You are on page 1of 8

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499

Analisis Struktur dan Desain Delay Detonator Non Electric (Nonel)


terhadap Distribusi Fragmentasi Hasil Peledakan dengan
Menggunakan Model Kuz-Ram di PT. Mandiri Sejahtera Sentra,
Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat
Structure Analysis and Non Electric Delay Detonator Design to Blasting Fragmentation
Distribution Using Kuz-Ram Model At Pt Mandiri Sejahtera Sentra, Purwakarta
Regency, West Java Province
1
Beni Taufik Hidayatuloh, 2 Yuliadi, 3 Linda Pulungan
1,2,3
Prodi Tek nik Pertambangan, Fak ultas Tek nik , Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1beni.taufikh@gmail.com, 2yuliadi_ms@yahoo.com, 3linda.lindahas@gmail.com

Abstract. PT. Mandiri Sejahtera Sentra is a subsidiary of PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, which
engages in mining of andesite rock. The Andesit exploitation done by using blasting technique, using peledak
ANFO and Dayagel Permitted 0,2 gr explosives, at the beginning blasting is Non Electric Detonator with
delay 17sm, 25ms, 42ms, 67ms that combined with electric detonator as explosive trigger. The application
of geometry and detonator delay at the moment not to care about blasting directions and discontinuities
orientation, so needs to reconsideration or be adapted with pit shape orientation to geological structure
orientation to get optimum fragmentation. Geometry improvement done by using blastability index
accordance with geological structure conditions, which then designing the blasting geometry using equation
C.J. Konya. At the end blasting geometry design and non electric delay detonator design which applied can
get optimum fragmentation on geological structure condition. On JPO 20 with blasting orientation cutting
the discontinuities orientation (joints) delay detonator design at betwen 31,66 ms – 42,31 ms for control row
and52,9 ms – 106,02 ms for control wing obtainable general fragmentation distribution with fragmentation
percentage at size ≤ 50 cm is 99,18 %, size 50 cm < x ≤ 80 cm is 0,77 %, and size > 80 cm (boulder) is
0,05 %.
Keywords: Structure Orientation, Design Delay Detonator, Blasting Geometry, Fragmentation

Abstrak. PT. Mandiri Sejahtera Sentra merupakan anak perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk, yang bergerak dibidang penambangan batu andesit. Pembongkaran batuan andesit dari batuanan
induknya dilakukan dengan kegiatan peledakan menggunakan bahan peledak ANFO dan Dayagel Permitted
0,2 gr pada penggalak awal berupa Detonator Non Electric pada delay 17sm, 25ms, 42ms, 67ms yang
dikombinasikan dengan detonator elektrik sebagai pemicu ledak. Penerapan geometri dan delay detonator
saat ini kurang memperhatikan arah peledakan dan orientasi bidang lemah, sehingga perlu peninjauan ulang
atau disesuaikan dengan orientasi bentuk pit terhadap orientasi struktur geologi untuk mendapat hasil
fragmentasi yang lebih optimum. Perbaikan geometri dilakukan memanfaatkan blastability index sesuai
dengan kondisi struktur geologi dilapangan, yang kemudian dilakukan pendesainan geometri peledakan
menggunakan persamaan C.J. Konya. Pada akhirnya desain geometri peledakan dan desain delay detonator
non electric (nonel) yang diterapkan dapat memperoleh tingkat fragmentasi yang optimum pada kondisi
struktur geologi dilapangan. Pada JPO 20 dengan arah peledakan memotong arah umum bidang lemah
(kekar) dengan desain delay detonator pada kisaran antara 31,66 ms – 42,31 ms untuk control row dan 52,9
ms – 106,02 ms untuk control wing diperoleh distribusi fragmentasi umum dengan persentase fragmentasi
pada ukuran ≤ 50 cm sebesar 99,18 %, ukuran 50 cm < x ≤ 80 cm sebesar 0,77 %, dan ukuran > 80 cm
(boulder) sebesar 0,05 %.
Kata Kunci: Orientasi Struktur, Desain Delay Detonator, Geometri Peledakan, Fragmentasi
A. Pendahuluan
Dengan permintaan bahan galian yang meningkat seiiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi, perusahaan – perusahaan tambang mulai
melakukan peningkatan produksinya. Oleh karena itu target produksi harus ditingkatkan
dengan pengembangan proses penambangan. Salah satunya yaitu dengan semakin
banyaknya proses kegiatan peledakan yang dilakukan dalam proses pembongkaran
192
Analisis Struktur dan Desain Delay Detonator Non Electric (Nonel)... | 193

