You are on page 1of 12

Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke

Irmina Ika Yuniarti1*, I Made Kariasa2, Agung Waluyo3


1
Magister Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
2,3
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
*Email: ika.irmina@gmail.com

Abstract
Background: Stroke is a neurological change that occurs quickly caused by disruption of blood supply to
parts of the brain. Stroke has a complex impact which includes bio-psycho-social and spiritual. Various
complexities of problems encountered in stroke patients so that self-management is needed as a form of
adaptation to new conditions after stroke. Self-management interventions are useful for improving self-
management skills and behavior in stroke patients. Purpose this study is to analize effectiveness of self-
management interventions in stroke patients. Methods: Narrative literature review, research analyzes
published in the online databases of ProQuest, Google scholar and Scopus. The study was selected using
the criteria and keywords for the 2015-2019 period. Seven studies were analyzed using the literature
review process. Results: To improve self-management stroke patients, self-management interventions are
needed. Self-management interventions can be applied in hospitals when post acute patients are
hospitalized, preparation for discharge, return and after discharge home and can be combined with
rehabilitation programs in the community. Self-management interventions can improve self-efficacy, self-
management behavior, activity daily living (ADL) ability, decreased re-hospitalisation and patient
readiness to return to the community. Conclusion: Self-management interventions can be applied in
Indonesia, with a note that among others prepared human resources, costs, supporting facilities and
policies from the manager.

Keyword: self-management, intervensi self-management, stroke

PENDAHULUAN stroke, dan stroke hemoragik sebesar


Stroke didefinisikan World Health 17%. Etiologi stroke meliputi thrombosis,
Organization (WHO) sebagai embolisme, perdarahan atau hemoragik
perkembangan yang cepat dari tanda dan penyebab lain yaitu spasme arteri
klinis dan gejala gangguan neurologi fokal serebral yang disebabkan oleh infeksi,
atau global yang terjadi lebih dari 24 jam. penurunan aliran darah ke otak dan
Stoke dapat menyebabkan kematian tanpa kondisi hiperkoagulasi. Hiperkoagulasi
ditemukan penyebab lain, selain penyebab yaitu terjadi penggumpalan yang
vaskuler (Donkor, 2018). Stroke berlebihan pada pembuluh darah (Black &
merupakan penyebab kematian ke 5 di Hawks, 2014).
Amerika disamping disebabkan oleh Meningkatnya angka harapan hidup,
penyakit jantung, kanker, gagal ginjal dan menyebabkan angka kejadian stroke di
kecelakaan (Mozaffarian et al., 2016). dunia menjadi meningkat dari tahun ke
Stroke merupakan istilah yang digunakan tahun. Peningkatan populasi usia lanjut
untuk menggambarkan perubahan berdampak pada prevalensi stroke yang
neurologis yang disebabkan oleh adanya meningkat. Berdasarkan laporan
gangguan suplai darah ke bagian dari Riskesdas tahun 2018, didapatkan
otak. prevalensi stroke pada penduduk umur
Terapat dua jenis stroke yaitu lebih dari atau sama dengan 15 tahun di
iskemik dan hemoragik. Insiden stroke Indonesia pada tahun 2013 yaitu 7 per
iskemik sekitar 83% dari seluruh kasus 1000 penduduk dan pada tahun 2018

