You are on page 1of 6

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2017, Volume 48, Number 3: 189-194


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

KARAKTERISTIK PENDERITA NONARTERITIC ANTERIOR


ISCHEMIC OPTIC NEUROPATHY DI RSUP SANGLAH
DENPASAR TAHUN 2014 - 2015

Ni Made Dwipayani, Anak Agung Mas Putrawati Triningrat, CrossMark


Ida Bagus Putra Manuaba

ABSTRACT

Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy (NAION) is an ischemic analyzed with descriptive analyses and presented as frequency,
condition which affects proximal portion of the optic nerve supplied by percentage, mean and standar deviation. Subject in this study were
posterior ciliary arteries with resultant acute visual loss. The treatment fourteen patients (15 eyes), mean aged was 52.6 (SD 7.2) years old,
for NAION remains controversial. Detection of risk factor become with proportion between female and male were equal. The visual
important to prevent worsening and fellow eye involvement. This aquity when they first came mayority <6/60-1/60, only 2 contralateral
study is made to describe characteristics of NAION patient in Sanglah eye with disc at risc. Dominant of the patients with dyslipidemia and
Hospital and to find out what is the main risk factor in NAION. all of the patient were given neurotropic. Dyslipidemia have higher
This is a cross sectional study, were data collected retrospectively potential to become atherosclerotic and trombotic as pathophysiology
from medical report of NAION patient who came to Sanglah Hospital NAION. Treatment for NAION is a controversial topic, where neurotropic
during period January 1st 2014 until December 31st 2015. Data was agent hopely can prevent secondary neuronal degenerative.

Key words : Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy, characteristic, risk factor
Cite This Article: Dwipayani, N.M., Triningrat, A.A.M.P., Manuaba, I.B.P. 2017. KARAKTERISTIK PENDERITA NONARTERITIC ANTERIOR ISCHEMIC
OPTIC NEUROPATHY DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 - 2015. Medicina 48(3): 189-194. DOI:10.15562/medi.v48i3.155

ABSTRAK

Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy (NAION) merupakan catatan medis pasien dari 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2015.
iskemia akut bagian proksimal dari saraf optic yang mendapat aliran Data mengenai karakteristik subyek dianalisis secara deskriptif,
arteri siliaris posterior yang bukan disebabkan oleh giant cell arteritic ditampilkan sebagai frekuensi, persentase, rerata dan standar deviasi.
sehingga menyebabkan hilangnya tajam penglihatan secara akut. Subyek penelitian ini berjumlah 14 orang (15 mata) dimana usia rerata
Penatalaksanaan NAION hingga saat ini belum memiliki acuan yang 52,6 (SB 7,2) tahun dengan proporsi lelaki dan perempuan sama. Tajam
pasti sehingga penemuan dan penatalaksanaan faktor risiko NAION penglihatan saat pertama datang tersering <1/60 – 1/60, hanya
penting sebagai upaya untuk mencegah perburukan dan keterlibatan 2 mata kontralateral didapatkan disc at risk. Sebagian besar penderita
mata sebelahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan NAION menderita dyslipidemia dan seluruh penderita mendapat terapi
gambaran karakteristik dan faktor risiko sistemik yang paling sering neurotropic. Dislipidemia memiliki potensi lebih besar mengakibatkan
diderita pasien NAION di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini aterosklerosis dan emboli sebagai patogenesis NAION. Terapi NAION
merupakan suatu penelitian observasional dengan pendekatan studi hingga kini masih merupakan kontroversial dimana obat neuroprotektif
potong lintang. Data dikumpulkan secara retrospektif berdasarkan diharapkan dapat mencegah degenerasi neuronal sekunder.

