You are on page 1of 13

STUDI PEMANFAATAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN REBUNG

(Dendrocalamus asper) DALAM PEMBUATAN SOSIS

STUDY UTILIZATION OF DUMBO CATFISH (Clarias gariepinus) AND BAMBOO


SHOOTS (Dendrocalamus asper) IN MAKING SAUSAGE

Siswanti1, Netti Herawati2 dan Rahmayuni2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Indonesia
Siswanti_unri@yahoo.com

ABSTRACT

The sausage is processed products that is very popular among the community. Type of sausages
in the market are beef sausage and chicken sausage. Sausages that can be also made from catfish
which has good nutritional value as well as a new product which is appreciated by the public.
The purposes of the study was to obtain the best sausage formulations of dumbo catfish and
bamboo shoot using the SNI quality standards. The research was conducted experimentally using
completely randomized design (CRD) with five treatments and four repetitions, followed by
DNMRT test at 5% level. The treatment in this study were LDR1 (ratio catfish 95and bamboo
shoots 5) LDR2 (ratio catfish 90 and bamboo shoots 10) LDR3 (ratio catfish 85 and bamboo
shoots 15) LDR4 (ratio catfish 80 and bamboo shoots 20) and LDR5 (ratio catfish 75 and
bamboo shoots 25). Parameters observed were the moisture, ash, fat, protein, carbohydrates,
crude fiber contants and sensory evaluation. Results of the analysis of variance showed the
addition of catfish and bamboo shoot significanly affected all parameters. The results of the
study found that the best treatment was LDR4 with a value of 62,68% moisture content, 1,65%
ash, 4,15% fat, 13,48% protein, 18,04% carbohydrates and fiber content 2,49% and an overall
assessment of sensory preferred by panellists.

Keywords : sausage, catfish, bamboo shoots.

PENDAHULUAN pangan nabati dan hewani secara seimbang.


Usaha untuk melakukan penganekaragaman
Pangan dan gizi merupakan salah satu atau diversifikasi pangan lokal sangat layak
komponen yang sangat penting dalam untuk dipertimbangkan dalam menunjang
pembangunan. Komponen tersebut program diversifikasi pangan. Pemerintah
memberikan kontribusi dalam mewujudkan menyadari pentingnya diversifikasi pangan,
sumberdaya manusia yang berkualitas karena program tersebut dapat
sehingga mampu berperan optimal dalam meningkatkan kebutuhan gizi makanan yang
pemenuhan kebutuhan gizi manusia. dikonsumsi sehingga masalah gizi dapat
Kebutuhan gizi manusia dapat terpenuhi diatasi. Masalah gizi di Indonesia sendiri
ketika manusia mengkonsumsi bahan saat ini didominasi oleh masalah kekurangan

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 1

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


energi protein. serat. Padahal serat sangat dibutuhkan dalam
Protein terdapat pada pangan nabati tubuh untuk kesehatan pencernaan dan
ataupun hewani. Protein pada bahan pangan pencegahan penyakit.
hewani lebih tinggi dibandingkan dengan Rebung merupakan sayuran yang kaya
bahan pangan nabati. Sumber protein akan serat. Kandungan serat pangan pada
hewani diantaranya adalah ikan, susu, telur, rebung cukup tinggi yaitu sekitar 2,56%,
daging, unggas dan kerang (Sulistyoningsih, lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis
2011). Bahan makanan yang bersumber dari sayuran tropis lainnya, seperti kecambah
hewani kaya akan protein bermutu tinggi, kedelai 1,27%, ketimun 0,61% dan sawi
tetapi konsumsi protein rata-rata penduduk 1,01% (Andoko, 2003). Oleh sebab itu
Indonesia relatif rendah yaitu 18,4% rebung cukup baik untuk dimanfaatkan
(Almatsier, 2002). Ikan merupakan bahan menjadi jenis bahan makanan olahan
makanan penting sebagai sumber zat gizi lainnya, sehingga rebung sangat berpotensi
terutama sebagai sumber protein. Salah satu untuk digunakan dalam pembuatan sosis
jenis ikan yang memiliki kandungan protein kaya serat. Sinaga (2014) telah melakukan
cukup tinggi adalah ikan lele dumbo. penelitian pembuatan bakso ikan ekor
Kandungan protein pada ikan lele dumbo kuning dengan penambahan rebung. Hasil
yaitu sekitar 18,7 g per 100 g (Astawan, penelitian menunjukan penambahan rebung
2008). Provinsi Riau merupakan salah satu berpengaruh nyata terhadap kadar serat
sentra yang memiliki produksi perikanan bakso dengan penambahan rebung 25%,
sebesar 50.607,8 ton per tahun. Produksi 20%, 15%, 10% dan 5%. Penggunaan ikan
ikan lele sebesar 10.721 ton per tahun yang lele dumbo dan rebung dalam pembuatan
terpusat di kabupaten Kampar yang memang sosis disamping untuk memenuhi asupan
dikenal sebagai sentra budidaya ikan air gizi terutama protein dan serat juga untuk
tawar dan penghasil ikan hasil budidaya penganekaragaman pangan serta
nomor satu di provinsi Riau (BPS, 2013). memberikan bentuk lain dari olahan lele dan
Pengolahan produk pangan ikan lele rebung yang selama ini kurang menarik
dumbo ini masih terbatas khususnya di Riau masyarakat terutama konsumen dalam
yang diolah menjadi ikan salai. Ikan lele penyajiannya, terutama bagi anak-anak yang
dumbo memiliki kelemahan yaitu bentuknya sangat membutuhkan asupan makanan yang
yang kurang disukai oleh sebagian bergizi dalam masa pertumbuhan.
masyarakat. Maka perlu dilakukan Berdasarkan latar belakang inilah
diversifikasi pangan sebagai upaya untuk dilaksanakan penelitian dengan judul “
meningkatkan konsumsi ikan lele dumbo Studi Pemanfaatan Ikan Lele Dumbo
dimasyarakat. Salah satunya yaitu (Clarias gariepinus) dan Rebung
mengelolah ikan lele dumbo menjadi sosis. (Dendrocalamus asper) dalam Pembuatan
Sosis merupakan produk olahan yang Sosis”.
cukup populer dikalangan masyarakat. Sosis
yang biasanya ada di pasaran adalah sosis Tujuan Penelitian
sapi dan sosis ayam sehingga tidak menutup Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
kemungkinan sosis dapat dibuat dari ikan formulasi terbaik dari pemanfaatan ikan lele
lele dumbo yang memiliki nilai gizi yang dumbo dan rebung dalam pembuatan sosis.
baik serta menjadi produk baru yang disukai Hasil penelitian diharapkan dapat
masyarakat. Sosis ikan lele dumbo memiliki menambah keanekaragaman pangan sosis
kelemahan yaitu tidak memiliki kandungan dan memberikan produk makanan yang
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