6
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 7

meningkat menjadi 10.9 per 1000 kemampuan individu dalam


penduduk. Berdasarkan hasil tersebut memanajemen gejala, pengobatan,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan fisik dan psikologi serta
peningkatan jumlah penderita stroke yang perubahan gaya hidup yang bersifat
signifikan dari tahun 2013 sampai dengan menetap dengan kondisi kronik (Fletcher,
tahun 2018 yaitu sebesar 3.9 per 1000. Kulnik, Demain, & Jones, 2019). Pasien
Stroke memiliki dampak yang stroke memonitor dan memanajemen
bersifat kompleks meliputi bio-psiko- penyakit melalui tindakan dengan tujuan
sosial dan spiritual. Kompleksitas masalah kesehatan secara proaktif untuk
yang ditemui pada pasien stroke, sehingga menurunkan efek suatu penyakit melalui
memerlukan self-management sebagai pengobatan, serta mempertahankan, dan
bentuk adaptasi pada kondisi baru setelah meningkatkan kesehatan (Guan, Wang, &
stroke. Intervensi self-management Lian, 2018). Self-management juga dapat
bermanfaat untuk meningkatkan memberikan alternatif penyelesaian bagi
ketrampilan dan perilaku self-management pasien stroke untuk meningkatkan
pada pasien stroke. Konsep self- pemulihan.
management pertama kali dikenalkan pada Intervensi self-management meliputi
tahun 1976 oleh Creer dan kolega. edukasi spesifik tentang stroke dan
Self-management didefinisikan efeknya tetapi berfokus pada pelatihan
sebagai partisipasi aktif pasien pada ketrampilan untuk meningkatkan
pengobatan medis, dan diperkenalkan semangat untuk aktif pada manajemen
pertama kali, serta masuk ke dalam mereka. Ketrampilan tersebut antara lain
guideline perawatan pasien stroke di UK kemampuan untuk memecahkan masalah,
sekitar tahun 2009 (Pearce et al., 2015). menentukan tujuan, membuat keputusan
Self management dikenalkan pada pasien dan pemecahan masalah (Ce, Ja, Mn, &
stroke mulai dari fase akut, persiapan Sl, 2016). Sebagai upaya untuk mencapai
pemulangan dan pada saat pasien sudah keberhasilan self management dibutuhkan
keluar dari rumah sakit dan berada sebuah strategi antara lain intervensi
kembali dalam komunitas. Self- untuk memberdayakan pasien dalam
management mampu memberikan program pengobatan atau rehabilitasi.
peningkatan pada kualitas hidup, Pemberdayaan pasien akan
kemampuan aktifititas ADL, self- efficacy, meningkatkan partisipasi pasien pada
menurunnya angka rehospitalisasi pada program. Meningkatnya partisipasi pasien
pasien stroke dan mereka mampu secara tidak langsung akan meningkatkan
berintegrasi ke kehidupan sebelum sakit. self- efficacy, perilaku self management
Self-management sekarang secara luas dan pemulihan fungsi serta menurunkan
digunakan untuk mendukung individu rehospitalisasi. Pendekatan self-
setelah stroke dalam membantu mereka management dapat meningkatkan
mempelajari strategi untuk memanajemen kepercayaan diri dan kemampuan
perawatan sehari-hari yang dibutuhkan memanajemen kehidupan kembali ke
berhubungan dengan kondisi mereka komunitas dan partisipasi setelah
(Wolf, Spiers, Doherty, & Leary, 2017). peralihan ke komunitas. Tujuan dari ini
Self-management menurut Barlow et adalah untuk menganalisis intervensi self-
al (2002) di definisikan sebagai management pada pasien stroke.
8 Jurnal Keperawatan Global , Volume 5, No 1, Juni 2020, hlm 1-55

METODE PENELITIAN 28 artikel. Selanjutnya dilakukan proses


Desain menggunakan naratif skrining dan pengkajian terhadap
literatur review. Penelusuran dilakukan kelayakan terdapat 14 artikel yang
dengan mencari hasil penelitian yang dikeluarkan. Tujuh penelitian dilakukan
diterbitkan pada basis data online, analisa menggunakan proses literature
proquest, google scholar dan scopus. review.
Permulaan pencarian menggunakan kata Kriteria inklusi meliputi artikel
kunci self-management, self-management berbahasa Inggris diterbitkan antara 2015-
intervention dan stroke untuk 2019, full teks, penelitian kuantitatif dan
menggabungkan kata kunci “AND” dan kualitatif, desain penelitian meliputi RCT
“OR” diterapkan dalam pencarian. dan quasi eksperimen, topik mengenai
Berdasarkan penelusuran dengan intervensi self-management pada pasien
memasukkan kata kunci didapatkan hasil: stroke. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
basis data scopus 489 artikel, proquest penelitian yang diterbitkan sebelum tahun
36.767 artikel, google scholar 19.400 2015, berbahasa Indonesia, artikel tidak
artikel. Seleksi penelitian dilakukan full teks, tidak memiliki struktur artikel
dengan menyaring judul untuk yang lengkap, artikel merupakan
pengecualian penelitian yang tidak relevan literature review dan memiliki desain
menghasilkan 223 artikel. Hasil temuan cross sectional.
setelah menghapus duplikasi di dapatkan
sebanyak 105 artikel. HASIL PENELITIAN
Hasil temuan sesuai dengan kriteria Peneliti menganalisis 7 artikel yang
inklusi dan eksklusi didapatkan 49 artikel. dipilih sesuai dengan tabel 1 berikut:
Eksklusi dengan alas an tertentu sebanyak

