You are on page 1of 6

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2017, Volume 48, Number 3: 168-173


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

PROFIL PASIEN ANAK-ANAK DENGAN LEUKOKORIA


DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Etika Widhiastuti, Ida Bagus Putra Manuaba, Wayan Eka Sutyawan,


Anak Agung Mas Putrawati Triningrat CrossMark

ABSTRACT

Leukocoria is a term to describe the clinical findings of a white pupil described in the form of frequency and percentage while numerical
reflex, pupil can appear normal on the bright room but shows absence scale data presented in the form of mean and standard deviation.
of red reflex on ophthalmoscope examination. Leukocoria can be caused The subjects included 28 children. The majority of patients were male
by anomalies in the retinal or refractive media opacities along the visual (57.1%), with average age of 38.64±39.86 months and are mostly from
axis. Leukocoria in the age group of children that must be detected and Denpasar (21.4%). Unilateral leukocoria has the greatest proportion
treated. This writing was intended to get an overview of leucocoria in (53.6%). Diagnosis causing leukocoria mostly were congenital cataracts
children from ophthalmology department Pediatric Ophthalmology (39.3%), which unilaterally was the most common in the left eye
division of Sanglah Hospital Denpasar. This research was an observational (18.2%). Diagnosis of retinoblastoma was the second largest cause
cross sectional study. Data were collected retrospectively without (17.9%), and unilaterally the most common was the left eye (40%).
control by recording the characteristics and patient examination data Retinopathy of prematurity was the smallest cause of leukocoria (7.1).
under < 13 years old at Sanglah Hospital. Data on the characteristics Result of this study emphasize the importance of leukocoria as clinical
of the subjects were analyzed descriptively. Caregorical scale data were signs of a disease with a significant visual impact.

Keywords : Leukocoria, congenital cataract, retinoblastoma


Cite This Article: Widhiastuti, E., Manuaba,I.B.P., Sutyawan, W.E., Triningrat, A.A.M.P. 2017. PROFIL PASIEN ANAK-ANAK DENGAN LEUKOKORIA DI
RSUP SANGLAH DENPASAR. Medicina 48(3): 168-173. DOI:10.15562/medi.v48i3.146

ABSTRAK

Leukokoria adalah istilah untuk menggambarkan temuan klinis berupa secara deskriptif. Data berskala kategorik dideskripsikan dalam bentuk
refleks pupil berwarna putih, pupil dapat terlihat normal pada cahaya frekuensi dan persentase sedangkan untuk data berskala numerik
kamar namun tidak memiliki red reflex pada pemeriksaan oftalmoskop. dalam bentuk rerata dan standar deviasi. Subyek penelitian berjumlah
Leukokoria disebabkan anomali retina atau kekeruhan reflektif di 28 anak. Mayoritas pasien leukokoria adalah lelaki (57,1%), dengan
media okular sepanjang aksis visual di daerah pupil. Leukokoria adalah usia rerata 38,64±39,86 bulan dan domisili didapatkan paling banyak
tanda yang mengkhawatirkan terutama di kelompok usia anak-anak berasal dari Denpasar (21,4%). Leukokoria unilateral mempunyai
yang harus segera dideteksi dan diobati. Tulisan ini dibuat untuk proporsi paling besar (53,6%). Diagnosis penyebab leukokoria paling
mendapatkan gambaran profil pasien anak-anak dengan leukokoria di banyak adalah katarak kongenital (39,3%), dimana secara unilateral
divisi Pediatric Ophthalmology poliklinik mata RSUP Sanglah Denpasar. yang paling sering terjadi adalah pada mata kiri (18,2%). Diagnosis
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan retinoblastoma adalah penyebab kedua terbesar (17,9%), dan secara
studi potong lintang (cross sectional). Data dikumpulkan secara unilateral yang paling sering terjadi adalah pada mata kiri (40%).
retrospektif tanpa kontrol dilakukan dengan mencatat karakteristik dan Retinopathy of prematurity merupakan penyebab leukokoria terkecil
data pemeriksaan pasien dengan leukokoria yang berusia < 13 tahun di (7,1%). Hasil penelitian ini menekankan kembali pentingnya leukokoria
RSUP Sanglah Denpasar. Data mengenai karakteristik subyek dianalisis sebagai tanda klinis suatu penyakit dengan dampak visual signifikan.

