan juga mempunyai lembaga
pernah berjaya sekian waktu di masa lalu, usaha, bahkan layanan kesehatan untuk
adakah semangat kemaritiman itu masih tersisa masyarakat.
dalam kultur masyarakat Islam di Banten, Menghadapi gagasan menjadikan
khususnya pada kultur pendidikan di pesantren. Indonesia sebagai poros maritim dunia,
Pertanyaan ini yang mendorong penulis ingin menyadarkan kita kembali bahwa kita adalah
melihat kultur maritim yang mungkin terdapat bangsa yang memiliki wilayah lautan yang
di pesantren di daerah Banten.
sangat luas. Selama ini kita dininabobokan
Penelitian dimulai dengan usaha peneliti dengan penghasilan dari pertanian dan sumber
melacak lembaga pendidikan Islam tradisional daya alam di daratan. Kita miskin sekali
yang ada di sekitar Banten lama. Namun memanfaatkan laut sebagai ruang lingkup
ternyata pesantren lama yang ada di sekitar kebudayaan kita. Dalam konteks ini, pertanyaan
Banten lama adanya di Tanara, tempat Syekh juga diajukan kepada lembaga sosial bernama
Yusuf menetap setelah masuk menjadi mufti di pesantren. Bagaimana pula lembaga pendidikan
Banten. Beliau menetap di daerah Tanara, pesantren menyambut gagasan kebudayaan
kurang lebih 32 Km dari Banten Lama. Tanara maritim ini.
kemudian waktu itu menjadi pusat keilmuan Untuk mencari pesantren di Banten yang
Islam tradisional di Banten hingga sekarang. mempunyai kedekatan dengan kultur maritim,
Untuk melacak kembali sisa kultur peneliti merasa kesulitan. Dari lapangan,
kemaritiman dalam pendidikan tradisional pesantren-pesantren yang ada lebih men-
pesantren di Banten, penulis mengawali dengan dahulukan fungsi pesantren sebagai tempat
mengunjungi situs Banten Lama. Sayang sekali mengajarkan ilmu dan kurang menggauli
di sana tidak ada pesantren, yang ada hanya khazanah maritim. Di lokasi Banten lama ada
beberapa majelis taklim. Kebesaran Banten pesantren tahfid yang tidak ada sangkut pautnya
sebagai kota Maritim, hampir-hampir tidak dengan ketrampilan hidup (lifeskills) kelautan.
menyisakan tradisi kuat yang masih mudah Sementara itu, kalau di pesantren di Tanara,
dijumpai di lembaga pendidikan pesantren. pesantren yang digagas keturunan keluarga
Pesantren seakan telah menjadi lembaga ilmu Syekh Yusuf memosisikan diri sebagai
yang tercerabut dari akar kemaritiman yang pesantren ilmu yang juga jauh dari kultur
telah menyebarkan Islam ke seluruh pelosok maritim.
nusantara. Hal ini bisa juga dibaca, dengan Pilihan berikutnya untuk membidik
datangnya kolonialisme, pesantren menjadi pesantren yang mempunyai minat
masuk ke daerah pedalaman dan menjadi basis
mengembangkan pesantren maritim jatuh pada
perlawanan dari hutan. Perlawanan melalui daftar pertama yang diusulkan Kemenag
kejayaan maritim, runtuh manakala kekuatan Kanwil Banten. Pada daftar pertama,
kolonialisme telah menguasai pantai-pantai di Kementerian Agama Kanwil Banten menunjuk
nusantara. pesantren Bisnis.com Istana mulia yang
Sementara pesantren Tanara sejak awal berlokasi di Kampung Nangkabeurit,
lebih memfokuskan diri pada tafaquh fiddin. Itu Bantarwaru Cinangka Serang Banten dalam
berarti pesantren ini lebih menekankan diri pada urutan pertama pesantren maritim di Banten.
pengembangan keilmuan agama. Ada Pesantren ini dianggap terdepan dalam
kecenderungan umum bahwa pesantren hadir di mengembangkan skills kemaritiman di
lokasi-lokasi tertentu dan tidak jarang di daerah pesantren daerah Banten.
terpencil. Selanjutnya pesantren lebih Potensi Provinsi Banten dalam
mengutamakan proses pendidikan keagamaan. pengembangan budaya maritim sesungguhnya
Sedangkan ketrampilan hidup (lifeskills) sangat besar. menurut statistik kelautan dan
diajarkan sekedarnya dengan memanfaatkan perikanan Banten (2014), Provinsi Banten
potensi yang ada di sekitarnya. Baru belakangan memiliki 131 Desa Pesisir yang tersebar di 6
ada pesantren yang berkembang menjadi wilayah Kabupaten di Provinsi Banten, di
holding, semacam induk dari berbagai unit antaranya Kab. Lebak (22 desa pesisir), Kab.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 24
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

