You are on page 1of 8

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan

Volume 2 No.1 (2018): 31-38


http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ghidza ISSN (Print): 2615-2851

Analisis kandungan gizi makro pada ikan duo (penja) hitam


dan putih sebagai pangan lokal Kota Palu
Analysis of macro nutrition in duo fish (penja) black and white as food local Palu

Yusma Indah Jayadi1, Abd. Rahman 2


1Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako, Palu
2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako, Palu

E-mail: yusmaindahji@gmail.com

Naskah diterima : 04-07-2018 Naskah diterbitkan:07-07-2018

ABSTRACT

Background & Objective: Food Pattern of Central Sulawesi Expectation has not fulfilled
suggestion, potential of food product of Central Sulawesi one of them is fish duo, or commonly
called penja. This study aims to analyze the nutritional content of fish meal duo which is a source of
protein in the food potential of Palu City. Materials and Methods: The type of this research is
descriptive laboratory, conducted in Nutrition Laboratory of Animal Husbandry for fish feed and
proximate analysis, research conducted from October until November 2016. Sampling technique
using purposive sampling, fish duo (penja) sold in market Inpres. Production of duo fish meal
(penja) in Animal Husbandry Laboratory and further measured proximal level of both samples.
Results: Black and white duo fish (penja) for moisture content have fulfilled the SNI of quality I that
is 5.37% and 6.3%, the protein content has fulfilled the second quality SNI that is 56.6% and
54.19%, the fat content that meet the SNI the quality of I and II is 8.4% and 9.72%, the fiber
content meets the SNI of quality II is 2.06% and 2.61% and the ash content meets the SNI of quality
I is 10.5% and 8.9%. Conclusion: Black and white duo fish powder is higher in protein than starch.
This research shows macro fish macro nutrition has fulfilled SNI I and quality II, protein is superior
to fish meal

Keywords: Black Duo (Penja) Fish, White Duo (Penja) Fish, Macro Nutrition, Local Food

ABSTRAK

Pendahuluan & Tujuan: Pola Pangan Harapan Sulawesi Tengah belum memenuhi anjuran, potensi
produk pangan Sulawesi Tengah salah satunya adalah ikan duo, atau biasa disebut penja.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan gizi tepung ikan duo yang menjadi sumber
protein dalam potensi makanan khas Kota Palu. Bahan dan Metode: Jenis penelitian ini adalah
deskriptif laboratorik, dilakukan di laboratorium Nutrisi Makanan Peternakan untuk pembuatan
tepung ikan dan analisis proksimat, penelitan dilaksanakan mulai bulan Oktober- November 2016.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, ikan duo (penja) yang dijual di
pasar inpres. Pembuatan tepung ikan duo (penja) di Laboratorium Peternakan dan selanjutnya
akan diukur kadar proksimat kedua sampel. Hasil: Tepung ikan duo (penja) hitam dan putih,
untuk kadar air telah memenuhi SNI mutu I yaitu 5,37% dan 6,3%, kadar protein telah memenuhi
SNI mutu II yaitu 56,6% dan 54,19%, kadar lemak memenuhi SNI mutu I dan II yaitu 8,4% dan
9,72%, kadar serat memenuhi SNI mutu II yaitu 2,06% dan 2,61% dan kadar abu memenuhi SNI
mutu I yaitu 10,5% dan 8,9%. Kesimpulan: Tepung ikan duo (penja) hitam dan putih lebih tinggi
kadar proteinnya dibandingkan tepung teri. Kandungan gizi makro tepung ikan duo telah
memenuhi SNI mutu I dan II, proteinnya lebih unggul dibandingkan tepung ikan teri.

Kata Kunci: Ikan Duo (Penja) Hitam, Ikan Duo (Penja) Putih, Gizi Makro, Pangan Lokal

