Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The use of additional subtance for food is to increase or to maintain nutritional value and
quality of storability. Our govermment prohibits the use of borax as an additives subtance for
food as appointed in Permenkes No.033, 2012. Borax is a chemical compound in white
colorless crystalline with a chemical formula Na2B4O7.10H2O. Rice crackers are crackers
made from rice with spices and flavor enhancer. In manufacturing crackers Borax is
sometimes added to get savory crackers and to make them swelling. The purpose of this
study is to find out the borax content on rice crackers in traditional markets Tanggamus
district by using the qualitative method. It uses the flame test, cucurmin reagen test and
ammonia steam test. It also applies quantitative test by using spectophotometry UV-Vis.
There are 8 samples which were taken in tradisional markets Tanggamus district. The result
of determination of the maximum length waves is 543 nm. This method has been validated
before being used for the samples. The resulf of the research shows a curve with linear
calibration,with the regression equalition y = 0,539x + 0,009 and correlation coefficient (r) =
0,9979. The average recorvery or accuracy value is 104,71 %. The precision or the result of
standartd deviation and standard deviation relative or coeffecient of variation (CV) is
0,219%. The LOD acquistion value is 0,069 µg/ml and the LOQ is 0,320 µg/ml. The
validation of the test shows that all methods have been done are valid, so it can be used to
test the borax assay on the samples. Based on the analysis on 8 samples of rice crackers,
quanlitative obtained sample testing shows 6 detected containing borax, then the result of
quantitative obtained the level of borax ranged from 46,75 µg/g until 107 µg/g.
Keywords : borax, rice crackers, Spectrofometry UV-Vis
Abstrak
Penggunaan bahan tambahan pangan bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan. Pemerintah melarang penggunaan
boraks sebagai bahan tambahan pangan,ditetapkan dalam Permenkes No.033 tahun 2012.
Boraks merupakan senyawa kimia berbentuk kristal berwarna putih dengan rumus kimia
Na2B4O7.10H2O. Kerupuk nasi adalah kerupuk yang terbuat dari nasi dengan bumbu rempah
dan penambah rasa. Untuk mendapatkan kerupuk yang gurih dan dapat mengembang
kadang ditambahkan boraks dalam pembuatannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kandungan boraks pada kerupuk nasi yang dijual di pasar tradisional
96
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
Kabupaten Tanggamus dengan menggunakan metode kualitatif yaitu uji nyala, uji pereaksi
kurkurmin,uji uap amonia, serta uji kuantitatif menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Ada 8
sampel yang diambil dari pasar tradisional Kabupaten Tanggamus. Hasil penentuan panjang
gelombang maksimum 543 nm. Sebelum sampel yang diambil dari 4 pasar tradisional
Kabupaten Tanggamus dianalisis,metode ini divalidasi. Hasil dari penelitian menunjukkan
kurva kalibrasi linier dengan persamaan regresi y = 0,539x +0,009 dan koefisien korelasi (r)
= 0,9979. Nilai rata-rata persen perolehan kembali atau accuracy adalah 104,71%,
kesaksamaan atau hasil simpangan baku dan simpangan baku relatif atau koefisien variasi
(KV) adalah 0,219%, nilai LOD adalah 0,069 µg/ml dan LOQ adalah 0,230 µg/ml. Uji validasi
tersebut menunjukkan bahwa semua metode yang telah dilakukan valid, sehingga dapat
digunakan dalam penetapan kadar boraks pada sampel. Berdasarkan hasil penelitian 8
sampel kerupuk nasi, hasil uji kualitatif: 6 sampel terdeteksi mengandung boraks, kemudian
dilakukan uji kuantitatif diperoleh kadar boraks berkisar antara 46,75 µg/g hingga 107µg/g.
97
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
Kesehatan Republik Indonesia No. 033 seperti uji nyala, uji kertas kurkurmin,
tahun 2012 [6]. tetrasi volumetrik, maupun
spektrofotometri. Dalam penelitian ini,
Selain efek toksisitas, jika dikonsumsi peneliti bermaksud menggunakan analisis
dalam jangka panjang boraks juga akan kuantitatif dengan menggunakan
mengakibatkan: depresi sirkular, takikardi, spektrofotometri UV-Vis karena caranya
sianosis, kejang hingga koma. Dari sederhana, dapat menganalisis larutan
percobaan dengan tikus menunjukkan dalam konsentrasi yang sangat kecil,
bahwa boraks bersifat karsinogenik. memiliki kepekaan yang tinggi, ketelitian
Selain itu boraks juga menyebabkan tinggi, tidak rumit dan cepat, dengan
gangguan pada janin, gangguan demikian, peneliti mengharapkan alat
reproduksi, menimbulkan iritasi pada yang dipakai sungguh menghasilkan
lambung, menyebabkan gangguan pada informasi yang akurat [10].
ginjal, hati dan testis [7].