sehat kepada masyarakat. dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20
unit percobaan. Perlakuan dikembangkan
berdasarkan penelitian pendahuluan yang
BAHAN DAN METODE telah dilakukan pada tanggal 18 Januari
Tempat dan Waktu 2016. Penetapan formulasi dengan
Penelitian telah dilaksanakan di perbandingan rasio ikan lele dumbo dan
Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan rebung sebagai berikut:
Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian LDR1 = Ikan lele dumbo : rebung (95:5)
Fakultas Pertanian serta Laboratorium LDR2 = Ikan lele dumbo : rebung (90:10)
Terpadu Fakultas Perikanan Universitas LDR3 = Ikan lele dumbo : rebung (85:15)
Riau Pekanbaru. Penelitian telah LDR4 = Ikan lele dumbo : rebung (80:20)
dilaksanakan pada bulan Juli–Desember LDR5 = Ikan lele dumbo : rebung (75:25)
2016.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam Pelaksanaan Penelitian
pembuatan sosis adalah ikan lele dumbo Persiapan Rebung
(Clarias gariepinus) yang berumur 3 bulan
dengan ukuran 25 cm yang diambil dari Sebelum diolah menjadi sosis, rebung perlu
pembudidaya ikan lele dumbo di jalan disiapkan terlebih dahulu. Rebung yang
Taman Karya Panam Pekanbaru, rebung digunakan dalam penelitian ini adalah
diperoleh dari pasar Panam Pekanbaru, rebung yang diperoleh dari bambu betung
CMC (Carboxy Methil Celulose), pati sagu, (Dendrocalamus asper). Persiapan rebung
minyak goreng, isolat protein kedelai, air es, mengacu pada Putra (2009). Rebung
garam, bawang putih, lada, pala dan gula. dibersihkan, kemudian direndam air selama
Bahan yang digunakan untuk analisis 12 jam. Saat perendaman asam sianida ke
meliputi akuades, K2SO4 10%, HgO, luar dalam air perendaman dan ketika air
H2SO4, NaOH-Na2S2O3, H3BO3, alkohol 96 perendam dibuang (ditiriskan) maka asam
% dan HCl. sianida ikut terbuang.
Alat-alat yang digunakan dalam Persiapan Ikan lele dumbo
pembuatan sosis diantaranya pisau, panci, Persiapan ikan lele dumbo pada penelitian
baskom, chopper, blender, kompor, ini mengacu pada Koapaha dkk.(2011) dan
saringan, talenan, sendok, nampan, kukusan, Poernomo dkk. (2004). Ikan lele dumbo
tisu dan selonsong (casing) sosis yang segar dimatikan dengan cara memukul
terbuat dari usus sapi. Alat yang digunakan bagian kepala ikan, disiangi, dibuang isi
dalam analisis sosis diantaranya timbangan perut, kepala, kulit, tulang, duri dan sirip.
analitik, cawan porselin, spatula, oven, Diambil dagingnya dengan cara disayat dari
tanur, desikator, erlenmeyer, gelas ukur, bagian kepala hingga ekor. Kemudiansisa-
gelas kimia, Soxlet, labu kjeldhal, corong, sisa duri yang masih melekat pada fillet
batang pengaduk, kertas saring, pendingin dibersihkan dengan cara menarik dengan
tegak, botol semprot, penangas air, nampan, menggunakan pinset. Fillet dicuci dengan air
booth, piring dan kertas label. mengalir untuk penucian pertama dan
Metode Penelitian pencucian kedua dengan menambahkan
Penelitian dilaksanakan secara jeruk nipis 15% dari volume air pencuci.
eksperimen dengan menggunakan rancangan Penambahan jeruk nipis dilakukan untuk
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan menghilangkan bau amis pada ikan. Setelah
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 3