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


31
A. PENDAHULUAN
Kondisi pola konsumsi pangan B. BAHAN DAN METODE
masyarakat yang masih didominasi oleh Desain Penelitian
beras/padi, perlu mendapatkan perhatian Penelitian ini merupakan penelitian pada
dengan menurunkan konsumsi beras dan lingkup gizi masyarakat. Jenis penelitian ini
meningkatkan konsumsi umbi-umbian dari adalah deskriptif laboratorik, yaitu untuk
kelompok sumber karbohidrat. Selain itu, mengetahui kandungan protein, karbohidrat,
perlu pula meningkatkan konsumsi produk lemak, dan serat.
ternak dan ikan sebagai sumber protein, serta Lokasi dan Waktu Penelitian
sayuran dan buah sebagai sumber vitamin, Penelitian ini dilakukan di laboratorium
mineral dan zat gizi lainnya. Nutrisi Makanan Peternakan untuk
Pangan sumber protein hewani pembuatan tepung ikan dan analisis
memberikan kontribusi yang cukup besar proksimat. Penelitian ini dilaksanakan mulai
dalam pemenuhan konsumsi pangan dan gizi bulan Oktober sampai November 2016.
terutama dalam pencapaian skor PPH. Namun Populasi dan Subjek Penelitian
demikian, tingkat konsumsi kelompok protein Populasi penelitian adalah ikan duo
hewani tahun 2012 sebesar 15,79 gram/hari, (penja) yang djual di pasar inpres. Diambil
meningkat pada tahun 2013 dan 2014 yaitu dari penjual yang cukup terkenal di kalangan
17,45 gram/hari dan 17,19 gram/hari, masyarakat, 2000 g, sampel 1000 g ikan duo
sehingga konsumsi protein menurun dari putih dan 1000 g ikan duo hitam, akan dibuat
tahun 2011 yaitu 59,10 gram/kap/hari hingga tepung ikan duo (penja) di laboratorium
tahun 2014 yaitu 56,64 gram/kap/hari, peternakan dan selanjutnya akan diukur
konsumsi protein masih kurang dibandingkan kadar proksimat kedua sampel.
standar konsumsi ideal sebesar 150 Pengumpulan data
gram/kapita/hari(Badan Ketahanan Pangan, Data primer diperoleh dengan cara
2012). pengukuran langsung. Pengukuran dilakukan
Pola pangan harapan di Provinsi Sulawesi melalui pengamatan langsung dari hasil
Tengah pada tahun 2013-2015 cenderung analisa kandungan proksimat yang dilakukan
fluktuatif yaitu mencapai 72,7 pada tahun di laboratorium kesehatan.
2013, mengalami kenaikan pada tahun 2014 Prosedur Kerja
menjadi 85,7 dan kembali menurun pada 1. Pembuatan Tepung ikan duo (penja)
tahun 2015 menjadi 85,1. Konsumsi berlebih Berdasarkan penelitian Assadad, dkk, 2015,
terdapat pada kelompok padi-padian ikan runcah yang diproses menjadi tepung
sedangkan konsumsi pangan hewani dan ikan dengan tiga perlakuan pengolahan yang
kacang-kacangan belum memenuhi anjuran. berbeda, maka secara umum perlakuan
Pada tahun 2013 jika dilihat per perebusan memberikan mutu tepung ikan
Kabupaten/Kota skor PPH tertinggi terdapat runcah terbaik dibanding perlakuan lainnya.
pada Kota Palu yaitu 81,6 dan terendah Maka proses perebusan seharusnya menjadi
terdapat di Kabupaten Tojo Una-una sebesar pilihan peneliti. Namun karena ukuran ikan
62,6(Badan Pusat Statistik, 2013). penja yang lebih kecil maka peneliti
Potensi produk pangan Sulawesi Tengah menggunakan metode pengukusan (Assadad,
salah satunya adalah ikan duo, atau biasa dkk, 2015).
disebut penja(Badan Ketahanan Pangan,
Bahan (ikan Pengukusan
2012). Namun, saat ini penelitian terkait Pencucian
duo) (20 menit)
kandungan gizi secara kuantitatif belum
pernah dilakukan, hanya kandungan gizi ikan
teri yang jenisnya masih belum diketahui Penghalusan
Pengeringan
karena hanya tercantum teri basah dan Penirisan menggunakan
grinder 2-3 hari
kering, padahal informasi gizi sangat
dibutuhkan agar makanan lokal bisa
dimanfaatkan dengan baik di tingkat rumah Penepungan
menggunakan
Tepung
tangga, selain itu pengolahan penja selama ini ikan
blender
tidak sesuai pada balita karena masyarakat
palu cenderung menggunakan cabai pada Gambar 1 Proses Pembuatan Tepung
setiap pengolahan penja. Assadad,dkk, 2015 modifikasi dari Susanto
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk dan Nurhikmat, 2008(Susanto A &
meneliti kandungan gizi tepung ikan duo yang A.Nurhikmat, 2008)
menjadi sumber protein dalam potensi
makanan khas Kota Palu.