Bagian Ilmu Kesehatan Mata,


Fakultas Kedokteran Universitas Kata kunci : Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy, karakteristik, faktor risiko
Udayana Cite Pasal Ini: Dwipayani, N.M., Triningrat, A.A.M.P., Manuaba, I.B.P. 2017. KARAKTERISTIK PENDERITA NONARTERITIC ANTERIOR ISCHEMIC OPTIC
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah NEUROPATHY DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 - 2015. Medicina 48(3): 189-194. DOI:10.15562/medi.v48i3.155
Denpasar
Jalan P.B. Sudirman, Denpasar
80232. Bag.I.K.Mata, Telp/fax
(0361) 244364 PENDAHULUAN
Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy NAION di Amerika Serikat sebesar 2,3-10,2 per
*
Correspondence to: merupakan iskemia akut arteri siliaris posterior 100.000 populasi per tahunnya. Data mengenai
bagmataunud07@gmail.com yang bukan disebabkan oleh giant cell arteritic. insiden NAION diluar Amerika Serikat masih
Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy sangat sedikit. Patofisiologi terjadinya suatu
Diterima: 2017-09-14 merupakan penyebab tersering neuropati optik iskemia diskus optik pada NAION masih belum
Disetujui: 2017-09-14 akut pada pasien berusia 50 tahun keatas. Insiden jelas namun kondisi sistemik tertentu dapat

189
ARTIKEL ASLI

mengakibatkan penurunan aliran darah ke saraf persentase sedangkan untuk data berskala numerik
optik. Penatalaksanaan NAION hingga saat ini dalam bentuk rerata dan standar deviasi.
belum memiliki acuan yang pasti, dimana belum
didapatkan terapi yang efektif dalam menangani
HASIL
NAION sehingga penemuan dan penanganan
faktor risiko NAION penting dalam mencegah Selama periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember
perburukan dan keterlibatan mata kontralateral.1-3 2015 terdapat 14 pasien yang didiagnosis dengan
Rumah Sakit Sanglah belum memiliki data dasar NAION yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar.
mengenai karakteristik pasien NAION, dimana Dari 14 pasien tersebut terhitung 15 mata yang
data tersebut sangat diperlukan apabila akan dimasukkan sebagai sample penelitian.
dilakukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian ini dibuat untuk mendapatkan data Tabel 1  Karakteristik Subyek Penelitian
dasar mengenai karakteristik pasien NAION, Karakteristik Pasien Jumlah orang
dimana data tersebut sangat diperlukan apabila
akan dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian Jenis kelamin [n]
Lelaki 7
ini juga memberikan gambaran mengenai faktor
Perempuan 7
risiko yang paling sering dialami penderita NAION
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan Umur (Rerata+SB) 52,6(SB 7,2) (tahun)
dalam penatalaksanaan lebih lanjut. Penanganan Mata yang terlibat [n]
terhadap faktor risiko yang ada juga dapat menekan Unilateral 13
keterlibatan dari mata sebelahnya. Bilateral 1
Domisili [n]
Denpasar 5
Gianyar 3
BAHAN DAN METODE Tabanan 3
Penelitian ini merupakan suatu penelitian obser- Badung 1
vasional dengan pendekatan studi potong lintang Karangasem 1
Singaraja 1
(cross-sectional). Data dikumpulkan secara retro-
spektif berdasarkan catatan medis pasien NAION
yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar. Data Tabel 2  Karakteristik Mata
yang diambil pada penelitian ini meliputi umur, Karakteristik Mata Jumlah mata
jenis kelamin, tempat tinggal, onset kedatangan,
mata yang terlibat, tajam penglihatan saat pertama Onset kedatangan, minggu 3(SB 2,9)
(Rerata+SB)
kali datang, gambaran papil nervus optikus, hasil
pemeriksaan buta warna, lapang pandang (perime- Lateralitas [n]
tri), penyakit sistemik (diabetes melitus, hipertensi, Mata kanan 6
dislipidemia) dan terapi. Penelitian dilakukan di Mata kiri 9
RSUP Sanglah Denpasar pada periode 1 Januari Visus pertama datang [n]
2014 sampai 31 Desember 2015. 6/30 – 6/60 1
Populasi target pada penelitian ini adalah < 6/60 – 1/60 9
1/300 4
semua pasien NAION. Populasi terjangkau adalah
LP 1
pasien NAION yang datang berobat ke poli
Warna Papil [n]
mata divisi Neuro Opthalmologi RSUP Sanglah Normal 8
Denpasar selama periode 1 Januari 2014 sampai Hiperemi 4
31 Desember 2015. Subyek penelitian adalah Pucat 3
semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan Disc at risk [n]
eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien NAION Ya 2
yang datang berobat ke poli mata divisi Neuro Tidak 11
Opthalmologi RSUP Sanglah Denpasar selama Tidak dapat dievaluasi 1
periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2015. Buta warna [n]
Kriteria eksklusi adalah pasien dengan catatan Negatif 1
medis tidak lengkap. Tritanopia 1
Semua data yang diperoleh dimasukkan dalam Tidak dapat dievaluasi 13
tabel kerja dan dianalisis dengan program SPSS Lapang pandang [n]
versi 16.0. Data mengenai karakteristik subyek Altitudinal 2
Tidak reliable 5
dianalisis secara deskriptif. Data berskala kate-
Tidak dapat dievaluasi 8
gorik dideskripsikan dalam bentuk frekuensi dan