Pandeglang (35 desa pesisir), Kab. Serang (36 untuk menciptakan kedaulatan (ideologi,
desa pesisir), Kab. Tangerang (23 desa pesisir), politik, sosial, ekonomi, termasuk pangan dan
Kota Cilegon (13 desa pesisir), Kota Serang (2 energi dan hankam) dengan menjadikan laut
desa pesisir). Potensi perairan umum Provinsi sebagai pusat orientasi ideologis (wawasan dan
Banten antara lain sungai (150 buah dengan mentalis) dan sumber material pembangunan.
total panjang sungai 2261,0 Km), cekdam/ Dalam konteks ini, poros maritim lebih
waduk (17 buah dengan total luas 620,5 Ha), berorientasi pada pengoptimalan pengelolaan
danau/situ (72 buah dengan total luas 226,6 Ha), sumber daya laut –kombinasi antara
rawa (34 buah dengan total luas 1442,9 Ha), dan penguasaan, pemanfaatan, pemeliharaan,
genangan lainnya (58 buah dengan total luas konservasi, dan restorasi–jika dibutuhkan–
432,6 Ha). Sedangkan luas perairan laut untuk kepentingan kita sendiri (Tahara, 2016b).
Provinsi Banten sebesar 11.486,72 Km2 yang Setelah menyusuri lembaga pesantren
tersebar di wilayah Kabupaten dan Kota mana yang paling pas untuk rintisan pesantren
Provinsi Banten. Daerah yang memiliki luas maritim, dan penulis tidak menemukan lembaga
perairan laut terbesar adalah Kabupaten pesantren yang syarat dengan budaya maritim.
Pandeglang, yaitu sebesar 1.702,00 Km2, Kultur maritim di Banten, termasuk di
sedangkan BPS Banten dalam Angkat (2017), pesantren, nampaknya sudah jauh dari watak
Kabupaten Serang merupakan daerah yang dan karakter mereka. Degradasi perniagaan
memiliki luas areal budidaya perikanan maritim Banten tak pelak dilatarbelakangi oleh
menurut kabupaten/kota dan jenis budidaya di masuknya kekuasaan Belanda di wilayah ini
Provinsi Banten, dengan luasan total mencapai yang tidak hanya bertujuan untuk melakukan
5.894,57 ha. Provinsi Banten mempunyai dua upaya perdagangan, tetapi juga berhasrat
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yaitu di menjalankan praktik monopoli perdagangan di
Perairan Samudera Hindia dan Perairan Laut pelabuhan. Proses ini berjalan beriringan
Jawa (Darma, 2019). dengan degradasi kebudayaan maritim
Banten juga menjadi jalur Alur Laut masyarakat nusantara lainnya (Supriyono,
Kepulauan Indonesia (ALKI) berdasarkan The 2013; Octavian and Yulianto, 2014).
United Nations Convention on the Law of the Sejarah pendidikan Islam di Banten, ter-
Sea (UNCLOS) 1982. Alur ini merupakan alur masuk di pesantren, pun kemudian disibukkan
untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dengan pengajaran spiritual dan kejuangan
dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara untuk melawan penjajah. Muslimah menyebut-
asing di atas laut tersebut untuk dilaksanakan kan tokoh agama (ulama) kemudian lebih
pelayaran dan penerbangan damai dengan cara banyak menjadi pengarah kehidupan pribadi
normal. Selat Sunda sebagai salah satu selat dan masyarakat dalam beragama, memberantas
tersibuk di Indonesia merupakan bagian dari kebodohan melalui pendidikan, juga sebagai
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, yang penggelora semangat jihad masyarakat untuk
menghubungkan perairan Samudera Hindia melawan penjajah (Muslimah, 2017).
melewati Selat Karimata menuju Laut Natuna
Utara atau sebaliknya. Pengamanan sebagai Karena penulis kesusahan mencari
implikasi daerah ALKI-I di Selat Sunda, pesantren berkarakter maritim, akhirnya penulis
membutuhkan ketahanan maritim masyarakat kembali ke petunjuk yang diberikan oleh
wilayah Banten (Eko Yuri, Gunawan and Kemenag Kanwil Provinsi Banten. Dari
Barnas, 2018). Kemenag Kanwil Banten, penulis mendapatkan
daftar pesantren Maritim di Banten sebanyak 6
Respons dan Transformasi Pesantren buah, dan nomor satu disebutkan pesantren
terhadap Gagasan Pesantren Maritim Bisnis.com Istana Mulia yang berlokasi di dekat
Pantai Anyer, dan masuk wilayah Serang.
Gagasan Indonesia sebagai poros
Segeralah penulis meluncur ke sana untuk
maritim, menurut Tasrifin Tahara (2016)
mengkaji sejauh mana pengembangan budaya
merupakan usaha reorientasi pembangunan
Maritim sudah diimplementasikan di pesantren
bangsa dari land-centered ke marine centered
tersebut. Penulis sebelumnya membayangkan
develompment. Dalam pemahaman ini, poros
bahwa pesantren ini karena dekat pantai, maka
maritim berisi visi misi dan langkah strategis

25 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

ada aktivitas pesantren yang berhubungan pusat kota Pelabuhan Ratu. Dilahirkan dari
dengan laut. keluarga sederhana, Ayi tidak bisa menikmati
masa belajar yang memadai di kampungnya.
Namun bayangan itu ternyata jauh dari
Pada tahun 1986 ia harus mengalami putus
kenyataan. Dari sisi lokasi, adalah benar bahwa
sekolah karena kurang biaya. Ayahnya yang
pesantren ini berlokasi tidak jauh dari laut,
tidak sanggup membiayai pendidikan Ayi,
sekitar 1 kilometer dari bibir pantai. Berbeda
akhirnya menyarankan kalau hidup Ayi mau
dari bayangan sebelumnya, ternyata pesantren
berubah, maka pergilah ke Jakarta. Itupun untuk
ini lebih dekat dengan suasana pesantren
pergi ke sana, Ayi kecil harus mengumpulkan
bercorak perkebunan. Pesantren ini lebih
uang saku sendiri. Maka Ayi kecil pun
mengembangkan pesantren sebagai tempat
mengumpulkan uang saku itu dengan menjadi
wisata spiritual berbasis kebun. Tidak ada
kuli pengangkut singkong.
sedikitpun aktivitas yang berbau kelautan.
Padahal sebenarnya pesantren ini potensial Setelah sedikit uang terkumpul, Ayi
untuk mengembangkan pesantren model kecil yang waktu itu berumur 10 tahun, untuk
kelautan karena dari sisi geografis berdekatan memperbaiki nasib memberanikan diri pergi
dengan laut. Belum adanya konsep mengenai meninggalkan kampung halaman. Ia berjalan
pesantren maritim menjadi sebab pesantren ini kaki meninggalkan kampungnya sepanjang
belum mengembangkan budaya maritim. Hal kurang lebih 25 Km menuju jalan besar untuk
ini sesuai dengan pengakuan pimpinan menuju Jakarta. Hal itu dilakukan untuk
pesantren Bisnis.com Istana Mulia. menghemat uang sakunya. Sampai di kota
Metropolitan, Ayi bekerja menjadi kernet jahit.
Kami memang belum memahami konsep
Gaji tiga puluh lima ribu rupiah seminggu
pesantren maritim. Kami menunggu
hanya cukup untuk makan sehari-hari. Setiap
pedoman yang mestinya kami terima dari
malam, ia tidur beralaskan bahan levis dan
Kementerian Agama. Ketika ada wacana
terkadang tidur di atas mesin obras.
pesantren Maritim, memang kami
Ruangannya sangat sempit, bau apek, panas dan
mengajukan diri untuk menjadi salah satu
pengap, bahkan kadang tidur ditemani kecoa,
pesantren untuk dikembangkan dalam
tikus got dan curut nying - nying. Namun apalah
perspektif pesantren maritim ini. Namun
daya, keadaan memaksanya untuk tetap
sejauh ini kami belum mendapatkan
bertahan.
pedoman apapun untuk melaksanakan
pesantren maritim (Wawancara dengan Tiga bulan di Jakarta, karena usianya
Ayi Muzayini, Pengasuh Pesantren masih terlalu kecil untuk bekerja, kemudian ada
Bisnis.com). yang menyarankan agar Ayi tinggal di Panti
Asuhan. Menerima tawaran itu, Ayi kecil
Nama lengkap pesantren ini adalah
bergabung ke Panti Asuhan yang berafiliasi
pesantren Bisnis.com Istana Mulia. Berlokasi di
dengan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
Kampung Nangkabeurit, Bantarwaru Cinangka
Selama enam tahun Ayi Muzayini menempuh
Serang Banten. Terletak di pantai Barat Pulau
pendidikan di sana. Dari sana dia mendapatkan
Jawa, dari arah Cilegon pesantren ini berada
ijazah pendidikan jenjang menengah pertama
kurang lebih 17 Km sebelum sampai Pantai
dan menengah atas. Tidak sia-sia Ayi Muzayini
Carita Anyer Banten. Berjarak kurang lebih 1
merantau ke Jakarta, karena dia tidak jadi
Km dari laut, pesantren ini potensial untuk
ketinggalan dalam pendidikan formalnya.
digagas sebagai pesantren maritim. Pesantren
ini berdiri pada tahun 2012 oleh seorang anak Berbekal dengan ilmu agama dan ijazah
muda bernama ustaz Ayi Muzayini yang saat pendidikan menengah atas, Ayi Muzayini suatu
penulis datang menemuinya pertama kali saat berkesempatan itu melanjutkan hidupnya
berusia kurang lebih 40 tahun. untuk merantau ke luar negeri. Secara kebetulan
ada yang menawarinya pergi ke Kuwait. Maka
Selintas tentang Ustaz Ayi Muzayini,
demi pengalaman yang lebih luas, sebagaimana
dia adalah seorang anak petani udik dari daerah
tekatnya dia meninggalkan kampung halaman
Sukabumi. Ayi lahir September 1976 di sebuah
di Sukabumi, kali ini dia membuat keputusan
kampung Mariuk, Jampang Tengah Kabupaten
besar dengan meninggalkan Indonesia mencari
Sukabumi, tepatnya sekitar 78 kilometer dari

