You are on page 1of 7

Jurnal Petemakan Vol 4 No 1 Februari 2007 (6 -12) ISSN 1829 - 8729

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgunus 1. Men)

SEBAGAI BAHAN PE,NGA-WET ALAMI DAGINGSAPI SEGAR

(,

JJAMBANG KUNTORO, IRDHAMlRDHAYATt TRIANI. ADELINA


Fakitltas Pertanian da11 Peternakan Universitas islam NegeriSultan SyarifKasim Riau .

Kampus II Raja Ali Haji /1. H.R. Soebrantas Km 15 Pekanbarn

Telp. (0761) 707783" Fax(0761) 21129

ABSTRACT
Meat is high nutrient food material because it consist much protein, fat, mineral and other substances that needed
by human body. The .Meat nutrient pel'centage is the appropriate media for the growth of microorganism especially
bacteria. The microorganism activity can decrease meat quality. Hence, itneed exact treatment for keep the meat quality.
One of used the treatment is adding extract of the Sauropus and1'og}Jnus (L.) Me1'1'. Extract of the Sauropus androgynus
constitute material that consist of antibacterial compounq. Content OrSO:UT0pu5 androgyrius characteristk is oxide bacteria
that having ability to remove son}e bacteria sm;has seskuite,rna add. alkaloid papaVerlllt tanin,.. saponiri,. fiavonoiq,
mineral salt, other compounds,
The purpose of this research is to determine influence the meat submersion within e)."tract of the Sauropus
androgynus to pH, water content, total of bacterial colony, storage endurance and sensorial value include color, tex'ture,
and aroma. The research use 2.5 kilogram of ham's beef and extract of the Saurapus andmgynus as much as 240 mI.
Experiment method is used in this research by use a Complete Random Design that consist of four treatments with three
repeat. The treatments are the extract of the So:uropfls alldrogymes concentration's level consist of ' 0 mI, 10 ml. 20
mI, aud 30 ml. The submersion has. taken as long as 30 ffiillUI:e5. Variables that measured is pH, water content romlof
'bacterial colony, storage endurance and sensorial value of meat. The differences among the treatments have tested by
DcJ1nc<.(l1fi l'vl~~h:ipJ;? Range Test(DJVrRT).'fh.e result vf the n.''5eaochshow5 that the submersion of beef within Extract of the
Sauropus androgynus (1.) Mm30 in! can decrease pH to 5.17, in~ storage'endtn:'am:e about 19.33 hours and deerea5€'
water content to 73.72% and 1.6 x lOS of total bacterial colony.hQwE"I<"et it cO.rmot influence to serl.sorialvaiu€ (coTe>!',
textW:e and aroma). The result of meat color is nndesired red, the texture have plaited pattern, tugged and not attractive,
and m",,anwhile the aroma resulted is putrid taste.
Keywords: ColQII.II11acterial, extfild oftl/l! SaurrJpllS Imdn:>,J?U5, meat

PENDAHULUAN Berbagai cara teIah dilakukan U11tuk


menjaga kualitas dan umUr simpan daging
1. Latar Belakang segar, salah satunya dengan menggunakan
pengawet alami yang mudah didapat,
Daging merupakan bahan pangan
terjangkau oleh masyarakat dan tidak
bernilai gizi tinggi karena daging kaya akan
menimbulkan dampak negatif terhadap
protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang
kesehatan. . Bahan pengawet alami tersebut
sangat dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu usaha
salah satunya berasal dari ekstrak daull katuk
untuk meningkatkan konsumsi protein asal
(Saurupu5 androgunu5 L. Merr).
hewani sangat penting. Protein hewani mudah
dicerna dan memiliki nilai gizi lebih bail< Ekstrak daun' katul< mengandung
dibandingkan dengan protein nabati. Nilai gizi senyawa bersifat antibakteri. Beberapa
yang terkandung pada daging sangat kandungan dad tanatnan katuk bersifat
mendukung kehidupan mikroorganisme bakteriosida yang dapat membunuh bakteri
terutama bakteri. Aktifitas mikroorgarrisme ari.tara lain asam seskuitema,. alkaloid
dapat menurunkan kualitas daging yang papaverin, tanin, saponin, flavonoid, garam
ditunjukkan dengan. perubahan warna, rasa, ririneral dan minyak atsiri .(Rukmana dan
aroma bahkan pembusukan. Harahap 2003). Se1aih ltu, Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Biologi .
PenggufJilan Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgunus L. Merr) Sebagai Bahan Pengawet Alami Daging
Sapi Segar

