Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the characteristics of the snakehead fish pempek
with broccoli addition as a functional food. The design used is a randomized block design with 5-stage
treatment that was repeated 3 times. Factors treatment consists of adding broccoli concentrations (0%,
5%, 10%, 15% and 20%). Parameters that observed were physical analysis (elasticity, lightness, chroma
and hue), sensory analysis (texture, appearance, color and flavor), proximate analysis, levels of calcium,
fiber content and antioxidant activity. Results of research conducted showed that the addition
concentration of broccoli into pempek snakehead fish has significant effect (p <0.05) on the physical
characteristics and sensory. The average value elasticity ranged from 343.06 to 559.66 gf, lightness
53.1% to 60.20%, chroma 8.36% to 13.23%, and hue 70.23o up 93.8o. Based on the physical
parameters (elasticity) and sensory found that treatment A1 (5% addition of broccoli) is the best
treatment with 40.89% moisture content, 1.15% ash content, 0.16% fat content, 7.39% protein
content, 48.14% carbohydrate content, 2.24% crude fiber content, 106.5 mg/100 g the level of
calcium, and 202 ppm antioxidant activity contents.
Keywords: Broccoli, characteristics, functional food, snakehead fish pempek
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik pempek ikan gabus dengan penambahan
brokoli sebagai pangan fungsional. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok
dengan 5 taraf perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor perlakuan terdiri dari penambahan
konsentrasi brokoli (0%, 5%, 10%, 15% dan 20%). Parameter yang diamati yaitu analisis fisik
(kekenyalan, lightness, chroma dan hue), analisis sensoris (tekstur, penampakan, warna dan flavor), analisis
proksimat, kadar kalsium, kadar serat dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi brokoli kedalam pempek ikan gabus berpengaruh nyata
(p<0,05) terhadap karakteristik fisik dan sensori. Adapun nilai rerata kekenyalan berkisar antara 343,06
gf hingga 559,66 gf, lightness 53,1% hingga 60,2%, chroma 8,36% hingga 13,23%, dan hue 70,23o hingga
93,8o. Berdasarkan parameter fisik (kekenyalan) dan sensori didapat bahwa perlakuan A1 (penambahan
brokoli 5%) merupakan perlakuan terbaik dengan kadar air 40,89%, kadar abu 1,15%, kadar lemak
0,16%, kadar protein 7,39%, kadar karbohidrat 48,14%, kadar serat kasar 2,24%, kadar kalsium 106,5
mg/100 g, dan aktivitas antioksidan 202 ppm.
Kata kunci: Brokoli, karakteristik, pangan fungsional, pempek ikan gabus
Hue (H)
Hasil pengukuran nilai rerata Hue (0)
pempek brokoli dapat dilihat pada Gambar 4.
warna yellow red (YR), sedangkan nilai hue fungsional bahan baku yang digunakan dalam
yang diperoleh pada perlakuan A3 dan A4 pembuatan pempek, akan berinteraksi dalam
memiliki kriteria Yellow (Y). Warna kuning pembentukan tekstur pempek
kemerahan yang dihasilkan disebabkan oleh
reaksi pencoklatan non enzimatis (reaksi
Maillard) yang terjadi saat proses pemasakan.
Reaksi Maillard adalah reaksi antara gula
pereduksi dengan gugus amina primer yang
menghasilkan warna coklat yang disebut
melanoidin (Winarno 1997).