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata, Kata kunci : Leukokoria, katarak kongenital, retinoblastoma
Fakultas Kedokteran Universitas Cite Pasal Ini: Widhiastuti, E., Manuaba,I.B.P., Sutyawan, W.E., Triningrat, A.A.M.P. 2017. PROFIL PASIEN ANAK-ANAK DENGAN LEUKOKORIA DI
Udayana/Rumah Sakit Umum RSUP SANGLAH DENPASAR. Medicina 48(3): 168-173. DOI:10.15562/medi.v48i3.146
Pusat Sanglah Denpasar Bali

*
Correspondence to: PENDAHULUAN
Leukokoria adalah istilah untuk menggambarkan namun tidak memiliki red reflex pada pemerik-
Diterima: 2017-09-06 temuan klinis berupa refleks pupil berwarna putih, saan oftalmoskop.1,2 Leukokoria mengindikasikan
Disetujui : 2017-09-06 pupil dapat terlihat normal pada cahaya kamar keadaan infeksi seperti uveitis, endoftalmitis,

168
ARTIKEL ASLI

kekeruhan pada lensa seperti katarak, persistent lengkap. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan
hyperplastic primary vitreous (PHPV), kelainan catatan medik tidak lengkap.
retina seperti retinoblastoma, falciform retinal
fold, retinal detachment, retinoschisis, retinopathy Analisis Data
of prematurity (ROP), miopia tinggi, koloboma, Semua data yang diperoleh dimasukkan dalam
penyakit Coats, dan kelainan intra okular lain.3-6 tabel kerja dan dianalisis dengan progran SPSS
Sebuah tinjauan terbaru dari kasus leukokoria versi 17.0. Data mengenai karakteristik subyek
berturut-turut pada anak-anak mengungkapkan dianalisis secara deskriptif. Data berskala kategorik
bahwa minoritas adalah disebabkan retinoblastoma dideskripsikan dalam bentuk frekuensi dan persen-
dan mayoritas adalah karatak (60%).7 Leukokoria tase sedangkan untuk data berskala numerik dalam
pada anak-anak membutuhkan perhatian segera bentuk rerata dan standar deviasi.
karena merupakan suatu tanda yang dapat
mengancam jiwa atau menyebabkan gangguan
HASIL
visual permanen.5
Penelitian ini dibuat untuk untuk mengetahui Selama periode 1 September 2014 sampai
karakteristik pasien dengan tanda klinis leukoko- 31  Agustus 2015 ditemukan 28 anak dengan
ria serta untuk mengetahui diagnosis penyebab leukokoria yang datang ke poliklinik mata RSUP
leukokoria pada pasien yang berobat di divisi Sanglah Denpasar. Karakteristik subyek penelitian
Pediatric Ophthalmology poliklinik mata RSUP secara menyeluruh dapat dilihat pada Tabel 1.
Sanglah Denpasar dari 1 September 2014 sampai Pada Tabel 1 tampak distribusi pasien dengan
31 Agustus 2015. Manfaat penelitian ini diharapkan leukokoria berdasarkan jenis kelamin, lelaki
dapat menggambarkan karakteristik dan diagnosis mempunyai proporsi yang lebih besar (57,1%)
pasien dengan tanda klinis leukokoria di RSUP dibandingkan perempuan (42,9%). Berdasarkan