190 Medicina; 48(3): 189-194 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.155


ARTIKEL ASLI

Tabel 3  Gambaran Faktor Risiko Sistemik NAION DISKUSI


Faktor Risiko Sistemik n Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy
Diabetes Melitus 4 umumnya terjadi pada penderita yang berumur
57-67 tahun, dimana 11-23% dapat terjadi pada usia
Hipertensi 9
kurang dari 50 tahun.2 Tidak ada predileksi jenis
Dislipidemia 11
Hipertensi + Dislipidemia 4
kelamin dimana angka kejadian lelaki sama dengan
Diabetes Melitus + Hipertensi + Dislipidemia 4 perempuan. Ras Kaukasia lebih berisiko mengalami
NAION dibandingkan Hispanic maupun African-
American diduga berhubungan dengan morfologi
Tabel 4  Gambaran Terapi NAION diskus optikus. Insiden NAION di Amerika Serikat
Terapi n pada penduduk berumur 50 tahun keatas sebesar
2,3 – 10,3 per 100.000 penduduk dengan perkiraan
Neurotropik 14
5.700 kasus baru per tahun.2,3 Umur rerata pender-
Pentoxifilin 7 ita pada penelitian ini 52,6 (SB 7,2) tahun dengan
Tonor tetes mata 3 rentang umur 41 – 70 tahun sedangkan kejadian
Hiperbarik 1 pada lelaki sama dengan perempuan.
Mata yang terlibat pada penelitian ini unilateral
Pada Tabel 1 tampak distribusi pasien NAION pada 13 orang, lebih sering terjadi pada mata kiri
berdasarkan jenis kelamin, dimana proporsi perem- dan hanya 1 pasien yang menderita Pseudo Foster
puan dan lelaki sama. Berdasarkan variabel umur, Kennedy Syndrome. Mayoritas penderita berdomis-
penderita NAION rerata berumur 52,6 (SB  7,2) ili di daerah Denpasar, Gianyar dan Tabanan. Hal
tahun. Sebagian besar kasus NAION (13 orang) ini diduga berhubungan dengan kemudahan akses
didapatkan unilateral dan domisili terbanyak dari pada sarana pelayanan kesehatan mata.
penderita adalah daerah Denpasar (5 orang). Pada penelitian ini didapatkan onset kedatan-
Pada Tabel 2 didapatkan rerata onset kedatan- gan penderita NAION ke RSUP Sanglah rerata
gan pasien NAION ke RSUP Sanglah adalah 3 (SB 2,9) minggu, dimana onset tercepat 1 minggu
3(SB  2.9) minggu, dimana mata kiri yang lebih dan paling lama 12 minggu. Gejala penurunan
banyak terlibat (9 mata). Tajam penglihatan saat tajam penglihatan pada penderita NAION bersifat
penderita pertama datang sebagian besar (9 mata) unilateral sehingga terkadang penderita tidak sadar
<6/60-1/60. Gambaran papil nervus optikus jika salah satu matanya mengalami kelainan karena
pada saat pertama kali pasien diperiksa menun- tertutupi oleh fungsi mata kontralateral yang masih
jukkan edema papil baik segmental maupun baik. Penderita NAION juga tidak mengalami
total, dengan warna papil sebagian besar normal keluhan lain yang bermakna seperti keluhan nyeri,
(8 mata), hiperemis (4 mata) dan pucat (3 mata), yang dapat membawa penderita datang lebih
hanya 2 mata didapatkan dengan disk at risk pada cepat. Rumah Sakit Sanglah merupakan rumah
mata kontralateral. Pemeriksaan penglihatan sakit pusat rujukan dari berbagai daerah sehingga
warna didapatkan 13  mata tidak dapat dilaku- penderita yang pembiayaannya menggunakan
kan pemeriksaan buta warna karena penurunan jaminan kesehatan harus mendapatkan rujukan
tajam penglihatannya, 1 mata mengalami trita- terlebih dahulu dari rumah sakit daerah. Hal ini
nopia dan 1 mata tidak mengalami penurunan juga dapat menunda kedatangan penderita NAION
penglihatan warna. Pemeriksaan lapang pandang untuk berobat ke RS Sanglah.
dengan optopol pada sebagian besar pasien tidak Penderita NAION umumnya mengeluh
dapat dikerjakan (8  mata), 5 mata tidak reliable penurunan tajam penglihatan akut ataupun kehi-
dan 2 mata mengalami defek lapang pandang langan lapang pandang secara akut. Penurunan
altitudinal. tajam penglihatan umumnya disadari saat bangun
Faktor risiko dominan yang diderita penderita tidur dan dapat memburuk dalam beberapa jam
NAION pada penelitian ini adalah dislipidemia atau hari bahkan minggu. Tajam penglihatan
(11 orang), diikuti oleh hipertensi (9 orang) dan pada penderita NAION umumnya berkisar antara
diabetes melitus (4 orang). Kombinasi faktor 6/6 hingga light perception. Penurunan penglihatan
risiko hipertensi dan diabetes melitus serta dapat statis ataupun progresif. Bentuk yang progre-
kombinasi hipertensi, diabetes melitus dan dislip- sif ditemukan terjadi pada 22-37% dari semua
idemia didapatkan pada 4 pasien. Seluruh pender- kasus NAION. Penurunan tajam penglihatan pada
ita  mendapat neurotropik, sebagian penderita pasien NAION bervariasi dan lebih baik diband-
mendapat pentoxifilin (7 orang), tonor tetes mata ingkan AAION, dimana tajam penglihatan >6/60
(3 orang) dan hiperbarik (1 orang). pada > 50% kasus.2,4 Penurunan tajam penglihatan