LIPI . (200~) menemukan tiga senyawa utama gelasukur, gelas piala, eawan porselin, oven,
daun kahlk yaitu cis-2-metil-siklopentanol asetat, desikator, batang pengaduk, lumpang,
2-pirilidion dim metil piroglutamat serta .,satu aluminium foil, kertas saring, autoclave dan pH
. senyawa minor p-dodesifenol. Pada tahunyang meter.
sarna Muehsin Darise dan Sulaeman melakukan
Raneangan yang digunakan pada
penelitian lanjutan yang menunjukkan bal)wa
penelitian adalah Metode Rancangan Acak
pada ekstrak. daun katuk ditemukan zat
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
penghamb,').t perhihlbuhan bakteri
perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan
Staphylococcus aureus, Salmonella thyposa dan
adalah perendaman daging sapi dalam ekstrak
Eschericia coli.
daun katuk yang meliputi 4 taraf perlakuan
yaitu: .
2. Tujuan Penelitian
A daging sapi + 200 ml aquades + 0 ml
=
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan ekstrak daun katuk
mengetahui pengaruh perendaman daging sapi B = daging sapi + 200 mlaquades + 10 ml
segar dalam ekstrak daun katuk (Sauropus ekstrak daun katuk
androgunus L. Merr) terhadap pH, kadar air, C = daging sapi + 200 ml aquades + 20 ml
total koloni bakteri, umur simpan dan nilai ekstrak daun katuk
sensoris (wama, tekstur dan aroma). D = daging sapi + 200 ml aquades + 30 ml
ekstrak daun katuk
MATERI DAN METODE Prosedur Penelitian

-'.
1. Waktu dan Tempat Penelitian
1 Persiapan ekstrak daun katuk yang
dilakukan dengan eara memeras daun
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
katuk yang sudah diseleksi dengan
bulan Juni sampai Juli 2006 di Laboratorium
menggunakan juicer. Ekstrak daun katuk
Terpadu Fakultas Pertanian dan Petemakan
kemudian dilarutkan ke dalarn aquades
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
200 mL Sesuai konsentrasi yang digunakan
Riau serta Laboratorium Mikrobiologi dan
dalam perlakuan dengan menggunakan
Laboratorium Kimia Pangan Fakultas
rumus pengeneeran persen volume (% V)
Perikanan dan IImu Kelautan Universitas Riau.
sebagai berikut:
% Zat terlarut Volume zat terlarut x 100

2. Metode Penelitian Jumlah volume larutan

.Bahan baku' yang digunakan dalam 2. Daging sapi segar dipotong untuk masing­
penelitian ihl adalah daging sapi bagian paha .masing perlakuan dengm ukuran 4 em x 4
(topside) sebanyak .2.5 kg dan ekstrak daiin em x 1.S em, kemudian potongan tersebut
katuk (Sauropus androgunus L. Merr) sebanyak dibagi seeara acak dalam 4 wadah
240 mL Bahan-bahan yang digunakan untuk sebanyak ulangan yang diperlukan.
analisis adalah media PCA (Plate Count Agaf), 3. Semua daging yang terdapat dalam wadah
Pb-asetat dan aquades. 'direndam dengan ekstrak daun katuk
Peral tan' yang digunakan antara lain selama 30 menit, setelah itu masing-masing
pisau, timbangan analitik, colony counter, perlakuan diangkat dan dibiarkan dalam
petridish, pipet, tabung erlenmeyer, inkubator,