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


32
Analisis Kandungan Gizi Makro Larutan tersebut dipipet 10 mL dan
Analisis kandungan gizi ikan duo (penja) dimasukkan ke dalam alat distilasi Kjeldahl
dan tepung ikan duo (penja) masing-masing lalu ditambah 10 mL NaOH 30% yang telah
dua kali ulangan. Analisis kandungan gizi dibakukan oleh larutan asam oksalat. Distilasi
makro. Analisis Proksimat (SNI 01-2891- dijalankan selama kirakira 20 menit dan
1992)(AOAC, 1995) distilatnya ditampung dalam erlenmeyer yang
Kadar Abu Total ( Dry Ashing ) berisi 25 mL larutan HCl 0,1 N yang telah
Pengukuran kadar abu total dilakukan dibakukan oleh boraks (ujung kondensor
dengan metode drying ash. Sampel sebanyak 2 harus tercelup ke dalam larutan HCl). Lalu
g ditimbang pada cawan yang sudah diketahui kelebihan HCl dititrasi dengan larutan NaOH
bobotnya. Lalu diarangkan di atas nyala 0,1 N dengan indikator campuran bromkresol
pembakaran dan diabukan dalam tanur pada hijau dan metil merah.
suhu 550º C hingga pengabuan sempurna. Kadar Karbohidrat Total
Setelah itu didinginkan dalam eksikator dan Pengukuran kadar karbohidrat total
ditimbang hingga diperoleh bobot tetap. dalam sampel dihitung berdasarkan
Perhitungan kadar abu dilakukan dengan perhitungan (dalam %) :
membandingkan berat abu dan berat sampel % Karbohidrat = 100% - % (protein + lemak +
dikali 100%. abu + air)
Kadar Air Total ( Termogravimetri ) Analisa Data
Pengukuran kadar air total dilakukan Data yang diperoleh dari hasil
dengan metode termogravimetri (metode oven). pemeriksaan laboratorium diolah secara
Sampel sebanyak 2 g ditimbang pada cawan manual dan dianalisa secara deskriptif dalam
yang sudah diketahui bobotnya lalu bentuk tabel dan narasi.
dikeringkan pada oven suhu 105º C selama 3
jam. Setelah itu didinginkan dalam eksikator C. HASIL
dan ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.
Pembuatan Tepung Ikan Duo (Penja) Putih
Perhitungan kadar air diperoleh dengan
dan Hitam
membandingkan bobot sampel sebelum
Ikan Duo (Penja) Putih dan Hitam yang
dikeringkan dan bobot yang hilang setelah
merupakan bahan baku pada pembuatan
dikeringkan dikali 100%.
tepung ini diperoleh di Pasar Inpres Kota Palu,
Kadar Lemak Total ( Soxhletasi )
pembuatan tepung ini dilakukan di
Pengukuran kadar lemak total dilakukan
Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak
dengan metode Soxhletasi. Sampel ditimbang
Fakultas Peternakan Universitas Tadulako.
sebanyak 4 g, lalu dimasukkan ke dalam
Mula-mula ikan penja ditimbang terlebih
kertas saring yang dialasi kapas. Kertas saring
dahulu, ikan duo (penja) hitam beratnya 841,4
yang berisi sampel disumbat dengan kapas,
g dan ikan duo (penja) putih beratnya 858,9 g,
lalu dikeringkan dalam oven pada suhu tidak
kemudian dibersihkan dengan menggunakan
lebih dari 80º C, ± 1 jam dan dimasukkan ke
air mengalir dan dipisahkan dengan kotoran
dalam alat Sokhlet yang telah dihubungkan 3
yang masih tercampur dengan ikan penja,
dengan labu lemak berisi batu didih yang
setelah itu ditiriskan. Kemudian dikukus
telah dikeringkan dan telah diketahui
selama 20 menit dengan menggunakan panci
bobotnya. Setelah itu, diekstrak dengan
kukus dan kompor biasa, setelah itu
pelarut petroleum eter selama lebih kurang 6
ditiriskan. Setelah ditiriskan maka ikan duo
jam. Petroleum eter disulingkan dan ekstrak
(penja) hitam dan putih dimasukkan pada
lemak dikeringkan dalam oven pada suhu
oven vakum, suhu dimulai dari 30oC hingga
105ºC. lalu didinginkan dan ditimbang hingga
suhu 50oC selama enam jam. Setelah
bobot tetap. Perhitungan kadar lemak
dikeringkan menggunakan oven, dilakukan
dilakukan dengan membandingkan berat
penimbangan ulang dnegan menggunakan
lemak dan berat sampel dikali 100%.
timbangan digital seperti sebelumnya, ikan
Kadar Protein Total ( Kjeldahl )
duo (penja) hitam beratnya 303,97 g dan ikan
Pengukuran kadar abu total dilakukan
duo (penja) putih beratnya 213,44 g. Tahap
dengan metode Kjehdahl. Sampel yang telah
akhir adalah dilakukan penghalusan dengan
dihaluskan ditimbang 2 g lalu dimasukkan ke
menggunakan grinder (blender kering). Setelah
dalam labu Kjeldahl. Ditambahkan 10 mL
itu tepung ikan duo (penja) hitam dan putih
asam sulfat pekat padat dan 5 g katalis
disimpan di tempat tertutup.
(campuran K2SO4 dan CuSO4.5H2O 8 : 1)
Hasil Analisis Proksimat Tepung Ika Duo
lalu dilakukan destruksi (dalam lemari asam)
(Penja) Putih dan Hitam
hingga cairan berwarna hijau jernih. Setelah
Tabel 1 menunjukkan bahwa antara analisis
dingin larutan tersebut diencerkan dengan
proksimat (kadar air, serat, abu, protein,
aquadest hingga 100 mL dalam labu ukur.

