Professional Documents
Culture Documents
ID Analisis Kandungan Boraks Sebagai Boron
ID Analisis Kandungan Boraks Sebagai Boron
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol. 6 No.1 Juni 2009
ABSTRACT
Gendar is a type of food produced by adding bleng, which is a chemical compound containing borax as
boros. This research was intended to find out (1) the borax contents in the gendar taken from Ambarawa areas and
(2) whether there were significant differences in borax levels contained in fresh gendar, dry gendar, gendar fried in
fresh vegetable oil and gendar fried in used vegetable oil.
This was a non-experimental research with the data analyzed descriptively and analytically. The variables
measured were borax levels, acting is boros, contained in fresh gendar, dry gendar, gendar fried in fresh vegetable
oil and gendar fried in used vegetable oil. The samples for this research were taken randomly from three household
industried of gendar in Ambarawa areas. The contents of borax were measured using spectrophotometri UV-Vis.
The analyses on the borax content in the four types of gendars (fresh gendar, dry gendar, gendar fried in fresh
vegetable oil and gendar fried in used vegetable oil) used Kruskall-Wallis non-parametric statistical tests followed
by Mann-Whitney tests.
The analyses showed that all of the four types of gendars really contained borax, as boros, but in diffirent
levels among the diffirent gendars borax contents in the four different gendars taken from Bandungan and
Sumowono had significant values 0,182 and 0,643 respectively (P > 0,05), contents in the four different gendars
taken from Ambarawa areas also had a significant value of 0,004 (P < 0,05), meaning also that there were
statistically significant differences in the borax contents.
PENDAHULUAN
Boraks sejak lama digunakan oleh masyarakat pemanasan pada suhu tinggi (>1050C), kadar boraks
Indonesia untuk pembuatan gendar nasi dan kerupuk yang tepat adalah dihitung sebagai senyawa yang
gendar yang oleh masyarakat Jawa disebut karak atau stabil yaitu dalam bentuk senyawa boronnya (B).
lempeng. Boraks secara lokal dikenal sebagai air Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
bleng, garam bleng atau pijer (Winarno dan mengetahui apakah gendar nasi, gendar kering, gendar
Rahayu,1994).Boraks bisa diserap melalui kulit dan yang digoreng dengan minyak goreng baru dan gendar
boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan yang digoreng dengan minyak goreng bekas pada
secara akumulasi di dalam hati, otak dan testis (buah sampel yang diambil dari tiga industri rumah tangga di
zakar) yang akhirnya akan bersifat sebagai Daerah Ambarawa mengandung senyawa boraks dan
karsinogen. Pemerintah melarang penggunaan boraks berapa besar kadarnya dan apakah terdapat perbedaan
per Juli 1979 dan dikuatkan melalui SK Menteri yang bermakna terhadap kandungan boraks sebagai
Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988. Namun boron dalam gendar nasi, gendar kering, gendar yang
kenyataannya masyarakat masih saja banyak yang digoreng dengan minyak goreng baru dan gendar yang
menggunakan boraks sebagai bahan tambahan pada digoreng dengan minyak goreng bekas tersebut.
pembuatan makanan, sehingga dapat dikatakan bahwa
penggunaan boraks di kalangan masyarakat ini dapat Identifikasi Senyawa Boron (boraks dan asam
dipandang sebagai perilaku (Susiana, 2007). borat)
Asam borat sendiri menurut Cahyadi (2006),
merupakan senyawa bor yang dikenal dengan nama a. Bila suatu zat mengandung unsur boron, maka
boraks, mudah menguap pada pemanasan dengan jika zat tersebut dengan ditambahkan methanol
kehilangan satu molekul airnya yang secara perlahan dan asam sulfat pekat kemudian dibakar, maka
akan berubah menjadi asam metaborik. Boron (B) akan terbakar dengan nyala hijau. Hal ini karena
menurut Pudjaatmaka (1992), adalah unsur berwarana terbentuknya trimetil borat yang seperti halnya
hitam yang dianggap sebagai senyawa metalloid ester asam borat lainnya dengan nyala hijau.