Sanglah Denpasar, sehingga diperoleh data dasar variabel umur, rerata umur pasien dengan leukoko-
yang dapat dipakai sebagai acuan untuk melakukan ria 38,64±39,86 bulan. Pada domisili didapatkan
penelitian lebih lanjut dan dapat digunakan untuk paling banyak berasal dari Denpasar (21,4%).
penentuan terapi lebih dini. Lateralitas pasien leukokoria yang datang ke
poli mata RSUP Sanglah dapat dilihat secara
menyeluruh pada Tabel 2.
BAHAN DAN METODE
Pada Tabel 2 menunjukkan distribusi pasien
Penelitian ini merupakan penelitian observasional leukokoria berdasarkan lateralitas, dimana unilat-
dengan pendekatan studi potong lintang (cross eral mempunyai proporsi yang lebih besar yaitu
sectional). Data dikumpulkan secara retrospektif 13 pasien (46,4%) dibandingkan bilateral yaitu
tanpa kontrol dilakukan dengan mencatat karakter- 15 pasien (53,6%). Diagnosis penyebab leukokoria
istik dan data pemeriksaan pasien dengan leukoko- pada anak yang datang ke poli mata RSUP Sanglah
ria yang berusia < 13 tahun di RSUP Sanglah dapat dilihat secara menyeluruh pada Tabel 3.
Denpasar berdasarkan rekam medik, sedangkan Tabel 3 menunjukkan diagnosis paling banyak
metode pengambilan data secara potong lintang. adalah katarak kongenital yaitu sebanyak 11 pasien
Data yang diambil pada penelitian ini meliputi (39,3%), retinoblastoma adalah kedua terbanyak
jenis kelamin, umur, domisili, diagnosa klinis
dan lateralitas mata. Penelitian dilakukan di divisi Tabel 1  K
 arakteristik Pasien Leukokoria
Pediatric Ophthalmology poliklinik mata RSUP pada Anak
Sanglah Denpasar pada periode 1 September 2014
Karakteristik Pasien Jumlah n(%)
sampai 31 Agustus 2015.
Populasi target pada penelitian ini adalah semua Jenis Kelamin
pasien dengan tanda klinis leukokoria yang beru- Lelaki 16 (57,1)
sia < 13 tahun. Populasi terjangkau adalah semua Perempuan 12 (42,9)
pasien dengan tanda klinis leukokoria yang datang Umur (rerata±SD) 38,64±39,86 (bulan)
ke divisi Pediatric Ophthalmology poliklinik mata Domisili
RSUP Sanglah Denpasar periode 1 September 2014 Badung 5 (17,9)
sampai 31 Agustus 2015. Subyek penelitian adalah Buleleng 4 (14,3)
semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan Denpasar 6 (21,4)
eksklusi. Kriteria inklusi adalah semua pasien yang Gianyar 3 (10,7)
datang ke divisi Pediatric Ophthalmology poliklinik Karangasem 3 (10,7)
mata RSUP Sanglah sejak 1 September 2014 sampai Klungkung 3 (10,7)
Negara 3 (10,7)
31 Agustus 2015 dengan tanda klinis berupa
Tabanan 1 (3,6)
leukokoria dan memiliki catatan medik yang

Medicina 2017; 48(3): 168-173 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.146 169


ARTIKEL ASLI

Tabel 2  Lateralitas Pasien Leukokoria pada Anak Tabel 9  Lateralitas Retinopathy of