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


33
lemak dan karbohidrat) berbeda antara ikan hitam dan putih. Kadar abu tepung ikan lebih
duo (penja) hitam dan putih. Kadar air, rendah dibandingkan tepung ikan duo (penja)
karbohidrat, lemak dan serat pada ikan duo hitam dan putih, namun kadar abu tepung
(penja) putih lebih tinggi dibandingkan ikan ikan teri lebih tinggi dibandingkan tepung
duo (penja) hitam. Sedangkan pada kadar ikan duo (penja) hitam dan putih. Sedangkan
protein dan kadar abu ikan duo (penja) hitam kadar karbohidrat, tepung ikan lebih tinggi
lebih tinggi dibandingkan ikan duo (penja) dibandingkan tepung ikan duo (penja) hitam
putih. dan putih, sedangkan tepung teri lebih tinggi
Tabel 1 Hasil Analisis Proksimat Tepung sedikit dibandingkan tepung ikan duo (penja)
Ikan duo (Penja) Hitam dan Putih hitam dan lebih rendah dibandingkan tepung
Gizi Tepung Ikan Duo (Penja) ikan duo (penja) putih.
Makro Ikan Duo (penja) Ikan Duo
hitam (penja) Putih D. PEMBAHASAN
Kadar Air (%)
Ulangan 1 5,35 6,26 Perbandingan Analisis Proksimat Tepung
Ulangan 2 5,40 6,35 Ikan Duo (penja) Hitam dan Putih dengan
Rata-Rata 5,37 6,30 Tepung ikan Lainnya dan SNI
Kadar Protein (%) Berdasarkan hasil analisa laboratorium
Ulangan 1 56,61 54,21 terhadap komposisi, diperoleh kadar protein,
Ulangan 2 56,73 54,17 kadar lemak kasar, kadar air, abu, serat, dan
Rata-Rata 56,67 54,19
karbohidrat. Kadar air merupakan banyaknya
Kadar Lemak (%)
air yang terkandung dalam bahan yang
Ulangan 1 8,6 9,56
Ulangan 2 8,2 9,89
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah
Rata-Rata 8,4 9,72 satu karakteristik yang sangat penting pada
Kadar Karbohidrat (%) bahan pangan, karena air dapat
Ulangan 1 19,13 20,89 mempengaruhi penampakan, tekstur, dan
Ulangan 2 19,13 20,89 citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam
Rata-Rata 19,13 20,89 bahan pangan ikut menentukan kesegaran
Kadar Abu (%) dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar
Ulangan 1 10,4 9,2 air yang tinggi mengakibatkan mudahnya
Ulangan 2 10,7 8,7
bakteri, kapang, dan khamir untuk
Rata-Rata 10,5 8,9
berkembang biak, sehingga akan terjadi
Kadar Serat (%)
perubahan pada bahan pangan.
Ulangan 1 2,17 2,49
Ulangan 2 1,95 2,74 Aktivitas air (aw) adalah istilah yang
Rata-Rata 2,06 2,61 terkait dengan kemampuan suatu mikroba
Syarat mutu tersebut jika dibandingkan untuk tumbuh dalam lingkungan tertentu.
dengan standar yang ditetapkan oleh SNI Penghilangan air melalui pengeringan atau
untuk tepung ikan, tepung ikan duo (penja) pemekatan akan mereduksi kerentanannya
hitam, untuk kadar air telah memenuhi SNI pada serangan mikroba, tetapi memeiliki efek
mutu pertama, kadar protein telah memenuhi yang luar biasa pada tekstur makanan dan
SNI mutu kedua, kadar lemak memenuhi SNI juga pada warna dan rasa. Penyerapan air
mutu pertama, kadar serat memenuhi SNI secara isoterm direncanakan oleh ahli pangan
mutu kedua dan kadar abu memenuhi SNI untuk menentukan hubungan antara
mutu pertama. Sedangkan tepung ikan duo kandungan air dan aktivitas air. Kandungan
(penja) putih, untuk kadar air telah memenuhi air mempengaruhi mutu makanan.
SNI mutu pertama, kadar protein telah Keberadaan air dapat dilihat sebagai banyak
memenuhi SNI mutu kedua, kadar lemak kandungan air dan kesegaran atau encer dan
memenuhi SNI mutu kedua, kadar serat basah, bergantung pada produknya. Demikian
memenuhi SNI mutu kedua dan kadar abu juga ketiadaan air dapat dilihat sebagai kering
memenuhi SNI mutu pertama dan renyah.
Tabel 3 menunjukkan, kadar air tepung Kadar air tepung ikan duo (penja) hitam
ikan dan tepung teri lebih rendah dan putih terbilang rendah. Apabila
dibandingkan tepung ikan duo (penja) hitam dibandingkan dengan SNI, maka tepung ikan
dan putih, kadar protein tepung ikan lebih duo (penja) termasuk rendah, kadar air
tinggi dibandingkan tepung ikan duo (penja) berdasarkan SNI mutu I adalah 10%.
hitam dan putih, namun tepung ikan duo Kandungan air yang rendah menunjukkan
(penja) hitam dan putih lebih tinggi kadar proses pengeringan dalam pembuatan tepung
proteinnya dibandingkan tepung teri. Kadar itu, pembuatan tepung dilakukan melalui
lemak tepung ikan dan tepung teri lebih proses pengeringan dengan menggunakan
rendah dibandingkan tepung ikan duo (penja) oven pada suhu 30oC- 50 oC. Apabila