Karakteristik Sensoris
Tekstur
Tekstur merupakan salah satu
parameter penting dalam menentukan mutu Gambar 5. Nilai rata-rata uji sensori terhadap
pempek. Pempek yang baik adalah pempek tekstur pempek brokoli.
yang memiliki tekstur yang halus permukaan
nya, seragam, kompak, dan rapat. Semakin tinggi konsentrasi brokoli
Berdasarkan skala penilaian yang digunakan yang ditambahkan maka kekenyalan pempek
yaitu dengan angka 1-10. Semakin tinggi nilai semakin rendah. Hal ini diduga karena adanya
yang diberikan panelis, maka kekenyalan pengaruh yang terjadi akibat adanya
produk tersebut semakin tinggi dan penambahan brokoli ke dalam pempek yang
sebaliknya semakin rendah kekenyalan digunakan sebagai bahan baku, dengan sifat
semakin menurun. Nilai rata-rata uji sensori brokoli yang merupakan sayuran dengan
terhadap kekenyalan pempek brokoli kandungan air nya yang tinggi, maka sangat
diperoleh nilai rata-rata antara 5,09 sampai mempengaruhi kekenyalan pempek. Semakin
7,29. Nilai tertinggi yang diberi panelis meningkatnya penambahan konsentrasi
terdapat pada perlakuan A0, sedangkan nilai brokoli menyebabkan penilaian panelis
yang terendah diberi panelis terdapat pada terhadap tekstur pempek berkurang. Hal ini
perlakuan A4. terlihat berdasarkan analisis fisik terhadap
Karakteristik tekstur pempek tanpa kekuatan gel pempek antar perlakuan yang
penambahan brokoli sampai dengan mengalami penurunan yang menyebabkan
penambahan brokoli 20% (A4) masih tingkat penerimaan panelis terhadap tekstur
diatas rata-rata, karena skala penilaian diatas juga berkurang.
angka 5 yaitu pempek masih terasa kenyal,
kompak dan padat. Berdasarkan uji analisis Penampakan
sidik ragam yang dilakukan penambahan Penampakan merupakan parameter
konsentrasi brokoli sangat berpengaruh nyata yang menentukan penerimaan panelis karena
(p<0,05) terhadap tekstur pempek. Nilai rata- banyak sifat mutu komoditas dinilai dengan
rata uji sensori terhadap tekstur pempek penglihatan seperti bentuk, ukuran, warna,
brokoli disajikan pada Gambar 5. dan sifat-sifat permukaan (halus, kasar,
Hasil uji lanjut Duncan yang dilakukan kusam, mengkilap, homogen, heterogen, dan
bahwa tekstur pempek dengan perlakuan A0 datar bergelombang). Bila penampakan baik
(tanpa penambahan brokoli) berbeda nyata dan disukai, maka konsumen baru akan
terhadap perlakuan A1 (penambahan brokoli melihat karakteristik lainnya (aroma, flavor
5%), A2 (penambahan 10%), A3 dan tekstur). Nilai rata-rata uji organoleptik
(penambahan 15%) dan perlakuan A4 skala terhadap penampakan pempek brokoli
(penambahan 20%). Tekstur pempek akan disajikan pada Gambar 6.
sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan Berdasarkan Gambar 6 nilai rerata uji
baku yang digunakan dalam proses organoleptik skala terhadap penampakan
pembuatannya. Selain itu, sifat-sifat produk pempek mengalami fluktuasi seiring
dengan meningkatnya penambahan
Aprilianingtyas (2009), kadar abu pempek pada tahun 1998/1999 ialah sebesar
fomula standar (tanpa penambahan sayur) (10,5±7,5) gram per orang per hari atau baru
memiliki kadar abu sebesar 1,19%. Hal ini mencapai separuh dari kecukupan yang
menunjukkan bahwa penambahan dianjurkan (Jahari dan Sumarno 2000).
konsentrasi sayuran dapat menurunkan kadar Dalam konsumsi normal, pempek formula
abu pempek. 5% brokoli dengan kadar serat sebesar 2,24%
Nilai kadar lemak yang terkandung di mampu memenuhi kebutuhan serat orang
dalam pempek brokoli 5% adalah sebesar dewasa.