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 26
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

pengalaman hidup di negeri Timur Tengah, diperbolehkan, bahkan diharuskan mempunyai


Kuwait. Di Kuwait dia belajar pendidikan di laptop. Kedua, Pesantren sebagai tempat wisata
Islamic Boarding School state of Kuwait (1993- spiritual. Gagasan ini diwujudkan dengan
1995) dan melanjutkan studi agamanya ke menjadikan lokasi pesantren sedemikian rupa
Religious Institute of Kuwait (1995-1998). sebagai pesantren yang memberikan
pencerahan bagi generasi muda. Bangunan
Tahun 1998, Ayi Muzayini pulang
pesantren dibuat seperti lokasi outbond.
kembali ke Jakarta. Untuk menyelesaikan
Bangunan-bangunan dinamai kota-kota besar
pendidikan formalnya yang sempat ia
dunia seperti Jayakarta, Madinah, Tokyo,
tinggalkan, ia mendaftar pendidikan di S1
Istanbul. Ketiga, Dengan adanya wacana
jurusan Hubungan Internasional Universitas
pengembangan pesantren maritim, pesantren ini
Budi Luhur Jakarta. Pengalamannya selama di
mengajukan diri untuk menjadi rintisan
Kuwait ditambah dengan pilihan program studi
pesantren maritim. Selain pesantren berbasis
di bidang hubungan internasional serta hobi di
online dan pesantren sebagai objek wisata
bidang IT menambah wawasannya di bidang
spiritual, maka dengan pengembangan gagasan
jaringan komunikasi global. Skills dan
pesantren maritim, maka gagasan itu menjadi
wawasannya menyebabkan dia mempunyai
muatan ketiga dari keberadaan pesantren ini
kecakapan yang spesial yang memungkinkan ia
dipercaya menjadi konsultan di bidang IT di Kronologi perkembangan pesantren ini
berbagai perusahaan (Muzayini, 2010). yang bermula dari diskusi online ustaz Ayi
dengan para warganetnya. Diskusi ini
Setelah eksis sebagai profesional di
berkembang hingga menjadi keinginan untuk
bidang informasi teknologi, pada tahun 2011
melakukan aksi nyata membentuk lembaga
Ayi Muzayini merasa terpanggil untuk
pendidikan pesantren. Perkembangan pesantren
mendirikan lembaga pendidikan pesantren.
hingga merespons gagasan pesantren maritim
Pesantren yang digagas mempunyai ciri, yaitu
dapat disebutkan: periode diskusi online (2006-
Pertama, Pesantren yang fokus
2011), periode aksi nyata pendidikan
mengembangkan lifeskills anak didik berbasis
pesantren/periode offline (2011-2016),
online. Semua santri selain mengaji untuk
menggagas pesantren maritim (2016).
membentuk mental, sejak dini sudah dikenalkan
berselancar melalui internet. Peserta didik
Tabel. 1. Asal negara dan pengunjung website PesantrenBisnis.com
Asal negara Jumlah
Indonesia 277.906
Amerika Serikat 50.891
Rusia 22.599
Ukraina 15.953
India 13.238
Israel 8.657
China 8.086
Jerman 5.221
Inggris 4.650
Perancis 4.013

Periode diskusi online (2006-2011). profesinya sebagai kreator dan konsultan


Periode ini dirintis sebelumnya dimulai dari dibidang IT di berbagai perusahaan di Jakarta,
sebuah pengelolaan website Bisnis.com. secara Ustaz Ayi Muzayini memiliki pemikiran untuk
kebetulan penggagas pesantren ini, ustaz Ayi membentuk sebuah portal untuk memajukan
Muzayini, mempunyai keahlian di bidang anak-anak bangsa di bidang IT. Karena itu dia
teknologi informasi atau IT, maka rencana mencoba menularkan dan mewujudkan
pesantren ini muncul sebagai tindak lanjut dari imiannya itu dengan membuat website bernama
pengelolaan website Bisnis.com ini. Di tengah Bisnis.com. dari website ini Ustaz Ayi