, 7
"
Penggunaan Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgunUlrL. Merr) Sebagai Bahan Pengawet Alami Daging
Sapi Segar

suhu ruang dan selanjutnya dilakukan Terjadinya . penurunan· pH daging


pengamatan sesuai peubah yang akan disebabkan oleh k{)nsentrasi ekstrak daun
diukur katuk yang diberikan,karena ekstrak dalin
katuk mengandung' senyawa asam.
Peubah yang diamati adalah pH, kadar Muktiningsih (2006) menjelaskan bahwa eli
. air, total koloni bakteri, umur simpan dan nilai dalam' ekstrak daun katuk terkandung
sen,soris daging sapi segar yang meliputi wama, beberapa senyawa· asam antara lain asam
tekstur dan aroma. benzoat dan asam 2-feni1malonat. Muchtaeli
. d an Sugiyono (1992) menambahkanbahwa
3. Analisis Data senyawa asam seperti asam benzoat, asam
Data yang dihasilkan diolah seeara laktat akan mengakibatkart penurunan pH
statistik dengan mengunakart analisis ragam daging.
menurut Raneangan Aeak Lengkap (RAL).
Perbedaan antar perlakuan diuji .dengan 2. Kadar Air Daging Sapi.
Duncan's Multiple Range Test (DMRT) Steel and
Torrie (1995). Tabel2. Rataan Kadar Air Daging Sapi (%)
an
Perlakuan
kadarair
HASIL DAN PEMBAHASAN A (0 mI ekstrak daun katuk) . 77.69a
B (10 m1 ekstrak daun katuk) 76.89ab
1. pH Daging Sapi C (20 ml ekstrak daun katuk) 75.1Slx:
Rataan nilai pH daging sapi yqng D (30 mI ekstrak daun katuk) 73.72c
diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan
Tabel1. pH daging sapi terendah terdapat pada perbedaan yang nyata (P<O.05).
perlakuan 30 m1 ekstrak daun katuk yrotu 5.17
Tabel.2. memperlihatkan bahwa rataan
'dan pH tertinggi terdapat pada perlakuan 0 ml
kadar air terendah terdapat pada perlakuan D
ekstrak daun katuk yaitu 5.35.
yaitu 73.72% dan.kadar air tertinggi terdapat
pada pedakuan A yaitu 77.69.%. Hasil analisis
keragaman .dapat. disimpulkan bahwa
Perlakuan
A (0 ml ekstrak daun katuk) perendaman daging sapi dalam ekstrak daun
B ( 10 ml ekstrak daun katuk) katuk dapat menutunkan kadar, air yang
C ( 20 ml ekstrak daun katuk) 5.20c
terkandung dalam daging sapi.
D 30 ml ekstrak daun katuk 5.17d
Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa
Ket: Superskrip yang berbeda menunjukkan kadar air pada perlakuan A tidak berbeda
perbedaan sangat nyata (P<O.Ol).
nyata dibanding perlakuan B dan berbeda
Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa pH nyata terhadap petlakuan C dan D. Pei-lakuan
daging sapi pada perlakuan D mampu Jl tidak berbeda nyata ~erhadap perlakuan C,
menurunkan pH daging sapi lebih keeil seclangkan perlakuan. C tidak berbeda nyata
dibanding pH daging sapi pada perlakuan A, B .terhadap perlakuan D.
dan C. Ini menunjukkan bahwa serriakin tinggi Terjadinya penurunankadar air
konsentrasi ekstrak daun katuk yang diberikan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
maka aL.n diikuti .denganpenurunan pH adanya tekanan ,osmosis. Tekanan osmosis
daging sap;. merupakan pertukarart air antara sel dengan

Penggunaan Ekstrak Daun Katuk (Sautopus androgunus L Merr) Sebagai Bahan Penga:wet Alami Daging
Sapi Segar