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


proses pencucian selesai fillet ditekan selama 35 menit. Tujuannya agar sosis
dengan kain bersih menggunakan tangan tersebut lebih masak dan keadaan casing
dengan tujuan mengurangi kadar air. Fillet tetap utuh atau tidak pecah, setelah sosis
yang telah bersih digiling dengan diangkat sosis disimpan pada suhu rendah
menggunakan chopper dan ditambahkan es selama 20 menit.
batu 13% dari berat adonan agar tidak
terjadi denaturasi protein. Penggilingan Analisis Data
dilakukan selama ± 3 menit hingga daging Model rancangan percobaan yang
benar-benar lumat. digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap :
Pembuatan Sosis Model Matematis Rancangan Acak
Proses pembuatan sosis mengacu Lengkap yaitu :
pada penelitian Dewi (2002) dan Mahendra Yij = μ + τi + ij
(2000). Rebung dan ikan lele dumbo yang
telah dihaluskan, ditimbang masing-masing Keterangan :
sesuai perlakuan. Langkah awal pembuatan Yij : Nilai Pengamatan perlakuan ke-
sosis dengan cara ikan lele dumbo digiling 1 dan ulnagn ke-j
dengan penambahan es batu agar tidak μ: Rataan nilai dari seluruh
terjadi denaturasi protein yang berfungsi perlakuan
sebagai emulsifier. Penggilingan dilakukan τi : Pengaruh perlakuan ke-i
selama ± 2-3 menit hingga adonan benar- ij : Pengaruh galad perlakuan ke-i
benar lumat. Selanjutnya dilakukan dan ulangan ke-j
homogenisasi rebung halus sesuai
perlakuan, pati sagu, garam, minyak sayur, Analisis dilakukan secara statistik
isolat protein kedelai, gula dan bumbu- dengan menggunakan Anlisysis of variance
bumbu. Setelah bahan pengisi homogen, (ANOVA). Jika F hitung lebih besar atau
campurkan bahan pengisi kedalam daging sama dengan F tabel analisis dilanjutkan
yang telah digiling, aduk adonan dengan menggunakan uji DMNRT pada taraf 5 %.
menggunakan chopper selama ±10 menit.
Setelah adonan homogen, adonan HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukan kedalam selongsong (casing) Hasil sidik ragam kadar air, kadar
secara manualdan diikat kedua ujungnya. abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
Sosis kemudian dikukus pada suhu 80-90oC karbohidrat dan kadar serat.

Tabel 1. Data analisis kimia sosis


Perlakuan
Hasil Analisis LDR1 LDR2 LDR3 LDR4 LDR5
Kadar Air 61,25a 61,86 b
62,15c 62,68d 63,01e
Kadar Abu 1,80e 1,76d 1,71c 1,65b 1,59a
Kadar Lemak 4,24d 4,20c 4,17bc 4,15b 4,11a
Kadar Protein 15,54e 14,75d 14,05c 13,48b 13,09a
Kadar Karbohidrat 17,17a 17,43a 17,92b 18,04b 18,21b
Kadar Serat 1,57a 1,87 b
2,18c 2,49d 2,77e
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 4

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


Kadar Air Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perbedaan rasio ikan lele dumbo dan
Hasil sidik ragam menunjukkan rebung berpengaruh nyata terhadap kadar
bahwa perbedaan rasio ikan lele dumbo dan abu sosis yang dihasilkan. Kadar air
rebung berpengaruh nyata terhadap kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan LDR1
sosis yang dihasilkan. Kadar air tertinggi (rasio ikan lele dumbo dan rebung 95 : 5)
terdapat pada perlakuan LDR5 (rasio ikan yaitu 1,80%, sedangkan kadar air terendah
lele dumbo dan rebung 75 : 25) yaitu terdapat pada perlakuan LDR5 (rasio ikan
63,01%, sedangkan kadar air terendah lele dumbo dan rebung 75 : 25) yaitu sebesar
terdapat pada perlakuan LDR1 (rasio ikan 1,59%.
lele dumbo dan rebung 95 : 5) yaitu sebesar Berdasarkan hasil analisis semakin
61,25%. banyak penambahan ikan lele dumbo dan
Data Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin sedikit penambahan rebung yang
kadar air sosis semakin tinggi seiring dengan digunakan dalam pembuatan sosis, semakin
meningkatnya rasio penembahan rebung dan tinggi kadar abu sosis yang dihasilkan. Hal
semakin sedikit penambahan ikan lele ini disebabkan karena kadar abu ikan lele
dumbo yang digunakan dalam pembuatan dumbo lebih tinggi dibandingkan dengan
sosis. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kadar abu rebung yaitu kadar abu ikan lele
kadar air antara ikan lele dumbo dan rebung dumbo sebesar 2,50% dan rebung sebesar
yang digunakan sebagai bahan utama dalam 0,50% (Mahmud dkk., 2008). Kadar abu erat
pembuatan sosis. Menurut Astawan (2008) hubungannya dengan kandungan mineral
kadar air ikan lele dumbo sebesar 76%, suatu bahan. Tingginya kadar abu pada
sedangkan kadar air rebung 85,63% suatu bahan pangan yang dihasilkan
(Mahmud dkk., 2008). menunjukkan tingginya kandungan mineral
Peningkatan kadar air pada sosis juga bahan tersebut (Sudarmadji dkk., 1997).
dipengaruhi oleh kandungan serat kasar Rebung mengandung mineral dalam jumlah
yang dimiliki rebung. Kadar serat kasar pada yang cukup baik dimanfaatkan oleh tubuh
rebung sebesar 9,10g per 100g (Andoko, diantaranya kalium 533 mg, kalsium 28 mg
2003) sedangkan ikan lele dumbo tidak dan fosfor 50 mg per 100 g (Andoko,2003),
mengandung serat kasar. Sehingga semakin sedangkan ikan lele dumbo mengandung
tinggi penambahan rebung maka semakin mineral berupa kalsium 20 mg, fosfor 200
tinggi kadar air. Hal ini disebabkan serat mg dan besi 1 mg per 100g (Diah, 2011).
mempunyai kemampuan menyerap air Rata-rata kadar abu sosis berkisar antara
dengan cepat dan dalam jumlah banyak. 1,80-1,59% setiap perlakuan sudah
Menurut Maulida dan Estiasih (2014) memenuhi standar mutu sosis (SNI 01-3820-
menyatakan bahwa karbohidrat tersusun dari 1995) yaitu maksimal 3%.
senyawa sederhana seperti monosakarida,
disakarida dan karbohidrat kompleks seperti Kadar Lemak
polisakarida dan serat. Semakin tinggi serat Hasil sidik ragam menunjukkan
yang terkandung di dalam bahan maka bahwa perbedaan rasio ikan lele dumbo dan
semakin tinggi pula kadar air yang rebung berpengaruh nyata terhadap kadar
dihasilkan. lemak sosis yang dihasilkan. Kadar air
tertinggi terdapat pada perlakuan LDR5
Kadar Abu (rasio ikan lele dumbo dan rebung 75 : 25)
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 5

