You are on page 1of 18

Vol. 13 No.

1 / Januari – Maret 2020

PERSEPSI SAKIT DAN SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL DAN


MODERN PADA ORANG AMUNGME
(STUDI KASUS DI KECAMATAN ALAMA KABUPATEN MIMIKA)

Oleh
Anius Amisim1
Albert W. S. Kusen2 Welly E. Mamosey3

ABSTRACT

Basically everyone has the right to live prosperous living and inner, dwelling,
gaining a healthy living environment and deserve health care. Healthcare
services such as hospitals, clinics, health centers and others are comprehensive
health services ranging from preventive, curative, promotive, and
rehabilitative should be able to provide healthcare services without looking at
the social status of the community.
The Based on this condition, a lot of preventive and curative health life occurs
based on traditional medicine system, and the treatment is there and has been
utilized in local area of Amungme before they get acquainted with the modern
medicine system. The traditional medicine is also referred to as alternative
medicine, generally owned by the society according to their cultural patterns
in the form of their original knowledge.
Traditional medicine is referred to as a culture in local wisdom that exists in
the Amungme peoples and according to their diversity of healthy perception
and pain. Then the phenomenon of traditional medicine exists and lives in the
form of knowledge, beliefs, values, norms as culture of the people with the
culture of the community; And the phenomenon is in the community is
confronted by the system of modern medicine medicine introduced by the
Government to the citizens.
People of Amungme have a source of traditional medicine such as
shamans/smart people or with the term Amungme society called Moweme,
Tawunamor mame and Inkupin each have the ability to heal pain with
traditional treatment systems that are inherited hereditary by the ancestors of
the Amungme tribes.

Keywords: health, traditional, perception

1
Mahasiswa Antropologi
2
Pembimbing KTIS I
3
Pembimbing KTIS II

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Pendahuluan diwujudkan dalam bentuk pem-


berian berbagai upaya kesehatan
Kesehatan merupakan kebutu-
kepada seluruh masyarakat melalui
han setiap manusia di dunia, tak
penyelenggaraan pembangunan
terkecuali di Negara seperti
kesehatan yang berkualitas dan
Indonesia. Kesehatan juga meru-
terjangkau oleh masyarakat. Kese-
pakan hak fundamental yang harus
hatan masyarakat adalah pilar
diperjuangkan bagi setiap orang.
pembangunan suatu bangsa. Kese-
Pada dasarnya setiap orang berhak
hatan adalah salah satu kebutuhan
untuk hidup sejahtera lahir dan
dasar manusia. Begitu pentingnya,
batin, bertempat tinggal, men-
sehingga sering dikatakan bahwa
dapatkan lingkungan hidup yang
kesehatan adalah segala-galanya,
sehat serta berhak mendapatkan
tanpa kesehatan segala-galanya
pelayanan kesehatan. Pelayanan
tidak bermakna. Oleh karena itu,
kesehatan seperti rumah sakit,
setiap kegiatan dan upaya untuk
klinik, puskesmas dan yang lainnya
meningkatkan derajat kesehatan
merupakan pelayanan kesehatan
masyarakat yang setinggi-tinggi-
yang bersifat komprehensif mulai
nya dilaksanakan berdasarkan
dari preventif, kuratif, promotif,
prinsip nondiskriminatif, partisi-
dan rehabilitatif seharusnya dapat
patif, perlindungan, dan berke-
menyediakan pelayanan kesehatan
lanjutan yang sangat penting
tanpa melihat status sosial
artinya bagi pembentukan sumber
masyarakat.
daya manusia Indonesia, pe-
Pembangunan bidang kese-
ningkatan ketahanan dan daya
hatan pada dasarnya ditujukan
saing bangsa, serta pembangunan
untuk meningkatkan kesadaran,
nasional.
kemauan dan kemampuan hidup
Pemerintah telah berupaya
sehat bagi setiap orang untuk
memberikan jaminan sosial kese-
mewujudkan derajat kesehatan
hatan bagi masyarakat miskin
yang optimal sebagai salah satu
seperti ASKES (Asuransi Kese-
unsur kesejahteraan sebagaimana
hatan), BLT (Bantuan Langsung
diamanatkan oleh pembukaan
Tunai), BPJS, KIS (Kartu Indonesia
Undang-Undang Dasar Republik
Sehat) dan lainnya supaya
Indonesia 1945. Kesehatan sebagai
kebutuhan pelayanan kesehatan
hak asasi manusia (HAM) harus

