You are on page 1of 10

EnviroScienteae Vol. 19 No.

2, Mei 2023 ISSN 2302-3708 (online)


Halaman 104-113

INOVASI MAGGOT (Larva Black Soldier Fly) FERMENTASI SEBAGAI PAKAN


BENIH IKAN TOMAN (Channa micropeltes)

MAGGOT INNOVATION (Black Soldier Fly Larva) FERMENTATION AS TOMAN


FISH SEED FEED (Channa micropeltes)

Rahmah1*), Noor Arida Fauzana2), Slamat2)


1)
Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
2)
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 7014,
*)
e-mail: rahmahridhamushhafi@gmail.com

Abstract

Toman fish is a pure carnivore fish which so far has used wild catches as its entire diet.
Alternative feed with high animal protein and easy to obtain needs to be done. Fermentation
activities using tempe yeast can usually increase the protein content of a material. Studies on
the use of fermented maggot for toman fish seed feed have not yet obtained sufficient
information, so in-depth research on this matter really needs to be done. This study aims to
analyze the nutritional content of fermented maggot on the growth of toman fish. Observations
were made for 60 days with A1B1 treatment (Maggot + 0% Rhizopus sp). A1B2 (Maggot+5%
Rhizopus sp), A1B3(Maggot+10% Rhizopus sp), A2B1(Maggot pres+0% Rhizopus sp), A2B2
(Maggot pres+5% Rhizopus sp), and A2B3 (Maggot pres+10% Rhizopus sp.). Parameters
measured were maggot nutritional content, as well as growth, survival, feed efficiency, protein
retention and fat retention in toman fish. The best research results showed that the nutritional
content of maggot with the highest protein was found in the A2B3 treatment (Maggot pres +
10% Rhizopus sp) while the best growth and feed efficiency were found in the A2B2 treatment
(Maggot pres + 5% Rhizopus sp). The nutritional content of maggot feed which was treated
with fermentation using tempeh yeast could increase the protein content of maggot and after it
was given to the toman according to the treatment it showed an increase in growth in each
treatment.
Keywords: fermentation; maggot;, toman

PENDAHULUAN karnivora ternyata lebih baik dari pada 18%


(Marzuqi, 2013).
Ikan toman berdasarkan kebiasaan Ikan toman sebagai karnivor murni
makanannya termasuk ikan predator dan memerlukan sumber pakan yang diberikan
merupakan jenis ikan karnivora yang adalah pakan yang banyak mengandung
memangsa cacing, katak, anak ikan, udang, protein hewani seperti ikan-ikan kecil
ketam, dan lain-lain (Kordi dan Tancung, ataupun ikan rucah, keong dan lain lain
2005). Ikan karnivora membutuhkan pakan yang diperoleh dari hasil tangkapan di alam
dengan konsentrasi protein yang tinggi (Ediwarman, 2008) sehingga pada saat ini
yaitu 45-55% (Ellis et al, 1996; upaya pemberian pakan berupa ikan-ikan
Rahmansyah et al., 2001; Laining et al., kecil dari hasil tangkapan di alam terus
berlangsung guna memenuhi pakan ikan
2003; Kabangga et al., 2004) dan
toman dan menimbulkan permasalahan
memerlukan kandungan lemak yang sesuai serius terhadap keseimbangan populasi ikan
dengan kebutuhan ikan. Kandungan lemak di perairan (Djissou et al., 2016; Ngatung,
pakan sebanyak 9% untuk ikan jenis et al., 2017) dan perlu adanya alternatif

104
Inovasi Maggot (Larva Black Soldier Fly) Fermentasi sebagai Pakan Benih Ikan Toman
(Channa micropeltes) (Rahmah, Noor A. F. dan Slamat)