27 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

Muzayini mencoba membagi berbagai berstandar internasional yang Unggul dan


pemikiran terkait dengan pengembangan Terpercaya dalam dan luar negeri, maka IMG
kesadaran IT bagi generasi muda. mulai mengembangkan dan membangun
Komplek Taman Wisata Pendidikan (TWP)
Bermula dari diskusi yang terjadi antara
secara serius, yang dimulai 9 Maret 2012 di atas
pengelola website Bisnis.com dengan warganet,
tanah seluas 4.000 m².
maka mulai muncul pemikiran perlu
pembangunan kesadaran IT diwujudkan dalam Landscape pesantren ini dibangun lebih
lembaga pendidikan. Menurut Ustaz Ayi menyerupai dengan lokasi dengan gaya cottage-
Muzayini, gagasan mendirikan pesantren cottage. Seperti gaya villa di Bogor, namun
Bisnis.com bermula dari diskusi dalam media dengan konteks kebun. Lokasi pesantren dibuat
sosial antara Ustaz Ayi dengan pengikutnya. menyerupai tempat outbond. Dari pengakuan
PesantrenBisnis.com secara online didirikan penggagasnya, Ustaz Ayi Muzayini, salah satu
pada tahun 2009 dengan pengunjung dari konsep pengembangan pesantren ini adalah
berbagai negara maju di dunia. Jumlah pesantren sebagai tujuan wisata. Selain konsep
pengunjung sampai dengan 09 Oktober 2015 cottage-cottage, pesantren ini juga dilengkapi
sebanyak 528.076, dengan pengunjung bendera-bendara dari berbagai bangsa.
terbanyak asal Indonesia 277.906 dan Israel Pesantren ini menampung santri dari berbagai
mendapat urutan ke-6 dengan jumlah negara. Demikian juga nama-nama masing-
pengunjung 8.657 (Tabel 1). masing pondokan diberi nama-nama kota-kota
terkenal di dunia seperti Istanbul, Tokyo,
Kesadaran perlu lembaga pendidikan
Jayakarta, Madinah. Pemberian nama kota
yang mengajarkan anak-anak melek IT sedini
terkenal di dunia ini lebih dimaksudkan untuk
mungkin semakin mendapatkan momentumnya
membuat anak didik sedini mungkin mengenal
ketika Ustaz Muzayini mempunyai anak usia
kota-kota besar dunia.
SMP yang butuh lembaga pendidikan yang
mengembangkan bakatnya sejak dini. Dari Selanjutnya PesantrenBisnis.Com
kesadaran ini, Ustaz Muzayini bertekad untuk (Entrepreneur Academy) merintis SMP
mendirikan lembaga pendidikan yang Informasi Teknologi Istana Mulia. Rekrutmen
memenuhi harapan itu. Sebagai orang yang siswa dilakukan melalui media online dan
pernah dibesarkan di panti asuhan, Ustaz berhasil menjaring siswa dari berbagai daerah.
Muzayini tergerak untuk memulai di bidang Angkatan pertama, sekolah ini berhasil
pendidikan ini dengan membina anak yatim. merekrut 18 siswa dari beberapa provinsi di
Indonesia, yaitu Banten, Jawa Barat, Jakarta,
Periode offline (2011-2016). Pesantren
Bengkulu, dan Manado.
ini kemudian direalisasikan secara faktual
diawali dengan inisiatif pendiri Istana Yatim Melihat perkembangan yang begitu
Indonesia yang melakukan kerja sama dengan cepat dan kebutuhan sarana prasarana yang
Yayasan Darul Anwar Banten, pada tahun 2011. lebih banyak, maka IMG terus berupaya meng-
Hal tersebut bertujuan untuk membantu dan optimalkan daya upaya dalam pemenuhannya,
memfasilitasi siswa Darul Anwar yang yatim sehingga pada tahun 2015, pendiri dan CEO
dan duafa agar dapat bersekolah. Kesepakatan IMG dan Tim harus mengalihkan berbagai aset
tersebut langsung dikomandani oleh Pendiri dan dan kekuatan finansial dari berbagai sumber
CEO Istana Mulia Groups (IMG) Ustaz Ayi untuk pengembangan TWP SMP Informasi
Muzayini, dan Yayasan Darul Anwar Banten Teknologi Istana Mulia Anyer Carita. Pada
diwakili oleh Ketua Yayasan Darul Anwar bulan Oktober 2015 total tanah yang telah
Banten yang merangkap Kepala Sekolah Darul dibebaskan IMG seluas 34.000 m² (3,4 ha)
Anwar Ustaz Dedi Suhandi. dengan total luas bangunan, jalan dan taman
seluas 10.300 m² (1,3 ha).
Perkembangan berikutnya, IMG merasa
perlu mengembangkan diri menjadi pesantren Atas upaya tim cyber dan google
yang mandiri. Niat ini dimulai dengan marketing santri, setiap tahun santri terus
pembelian tanah pertama seluas 2.750 m² dan bertambah dengan sangat cepat, pada tahun
membangun 2 kelas dan 2 kantor serta 1 masjid. 2014 Jumlah santri angkatan ke-2 berjumlah 78
Dalam rangka ikut mewujudkan Pendidikan orang dan pada tahun ajaran 2015–2016

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 28
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

angkatan ketiga yang lulus tes dan diterima di Pertama, Pesantren Bisnis.com Istana
Istana Mulia berjumlah 115 orang dari jumlah Mulia sejauh ini membangun keunggulan skills
yang mendaftar online 423 orang. Asal sekolah di bidang IT online. Dengan keunggulan
santri ini berasal dari berbagai wilayah tersebut, pesantren ini bisa mempromosikan
Indonesia. Walau Provinsi Banten, Jawa Barat, hasil laut dan olah lanjut hasil laut yang
dan DKI Jakarta masih menjadi mayoritas asal dihasilkan oleh masyarakat sekitar melalui
santri, namun santri ada juga yang berasal dari media online. Hal ini akan mempercepat produk
Papua, Palembang, Lampung, Gorontalo, kelautan yang dimediasi pesantren dikenal oleh
Banjarmasin, Kalimantan, Bengkulu, Padang, pasar. Kedua, Kedekatan lokasi Pesantren
Medan, Manado, dan lainnya. Total santri yang dengan laut memungkinkan pesantren dapat
lulus tes dan diterima di Istana Mulia pada bulan berinisiatif melakukan usaha eksplorasi dan
Oktober 2015 adalah sebanyak 192 santri. budi daya komoditi kelautan seperti budidaya
ikan dan pengembangan rumput laut. Ketiga,
Periode merintis pesantren maritim
Dengan nama pesantren Bisnis.com
(2016). Untuk pengembangan pesantren ke
memungkinkan pesantren ini melakukan usaha
depan, menurut pimpinan pesantren ini, mereka
lanjut dari komoditi kelautan seperti reproduksi
berminat untuk menjadi salah satu pesantren
hasil laut seperti pengalengan ikan, pembuatan
yang mengembangkan pesantren maritim atau
minuman berbahan baku rumput laut. Keempat,
pesantren bahari. Maka ketika Kementerian
Kedekatan lokasi pesantren dan minat pesantren
Agama merintis pengembangan pesantren
yang ingin mengembangkan pesantren sebagai
maritim yang dicanangkan dengan keterlibatan
tujuan wisata spiritual memungkinkan
Kementerian Agama melalui Sail Tomini 2015
pesantren ini mengembangkan wisata spiritual
di Sulawesi Tengah, Pesantren Bisnis.com
bernuansa kelautan.
Istana Mulia Cinangka Serang mengajukan diri
menjadi salah satu pesantren yang siap Menyikapi tentang wacana pesantren
dikembangkan menjadi pesantren maritim. maritim, Ustaz Ayi Muzayini menjelaskan
bahwa pesantren Bisnis.com Istana Mulia
Di Provinsi Banten terdapat enam
sangat menunggu konsep pesantren maritim ini.
pesantren yang mengajukan diri menjadi
Diakui oleh mereka, bahwa mereka masih
pesantren bahari atau pesantren maritim, yaitu
merasa kebingungan mulai dari mana untuk
1) Pesantren Bisnis.com Istana Mulia
mengembangkan pesantren maritim ini.
Nangkabeurit Bantar Waru Cinangka Serang; 2)
Karenanya mereka sangat menanti konsep
Pesantren Nurul Mursyidah Pegadungan
pesantren maritim ini, karena kami memang
Karangtanjung, Pandeglang; 3) Pesantren
mempunyai konteks sosial dan geografis yang
Manahijussadat Serdang Pasir Keong, Cibadak
dekat dengan kelautan.
Lebak; 4) Pesantren Nurul Fikri Babakan
Padang Cibungur, Leuwidamar, Lebak; 5) Barangkali yang bisa kami lakukan
Pesantren As-Syifa Cikadu Indah Tanjungjaya adalah memulai dengan memetakan
Panimbang Pandeglang; 6) Pesantren Nurul potensi kelautan yang ada pesantren
Hikmah Cipacung Karangsuraga Cinangka kami, seperti hasil tangkap ikan para
Serang (Data Kemenag Kanwil Banten, 2019). nelayan, produksi makanan dari hasil
laut seperti kerupuk udang, terasi. Kami
Menuju pengembangan pesantren
dengan pesantren yang kuat di bidang
maritim, Pesantren Bisnis.com Istana Mulia
online, akan mempromosikan produk-
belum mempunya konsep khusus untuk menuju
produk kelautan yang dihasilkan nelayan
ke sana. Ketika peneliti datang ke lokasi,
di sekitar kami (Wawancara Ayi
mereka baru mengumpulkan informasi
Muzayini, Pengasuh Pesantren
bagaimana mengembangkan pesantren maritim
Bisnis.com).
tersebut. Menurut pengamatan peneliti,
pesantren bisnis.com Istana Mulia mempunyai Pesantren Maritim: Konsep dan
beberapa potensi yang bisa dikembangkan Implementasi Program
dalam kerangka pesantren maritim, sebagai
berikut. Herlan Prasetyo (2016) menyebutkan
bahwa pembangunan maritim perlu