2
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

bagi masyarakat miskin bisa standarisasi obat tradisional


terpenuhi. Namun pengaplikasian melalui program keilmuan atau
tersebut bukan hal yang mudah. pengembangan berbasis ilmiah.
Kondisi Indonesia sebagai negara Terdukung dengan adanya kondisi
yang berkembang belum cukup sumber daya alam hutan di
mampu untuk menangani segala Indonesia, maka sistem pengo-
kebutuhan pelayanan kesehatan batan tradisional tumbuh dan
dan menjadikannya sebagai berkembang sejak munculnya
pelayanan gratis untuk warga kehidupan suku-suku bangsa di
negara dengan jumlah penduduk muka bumi ini. Hal ini dibuktikan
yang sangat besar. Permasalahan dengan tersebarnya pengetahuan
distribusi akses layanan kesehatan mereka dalam sistem pengobatan
adalah hal yang tidak lagi bisa tradisional berdasarkan sejarah
dipungkiri saat ini. Masalah perjalanan kehidupan suku bangsa
accessibility dimana semua fasilitas tertentu. Pengobatan tradisional
yang baik dan tenaga-tenaga ahli itu disebut juga sebagai pengo-
masih terpusat di kota-kota besar, batan alternatif, dimiliki pada
sehingga belum terjangkau oleh umumnya masyarakat menurut
masyarakat yang tinggal di daerah pola-pola kebudayaan mereka
terpencil. Kondisi geografis masya- dalam bentuk pengetahuan asli-
rakat Distrik Alama jauh dari nya. Pengobatan tradisional
fasilitas infrastruktur yang me- disebut sebagai budaya dalam
madai. Untuk dapat menjangkau kearifan lokal yang ada di masing-
fasilitas kesehatan yang modern di masing daerah dan suku-suku
kota kabupaten Timika harus bangsa. dan menurut keaneka-
menggunakan pesawat. ragaman persepsi sehat dan sakit
mereka. Lebih konseptual maka
Bertolak dari kondisi tersebut di
fenomena pengobatan tradisional
atas masyarakat suku Amungme
ada dan hidup di dalam bentuk
biasa menggunakan pengobatan
pengetahuan, kepercayaan, nilai,
tradisional yang diturunkan nenek
norma sebagai kebudayaan
moyang. Keanekaragaman budaya
masing-masing masyarakat pe-
pengobatan tradisional yang di-
nyandang kebudayaan tersebut;
miliki bangsa Indonesia dianggap
dan fenomena tersebut ada pada
masih konvensional atau tak ada
masyarakat diperhadapkan

3
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

dengan adanya sistem pengobatan diperkenalkan pemerintah. Namun


modern kedokteran yang diper- kenyataannya, berdasarkan pe-
kenalkan oleh pemerintah kepada ngamatan sepintas secara lang-
warga masyarakat. sung terhadap orang Amungme di
lokasi penelitian, ternyata orang
Perilaku yang berkaitan dengan
Amungme masih mengakui me-
pengetahuan sosial-budaya kese-
milih dan memanfaatkan pengo-
hatan masyarakat (suku bangsa)
batan tradisional dibandingkan
dapat terwujud menurut per-
dengan sistem pengobatan medis
bedaan persepsi berdasarkan
modern kedokteran; Hal ini
pengetahuan (konsep) sehat dan
menjadi menarik bagi penulis dan
sakit. Dengan demikian konkritnya
menimbulkan keinginantahuan
perilaku sosial budaya kesehatan
penulis, mengapa dan apa sebab-
dalam mementingkan kesehatan
nya, penduduk orang Amungme
akan berbeda secara nyata antar
setempat lebih memilih meman-
kelompok suku-suku bangsa
faatkan pengobatan tradisional asli
tersebut. Kondisi tersebut akan
dibandingkan dengan adanya
terwujud dan terkait dengan sejauh
pengobatan modern kedokteran?.
mana warga masyarakat yang lebih
dikonsepkan sebagai suku-suku Persepsi
bangsa yang memanfaatkan sum- Setiap individu mempunyai
ber-sumber pengobatan (khusus- keterbatasan dalam menerima
nya tradisional) diperhadapkan rangsangan atau informasi sesuai
dengan adanya potensi sistem dengan kepribadian, minat, moti-
pengobatan modern kedokteran vasi, dan sikap yang ada dalam
seperti di atas yang disuguhkan individu tersebut. Rangsangan atau
pemerintah kepada warga informasi yang diterima setiap
masyarakat di pedesaan dan individu akan menyebabkan peru-
perkotaan. bahan pandangan, pendapat dan
Sampai saat ini masyarakat daya pikir terhadap suatu obyek
orang Amungme diperhadapkan tertentu yang disebut dengan
dengan dua (pilihan) yaitu; memilih persepsi. Persepsi adalah gam-
pada pengobatan tradisional asli baran atau cara pandang
ataupun sistem pengobatan medis seseorang terhadap sesuatu
modern kedokteran yang melalui panca indera. Menurut