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


yaitu 4,24%, sedangkan kadar air terendah pada sosis yang dihasilkan dipengaruhi oleh
terdapat pada perlakuan LDR1 (rasio ikan bahan dasarnya. Ikan lele dumbo memiliki
lele dumbo dan rebung 95 : 5) yaitu sebesar kandungan protein sebesar 18,70%,
4,11%. sedangkan rebung sebesar 0,80% (Mahmud
Berdasarkan hasil analisis bahwa dkk., 2008). Sudarmadji dkk. (1997)
terdapat kecenderungan semakin tinggi menambahkan suatu mutu protein dinilai
penambahan ikan lele dumbo semakin tinggi dari perbandingan asam-asam amino yang
kadar lemak sosis. Hal ini disebabkan kadar terkandung dalam protein tersebut. Protein
lemak ikan lele dumbo lebih tinggi yang memiliki asam-asam amino esensial
dibandingkan dengan kadar lemak rebung yang menyamai kebutuhan tubuh manusia
yaitu 1,10% dan 0,10% (Mahmud dkk., memiliki mutu yang tinggi.
2008). Lemak yang terdapat pada sosis tidak
hanya berasal dari ikan lele dumbo dan Kadar Karbohidrat
rebung yang digunakan, kandungan lemak Hasil sidik ragam menunjukkan
dalam sosis juga diperoleh dari penambahan bahwa perbedaan rasio ikan lele dumbo dan
minyak goreng yang berasal dari kelapa rebung berpengaruh nyata terhadap kadar
sawit. Kandungan lemak pada ikan lele karbohidrat sosis yang dihasilkan. Kadar air
dumbo dominan terdiri dari asam lemak tertinggi terdapat pada perlakuan LDR5
tidak jenuh yang membuat ikan air tawar (rasio ikan lele dumbo dan rebung 75 : 25)
tersebut baik untuk menekan kolesterol yaitu 18,21%, sedangkan kadar air terendah
(Suryaningrum, 2010). Rata-rata kadar terdapat pada perlakuan LDR1 (rasio ikan
lemak sosis yang dihasilkan berkisar antara lele dumbo dan rebung 95 : 5) yaitu sebesar
4,24-4,11% dan sudah memenuhi Standar 17,17%.
Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995) Kadar karbohidrat semakin tinggi
yaitu maksimal 25%. seiring dengan tingginya penambahan
rebung yang digunakan dalam pembuatan
Kadar Protein sosis. Kadar karbohirat sosis masing-masing
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa berkisar antara 17,17-18,21%. Kadar
perbedaan rasio ikan lele dumbo dan rebung karbohidrat pada setiap perlakuan melebihi
berpengaruh nyata terhadap kadar protein standar mutu sosis (SNI 01-3820-1995)
sosis yang dihasilkan. Kadar air tertinggi yaitu maksimal 8%. Hal ini disebabkan
terdapat pada perlakuan LDR1 (rasio ikan kandungan karbohidrat yang terdapat pada
lele dumbo dan rebung 95 : 5) yaitu 15,54%, rebung yang mempengaruhi kadar
sedangkan kadar air terendah terdapat pada karbohidrat sosis yang dihasilkan yaitu
perlakuan LDR5 (rasio ikan lele dumbo dan 5,30% (Mahmud dkk., 2008). Karbohidrat
rebung 75 : 25) yaitu sebesar 13,09%. yang terdapat pada rebung berupa disakarida
Berdasarkan analisis semakin banyak dan polisakarida. Penggunaan bahan pengisi
penambahan ikan lele dumbo dan semakin sebesar 15% dari berat daging juga
sedikit penambahan rebung yang digunakan mempengaruhi kandungan kadar karbohidrat
dalam pembuatan sosis, semakin tinggi kadar, karena pada umumnya proses
kadar protein yang dihasilkan. Rata-rata pembuatan sosis menggunakan bahan
kadar protein sosis berkisar antara 15,54- pengisi sebanyak 10% dari berat daging.
13,09%, sudah memenuhi standar mutu
sosis (SNI 01-3820-1995) untuk sosis yaitu Kadar Serat
minimal 13%. Perbedaan kandungan protein Hasil sidik ragam menunjukkan
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 6