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


34
dibandingkan dengan penelitian yang mujair adalah 9,54%, kadar air pada kedua
dilakukan Romlah, 2013 pada studi penelitian tersebut lebih tinggi dibandingkan
pembuatan tepung ikan teri yaitu 9,5%. tepung ikan duo (penja), namun berdasarkan
Demikian pula pada penelitian yang dilakukan SNI tergolong pada mutu I, sama dengan
oleh Samsul, 2007 pada tepung ikan mujair tepung ikan duo (penja) (Ai Romlah Mauliyah,
yang dilakukan pengeringan dengan 2013; Erlania, 2012; Samsul, 2007)
penambahan Na-HSO3, kadar air tepung ikan
Tabel 2 Syarat Mutu Tepung Ikan Duo (penja) hitam dan Tepung Ikan Duo (penja) putih
dibandingkan dengan Tepung Ikan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Komposi Persyaratan
SNI (Mutu I) SNI (Mutu II) SNI (Mutu III) Tepung Ikan Tepung Ikan
Duo (penja) Duo (penja)
hitam putih
Kadar air (%) 10 12 12 5,37 6,3
Kadar protein (%) 65 55 45 56,6 54,19
Kadar Lemak (%) 8 10 12 8,4 9,72
Kadar Serat (%) 1,5 2,5 3 2,06 2,61
Kadar Abu(%) 20 25 30 10,5 8,9
Sumber: Data Primer. 2016; SNI 01-2715-1996/Rev.92 (Erlania, 2012)

Tabel 3 Perbandingan Kandungan Gizi Makro Antara Tepung Ikan Duo (Penja) Hitam dan Putih
dengan Tepung Ikan Serta Tepung Teri
Komposisi Tepung Ikan
Tepung Ikan Tepung Teru Tepung Ikan Tepung Ikan Duo
Duo(penja) hitam (penja) Putih
Kadar air (%) 4,3 5,2 5,37 6,3
Kadar protein (%) 60,1 48,8 56,6 54,19
Kadar Lemak (%) 6,5 6,4 8,4 9,72
Kadar Serat (%) - - 2,06 2,61
Kadar Abu (%) 6,7 20 10,5 8,9
Kadar Karbohidrat (%) 22,4 19,6 19,13 20,89

Tepung ikan duo (penja) hitam dan putih (penja) hitam dan putih termasuk dalam mutu
ini sebagai sumber protein. Protein juga II yaitu 55%, sebagaimana penelitian yang
merupakan gizi makro yang penting dalam dilakukan oleh Samsul, 2007 pada tepung
makanan kita. Meskipun protein dapat ikan mujair yang dilakukan pengeringan
digunakan untuk menghasilkan energi dalam dengan penambahan Na-HSO3, kadar protein
tubuh, protein jauh lebih penting sebagai tepung ikan mujair adalah 55,3%, kadar
sumber asam amino esensial. Ada dua puluh protein tersebut termasuk dalam SNI mutu II
satu asam amino yang bisa ditemukan pada sebagaimana tepung ikan duo (penja).
produk makanan, tetapi hanya sembilan yang Berbeda dengan hasil penelitian Romlah, 2013
esensial untuk kesehatan manusia pada studi pembuatan tepung ikan teri
(fenilalanin, metionin, triptofan, isoleusin, menunjukkan kadar protein yang lebih rendah
treonin, histidin, leusin, lisin, dan valin). Mutu yaitu 39,10%(Ai Romlah Mauliyah, 2013;
gizi protein makanan berdasarkan Erlania, 2012; Samsul, 2007).
keseimbangan asam aminoesensial yang ada. Selain protein, kandungan lemak tepung
Protein hewani cenderung lebih seimbang ikan duo (penja) hitam dan putih adalah 8,4%
dibandingkan dengan protein nabati. dan 9,72%. %. Berbeda dengan hasil
Denaturasi protein mempengaruhi struktur penelitian Romlah, 2013 pada studi
sekunder, tersier, dan kuartener dengan pembuatan tepung ikan teri menunjukkan
mengaktivasi sifat-sifat fisikokimia sambil kadar lemak lebih rendah yaitu 6,33 % dan
mengubah sifat fisikokimia (sifat-sifat fisika termasuk dalam SNI mutu I. Demikian pula
dan kimia yang pada gilirannya pada penelitian Samsul, 2007, kadar lemak
mempengaruhi sifat-sifat fungsional) protein. pada tepung ikan mujair yaitu 7,74% dan
Selama denaturasi atau perubahan kimia termasuk dalam SNI mutu I. Sedangkan pada
protein, sejumlah asam amino esensial penelitian Clara dan Anna, 2010 pada tepung
kehilangan nilai gizinya. Lisin terutama rentan badan ikan lele 10,83% dan tepung kepala
terhadap perubahan-perubahan ini (L. ikan lele 9,83%, termasuk dalam SNI mutu II.
Shewfelt, 2013). Lipid berperan dalam memberi aroma enak
Dalam 100 g tepung ikan duo (penja) dan tidak enak dalam makanan dan memberi
mengandung 56,6 g dan 54,19 g. Jika ditinjau lubrikasi pada makanan dalam mulut. Tiga
dari SNI tepung ikan, maka tepung ikan duo gugus utama dari lipida dalam pangan adalah