pakan lainnya yang dapat diberikan dalam Balai Benih Ikan Sungai Kambat Barito
pembesaran ikan toman. Kuala.
Maggot atau larva dari lalat black
soldier fly (Hermetia illicens) merupakan Pelaksanaan Penelitian
salah satu alternatif pakan alami yang
memenuhi persyaratan sebagai sumber a. Persiapan Alat dan Bahan
protein, pertumbuhan dan kelangsungan b. Pengadaan benih ikan toman dan pakan
hidup ikan toman. Penggunaan maggot berupa maggot
sebagai pakan juga memiliki banyak
 Benih ikan toman dengan ukuran 8-
keunggulan yaitu keberadaannya bisa
ditemui hampir di seluruh dunia, bisa 12 cm
mereduksi sampah organik, bisa hidup  Maggot pres dan tidak pres kemudian
dalam toleransi pH yang cukup luas, tidak difermentasi
membawa atau menjadi agen penyakit, c. Fermentasi dilakukan selama 3 hari
masa hidup cukup lama (± 4 minggu), dan menggunakan ragi tempe sebagai
untuk mendapatkannya tidak memerlukan sumber jamur Rhizopus sp
teknologi tinggi (Prayogo, 2012). d. Pengamatan dilakukan selama 60 Hari
Proses fermentasi dilakukan dengan e. Pengambilan Sampel Pengambilan
penambahan mikroorganisme, yang dapat sampel dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
meningkatkan zat-zat makanan dan nilai awal, tengah dan akhir.
energi (Prescott & Dun, 1982). Laelasari &
Purwadaria (2004) menyebutkan Secara Rancangan Percobaan
umum semua produk akhir fermentasi
biasanya mengandung senyawa yang lebih Percobaan didesain dalam Rancangan
sederhana dan mudah dicerna daripada Acak Lengkap (RAL) Faktorial, terdiri dari
bahan asalnya. Fermentasi pada maggot ini 2 faktor yaitu faktor A (maggot) dan faktor
dapat dilakukan dengan menggunakan
B (dosis) dan masing-masing diulang 3
memanfaatkan aktivitas enzim lipolitik oleh
(tiga) kali, sehingga dihasilkan 18 unit
jamur Rhizopus. Jamur Rhizopus sp
merupakan jamur yang sering digunakan percobaan yaitu:
dalam pembuatan tempe yang dapat Faktor A (Maggot)
menurunkan kadar lemak dan serat kasar A1 = Penggunaan Maggot tidak dipres
suatu bahan (Soetrisno, 1996). A2 = Penggunaan Maggot pres
Berpijak dari beberapa studi dan Faktor B (Dosis)
penelitian tentang pakan benih ikan toman B1 = Penggunaan pakan maggot produk
bahwa secara alami ikan toman memakan fermentasi oleh Rhizopus sp
jenis ikan rucah, udang atau ketam dengan dosis 0 %
sedangkan kajian mengenai penggunaan B2 = Penggunaan pakan maggot produk
maggot 100% untuk pakan benih ikan fermentasi Rhizopus sp dengan
toman belum didapatkan informasi yang dosis 5 %
memadai sehingga riset mendalam tentang B3 = Penggunaan pakan maggot produk
hal ini sangat perlu dilakukan. fermentasi Rhizopus sp dengan
dosis 10 %
METODE PENELITIAN
Pengukuran Parameter
Penelitian ini dilaksanakan terdiri dari
persiapan selama 30 hari, pengamatan dan Parameter yang dianalisis yaitu
pelaksanaan penelitian selama 60 hari, kandungan nutrisi maggot dan benih ikan
penyusunan laporan, seminar, perbaikan toman yang dipelihara. Analisis proksimat
dan distribusi laporan. Penyediaan maggot di amati di Laboratorium Nutrisi dan
dilaksanakan di Desa Ulu benteng dan Makanan Ternak Fakultas Pertanian
pemeliharaan ikan toman dilaksanakan di Universitas Lambung Mangkurat sebanyak

105
EnviroScienteae Vol. 19 No. 2, Mei 2023

6 sampel sesuai perlakuan yaitu A1B1, penelitian akan dianalisis melalui uji
A1B2, A2B1, A2B2, A3B1 dan A3B3, kenormalan, kehomogenan dan sidik ragam
sedangkan parameter pengamatan untuk untuk selanjutnya dilakukan uji beda nilai
benih ikan toman yaitu pertumbuhan, tengah.
kelangsungan hidup (SR) dan efisiensi
pakan dianalisis menggunakan rumus HASIL DAN PEMBAHASAN
Effendi 2002, retensi lemak, retensi proein
serta parameter kualitas air Kandungan Nutrisi Maggot dan Ikan
Analisis Data Kandungan nutrisi maggot sesuai
perlakuan diamati dilaboratorium Fakultas
Data parameter yang diamati dalam Pertanian universitas Lambung Mangkurat
penelitian ini dianalisis secara deskriptif Banjarbaru. Hasil pengamatan kandungan
dan hasilnya disajikan dalam bentuk grafik, nutrisi maggot terdapat pada Tabel 1
dan tabel. Data yang diperoleh dari hasil berikut:

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Maggot


Kode Parameter Analisa
Sampel Kadar Air Kadar Abu Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Serat Kasar
A1B1 46,86 0,86 46,35 1,72 4,21
A1B2 45,20 0,74 48,01 1,89 4,16
A1B3 43,40 0,64 49,67 1,85 4,44
A2B1 43,68 1,64 45,77 2,60 6,31
A2B2 42,57 1,40 48,22 2,13 5,68
A2B3 38,11 1,49 52,46 2,16 5,78

Hasil pengamatan kandungan nutrisi Kandungan nutrisi maggot diamati


ikan toman awal dan akhir penelitian dari hasil uji proksimatnya menunjukkan
terdapat pada Tabel 2 berikut: adanya perbedaan antara A1B1 dan A2B1
yaitu maggot alami tanpa fermentasi
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Ikan Toman diberikan langsung segar setelah di panen
Awal dan Akhir Penelitian dengan perlakukan A1B2, A1B3, A2B2 dan
Parameter Analisa A2B2 dengan fermentasi dari 5% dan 10 %.
Kode Kandungan nutrisi berupa protein yang
Kadar Kadar
Sampel diberi fermentasi menggunakan ragi tempe
Protein Lemak
Sampel ternyata lebih tinggi dari pada maggot yang
49,16 1,25 tanpa fermentasi. Hal ini disebabkan karna
Awal
A1B1 52,80 2,44 sifat ragi tempe dengan fermentasi untuk
A1B2 52,53 2,53 meningkatkan kadar protein dan mudah
A1B3 51,95 2,38 dicerna untuk meningkatkan pertumbuhan
A2B1 52,41 1,86 suatu organisme.
A2B2 53,19 1,56 Penggunaan ragi tempe sebagai bahan
A2B3 51,80 1,68 fermentasi ini dilakukan karena ragi tempe
Keterangan: relatif murah dan mudah didapatkan
A1B1 : Maggot tidak dipres + 0% Rhizopus sp sehingga diharapkan tidak mempengaruhi
A1B2 : Maggot tidak dipres + 5% Rhizopus sp biaya produksi pakan dalam kegiatan
A1B3 : Maggot tidak dipres + 10% Rhizopus sp
budidaya. Ragi tempe selain murah dan
A2B1 : Maggot pres + 0% Rhizopus sp
A2B2 : Maggot pres + 5% Rhizopus sp mudah didapatkan juga dapat
A2B3 : Maggot pres + 10% Rhizopus sp meningkatkan efesiensi pakan untuk
pertumbuhan ikan.

106
Inovasi Maggot (Larva Black Soldier Fly) Fermentasi sebagai Pakan Benih Ikan Toman
(Channa micropeltes) (Rahmah, Noor A. F. dan Slamat)