produksi agar target dapat tercapai.


PT. Mandiri Sejahtera Sentra merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang penambangan andesite yang melakukan kegiatan peledakan untuk
menunjang aktifitas penambangan yang optimal. Kegiatan peledakan yang dilakukan
akan menghasilkan distribusi fragmentasi batuan yang sangat berpengaruh terhadap
efektifitas kegiatan pada proses pemuatan serta pengolahan material. Fragmentasi hasil
peledakan itu sendiri masih menghasilkan boulder ( > 80cm) dengan nilai rata-rata
diatas 3%. Faktor yang mempengaruhi distribusi fragmentasi yaitu struktur geologi dan
penerapan desain delay detonator.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana pengaruh struktur geologi (kekar) dan
desain delay detonator non electric (Nonel) terhadap distribusi fragmentasi?
Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan struktur geologi (kekar) di lokasi
penelitian terhadap distribusi fragmentasi hasil peledakan.
2. Untuk mengetahui pengaruh desain delay detonator terhadap distribusi
fragmentasi hasil peledakan.
3. Untuk mendapatkan distribusi fragmentasi hasil peledakan yang optimum dengan
melakukan pendesainan geometri peledakan berdasarkan orientasi struktur di
lokasi penelitian serta pendesainan delay detonator berdasarkan nilai B (Burden)
dengan menggunakan persamaan C.J. Konya.
B. Landasan Teori
Peledakan tunda merupakan suatu cara peledakan yang terdiri dari beberapa
baris dan kolom lubang tembak dengan menggunakan waktu tunda peledakan. Waktu
tunda peledakan dapat diperoleh dari detonator atau mesin peledak yang dipakai.
Peledakan menggunakan waktu tunda dimaksudkan untuk :
1. Mengurangi jumlah volume batuan yang meledak secara bersamaan.
2. Memberikan waktu atau kesempatan material yang dekat dengan bidang bebas
untuk meledak secara sempurna.
3. Menyediakan ruang atau bidang bebas bagi baris lubang tembak selanjutnya.
4. Mengurangi besarnya volume suara peledakan (tekanan kejut)dan getaran tanah.
Struktur geologi yang berpengaruh pada kegiatan peledakan adalah struktur
rekahan (kekar) dan struktur perlapisan batuan. Dengan adanya struktur rekahan ini
maka energi gelombang tekan dari bahan peledak akan mengalami penurunan yang
disebabkan adanya gas-gas hasil reaksi peledakan yang menerobos melalui rekahan,
sehingga mengakibatkan penurunan daya tekan terhadap batuan yang akan diledakkan.
Penurunan daya tekan ini akan berdampak terhadap batuan yang akan diledakkan
sehingga bisa mengakibatkan terjadinya bongkah pada batuan hasil peledakan, bahkan
batuan hanya mengalami keretakan.
Kuznetsov (1973) telah melakukan penelitian untuk mengukur fragmentasi dan
hasilnya dikenal dengan persamaan Kuznetsov, seperti yang diuraikan dalam persamaan
dibawah ini:
Xm= A(PF)-0,8 x Qe1/6 x (115/E)19/30

Dimana:
Xm = Ukuran Rata-rata Fragmentasi ( cm )
A = Faktor Batuan ( 0,06 x Blastability Index )
PF = Powder Factor ( kg/m3 )
Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017
194 | Beni Taufik Hidayatuloh, et al.

