You are on page 1of 9

Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 104

EFEKTIVITAS SERBUK BIJI PEPAYA (Carica Papaya L.) TERHADAP


KEMATIAN JENTIK (LARVA) Culex sp.

EFFECTIVENESS OF PAPAYA SEED POWDER (Carica Papaya L.)


ON DEATH TYPES (LARVA) Culex sp.
Ahmad, Arif Adriyanto
Poltekkes Kemenkes Banten
Korespondensi: ahmad@poltekkesbanten.ac.id

ABSTRACT

Vector control, especially filariasis disease usually uses synthetic chemical insecticides,
this is a risk of resistance in mosquitoes Culex sp.. as the main vector. Papaya Seed Powder
(Carica Papaya L.) is very good for use as a repellent for larvae Culex sp.because of the
poisons found in papaya seeds called karpaina alkaloids. The purpose of this study was to
determine the effectiveness of papaya seed powder as larvacide Culex sp. This study was an
experimental laboratory with a research design post-test design with control. The treatment
of dose variation is (60 mg, 90 mg, 120 mg,150 mg) and the samples were taken are instar III
and IV larvae. To determine the number of treatments and repetitions using the Randomized
Block Design (RBD) pattern where the treatment in this study was four treatments with six
repetitions. Each treatment contained 20 larvae and performed six repetitions. The results of
this study are the number of percentage deaths respectively at 58.33%, 78.33%, 87.50%,
94.16%. The results of the statistical analysis using the SPSS application with the One
Waytest ANOVA showed a significance of 0,000, which means that the p-value <0.005,
which indicates that the powder of papaya seeds (Carica Papaya L.) is effective for killing
larvae Culex sp. For future researchers and related stakeholders, it is recommended to use
papaya seed powder (Carica Papaya L.) as a natural bioinsecticide and look for other natural
bioinsecticides that are environmentally friendly.

Keywords: Papaya Seed Powder, Larva Culex sp

ABSTRAK

Pengendalian vektor khususnya vector penyakit filariasis biasanya menggunakan


bahan insektisida kimia sintetik, hal ini beresiko terjadi resistensi pada nyamuk Culex sp.
sebagai vektor utama. Serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya L.) sangat baik untuk digunakan
sebagai penolak larva Culex sp.karena racun yang terdapat dalam biji pepaya yang disebut
alkaloid karpaina. Tujuan penelitian ini untuk menentukan efektivitas serbuk biji pepaya
sebagai larvasida Culex sp. Desain penelitian menggunakan post test desain with control.
Perlakuan variasi dosis yaitu 60 mg, 90 mg, 120 mg,150 mg.Sampel yang diambil adalah
larva instar III dan IV. Jumlah perlakuan dan pengulangan menggunakan pola Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dimana perlakuan pada penelitian ini sebanyak empat perlakuan
dengan enam kali pengulangan. Setiap perlakuan berisi 20 larva dan melakukan enam kali
pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah persentase kematian berturut-turut
sebesar 58,33%, 78,33%, 87,50%, 94,16%. Hasil analisis statistik dengan uji One Way
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 105

ANOVA menunjukkan nilai p value = 0,000 yang artinya bahwa nilai p value < 0,005, yang
mengindikasikan bahwa serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.) efektif untuk membunuh
larva Culex sp. Bagi peneliti selanjutnya dan pemangku kebijakan terkait disarankan untuk
menggunakan serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.) sebagai bioinsektisida alami dan
mencari bioinsektisida alami lain yang ramah lingkungan.
Kata Kunci: Serbuk Biji Pepaya, Jentik Culex sp

PENDAHULUAN
Nyamuk merupakan salah satu jenis Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
serangga yang dapat merugikan manusia RI, 2015).
karena perannya sebagai vektor penyakit. Keberadaan nyamuk yang
Salah satu jenis penyakit yang disebabkan berdekatan dengan kehidupan manusia dan
oleh nyamuk, yaitu filariasis yang hewan dapat menimbulkan masalah yang
ditularkan melalui nyamuk Culex cukup serius dikarenakan nyamuk
sp.(Lestari, 2016). Filariasis merupakan bertindak sebagai vektor beberapa
salah satu penyakit tertua yang paling penyakit yang sangat penting dengan
melemahkan yang dikenal di dunia. tingginya tingkat kesakitan dan kematian
Indonesia termasuk salah satu negara yang ditimbulkannya. Cara yang paling
endemis filariasis. Berdasarkan data yang cepat untuk memutuskan siklus penularan
dilaporkan dinas kesehatan provinsi di adalah secara kimiawi dengan
Indonesia kasus filariasis kronis sepuluh menggunakan larvisida maupun insektisida
tahun terakhir cenderung meningkat. Pada sintetik,tetapi penggunaan senyawa
tahun 2005 ada 8.243 kasus filariasis dan tersebut dapat meningkatkan resistensi
pada tahun 2014 meningkat menjadi nyamuk, pencemaran lingkungan,bahkan
sebanyak 14.932 orang dari 418 kematian bukan sasaran (Sussanti, 2017).
kabupaten/kota di 34 provinsi. Kasus klinis Larvisida yang banyak digunakan
filariasis dilaporkan cenderung meningkat oleh masyarakat luas adalah abate atau
dari tahun ke tahun disebabkan banyaknya temefos.Penggunaan temefos sebagai
kasus yang baru ditemukan seiring dengan larvisida sintetik sangat efektif dalam
kabupaten/kota yang melaksanakan mengendalikan jentik (larva) nyamuk,
pendataan sasaran sebelum pemberian obat tetapi penggunaan yang berulang dapat
pencegahan massal (POPM) filariasis (Info menimbulkan efek samping seperti
gangguan pernapasan dan gangguan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 106