Medicina 2017; 48(3): 189-194 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.155 191


ARTIKEL ASLI

pada penelitian ini terbanyak pada rentang <6/60 sebesar 11 orang, diikuti oleh hipertensi (9 orang)
hingga 1/60 (9 mata), dimana visus paling baik dan diabetes melitus (4 orang). Kombinasi faktor
6/30 dan visus paling buruk light perception. Hal risiko hipertensi dan diabetes melitus serta kombi-
ini diduga berhubungan dengan keterlambatan nasi hipertensi, diabetes melitus dan dislipidemia
penderita datang ke rumah sakit dan mengetahui didapatkan pada 4 pasien, dimana faktor risiko
penyakit sistemik yang mendasari serta keterlam- ini baru diketahui oleh sebagian penderita saat
batan mendapatkan penanganan. menderita NAION.
Kelainan lapang pandang pada NAION dapat Patofisiologi terjadinya NAION dikarenakan
bervariasi sesuai dengan kerusakan optic nerve iskemi papil nervus optikus, namun pembuluh
namun 50-80% kasus mengalami kelainan alti- darah yang terlibat dan mekanisme terjad-
tudinal terutama di inferior atau arcuata.2,4 Pada inya iskemi masih kontroversial. Penelitian
penelitian ini sebagian besar pemeriksaan lapang Wang mendapatkan bahwa pada mata dengan
pandang tidak dapat dilakukan karena penurunan NAION terjadi penurunan aliran darah secara
tajam penglihatan yang dialami penderita dan menyeluruh. Beberapa faktor diduga behubungan
penderita yang tidak kooperatif. Dari dua pender- dengan iskemi NAION di antaranya: ateroskle-
ita yang dapat dievaluasi, kelainan lapang pandang rosis, lipohyalinosis dari pembuluh darah kecil
yang dialami penderita adalah altitudinal defek di yang mengaliri papil nervus optikus, vasospasme,
inferior. kelemahan autoregulasi aliran darah papil nervus
Penderita NAION cenderung mengalami optikus dan insufisiensi vena. Kondisi sistemik
diskromatopsia ringan hingga sedang yang konsis- yang berhubungan dengan vaskulopati yang
ten dengan derajat penurunan tajam penglihatan.2,3 menyebabkan penurunan aliran darah menuju
Pada penelitian ini 13 mata tidak dapat dilakukan papil nervus optikus diantaranya hiperkolester-
pemeriksaan buta warna karena penurunan tajam olemia, hipertensi, diabetes melitus dan penyakit
penglihatannya, 1 mata menderita tritanopia dan 1 jantung iskemi. Semakin banyak faktor risiko
mata tidak menderita buta warna. Penderita yang yang diderita penderita diduga akan meningkat-
tidak mengalami buta warna adalah penderita kan risiko terjadinya NAION. Suatu penelitian
dengan visus 6/30. mengemukakan bahwa emboli pembuluh darah
Gambaran funduskopi pada penderita NAION kecil sebagai penyebab NAION.7-9 Pada peneli-
akut menunjukkan edema papil baik itu difus tian ini ditemukan bahwa dislipidemia merupa-
maupun segmental, papil hiperemis maupun pucat kan faktor risiko yang dominan diderita subyek.
dan sering berhubungan dengan perdarahan flame- Hal ini sehubungan dengan potensi dislipidemia
shaped peripapil. Edema papil dapat diresorpsi yang lebih besar mengakibatkan aterosklerosis
dalam 4-6 minggu, dimana papil menjadi pucat dan emboli sebagai pemicu patogenesis terjad-
sektoral ataupun difus. Pada mata kontralateral inya iskemi NAION. Penelusuran terhadap
didapatkan small cup to disc ratio fisiologis yaitu faktor risiko NAION ini sangat penting karena
kurang dari 0,3 ataupun tidak terdapat cup fisiolo- berhubungan dengan kondisi sistemik yang dapat
gis yang dikenal sebagai disc at risk. Pada crowding mengancam nyawa dan penanganan terhadap
disc terjadi gangguan mikrosirkulasi diskus optikus, faktor risiko dapat menurunkan keterlibatan
dimana pada pemeriksaan histopatologi ditemukan mata sebelahnya.
area infark pada scleral canal yang mendukung Belum ada penatalaksanaan yang terbukti dapat
teori compartment syndrome.5,6 Seluruh pender- menangani NAION secara signifikan, baik itu
ita pada penelitian ini mengalami edema papil obat – obatan maupun operasi hingga saat ini masih
dimana hanya 4 mata mengalami hiperemi dan 3 kontroversi. Obat neuroprotektif pada percobaan
mata pucat. Hanya 2 mata kontralateral didapatkan dengan hewan terbukti dapat mencegah degen-
dengan disc at risk. erasi neuronal sekunder pada kerusakan iskemi
Beberapa faktor predisposisi sistemik diduga sel ganglion retina dan trauma nervus optikus.
berhubungan dengan penurunan aliran darah Namun, sampai saat ini belum ada penelitian klinis
menuju optic nerve head. Faktor risiko sistemik pada manusia yang memberikan hasil signifikan.
tersebut di antaranya diabetes melitus, hipertensi, Pentoxifillin merupakan hemorrheologic agent yang
hiperkolesterolemia, penyakit jantung iskemik, merupakan derivat xanthine, dimana pentoxifillin
hipotensi nokturnal, obstructive sleep apnea membuat sel darah merah lebih flexibel sehingga
syndrome, hyperhomocysteinemia, merokok dan lebih mudah melewati arteri yang menyempit.
obat sildenafil. Faktor risiko sistemik ini sering Tonor tetes mata mengandug betaxolol yang
tidak disadari oleh penderita hingga saat mender- merupakan cardioselective β-adrenergic blocking
ita NAION.7,8 Faktor risiko NAION yang domi- agent yang menurunkan produksi humor aqueous
nan pada penelitian ini adalah dislipidemi yaitu sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular

192 Medicina; 48(3): 189-194 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.155


ARTIKEL ASLI

sehingga diharapkan dapat mengurangi compart- Onset kedatangan penderita ke RS Sanglah rerata
ment syndrome.7,14 3 (SB 2,9) minggu, tajam penglihatan saat pertama
Terapi hiperbarik diharapkan mampu mening- datang dominan <1/60 – 1/60 (9 mata), warna papil
katkan kadar oksigen terlarut dalam darah sehingga umumnya normal (8 mata), dua mata kontralateral
dapat menurunkan kerusakan axon. Terapi hiper- dengan disk at risk, namun kelainan buta warna
barik menggunakan oksigen 100% dengan tekanan (13 mata) dan lapang pandang (8 mata) sebagian
2.0 atmosfer 2 kali per hari masing – masing selama besar tidak dapat dievaluasi karena tajam pengli-
90 menit. Terapi hiperbarik ini dilakukan selama 10 hatan penderita. Sebagian besar penderita NAION
hari namun penelitian mengenai terapi hiperbarik menderita dislipidemia (11 orang) dan hipertensi
tidak menunjukkan hasil yang signifikan.7,14 Pada (9 orang) yang merupakan faktor risiko terjadinya
penelitian ini ditemukan bahwa seluruh pender- NAION. Seluruh penderita mendapat terapi neuro-
ita mendapatkan terapi neurotropik, 7 penderita tropik dan sebagian mendapat terapi pentoxifilin.
mendapat pentoxifilin, 3 penderita mendapat Penelitian ini dapat digunakan sebagai data
tetes mata tonor dan hanya 1 penderita menjalani dasar bagi penelitian lebih lanjut, dimana dapat
hiperbarik. dilakukan penelitian prospektif untuk menilai
Sebagian besar fungsi visual penderita NAION perkembangan tajam penglihatan dari pasien
stabil dalam 2 minggu setelah onset NAION, NAION dan dapat dilakukan penelitian untuk
namun penurunan tajam penglihatan dapat berlan- mencari hubungan faktor risiko sistemik dengan
jut hingga edema papil teresorbsi dan berubah terjadinya NAION.
menjadi pucat. Tajam penglihatan NAION 41-43%
akan mengalami perbaikan dalam 6 bulan walau- UCAPAN TERIMAKASIH
pun kerusakan lapang pandang dapat permanen,
namun 50% penderita NAION memiliki prognosis Pada kesempatan ini penulis mengucapkan teri-
yang buruk dengan tajam penglihatan lebih buruk makasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala
dari 20/200 dengan kelainan lapang pandang.12,13 Bagian/SMF I.K.Mata FK UNUD/RS Sanglah, KPS
Menurut penelitian dari the ischemic optic neurop- I.K.Mata, Pembimbing, Konsulen I.K.Mata dan
athy decompression trial (TIONDT), NAION yang rekan-rekan residen yang telah membantu proses
tidak diterapi umumnya akan stabil setelah menca- penelitian ini.