'lingkungan karena perbedaan' ·konsentrasi. . .katuk 30 ml dengan total koloni bakteri paling
Ekstrakdaun. katuk memiliki, konsentrasi yang . rendah sebesar 1.6 x1()5 'CFU/ gram,
lebih tinggi dari pada daging sapisehingga air dihasilkankadarair daging sapi paling rendah
yang terdapat dalam daging akan keluar dari yaitu 73.72%.
sel secaraosmosis.Kimball (1983) menjelaskan
bahwa proses osmosis adalah suatu proses 3. Total Koloni Bakteri
di.fusi air melalui. selaput yang permeabel
secara diferensial dari suatu tempat Tabe13. Rataan Total Koloni Bakteri CFU/ gr}
. Total
berl<onsentrasi rendah ke tempaf berkonsentrasi Perlakuan
·koloni
linggi. .
A ( 0 ml ekstrak daun katuk) 7.5 xl()5a
Kadar· airdaging sapi ,menurun karena B(.10ml ekstrak daunkatuk) 4.3 x 105b
semakin tingginya ·konsentrasi ekstrak daun C( 20 ml ekstrak daun katuk) 3.9 x lOSe
katuk, dimana .dalam ekstrak .daun katuk .D ( 30 ml ekstrak daun katuk) , 1.6 x 105d
terkandung "garam-;garam' mineral yang ,Ket: superskrip yang berbeda rnenunjukkan
perhedaanyang sangat (p<O.05).. ..
merupakan senyawabersifathigroskopis yang
dapatmengikatair. Akibatnya dengan semakin
tingginya kandungan, garatn-garam mineral Hasil analisis ragatn menunjukkan
maka, daya ikat air akan semakin meningkat, bahwa perendaman daging sapi dalam ekstrak
yang diikuti oleh penurunan kadarair daging . daun katuk dapat metturunkan (P<0.05) total·
sapi. koloni bakteri daging sapi.
Kondisi di atas sesuai menurut Rukmana Pada Tabel 3. terlihat bahwa
dan Harahap (2003) bahwa ekstrak daun katuk penambahan ekstrak daun katuk, akan terjadi
mengandung .garam-garam mineral dan penurunan total koloni .bakteri. Pada
mengandung· senyawa asam. Ditambahkan perlakuan A total koloni bakteri paling tinggi
juga oleh Fardiaz (1993) adanya solut atau ion dibanding perlakuan B, C dan D, hal ini
dapat mengikat air di dalam larutan atau disebabkan karena pada perlakuan A daging
lingkungan misalnya garam. sapi direndrun dalam air aquades tanpa
penambahan ekstrak daun katuk:·
Penurunan kadar air daging juga
dipengaruhi oleh pH akhir daging.. Dari hasil Penurunan total koloni bakteri
'penelitian terjadi penurunan pHseiring dengan diakibatkan bleh kandungan: asatn dan garam­
penambahan ekstrak daun katuk. '. Kondisi ini garam mineral yang terkandung di dalam
sesuai menurut Lawrie (2003) menyatakan ekstrak daunkatuk. Asam dan garam-garam
bahwa kadar air daging setelah ternak dipotong mineral dapat menghambat pertumbuhan
bergantung pada tinggi rendahnya pH. bakteri, sesuai dengan pendapat Lawrie (2003)
yang menyatakan bahwa hampir semua
Kadar air juga dapat dipengaruhi oleh
-qrlkrooigimisme yang akan tumbuh dan
total koloni bakteri. karena salah, satu hasil
perkembang biak pada daging dihambat oleh
metabolisme bakteri adalah air. Seperti yang
asam dan garam-garammineral.
dikemukakan oleh Fardiaz (1993) bahwa hasil
metabolisme bakteri adalah C02 dan HzO (air). Pertumbuhan bakteri sangat erat
Semakin sedikit bakteri yang tumbuh, jumlah l<aitannya dengan pH dan kadar air yang
air yang dihasilkan juga semakin rendah. Hal terdapat di ilalam. daging sapi, semakinrendah
ini tampak jelas d~ hasil penelitianini, dimana pH dan kadar air yang terdapat di dalam
daging yang direndam dalain ekstrakdaun daging sapi akan menyebabkan pertumbuhan