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


35
triasilgliserol, fosfolipid dan sterol (Ai Romlah Glukosa dapat meningkatkan sintesis
Mauliyah, 2013; Clara, Mervina, & Anna, asetilkolin, neurotransmitter pada bagian-
2012; Erlania, 2012; L. Shewfelt, 2013; bagian otak terlibat pada fungsi teori dan
Samsul, 2007). memori (Schlenker, Eleanor D, & Sara Long,
Adapun kadar serat kasar tepung ikan 2007).
duo (penja) hitam dan putih, tepung ikan duo Salah satu parameter tepung ikan duo
(penja) hitam dan putih mengandung serat yang juga diukur adalah kadar abu.
antara 4,92 – 5,43 %. Serat kasar (Crude Fiber) Pengukuran kadar abu bertujuan untuk
tersusun atas selulosa, gum, hemiselulosa, mengetahui besarnya kandungan mineral
pektin dan lignin, pektin selulosa dan gom yang terdapat dalam tepung ikan duo. Analisa
juga efektif dalam memberikan sifat tekstural kadar abu pada suatu bahan pangan
yang diinginkan. Faktor pengolahan atau dilakukan untuk mengetahui kadar mineral
perlakuan terhadap bahan pangan sangat yang terdapat pada bahan pangan tersebut.
berpengaruh terhadap kandungan seratnya (L. Analisa kadar abu dilakukan dengan
Shewfelt, 2013). Serat makanan termasuk memanasakan material pada suhu tinggi
dalam kelompok karbohidrat yang struktur (550oC), material yang tersisa setelah
kimianya sangat kompleks dan merupakan pemanasan merupakan mineral-mineral atau
bagian tanaman yang dapat dimakan, tidak logam karena unsur organik yang
dapat dicerna oleh enzim pencernaan, asam, mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen
atau mikroorganisme dalam usus, tetapi dapat telah menguap sebagai uap air dan gas
difermentasi secara parsial atau keseluruhan karbondioksida. Selain itu kandungan abu
dalam usus besar. Kekurangan serat dapat juga untuk menentukan baik tidaknya suatu
mengakibatkan gangguan pada proses proses pengolahan juga untuk membuktikan
pembuangan sisa makanan dari usus. Serat adanya pemalsuan bahan pangan.
termasuk komponen nongizi yang selalu Berdasarkan kadar abu pada tepung ikan duo,
dipertimbangkan kecukupannya dalam menu maka termasuk dalam SNI mutu I. Penelitian
sehari-hari. Konsumsi serat dapat mengurangi lain yang dilakukan oleh Romlah, 2013, kadar
penyerapan lemak, tetapi konsumsi serat yang abu tepung teri adalah 7,18%, juga termasuk
berlebihdan dapat mengurangi penyerapan dalam SNI mutu I, penelitian lainnya yang
vitamin dan mineral (Sandjaja, dkk, 2009). dilakukan oleh Clara dan Anna, 2010, kadar
Kandungan karbohidrat juga terdapat abu tepung badan ikan adalah 4,83% bk
perbedaan antara tepung ikan duo (penja) sedangkan kadar abu tepung kepala ikan
hitam dan putih yaitu 19,13% dan 20,89%. adalah 14,10% bk. Kadar abu tepung kepala
Apabila dibandingkan dengan peneltiian ikan lebih tinggi daripada kadar abu tepung
yang dilakukan oleh Clara dan Anna, badan ikan. Hal ini dikarenakan kepala ikan
2010(Clara et al., 2012), kadar karbohidrat lebih banyak mengandung tulang sehingga
pada tepung badan ikan lele sebesar 20,51% sesuai dengan Moeljanto 1982a dalam Clara
bk dan pada tepung kepala ikan lele sebesar dan Anna, 2010 yang menyatakan bahwa
16,47% bk atau setelah dirata-ratakan antara sebagian besar abu dan mineral dalam tepung
tepung badan ikan lele dan kepala ikan lele ikan berasal dari tulang- tulang ikan (Ai
adalah sebesar 18,49%. Selain itu, apabila Romlah Mauliyah, 2013; Clara et al., 2012).
dibandingkan pula dengan tepung teri pada Pada penelitian Wimalasena dan
Daftar Komposisi Pangan Indonesia, kadar Jayasuriya, 1995 di Srilangka ikan yang dapat
karbohidratnya adalah 19,6%. Karbohidrat dimakan, konten kelembapan, karbohidrat,
merupakan sumber energi makanan yang lipid, protein, abu, natrium, kalium, kalsium,
paling penting di dunia. Fungsi karbohidrat fosfor dan zat besi pada ikan segar yang
dalam tubuh yaitu cadangan glikogen, kerja dimakan yaitu heteropneustes fossilis
protein cadangan, efek antiketogenik, fungsi (E.stinging cat fish, S.Hunga, T.Shunken),
lainnya adalah kerja hati sangat Anabas testudineus (E.Climbing perch, S.
mempengaruhi aktivitas otot, jaringan lemak kavaiya, T.kavaiyan), Oreochromis
merupakan bahan bakar yang sangan massambicus (tilapia), ophicephalus striatus
disenangi atau sangat istimewa bagi hati, (E.snakehead, S.Lulla, T.viral) dan
glikogen yang disimpan dalam otot jantung Glossogobius giuris (E. Goby, S. Weligouva,
sangat penting saat energi tidak mencukupi T.Uluvai) telah disimpulkan. Zat gizi protein,
untuk melakukan aktivitas tubuh, otak dan karbohidrat, kalsium, fosfor dan besi lebih
sisitem saraf pusat sangat tergantung pada tinggi pada stinging cat fish dibandingkan goby
karbohidrat sebagai sumber energi, apabila di memiliki jumlah yang lebih tinggi pada kalium
dalam jaringan mempunyai cadangan dan natrium. Climbing perch memiliki kadar
korbohidrat yang sangat sedikit, maka glukosa lipid yang lebih tinggi (Wimalasena &
yang ada dalam darah dapat dimanfaatkan. Jayasuria, 1996).