Pertumbuhan terhadap pertumbuhan berat mutlak benih


ikan toman dimana Fhitung (0,57) < Ftabel
Pengukuran pertumbuhan berat 5% (3,89).
mutlak dan panjang mutlak di lakukan pada Peningkatan pertumbuhan berat
awal, tengah dan akir penelitian. Berikut mutlak benih ikan toman dengan diberi
adalah grafik rerata pertumbuhan berat pakan maggot pada penelitian ini
mutlak serta grafik rerata pertumbuhan mendapatkan hasil terbaik pada A2B2 yaitu
panjang mutlak terdapat pada Gambar 1 dan pakan yang difermentasi dengan dosis 5%.
Gambar 2: Pertumbuhan ikan biasanya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam
PERTUMBUHAN BERAT MUTLAK (Gram) dan faktor dari luar, faktor dari dalam
5,00
4,50
4,22 meliputi sifat keturunan, ketahanan
3,73
4,00 3,42 3,20 terhadap penyakit dan kemampuan dalam
3,50 2,68
3,00 2,41 memanfaatkan makanan, sedangkan faktor
2,50
2,00 dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan
1,50 biologi perairan (Hidayat et al, 2013).
1,00
0,50 Menurut Effendi (1997) pertumbuhan
0,00
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 merupakan perubahan ukuran ikan baik
PERLAKUAN dalam berat, panjang maupun volume
Gambar 1. Rerata Pertumbuhan Berat selama periode waktu tertentu yang
Mutlak disebabkan oleh perubahan jaringan akibat
pembelahan sel otot dan tulang yang
Pertumbuhan berat mutlak akan merupakan bagian terbesar dari tubuh ikan
dianalisis secara statistik menggunakan sehingga menyebabkan penambahan berat
analisis sidik ragam (ANOVA) untuk atau panjang ikan. Rerata pertumbuhan
menguji hipotesis penelitian. Analisis sidik panjang mutlak terdapat pada Gambar
ragam (ANOVA) harus memenuhi asumsi berikut:
yaitu data harus berdistribusi normal dan
varian data harus homogen. Uji normalitas
PERTUMBUHAN PANJANG MUTLAK
metode Liliefors terhadap data 3,00 (CM)
pertumbuhan berat mutlak menunjukan 2,50 2,20 2,06 1,97
bahwa data menyebar normal dimana Limax 2,00
1,93
1,63
(0.157) < Litable 5% (0.299) dan 1% (0.239). 1,50 1,08
Pada uji homogenitas Bartlett menunjukan
1,00
varian data homogen dimana X2 hitung
0,50
(2,055) < X2 tabel 5% (34,805) dan 1%
0,00
(28,869). A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) PERLAKUAN
menunjukan bahwa faktor A (maggot tidak Gambar 2. Rerata Pertumbuhan Panjang
dipres dan maggot pres) tidak berpengaruh Mutlak
nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak
benih ikan toman dimana Fhitung (3,43) < Rerata pertumbuhan Panjang mutlak
Ftabel 5% (4,75), faktor B (penggunaan benih ikan toman yang tertinggi adalah
pakan maggot produk fermentasi oleh perlakuan A1B1(2,20 cm) dan yang
Rhizopus sp dengan dosis 0 %, 5 %, 10 %) terendah adalah perlakuan A1B2 (1,08 cm).
juga tidak berpengaruh nyata terhadap Uji normalitas metode Liliefors terhadap
pertumbuhan berat mutlak benih ikan data pertumbuhan panjang mutlak
toman dimana Fhitung (1,01) < Ftabel 5% menunjukan bahwa data menyebar normal
(3,89). Interaksi faktor A dengan faktor B dimana Limax (0.103) < Litable 5% (0.299)
juga menunjukan tidak berpengaruh nyata dan 1% (0.239). Pada uji homogenitas

107
EnviroScienteae Vol. 19 No. 2, Mei 2023

Bartlett menunjukan varian data homogen dipres dan maggot pres) tidak berpengaruh
dimana X2 hitung (8,832) < X2 tabel 5% nyata terhadap kelangsungan hidup benih
(34,805) dan 1% (28,869). ikan toman dimana Fhitung (0,69) < Ftabel
Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) 5% (4,75), faktor B (penggunaan pakan
menunjukan bahwa faktor A (maggot tidak maggot produk fermentasi oleh Rhizopus sp
dipres dan maggot pres) tidak berpengaruh dengan dosis 0 %, 5 %, 10 %) juga tidak
nyata terhadap pertumbuhan panjang berpengaruh nyata terhadap Kelangusungan
mutlak benih ikan toman dimana Fhitung hidup benih ikan toman dimana Fhitung
(0,09) < Ftabel 5% (4,75), faktor B (0,69) < Ftabel 5% (3,89). Interaksi faktor
A dengan faktor B juga menunjukan tidak
(penggunaan pakan maggot produk
berpengaruh nyata terhadap kelangsungan
fermentasi oleh Rhizopus sp dengan dosis 0 hidup benih ikan toman dimana Fhitung
%, 5 %, 10 %) juga tidak berpengaruh nyata (3,00) < Ftabel 5% (3,89).
terhadap pertumbuhan panjang mutlak Tingkat kelangsungan hidup benih
benih ikan toman dimana Fhitung (1,76) < ikan toman pada penelitian kali ini
Ftabel 5% (3,89). Interaksi faktor A dengan menunjukan tingkat kelangsungan hidup
faktor B juga menunjukan tidak berkisar antara 70- 86,67 % hal ini
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan menunjukkan bahwa kualitas air selama
panjang mutlak benih ikan toman dimana penelitian masih layak untuk media
Fhitung (3,19) < Ftabel 5% (3,89). budidaya. Tingkat kelangsungan hidup ikan
rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-
Kelangsungan Hidup 86,0% (Gustav,1998). Selain itu, diduga
jumlah pakan yang selalu tersedia,
Pengkuran rerata kelangsungan hidup mengandung protein yang dibutuhkan oleh
ikan dilakukan pada awal, tengah dan akhir benih ikan toman dan tidak menurunkan
penelitian. Grafik hasil rerata kelangsungan kualitas air pada media pemeliharaan
hidup ikan terdapat pada Gambar 3 berikut: menjadi factor pendukung untuk
kelangsungan hidup benih ikan toman
selama penelitian. Effendie (1997)
KELANGSUNGAN HIDUP (%) menyatakan bahwa tingkat kelangsungan
110,00
100,00 86,67
hidup ikan dipengaruhi oleh faktor biotik
90,00 76,67 73,33 yaitu persaingan, parasit, umur, predator,
80,00 70,00 73,33 70,00
70,00 kepadatan dan penanganan manusia,
60,00 sedangkan faktor abiotik adalah sifat fisika
50,00
40,00 dan kimia dalam perairan. Selama
30,00
20,00
pemeliharaan tidak terlihat adanya serangan
10,00 penyakit pada tubuh ikan ataupun serangan
0,00
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 predator, melainkan adanya persaingan
PERLAKUAN makan dan kanibalisme.
Gambar 3. Rerata Kelangsungan Hidup
Ikan Efesiensi Pakan