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


bahwa perbedaan rasio ikan lele dumbo dan kasar sosis yang dihasilkan berkisar antara
rebung berpengaruh nyata terhadap kadar 1,57-2,77%. Berdasarkan standar mutu sosis
serat sosis yang dihasilkan. Kadar air (SNI 01-3820-1995) tidak ditentukan
tertinggi terdapat pada perlakuan LDR5 standar kandungan serat pada sosis maka
(rasio ikan lele dumbo dan rebung 75 : 25) kadar serat seluruh perlakuan pada sosis
yaitu 2,77%, sedangkan kadar air terendah dianggap sebagai nilai tambah pada sosis.
terdapat pada perlakuan LDR1 (rasio ikan
lele dumbo dan rebung 95 : 5) yaitu sebesar Uji sensori deskriptif dan hedonik secara
1, 57%.
Berdasarkan analisis semakin sedikit keseluruhan
penambahan ikan lele dumbo dan semakin
banyak penambahan rebung kadar serat Berdasarkan hasil sidik ragam
yang dihasilkan semakin tinggi. Andoko analisis kimia dan penilaian sensori semua
(2003) menyatakan bahwa rebung memiliki perlakuan rasio ikan lele dumbo dan rebung
kandungan serat yang tinggi yaitu sebesar LDR1 hingga LDR5 ternyata berbeda nyata.
9,10%, sehingga semakin banyak rebung Rekapitulasi hasil penelitian terhadap
yang ditambahkan maka kadar serat kasar penilaian terhadap seluruh parameter sosis
sosis semakin tinggi. Rata-rata kadar serat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data uji sensori


Perlakuan
Hasil Analisis SNI LDR1 LDR2 LDR3 LDR4 LDR5
Penilaian sensori
deskriptif
Dikukus
Warna Normal 3,30c 3,13c 2,63b 2,40ab 2,17a
Aroma Normal 3,16c 2,80b 2,40a 2,23a 2,17a
Rasa Normal 3,36c 3,33c 2,53b 2,37ab 2,07a
Tekstur Bulat Panjang 2,03a 2,33ab 2,43b 2,77c 3,13d
Digoreng
Warna Normal 2,57a 3,00b 3,03b 3,17b 3,23b
Aroma Normal 3,43c 3,30c 3,03bc 2,70b 2,27a
Rasa Normal 3,70c 3,53c 3,17b 2,37a 2,13a
Tekstur Bulat Panjang 2,23a 2,40ab 2,57b 3,03c 3,20c
Penilaian sensori
hedonik
Dikukus
Warna Normal 2,70 2,56 2,56 2,54 2,50
Aroma Normal 2,71 2,74 2,74 2,80 2,81
Rasa Normal 2,31 2,32 2,35 2,41 2,55
Tekstur Bulat Panjang 2,46 2,48 2,64 2,70 2,73

Penilaian keseluruhan 2,41 2,45 2,45 2,49 2,53


1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 7

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


Digoreng
Warna Normal 2,30 2,30 2,36 2,45 2,49
Aroma Normal 2,26a 2,37ab 2,44ab 2,51ab 2,55b
Rasa Normal 2,21 2,22 2,30 2,30 2,38
Tekstur Bulat Panjang 2,31 2,39 2,44 2,44 2,58
Penilian keseluruhan 2,16a 2,23a 2,34ab 2,38ab 2,50b
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(P<0.05).
Warna : 1.Sangat putih; 2. Putih 3. Putih keabu-abuan; 4.Abu-abu; 5.Sangat abu-abu.
1. Putih kekuningan; 2. Kuning 3.Agak kecokelatan; 4.cokelat; 5. Putih kecokelatan.
Aroma : 1. Sangat beraroma rebung; 2. Beraroma rebung; 3. beraroma rebung dan beraroma ikan; 4.
Beraroma ikan; 5. Sangat beraroma ikan.
Rasa: 1. Sangat berasa rebung; 2. Berasa rebung; 3. Antara berasa rebung dan ikan; 4. Berasa ikan; 5. Sangat
berasa ikan.
Tekstur: 1. Sangat kenyal; 2. kenyal; 3. agak kenyal; 4. tidak kenyal; 5. Sangat tidak kenyal .