29 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

diimplementasikan ke dalam empat bidang Kejadian serupa juga peneliti temukan


pembangunan nasional secara ketika ketemu dengan beberapa pesantren di
berkesinambungan. Keempat bidang itu Sulawesi Selatan ketika peneliti mengikuti
meliputi Bidang politik, ada kebijakan workshop pengembangan pesantren maritim
pembentukan Kementerian Koordinator yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama
Kemaritiman dan Sumber daya dan dan Keagamaan di Kabupaten Bantaeng
pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Sulawesi Selatan. Kebanyakan peserta yang
Illegal Fishing. Bidang ekonomi, ada kebijakan berdomisili di pinggir lautan juga belum banyak
Tol Laut, dengan pengembangan kapal-kapal memahami konsep Pesantren Maritim (Tahara,
nelayan, pembangunan dan pengembangan 2016a). Fakta ini sekaligus menunjukkan bahwa
pelabuhan, pembangunan Pusat Logistik dari 360 pesantren yang mengajukan diri
Berikat (PLB), pengembangan industri menjadi pesantren maritim dapat diduga juga
galangan kapal. Kemudian ada kebijakan belum mempunyai konsep yang jelas
investasi asing industri perikanan dan kebijakan mengembangkan pesantren maritim.
percepatan waktu bongkar muat (dwelling time) Dari beberapa perbincangan yang
di pelabuhan, dengan memperbanyak jalur hijau penulis ikuti dalam menggagas pesantren
barang, meningkatkan biaya denda, kereta api maritim ini, ada beberapa permasalahan umum
pelabuhan, meningkatkan sistem teknologi yang dihadapi pesantren yang bisa dirumuskan
informasi, penambahan kapasitas crane (alat terkait pengembangan budaya maritim di
derek), dan penyederhanaan peraturan pesantren. Beberapa permasalahan umum itu
perizinan, serta pemberantasan mafia di dapat disebutkan antara lain: 1) kalangan
pelabuhan. Bidang sosial budaya ada kebijakan pengelola pesantren belum mengenali potensi
pengembangan pariwisata bahari dan laut yang ada di sekitar mereka; 2) Pengelola
pengembangan pendidikan maritim. Bidang pesantren juga belum tahu caranya bagaimana
pertahanan dan keamanan (hankam) ada memanfaatkan potensi laut; 3) Pengelola
kebijakan pembentukan Badan Keamanan Laut pesantren belum tahu bagaimana menjual hasil
(Bakamla), pengembangan alutsista TNI produk pengolahan potensi kelautan.
Angkatan Laut, dan pengembangan alutsista
TNI Angkatan Udara (Prasetyo, 2016). Pesantren mana yang sebaiknya menjadi
sasaran pengembangan pesantren maritim?
Pengembangan pesantren maritim Pesantren-pesantren yang berlokasi di sekitar
merupakan bagian usaha perubahan pandangan pantai tentunya menjadi sasaran utama
masyarakat melalui bidang sosial budaya. Kalau pembangunan dalam rangka pengembangan
mencermati perkembangan gagasan pesantren pesantren maritim. Dengan tekstur negara
maritim di Indonesia dimulai dari pesantren kepulauan, di Indonesia banyak sekali
Bisnis.com Istana Mulia Cinangka Serang, mempunyai pesantren yang berada di bibir
maka peneliti bisa mengatakan bahwa pantai. Sayangnya pesantren yang banyak itu,
permasalahan pertama yang tampak nyata di kebanyakan atau hampir semuanya belum
lapangan adalah masalah kekosongan konsep mempunyai konsep tertentu tentang pesantren
tentang pesantren maritim. Ketiadaan konsep maritim. Pesantren lebih banyak dipahami
menjadi persoalan pertama yang dihadapi oleh sebagai tempat tafaquh fiddin saja sehingga
Kementerian Agama ketika menggagas agak terabaikan pesantren sebagai tempat
pesantren maritim. Hal ini yang menjadi temuan pemberdayaan sosial atau pesantren sebagai
kami di lapangan, ditanyakan bagaimana pembinaan lifeskills santri. Padahal kalau kita
gagasan tentang pesantren maritim, para melihat ciri khas utama pesantren adalah
pengelola tampak masih gamang dan belum kemandirian, kemandirian tidak hanya dalam
bisa menyebutkan gagasan mereka sebenarnya hal lembaga tetapi juga sosok santri yang
tentang pesantren maritim. Mereka mengakui mandiri, ciri khas pesantren ini hendaknya
belum mempunyai pedoman atau konsep yang mewarnai kemandirian para santrinya dalam
akan mereka kembangkan. Selama ini mereka menata kehidupan ekonomi.
menunggu panduan yang diberikan
Kementerian Agama dalam menggagas Prasyarat pesantren maritim hendaknya
pesantren maritim ini. di lokasi sekitar pantai banyak dimiliki

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 30
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