pencernaan pada manusia, sehingga hexadecenoic acid, myrosin, protein,


dibutuhkan larvisida alternatif yaitu lemak, dan serat.(Rahayu,2014). Oleh
larvisida alami yang memiliki efektivitas karena itu, penulis lebih menekankan
yang sama baik dengan temefos. penelitian ini pada fungsi dari biji pepaya
Penggunaan larvisida alami diharapkan (Carica Papaya L.) yang di blender dan di
tidak mempunyai efek samping terhadap haluskan menjadi alternatif pengganti
lingkungan, manusia dan tidak abate sebagai jentik (larva)sida terhadap
menimbulkan resistensi bagi serangga jentik (larva) Culex sp. yang bertindak
(Soedarto,2008). sebagai vektor pada penyakit Filariasis.
Dewasa ini strategi pencegahan dan Hasil penelitian tentang Efektifitas
pemberantasan vektor penyakit filariasis serbuk biji pepaya (Carica Papaya L)
dilakukan dengan lebih memperhatikan sebagai larvisida alami terhadap kematian
lingkungan yang disebut integrated vector jentik (larva) pada tahun 2009 yaitu Dosis
management (IVM). IVM dirancang untuk yang paling efektif terhadap kematian
mengurangi dampak negatif terhadap jentik (larva) berada di dosis 200 mg/100
lingkungan akibat penggunaan insektisida ml air yang terbukti dapat membunuh
dan menekankan pentingnya sekitar 100% dari kematian jentik jentik
memperhatikan ekologi vektor dan pola (larva).(Utomo,2010).
transmisi lokal. Hal tersebut dapat Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan dengan manajemen lingkungan mengetahui efektivitas serbuk biji pepaya
dan pemberantasan vektor secara biologi (Carica Papaya L.) terhadap kematian
(Departemen Kesehatan RI, 2003). Salah jentik (larva) Culex sp.
satu agen biologik yang dapat digunakan
METODE
dalam pemberantasan vektor adalah Buah
Populasi jentik (larva) Culex sp.
Pepaya (Carica Papaya L.). bagian biji
diperoleh dari daerah Kp.Sirna Galih,
pepaya (Carica Papaya L.) mengaundung
kelurahan Karangsari Kecamatan
berbagai senyawa kimia antara lain
Neglasari Kota Tangerang yang
karpain, asam oleat, asam palmitat, asam
dikolonisasi di Laboratorium Parasitologi
linoleat, asam stearat,
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
benzylglucosinolate, thiourea,
Kemenkes Banten. Sedangkan biji pepaya
banzylisothiocyante, behenic acid,
(Carica Papaya L.) didapatkan pada pasar
benxylsenevol, karbohidrat, caricin,
tradisional Kutabumi Kota Tangerang.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 107