Lateralitas Jumlah n(%) prematurity (ROP)
Lateralitas Jumlah n(%)
Bilateral 13 (46,4)
Unilateral 15 (53,6) Unilateral
Mata kanan 0
Mata kiri 1 (50)
Tabel 3  Diagnosis Pasien Anak dengan Leukokoria
Bilateral 1 (50)
Diagnosis Jumlah n(%)
Katarak kongenital 11 (39,3) yaitu dengan jumlah pasien 5 anak (17,9%), sedang-
Retinoblastoma 5 (17,9) kan diagnosis paling terkecil adalah ROP yaitu 2
Katarak Juvenile 4 (14,3) pasien (7,1%). Lateralitas pasien dengan diag-
Katarak Traumatika 3 (10,7) nosis katarak kongenital yang datang ke poli mata
Katarak Komplikata 3 (10,7)
RSUP Sanglah dapat dilihat secara menyeluruh
Retinopathy of Prematurity (ROP) 2 (7,1)
pada Tabel 4.
Tabel 4 menunjukkan diagnosis katarak kongen-
Tabel 4  Lateralitas Katarak kongenital ital unilateral yang paling sering terjadi adalah pada
Lateralitas Jumlah n(%) mata kiri yaitu 2 anak (18,2%) dan mata kanan 1
anak (9,1%). Katarak kongenital yang terjadi secara
Unilateral bilateral adalah sebanyak 8 (72,7%). Pasien anak
Mata kanan 1 (9,1)
dengan diangnosis retinoblastoma yang datang
Mata kiri 2 (18,2)
ke poli mata RSUP Sanglah dapat dilihat secara
Bilateral 8 (72,7) menyeluruh pada Tabel 5.
Tabel 5 menunjukkan diagnosis retinoblastoma
Tabel 5  Lateralitas Retinoblastoma unilateral yang paling sering terjadi adalah pada
mata kiri yaitu 2 anak (40%) dan mata kanan 1
Lateralitas Jumlah n(%)
anak (20%). Retinoblastoma yang terjadi bilateral
Unilateral adalah sebanyak 2 (40%). Lateralitas pasien dengan
Mata kanan 1 (20) diagnosis katarak juvenile yang datang ke RSUP
Mata kiri 2 (40) Sanglah dapat dilihat secara menyeluruh pada
Bilateral 2 (40) Tabel 6.
Tabel 6 menunjukkan diagnosis katarak juvenile
Tabel 6  Lateralitas Katarak Juvenile unilateral yang terjadi adalah hanya pada mata
kanan yaitu 1 anak (25%). Katarak juvenile yang
Lateralitas Jumlah n(%) terjadi secara bilateral adalah sebanyak 3 anak
Unilateral (75%). Gambaran lateralitas katarak traumatika
Mata kanan 1 (25) yang datang ke poli mata RSUP Sanglah dapat dili-
Mata kiri 0 hat secara menyeluruh pada Tabel 7.
Bilateral 3 (75) Tabel 7 menunjukkan diagnosis katarak trau-
matika unilateral yang paling sering terjadi adalah
pada mata kiri yaitu 2 anak (66,7%) dan mata
Tabel 7  Lateralitas Katarak Traumatika kanan 1 anak (33,3%). Tidak ditemukan katarak
Lateralitas Jumlah n(%) traumatika yang terjadi bilateral. Lateralitas
Unilateral katarak komplikata yang terdapat di poli mata
Mata kanan 1 (33,3) RSUP Sanglah dapat dilihat secara menyeluruh
Mata kiri 2 (66,7) pada Tabel 8.
Bilateral 0 Tabel 8 menunjukkan katarak komplikata unilat-
eral yang terjadi hanya pada mata kiri yaitu 1 anak
(33,3%). Katarak komplikata yang terjadi bilateral
Tabel 8  Lateralitas Katarak Komplikata adalah sebanyak 2 anak (66,7%). Lateralitas ROP
Lateralitas Jumlah n(%) yang datang ke poli mata RSUP Sanglah dapat dili-
hat secara menyeluruh pada Tabel 9.
Unilateral
Mata kanan 0 Pada Tabel 9 didapatkan diagnosis ROP unilat-
Mata kiri 1 (33,3) eral hanya ditemukan pada mata kiri yaitu 1 anak
(50%). Retinopathy of prematurity yang terjadi
Bilateral 2 (66,7)
secara bilateral adalah sebanyak 1 anak (50%).