Tabel 1. Tabel Review Artikel


No Judul Author Metodologi Hasil Kesimpulan & Saran
1. Feasibiliy Jones et Metode: Hasil studi The Bridges program
studi of an al Cluster- memperlihatkan self management layak
integrated randomised tidak terdapat untuk digabungkan
stroke self - controlled trial perbedaan yang pada program self
management Sampel: 78 signifikan antara management stroke
programme: a pasien dengan grup perlakuan pada rehabilitasi
cluster- diagnosa stroke tetapi pengukuran berbasis komunitas.
randomised yang dari kapasitas
controlled memerlukan fungsional dan
trial rehabilitasi self efficacy
(2015) berbasis memperlihatkan
komunitas. respon pada grup
intervensi
2. Examining a Lee et al Metode :mixed- Secara Program peningkatan
participation – method non- keseluruhan hasil partisipasi self
focused stroke randomized memperlihatkan management setelah
self quasi kecenderungan stroke versi rehabilitasi
management eksperimen perubahan positif berpotensi untuk
intervention in Sampel : 17 yang besar pada digabungkan dengan
a day partisipan grup intervensi setting rehabilitasi
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 9

rehabilitation (9 partisipan dibanding grup dengan dampak positif


setting : a kelompok kontrol. Grup pada komunitas dan
quasi- intervensi, 8 kontrol hasil pada pemulihan
experimental partisipan memperlihatkan pasien stroke. Studi
pilot study kelompok kurang kedepan diharapkan
(2017) kontrol) peningkatan pada sampel lebih besar dan
hasil meskipun studi desain lebih
memerlukan rigorous.
waktu yang lama.
3. The effect of Wolf et Metode : single- Hasil Meskipun hasil dari
self - al blind, memperlihatkan studi tidak menemukan
management exploratory bahwa beberapa pengaruh (+) untuk
education randomized perubahan positif mendukung
following mild control trial hasil utama penggunaan intervensi
stroke : an , jumlah sampel pengukuran tidak CDSMP pada pasien
exploratory : 86 partisipan signifikan secara stroke ringan, beberapa
randomized klinis jika faktor potensial
controlled dibandingkan perancu perlu dihitung
trial grup control pada untuk investigasi ke
(2017) periode lebih dari depan yang akan
6 bulan. Ketidak memberikan dampak
mampuan relative secara umum pada
untuk mendeteksi hasil.
perubahan positif
berhubungan
dengan intervensi
CDSMP untuk
sampel
disebabkan oleh
beberapa faktor
yang perlu
dieksplor lebih
lanjut.
4. Do Sit et al Metode: single Hasil Pemberdayaan
empowered –blind mengindikasikan kesehatan meningkat
stroke patients randomized bahwa intervensi dengan pengetahuan
perform better controlled trial pemberdayaan dan ketrampilan self
at self- Sampel: 210 pasien stroke care. Intervensi
management (grup kontrol dalam self pemberdayaan pasien
and functional grup :105 grup management stroke (HEISS)
recovery after intervensi : 105) (HEISS) efektif menambahkan nilai
a stroke? A untuk dalam pelayanan
randomized meningkatkan self rehabilitasi gerak.
controlled efficacy pada Intervensi
trial manajemen pemeberdayaan pasien
(2016) penyakit, self stroke digabungkan
manajemen pada saat fase
(manajemen rehabilitasi
gejala kognitif, ambulatory,
komunikasi dibutuhkan dukungan
dengan dokter, professional perawat-
monitor mandiri pasien.
tekanan darah)
10 Jurnal Keperawatan Global , Volume 5, No 1, Juni 2020, hlm 1-55

dan fungsi
pemulihan
dibandingkan
dengan kontrol.
Dibandingkan
dengan data dasar
efek HEISS
menonjol pada
minggu 1 post
test, bulan ke 3
post test, sedikit
memudar pada 6
bulan post test.
5. Participant- Atler et Metode: Partisipan Pengalaman partisipan
perceived al pendekatan didapatkan memberikan hasil
outcomes of deskriptif berbagai positif dari keterlibatan
merging yoga kualitatif pencapaian hasil dalam komunitas
and Sampel: 13 dari MY-OT berdasarkan multi
occupational partisipan dimana meliputi modal program self-
therapy : self peningkatan management
management kemampuan dan pencegahan jatuh
intervention kapasitas untuk pasien post
for people post pengetahuan, stroke. Kedepan perlu
stroke menambah dilanjutkan dan di
(2016) aktifitas sehari- kembangkan intervensi
hari, relaksasi dan self management
percaya diri. pencegahan resiko
Intervensi multi jatuh pada pasien post
modal penting stroke selain MY-OT.
meningkatkan
kesempatan
berpartisipasi
untuk ikut serta
melakukan,
pembelajaran
berbasis grup dan
pemecahan
masalah.
6. Exploring Rutherfo Metode: Penemuan Pelayanan kesehatan
challenges at 6 rd et al Deskriptif menekankan dalam meningkatkan
months after kualitatif kebutuhan self- management
stroke: what is Partisipan total pendekatan meliputi program self-
important to sebanyak 79 dan berpusat pada management
patients for orang terdekat pribadi (person- Perawatan kesehatan di
self- (53 dan 26 center)sehingga tujukan untuk
management? orang terdekat) memerlukan meningkatkan self-
(2018) profesional untuk management. Manfaat
mendengarkan didapatkan dengan
untuk belajar dari melibatkan fokus
pada membentuk spesifik pada
kembali dan kepercayaan partisipan
memandang sebagai dasar penting
sebuah model untuk pemulihan
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 11

cocok dengan setelah stroke.