pesantren di Indonesia. Dengan bentangan garis perilaku dari masyarakat Indonesia yang
pantai yang panjang, dapat dipastikan bahwa sebelumnya didominasi budaya agraris, menuju
Indonesia mempunyai ribuan pesantren di masyarakat yang sadar dengan budaya kelautan.
daerah pantai. Hanya saja keberadaan pesantren Dalam menuju perubahan paradigma
di garis pantai tidak bisa menjamin bahwa pembangunan, Kementerian Kelautan telah
pesantren itu sudah masuk dalam kategori mencanangkan beberapa program prioritas di
pesantren maritim. Kasus Pesantren Bisnis.com bidang kelautan antara lain 1) penanggulangan
istana mulia yang dekat laut dan sangat dan penyelesaian UU fishing dan keamanan
berpotensi menjadi pesantren maritim ternyata
laut; 2) Industri perikanan dan hasil laut; 3) tata
belum memahami konsep atau arah pesantren ruang laut, konservasi dan rehabilitasi pesisir
maritim. Hal ini tampak dari ungkapan dan laut, serta wisata bahari; 4) kesejahteraan
pimpinan pesantren yang menyatakan belum nelayan, pembudidayaan ikan dan petambak
tahu hendak mau dibawa ke mana dengan garam; 5) perundingan dan penetapan batas
gagasan pesantren maritim. laut, penamaan laut dan pengelolaan pulau-
Namun dari daya dukung lingkungan, pulau kecil.
peneliti beranggapan bahwa pesantren Dari beberapa program prioritas
Bisnis.com IMG memenuhi untuk menjadi Kementerian Kelautan ini, pesantren bisa ambil
rintisan pesantren maritim, karena didukung bagian dalam program-program yang bisa
dengan fakta-fakta sebagai berikut: 1) lokasi dilakukan pesantren seperti ikut dalam
pesantren Mulia ini dengan garis pantai berada pengembangan industri hasil laut, pem-
kurang lebih 1 Km; 2) masyarakat di sekitar budidayaan ikan, dan industri garam
pesantren banyak yang mempunyai profesi pengembangan wisata bahari. Pesantren
yang berhubungan dengan laut seperti nelayan, Bisnis.com Istana Mulia sendiri lebih
pengkonsumsi ikan laut; 3) pesantren dapat pengembangan pemasaran industri hasil laut
mengembangkan program-program yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar, budi
berkaitan dengan kelautan seperti turut serta daya perikanan dan pengembangan wisata
dalam ekspose dan pemasaran produk kelautan. spiritual bernuansa kelautan.
Program pemerintah di bidang
pengembangan kemaritiman dan peluang Agenda Pengembangan Pesantren Maritim
partisipasi pesantren. Pemerintahan di bawah Secara umum menurut Prasetyo,
kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah tantangan yang akan dihadapi dalam mengubah
pernah mengampanyekan Indonesia sebagai cara pandang masyarakat, termasuk pesantren,
poros maritim dunia menjadi momentum yang adalah tantangan implementasi konsep poros
tepat untuk memulai pesantren maritim ini. maritim terkait sistem teknologi dan informasi,
Wacana Indonesia sebagai poros maritim sarana dan prasarana, sumber daya manusia,
disampaikan pertama kali oleh Jokowi di musim dan kondisi dunia maritim Indonesia. Untuk
kampanye presiden tahun 2014. Setelah menjawab berbagai tantangan itu diperlukan
menjadi Presiden, Jokowi mengulangi gagasan pelaksanaan program yang komprehensif
itu dalam KTT APEC di Beijing dan KTT G20 didukung penelitian dan pengembangan secara
di Sydney. Saat itu Presiden Joko Widodo berkelanjutan (Prasetyo, 2016). Perspektif ini
menyatakan perlunya investasi besar-besaran bisa dipakai untuk membaca potensi pesantren
untuk mendukung program “Poros Maritim dalam konteks pengembangan pendidikan
Dunia.” berbasis maritim.
Menindaklanjuti gagasan itu, Dari hasil kajian dan refleksi di lapangan,
pemerintah Indonesia telah mengeluarkan untuk mengubah kultur masyarakat pesantren
Undang-undang yang menjadi dasar menjadi masyarakat yang sadar terhadap nilai
pengembangan eksplorasi laut melalui UU No. lebih budaya maritim, dan akan membawa
32 Tahun 2014. UU tersebut menjadi dasar perubahan besar, diperlukan minimal satu dari
penegasan perubahan paradigma pembangunan tiga prasyarat: pertama, ada pesantren yang
yang berbasis kelautan (ocean based berlatar belakang kelompok sosial yang secara
development). Hal ini menuntut perubahan tradisional sudah menggantungkan hidupnya

31 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

dengan laut. Kedua, intervensi pendidikan Endang Susilowati menyebutkan etnis


kemaritiman di pesantren, ketiga, adanya niatan maritim di Indonesia meliputi suku Bajau/Bajo
komodifikasi potensi kelautan yang berbasis yang mendiami berbagai titik perairan seperti
pada lembaga pesantren. di sebelah timur Selat Makassar, pantai timur
Kalimantan, Pulau Alor dan sekitarnya,
Tentang prasyarat pertama,
Kepulauan Banggai, Kepulauan Togian di
PesantrenBisnis.com yang berada di Provinsi
Teluk Tomini, Kepulauan Bacan, Kepulauan
Banten mempunyai sejarah keberhasilan
Sulu, dan lain-lain; suku Orang Laut di
sebagai daerah kosmopolitan maritim pada
Selat Malaka dan perairan Sumatra Timur,
zaman dahulu. Namun karena penjajahan,
sekitar Pulau Belitung (dikenal juga dengan
kultur sosial kemaritiman yang dimiliki
sebutan Orang Ameng Sewang) dan Orang
masyarakat Banten memudar. Konteks sosial
Laut di sekitar Pulau Bangka yang dikenal
yang berdekatan dengan dunia maritim menjadi
dengan sebutan Orang Sekak. Orang Laut yang
penting untuk menjadi basis pengembangan
berlabuh dan mendiami pesisir pantai
pesantren maritim. Dalam konteks ini,
Kalimantan Selatan selanjutnya dikenal sebagai
sangatlah urgen untuk melakukan penggalian
Orang Banjar; yang mendiami pesisir pantai
nilai-nilai luhur masyarakat pantai yang
Sulawesi Selatan dikenal sebagai Orang Bugis;
menonjol dalam berbagai arena sosial,
yang mendiami Pulau Irian dikenal sebagai
ekonomi dan politik (Tahara, 2018).
Orang Tabati; dan yang mendiami Pulau
Untuk di daerah-daerah di luar Banten, Sumbawa, terutama di sekitar Nusa Tenggara
sesungguhnya kelompok sosial yang secara Barat, dikenal sebagai Orang Mbojo. Selain
tradisional di Indonesia yang sudah meng- itu masih ada Suku Mandar, Makassar,
gantungkan hidupnya dengan laut, banyak Buton, Sangir, Talaud, dan Madura
ditemukan kelompok sosial seperti ini. (Susilowati, 2017).
Misalnya suku Bajo di perairan Sulawesi dan
Mereka menjadi sasaran strategis,
suku Anak Laut di Kepulauan Riau. Mereka ini
termasuk pesantren yang ada di dalamnya,
sudah akrab dengan laut. Mereka sudah terbiasa
untuk menggarap kembali pengembangan
dengan ombak di laut. Kelompok tradisional
modal budaya maritim yang sudah ada. Dengan
seperti ini menjadi modal yang sangat potensial
beberapa sentuhan pembinaan dan
untuk menghasilkan putra-putra daerah mampu
pengembangan, pendidikan di lingkungan
memaksimalkan potensi kelautan. Di
mereka akan sangat membantu untuk penguatan
masyarakat tradisional nelayan seperti itu,
standar skills mereka. Mereka akan lebih
seyogyanya dijadikan sasaran pengembangan
mempunyai nilai lebih bila diberdayakan.
pesantren maritim ini.
Keahlian mereka nantinya bisa digunakan oleh
Di Indonesia ada beberapa kelompok negara seperti bekerja di angkatan laut dan
tradisional yang kehidupannya berbasis laut. laboratorium kelautan.
Adrian Hooridge (1986) menyebutkan beberapa
Kultur maritim kelompok-kelompok
suku di Indonesia yang kehidupannya
sosial tradisional seperti itu akan menjadi modal
berorientasi laut seperti Suku Bajo, Bugis
sosial dan budaya yang kuat bagi pesantren-
(Teluk Bone), Makassar (Galesong, Tallo,
pesantren yang tumbuh di tengah-tengah
Pangkep), Mandar (Sulawesi Barat), Buton
mereka. Pesantren yang syarat dengan
(Sulawesi Tenggara), Madura (Jawa). Mereka
pendidikan kemandirian, lifeskills hendaknya
dianggap sebagai pewaris kebudayaan maritim
dapat mengambil best praktis ketrampilan hidup
di Asia tenggara sejak ribuan tahun silam.
yang ada di sekitarnya.
Kemudian muncul kelompok etnis yang lain
yang juga berorientasi laut seperti penduduk Pembentuk yang berikutnya adalah
Bawean, Masalembo, Sapudi, Bonerate- intervensi pendidikan. Kesadaran budaya
Selayar, Polu’e (Laut Flores), pemburu Paus di maritim bisa berubah manakala dilakukan
Lamakera. Suku-suku laut ini kehidupannya terobosan di bidang pendidikan. Penulis pernah
sudah akrab dengan laut, dan laut sudah menjadi memetakan ada tiga model terobosan
sahabat mereka (Horridge, 1986). pendidikan pesantren: perubahan yang
diinisiasi kiai/pengelola pesantren, perubahan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 32
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