Gambar 3. menunjukan grafik rerata Pengkuran rerata efesiensi pakan di


kelangsungan hidup ikan toman dimana lakukan pada awal, tengah dan akhir
yang tertinggi adalah perlakuan penelitian. Grafik hasil rerata efesiensi
A1B1(86,67 %) dan yang terendah adalah pakan terdapat pada Gambar 4 berikut:
perlakuan A1B2 dan A2B1 (70%). Pada uji
homogenitas Bartlett menunjukan varian
data homogen dimana X2 hitung (10,200) <
X2 tabel 5% (34,805) dan 1% (28,869).
Hasil analisis sidik ragam (ANOVA)
menunjukan bahwa faktor A (maggot tidak

108
Inovasi Maggot (Larva Black Soldier Fly) Fermentasi sebagai Pakan Benih Ikan Toman
(Channa micropeltes) (Rahmah, Noor A. F. dan Slamat)

EFISIENSI PAKAN (%) tujuan akhir dari proses budidaya. Nutrisi


45,00 yang baik, tentunya akan memacu
40,00 34,52
35,00 28,00 28,61 pertumbuhan yang baik pula. Hasil
30,00 23,69 25,06 penelitian dari 6 perlakuan pakan yang
25,00
22,35
20,00 paling efesien adalah perlakuan A2B2 yaitu
15,00
10,00 maggot pres dan difermentasi dengan dosis
5,00 5%. Hal ini disebabkan oleh maggot yang
0,00
A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 dipres dan difermantasi mengalami
PERLAKUAN kenaikkan kandungan nutrisi yaitu protein
Gambar 4. Rerata Efesiensi Pakan duga protein pada pakan ikan dimanfaatkan
untuk pertumbuhan bukan untuk diubah
Gambar 4 menunjukan grafik menjadi energi atau disimpan sebagai
efesiensi pakan ikan toman dimana yang lemak tubuh ( NRC, 2011).
tertinggi adalah perlakuan A2B2 (34,52)
dan yang terendah adalah perlakuan A2B1 Retensi protein dan Retensi Lemak
(22,3). Uji normalitas metode Liliefors
terhadap data pertumbuhan panjang harian Grafik hasil pengukuran retensi
menunjukan bahwa data menyebar normal protein terdapat pada Gambar 5 berikut:
dimana Limax (0,162) < Litable 5% (0.299)
dan 1% (0.239). Pada uji homogenitas
Retensi Protein (%)
Bartlett menunjukan varian data homogen
dimana X2 hitung (5,280) < X2 tabel 5% 40,00