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


36
Estimasi profil gizi pada ikan yang lemak esensial, terutama asam
dimakan sangat penting dan dengan demikian docosohexaenoic spesies perikanan tangkap
sebuah studi bio-monitoring dilakukan untuk (86-310 mg/100 g). Potensi kontribusi masing-
mengetahui komposisi gizi ikan umumnya masing spesies untuk asupan gizi yang
tersedia di Pulau Agatti Lakshadweep Sea. direkomendasikan bagi wanita hamil dan
Protein, karbohidrat, lipid, abu, vitamin, asam menyusui juga pada bayi telah
amino dan komposisi asam lemak dalam otot diperhitungkan. Tujuh spesies untuk wanita
sepuluh jenis ikan yang dapat dimakan telah menyusui dan enam spesies untuk bayi,
diteliti. semua dari penangkapan pedalaman, dan
Analisis proksimat menunjukkan bahwa semua biasanya dikonsumsi keseluruhan
protein, karbohidrat, lipid dan abu, hasilnya dengan kepala dan tulang, berpotensi
tinggi pada masing-masing albacares Thunnus memberikan kontribusi ≥25% dari yang
(13,69%), Parupeneus bifasciatus (6.12%), direkomendasikan untuk tiga atau lebih
Hyporhamphus dussumieri (6.97%) dan T. nutrisi ini, secara bersamaan, dari porsi
albacares (1,65%). Asam amino utama yang standar. Hal ini menggambarkan keragaman
lisin, leusin dan metionin, terdaftar sekitar dalam kandungan gizi dari spesies ikan dan
2,84-4,56%, 2,67-4,18% dan 2,64-3,91%, khususnya yang kaya komposisi gizi spesies
masing-masing. Komposisi asam lemak asli, yang harus membimbing kebijakan dan
berkisar masing-masing antara 31,63% program untuk meningkatkan ketahanan
sampai 38,97% jenuh (SFA), 21,99-26,30% pangan dan gizi di Bangladesh (R. Bogard,
monounsaturated (MUFAs), 30,32-35,11% 2015).
polyunsaturated (PUFA) dan 2,86-7,79% asam
lemak bercabang dari total asam lemak. ω-3 E. KESIMPULAN
dan ω-6 PUFA yang berkisar 13,05-21,14%
Kandungan protein tepung ikan duo
dan 6,88-9,82% dari total asam lemak. Oleh
(penja) hitam lebih tinggi dibandingkan tepung
karena itu, ikan dari Lakshadweep Sea sangat
ikan duo (penja) putih, namun keduanya
dianjurkan untuk dikonsumsi, karena ikan ini
termasuk dalam SNI mutu II, kandungan
sangat kaya akan zat gizi (Dhaneesh KV,
karbohidrat tepung ikan duo (penja) putih
Noushad KM, & Ajith Kumar TT, 2012).
lebih tinggi dibandingkan tepung ikan duo
Efek dari metode memasak yang berbeda
(penja) hitam, kandungan lemak tepung ikan
(mendidih, menggoreng dan memanggang)
duo (penja) putih lebih tinggi dibandingkan
pada komposisi proksimat dari ikan
tepung duo (penja) hitam, namun keduanya
Carangoides malabaricus telah diteliti.
termasuk dalam SNI mutu I, kandungan serat
Kandungan rata-rata kelembaban, protein,
kasar tepung ikan duo (penja) putih lebih
lemak dan abu dari ikan mentah ditemukan
tinggi dibandingkan hitam..
menjadi 57,97 ± 2,39, 31,49 ± 2,89, 16,8 ±
0,45 dan 8,04 ± 0,12% masing-masing.
Perubahan jumlah protein yang ditemukan F. DAFTAR PUSTAKA
menjadi signifikan lebih tinggi pada Aberounand, A. (2014). Nutrient composition
penggorengan dan yang dididihkan. analysis of gish fish fillets affected by
Perubahan jumlah lemak yang ditemukan different cooking. International Food
secara signifikan lebih tinggi di penggorengan Research Journal, 5, 1989–1991.
dan ikan mendidih. Kadar abu menurun Ai Romlah Mauliyah. (2013). PEMBUATAN
secara signifikan di semua metode memasak. TEPUNG IKAN TERI (Stolephorus sp.)
Dalam Penelitian ini, metode memasak didih SEBAGAI PRODUK DIVERSIFIKASI
ditemukan untuk menjadi yang terbaik untuk MAKANAN. Jurnal BTH. Retrieved from
makan sehat (Aberounand, 2014). http://www.digilib.stikes-
Pada profil zat gizi ikan yang umum di bth.ac.id/page.php?pg=dokumen&id=13
Bangladesh dengan menganalisis kadar 4&title=pembuatan-tepung-ikan-teri-
proksimat, vitamin, mineral dan asam lemak (stolephorus-sp-)-sebagai-produk-
spesies 55 ikan dan udang dari penangkapan diversifikasi-makanan
pedalaman, budidaya dan penangkapan di AOAC. (1995). Official Methods of Analysis.
laut perikanan. Ketika membandingkan Virginia: Arlington.
spesies, komposisi gizi yang penting untuk Assadad, dkk. (2015). Mutu Tepung Ikan
kesehatan masyarakat, hasilnya beragam. runcah Pada Berbagai Pengolahan.
Besi berkisar 0,34-19 mg / 100 g, seng 0,6-4,7 Semnaskan_UGM. Poster Pasca Panen-
mg / 100 g, kalsium 8,6-1900 mg / 100 g, 02.
vitamin A 0-2503 mg / 100 g dan vitamin B12 Badan Ketahanan Pangan. (2012). Road Map
0,50-14 mg / 100 gram. Diversifikasi Pangan 2011-2015 (Road
Beberapa spesies yang kaya akan asam Map). Jakarta: Kementrian Pertanian.