Warna Pemberian gula dan pemanasan pada daging


Hasil sidik ragam menunjukkan dapat menyebabkan warna cokelat, dimana
bahwa rasio ikan lele dumbo dan rebung warna cokelat tersebut didapat dari reaksi
berpengaruh terhadap warna sosis yang pencokelatan non enzimatik. menunjukkan
dihasilkan. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian hedonik terhadap arna
rata-rata penilaian panelis secara deskriptif sosis dengan lima perlakuan yang berbeda,
terhadap warna sosis yang dikukus berkisar memberikan pengaruh tidak nyata. Penilaian
antara 2,17-3,30 (putih hingga putih keabu- secara hedonik terhadap warna sosis yang
abuan). Warna putih hingga putih keabu- dikukus berkisar antara 2,50-2,65 (agak
abuan pada sosis dipengaruhi oleh suka) dan sosis yang digoreng berkisar
penggunaan ikan lele dumbo dan rebung antara 2,30-2,49 (suka). Penambahan ikan
yang digunakan dalam pembuatan sosis. lele dumbo dan rebung di dalam setiap
Semakin banyak penambahan rebung dan perlakuan memberikan pengaruh kesukaan
semakin sedikit ikan lele dumbo yang panelis terhadap warna sosis yang
ditambahkan dalam pembuatan sosis, warna dihasilkan.
sosis yang dihasilkan putih. Penilaian
panelis secara deskriptif terhadap warna Aroma
sosis setelah digoreng berkisar antara 2,57-
3,23 (agak cokelat). Warna sosis Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh proses penggorengan yang rasio ikan lele dumbo dan rebung terhadap
menghasilkan warna cokelat karena adanya atribut aroma sosis yang dihasilkan. Tabel 2
reaksi Maillard yaitu reaksi antara gula Menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
reduksi dengan asam amino yang panelis secara deskriptif terhadap aroma
menghasilkan warna kecoklatan pada sosis yang dikukus berkisar antara 2,17-3,17
makanan ketika terjadi pemanasan. Menurut (beraroma rebung hingga beraroma rebung
Bintoro (2008) warna pada daging olahan dan beraroma ikan). Hal ini menunjukkan
dapat diperoleh dari pengaruh cara adanya perbedaan respon panelis terhadap
pengolahan dan bahan yang ditambahkan. aroma sosis yang dihasilkan. Perbedaan

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 8

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


aroma sosis yang dihasilkan disebabkan oleh Rasa
penggunaan bahan baku yang digunakan Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
dalam pembuatan sosis. Semakin tinggi rasio ikan lele dumbo dan rebung
penggunaan rebung maka sosis yang berpengaruh nyata terhadap atribut rasa
dihasilkan akan beraroma rebung dan sosis yang dihasilkan. Tabel 2 menunjukkan
semakin tinggi pengguaan ikan maka sosis bahwa rata-rata hasil penilaian panelis
yang dihasilkan akan beraroma ikan. secara deskriptif terhadap rasa sosis yang
Rebung yang digunakan sebagai bahan dikukus berkisar antara 2,07-3,36 (berasa
utama dalam pembuauatan sosis memiliki rebung hingga antara berasa rebung dan
aroma yang kuat sehingga sosis yang berasa ikan) dan rata-rata hasil penilaian
dihasilkan menghasilkan aroma rebung yang panelis secara deskriptif terhadap sosis yang
lebih kuat dibandingkan dengan aroma ikan. digoreng berkisar antara 2,13-3,70 (berasa
Menurut Kencana dkk. (2012) komponen rebung hingga berasa ikan). Berbeda
yang terkandung di dalam rebung berupa nyatanya rasa sosis yang dihasilkan
asam hexadecanoate dan asam dipengaruhi oleh ikan lele dumbo dan
octadecadieonte sebagai senyawa penyusun rebung yang digunakan. Penambahan ikan
aroma rebung fresh-cut. lele dumbo yang lebih banyak dibandingkan
Rata-rata penilaian uji deskriptif dengan rebung pada setiap perlakuan
terhadap aroma sosis yang digoreng berkisar menghasilkan rasa sosis yang menonjol rasa
antara 2,27-3,43 (Beraroma rebung dan ikan dibandingkan dengan rasa rebung. Hal
beraroma ikan). Penilaian aroma yang ini dikarenakan adanya lemak yang
dihasilkan memiliki perbedaan dengan terkandung di dalam ikan lele dumbo yang
penilaian aroma sosis yang dikukus. Hal ini menimbulkan rasa gurih, sehingga semakin
disebabkan adanya proses penggorengan tinggi penambahan rasio ikan lele dumbo
dengan pemanasan yang menyebabkan sosis yang dihasilkan lebih enak
adanya penguapan zat-zat volatil, maka dibandingkan rasa rebung sehingga dapat
aroma khas yang melekat pada sosis menutupi rasa rebung.
cenderung menghilang. secara hedonik Tabel 2 juga menunjukkan rata-rata
aroma sosis yang dikukus semua perlakuan penilaian panelis secara hedonik terhadap
sama. Skor rata-rata tingkat kesukaan rasa sosis yang dikukus berkisar antara 2,31-
panelis terhadap aroma yaitu 2,71-2,81 2,55 (suka hingga agak suka) dan sosis yang
(agak suka). Panelis memberikan kesan agak digoreng berkisar antara 2,21-2,38 (suka).
suka terhadap aroma sosis yang dikukus, hal Penilaian secara hedonik sosis yang
ini dikarenakan dalam pembuatan sosis digoreng lebih rendah dibandingkan dengan
adanya penambahan rebung sebagai bahan sosis yang dikukus. Penilaian rasa suka
utama yang aromanya kurang disukai oleh diakibatkan adanya proses penggorengan
panelis. Hasil penilaian panelis terhadap yang akan menyebabkan kadar air menurun
aroma sosis yang digoreng berkisar antara dan juga minyak akan diserap oleh bahan
2,28-2,55 (suka hingga agak suka). Hasil pangan sehingga sosis lebih enak dan gurih
penilaian panelis terhadap aroma sosis yang dibandingkan dengan sosis yang dikukus.
digoreng penggunaan ikan lele dumbo dan Sumardjo (1997) menyatakan lemak dan
rebung memberikan pengaruh terhadap minyak sering kali ditambahkan dengan
tingkat kesukaan panelis terhadap setiap sengaja pada makanan dengan berbagai
perlakuan. tujuan misalnya untuk menambah citarasa.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 9