4
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

Imam Muchoyar (1991), persepsi adalah sudut pandangnya, pe-


adalah suatu proses perubahan ngalaman dan pengetahuan. Per-
seorang terhadap informasi suatu sepsi juga berhubungan dengan
obyek yang masuk pada diri cara pandang seseorang terhadap
seseorang melalui pengalaman suatu obyek tertentu dengan cara
dengan menggunakan indera- yang berbeda-beda dengan
indera yang dimiliki dan proses menggunakan alat indera yang
tersebut bertahan dengan dimiliki dan berusaha menafsirkan.
pemberian arti atau gambaran atau Menurut Dakir (1995), bahwa
penginterpretasikan terhadap persepsi itu merupakan “proses
obyek tersebut. mengetahui obyek-obyek di
Persepsi merupakan suatu sekitar menggunakan alat-alat
proses yang didahului dengan indera”. Untuk mempersepsikan
penginderaan yaitu proses di- sesuatu kita tidak hanya melihat
terimanya stimulus oleh individu saja tetapi mendengarkan, hal
melalui alat reseptornya dan itulah yang disebut persepsi aktif
diteruskan ke pusat susunan saraf bukan persepsi pasif. Aktivitas ini
otak. Stimulus yang diindera oleh akan memperbesar daya beda
individu kemudian diinterpre- (seleksi), dalam pengertian per-
tasikan sehingga individu sepsi terkadang mempunyai arti
menyadari, mengerti tentang apa memberikan penafsiran terhadap
yang diindera (Bimo Walgito, 1997) obyek yang diamati itu.

Persepsi terjadi tidak akan lepas Pada bagian lain, Dali Gulo
dari proses. Proses bekerjanya alat (1982) menyatakan bahwa “per-
indera merupakan pendahuluan sepsi adalah proses seseorang
persepsi. Setiap orang mempunyai menjadi sadar akan segala sesuatu
kecenderungan menafsirkan suatu dalam lingkungan melalui indera-
hal dengan hasil yang sama tetapi indera yang dimilikinya, penge-
dengan cara yang berbeda. tahuan lingkungan yang diperoleh
Penafsiran itu dapat berupa kesan melalui interpretasi data indera”.
atau pendapat yang dilihat, diamati Dengan demikian, yang dimaksud
dan didengar. Ada beberapa faktor dengan persepsi adalah proses
yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memahami
perbedaan penafsiran, diantaranya lingkungannya. Persepsi juga

5
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

dapat dilihat dari segi kognitif yang akan mudah menerima atau
dialami oleh setiap orang dalam menyesuaikan dengan obyek
memahami informasi tentang tersebut, sebaliknya apabila se-
lingkungan, baik lewat peng- seorang mempunyai persepsi
lihatan, pendengaran, pengha- negatif maka ia akan kesulitan
yatan, perasaan dan penciuman. untuk menerima atau menye-
suaikan dengan obyek tersebut.
Jadi secara umum persepsi
Suatu obyek yang sama dapat
dapat dipandang sebagai proses
menimbulkan persepsi yang
mengumpulkan, menyeleksi, me-
berbeda jika pengalaman reseptor
ngorganisasi, dan menginter-
berbeda.
pretasikan informasi. Proses ter-
sebut dimulai dengan penerimaan Perilaku Kesehatan
informasi dari berbagai indera Perilaku kesehatan pada
kemudian dianalisis untuk diberi dasarnya adalah suatu respon
arti. Dengan demikian yang seseorang (organisme) terhadap
dimaksudkan dengan persepsi stimulus yang berkaitan dengan
adalah proses kognitif yang dialami sakit dan penyakit, sistem pela-
oleh setiap manusia dalam yanan kesehatan, makanan serta
memahami informasi lingkungan- lingkungan. Perilaku seseorang
nya yang menghasilkan suatu atau masyarakat tentang kese-
gambaran tentang kenyataan yang hatan ditentukan oleh penge-
dihadapi. tahuan, sikap kepercayaan, tradisi,
Persepsi merupakan unsur dan sebagian dari orang tua tau
paling penting dalam menye- masyarakat yang bersangkutan.
suaikan perilaku terhadap lingku- Disamping itu ketersediaan fasilitas
ngannya. Berdasarkan definisi kesehatan, sikap dan perilaku para
tersebut bahwa persepsi meru- petugas kesehatan juga dapat
pakan peranan paling penting memperkuat terbentuknya peri-
dalam kehidupan manusia, karena laku
ia akan menemukan tingkah laku Perilaku kesehatan diantaranya
manusia dalam menghadapi
menurut Becker konsep perilaku
lingkungannya. Apabila persepsi sehat ini merupakan pengem-
seseorang terhadap suatu obyek bangan dari konsep perilaku yang
bersifat positif atau baik maka ia dikembangkan Bloom. Becker