pemahaman
medis dan
pelayanan.
7. Longitudinal Chen et Metode: two- Untuk membantu Intervensi self
study of al arm single blind pasien stroke management dalam
Effectiveness randomized memulihkan waktu yang singkat
of a Patient- controlled kondisinya dapat meningkatkan
Centered Self prospective trial dengan baik, self efficacy dan ADL
Management Sampel: 126 professional pasien post stroke.
Empowerment (Grup intervensi pemberi asuhan Intervensi mempunyai
Intervention n=64, Grup menerapkan nilai yang besar untuk
During Kontrol n=62) intervensi self pasien stroke selama
Predischarge management yang periode pre discharge.
Planning on berfokus pada
Stroke pemberdayaan
Survivor pasien ,
(2018) diharapkan
intervensi yang
diterapkan
meningkatkan self
-efficacy dan
ADL serta
mencegah re
hospitalisasi.

Intervensi self-management antara yang bersamaan dengan jadwal


lain intervensi pemberdayaan kesehatan rehabilitasi di rawat jalan. Peserta di bagi
pada self-management pasien stroke. Sit et menjadi kelompok yang terdiri dari 4-6
al (2016) menyampaikan konsep HEISS peserta, dengan fasilitator perawat untuk
(Health Empowerment Intervention for menetapkan tujuan secara individu dan
Stroke Self-Management) yang memiliki perencanaan tindakan serta kegiatan self-
arti yaitu sebuah intervensi pada pasien efficacy untuk mengembangkan
stroke yang bertujuan untuk ketrampilan self-management. Penetapan
memberdayakan pasien stroke dengan tujuan pribadi dan rencana tindakan
pengetahuan dan ketrampilan serta disepakati bersama pada saat penyelesaian
kepercayaan diri untuk meningkatkan kelompok sesi 6 minggu. Peserta juga
self-management. Intervensi diharapkan diberikan buku kerja self-management
dapat mempengaruhi self-efficacy dalam stroke sebagai petunjuk pelaksanaan di
memanajemen penyakit, meningkatkan rumah.
perilaku self-management dan Bagian 2 meliputi implementasi di
meningkatkan kemampuan fungsional rumah setelah pulang dari rumah sakit.
pasien stroke. Dalam pelaksanaannya Selama minggu ke 9 sampai 13 setiap 2
HEISS digabungkan dengan pelayanan minggu sekali follow up melalui telepon.
rehabilitasi post stroke. Perawat fasilitator memberikan semangat,
Intervensi terdiri dari 2 bagian yaitu umpan balik langkah self-management
bagian 1 sekitar 6 minggu sesi grup kecil secara berurutan dan strategi pemecahan
dari minggu ke 3 sampai minggu ke 8 masalah untuk memperkuat rasa percaya
12 Jurnal Keperawatan Global , Volume 5, No 1, Juni 2020, hlm 1-55