Qe = Berat Bahan Peledak per Lubang Ledak ( Kg )


E = Relative Weight Strength ( RWS ) Bahan Peledak
Dengan diperolehnya nilai Xm maka selanjutnya hasil tersebut dimasukan
kedalam rumus Rosin Rammle untuk memperkirakan ukuran batuan yang akan
dihasilkan dari peledakan. Rosin Rammler sendiri mengeluarkan rumus seperti yang
ditunjukan pada persamaan diabawah ini :

R = 100 (1-e)-(X / Xc)n

Dimana:
R = Persentase Masa Batuan yang Lolos dengan Ukuran X ( cm )
Xc = Karakteristik Ukuran ( cm )
X = Ukuran Ayakan ( cm )
n = Indeks Keseragaman
e = Ephison = 2.71
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis Orientasi Struktur (Kekar) Terhadap Peledakan
Berikut adalah penelitian mengenai analisis orientasi struktur (kekar) terhadap
peledakan. Hasil pengujian dijelaskan pada gambar berikut.

Gambar 1. Nilai Orientasi Struktur (Kekar)

Berdasarkan data yang disajikan pada diagram rossete (gambar 1) maka dapat di
interpretasikan bahwa orientasi struktur (kekar) yang mempengaruhi distribusi
fragmentasi Hasil peledakan yaitu kekar dengan arah N 245° E. Dapat dilihat juga
bahwa pada lokasi penelitian terjadi keberagaman arah kekar, namum pada dasarnya
proses pemecahan suatu massa batuan akan akan sangat dipengaruhi arah bidang
lemahnya serta relatif mengikuti arah bidang lemah. Oleh karena itu penentuan orientasi
struktur didasarkan pada jurus paling dominan di lokasi penelitian, yang memiliki peran
besar dalam proses pemecahan batuan serta distribusi fragmentasi hasil peledakan.
Berikut merupakan gambaran orientansi kekar di lokasi penelitian terhadap arah muka
jenjang.
Volume 3, No.1, Tahun 2017
Analisis Struktur dan Desain Delay Detonator Non Electric (Nonel)... | 195

Gambar 2. Orientasi Bidang Lemah (Kekar) Terhadap Arah Muka Jenjang

Analisis Desain Delay Detonator Terhadap Peledakan


Tahapan inisiasi dapat mempengaruhi nilai burden efektif dari setiap peledakan.
Pada peledakan multi row, tahapan inisiasi diatur sehingga setiap muatan meledak ke
arah ke arah bidang bebas terdekat dan setiap lubang tembak berperan secara efektif
dalam mengontrol fragmentasi dan pergerakan muckpile.
Penyalaan peledakan yang dilakukan di PT. Mandiri Sejahtera Sentra yaitu
menggunakan Nonel 17 ms, 25 ms, 42 ms dan 67 ms untuk suface delay (Trunkline
Delay) dengan penggunaan nilai delay kecil berada di row depan yang pada
selanjutnya digunakan delay yang lebih kecil dan untuk in Hole delay menggunakan
delay 500 ms dengan maksud agar detonasi hasil peledakan lubang sebelumnya telah
mencapai bidang bebas.
Untuk optimalisasi, maka digunakan desain delay detonator dengan kisaran
antara 31,66 ms – 42,31 ms untuk control row dan 52,9 ms – 106,02 ms untuk control
wing dengan penentuan inisiasi pertama (IP) berdasarkan arah muckpile yang
diinginkan, sehingga distribusi fragmentasi dan pergerakan muckpile dapat dikontrol
dengan baik dan sesuai dengan harapan.
Tabel 1. Penggunaan Delay Detonator Aktual dan Hasil Desain
Delay Detonator
Persentase
Antar Lubang Dalam
No. Antar Baris Distribusi Fragmentasi
Satu Baris
(Control Wing ) > 80 cm (Boulder )
(Contol Row )
1 17 dan 42 ms 42 ms 11,93
2 42 ms 42 ms 15,29
3 67 ms - ms 3,29
4 25 dan 67 ms 67 ms 3,02
5 25 ms 67 ms 5,51
6 42 ms - ms 0,05
7 67 ms - ms 2,73
8 25 ms 67 ms 3,19
9 42 ms 67 ms 3,00
10 25 ms 67 ms 3,54

Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017


196 | Beni Taufik Hidayatuloh, et al.

: Delay Detonator Aktual


: Delay Detonator Hasil Desain
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 1 penggunaan delay detonator 42 ms
untuk control row (antar lubang dalam satu baris) sebagai waktu tunda yang tepat guna
(didasarkan pada nilai burden) yang sesuai dalam proses pemberaian batuan,
menghasilkan nilai boulder ( > 80 cm ) yang menurun secara signifikan dibadingan
penggunaan delay detonator yang tidak mempertimbangan keselarasan terhadap jarak
burden dengan distribusi fragmentasi boulder sebesar 0,05%.
Analisis Arah Peledakan Terhadap Distrubusi Fragmentasi
Suatu massa batuan yang memiliki arah bidang lemah searah terhadap muka
jenjang akan berpotensi menghasilkan distribusi fragmentasi boulder yang semakin
besar. Hal ini disebabkan karena pantulan gelombang kejut yang tidak beraturan saat
proses peledakan massa batuan berlangsung. Bongkah-bongkah yang berada pada muka
jenjang dan pada posisi yang tidak stabil akan mengakibatkan tidak ratanya muka
jenjang. Pengaruh lain dari bidang lemah yang memiliki arah sejajar dengan muka
jenjang yaitu dapat mengakibatkan pecahan bongkah di belakang baris peledakan
terakhir yang disebabkan oleh gas-gas yang merambat melalui bidang lemah keluar ke
belakang baris peledakan terakhir.
Untuk massa batuan yang memiliki arah bidang lemah sejajar dengan muka
jenjang akan sangat berpotesi menghasillkan distribusi fragmenrasi yang paling baik.
Hal ini terjadi karena bidang bebas peledakan yang sejajar dengan muka jenjang
memberikan pantulan gelombang kejut yang optimal serta pemakaian energi yang lebih
efisien dalam proses pemecahan suatu massa batuan. serta dengan sejajarnya arah
bidang lemah terhadap muka jenjang akan menghasilkan muka jenjang baru yang relatif
lebih rata dibandingkan dengan orientasi bidang lemah lain.
Penentuan arah peledakan didasarkan pada orientasi arah umum bidang lemah
(kekar) yang terdapat di lokasi penelitian yaitu sebesar N 245° E. Arah peledakan yang
dimaksud berupa kisaran, sehingga arah peledakan yang diinginkan dapat disesuaikan
dengan karakteristik orientasi bidang lemahnya agar dapat menghasilkan bidang bebas
baru (bidang bebas efektif) yang relatif sejajar dengan orientasi bidang lemah, sehingga
pendistribusian fragmentasi dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 3. Nilai Orientasi Bidang Lemah (Kekar) terhadap Arah Peledakan


Volume 3, No.1, Tahun 2017
Analisis Struktur dan Desain Delay Detonator Non Electric (Nonel)... | 197