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


37
Badan Pusat Statistik. (2013). Survei Sosial of Food Composition and Analysis, 42,
Ekonomi Nasional Provinsi Sulawesi 120–133.
Tengah. Palu: Badan Pusat Statistik. Samsul. (2007). Teknologi Pembuatan Tepung
Clara, Mervina, & Anna, S. (2012). Formulasi Ikan(Studi Penambahan Konsentrasi Na-
biskuit dengan Substitusi Tepung Ikan Bisulfit dan Jenis Pengering Terhadap
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan Mutu Tepung Ikan Mujair (Oreochromis
Isolat Protein Kedelai (Glycine Max) Mossamicus)) Serta Aplikasinya untuk
Sebagai Makanan Potensial Untuk Anak Pembuatan Makanan Bayi
Balita Gizi Kurang (Biscuit Formulation (Agroindustri). UMM, Malang. Retrieved
with Catfish Dumbo (Clarias gariepinus) from
Flour and Soy (Glycine max) Protein http://eprints.umm.ac.id/9010/1/TEK
Isolates as a Potential Food for NOLOGI_PEMBUATAN_TEPUNG_IKAN.p
Undernourished Young Children). Jurnal df
Teknol. Dan Industri Pangan, 23, 9. Sandjaja, dkk. (2009). Kamus Gizi, Pelengkap
Dhaneesh KV, Noushad KM, & Ajith Kumar Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas
TT. (2012). Nutritional Evaluation of Gramedia.
Commercially Important Fish Species of Schlenker, Eleanor D, & Sara Long. (2007).
Lakshadweep Archipelago, India. PLoS Williams’ Essential of Nutrition & Diet
ONE, 9. Therapy. USA: Mosby Elsevier.
Erlania, E. (2012). EKSISTENSI INDUSTRI Susanto A, & A.Nurhikmat. (2008). Pengaruh
TEPUNG IKAN DI KOTA TEGAL, JAWA Proses Perebusan, Pengukusan, dan
TENGAH. Media Akuakultur, 7(1), 39. Pengepresan terhadap Kualitas Tepung
https://doi.org/10.15578/ma.7.1.2012. Ikan. In Prosiding Seminar Nasional
39-43 Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan
L. Shewfelt, R. (2013). . Pengantar Ilmu dan Kelautan (Vol. 5, pp. 1–7).
Pangan. Jakarta: EGC. Wimalasena, & Jayasuria. (1996). Nutrient
R. Bogard, J. (2015). Nutrient composition of Analysis of Some Water Fish. J. Natn.
important fish species in Bangladesh Sci. Coun. Srilangka, 1, 21–26.
and potential contribution to
recommended nutrient intakes. Journal

GHIDZA: Jurnal Gizi dan Kesehatan: Volume 2 No.1 (2018): 31-38


38

You might also like