diri dan motivasi. HEISS efektif meningkatkan partisipasi untuk


meningkatkan self-management menonjol berkomunikasi dengan yang lain, sesi
pada minggu pertama post test, bulan ke selama 60 menit satu grup terdiri dari 8
tiga post test, sedikit berkurang pada enam partisipan. Pada periode persiapan pulang
bulan post test. Analisa terkait hasil yang untuk meningkatkan kesiapan
didapatkan sedikit berkurang pada enam pemulangan. Diskusi antara perawat,
bulan post test adalah adanya pemulihan pasien dan keluarga sebagai informal care
secara bertahap pada mobilitas dan giver di ruang rawat inap. Diskusi
meningkatnya rasa percaya diri sebagai meliputi pengkajian sebelum pemulangan,
adaptasi terhadap pemulihan. Disamping rehabilitasi dan penentuan tujuan self-
itu berkurangnya kontak dengan petugas management.
kesehatan dan tidak ada peningkatan Periode setelah pemulangan
penguatan enam bulan setelah intervensi. tujuannya adalah mengkaji ketrampilan
HEISS muncul dilatarbelakangi dan tingkah laku self-management. Sesi
bahwa self-management setelah stroke meliputi empat kali telepon setiap minggu
merupakan sebuah tantangan. Kondisi selama 20-30 menit setiap sesi. Kelompok
tersebut disebabkan keanekaragaman kontrol juga mendapatkan nomer telepon
kebutuhan perawatan dan disabilitas yang sama untuk pembicaraan sosial
komplek, menghalangi pasien untuk secara umum dengan tujuan untuk
berpartisipasi dalam perawatan. Sejalan memberikan efek keseimbangan
dengan Sit et al (2016), terdapat psikologis dari kontak kontak profesional.
penelitian lain tentang intervensi Tiga penelitian serupa lain dilakukan juga
pemberdayaan self-management yang oleh (Wolf et al., 2017). Penelitian
berpusat pada pasien. Intervensi disebut bertujuan mengkaji intervensi self-
dengan patient-centered self-management management pada pasien dengan stroke
empowerment intervention disingkat ringan menggunakan the chronic disease
dengan PCSMEI. Penelitian dilakukan self-management program (CDSMP).
oleh Chen et al (2018). Tujuan dari CDSMP merupakan program pendidikan
penelitian ini adalah mengkaji keefektifan berdasarkan konsep self-management
program PCSMEI pada self efficacy, pada penyakit kronis. CDSMP terdiri dari
aktifities of daily living (ADL) dan enam sesi yang difokuskan pada tiga
rehospitalisasi dari pasien stroke yang tujuan utama yaitu manajemen penyakit,
terkena serangan pertama kali. Intervensi manajemen peran dan manajemen
dimulai sejak pasien masih di rawat yaitu emosional. Hasil penelitian menemukan
dengan melakukan pengkajian yang tidak adanya pengaruh positif yang
berpusat pada pasien, edukasi self- mendukung penggunaan intervensi self-
management terdiri dari edukasi management CDSMP pada pasien stroke
individual dan kelompok kecil. ringan. Beberapa faktor perancu mungkin
Sesi individual pada minggu perlu diperhatikan lebih lanjut dalam
pertama diadakan hari ke tiga sampai ke penelitian masa depan yang akan
tujuh setelah kondisi pasien stabil untuk memberikan dampak secara umum pada
mentransfer pengetahuan dan ketrampilan hasil. Faktor tersebut meliputi jumlah
self-management. Sesi grup kecil pada sampel yang kecil, heterogenitas dalam
minggu kedua tujuannya adalah sampel dan perlu menggunakan instrumen
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 13

tambahan untuk mengevaluasi perilaku sudah dipulangkan dan program


kesehatan. rehabilitasi di komunitas. Penyediaan
Lee, Fischer, Zera, Robertson, & rehabilitasi stroke rutin dalam 2 cara
Hammel (2017), mengevaluasi kelayakan utama yaitu: satu persatu dari sesi
dan keefektifan intervensi improving rehabilitasi menggunakan tujuh prinsip
participation after stroke self- yang diintegrasikan ke dalam setiap sesi
management program-rehab version terapi untuk mendukung kegiatan self-
(IPASS-R). Intervensi self-management management, dan buku kerja stroke yang
dalam pengaturan rehabilitasi program mencakup gambaran, kegiatan, usulan dan
untuk meningkatkan partisipasi setelah solusi dari pasien stroke lainnya serta
stroke versi rehabilitasi. Intervensi ini merefleksikan tujuan dan kemajuan.
berpotensi untuk digabungkan dengan Beberapa penelitian kualitatif
rehabilitasi rawat jalan. Intervensi mengenai intervensi untuk meningkatkan
memberikan dampak positif peningkatan self-management pada pasien stroke,
integrasi di masyarakat serta hasil pada antara lain penelitian yang dilakukan oleh
pemulihan pasien stroke. Atler, Van Puymbroeck, Portz, & Schmid
IPASS-R terdiri dari 6 sesi selama (2017). Hasil penelitiannya yaitu program
90 menit. Kelompok terdiri dari 3-4 self-management pada pasien stroke
anggota yang dipimpin oleh seorang mencakup berbagai pembahasan termasuk
fisioterapi (okupasi terapis) dan peer diantaranya manajemen resiko jatuh.
fasilitator. Kedua fasilitator adalah Penelitian ini bertujuan untuk
CDSMP yang bersertifikat dan mengeksplorasi perubahan yang dirasakan
sebelumnya telah mempunyai pengalaman pasien stroke dalam kemampuan pada
di program IPASS. Buku pedoman program merging yoga-ocupational
disediakan untuk membantu peserta secara therapy (MY-OT) dalam hubungannya
visual sehingga mengikuti konten dalam dengan upaya pencegahan jatuh pasien
setiap sesi. Hasil penelitian menunjukkan post stroke. Penelitian ini melaporkan
program IPASS-R memiliki potensi untuk bukti efektifitas intervensi self-
diberikan pada rehabilitasi rawat jalan dan management dengan memberdayakan
memiliki dampak positif pada pemulihan pasien stroke.
dan integrasi pasien pasca stroke kembali Program MY-OT dilakukan 2 kali
ke masyarakat. seminggu setiap sesi selama 2 jam. Jam
Jones (2016) mengintegrasikan pertama diskusi kelompok yang dipimpin
intervensi self-management pada oleh terapis okupasi. Pasien menganalisa
rehabilitasi stroke berbasis komunitas. risiko jatuh dan mengembangkan strategi
Intervensi self-management juga dapat pencegahan meliputi perilaku, kegiatan,
digabungkan pada program rehabilitasi di efek stroke dan lingkungan. Jam kedua
komunitas menggunakan prinsip utama instruktur yoga mengajarkan program
yaitu pemecahan masalah, refleksi, yoga yang terdiri dari postur yoga pada
penentuan tujuan, mengkaji sumber daya, posisi duduk, berdiri, telentang, latihan
penemuan diri, aktivitas dan pengetahuan. pernafasan dan meditasi. Pasien diberikan
Intervensi self-management pada pasien alat bantu untuk melaksanakan program
stroke dapat secara luas digunakan baik dirumah misalnya rekaman relaksasi.
pada seting pasien rawat inap ataupun
14 Jurnal Keperawatan Global , Volume 5, No 1, Juni 2020, hlm 1-55