METODE PENELITIAN
Kerupuk nasi adalah kerupuk yang dibuat Alat dan Bahan
dari nasi yang diberi bumbu rempah dan
penambah rasa. Untuk mendapatkan Alat :
kerupuk yang gurih dan dapat Corong gelas, cawan porselin, pipet tetes,
mengembang kadang ditambahkan pipet volumetri, labu ukur, gelas ukur,
boraks atau ditambahkan tepung tapioka tabung reaksi, blender, kertas saring,
agar adonan mentahnya menjadi kenyal timbangan analitik digital, sentrifuge,
dan padat. Penambahan boraks pada batang pengaduk, Oven, waterbath, dan
kerupuk bisa memperbaiki tekstur spektrofometri UV-Vis Ganesya
kerupuk, sehingga menghasilkan kerupuk
yang bagus dan menarik. Kerupuk yang Bahan :
mengandung boraks kalau digoreng akan Kerupuk nasi, Natrium tetraborat anhidrat
mengembang, empuk, teksturnya bagus, (Na2B4O7) pa, Aquades (H2O)pa, Etanol
dan renyah [8]. 95% (C2H5OH) pa, Asam sulfat pekat
(H2SO4), Kurkurmin (C21H20O6) pa, Asam
Tanggamus adalah salah satu Kabupaten asetat glasial (CH3COO¯), Natrium
di Provinsi Lampung, yang merupakan Hidroksida (NaOH), Amonia (NH3), Asam
daerah pegunungan dan juga daerah Klorida (HCl) 1 N.
pantai. Mata pencaharian masyarakat di
Kabupaten Tanggamus pada umumnya Analisis Kualitatif Pada Sampel
adalah sebagai nelayan, petani, dan Kerupuk Nasi
pedagang. Tanggamus termasuk daerah Sampel kerupuk nasi diperoleh dari 4
yang sangat pesat perkembangannya pasar di Kabupaten Tanggamus. Setiap
dalam bidang perekonomian. sampel ditimbang sebanyak 25 g,
Perdagangan merupakan subsektor kemudian dipotong menjadi ukuran kecil,
unggulan dalam perekonomian di lalu dihaluskan dengan blender.Sampel
Kabupaten Tanggamus, termasuk yang telah dihaluskan dimasukkan ke
perdagangan makanan. dalam plastik dan diberi label. Selanjutnya
dilakukan analisis kualitatif dengan cara
Kerupuk sering dikenal sebagai tiap sampel ditimbang 5 g masukkan ke
pendamping makanan. Kerupuk bukan dalam beker glas lalu ditambahkan 1 ml
makanan utama dan tidak mengandung HCl 1 N, kemudian ditambahkan 20 ml
vitamin. Kendati demikian, kerupuk tetap aquadest, dibiarkan selama 1 jam.
menjadi pendamping makanan yang Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke
digemari banyak orang [9]. dalam tabung sentrifugasi. Larutan
disentrifugasi selama 2 menit dengan
Deteksi boraks telah banyak dilakukan, kecepatan 3000 rpm lalu diambil
baik secara kualitatif maupun kuantitatif, supernatan yang diperoleh. Analisis
97
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
secara kualitatif dilakukan dengan uji penangas air sampai kering. Pemanasan
nyala dengan cara diambil 5 ml dari tiap dilanjutkan dengan oven pada suhu 100°C
supernatan sampel, dimasukkan ke dalam selama 5 menit, didinginkan. Tambah 3 ml
cawan poselin diuapkan diatas penangas larutan kukurmin 0,125% dipanaskan
air sampai kering lalu didinginkan, sampai 5 menit, dinginkan, kemudian
ditambah 5 tetes H2SO4 pekat kemudian ditambah 3 ml larutan sulfat-asetat (1:1)
tambah 1 ml etanol kemudian dibakar, sambil diaduk dengan batang pengaduk.