6
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

menguraikan perilaku kesehatan Perilaku kesehatan seseorang


menjadi tiga domain, yaitu atau masyarakat ditentukan oleh
pengetahuan kesehatan (health pemikiran dan perasaan seseorang,
knowledge), sikap terhadap kese- adanya orang lain yang dijadikan
hatan (health attitude) dan praktek sebagai referensi dan sumber-
kesehatan (health practice). Hal ini sumber atau fasilitas yang dapat
berguna untuk mengukur sebe- mendukung perilaku dan
rapa besar tingkat perilaku kebudayaan masyarakat. Sese-
kesehatan individu yang menjadi orang yang tidak mau membuat
unit analisis penelitian. jamban keluarga atau tidak mau
buang air besar di jamban,
Perilaku kesehatan merupakan
mungkin karena ia mempunyai
segala aktivitas atau kegiatan
pemikiran dan perasaan yang tidak
seseorang, baik yang dapat diamati
enak kalau buang air besar di
secara langsung (observable)
jamban (thought and feeling). Atau
maupun yang tidak dapat diamati
mungkin karena tokoh idolanya
secara langsung oleh orang lain
juga tidak membuat jamban
(unobservable) yang berkaitan
keluarga sehingga tidak ada orang
dengan pemeliharaan dan pe-
yang menjadi referensinya (per-
ningkatan kesehatan. Oleh sebab
sonal reference). Faktor lain juga
itu perilaku kesehatan ini pada
mungkin karena langkanya sum-
garis besarnya dikelompokan
ber-sumber yang diperlukan atau
menjadi dua, yakni : perilaku sehat
tidak mempunyai biaya untuk
(Health Behavior) yang merupakan
membuat jamban keluarga (resour-
perilaku orang yang sehat agar
ces). Faktor lain lagi mungkin
tetap sehat atau kesehatannya
karena kebudayaan (culture)
meningkat dan perilaku pencarian
bahwa jamban keluarga belum
kesehatan (Health Seeking Beha-
merupakan budaya masyarakat
vior) yang merupakan perilaku
(Notoatmodjo, 2014).
orang yang sakit atau telah terkena
masalah kesehatan untuk mem- Kebudayaan
peroleh penyembuhan atau Kebudayaan merupakan pedo-
pemecahan masalah kesehatanya man dalam kehidupan warga
(Notoatmodjo, 2014). penyandangnya yang lebih kom-
pleks dari sekedar menentukan

7
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

pemikiran dasar, karena kenyataan yang timbul yang terbentuk oleh


kebudayaan itu sendiri akan golongan kecil adalah masyarakat
membuka suatu orientasi berpikir kapitalis yang berasal dari ke-
dan kinerja manusia sebagai butuhan ekonomi yang akhirnya
makhluk sosial. menciptakan ideologi bisnis, dan
filsafat pemerintah yang kemudian
Jadi keanekaragaman persepsi
membentuk kesatuan nasional. Ide
sehat dan sakit itu ditentukan oleh
kebudayaan besar timbul dari
pengetahuan, kepercayaan, nilai,
kebutuhan masyarakat. Walaupun
norma kebudayaan masing-
demikian di dalam pembentukan
masing masyarakat penyandang
kebudayaan selalu timbul ke-
kebudayaannya. Dapatlah dika-
tidakcocokan diantara ide yang
takan bahwa kebudayaanlah yang
satu dengan ide lainnya. Meskipun
menentukan apa yang menyebab-
terjadi ketidaksesuaian hal ini tidak
kan orang menderita sebagai
selalu menjadi besar tanpa adanya
akibat dari perilakunya. Sehu-
konflik dan kekerasan dari masya-
bungan dengan hal di atas, maka
rakat yang ingin membentuk suatu
kebudayaan sebagai konsep dasar,
kesamaan kebudayaan.
gagasan budaya dapat men-
jelaskan makna hubungan timbal Perilaku Pengobatan Tradisional
balik antara gejala-gejala sosial Masih banyak masyarakat yang
(sosiobudaya) dari penyakit memiliki perilaku pencarian pe-
dengan gejala biologis (biobudaya) ngobatan melalui layanan-layanan
seperti apa yang dikemukakan oleh tradisional, sehingga perlu dilihat
Foster dan Anderson (1986). penyebab dari perilaku masyarakat
Kebudayaan yang ideal datang tersebut, serta kajian-kajian ilmu
dari pembentukan manusia itu mengenai perilaku pengobatan
sendiri dan berasal dari kebutuhan tradisional yang berlaku di masya-
masyarakat. Anggota masyarakat rakat. Tujuannya agar kebudayaan
berasal dari organisasi masyarakat mengenai pencarian pengobatan
sehingga anggota masyarakat tradisional dapat diinteraksikan
harus mengikuti kebudayaan yang dengan pengobatan modern agar
dimiliki oleh organisasi masyarakat derajat kesehatan masyarakat
itu. Sebagai contoh disini dapat semakin ditingkatkan.
digambarkan bahwa kebudayaan