dengan titik leleh dan titik didih yang tinggi (titik
leleh = 2.177 0 C, titikk didih= 3.6580C). Berdasarkan
beberapa pustaka yang menguraikan tentang sifat
boraks dan boron maka analisis yang menggunakan -
34
Analisis Kandungan Boraks ... Hal. : 33 ± 38 (Sugiyono, dkk)
-2
B4 O7 + 12 CH3OH + 2 H + 4B(OCH3)3 + 7H2O
+
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Tabel I. Analisis Kualitatif Senyawa Boron pada
Panjang gelombang maksimum adalah panjang Sampel
gelombang dimana suatu cuplikan mempunyai No Sampel Nyala Boron
serapan yang maksimum sehingga penentuan panjang hijau
gelombang maksimum ini ditujukan untuk I Wilayah Ambarawa
memperoleh serapan yang maksimumagar serapan 1 Gendar nasi + +
yang diperoleh merupakan serapan yang paling baik 2 Kerupuk gendar kering + +
dengan memperkecil kemungkinan gangguan serapan 3 Kerupuk digoreng + +
dari senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Hasil dengan minyak baru
scaning dengan spektrofotometer UV didapatkan 4 Kerupuk digoreng + +
serapan maksimum dari larutan baku boron dalam dengan minyak bekas
aquadest adalah 432,0 nm seperti yang terlihat pada II Wilayah Bandungan
gambar 3. 1 Gendar nasi + +
2 Kerupuk gendar kering + +
3 Kerupuk digoreng + +
dengan minyak baru
4 Kerupuk digoreng + +
dengan minyak bekas
III Wilayah Sumowono
1 Gendar nasi + +
2 Kerupuk gendar kering + +
3 Kerupuk digoreng + +
dengan minyak baru
4 Kerupuk digoreng + +
dengan minyak bekas
Gambar 3. Panjang gelombang maksimum
larutan boraks sebagai boron Uji Kuantitatif Sampel
Sampel yang digunakan sebanyak 6 sampel,
Kurva Baku dari Wilayah Ambarawa, Bandungan dan Sumowono
Penetapan kurva baku dilakukan dengan cara yang masing-masing diambil 4 sampel berupa gendar
membuat suatu seri larutan baku dan dibaca sepannya nasi, gendar kering, gendar yang digoreng dengan
dengan waktu operasi yang dihasilkan dari tahap A minyak goreng baru dan gendar yang digoreng dengan
dan panjang gelombang maksimum yang telah minyak goreng bekas. Hasil analisis menunjukkan
dihasilkan melalui proses scanning (tahab B). Kurva seluruh sampel mengandung senyawa boraks sebagai
baku ini digunakan untuk menghitung kadar zat pada boron dengan kadar yang berbeda-beda untuk tiap
sampel. Data yang diperoleh pada penetapan kurva wilayah.
baku yang dibuat dengan mencari hubungan antara
konsentrasi dengan absorbansi diperoleh persamaan 1. Kadar Boraks sebagai Boron Sampel dari
regresi linier, yaitu: Y = bx + a, Y = absorbansi, a Wilayah Ambarawa
= intersep, b = slope Hasil analisis kuantitatif boraks sebagai boron
Pada perhitungan regresi linier diperoleh, a = 0,1019, pada sampel dari Wilayah Ambarawa tersaji pada
b = 0,1070 dan r = 0,9586, Sehingga : tabel II.