yang digagas pemerintah dan perubahan yang pengembangan rumput laut, investasi
digagas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pengembangan udang galah yang banyak hadir
(Murtadho, 2010). di daerah lampung. Kehadiran investor pada
pesantren-pesantren di daerah nelayan akan
Kasus pesantrenBisnis.com masih
sangat membantu dalam mewujudkan pesantren
terkesan kurang kuat dalam mempunyai
maritim.
gagasan pesantren maritim. Hal ini ditandai
dengan belum jelasnya konsep pengembangan Pengembangan budaya maritim di
pesantren maritim pada lembaga ini. Beberapa pesantren merupakan salah satu bentuk usaha
langkah bisa dilakukan, misalnya Bony Irawan mengubah kultur masyarakat melalui
mengusulkan tentang perlunya penguatan pendidikan. Dengan pendidikan, masyarakat
literasi kelautan (Irawan, 2018). Usaha yang pesantren dikenalkan dengan potensi laut
lain, bisa juga dilakukan dengan pembukaan sehingga santri lebih melek pada dunia
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seperti kelautan. Pesantren bisa memilih di antara dua
pelayaran termasuk media efektif untuk opsi: pertama, pesantren menjadikan
mengubah perilaku masyarakat yang tadinya ketrampilan kelautan sebagai program lifeskills
tidak menganggap laut sebagai kebutuhan tambahan di luar program tafaqquh fiddin
dasar, dengan pendidikan kita disadarkan sebagai karakteristik utama pesantren atau
bahwa kita masih miskin kreativitas. Pesantren pilihan kedua, pesantren mengkhususkan diri
dengan gagasan pesantren maritim juga dalam pengembangan lifeskills kelautan
merupakan terobosan lain pendidikan yang bisa berkonteks pesantren.
menghasilkan perubahan masyarakat yang Dalam implementasi program
berbudaya kemaritiman. Sekalipun dalam pengembangan pesantren maritim, sejauh ini
pelaksanaannya nanti akan berbagi konsentrasi Kementerian Agama nampaknya baru
antara pesantren sebagai tafaqquh fiddin dan melakukan berbagai diskusi pembahasan awal.
pesantren dengan pengembangan ketrampilan Belum banyak tindak lanjut yang kongkret di
maritim. Lebih jauh Prayitno dalam pendidikan lapangan. Dari lapangan dirasakan masyarakat
kemaritiman perlu dikenalkan penggunaan pesantren masih menunggu intervensi lebih
metode Customer Relationship Management kongkret dari Kementerian Agama dalam
(CRM) yaitu optimalisasi penggunaan sosial mewujudkan gagasan pesantren maritim ini.
media dalam peningkatan hubungan dan
keterlibatan pelanggan dalam mengolah potensi PENUTUP
kelautan (Prayitno, 2018).
Sebagai akhir dari tulisan ini, peneliti
Prasyarat ketiga, perubahan masyarakat menggaris bawahi beberapa kesimpulan yang
menjadi masyarakat berkesadaran maritim juga bisa ditarik dari pertanyaan penelitian ini, dari
bisa radikal manakala ada kehadiran investor kasus Pesantren Bisnis.com Istana Mulia
terkait eksplorasi kelautan. Pada kasus Cinangka Serang, antara lain: Pertama, Konteks
Pesantren Bisnis.com usaha-usaha yang sejarah Banten menunjukkan bahwa daerah itu
berkaitan dengan kelautan belum banyak pernah mempunyai sejarah besar dalam tradisi
dieksplorasi. Hal ini selain masih terbatasnya kemaritiman, yaitu semasa keberadaan
literasi tentang kelautan, juga komodifikasi Kesultanan Banten. Saat itu Banten telah
kelautan masih rendah. Di daerah dengan latar menjadi kota kosmopolitan dengan
belakang belum menjamin literasi maritim mengandalkan perdagangan berbasis maritim
Tinggi (Irawan, 2019). Adanya fokus perhatian yang melibatkan berbagai negara asing seperti
dan investasi yang cukup diharapkan bisa Arab, Portugis, Belanda. Tradisi besar
mengubah cara pandang peserta didik. kemaritiman Provinsi Banten nampaknya tidak
Dengan hadirnya investor yang mampu terawat dengan baik dalam pengembangan di
mengeksplorasi modal sosial yang dimiliki masyarakat, termasuk dalam pendidikan
masing-masing di sebuah pesantren, maka keagamaan di pesantren.
perubahan perilaku bisa muncul di lembaga itu. Kedua, respons pesantren di Banten
Saat ini banyak investor di bidang kelautan terhadap gagasan pesantren maritim sampai saat
yang mulai menggeliat seperti investasi ini masih minim. Pesantren yang mengusulkan