8
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

Realitas ini pula yang terjadi merupakan salah satu upaya yang
pada masyarakat yang ada di dapat dilakukan dalam me-
daerah perdesaan yang masih lestarikan budaya daerah.
menjaga dan melestarikan nilai- Etnomedisin
nilai kultural yang mereka terima
Etnomedisin adalah cabang
dari generasi sebelumnya. Dari
antropologi medis yang mem-
fenomena kultural tersebut dapat
bahas tentang asal mula penyakit,
dipahami bahwa sistem pengo-
sebab-sebab dan cara pengobatan
batan tradisional atau etnomedisin
menurut kelompok masyarakat
hingga saat ini masih tetap eksis
tertentu. Aspek etnomedisin meru-
dan berkembang di tengah-tengah
pakan aspek yang muncul seiring
masyarakat pendukungnya. Dalam
perkembangan kebudayaan ma-
realitasnya, praktik-praktik modern
nusia di bidang antropologi medis,
juga semakin berkembang pesat
etnomedisin memunculkan termi-
dengan banyaknya pusat-pusat
nologi yang beragam. Cabang ini
kesehatan resmi dari pemerintah
sering disebut pengobatan tra-
ataupun swasta. Dalam kaitannya
disionil, pengobatan primitif, tetapi
dengan hal demikian, tampaknya
etnomedisin terasa lebih netral
gerakan back to nature (kembali ke
(Foster dan Anderson, 1986).
alam) yang semakin digencarkan
oleh negara-negara maju telah Persepsi Sehat Dan Sakit Orang
berdampak positif terhadap Amungme
tumbuh suburnya praktik-praktik Istilah sehat mengandung
pengobatan tradisional. Sistem banyak muatan kultural, sosial dan
etnomedisin memiliki posisi yang pengertian profesional yang bera-
khusus dalam masyarakat, yakni gam. Menurut sudut pandang
sebagai local wisdom yang kedokteran, sehat sangat erat
diwariskan secara turun-temurun kaitannya dengan kesakitan dan
dari leluhurnya. Selain itu, sistem penyakit. Dalam kenyataannya
pengobatan tradisional juga, se- tidaklah sesederhana itu, sehat
cara fungsional, masih diperlukan harus dilihat dari berbagai aspek.
oleh masyarakat, terutama dalam
Penyakit sendiri ditentukan
menjaga dan memelihara kese-
oleh budaya hal ini karena penyakit
hatan, serta menjaga stamina dan
merupakan pengakuan sosial
kebugaran tubuh. Hal ini

9
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

bahwa seseorang tidak dapat sehari-hari seperti halnya orang


menjalankan peran normalnya yang sehat.
secara wajar. Cara hidup dan gaya Sedangkan konsep Perso-
hidup manusia merupakan nalistik menganggap munculnya
fenomena yang dapat dikaitkan penyakit (illness) disebabkan oleh
dengan munculnya berbagai intervensi suatu agen aktif yang
macam penyakit, selain itu hasil dapat berupa makhluk bukan
berbagai kebudayaan juga dapat manusia (hantu, roh, leluhur atau
menimbulkan penyakit. Masya- roh jahat), atau makhluk manusia
rakat dan pengobat tradisional (tukang sihir, tukang tenung).
menganut dua konsep penyebab
Implikasi dari konsep sehat dan
sakit, yaitu: Naturalistik dan
sakit, dapat memberikan per-
Personalistik. Penyebab bersifat
bedaan pandangan untuk setiap
Naturalistik yaitu seseorang
individu, dan hal ini akan lebih
menderita sakit akibat pengaruh
nampak berbeda bila dikaitkan
lingkungan, makanan (salah
berdasarkan konsepsi kebudayaan
makan), kebiasaan hidup, ketidak
masing-masing penyandangnya.
seimbangan dalam tubuh, ter-
masuk juga kepercayaan panas Seorang pengobat tradisional
dingin seperti masuk angin dan yang juga menerima pandangan
penyakit bawaan. Konsep sehat kedokteran modern, mempunyai
sakit yang dianut pengobat pengetahuan yang menarik me-
tradisional. ngenai masalah sakit-sehat.
Baginya, arti sakit adalah sebagai
Sehat bagi seseorang berarti
berikut: sakit badaniah berarti ada
suatu keadaan yang normal, wajar,
tanda - tanda penyakit di badannya
nyaman, dan dapat melakukan
seperti panas tinggi, penglihatan
aktivitas sehari –hari dengan
lemah, tidak kuat bekerja, sulit
gairah. Sedangkan sakit dianggap
makan, tidur terganggu, dan badan
sebagai suatu keadaan badan yang
lemah atau sakit, maunya tiduran
kurang menyenangkan, bahkan
atau istirahat saja.
dirasakan sebagai siksaan se-
hingga menyebabkan seseorang Pada penyakit suanggi tidak
tidak dapat menjalankan aktivitas ada tanda - tanda di badannya,
tetapi bisa diketahui dengan