Sampel yang digunakan dalam satu menggunakan blender sesuai konsentraasi


konsentrasi yaitu 20 ekor jentik (larva). dosis, dan masukkan jentik (larva) Culex
Jadi jumlah keseluruhan jentik (larva) yang sp. sebanyak 20 ekor. Kemudian
dibutuhkan yaitu 600 ekor jentik (larva). didiamkan selama 24 jam. Setelah
Jentik Culex sp. dilakukan kolonisasi di 24 jam dilakukan pengamatan untuk
Laboratorium Parasitologi. menghitung berapa jumlah jentik (larva)
Serbuk Biji Pepaya (Carica yang mati untuk mengetahui hasil uji
Papaya L) dari Biji Pepaya (Carica efektivitas dari Serbuk Biji Pepaya (Carica
Papaya L) yang tidak rusak dan tidak Papaya L.). Kontrol uji dalam penelitian
berjamur dikeringkan selama 1 hari sampai ini menggunakan 1 kontrol yaitu kontrol
benar-benar kering (tidak ada kandungan negatif, dengan menambahkan 250 ml
air),setelah itu di oven untuk memastikan aquadest dan 20 ekor jentik (larva) Culex
benar-benar kering selama 2 jam pada sp. tanpa diberikan konsentrasi dosis
o
suhu 38 C, kemudian di blender hingga Serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya L.).
menjadi serbuk. Pembuatan Konsentrasi Data primer dari hasil pengamatan
dosis serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya jumlah jentik (larva) Culex sp. yang mati
L.) dengan menggunakan neraca analitik diolah dengan menggunakan pola
ditimbang serbuk biji pepaya (Carica rancangan acak kelompok (RAK) yang
Papaya L.) sebanyak 60 mg, 90 mg, 120 disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
mg,150 mg, kemudian ditambahkan kemudian dianalisis menggunakan aplikasi
kalium hipoklorit dengan perbandingan 3:1 SPSS dengan uji One Way ANNOVA.
(3 bagian serbuk biji pepaya dan 1 bagian
kalium hipoklorit.) kemdian dicampurkan HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua bagian tersebut. Data Penelitian Efektivitas Serbuk Biji
Uji efektifitas Serbuk Biji Pepaya Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap
(Carica Papaya L.) dilakukan dengan cara kematian larva Culex sp. dengan wadah
disiapkan 30 cup plastik berukuran 500 ml berisi 120 ekor larva terbagi dalam 6
yang bersih dan diberi label sesuai pengulangan dalam beberapa konsentrasi
konsentrasi dosis, kemudian masing- dosis (60 mg, 90 mg, 120 mg, dan 150 mg)
masing wadah plastik dimasukan 250 ml dalam 250 ml aquadest dengan enam kali
aquadest, di tambahkan serbuk biji pepaya pengulangan selama 24 jam adalah sebagai
(Carica Papaya L.) yang sudah dihaluskan berikut :
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 108

Jumlah Kematian larva Culex sp. dengan Hasil penelitian menunjukkan


menggunakan serbuk biji pepaya (Carica bahwa serbuk biji papaya dapat mematikan
Papaya L.) dan Kalium hipoklorit. larva culex sp.Jumlah kematian terendah
Jml Jml Rata yaitu terdapat pada konsentrasi
Konsen Pengulangan Larv Larva mati
%
trasi/25 a Hidup
0 ml
Mati 60 mg sebanyak 70 ekor dengan
1 2 3 4 5 6
mati
50 rata-rata kematian sebesar 11,6
58,3
60 mg 11 13 12 9 14 11 70 11,6
3% ekor larva dan kematian tertinggi
26
78,3 pada konsentrasi 90 mg
90 mg 16 17 13 15 16 17 94 15,6
3%
sejumlah 113 ekor dengan rata-
15
87,5 rata kematian sebesar 18,8 ekor
120 mg 17 18 16 17 19 18 105 17,5
0%

7
larva. Jadi dapat diketahui bahwa
150 94,1
19 18 19 19 18 20 113 18,8 semakin besar konsentrasi dosis
mg 6%

Kontro
120
00,0
maka jumlah kematian larva
0 0 0 0 0 0 0 0
l (-) 0%
semakin banyak. Tingkat
toksisitas dapat dinyatakan toksik karena
Berdasarkan data yang diperoleh dapat mematikan larva Culex sp. pada
sebelumnya bahwa data berdistribusi konsentrasi terendah yaitu konsentrasi 60
normal dan variasi data homogen maka mg dengan jumlah kematian 70 ekor
kedua syarat uji One Way ANOVA (konsentrasi dosis terendah sudah dapat
terpenuhi. menunjukan angka kematian). Konsentrasi
Tabel 5. Hasil Uji One Way ANOVA yang paling efektif untuk membunuh larva
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig. Culex sp. yaitu pada konsentrasi 150 mg
Between
174,833 3 58,728 33,302 0,000
Groups dengan jumah kematian sebanyak 113 ekor
Within
35,000 20 1,750
Groups larva (94,16 %) .
Total 209,833 23
Kematian larva Culex sp. sangat
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji dipengaruhi oleh konsentrasi dosis, hal ini
statistik di atas menunjukan hasil yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sangat signifikan, dengan nilai signifikasi oleh Utomo (2010) bahwa konsentrasi
yaitu sebesar 0.000 (p0,05). Ada dosis serbuk biji pepaya (Carica Papaya
perbedaan tingkat konsentrasi dosis serbuk L.) sangat berpengaruh terhadap toksisitas
Biji Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap dan lama residunya di dalam air. Hal ini
kematian jentik (larva) Culex sp. dikarenakan semakin tinggi konsentrasi
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 109