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


Tekstur yang dihasilkan.
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa rasio ikan lele dumbo dan rebung Penilaian Keseluruhan
berpengaruh nyata terhadap atribut rasa Tabel 2 menunjukkan penilaian
sosis yang dihasilkan. Tabel 2 menunjukkan panelis secara hedonik terhadap penilaian
bahwa rata-rata penilaian deskriptif tekstur keseluruhan sosis yang dikukus berkisar
sosis yang dikukus berkisar antara 2,03-3,13 antara 2,41-2,53 (suka hingga agak suka)
(kenyal hingga agak kenyal) dan penilain dan hasil penilaian panelis secara hedonik
deskriptif tekstur sosis yang digoreng terhadap sosis yang digoreng berkisar antara
berkisar antara 2,23-3,20 (kenyal hingga 2,16-2,50 (suka hingga agak suka).
agak kenyal). Penambahan ikan lele dumbo Penambahan ikan lele dumbo dan rebung
yang berbeda pada setiap perlakuan mempengaruhi penilaian suka panelis
memberikan pengaruh terhadap sosis yang terhadap sosis yang dihasilkan. Hal ini
dihasilkan. Semakin tinggi penambahan ikan menunjukkan peningkatan penggunaan
lele dumbo maka sosis yang dihasilkan rebung yang diikuti dengan penurunan
memiliki tekstur yang kenyal, begitu pula penggunaan ikan lele dumbo secara hedonik
sebaliknya semakin tinggi penambahan penilaian panelis antara suka hingga agak
rebung maka sosis yang dihasilkan lunak. suka. Secara hedonic sosis yang dikukus dan
Hal ini berkaitan dengan kandungan protein setelah digoreng panelis menyukai sosis
yang terdapat pada sosis. Ikan lele dumbo perlakuan LDR1, LDR2, LDR3 dan LDR 4
merupakan sumber protein yang terdapat di dibandingkan dengan sosis perlakuan LDR5.
dalam sosis. Miosin yang terdapat pada ikan Hal ini disebabkan semakin banyaknya
berguna dalam pembentukan tekstur kenyal penambahan ikan lele dumbo akan
pada sosis. Menurut Widjanarko, dkk. menyebabkan sosis beraroma ikan, berasa
(2011) menyatakan kekenyalan atau tekstur khas sosis ikan dan memiliki tekstur kenyal
sosis sangat dipengaruhi oleh tingginya sehingga perlakuan LDR1 paling disukai
kandungan protein pada bahan yang diantara kelima perlakuan. Perlakuan LDR5
digunakan dalam pembuatan sosis. Protein dengan nilai 2,53 dan 2,50 yang berarti
berperan dalam meningkatkan kekerasan “agak suka” merupakan perlakuan yang
karena protein yang terdapat pada ikan kurang disukai dibandingkan dengan
berupa miosin dan aktomiosin yang perlakuan lainnya.
memiliki peranan penting dalam
penggumpalan dan pembentukan gel, Penentuan Sosis Perlakuan Terpilih
sehingga jika ikan diproses akan Berdasarkan hasil rekapitulasi
menghasilkan struktur yang kenyal analisis sosis tersebut, maka sosis yang
(Rahardiyan,2004). Tabel 2 juga terbaik yang dipilih adalah perlakuan LDR4.
menunjukkan rata-rata penilaian panelis Sosis pada perlakuan tersebut memiliki
secara hedonik terhadap tekstur sosis yang kadar air 62,68%, kadar abu 1,65%, kadar
dikukus berkisar antara 2,46-2,73 (suka lemak 4,15%, kadar protein 13,48% kadar
hingga agak suka) dan sosis yang digoreng karbohidrat 18,04% dan kadar serat 2,49%.
berkisar antara 2,31-2,58 (suka hingga agak Berdasarkan penilaian sensori secara
suka) . Penggunaan rebung yang semakin deskriptif sosis perlakuan LDR4 yang
menurun pada sosis yang dikukus dikukus berwarna putih keabua-abuan dan
menunjukkan kecenderungan peningkatan yang digoreng berwarna agak cokelat, aroma
nilai kesukaan panelis terhadap tekstur sosis yang dikukus beraroma rebung dan yang
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 10

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


digoreng antara beraroma rebung dan perlakuan terbaik karena diberi penilaian
beraroma ikan, rasa yang dikukus dan suka oleh panelis.
setelah digoreng berasa rebung, tekstur yang
dikukus dan setelah digoreng agak kenyal. Saran
Penilaian sensori secara hedonik perlakuan Perlu dilakukan penelitian lebih
LDR4 penilaian keseluruhan panelis lanjut untuk mengetahui daya simpan sosis
memberikan kesan suka. Hal ini lele rebung dan dilanjutkan analisis tingkat
menunjukkan sosis perlakuan LDR4 kesukaan atau preference mapping yang
dijadikan sebagai perlakuan terpilih dilihat dibandingkan dengan produk komersil.
dari kadar abu, kadar lemak, kadar serat dan
penilaian sensori secara hedonik. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN Adwyah, R. 2008. Pengolahan dan