diamati apakah terjadi nyala warna hijau. Diamkan sampai 15 menit, tambahkan
Uji dengan pereaksi kurkumin dilakukan etanol kemudian disaring dengan kertas
dengan cara meneteskan supernatan saring, masukkan dalam labu ukur 25 ml
sampel pada kertas kurkurmin apakah dan diencerkan dengan etanol sampai
terdapat perubahan dari warna jingga tanda batas. Konsentrasi larutan standar
menjadi warna merah kecoklatan. Uji setelah pengenceran adalah 0,2 µg/ml,
dengan uap amonia dilakukan dengan 0,4 µg/ml, 0,6 µg/ml, 0,8 µg/ml, dan
meneteskan supernatan sampel pada 1µg/ml [12].
kertas kurkurmin kemudian dengan
Penentuan panjang gelombang
batang pengaduk kertas kurkurmin
tersebut dimasukkan kedalam tabung Diambil dengan pipet sebanyak 1 ml dari
reaksi yang telah diisi dengan amonia, konsentrasi larutan 0,6 µg/ml dimasukkan
diamati apakah ada perubahan warna pada kuvet lalu dibaca absorbansinya
pada kertas kurkurmin menjadi abu-abu pada panjang gelombang 500-800nm
kehitaman [11]. dengan Spektrofotometri UV-Vis. Diamati
dan dicatat panjang gelombang
Analisis Kuantitatif maksimumnya [13].
Penentuan kurva baku larutan natrium
Pembuatan Larutan Baku Standar tetraborat
Natrium tetraborat
Tiap larutan diambil dengan pipet
Larutan baku standar natrium tetraborat sebanyak 1 ml dari konsentrasi 0,2 µg/ml;
500µg/ml 0,4 µg/ml; 0,6µg/ml; 0,8µg/ml dan 1µg/ml
Ditimbang natrium tetraborat 0,05g kemudian dimasukkan ke dalam kuvet lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, dibaca absorbansinya dengan
lalu ditambahkan aquadest sampai garis Spektrofotometri UV-Vis pada panjang
batas [7]. gelombang maksimum [8].
Larutan baku standar natrium tetraborat Pembuatan Simulasi Kerupuk Nasi
25µg/ml Dengan Penambahan Boraks dan
Validasi Metode
Dari larutan standar natrium tetraborat 500
µg/ml dipipet 2,5 ml dimasukkan dalam Kerupuk tanpa boraks yang telah dibuat
labu 50 ml lalu ditambahkan aquadest ditimbang sebanyak 5 kali penimbangan.
sampai tanda batas [7]. Tiap penimbangan sebanyak 5 g
dimasukkan ke dalam beker glass. Pada
Penentuan Panjang Gelombang
setiap penimbangan ditambahkan 1mg, 2
Maksimum Larutan Baku Dan
mg, 3 mg, 4 mg dan 5mg serbuk boraks.
Penentuan Kurva Baku Larutan
Lalu ditambahkan 1 ml HCl 1 N, dan 100
Natrium Tetraborat
ml aquadest diamkan selama 1 jam.
Dari larutan baku standar Natrium Campuran dimasukkan ke dalam tabung
tetraborat konsentrasi 25 µg/ml diambil sentrifuge kemudian alat dioperasikan
dengan pipet sebanyak 0,2ml, 0,4 ml, 0,6 selama 2 menit dengan kecepatan 3000
ml, 0,8 ml dan 1 ml. Kemudian tiap rpm, kemudian diambil supernatannya
konsentrasi larutan tersebut dimasukkan sehingga diperoleh konsentrasi 0,01
ke dalam cawan porselin, ditambah 1ml mg/ml; 0,02mg/ml; 0,03 mg/ml; 0,04
larutan NaOH 10 % lalu dipanaskan pada mg/ml, dan 0,05 mg/ml [8].
98
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
99
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
4 B2 _ _
+
5 C1 _ _
+
6 C2 _ _ Gambar 1. Reaksi asam borat dengan
+
kurkurmin
7 D1 _ _
_
8 D2 _ _
+ Hasil Analisis Kuantitatif
Keterangan : Penentuan Panjang Gelombang
(-) = Tidak terdeteksi boraks
Hasil pengukuran panjang gelombang
(+) = Positif mengandung Boraks serapan maksimum dari larutan baku
standar natrium tetraborat dari penelitian
Uji Pereaksi Kurkurmin ini adalah 543 nm.