Y = 0,1070 x + 0,1019 TabelI. Perbandingan Kadar Boraks sebagai
Boron pada Gendar Nasi, Gendar Kering,
Uji Kualitatif Sampel Gendar yang Digoreng dengan Minyak
Uji kualitatif adalah uji pendahuluan terhadap Goreng Baru dan Gendar yang Digoreng
sampel yang dilakukan dengan tujuan untuk dengan Minyak Goreng Bekas pada
mengetahui apakah pada sampel tersebut mengandung Sampel dari Wilayah Ambarawa
senyawa boron atau tidak. Analisis kualitatif ini
dilakukan dengan reaksi nyala. Hasil analisis Kadar boron dalam ppm
kualitatif tersaji pada tabel I. Gendar Gendar
Bila suatu zat yang mengandung seyawa sampel Gendar Gendar dengan dengan
tetraborat atau asam borat dipanaskan dengan nasi kering minyak minyak
methanol dan asam sulfat pekat kemudian uap yang baru bekas
terjadi dibakar, maka akan terbakar dengan nyala hijau 1 0,481 0,485 0,454 0,470
karena terbentuk astermetil asam borat (B(OCH3)3) 2 0,479 0,477 0,458 0,480
(Kisman dan Ibrahim, 1994). Pada uji nyala yang
3 0,479 0,476 0,456 0,483
dilakukan ternyata semua sampel positif mengandung
senyawa boron (tersaji pada tabel I). 4 0,477 0,474 0,454 0,486
5 0,498 0,480 0,457 0,486
6 0,474 0,479 0,459 0,466
Mean 0,481 0,479 0,456 0,478
SD 0,008 0,004 0,002 0,004
36
Analisis Kandungan Boraks ... Hal. : 33 ± 38 (Sugiyono, dkk)
Kadar rata-rata sebagai boron dalam sampel dengan minyak goreng baru berkisar antara 0,447 +
dari Wilayah Ambarawa pada gendar nasi berkisar 0,002 ppm dan gendar yang digoreng dengan minyak
antara 0,481 + 0,008 ppm, gendar kering berkisar goreng bekas berkisar antara 0,445 + 0,001 ppm. Data
antara 0,479 + 0,004 ppm, gendar yang digoreng yang didapat dari uji statistik ternyata tidak normal
dengan minyak goreng baru berkisar antara 0,456 + dan tidak homogen sehingga dilanjutkan dengan uji
0,002 ppm dan gendar yang digoreng dengan minyak Kruskall-wallis dan didapatkan nilai signifikansi
goreng bekas 0,478 + 0,004 ppm. Data yang didapat 0,182 (P>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan
dari uji statistik ternyata tidak normal dan tidak yang bermakna.
homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskall-
wallis dan didapatkan nilai signifikansi 0,004 atau 3. Kadar Boraks sebagai Boron Sampel dari
kurang dari 0,005 (<0,05) yang berarti terdapat Wilayah Sumowono
perbedaan yang bermakna, kemudian dilanjutkan Hasil analisis kuantitatif sampel dari Wilayah
dengan uji Mann-Whitney. Somowono tersaji pada tabel IV.
Hasil uji statistik kandungan boraks sebagai
boron antara gendar nasi dengan gendar kering, antara Tabel IV. Perbandingan Kadar Boraks sebagai
gendar nasi dengan gendar yang digoreng dengan Boron pada Gendar Nasi, Gendar
minyak goreng bekas dan antara gendar kering dengan Kering, Gendar yang Digoreng
gendar yang digoreng dengan minyak goreng bekas dengan Minyak Goreng Baru dan
memperoleh nilai signifikansi antara 0,521 (P > 0,05) Gendar yang Digoreng dengan
yang berarti tidak terjadi perbedaan yang bermakna, Minyak Goreng Bekas pada Sampel
sedangkan antara gendar nasi dengan gendar yang dari Wilayah Sumowono
digoreng dengan minyak goreng baru, antara gendar
kering dengan gendar yang digoreng dengan minyak Kadar boron dalam ppm
goreng baru dan antara gendar yang digoreng dengan
minyak goreng baru dengan gendar yang digoreng sampel Gendar Gendar
dengan minyak goreng bekas memperoleh nilai Gendar Gendar dengan dengan
signifikansi 0,004 (P < 0,05) yang berarti terdapat nasi kering minyak minyak