170 Medicina; 48(3): 168-173 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.146


ARTIKEL ASLI

DISKUSI
Leukokoria pada anak-anak harus selalu menjadi optimal.13 Semua pasien katarak kongenital yang
perhatian karena mengindikasikan adanya gang- datang ke poli mata RSUP Sanglah direncanakan
guan di daerah mana saja dalam bola mata. tindakan operasi. Katarak kongenital rubella dapat
Beberapa penyebab leukokoria seperti katarak terjadi secara sendiri atau sebagai bagian dari trias
kongenital dapat mengakibatkan ambliopia bila congenital rubella syndrome (katarak kongenital,
tidak diterapi, terutama bila unilateral. Penyebab ketulian, gangguan jantung).14 Penelitian ini mene-
lain seperti retinoblastoma dapat mengarah kepada mukan 3 pasien dengan katarak kongenital rubella
kematian.4,5,8 berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan
Penelitian menurut Haider, dkk5 mengung- laboratorium.
kapkan bahwa pasien anak-anak dengan keluhan Retinoblastoma merupakan tumor intra okular
leukokoria ditemukan sebanyak 71 anak, dimana primer yang paling banyak ditemukan. Tumor
sebanyak 39 (55%) adalah lelaki dan 32 (45%) berasal dari retina dan tampak sebagai nodul
adalah perempuan. Penelitian lain di Indonesia berwarna putih yang melalui membran limiting
oleh Sayuti, dkk2, dari 36 pasien leukokoria, seban- interna menuju vitreous (endofitik), dapat juga
yak 21 (58,3%) adalah lelaki, dan 15 (41,7%) adalah berupa massa kekuningan subretina sehingga
perempuan. Pada penelitian ini didapatkan 28 sering mengakibatkan retinal detachment eksu-
pasien selama periode 1 September 2014 sampai 31 datif (eksofitik). Sepertiga kasus retinoblastoma
Agustus 2015. Dari 28 pasien tersebut, anak lelaki bersifat familial (bilateral) dan duapertiga kasus
ditemukan lebih banyak (57,1%) dibandingkan merupakan sporadik (unilateral).12 Penelitian ini
anak perempuan (42,9%). Kebanyakan penyebab mendapatkan retinoblastoma merupakan penye-
leukokoria seperti katarak dan retinoblastoma bab kedua leukokoria terbanyak pada anak-anak
tidak terdapat perbedaan predileksi jenis kelamin, di RSUP Sanglah yaitu sebanyak 5 anak (17,9%).
namun coat’s disease dan ROP ditemukan insiden Dari total kasus retinoblastoma ditemukan kondisi
pada lelaki lebih besar.9-11 bilateral sebanyak 2 (40%) dan kondisi unilateral
Penelitian di Pakistan mengenai leukokoria sebanyak 3 (60%), dimana pada kasus unilateral
pada anak-anak mengungkapkan bahwa penyebab paling banyak terjadi di mata kiri yaitu sebanyak
paling banyak adalah katarak kongenital (60%). 2 (40%). Tiga anak direncanakan enukleasi, dimana
Kondisi bilateral ditemukan 42% dan kondisi satu anak telah mendapatkan kemoreduksi, sisanya
unilateral sebanyak 18%.5 Penelitian mengenai dikonsulkan ke bagian pediatri untuk perencanaan
profil leukokoria di RSUP Dr. M. Djamil Padang kemoreduksi.
oleh Sayuti, dkk2 ditemukan bahwa retinoblas- Katarak juvenile merupakan katarak yang
toma merupakan penyebab leukokoria terbanyak terbentuk pada anak-anak usia muda dan penyebab
yaitu sebanyak 12 orang (33,4%) dimana sebanyak yang sering adalah kondisi genetik, diturunkan dan
3 orang (33%) adalah retinoblastoma bilateral dan gangguan metabolik.15 Penelitian ini ditemukan
9 orang retinoblastoma unilateral (67%). Penelitian katarak juvenile sebanyak 4 anak (14,4%). Keadaan
ini mengungkapkan penyebab leukokoria terban- bilateral dari keseluruhan kasus katarak juvenile
yak adalah katarak kongenital yaitu sebanyak ditemukan sebanyak 3 (75%) dan unilateral 1 (25%)
11  anak (39,3%). Dari keseluruhan kasus katarak yang terjadi hanya pada mata kanan. Usia pasien
kongenital ditemukan kondisi bilateral sebanyak pada penelitian antara 7-8 tahun.
8 (72,7%) dan unilateral 3 (27,3%), dimana pada Katarak traumatika merupakan gejala sisa
kasus unilateral lebih banyak terjadi di mata kiri dari cedera mata pada anak-anak dan dewasa.
yaitu sebanyak 2 (18,2%). Katarak bilateral biasanya Penelitian mengenai perbaikan visus pada katarak
berhubungan dengan penyakit sistemik, sedangkan traumatika unilateral di Hyderabad melaporkan
katarak unilateral berhubungan dengan disgenesis bahwa insiden katarak traumatika akibat cedera
lokal.2 Di negara industri, sekitar 50% kasus katarak mata dilaporkan sebesar 1-15%. L elaki ditemu-
bilateral dan seluruh kasus unilateral, penyebab kan lebih banyak daripada perempuan dengan
yang mendasari tidak dapat ditentukan.12 Secara rasio 3,1:1, hal ini karena ketertarikan lelaki pada
umum, anak yang semakin muda semakin besar olahraga dan aktivitas luar.16 Penelitian ini ditemu-
urgensi dalam menghilangkan katarak, karena kan katarak traumatika sebanyak 3 anak (10,7%)
resiko ambliopia. Katarak kongenital unilateral dengan keadaan seluruhnya adalah unilateral
pada bayi baru lahir dan bayi muda harus dide- dan seluruhnya adalah lelaki. Dari keseluruhan
teksi dan dihilangkan sebelum usia 6 minggu dan keadaan unilateral, mata kiri ditemukan lebih besar
katarak kongenital bilateral dengan gangguan visus yaitu 2 (66,7%) dan mata kanan 1 (33,3%). Menurut
signifikan sebaiknya dihilangkan sebelum usia Memon, dkk16, trauma tembus merupakan penye-
10 minggu dengan tujuan pertumbuhan visus yang bab paling sering dari cedera mata yaitu sebanyak