Penelitian kualitatif lain mengenai kehidupan sehari-hari secara mandiri.


pengaruh intervensi self-management Intervensi self-management juga
dilakukan oleh Rutherford, Hocking, mempunyai pengaruh positif pada
Theadom, & McPherson (2018).Tujuan kemampuan bergerak, berkomunikasi dan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses pemulihan pasien
mengeksplorasi perhatian dan pengaruh stroke. Meningkatnya partisipasi self-
self-management pasien stroke dalam management melalui pemberdayaan akan
memanajemen enam bulan post stroke. membantu pasien mempelajari merawat
Temuan menunjukkan bahwa perawatan diri sendiri. (Lee, Fischer, Zera,
kesehatan yang ditargetkan untuk Robertson, & Hammel ., 2017).
meningkatkan self-management termasuk Partisipasi pasien secara aktif akan
program self-management terletak pada mempengaruhi self efficacy dalam
keyakinan pasien sebagai landasan manajemen penyakit, meningkatkan
penting untuk pemulihan setelah stroke. perilaku self-management dan pemulihan
Program self-management harus didukung fungsi pasca stroke. Program self-
oleh tehnik perubahan perilaku spesifik management meningkatkan activities of
yang mempengaruhi sikap dan respon daily living (ADL) dan menurunkan
pasien. Program dirancang untuk readmisi pada pasien stroke serangan
meningkatkan ketrampilan, kepercayaan pertama (Chen et al ., 2018). Intervensi
diri dan motivasi yang memungkinkan self-management berdampak positif dalam
pasien mengelola kondisi secara lebih meningkatkan kemampuan pasien stroke
efektif dan mandiri. memanajemen penyakitnya (Jones et al.,
2016). Self-management juga dicatat
PEMBAHASAN mampu mempengaruhi fungsi dan
Intervensi self-management partisipasi sosial dan direkomendasikan
diharapkan dapat memfasilitasi pasien untuk pasien stroke.
stroke beradaptasi dengan perubahan fisik, Intervensi self-management dapat
kognitif, emosional dan peran yang terjadi diberikan pada periode rawat inap, periode
akibat stroke. Program self-management pemulangan dan pasca pemulangan.
sangat diperlukan karena merupakan bekal Periode rawat inap dapat dilakukan
pada pasien stroke dan keluarganya melalui penilaian yang berpusat pada
sebagai informal caregiver untuk pasien dan pendidikan self-management
mempersiapkan dalam memanajemen melalui sesi individu atau sesi kelompok.
dirinya dan mengelola penyakit. Sesi individu dapat diberikan selama 5
Intervensi self-management difokuskan hari 20 menit setiap sesi setelah kondisi
pada pemberdayaan pasien. stabil dan sesi kelompok dapat diberikan
Pemberdayaan merupakan proses pada minggu ke 2. Sesi kelompok
memfasilitasi pasien pada keputusan dilakukan selama 60 menit per sesi dibagi
mengenai kesehatan dan perawatan yang menjadi 2 yaitu 20 menit dengan melihat
di wujudkan dalam partisipasi dan video tentang self-management pasien
perilaku self-management. stroke dan pengetahuan ketrampilan self-
Pemberdayaan mendorong pasien management dan 40 menit edukasi tentang
stroke memaksimalkan potensi yang kemandirian serta pengembangan self-
dimiliki untuk mengelola kesehatan dan
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 15