perbedaan yang bermakna. baru bekas
1 0,802 0,802 0,813 0,809
2. Kadar Boraks sebagai Boron Sampel dari 2 0,808 0,811 0,802 0,810
Wilayah Bandungan 3 0,809 0,813 0,804 0,810
Hasil analisis kuantitatif sampel dari Wilayah 4 0,810 0,811 0,806 0,809
Bandungan tersaji pada tabel III. 5 0,811 0,807 0,807 0,809
6 0,806 0,801 0,809 0,810
Tabel III. Perbandingan Kadar Boraks sebagai Mean 0,808 0,807 0,807 0,809
Boron pada Gendar Nasi, Gendar SD 0,003 0,005 0,004 0,001
Kering, Gendar yang Digoreng
dengan Minyak Goreng Baru dan Kadar rata-rata boraks sebagai boron dalam
Gendar yang Digoreng dengan sampel dari Wilayah Sumowono pada gendar nasi
Minyak Goreng Bekas pada Sampel berkisar antara 0,808 + 0,003 ppm, gendar kering
dari Wilayah Bandungan berkisar antara 0,808 + 0,005 ppm, gendar yang
digoreng dengan minyak goreng baru berkisar antara
Kadar boron dalam ppm
0,807 + 0,004 ppm dan gendar yang digoreng dengan
Gendar Gendar minyak goreng bekas berkisar antara 0,809 + 0,001
sampel
Gendar Gendar dengan dengan ppm. Data yang didapat dari uji statistik ternyata tidak
nasi kering minyak minyak normal dan tidak homogen sehingga dilanjutkan
baru bekas dengan uji Kruskall-wallis dan didapatkan nilai
1 0,453 0,451 0,449 0,446 signifikansi 0,643 (P>0,05) yang berarti tidak terdapat
2 0,445 0,461 0,448 0,446 perbedaan yang bermakna.
3 0,447 0,443 0,448 0,444 Kadar boraks sebagai boron dalam gendar nasi,
4 0,455 0,449 0,446 0,444 gendar kering, gendar yang digoreng dengan minyak
5 0,445 0,452 0,446 0,444 goreng baru dan gendar yang digoreng dengan minyak
6 0,443 0,448 0,444 0,446 goreng bekas pada sampel yang diambil dari Wilayah
Mean 0,446 0,450 0,447 0,445 Ambarawa, Bandungan dan Sumowono selengkapnya
SD 0,008 0,006 0,002 0,001 tersaji pada tabel V.
Tabel V. Perbandingan kadar boraks sebagai boron pada gendar nasi, gendar kering, gendar yang digoreng
dengan minyak goreng baru dan gendar yang digoreng dengan minyak goreng bekas antara
Wilayah Ambarawa, Bandungan dan Sumowono.
Kadar boron Kadar boron Kadar boron
dari wilayah dari wilayah dari wilayah
No. Sampel
Ambarawa Bandungan Sumowono
(ppm) (ppm) (ppm)
1 Gendar nasi 0,481 0,453 0,802
2 Gendar nasi 0,479 0,445 0,808
3 Gendar nasi 0,479 0,447 0,809
4 Gendar nasi 0,477 0,445 0,810
5 Gendar nasi 0,498 0,445 0,811
6 Gendar nasi 0,474 0,443 0,806
7 Gendar kering 0,485 0,451 0,802
8 Gendar kering 0,477 0,461 0,811
9 Gendar kering 0,476 0,443 0,813
10 Gendar kering 0,474 0,449 0,811
11 Gendar kering 0,480 0,452 0,807
12 Gendar kering 0,479 0,448 0,801
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
13 0,454 0,449 0,813
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
14 0,458 0,448 0,802
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
15 0,456 0,448 0,804
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
16 0,454 0,446 0,806
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
17 0,457 0,446 0,807
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
18 0,459 0,444 0,809
baru
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
19 0,470 0,446 0,809
bekas
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
20 0,480 0,446 0,810
bekas
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
21 0,483 0,444 0,810
bekas
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
22 0,4858 0,444 0,809
bekas
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
23 0,486 0,444 0,809
bekas
Kerupuk gendar yang digoreng dengan minyak
24 0,466 0,446 0,810
bekas