10
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

menanyakan pada yang gaib. Pada 3. Supranatural (roh, guna-guna,


orang yang sehat, gerakannya setan dan lain-lain.).
lincah, kuat bekerja, suhu badan Untuk mengobati sakit yang
normal, makan dan tidur normal, termasuk dalam golongan pertama
penglihatan terang, sorot mata dan ke dua, dapat digunakan obat-
cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, obatan, ramuan-ramuan, pijat,
atau sakit - sakit badan. minyak gosok, pantangan makan,
Sudarti (1987) menggambarkan dan bantuan tenaga kesehatan.
secara deskriptif persepsi masya- Untuk penyebab sakit yang ke tiga
rakat beberapa daerah di Indonesia harus dimintakan bantuan dukun,
mengenai sakit dan penyakit; orang pintar dan lain-lain. Dengan
masyarakat menganggap bahwa demikian upaya penanggulangan-
sakit adalah keadaan individu nya tergantung kepada keper-
mengalami serangkaian gangguan cayaan mereka terhadap penyebab
fisik yang menimbulkan rasa tidak sakit.
nyaman. Anak yang sakit ditandai Penyakit merupakan suatu
dengan tingkah laku rewel, sering fenomena kompleks yang ber-
menangis dan tidak nafsu makan. pengaruh negatif terhadap kehi-
Orang dewasa dianggap sakit dupan manusia. Perilaku dan cara
jika lesu, tidak dapat bekerja, hidup manusia dapat merupakan
kehilangan nafsu makan, atau penyebab bermacam - macam
"kantong kering" (tidak punya penyakit baik di zaman primitif
uang). maupun di masyarakat yang sudah
sangat maju peradaban dan
Selanjutnya masyarakat meng-
kebudayaannya.
golongkan penyebab sakit ke
dalam 3 bagian yaitu : Ditinjau dari segi biologis
penyakit merupakan kelainan
1. Karena pengaruh gejala alam
berbagai organ tubuh manusia,
(panas, dingin) terhadap tubuh
sedangkan dari segi kemasya-
manusia
rakatan keadaan sakit dianggap
2. Makanan yang diklasifikasikan
sebagai penyimpangan perilaku
ke dalam makanan panas dan
dari keadaan sosial yang normatif.
dingin.
Penyimpangan itu dapat disebab-
kan oleh kelainan biomedis organ

11
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

tubuh atau lingkungan manusia, sabit sama sekali bukan ancaman,


tetapi juga dapat disebabkan oleh bahkan merupakan karakteristik
kelainan emosional dan psikososial yang diinginkan karena mem-
individu bersangkutan. Faktor berikan proteksi yang tinggi ter-
emosional dan psikososial ini pada hadap gigitan nyamuk Anopheles.
dasarnya merupakan akibat dari Bagi masyarakat Amungme di
lingkungan hidup atau ekosistem Papua, penyakit dapat merupakan
manusia dan adat kebiasaan simbol sosial positif, yang diberi
manusia atau kebudayaan. nilai -nilai tertentu.

Konsep kejadian penyakit Etiologi penyakit dapat di-


menurut ilmu kesehatan ber- jelaskan melalui sihir, tetapi juga
gantung jenis penyakit. Secara sebagai akibat dosa. Simbol sosial
umum konsepsi ini ditentukan oleh juga dapat merupakan sumber
berbagai faktor antara lain parasit, penyakit. Dalam peradaban
vektor, manusia dan lingkungan- modern, keterkaitan antara simbol-
nya. Para ahli antropologi simbol sosial dan risiko kesehatan
kesehatan yang dari definisinya sering tampak jelas, misalnya
dapat disebutkan berorientasi ke remaja mengonsumsi narkoba.
ekologi, menaruh perhatian pada Penelitian-penelitian dan teori-
hubungan timbal balik antara teori yang dikembangkan oleh
manusia dan lingkungan alamnya, para antropolog seperti perilaku
tingkah laku penyakitnya dan cara sehat (health behavior), perilaku
- cara tingkah laku penyakitnya sakit (illness behavior) perbedaan
mempengaruhi evolusi kebu- antara illness dan disease, model
dayaannya melalui proses umpan penjelasan penyakit (explanatory
balik (Foster, Anderson, 1978). model ), peran dan karir seorang
Penyakit dapat dipandang yang sakit (sick role), interaksi
sebagai suatu unsur dalam ling- dokter-perawat, dokter-pasien, pe-
kungan manusia, seperti tampak rawat-pasien, penyakit dilihat dari
pada ciri sel-sabit (sickle-cell) di sudut pasien, membuka mata para
kalangan penduduk Amungme, dokter bahwa kebenaran ilmu
suatu perubahan evolusi yang kedokteran modern tidak lagi
adaptif, yang memberikan imunitas dapat dianggap kebenaran absolut
relatif terhadap malaria. Ciri sel dalam proses penyembuhan.