management termasuk berbagi edukasi dan SPO intervensi self-


pengalaman tentang self-management. management.
Pada periode pemulangan bertujuan Faktor yang kemungkinan
untuk meningkatkan kesiapan pasien pada menghambat keberhasilan intervensi self-
saat pemulangan dan periode pasca management pasien stroke antara lain
pemulangan bertujuan untuk menilai kesiapan pasien stroke untuk
ketrampilan dan perilaku self- memberdayakan diri mereka karena fokus
management. Intervensi self-management dari intervensi self-management adalah
juga dapat diberikan bersamaan dengan pemberdayaan. Selain itu dukungan
jadwal rehabilitasi rawat jalan dengan keluarga sangat diperlukan karena
fasilitator perawat atau terapis. Kegiatan keterlibatan keluarga mempunyai peran
dilakukan secara kelompok dimana yang besar dalam keberhasilan self-
peserta bekerjasama dengan fasilitator management. Faktor finansial diperlukan
untuk menetapkan tujuan pribadi dan dalam melakukan implementasi seperti
perencanaan tindakan, kegiatan self pelatihan program self-management
efficacy untuk, menentukan kebutuhan (Jones, 2016).
kesehatan dengan sumber daya yang ada.
Masing-masing peserta diberikan buku KESIMPULAN DAN SARAN
kerja self-management stroke untuk Dari hasil pembahasan diatas dapat
membantu pelaksanaan self-management disimpulkan bahwa intervensi self-
di rumah. management merupakan program yang
Kegiatan kelompok dilakukan membantu pasien stroke dalam
selama 6 minggu kemudian dilanjutkan beradaptasi dengan kondisi jangka
kegiatan pasca pemulangan dengan follow panjang tanpa menyebabkan menurunnya
up melalui telepon dapat dilakukan 2 kualitas hidup mereka. Intervensi self-
minggu sekali selama 4 minggu. management merupakan salah satu upaya
Fasilitator memberikan umpan balik untuk mengurangi biaya yang ditimbulkan
positif langkah self-management, strategi akibat pasien readmisi ke rumah sakit.
pemecahan masalah, meningkatkan Diharapkan program ini dapat diterapkan
kepercayaan diri dan motivasi. Kegiatan pada pasien stroke yang menjalani rawat
tindak lanjut melalui telepon inap maupun rawat jalan.
menggunakan menggunakan protokol atau Program ini juga memungkinkan
standart prosedur operasional (SPO) untuk diterapkan di Indonesia dengan
tertentu. beberapa catatan antara lain yaitu sumber
Faktor pendukung yang daya manusia dipersiapkan untuk program
memungkinkan keberhasilan self- self-management antara lain training
management meliputi: dukungan dari untuk perawat sebagai fasilitator baik
manajemen untuk terselenggaranya individu maupun kelompok pada
program self-management antara lain intervensi stroke self-management,
pelatihan terhadap perawat fasilitator, adanya biaya operasional yang
sarana dan prasarana yang mendukung, mendukung terselenggaranya program
anggaran untuk melakukan follow up self-management.
pasca pemulangan, buku kerja self- Biaya operasional meliputi anggaran
management stroke, penyusunan materi biaya pelatihan untuk fasilitator stroke
16 Jurnal Keperawatan Global , Volume 5, No 1, Juni 2020, hlm 1-55