pai fungsi visual terendah namun 31% dari pender-
ita dapat mengalami perbaikan 3 baris dari snellen SPONSOR
chart dalam waktu 2 tahun.1,12
Kekambuhan pada mata dengan NAION sangat Penelitian ini menggunakan biaya yang dikeluar-
jarang terjadi, diduga hanya sebesar 3-5%, namun kan oleh peneliti.
angka kekambuhan pada mata yang kontralateral
lebih tinggi yaitu 15-20% dalam 5 tahun. Risiko KONFLIK KEPENTINGAN
kekambuhan pada mata kontralateral semakin
besar jika tajam penglihatan buruk pada mata yang Peneliti tidak memiliki konflik kepentingan terha-
mengalami serangan pertama dan pada pasien dap segala sesuatu diluar tujuan penelitian.
yang menderita diabetes.14
Kelemahan penelitian ini adalah adanya keter- DAFTAR PUSTAKA
batasan data sehingga tidak dapat mengetahui 1. American Academy Of Ophthalmology staf.
perkembangan tajam penglihatan penderita. Pada Neuroophthalmology. Basic and Clinical Science
penelitian ini juga tidak terdapat kelompok kontrol Course. Sec.5. San Francisco. American Academy of
Ophthalmology. 2014-2015. h.144-6
sehingga tidak dapat dilakukan analisa lebih lanjut 2. Banik R. Nonarteritic Anterior Ischemic Optic
untuk melihat hubungan antara faktor risiko Neuropathy: An Update on Demographics, Clinical
dengan terjadinya NAION. Presentation, Pathophysiology, Animal Models, Prognosis,
and Treatment, Clin Exp Ophthalmol. 2013; 83:1-5
3. Rosci V, Boji L, Marovi T. The incidence of nonarteritic
ischemic optic neuropathy in the Split-Dalmatia County.
SIMPULAN Acta Med Croatica. 2009; 63:169-72.
4. Miller NR, Arnold AC. Current concepts in the diagno-
Pada penelitian ini disimpulkan karakteritik sis, pathogenesis and management of nonarteritic anterior
penderita NAION yang datang ke poli mata RSUP ischaemic optic neuropathy. Eye. 2015; 29:65–79
Sanglah periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 5. Hayreh SS. Management of non-arteritic anterior ischemic
optic neuropathy. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol.
2015, berusia rerata 52,6 (SB 7,2) tahun dengan 2009; 247:1595-600.
proporsi lelaki dan perempuan sama dan lebih 6. Lee MS, Foroozan R, Kosmorsky GS. Posterior vitreous
banyak berdomisili di daerah Denpasar (5  orang). detachment in AION. Ophthalmology. 2009;116:597-8.
7. Miller NR. Current concepts in the diagnosis, pathogen-
Mata yang terlibat sebagian besar unilateral, dimana esis, and management of nonarteritic anterior ischemic
mata kiri yang paling sering terkena (9  mata). optic neuropathy. J Neuroophthalmol. 2011;31:1-3.