12
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

Perilaku sakit diartikan sebagai Penyuluhan tersebut diharap-


segala bentuk tindakan yang kan akan memberikan penge-
dilakukan oleh individu yang tahuan yang baik kepada masya-
sedang sakit agar memperoleh rakat sehingga dapat merubah
kesembuhan, sedangkan perilaku perilaku masyarakat yang di-
sehat adalah tindakan yang anggap tidak sehat menjadi
dilakukan individu untuk meme- tertarik untuk menerapkan perilaku
lihara dan meningkatkan kese- sehat secara modern.
hatannya, termasuk pencegahan Sebagian besar masyarakat
penyakit, perawatan kebersihan mengatakan pengobatan alternatif
diri, penjagaan kebugaran melalui lebih aman dari pengobatan medis
olah raga dan makanan bergizi. serta faktor pendidikan juga
Faktor Pemilihan Pengobatan berpengaruh di mana masyarakat
Modern Dan Tradisional Distrik Alama memiliki penge-
Pengobatan alternatif meru- tahuan rendah yang mempe-
pakan salah satu cara penyem- ngaruhi persepsi dan sikap
buhan yang dianggap sebagai hal masyarakat. Pendidikan berpe-
yang biasa di masyarakat ngaruh terhadap sikap seseorang
Amungme. Memang ada masya- yang memiliki pengetahuan baik
rakat yang pernah coba sekurang- akan bersikap baik pula. Persepsi-
kurangnya satu kali dan ada yang persepsi masyarakat terhadap
belum pernah sama sekali, akan pengobatan tradisional antara lain
tetapi sudah tahu dari orang lain berupa anggapan masyarakat bah-
yang pernah. Kepopuleran pengo- wa pengobatan tradisonal sering
batan tertentu tergantung pada bertentangan dengan keyakinan
bermacam-macam faktor. Faktor- agama, kurang berkhasiat, tidak
faktor ini berdasarkan alasan- ilmiah dan sebagainya akan
alasan mengapa seseorang me- berdampak pada sikap yang tidak
milih atau tidak memilih suatu jenis mendukung atau negatif terhadap
pengobatan. Faktor-faktor ter- penggunaan pengobatan trade-
sebut adalah pengaruh ekonomi, sional oleh masyarakat. Sedangkan
kepercayaan dan budaya, sosial anggapan-anggapan yang positif,
dan demografis, agama, geografi misalnya pengobatan tradisonal
dan pribadi. terbukti berkhasiat di kalangan

13
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

masyarakat umum yang lebih serta menambah keyakinannya


murah dan efisien. Masyarakat terhadap pengobatan tradisional
lebih banyak menggunakan obat sehingga mempengaruhi sese-
tradisional secara turun temurun orang untuk memakai pengobatan
karena diwariskan oleh orang tua tradisional.
mereka, maka persepsi tersebut 2. Tingkat Kesembuhan
membentuk sikap positif pada diri
Keberhasilan atau tingkat
masyarakat, yaitu mereka memiliki
kesembuhan yang cepat pada
kecenderungan menggunakan
pengobatan tradisional menjadi
pengobatan alternatif tersebut.
alasan masyarakat untuk memilih
Alasan Masyarakat Amungme pengobatan tradisional.
Menerima Dan Memakai
Pengobatan Tradisional 3. Biaya Pengobatan Murah
Pengambilan keputusan ma- Pengobatan tradisional yang
syarakat dalam memakai pengo- tidak pernah mematok harga/ tarif
batan tradisional melalui beberapa dalam biaya pengobatan yang
proses mulai dari proses tahu, diberikan oleh juru sembuh men-
keuntungan, kerugian dan seba- jadi alasan masyarakat memakai
gainya. Kemudian masyarakat pengobatan tadisinal. Walaupun
memberikan respon. Setelah pemerintah sudah menyediakan
memberikan responnya masya- layanan kesehatan baik melalui
rakat akan memilih untuk memakai BJS, KIS dan suransi lainnya.
atupun tidak memakai pengo-
4. Rasa Takut Terhadap
batan.
Pengobatan Medis
1. Kepercayaan dan Sugesti
Banyak hal yang sering
Faktor kepercayaan atau masyarakat Amungme pertim-
sugesti dalam hal ini dapat bangkan dalam memilih cara untuk
mempengaruhi seseorang untuk menyembuhkan sakit yang di-
memilih pengobatan tradisional. deritanya atau yang sedang
Adanya kepercayaan yang kuat diderita anggota keluarganya.
yang sudah turun-menurun dari Adanya pengobatan tradisional ini
nenek myang dan sugesti dari merupakan suatu alternatif bagi
pihak luar meyakinkan pandangan- masyarakat yang takut dengan
nya dan anggapan yang positif berbagai pengobatan medis

14
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

sehingga pengobatan tradisional Dukun biasanya memiliki


dijadikan alernatif untuk dipakai kedudukan sosial di masyarakat,
karena tidak malalui proses karena dianggap mampu
operasi. memberikan pertolongan dengan
imbalan jasa seadanya, namun ada
5. Transportasi dan tenga
syarat tertentu. Ciri-ciri dukun
kesehatan yang tidak memadai
umumnya berasal dari orang biasa,
Faktor infrastruktur yang ada di
pendidikan rendah, tidak komersiil
wilayah Distrik Alama baik trans-
mencari uang karena tujuan untuk
portasi dan penyediaan tenaga
menolong sesama, punya
kesehatan. Jalan yang ada sangat
pekerjaan tetap, dan ilmu yang
minim, untuk menempuh per-
diperoleh biasanya dari keturunan,
jalanan ke fasilitas kesehatan yang
lewat mimpi, wahyu dan lain lain.
di sediakan pemerintah seperti
Pada beberapa kategori dukun
Puskesmas dan rumah sakit harus
pada masyarakat Amungme yang
di tempuh dengan jalan kaki
mempunyai perbedaan fungsi.
berjam-jam dan naik pesawat.
Untuk naik pesawat harus 1. Moweme
menunggu jadwal penerbangan ke Dukun bayi merupakan tempat
kota kabupaten. tujuan orang yang melahirkan, pijat
Tipe Pengobat Tradisional lelah bayi atau pijat lelah ibu bayi.
Masyarakat Amungme Dukun tulang (patah tulang)
Dukun atau orang pintar juga merupakan tempat tujuan orang
tempat tujuan penduduk untuk keseleo (terkilir), jatuh, patah
mencari pengobatan seperti mau tulang atau salah urat. Dukun yang
melahirkan atau terkena guna- mengobati melalui ramuan-
guna dan kemasukan roh halus. ramuan tradisional warisan nenek
Dukun atau orang pintar adalah moyang
pengobat tradisional yang
2. Tawunamor Mame
biasanya suka menolong sesama
Dukun mantra orang yang
dan memiliki kemampuan dan
terkena guna-guna atau dibuat
pengetahuan esoterik yakni
orang, dan orang yang kemasukan
keahlian supernatural dan
roh halus misalnya kesurupan atau
kekuatan magis (Ahimsa, 2006:43).
terkena suwanggi (kena kutuk