Penggunaan Ekstrak Daun Kafuk (Sauropus androgunus 1.' Merr), Sebagai BalUln PengaUJet Alami Daging
Sapi Segar

bakteri' ,semakin terhambat,'.sehingga, 'total Hasil uji DMRT memperIihatkan' bahwa


koloni ,hakteri akan semakinxendah. Hal ini umur, simpan daging sapi pada pedakuan A
sesuai pendapat, Forrestet aI. (1975) yang ,lebih 'singkat 'jika, ,dibandingkan, dengan
menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi , perlakuan B,Cdan D. Peningkatanumur
pertumbuhan bakteri pada daging adalah pH simpan terjadi seiring denganmeningkatnya
dan kadar air. konsentrasi ekstrak daun katuk. '
Total kolonibakteri daging segar yang Terjadinya peningkatan umur slmpan
diperoleh pada penelitian ini berada di atas daging sapi disebabkan kai-ena ,ekstrak daun
level total bakteri yang direkomendasikan oleh katuk mengandung senyawa asam dan garam·
SNI (2000) untuk daging segar yaitu 1 x 104 garam mineral sebagai bakteriosida dan
CFUI gram. Hal ini diakibatkan karena sampel bakteriostatik. Ruk:tnana dan Harahap (2003)
daging' yang dianalisis telah, terkontaminasi menyatakan bahwa senyawa,' asamdan
oleh bakteri' selamaberada di 'RPH, selain itu , senyawa-senyawa lain seperti alkaloid
kontaminasi terjadi' selama berada di pasar papaverin,tannin, saponin, flavonoid", resin
tradisional dimaruikondisi' .lirigkungan yang dan pektin ,yang terkandung padatanarnan
tidak higienis dan cara penjualan daging hanya dapat,' "menghambat pertumbuhan' ,bakted
ditempatkan di atas 'meja, tanpa diberi , terutama bakteri,enterik '
perlakuan 1<hususuntuk mencegahdaging
tersebut ,terkontaminasi Akibatnya ' tingkat 5., Nilai sensoris daging'sapi
kontarninasi mikroorganisme 'khususnya Pengujian niIai sensoris pada penelitian
ba~teri padadaging tersebut, sangat tinggi.
un untuk mengetahui karakteristik kualitas
daging segar dengan mertggu:nakan uji rating
4. Umur simpan:daging sapi ,meliputi ,warna, ,teksturdan aroma, yang
mei'Upakan sifatyangdominandiperhatikan
pada daging segar. Pengujian ini dilakukan
Perlakllan ,', ' oleh ' 12 orang panelis terlatih: Penilaian
dilakukan setelah daging sapi'direndam dalam
A (0 ml ekstrak daun katuk) ekstrak daun katuk selarn:a 30 menit. ' Batas
B (10 ml ekstrak daun katuk)
C ( 20 ml ekstrak daunkafuk)
peneri.tri~anpane1is '. ',tinggi "adalah 8 dan
terendah adalah 1. '
D. 30 n;U ekstrak daunkatuk, ' . -i'

Ket:: superskt:ip yang berbedamenunjukkan ' ' .TabeI5. Rataan Warna Da


perbedaan Yang sangat nyata{P<O.OI). " ,
PerIakuan
wama
, ' Pada 'Tab~l "4 "memperliha~an ,l,Jahwa A (0 ml ekstrak daun katuk) 4.92
terjadi peningkatan Ull\ur slmpan daging' sapi. B (10 ml ekstrak daun katuk) 4.92
Umur, simpan paling lama terdapatpada C (20 mI ekstrak daun katuk); ,', 5.30 '
perlakuan D yaitu 19.33 jam dan umur simpan " D 30 m! ekstrak daun katuk 5.50
yang paling cepat'adalah perlakuarl A ' yaitu , '

6.33 jam. Analisis ragam menunjukkan bahwa , Tabel S. memperliha~ bahwa ra~an
perendaman daging sapi dalam ekstrak daun peniIaiaIl panelis ter~adi3.P);ri1ai sensoris warnii
katuk(Sautopus androgunusL. 'Merr) mampu ,daging sapi, Yang merriiliki, nilai terendClh
meningkatkart Uritut sitn:pandaging sapi. ' adalah perlakuanA dan
B yaHu 4.92 Artinya
'dagingsapi berwarna merah kecb1<1atan dan