33 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

diri menjadi pesantren maritim belum cukup Pimpinan Puslitbang Pendidikan Agama dan
memahami sepenuhnya konsep, arah dan Keagamaan yang telah memfasilitasi penulis
orientasi apa yang dimaksud pengembangan dalam mendapatkan data di lapangan; kedua,
pesantren maritim. Hal ini ada kaitannya pimpinan Kepala Wilayah Kementerian Agama
dengan sejarah pendidikan Islam di Banten Provinsi Banten yang telah memberikan
yang pernah energinya terkuras untuk referensi lembaga penelitian yang layak
kepentingan politik termasuk pengusiran dijadikan sasaran penelitian; Ketiga, terima
penjajah dan setelah Indonesia merdeka kasih juga kami sampaikan kepada pimpinan
pemerintah baru cenderung mengembangkan pesantren Bisnis.com Istana Mulia Serang
konsep pembangunan yang bersifat agraris. Banten yang telah menerima dan memberikan
data dan informasi terkait respons pesantren
Ketiga, pesantren masih menemukan
terhadap gagasan pesantren maritim.
kendala-kendala dalam membangun budaya
maritim dalam sistem pendidikannya seperti DAFTAR PUSTAKA
terkait sistem teknologi dan informasi, sarana
dan prasarana, sumber daya manusia, dan Anggraeni, P. S. (2016) ‘Politik Luar Negeri
kondisi dunia maritim Indonesia Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia
Di Era Pemerintahan Joko Widodo’,
Keempat, beberapa langkah untuk eJournal Ilmu Hubungan Internasional,
mengembangkan pendidikan pesantren 4(2).
kemaritiman, perlu dipetakan permasalahan
sekaligus poin-poin penting yang diharapkan Darma, B. A. (2019) ‘Pengembangan Ekonomi
membuat perubahan besar: a) memilih Berbasis Maritim Di Provinsi Banten’,
pesantren yang berdiri di tengah masyarakat JEQu, 9(1), pp. 73–96.
dengan latar belakang kelautan; b) perlu dibuat Eko Yuri, Gunawan, D. and Barnas, R. (2018)
terobosan pendidikan pesantren sebagai ‘Strategi Pangkalan TNI AL Banten
alternatif pendidikan kemaritiman; c) Dalam Mendukung Pengamanan ALKI
pendekatan investasi maritim di pesantren I’, Jurnal Strategi, 4(2), pp. 71–88.
Penelitian ini merekomendasikan Graaf, de H. and Pigaud, T. (1989) Kerajaan-
langkah-langkah yang perlu dilakukan Kerajaan Islam Di Jawa. Jakarta:
Kementerian Agama dalam mengembangkan Grafiti Press.
pesantren maritim itu meliputi : Pertama, perlu
segera disusun buku pedoman pengembangan Horridge, A. (1986) Sailing Craft of Indonesia.
pesantren maritim. Buku ini memperjelas Singapore: Oxford University Press.
konsep apa itu yang disebut pesantren maritim Irawan, B. (2018) ‘Framework Literasi
dan apa saja yang harus dilakukan pesantren Kelautan Sebagai Acuan Pembelajaran
maritim. Kedua, Kementerian Agama Sains di Negara Maritim’, Pedagogi
melakukan pemetaan pesantren yang potensial Hayati, 2(1), pp. 9–15.
mengembangkan pesantren maritim. Lokasi
pesantren yang berada di garis pantai akan Irawan, B. (2019) ‘Profil Tingkat Literasi
menjadi ujung terdepan dalam pembangunan Kelautan Mahasiswa Pendidikan
budaya maritim di Indonesia. Ketiga, Biologi di Universitas Maritim Raja Ali
Kementerian Agama perlu melakukan piloting Haji, Sebuah Studi Kasus Universitas
pengembangan pesantren maritim untuk Kemaritiman di Wilayah Kepulauan’, in
memperjelas capaian perubahan pendidikan Talenta Conference Series: Science and
keagamaan yang selaras dengan budaya Technology (ST). Medan: TALENTA.
maritim. doi:
https://doi.org/10.32734/st.v2i2.519.
UCAPAN TERIMAKASIH Kartodirjo, S. (1966) The Peasants’ Revolt of
Atas selesainya penelitian ini, penulis Banten in 1888: Its Conditions, Course,
merasa perlu mengucapkan rasa terima kasih and Sequel: A Case Study of Social
kepada beberapa pihak yang telah Movements in Indonesia. Gravenhage:
menyukseskan jalannya penelitian ini. Pertama, Martinus Nijhoff.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 34
GAGASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS MARITIM DI BANTEN

Kila, S. (2018) ‘Syekh Yusuf: Pahlawan pp. 199–224.


Nasional Dua Bangsa Lintas Benua’, Reid, A. (2011) Asia Tenggara Dalam Kurun
Walasuji, 9(2), pp. 237–248. Niaga 1450–1680: Jaringan
Lombard, D. A. (2005) Nusa Jawa: Silang Perdagangan Global Jilid 2. Jakarta:
Budaya III–Warisan Kerajaan Yayasan Obor Indonesia.
Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Republika.Co.Id (2015) ‘Tujuan Kemenag
Utama. Bangun Pesantren Maritim’. Available
Murtadho, M. (2010) ‘Pesantren dan at:
Pemberdayaan Ekonomi’, Dialog, http://khazanah.republika.co.id/berita/d
30(63). unia-islam/islam-nusantara/.
Muslimah (2017) ‘Sejarah Masuknya Islam dan Supriyono, A. (2013) ‘Tinjauan Historis Jepara
Pendidikan Islam Masa Kerajaan Sebagai Kerajaan Maritim Dan Kota
Banten Periode 1552-1935’, Jurnal Pelabuhan’, Paramita, 23(1), pp. 27–39.
Studi Agama dan Masyarakat, 13(1), pp. doi:
136–162. https://doi.org/10.15294/paramita.v23i1
.2494.
Muzayini, A. (2010) Indahnya Berbisnis
dengan Alloh SWT. Banten: Penerbit Susilowati, E. (2017) ‘Etnis Maritim dan
Fatihah Publishing. Permasalahannya’, Sabda: Jurnal
Kajian Kebudayaan, 7(1), pp. 1–18. doi:
Nainggolan, P. P. (2015) ‘Kebijakan Poros
https://doi.org/10.14710/sabda.7.1.1 -
Maritim Dunia Joko Widodo’, Jurnal
18.
Politica Vol. 6 No. 2 Agustus 2015.,
6(2). Tahara, T. (2016a) Islam dan Budaya
Kemaritiman di Sulawesi,
Octavian, A. and Yulianto, B. A. (2014)
Pengembangan Pendidikan Keagamaan
‘Degradasi Kebudayaan Maritim:
(Pesantren) di Wilayah Maritim 29 Nop
Sejarah, Identitas, dan Praktik Sosial
– 1 Des 2016 di Bantaeng Sulawesi
Melaut Di Banten’, Masyarakat
Selatan. Jakarta: Puslitbang Pendidikan
Indonesia, 40(2), pp. 159–176.
Agama dan Keagamaan.
Pianto, H. A. (2017) ‘Keraton Demak Bintoro
Tahara, T. (2016b) ‘Pelayaran Tradisional
Membangun Tradisi Islam Maritim di
Orang Buton dan Kebijakan Poros
Nusantara’, Sosiohumaniora, 3(1). doi:
Maritim Indonesia’, Jurnal Masyarakat
10.30738/sosio.v3i1.1521.
& Budaya, 18(3).
Prasetyo, H. (2016) Konsep Poros Maritim
Tahara, T. (2018) ‘Nakodai Mara’dia Abanua
sebagai Paradigma Baru dalam
Kaiyang Toilopi: Spirit Nilai Budaya
Pembangunan Nasional. UUniversitas
Maritim Dan Identitas Orang Mandar’,
Malang.
Walasuji, 9(2). doi:
Pratama, T. A. (2015) ‘Kebijakan Poros 10.36869/wjsb.v9i2.45.
Maritim Dunia Di Tengah Dinamika
Untoro, H. O. (2006) Kebesaran dan Tragedi
Asia Pasifik Saat Ini’, Paskas. Available
Kota Banten. Jakarta: Yayasan Kota
at:
kita.
https://www.academia.edu/10062323.
Yani, Y. M. and Montratama, I. (2015)
Prayitno, O. T. (2018) ‘Peningkatan Daya Saing
‘Indonesia Sebagai Poros Maritim
Lembaga Pendidikan Kemaritiman di
Dunia: Suatu Tinjauan Geopolitik’,
Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 5(2).
dengan Penerapan CRM’, IJIS, 1(1).
Yuliati (2014) ‘Kejayaan Indonesia Sebagai
Pribadi, Y. (2017) ‘Dinamika Hubungan Sosial
Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe)’,
Keagamaan Pada Masyarakat Nelayan
Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Di Karangantu Banten’, Teosofi, 7(1),
Kewarganegaraan, 27(2), pp. 129–134.

35 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
MUHAMAD MURTADLO

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 36

You might also like