self-management, anggaran follow up CD010442.pub2.www.cochranelibra


pasca rawat inap (dengan telepon atau ry.com
fasilitas whatsApp), anggaran materi Chen, L., Chen, Y., Chen, X., Shen, X.,
edukasi dengan alat bantu dan buku kerja Wang, Q., & Sun, C. (2018).
stroke self-management, adanya sarana Longitudinal Study of Effectiveness
dan fasilitas yang mendukung of a Patient-Centered Self-
terselenggaranya program self- Management Empowerment
management. Fasilitas yang dibutuhkan Intervention During Predischarge
yaitu tempat terselenggaranya program Planning on Stroke Survivors.
intervensi self-management, video Worldviews on Evidence-Based
edukasi, buku kerja stroke self- Nursing, 15(3), 197–205.
management, adanya dukungan dari https://doi.org/10.1111/wvn.12295
pengambil kebijakan di setiap institusi
pelayanan kesehatan dalam penerapan Donkor, E. S. (2018). Stroke in the 21st
program self-management. Peran Century: A Snapshot of the Burden,
pengambil kebijakan meliputi penyusunan Epidemiology, and Quality of Life.
materi edukasi dan Standar Prosedur Stroke Research and Treatment,
Operasional (SPO) intervensi self- 2018.
management dari pimpinan institusi. https://doi.org/10.1155/2018/323816
5
DAFTAR RUJUKAN
Atler, K. E., Van Puymbroeck, M., Portz, Fletcher, S., Kulnik, S. T., Demain, S., &
J. D., & Schmid, A. A. (2017). Jones, F. (2019). The problem with
Participant-perceived outcomes of self-management: Problematising
merging yoga and occupational self-management and power using a
therapy: Self-management Foucauldian lens in the context of
intervention for people post stroke. stroke care and rehabilitation. PLoS
British Journal of Occupational ONE, 14(6), 1–21.
Therapy, 80(5), 294–301. https://doi.org/10.1371/journal.pone.
https://doi.org/10.1177/0308022617 0218517
690536
Guan, F. G., Wang, M., & Lian, X. Q.
Black, J., & Hawks, H. J. (2014). (2018). The status quo and influence
Keperawatan Medikal bedah : of self-management behaviors in
manajemen klinis untuk hasil yang convalescent stroke patients.
diharapkan (8th ed.). Singapore: Frontiers of Nursing, 5(2), 119–125.
Elsevier. https://doi.org/10.2478/fon-2018-
0016
Ce, F., Ja, L., Mn, M.,& Sl, H.(2016). Self
management programmes for Jones, F., Gage, H., Drummond, A.,
quality of life in people with stroke Bhalla, A., Grant, R., Lennon, S., …
(Review) Summary of Findings For Liston, M. (2016). Feasibility study
The Main Comparison,(8),1- of an integrated stroke self-
2.https://doi.org/10.1002/14651858. management programme: A cluster-
Irmina Ika Yuniarti, Efektifitas Intervensi Self-Management pada Pasien Stroke 17

randomised controlled trial. BMJ after stroke: What is important to


Open, 6(1), 1–10. patients for self-management?
https://doi.org/10.1136/bmjopen- International Journal of Therapy
2015-008900 and Rehabilitation, 25(11), 565–
575.
Lee, D., Fischer, H., Zera, S., Robertson, https://doi.org/10.12968/ijtr.2018.25
R., & Hammel, J. (2017). .11.565
Examining a participation-focused
stroke self-management intervention Sit, J. W. H., Chair, S. Y., Choi, K. C.,
in a day rehabilitation setting: A Chan, C. W. H., Lee, D. T. F., Chan,
quasi-experimental pilot study. A. W. K., … Taylor-Piliae, R. E.
Topics in Stroke Rehabilitation, (2016). Do empowered stroke
24(8), 601–607. patients perform better at self-
https://doi.org/10.1080/10749357.20 management and functional
17.1375222 recovery after a stroke? A
randomized controlled trial. Clinical
Mozaffarian, D., Benjamin, E. J., Go, A. Interventions in Aging, 11, 1441–
S., Arnett, D. K., Blaha, M. J., 1450.
Cushman, M., … Turner, M. B. https://doi.org/10.2147/CIA.S10956
(2016). Heart Disease and Stroke 0
Statistics—2016 Update.
Circulation (Vol. 133). Wolf, T. J., Spiers, M. J., Doherty, M., &
https://doi.org/10.1161/cir.00000000 Leary, E. V. (2017). The effect of
00000350 self-management education
following mild stroke: An
Pearce, G., Pinnock, H., Epiphaniou, E., exploratory randomized controlled
Parke, H. L., Heavey, E., Griffiths, trial*. Topics in Stroke
C. J., … Taylor, S. J. C. (2015). Rehabilitation, 24(5), 345–352.
Experiences of self-management https://doi.org/10.1080/10749357.20
support following a stroke: A meta- 17.1289687
review of qualitative systematic
reviews. PLoS ONE, 10(12), 1–17.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.
0141803

Rahmawati, D., Kurniawan, T., & Hartati,


S. (2018). Gambaran Self-
Management pada Pasien Stroke
yang Menjalani Rawat Jalan,
6(Imd), 18–29.

Rutherford, S. J., Hocking, C., Theadom,


A., & McPherson, K. M. (2018).
Exploring challenges at 6 months

You might also like