10

Penggunaan Ekstrak DaunKatuk (Sauropus androgunus L. Merr) Sebagai Bahan Penga'llJet Alami Daging
Sapi Segar

tidak menarik, diikuti perlakuan C yaitu 5.30 pada 'perlakuan AB ' dan C menunjukkan
dan nilai tertinggi pada perlakuan D yaitu 5.50, bahwa daging sapi memlliki ,tekstur ' dengan
dimana perlakuan C, dan D menunjukkan serat sejajar agak halu.5' dan agak menarik
wama daging merah dan tidak menarik. sedangkan perlakuan D daging mempunyai
tekstur dengan pola sera! beranyam agak kasar
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
,dan tidak menarik. HasiI analisis ragam
perendaman daging sapi dalam ekstrak daun
katuk tidak berpengaruh terhadap warna menunjukkanbahwa perenda:t:nan daging sapi
dalam ekstrak daun katuk tidak memberikan
dagmg. Daging sapi segar mempunyai warna
pengaruh yang berbeda, terhadap tekstur
merah cerri; menarik dan cemerlang sesuai daging sapi. '' ,,
dengan nilai 8 pada uji ratting (Miller in
Kinsman at al. 1994). Muchtadi dan Sugiyono Tekstur daging antar perlakuan tidak
(1992) meiljelaskan bahwa wama'merah daging menunjukkan' perbedaan disebabkan sampel
merupakan refleksi dari pigmen mioglobin daging yang diamati diambU dari jenis sapi
yang·' merupakan proteitl komplek yang yang sama dan;1etak otot yarg sarna yaitu otot
berfungsi membawa oksigen untuk sel. bagian paha, (toptnde). Daging ,topside
SeIain itu tidak terjadlnya perbedaan merupakan bagian daging paha belakang yang
warna daging disebabkan karena daging besar dan tebal (6,2% dari beratkarkas). Selain
mempunyai struktur otot terbuka dan ukuran itu, d.aging ini benttiknya melebar, padat dan
terbungkus oleh lemak serta, memiliki tekstur '
serabut otot yang relatifsama karena pengaruh
pH, dimana pH yang dihasilkan dari penelitian kering (Bahar 2003).
ini berkisar antara 5:q sampai 5.1, sehingga
penyerapan cahaya yang dihasilkan' relatif Tab e17 Rataan arOJ:;na d agmg,.s~pl.
.
Rataart uji
7 sama. Perlakuan
aroma
, Kondisi di' alas, sesuai menurut Buckle at ',A ( 0 mi ekstrak dfl-un katnkj , '!?55,
al. (1987) yang menyatakan bahwa pH daging B ( 10 mlelsstrak dturn, katul<) , ,4.50,
antara 5.F sampai 6.1 akan' menyebabkan C ( 20 ml e~strak daun k~tuk) 4,·42
struktur otot terbuka yang akan berpengaruh D ( 30 ml ekstrak daun katuk) 4.33
terhadap warna daging.
Tabel 7.'memperlihatkan bahwa tataan
. Rataan Tekstur Dagmg
Tabel6 . Sa'
1pl aroma daging sapi setelah direndam dalam
Rataan uji ekstrak daun katuk.' ,'Pettilaian tertinggi
Perlakuan
tekstur
terdapat pada perlakuart A yaitu 5.58 yang
A ( 0 m1 ekstrak daun katuk) 5.08
B (10 m1 ekstrak daun katuk) 5.25
diikuti oleh perlakuan B yaitu4.50, perlakuan
C ( 20 m1 ekstrak daun katuk) 5,00 C sebesar 4.42 dan perrilaian terendah pada
D ( 30 m1 ekstrak daun katuk) 4.75 perlakuan D yaitu4.33. ", Pel)ilaian terhadap
dagirlg pada' perlakuan A' memiliki aroma
Tabel 6. menunjukkan bahwa rataan yang agaksegar dan hatum khas'darah,
penilaian panelis terhadap tekstur daging sapi sedangkan'perlakuani3, C dan D daging sapi
yang telah direndam dalam ekstrak daun katuk memiliki aroma agak amis dan tidak harum. '
selama 30 menit, nilai terendah terdapat pada Tidak terjadfuya perbedaan . aroma
perlakuan D yaitu 4.75 sedangkan nilai tertinggi daging disebabkan ,karena ' daging antar
terdapat pada perlakuan B yaitu 5.25. perlakuan mempunyai ukuran dahben~k
Penilaian p'iflelis terhadap tekstur daging sapi yang relatif sarna, selain itt! dagingsapi yang