Medicina 2017; 48(3): 168-173 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.146 171


ARTIKEL ASLI

68,3% dan trauma tumpul 31,7%. Ketiga pasien temuan penting mengenai adanya hubungan
katarak traumatika yang datang ke poli mata RSUP yang signifikan antara pernikahan antara kerabat
Sanglah mengalami trauma tembus. Ashvini, dkk17 (antara sepupu pertama) dan keturunan katarak
mengungkapkan bahwa kerusakan kapsul anterior kongenital. Keadaan sosial di masyarakat mengenai
dan laserasi kornea merupakan tanda yang sering perkawinan antar kerabat memainkan peran pent-
menyertai katarak traumatika. Ketiga pasien pada ing dalam penyakit yang diturunkan. Perkawinan
penelitian ini juga disertai dengan laserasi kornea, sedarah memiliki proporsi yang tinggi pada pasien
seorang anak disertai dengan laserasi iris. leukokoria. Dua puluh satu anak dengan katarak
Terbentuknya katarak adalah komplikasi paling kongenital memiliki riwayat keluarga dengan
sering yang diakibatkan uveitis pada anak-anak.18 perkawinan antar kerabat.
Katarak jarang terjadi akibat uveitis posterior,
tetapi dapat terjadi sampai 50% dari pasien
dengan uveitis anterior dan uveitis intermediate. SIMPULAN
Durasi dan intensitas peradangan dan pengobatan Pada penelitian ini disimpulkan karakteristik
seperti kortikosteroid dan vitrektomi sebelumnya, pasien anak dengan tanda klinis leukokoria yang
merupakan penentu penting terbentuknya katarak. datang ke poli mata RSUP Sanglah Denpasar peri-
Pembentukan katarak terjadi di usia yang lebih ode 1 September 2014 sampai 31 Agustus 2015
muda pada pasien uveitis. Penelitian ini didapat- adalah lebih banyak terjadi pada lelaki (57,1%),
kan pasien dengan katarak komplikata sebanyak dengan usia rerata 38,64±39,86 bulan dan sebagian
3 anak (10,7%). Dari keseluruhan kasus katarak besar berasal dari Denpasar (21,4%). Dagnosis
komplikata, keadaan bilateral sebanyak 2 anak paling banyak adalah katarak kongenital yaitu
(66,7%) dan unilateral sebanyak 1 anak (33,3%) sebanyak 11 pasien (39,3%). Kebanyakan penyebab
yang terjadi hanya pada mata kiri. Katarak komp- leukokoria mengakibatkan gangguan visual perma-
likata pada penelitian ini seluruhnya disebabkan nen atau merupakan ancaman bagi kehidupan.
oleh uveitis kronis dengan riwayat pengobatan Hasil penelitian ini menekankan kembali penting-
yang kurang jelas. Tujuan operasi pada anak-anak nya leukokoria sebagai tanda klinis suatu penyakit
adalah untuk mencegah ambliopia.19 Estafanous, dengan dampak visual signifikan.
dkk20 menjelaskan terdapat peningkatan ketaja- Perlu dilakukan sistem pencatatan yang lebih