0,16%, sedangkan kadar lemak pada pempek Brokoli memiliki kandungan mineral
tanpa penambahan sayuran adalah sebesar yang sangat tinggi yang diantaranya yaitu
0,64% Aprilianingtyas (2009). Hal ini kalsium. Nilai kadar kalsium pempek ikan
menunjukkan bahwa penambahan gabus dengan penambahan konsentrasi
konsentrasi sayuran dapat menurunkan kadar brokoli 5% adalah sebesar 106,5 mg/100 g.
abu pempek. Menurut Almatsier (2001) konsumsi kalsium
Nilai kadar protein dengan tidak boleh melebihi 2500 mg/hari, hal ini
menggunakan metode makro-Kjeldahl yang berarti mengkonsumsi pempek ikan gabus
terkandung di dalam pempek brokoli 5% yang ditambahkan konsentrasi brokoli 5%
adalah sebesar 7,39%, sedangkan berdasarkan tidak menghasilkan efek yang buruk pada
Aprilianingtyas (2009), Kadar protein kesehatan karena dapat memenuhi kebutuhan
pempek tanpa penambahan sayur ialah kalsium manusia.
sebesar 6,47%. Hal ini menunjukkan bahwa Kemampuan suatu antioksidan
Penambahan sayuran menyebabkan kenaikan menggunakan DPPH dinyatakan dengan nilai
kadar protein dalam produk. persen penangkapan radikal dan nilai IC50.
Nilai kadar karbohidrat dengan Nilai persen penangkapan radikal yang
menggunakan metode Luff Schrool yang semakin tinggi menunjukkan bahwa sampel
terkandung di dalam pempek brokoli 5% yang digunakan berpotensi sebagai
adalah sebesar 48,14%. Pada pempek ikan antioksidan (Septiana 2002). Nilai IC50
gabus tanpa penambahan sayuran (Inhibition Concentration 50 value) adalah
mengandung kadar karbohidrat sebesar konsentrasi ekstrak yang dapat menyebabkan
35,84% (Aprilianingtyas 2009). Hal ini berkurangnya 50% aktifitas DPPH.
menunjukkan bahwa penambahan sayuran Molyneux (2004) menyatakan bahwa aktifitas
menyebabkan kenaikan kadar karbohidrat antioksidan dapat dibagi menjadi beberapa
produk, karena sayuran turut menyumbang kategori yaitu sangat kuat (<50 ppm), kuat
kandungan karbohidrat pada produk pempek. (50 ppm – 100 ppm), sedang (100 – 150
ppm) dan lemah (150 – 200 ppm). Aktivitas
Nilai Fungsional antioksidan yang terkandung di dalam
Nilai analisa serat kasar pada perlakuan pempek dengan penambahan brokoli pada
terbaik berdasarkan kekuatan gel dan nilai konsentrasi 5% adalah sebesar 202 ppm, yang
sensori panelis pada perlakuan A1 adalah berarti pengujian DPPH ekstrak pada
sebesar 2,24%. Dapat dibandingkan dengan konsentrasi 50 ppm – 200 ppm yang dapat
kandungan serat pada pempek ikan gabus menghambat 50% radikal bebas pada
tanpa penambahan sayuran mengandung konsentrasi sebesar 202 ppm, sehingga
kadar serat sebesar 2,12% (Aprilianingtyas aktivitasnya dikategorikan lemah. Diduga
2009). Penambahan sayuran ke dalam hasil ekstraksi yang masih kasar
pempek terbukti dapat meningkatkan mempengaruhi rendahnya aktifitas
kandungan serat. Hal ini disebabkan brokoli antioksidan pada ekstrak. Ekstrak kasar
tergolong sebagai sayuran sumber serat. masih mengandung komponen yang bukan
Kecukupan serat untuk orang dewasa merupakan senyawa antioksidan. Senyawa-
berkisar antara 20-35 g/hari. Menurut senyawa tersebut dapat meningkatkan
Direktorat Gizi Masyarakat rata-rata rendemen ekstrak yang dihasilkan, tetapi
konsumsi serat rumah tangga di Indonesia tidak dapat meningkatkan aktifitas
antioksidan sehingga perlu dilakukan dan wortel sebagai sumber serat pangan.