11

PengguiUzan·EkstrakDaun Katuk.(Sauropus androgunusL. Merr) Sebagai BahanPengawet Alami Daging


Sapi Segar

dianalisis . telahdiberi perlakuan perendarnan Muchtadi . TR,· Sugiyono. 1992. IImu "
selama 30 merutdidalamekstrak daun katuk Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: IPB.
sehmgga senyawa~senyawa volatil .. yang
Muktii1i:ngsih SA. (2006). Bfudi Martfaa~ Daun

menimbulkan aroma Katuk . (SaurcYpusandrogynus). Skripsi.

pada daging telah. terikat oleh senyawa~ Jakarta: .. Pusat Penelitian dan

sertyawa yang terkandung·· didalam ekstrak


pengembangan· Farmasi, Badan

. daun~atuk.
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Depkes . RI.

KESIMPULAN http://www.kalbefatma.com/files/cdkl

. files 116.

Pengguriaan·ekstrak daun katuk (Sauropus . Miller RK. 1994. Quality Characteristics in


mtdrogunus. L. Merr) 'sebagai bahan' perendam . :Kisrnan· DMi Kotula· AW,BreIndentein
dagfug sapidapat menurUnkan nllai pI-t kadar SC,. ·Musele..Foods Meat Poultry and Sea
air, tOfulkoloru bakteri'danmeningkatkan Food Tech:nology~ London: Chaman and
umur siIripan serta m.ampu meinpertahaflkim Hill.· . .
nilai sensoris yang meliputi wama, b~kstur dan
Ruktnarta R, Harahap 1M. 2003. Katuk Potensi
aroma. ·Pengaruh ini tetlihat jelas pada
dan Manfaatnya. Yogyakarta: KaniSius.
perlakuan D dengan pertambahan ekstrak daim
katuk sebesat 30 mI. . [SNI]. Btandar .Nasional Indonesia.· 2000.

Standar Kualitas Paging Sapi. Jakarta:

Badan StandarisasL Nasional. IBNI 01­


DAFfARPUSTAKA 6366~2000].

Steel RGD, JH Torrie. 1995. Prmsip dan


Bahar B. 2003. Memilih· Produk Daging Sapi.
Prosedur . Statistik· Suatu Pendekatan
Jakarta: Gramedia Pustaka Vtama.
Biometrik. Sumantri B, penerjemah.
Buckle KA, Edward RA, Fleet GH,.Wooton M.
Jakarta: Gramedia.
1987. llmu PaTIgan. Ptimomo H, Adiono,

penerjemah.Jakarta: VI Press. Terjemahan

dari: Food Science. . .


Fardiaz 5,,:.}992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta:

Gra~edia Pustaka Vtama.

For:rest Ie, ED AlberIe, HB Hendrick, MD


Judge, RA Markel. 1975. Principle of Meat
Science. San Frartsisco: WH Freeman Co.
Kimball JW. 1983. Biologi, edisi kelima .
. Tjitrosomono 55,. NawangsariS,
penerjemah. Bogor: Erlangga. Terjemahan
dari: Biology, fifthedition.
Lawrie RA. 2003. TImu Daging. Parakkasi· A,
penerjemah. Jakarta: VI Press. Terjemahan
dari: Meat Science. .

12

You might also like