(34,805) dan 1% (28,869). Hasil analisis 30,00


sidik ragam (ANOVA) menunjukan bahwa 27,91 30,37
20,00
24,11
faktor A (maggot tidak dipres dan maggot 21,27 23,52
18,35
pres) tidak berpengaruh nyata terhadap 10,00

kelangsungan hidup benih ikan toman 0,00


dimana Fhitung (0,90) < Ftabel 5% (4,75), A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3
faktor B (penggunaan pakan maggot produk Gambar 5. Retensi Protein
fermentasi oleh Rhizopus sp dengan dosis 0
%, 5 %, 10 %) juga tidak berpengaruh nyata
Grafik hasil pengukuran retensi
terhadap pertumbuhan panjang mutlak
lemak terdapat pada Gambar 6 berikut:
benih ikan toman dimana Fhitung (2,40) <
Ftabel 5% (3,89). Interaksi faktor A dengan
faktor B juga menunjukan tidak Retensi Lemak
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan 80,00
panjang mutlak benih ikan toman dimana 70,00
Fhitung (0,56) < Ftabel 5% (3,89). 60,00 69,19 67,72
50,00 61,08
Nilai efisiensi pakan diperoleh dari
40,00
hasil perbandingan antara pertambahan 30,00
berat tubuh benih ikan toman dengan 20,00
jumlah pakan yang dikonsumsi oleh benih 23,46
10,00 14,55 19,91
ikan toman selama masa pemeliharaan. 0,00
Semakin besar nilai efisiensi pakan, berarti A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3

semakin efisien benih ikan toman Gambar 6. Retensi Lemak


memanfaatkan pakan yang dikonsumsi
untuk pertumbuhannya Menurut Rohmah Pakan ikan memerlukan nutrien
(2016) bahwa kandungan nutrisi yang berupa protein, lemak, karbohidrat,
terdapat dalam pakan sangat berpengaruh vitamin, dan mineral yang kebutuhannya
terhadap hasil panen, yang merupakan berbeda sesuai dengan umur dan jenis ikan

109
EnviroScienteae Vol. 19 No. 2, Mei 2023

(Suwirya et al., 2001). Protein merupakan kandungan energi pakan dan kualitas
sumber energi selain karbohidrat bagi protein ( NRC, 2011).
kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Lemak merupakan faktor yang
Protein pada benih ikan toman diamati penting seperti kebutuhan protein diatas
menggunakan analisa proksimat yang untuk mengoptimalkan pertumbuhan ikan,
dilakukan di laboratorium. maka pada pakan perlu ditambahkan lemak
Retensi protein merupakan sebagai pengganti sumber energi yang
banyaknya protein yang disimpan pada disumbangkan oleh protein, sehingga
tubuh ikan dan dimanfaatkan untuk protein dapat dimanfaatkan secara optimal
membangun jaringan tubuh yang baru, untuk pertumbuhan. Kebutuhan lemak bagi
memperbaiki sel–sel yang rusak oleh ikan ikan berbeda-beda dan sangat tergantung
dan dimanfaatkan dalam proses dari stadia ikan, jenis ikan dan lingkungan.
metabolisme sehari-hari. Retensi protein Pada penelitian kali ini sangat Nampak
adalah perbandingan antara jumlah protein terlihat bahwa hasil tertinggi protein adalah
yang tersimpan dalam bentuk jaringan A2B2 dan lemak terendah terdapat pada
ditubuh ikan dengan jumlah konsumsi A2B2 diduga protein pada pakan ikan
protein yang terdapat dalam pakan dimanfaatkan untuk pertumbuhan bukan
(Barrows dan Hardy, 2001). Oleh sebab itu untuk diubah menjadi energi atau disimpan
protein pada pakan ikan harus dimanfaatkan sebagai lemak tubuh ( NRC, 2011).
untuk pertumbuhan bukan untuk diubah
menjadi energi atau disimpan sebagai Kualitas Air
lemak tubuh dan faktor-faktor yang
memengaruhi protein yang disimpan dari Pengukuran parameter kualitas air
protein yang dikonsumsi di antaranya diamati untuk data pendukung penelitian.
ukuran ikan, suhu air, tingkat pemberian Hasil pengukuran kualitas air terdapat pada
pakan, jumlah dan kualiatas pakan alami, Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air


Sampling Literatur
No Parameter Satuan
I II III
4-9
1 pH - 7 8 7
(Mukhflikhah et al., 2008)
2,18-6,55
2 DO mg/L 5 5 5
(Akrimi & Gatot, 2002)
o 25-32
3 Suhu C 28 28 29
(Irianto, 2005)
Amonia < 1 mg/L
4 mg/L 0,25 0,25 0,25
(NH3) (Nurajimah, 1999)

Nilai pH pada penelitian kali ini (1973) menyatakan bahwa kandungan


hampir sama disetiap kali ulangan yaitu oksigen terlarut 2 mg/L dalam perairan
berkisar antara 7-8 karena pH air sungai sudah cukup untuk mendukung kehidupan
barito tergolong tidak berubah berubah dan biota akuatik, asalkan perairan tersebut
dilakukan hanya dilakukan pada satu titik tidak mengandung bahan-bahan yang
kolam karena semua hapa penelitian bersifat racun sehingga menyebabkan tidak
diletakkan dalam satu kolam besar yang seimbangnya kualitas air di perairan. DO
airnya mengalir. yang tidak seimbang akan menyebabkan
Hasil analisa DO di Kolam ikan stres dan berpengaruh terhadap tingkat
pengamatan adalah 5ml/L menurut Pescod nafsu makan ikan (Siegers et al., 2019).