man penglihatan pada 95% mata dengan riwayat baik untuk pasien-pasien yang datang ke RSUP
uveitis yang menjalani operasi katarak. Quinones Sanglah khususnya divisi Pediatric Ophthalmology
dkk21 menjelaskan hal yang sama, terdapat pening- mengenai onset penyakit, pedigree keluarga, visus
katan ketajaman penglihatan pasca operasi pada anak-anak, hasil pemeriksaan penunjang, follow
92% pasien. Semua pasien dengan katarak komp- up setelah tindakan, sehingga data yang terkumpul
likata yang datang ke poli mata RSUP Sanglah lebih lengkap dan dapat digunakan untuk peneli-
direncanakan tindakan ekstraksi katarak dengan tian lebih lanjut.
lensa intra okular.
Retinopathy of prematurity (ROP) adalah
penyebab dominan gangguan visual berat pada DAFTAR PUSTAKA
anak-anak. Retinopathy of prematurity memiliki
1. Buscombe C, Headland S. Infantile leukocoria: the white
gambaran unik yaitu hanya terjadi pada bayi pupil. Bujo, 2013;1(1):1-4.
prematur dengan vaskularisasi retina yang imatur 2. Sayuti K, Aziz A, Nasrul M. Profil leukokoria pada anak di
dan tidak komplit. Beberapa keadaan bayi prema- RSUP Dr.M. Djamil Padang. MKA. 2014;37(1):38-43.
3. Batra R, Rowe F, Rowlands A, Noonan C. Unilateral
tur dapat juga berkaitan dengan resiko kejadian leukocoria in clinically normal eye. Br J Ophthalmol.
ROP yang disimpulkan dalam Indonesia National 2009;93(4):556-7.
Workshop of ROP seperti sepsis, penggunaan 4. Gupta H, Gupta P. Leukocoria. Indian pediatric.
2004;41(17):286.
oksigen, transfusi darah berulang, penyakit sistem 5. Haider S, Qureshi W, Ali A. Leucokoria in children.
pernapasan, apneu, asfiksia, kecil masa kehamilan, Journal of pediatric ophthalmology & strabismus.
displasia bronkopulmoner, patent ductus arteri- 2008;45(3):179-80.
6. American Academy of Ophthalmology Staff. Pediatric
osus, perdarahan intraventrikular dan genetik.22 ophthalmology and strabismus. American Academy of
Penelitian ini terdapat 2 anak (7,1%) dengan Ophthalmology. 2014-2015. h. 340
ROP. Dari keseluruhan kasus ROP ditemukan 7. Mickler C, Boden J, Trivedi RH, Wilson ME. Pediatric cat-
aract. Pediatric Annals. 2011;40(2):83.
kondisi bilateral sebanyak 1 (50%) dan unilateral 8. Mohammadpour M, Ghassemi F, Toosi R, Nagravi B. End-
1 anak (50%) yang terjadi di mata kiri. Satu anak gaze leukocoria as the first manifestation of retinoblas-
dengan ROP stage 4-5 dan satu anak dengan ROP toma. Iranian Journal of Ophthalmology. 2012;24(4):67-9.
9. Babic GS, Oros A, Vujanovic M, Cekic S. Stage 5 retinop-
stage  5. Penelitian menurut Haider, dkk5 menge- athy of prematurity in one eye-case report. Acta Medica
nai leukokoria pada anak-anak mengungkapkan Medianae. 2012;51(1):37-41.