Berdasarkan gambar 3 dapat diilustrasikan nilai orientasi dari arah peledakan


terhadap bidang lemah yang akan mempengaruhi harga joint plane otientation (JPO)
serta persentase akhir dari ditribusi fragmentasi hasil peledakan. JPO 20 merupakan arah
peledakan yang berpotongan dengan arah umum bidang lemah, sedangkan JPO 30
adalah arah peledakannya cenderung normal atau relatif sejajar dengan arah umum
bidang lemah atau membetuk sudut pada kisaran 00–300, sementara untuk JPO 40
merupakan orientasi arah peledakan yang berpotongan dengan arah umum bidang lemah
namum memilki arah yang berlawanan dengan arah kemiringan bidang lemah serta
memiliki arah peledakan pada kisaran N 95° E – N 215° E.
Tabel 2. Distribusi Fragmentasi Berdasarkan Perubahan Nilai JPO

Distribusi Fragmentasi
No Tanggal Nilai JPO
≤ 50 cm 50 cm ≤ x ≤ 80 cm > 80 cm
1 16/02/2016 JPO 30 82,42 5,65 11,93
2 17/02/2016 JPO 30 78,18 6,53 15,29
3 24/02/2016 JPO 20 92,49 4,23 3,29
4 25/02/2016 JPO 30 93,05 3,93 3,02
5 27/02/2016 JPO 30 88,19 6,3 5,51
6 01/03/2016 JPO 20 99,18 0,77 0,05
7 02/03/2016 JPO 30 86,34 10,93 2,73
8 03/03/2016 JPO 30 95,21 1,6 3,19
9 05/03/2016 JPO 20 92,7 4,29 3
10 14/03/2016 JPO 30 90,4 6,06 3,54

: Distribusi Fragmentasi PT Mandiri Sejatera Sentra


: Distribusi Fragmentasi Hasil Desain
Perbandingan Distribusi Fragmentasi Aktual dan Hasil Desain
Bedasarkan data hasil pengamatan kegiatan peledakan di lokasi penelitian dan
data hasil perhitungan serta pengujian langsung dilapangan maka dilakukan
perbandingan untuk mengetahui kekurangan hingga kelebihan dari masing-masing
metode yang diterapkan. Berikut merupakan tabel distribusi fragmentasi berdasarkan
pengukuran actual dan model Kuz-Ram.

Gambar 4. Grafik Persentase Distribusi Fragmentasi Model Kuz-Ram

Berdasarkan data grafik yang tersaji pada gambar 5.1, secara keseluruhan
Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017
198 | Beni Taufik Hidayatuloh, et al.