110
Inovasi Maggot (Larva Black Soldier Fly) Fermentasi sebagai Pakan Benih Ikan Toman
(Channa micropeltes) (Rahmah, Noor A. F. dan Slamat)

Rendahnya DO dalam air berdampak pada http://dx.doi.org/10.31258/terubuk.


proses pernafasan ikan, bahkan dapat 45.3.67-75
mengakibatkan kematian kekurangan
oksigen (Dahril et al., 2017). Djissou ASM, Adjahouinou DC, Koshio S,
Suhu pada penelitian kali ini diukur Fiogbe ED. 2016.Complete
menggunakan thermometer kaca yang replacement of fish meal by other
dicelupkan ke dalam perairan air kolam dan animal protein sources on growth
mendapatkan hasil berkisar antara 27-29 OC performance of Clarias gariepinus
sehingga masih dikategorikan suhu yang fingerlings. Int Aquat Res 8:333–341
normal untuk kehidupa biota air termasuk Ediwarman., Hernawati, R., Adrianto, W.,
benih ikan toman. Suhu yang cocok untuk dan Yonn Moreau. 2008.
budidaya ikan toman atau ikan jenis Penggunaan maggot sebagai
Channidae setelah memijah selama 60 hari substitusi ikan rucah dalam budidaya
hingga mencapai ukuran 8-12 cm ikan Toman (Channamicropeltes
menghasilkan pertumbuhan yang baik CV.). Diakses dari
dengan kisaran suhu 27,8-32,5 OC, http://www.rcaprpb.com/userfiles/fil
sedangkan pada tahap pembesaran, ikan ini e/jurnal%202008/Penggunaan %20
mampu hidup dan tumbuh dengan baik Maggot.pdf; pada tanggal 20
dengan kisaran suhu 26,8-32,1 ˚C (KKP, Desember 2020
2014).
Kadar amonia pada penelitian kali ini Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan.
diukur menggunakan test NH3 tetes Yogyakarta: Yayasan Pustaka
dihasilkan konsentrasi yaitu 0.25 sehingga Nusatama, 92 hlm.
dapat dilakukan untuk kegiatan budidaya Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan.
ikan termasuk benih ikan toman. Amonia Yayasan Pustaka Nusatama,
akan akan aman bagi ikan apabila berada Yogyakarta.
dibawah kisaran 1 m/L (Nurajimah, 1999).
Ellis, S, S., G. Viala, and W.O. Watanabe.
KESIMPULAN 1996. Growth and feed utilization of
hatchery-reared juvenil of nassau
Fermentasi maggot dengan grouper fed four practical diets. Prog.
kandungan gizi protein yang tertinggi Fish. Cult., 58:167- 172.
terdapat pada A2B3 (Maggot pres +10%
Gustav, F. 1998. Pengaruh Tingkat
Rhizopus sp) dan Pertumbuhan serta
Kepadatan Terhadap Kelangsungan
efesiensi pakan terbaik pada perakuan
Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
A2B2 (Maggot pres +5% Rhizopus sp).
kakap Putih (Lates calcalifer, Bloch)
Dalam Sistem resirkulasi. Skripsi,
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
perikanan IPB. Bogor
Akrimi & Gatot S., 2002. Teknik
Pengamatan Kualitas Air Dan Hidayat, et al., 2013. Kelangsungan Hidup,
Plankton Di Reservat Danau Arang- Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan
Arang.Buletin teknik Ikan Gabus (Channa Striata) Yang
pertanian.Jambi. Diberi Pakan Berbahan Baku
Tepung Keong Mas (Pomacea Sp).
Dahril, I., Tang, U. M., & Putra, I. (2017).
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia,
Pengaruh Salinitas Berbeda
1(2):161-172 (2013) 4b
terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Benih Ikan Nila Irianto. 2005. Jenis Trichodina sp. Parasit
Merah (Oreochromis sp.). Berkala Ikan Mas (Cyprinus carpio) di
Perikanan Terubuk, 45(3), 67-75. Ngrajek Jawa Tengah. On line at
111
EnviroScienteae Vol. 19 No. 2, Mei 2023