Penentuan Kurva Baku Larutan
Hasil uji dengan pereaksi kukurmin dari 8 Natrium tetraborat
sampel terdapat 6 sampel teridentifikasi
adanya boraks, yang diamati terjadinya Pada pembuatan kurva kalibrasi larutan
perubahan warna pada kertas kukumin natrium tetraborat dilakukan dengan
dari warna kuning menjadi merah membuat berbagai konsentrasi
kecoklatan. Apabila sampel mengandung pengukuran yaitu 0,2 µg/ml; 0,4 µg/ml; 0,6
boraks maka asam boraks dengan µg/ml; 0,8 µg/ml dan 1,0 µg/ml kemudian
kukurmin akan membentuk komplek kelat diukur serapannya pada panjang
rosasianin yaitu warna merah karmesin gelombang 543 nm. Hasil diperoleh dapat
[14]. Reaksi yang terjadi adalah sebagai dilihat pada tabel 2
berikut: Tabel 2 Hasil pengukuran absorbansi larutan
standar boraks
Na2B4O7 +2HCl+5H2O 4H3BO3 + 2Na+ +
2Cl- [11]. No Konsentrasi
Absorbansi
(µg/ml)
Uji Uap Amonia 1 0,0 0,000
2 0,2 0,130
3 0,4 0,229
Hasil uji uap amonia, semua sampel tidak
4 0,6 0,335
terjadi perubahan warna dari coklat
5 0,8 0,420
kemerahan menjadi abu-abu kehitaman 6 1,0 0,560
dari hasil pengamatan perubahan warna
yang terjadi adalah warna coklat
kehitaman.
100
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
101
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
Tabel 3 Hasil absorbansi sampel dan kadar 2. Hasil Analisis kandungan boraks pada
yang diperoleh kerupuk nasi yang dijual di pasar
tradisional Kabupaten Tanggamus 6
NO Sampel Absorban Kadar Boraks
si Sampel dalam Sampel
sampel terdeteksi mengandung boraks
(µg/g) dengan kadar boraks berkisar antara
Pasar Gisting 46,75 µg/g hingga 107 µg/g.
(Sampel A1) 0,240 107
1
Pasar Gunung
2 Batu (Sampel 0,130 56
B1) DAFTAR PUSTAKA
Pasar Gunung
3 Batu (Sampel 0,206 91,25 [1] Cahyadi W. 2009. Analisis & Aspek
B2) Kesehatan Bahan Tambahan
Pasar
Talangpadang 0,110 46,75 Pangan. II. Bandung:Penerbit Bumi
4
(Sampel C1) Aksara. 386 p.
Pasar
5 Talangpadang 0,160 70 [2] Fuad NR. 2014.Identifikasi
(Sampel C2) Kandungan Boraks pada Tahu
Pasar Kota
6 Agung (Sampel 0,170 74,5 Pasar Tradisional di Daerah
D2) Ciputat.(Skripsi) Universitas Islam
Negeri Jakarta.
Kadar Boraks dalam Sampel [3] Ulfa AM.2015. Identifikasi Boraks
Absorbansi Sampel pada Pempek dan Bakso Ikan
Kadar Boraks dalam Sampel (µg/g) secara Reaksi Nyala dan Reaksi
107 Warna. J Kesehat Holistik. 9(3):151–
91,25
7.
[4] Khasanah U. 2017. Analisis
56 70 74,5
Kandungan Boraks Pada Keripik
46,75
Tempe Yang dijual Di Pasar
0,24 0,13
Tradisional Kota Bandar Lampung
0,206 0,11 (Skripsi). Fakultas Matematika dan
0,16 0,17 Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tulang Bawang Lampung.
[5] Lampung Tribun.2014.Beredar
Kerupuk Mengandung Boraks di
Pringsewu.2.
Gambar 3. Kadar boraks pada kerupuk nasi [6] Departemen Kesehatan Republik
yang dijual di pasar tradisional Indonesia. 2012. Undang-Undang
Kabupaten Tanggamus Republik IndonesiaNomor 18 Tahun
2012 Tentang Pangan. 18(9):1689–
KESIMPULAN DAN SARAN 99.
102
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol.07. No. 2 Desember 2018
103