prediksi distribusi fragmentasi berdasarkan hasil pemodelan Kuz-Ram dengan


menggunakan geometri PT Mandiri Sejahtera Sentra menghasilkan persentase boulder
( > 80 cm ) sebesar 15,29 % dan dengan menggunakan geometri hasil desain
menghasilkan nilai boulder ( > 80 cm ) yaitu 0,05 %. Maka dengan menggunakan
geometri hasil desain, distribusi fragmentasi dengan ukuran > 80 cm dapat direduksi
hingga 15,24%. Untuk ukuran fragmentasi ≤ 50 cm hasil fragmentasi berbanding
terbalik, dengan menggunakan geometri perusahan menghasilkan persentase sebesar
78,18% sedangkan dengan menggunakan geometri hasil desain menghasilkan
persentase sebesar 99,18%. Untuk ukuran fragmentasi 50 cm < x ≤ 80 cm menghasilkan
persentase 6,53% dengan penggunaan geometri perusahan dan persentase 0,77%
menggunakan geometri hasil desain.
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pegolahan data selama penelitian
berlangsung di PT Mandiri Sejahtera Sentra maka didapat kesimpulan dan saran yaitu
sebagai berikut:
1. Keberadaan struktur geologi (kekar) pada lokasi penelitian dengan arah umum N
245° E mengakibatkan tingginya tingkat distribusi fragmentasi batuan pada
ukuran > 80 cm, hal ini ditunjukan dengan persentase batuan ukuran boulder
( > 80 cm ) yaitu sebesar 15,29 %.
2. Penggunaan desain delay detonator yang tepat dapat mempengaruhi nilai burden
efektif dari setiap peledakan. Pola peledakan dengan waktu tunda yang sesuai
akan memberikan kesempatan pada batuan yang telah meledak dapat menjadi
bidang bebas bagi lubang yang akan meledak berikutnya. Untuk optimalisasi,
maka digunakan desain delay detonator pada kisaran antara 31,66 ms – 42,31 ms
untuk control row dan 52,9 ms – 106,02 ms untuk control wing, dengan arah
peledakan yang dilakukan memotong arah umum kekar sehingga distribusi
fragmentasi dapat dikontrol sesuai harapan dengan ukuran boulder ( > 80 cm )
yang terbentuk hanya sebesar 0,05 %.
3. Distribusi fragmentasi optimum akan tercapai apabila menerapkan desain
geometri peledakan dan delay detonator non electric (nonel) berdasarkan
rumusan C.J Konya yang telah disesuikan dengan orientasi struktur di lokasi
penelitian, dengan hasil persentase fragmentasi pada ukuran ≤ 50 cm sebesar
99,18 %, ukuran 50 cm < x ≤ 80 cm sebesar 0,77 %, dan ukuran > 80 cm (boulder)
sebesar 0,05 %.
Saran
1. Perlu dilakukan kajian orientasi struktur pada lokasi yang akan diledakan.
2. Arah lubang bor disesuaikan dengan orientasi struktur dengan arah lubang bor
berpotongan dengan arah umum kekar.
3. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai perbandingan antara biaya
peledakan terhadap biaya operasional gali, muat – angkut, dan pengolahan yang
dipengaruhi oleh distribusi fragmentasi hasi peledakan.

Daftar Pustaka
Anonim, 1987. “Anzomex Primers”, the new generation, ICI Australia Operation, Pty.
Ltd. Explosive Division.
Anonim, 1977,. “Blasters’ Handbook, Du Pont, 16th ed”, Sales Development Section,
Volume 3, No.1, Tahun 2017
Analisis Struktur dan Desain Delay Detonator Non Electric (Nonel)... | 199

Explosives Products Division, E.I. du Pont de Nemours & Co.(Inc), Wilmington,


Delaware, pp. 87 – 142.
Anonim, 1988. “Blasting Explosives and Accessories”, ICI Australia Operation, Pty. Ltd.
Explosive Division, pp. 1 – 17.
Anonim, 1987. “Detonating Cord”, the new product for better blasting, ICI Australia
Operation, Pty. Ltd. Explosive Division, pp. 1 – 16.
Anonim, 1987. “Primadet, Initiating System”, ICI Australia Operation, Pty. Ltd.
Explosive Division, pp. 1 – 13.
Anonim, 1987. Siderdeck, “Reel off in-hole delay initiation system”, ICI Australia
Operation, Pty. Ltd. Explosive Division.
Anonim, 2004. “Modul Juru Ledak Kelas II”. PUSDIKLAT Teknologi Mineral dan
Batubara. Bandung.
Ash, R.L., 1990. “Design of Blasting Round, Surface Mining”. B.A. Kennedy Editor,
Society for Miining, Metallurgy and Explotion.
Bieniawski Z.T. “Engineering Rock Mass Classification”. John Wiley & Sons. New
York.
Hagan, T.N. 1983. “The Influence of Controlable Blast Parameter on Fragmentation and
Mining Cost”. Proceedings oh the 1st int.Symp. on Rock Fragmentation by
Blasting. Lulea, Sweden.
Jemino, Lopez. Carlos. 1995, “Drill and Blast of Rock”. Revised and Updated
Eddition by A.A Blaskena:Rotterdam, Netherlands.
Konya, CJ. And Walter EJ. 1990. “Surface Blast Design”. Prentice Hall, Englewood
Chiffs, New Jersey.

Teknik Pertambangan, Gelombang 1, Tahun Akademik 2016-2017

You might also like