Pengawetan Ikan. Bumi Aksara.
Kesimpulan Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan Andarwulan, N., F. Kusnandar, D. Herawati.
bahwaRasio penggunaan ikan lele dumbo 2011. Analisis Pangan. Dian
dan rebung dalam pembuatan sosis Rakyat. Bogor.
berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar
abu, kadar lemak, kadar protein, kadar Andoko, M. 2003. Budidaya Bambu
karbohidrat kadar serat kasar dan penilaian Betung. Kanisius .Yogyakarta.
sensori secara deskriptif, tetapi berpengaruh
tidak nyata berpengaruh tidak nyata Astawan, M. 2005. Teknologi Pengolahan
terhadap penilaian sensori secara hedonik Pangan. Departemen of Food
terhadap warna, rasa, tektur, aroma yang Science and Technology. Bogor.
dikukus, penilaian keseluruhan yang
dikukus namun berpengaruh nyata terhadap Badan Standar Nasional. 1995. Produk
aroma dan penilaian keseluruhan yang Olahan Daging. SNI 3746:2008.
digoreng. Perlakuan terbaik berdasarkan Jakarta.
parameter yang diuji adalah sosis perlakuan
LDR4 yaitu rasio ikan lele dumbo dan BadanPusat Statistik. 2013.Produksi
rebung (80:20) yang memiliki kadar air Perikanan Provinsi Riau.
62,68%, kadar abu 1,65%, kadar lemak Pekanbaru.
4,15%, kadar protein 13,48%, kadar
karbohidrat 18,04% dan kadar serat 2,49% Diah, K. C. 2011. Kajian kacang merah
dengan uji sensori secara deskriptif meliputi (Phaseolus vulgaris) sebagai bahan
warna sosis yang dikukus putih keabu-abuan pengikat dan pengisi pada sosis
dan setelah digoreng berwarna agak cokelat, ikan lele dumbo.Skripsi. Program
aroma yang dikukus beraroma rebung dan Studi Teknologi Hasil Pertanian.
setelah digoreng antara beraroma rebung Fakultas Pertanian. Universitas
dan beraroma ikan, rasa yang dikukus dan Sebelas Maret. Surakarta.
setelah digoreng berasa rebung, tekstur
yang dikukus dan setelah digoreng agak Fadmi, A. 2013.Studi pemanfaatan sagu
kenyal serta secara hedonik dipilih sebagai (Metroxylon sp) dan daging belut
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 11

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


(Monopterus albus) dalam Interdepartmental Program of
pembuatan sosis. Skripsi. Program Animal and Dairy Sciences Faculty
Studi Teknologi Hasil Pertanian. of the Louisiana State University and
Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Agricultural and Mechanical
Pekanbaru. College.

Kencana D, W. Widia dan N.S. Antara. Saraswati. 2009. Pembuatan Bakso Ikan
2012. Kandungan nutrisi dan Gabus. PT. Bharata Karya Aksara.
senyawa bioaktif rebung bambu Jakarta.
tabah yang dibudidayakan di Desa
Pupuan- Tabanan. Artikel Sinaga, C. 2015. Mutu bakso ikan ekor
Penelitian Fakultas Teknologi kuning (Caesio cuning) dengan
Pertanian. Universitas Udayana. penambahan rebung
(Dendrocalamus asper).Skripsi.
Koapaha, T., T. Langi dan E. L. Lana. 2011. Program Studi Teknologi Hasil
Penggunaan pati modifikasi fosfat Pertanian. Fakultas Pertanian.
terhadap sifat organoleptik sosis Universitas Riau. Pekanbaru.
ikan patin. Jurnal Teknologi
Pertanian. Vol. 17. N0. 1. Sudarmadji S., B. Haryono dan
Suhardi.1997. Prosedur Analisa
Mahmud M. K., N. A. Hermana, R. R. untuk Bahan Makanan dan
Zulfianto, I. Apriyantono, B. Pertanian. Penerbit Liberty.
Ngadiarti.,Hartati, Bernadusdan Yogyakarta.
Tinexcelli. 2008. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia (TKPI).PT Suryaningrum. 2010. Profil sensori dan
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. nilai gizi beberapa jenis ikan patin
dan hibrid nasutus. Jurnal
Maulida, D. dan T. Estiasih. 2014. Efek Pascapanen dan Bioteknologi
hipoglikemik polisakarida larut Kelautan dan Perikanan.Vol. 5 No.
air umbi gadung (Dioscorea 1.
hispida) dan alginat. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. Volume 2. No. 3: Winarno F. G. 2004. Kimia Pangan dan
Hal 136-140. Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Putra I. N. K. 2009.Efektifitas berbagai


cara pemasakan terhadap
penurunan kandungan asam
sianida berbagai jenis rebung
bambu. Jurnal Agroteknologi,
Volume 15 (2): 40-42.

Rahardiyan, D. 2004. Bakso (Tradisional


Indonesian meatball) properties
with postmorten conditions and
cold storage. TesisThe
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 12

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017


1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau 13

JOM Faperta UR Vol. 4 No. 1 Februari 2017

You might also like