Medicina 2017; 48(3): 189-194 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.155 193


ARTIKEL ASLI

8. Xu L, Wang Y, Jonas JB. Incidence of nonarteritic anterior 13. Scherer RW, Feldon SE, Levin L, Langenberg P, Katz  J.
ischemic optic neuropathy in adult Chinese: the Beijing Visual fields at follow-up in the Ischemic Optic
Eye Study. Eur J Ophthalmol. Vol. 17. 2007. h. 459-60. Neuropathy Decompression Trial: evaluation of change
9. Wang Y, Fawzi AA, Varma R, Sadun AA, Zhang X. Pilot in pattern defect and severity over time. Ophthalmology.
study of optical coherence tomography measurement 2008;115:1809-17.
of retinal blood flow in retinal and optic nerve diseases. 14. Atkins EJ, Bruce BB, Newman NJ, Biousse V. Treatment of
Invest Ophthalmol Vis Sci. 2011;52:840-5. non arteritic anterior ischemic optic neuropathy. Survey of
10. Dickersin K, Manheimer E, Li T. Surgery for nonarteritic Opthalmology. 2010;55:47-63.
anterior ischemic optic neuropathy. Cochrane Database
Syst Rev. 2012. h.1-5
11. Bernstein SL, Johnson MA, Miller NR. Nonarteritic ante-
rior ischemic optic neuropathy (NAION) and its experi-
mental models. Prog Retin Eye Res. 2011;30:167-87.
12. Hayreh SS, Zimmerman MB. Nonarteritic anterior isch-
emic optic neuropathy: natural history of visual outcome. This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Ophthalmology. 2008;115:298-305.

194 Medicina; 48(3): 189-194 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.155

You might also like