172 Medicina; 48(3): 168-173 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.146


ARTIKEL ASLI

10. Balmer A, Munier F. Differential diagnosis of leukocoria 19. Jancevski M, Foster CS. Cataracts and uveitis. Discovery
and strabismus, first presenting signs of retinoblastoma. Medicine. 2010;9(44):51-4.
Clinical Ophthalmology. 2007;1(4):431-9. 20. Estafanous MS, Lowder CY, Meisler DM, Chauhan R.
11. Bruce AS, O’day J, McKay D, Swann, P. Posterior eye dis- Phacoemusification cataract extraction and posterior
ease and glaucoma A-Z : Coats’ disease retinal telangiecta- chamber lens implantation in patients with uveitis. Am J
sia. Optician. 2006;6067(232):51. Ophthalmol, 2001;131(5):620-5.
12. Sharma VK, Arora T. An approach to a child with leukoco- 21. Quinones K, Cervantes-Castaneda RA, Hynes AY,
ria. DOS Times. 2014;19(8):69-73. Daoud YJ, Foster CS. Outcomes of cataract surgery in
13. Basic and Clinical Science Course. Pediatric oph- children with chronic uveitis. J Cataract Refract Surg.
thalmology and strabismus. American Academy of 2009;35(4):725-31.
Ophthalmology. 2011-2012. h . 254-5. 22. Sitorus RS, Djatikusumo A, Andayani G, Barliana JD,
14. Agarwal S, Agarwal A, Apple DJ, Burrato L, Allo JL. Yulia DE. Pedoman nasional skrining dan terapi retinopa-
Textbook of ophthalmology basic sciences optics and refrac- thy of prematurity (ROP) pada bayi prematur di Indonesia.
tion neuro-ophthalmology strabismus. Jaypee. 2002. h.1627. Pokja Nasional ROP dan Bayi Prematur. 2011. h. 1-32.
15. Wilson ME. Pediatric cataract: overview. Ases: aao.org.
Diunduh Nov, 11 2015.
16. Memon MN, Narsani AK, Nizamani NB. Visual outcome
of unilateral traumatic cataract. Journal of the College of
Physicians and Surgeons, 2012;22(8):497-500.
17. Ashvini K, Robin R, Kimberly G. Surgical intervention for
traumatic cataracts in children: epidemiology, complica- This work is licensed under a Creative Commons Attribution
tions and outcomes. J AAPOS. 2009;13(2):170-4.
18. Nemet AY, Raz J, Sachs D, Friling R, Neuman R, dkk.
Primary intraocular lens implantation in pediatric uveitis.
Arch Ophthalmology. 2007;125(3):354-60.

Medicina 2017; 48(3): 168-173 | doi: 10.15562/Medicina.v48i3.146 173

You might also like