15
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

karena melanggar pantangan). penelitian ini, maka dapat ditarik


Sedangkan beberapa penyakit kesimpulan bahwa:
yang dianggap berat oleh masya- Perilaku masyarakat Amungme
rakat Amungme adalah jantung, menunjukkan bahwa tidak semua
paru, tumor, kanker, ginjal, tipus masyarakat memakai pengobatan
dan penyakit-penyakit lain yang tradisional. Proses pengambilan
memerlukan operasi atau kece- keputusan masyarakat pada pe-
lakaan. Untuk penyakit tersebut, ngobatan tradisional diawali dari:
biasanya mencari sumber pengo- pertama masyarakat mengenal
batan modern pada puskesmas pengobatan tradisional sebagai
atau rumah sakit yang ditangani pengobatan alternatif, dimana
oleh dokter, juru rawat, atau mantri masyarakat mengatahui pengo-
kesehatan. Namun dalam Kenya- batan tersebut dari warisan leluhur
taannya, masyarakat sebelum (kepercayaan suku Amungme) atau
mencari sistem pengobatan mo- dari mulut ke mulut. Kemudian
dern terlebih dahulu meng- masyarakat memberikan respon
gunakan pengobatan tradisional. positif dan negatif setelah me-
Jika belum sembuh juga, baru ngetahui adanya pengobatan tra-
dibawa ke puskesmas atau rumah disional. Setelah itu masyarakat
sakit. mencari informasi dan melakukan
3. Inkupin berbagai pertimbangan sebelum
akhirnya memutuskan untuk
Dukun yang memiliki ke-
memakai atau bahkan menolak
mampun supranatural yang ber-
pengobatan tradisional. Masya-
kaitan dengan alam baik itu
rakat yang memutuskan untuk
memanggil atau memindahkan
menerima pengobatan tradisional
hujan, hama tikus, badai dan
akan datang dan memakai
pandemi karena melanggar hukum
pengobatan tersebut, sebaliknya
alam. Untuk menetralisir atau
sebagian masyarakat memutuskan
menyembuhkan harus dilakukan
untuk tetap datang pada pengo-
ritual-ritual adat.
batan medis. Sampai pada proses
Kesimpulan
terakhir masyarakat memberikan
Berdasarkan rumusan masalah konfirmasi dari pelaksanaan me-
yang menjadi permasalahan dalam makai pengobatan tradisional..

16
Vol. 13 No. 1 / Januari – Maret 2020

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Penerbit Universitas


Indonesia, Jakarta.

Dakir. 1995. Psikologi Umum. Bumi Aksara, Jakarta

Dali Gulo. 1982. Kamus Psikologi. Bandung: Penerbit Tonis

Geertz, C. 1966. Person, Time, and Conduct in Bali: An Essay in Cultural


Analysis. Yale Southeast Asia Program, Cult. Rep. Ser. No. 14.

Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Yayasan Obor


Indonesia, Jakarta.

Imam, Muchoyar dan Basrowi. 2012. Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa FT


UNY. Yogyakarta: Laporan Penelitian

Kalangie, Nico S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan: Pengembangan


Pelayanan Kesehatan Primer melalui Pendekatan Sosiobudaya.
PT. Kesaint Blanc Indah Corp., Jakarta.

Keesing, Roger M. 1992. Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer.


Jilid 1, 2. Erlangga Penerbit, Jakarta.

Koentjaraningrat, 1994. Irian Jaya: Membangun Masyarakat Majemuk.


Jambatan, Jakarta.

Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru, Jakarta

Langgulung, Hasan. 1996. Teori-Teori Kesehatan Mental. Al-Husna, Jakarta


21.

Mahmud, M. Dimyati.1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.


BPFE, Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,


Jakarta.

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika,


Jakarta

Rahmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Agama Edisi Revisi. Raja Grafindo


Persada, Jakarta 201.

17
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Suyono, Ariyono. 1985. Kamus Antropologi. Akademi Persindo, Jakarta 315.

Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Andi Offset, Yogyakarta 15.

Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset, Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. Suatu Pendekatan


Perilaku. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

18

You might also like