pemurnian terhadap ekstrak kasar tersebut [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
menjadi ekstrak murni. Ekstrak murni lebih Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
mempunyai bahan aktif yang jauh lebih tinggi Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia.
dibandingkan ekstrak kasar karena telah 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
dimurnikan dari senyawa-senyawa inert Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
melalui proses penghilangan lemak Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(Agoes 2007). 2004. Daftar Komposisi Gizi Bahan
Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Fajri MY. 1997. Kajian mutu empek-empek
KESIMPULAN palembang dari ikan belida (Notopteruus
Penambahan konsentrasi brokoli chitala). [Skripsi]. Bogor: Fakultas
(Brassica oleracea) pada pembuatan pempek Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
ikan gabus berpengaruh nyata (p<0,05) Bogor.
terhadap karakteristik fisik (tekstur dan Hambali 2005. Kandungan Utama pada Brokoli.
warna) dan karakteristik sensori Jakarta: Rajawali Press.
(penampakan, tekstur, flavor, warna), Dengan Molyneux P. 2004. The use of stable free
adanya penambahan brokoli (Brassica oleracea) radicals diphenylpirylhydrazyl (DDPH)
pada pempek, maka semakin tinggi pula forestimating antioxidant activity.
kandungan gizi seperti kadar protein, kadar Songklanakarin Journal of Science
karbohidrat, kadar serat, kadar kalsium dan Technology 26(2): 211-219.
aktivitas antioksidan, Perlakuan A1 Muslim. 2007. Potensi Rawa Lebak Lebung
(penambahan brokoli 5%) merupakan untuk Pengembangan Budidaya Ikan Air
perlakuan terbaik berdasarkan parameter fisik Tawar di Sumatera Selatan. Inderalaya:
(kekenyalan 541,66 gf) dan sensoris (tekstur Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
6,85 dan penampakan 6,05) dan Nilai gizi Septiana 2002. Aktivitas antioksidan ekstrak
yang terkandung dalam pempek dengan dikhlorometana dan air jahe (Zingiber
penambahan 5% brokoli adalah kadar air offcinale Roscoe) pada asam linoleat. Jurnal
40,89%, kadar abu 1,15%, kadar lemak Teknologi dan Industri Pangan (13): 2.
0,16%, kadar protein 7,39%, kadar Soewarno T, Soekarto, Hubeis M. 1993.
karbohidrat 48,14%, kadar serat kasar 2,24%, Petunjuk Laboratorium Metodologi Penelitian
kadar kalsium 106,5 mg/100 g, dan Organoleptik. Bogor: Fakultas Teknologi
kandungan aktivitas antioksidan 202 ppm. Pertanian, Insitut Pertanian Bogor.
Sudarmadji, 2003. Pengkayaan kadar serat
pempek dengan tepung labu kuning
DAFTAR PUSTAKA (Cucurbita maxima Dutchenes). Majalah
ilmu dan teknologi pertanian (26)2: 81-82.
Agoes G. 2007. Teknologi Bahan Alam.
Suprayitno, Sudarmadji S, Haryono B,
Bandung: ITB Press. Suhardi. 2008, Analisa Bahan Makanan
Agustini L. 1996. Standardisasi formula dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty dan
empek-empek palembang dari ikan Pusat Antar Fakultas Pangan dan Gizi
gabus (Channa striata). [Skripsi]. Bogor: Universitas Gadjah Madah.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Winarno FG. 1992. Pangan, Gizi, Teknologi dan
Pertanian Bogor. Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka Utama.
Jakarta: Gramedia Pustaka. Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2011. Kimia Pangan. PT. Jakarta: Dian Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk
Rakyat. Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Aprilianingtyas Y.2009. Pengembangan Jakarta: Bharata Karya Aksara.
produk empek-empek palembang Soekarto S, Hubeis M. 2000. Metodologi
dengan penambahan sayuran bayam Penelitian Organoleptik. Bogor.