http://badandiklat.jatengprov.go.id/in Budidaya Air Tawar Tatelu


dex.php. [diakses 20 Oktober 2019] (BPBAT), Propinsi Sulawesi
Utara. E-Jurnal Budidaya Perairan.
Kabangnga, N., N.N. Palinggi, A. Laining, Vol. 5 No.3: 18 – 22.
dan D.S. Pongsapan. 2004. Pengaruh NRC. 2011. Nutrient Requirements of
sumber lemak pakan yang berbeda Warmwater Fishes and
terhadap pertumbuhan, retensi, serta Shellfishes. National Academy of.
koefisien kecernaan nutrien pakan Sciences, Washington, D.C., 102
pada ikan kerapu bebek, Cromileptes pp.
altivelis. J. Penelitian Perikanan
Indonesia, 10(5):71-79. Nurajimah, 1999. Pemeliharaan Burayak
Ikan Gabus (Channa striata)
KKP, 2014. Naskah Akademik Ikan Gabus Dengan Pemberian Pakan Yang
Haruan (Channa Striata Bloch Berbeda di Dalam Hapa.
1793) Hasil Domestikasi. Balai Universitas Lambung Mangkurat.
Perikanan Budidaya Air Tawar Banjarbaru: 35
Mandiangin
Pescod. 1973. Quality of Water Table. New
Kordi, K. M. G. H. dan Tancung A. B. York
2005.Pengelolaan Kualitas air.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Prayogo Y. 2012. Bio-lec: Biopestisida
208 Hal. untuk pengendalian hama dan
penyakit utama kedelai.
Laelasari & Purwadaria, T. Disampaikan pada Seminar
2004.Pengkajian nilai gizi hasil Internal Balitkabi, 7 Mei 2012
fermentasi mutan aspergillus niger
pada subtrat bungkil kelapa dan Prescott, S.C., dan Dune, C.G., 1982.
bungkil inti sawit. Biodiversitas, Industrial Microbiology.New
5(2): 48-51. York.McGraw-Hill.
Laining, A., N. Kabangnga, dan Usman. Rahmansyah, P.R., P. Masak, A. Laining,
2003. Pengaruh protein pakan dan A. G. Mangawe. 2001.
yang berbeda terhadap koefisien Kebutuhan protein pakan bagi
kecernaan nutrien serta pembesaran ikan kerapu bebek,
performansi biologis kerapu Cromileptes altivelis. J. Penelitian
macan, Ephinephelus Perikanan Indonesia, 7(4):40-45.
fuscoguttatus dalam keramba
jaring apung. J. Penelitian Siegers, W. H., Prayitno, Y., & Sari, A.
Perikanan Indonesia, 9(2):29-34. (2019). Pengaruh Kualitas Air
Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
Marzuqi, M., dan D.N Anjusary. 2013. Nirwana (Oreochromis sp.) pada
Kecernaan Nutrien Pakan dengan Tambak Payau. The Journal of
Kadar Protein dan Lemak Fisheries Development, 3(2), 95-
Berbeda Pada Juvenil Ikan 104.
Kerapu Pasir (Epinephelus
corallicola). Jurnal Ilmu dan Soetrisno, N.S. 1996. Bunga Rampai Tempe
Teknologi Kelautan Tropis, 5(2): Indonesia. Yayasan Tempe
311-324. Indonesia. Jakarta
Suwirya, K., N.A. Giri, dan M. Marzuqi.
Ngatung JEE., Pangkey H, Mokolensang 2001. Pengaruh n-3 HUFA
JF. 2017. Budi daya cacing sutra terhadap pertumbuhan dan
(Tubifex sp.) dengan sistim air efisiensi pakan yuwana ikan
mengalir di Balai Perikanan kerapu bebek Cromileptes
112
Inovasi Maggot (Larva Black Soldier Fly) Fermentasi sebagai Pakan Benih Ikan Toman
(Channa micropeltes) (Rahmah, Noor A. F. dan Slamat)

altivelis. J. Penelitian Perikanan


Indonesia, 5:38-46.

113

You might also like