dosis serbuk biji pepaya (Carica Papaya bahwa larva yang digunakan yaitu larva
L.) semakin banyak kematian larva Culex instar III/IV. Larva instar III memiliki
sp.oleh serbuk biji pepaya (Carica Papaya panjang sekitar 4-5 mm dan instar IV
L.). Sementara pada kontrol negatif yang sekitar 5-6 mm (Haryono, 2015). Kemudian
terdapat 120 ekor larva tanpa diberikan di lihat secara mikroskopis untuk
perlakuan dengan penambahan serbuk biji memastikan bahwa larva yang digunakan
pepaya (Carica Papaya L.) tidak adalah larva Culex sp. dengan ciri-ciri
ditemukannya kematian, bahkan larva bisa memiliki shifon 4 kali lebih panjang dengan
berkembang menjadi stadium pupa dan ada ujung meruncing dibandingkan dengan
pula yang berhasil menjadi nyamuk larva yang lain.
dewasa. Hal ini menyatakan bahwa larva Hasil perlakuan larva Culex sp. pada
dalam keadaan baik dan dapat serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.)
menyingkirkan adanya kemungkinan Kematian larva pada penelitian ini
faktor lain atau faktor perancu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
menyebabkan kematian pada kelompok faktor dari kondisi larva maupun faktor
perlakuan. lingkungan. Ditinjau dari kondisi larva,
Berdasarkan hasil uji One Way larva yang digunakan pada penelitian ini
ANOVA didapatkan signifikasi sebesar adalah instar III/IV dimana menurut
0,000 (p< 0,05), dapat di artikan bahwa Haryono (2015) menyatakan bahwa pada
“Ada perbedaan tingkat konsentrasi dosis stadium ini sistem pencernaan larva sudah
serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya L.) terbentuk dengan sempurna, sehingga
terhadap kematian larva Culex sp.” alkaloid karpaina dan saponin pada serbuk
1. Hasil Morfologi Culex sp. biji pepaya (Carica Papaya L.) dapat
Pada penelitian ini larva Culex sp. yang bekerja dengan optimum sebagai racun
digunakan yaitu larva instar III/IV. Larva atau toksin pada saluran pencernaan. Hasil
instar III/IV sudah memiliki sistem tersebut sesuai dengan penelitian Wardani
pencernaan yang lengkap sehingga et.al (2010: 36), bahwa semakin tinggi
kematian larva dapat dipastikan karena konsentrasi serbuk yang diberikan maka
perlakuan bukan karena pengaruh faktor semakin banyak pula kandungan minyak
luar. Sebelum dilakukan pengujian, atsiri, flavonoid, alkaloid dan saponin yang
dilakukan pengukuran pada larva diterima atau kontak langsung dengan
menggunakan penggaris untuk memastikan larva pada media penelitian dan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 110

menyebabkan kematian larva instar III/IV mengakibatkan kematian


Culex sp.Kematian larva instar III/IV sel.(Arismawati,2017).
Culex sp.dalam penelitian ini disebabkan Senyawa alkaloid juga dapat
oleh senyawa metabolik sekunder yang dimanfaatkan sebagai larvasida melalui
terdapat pada serbuk biji buah pepaya cara kerja yang unik yaitu sebagai racun
(Carica papaya L.) yaitu saponin, kontak (contac poisoning). Alkaloid
alkaloid,flavonoid dan tanin. berupa garam sehingga bisa mendegradasi
Senyawa saponin terkandung dalam membran sel kemudian masuk ke dalam
tanaman pepaya (Carica Papaya L.) dan merusak sel. Selain itu, alkaloid masuk
terutama banyak ditemukan pada bagian ke dalam tubuh larva melalui absorbsi dan
bijinya. Kandungan saponin pada serbuk mendegradasi membran sel kulit. Cara
biji buah pepaya (Carica Papaya L.) kerja alkaloid yaitu dengan mendegradasi
bekerja sebagai racun perut dimana zat membran sel kemudian masuk ke dalam
tersebut dapat masuk ke tubuh larva untuk merusak sel serta mengganggu kerja
melalui mulut (sistem pencernaan) saraf larva dengan menghambat kerja
kemudian meracuni larva tersebut. Selain enzim asetilkolin esterase. (Cania dan
itu, saponin juga berpengaruh sebagai Setyaningrum ,2013)
racun kontak yang terlihat pada gangguan Senyawa flavonoid yang terdapat
fisik larva bagian luar (kutikula), yaitu pada ekstrak biji buah pepaya (Carica
mencuci lapisan lilin yang melindungi Papaya L.) juga dapat dimanfaatkan
tubuh larva dan menyebabkan kematian sebagai larvasida dengan cara
karena kehilanganbanyak cairan tubuh. mempengaruhi kerja sistem pernapasan
Mekanisme kerja saponin sebagai larva atau sebagai racun pernapasan
larvasida juga diungkapkan oleh (Taufiq , (fumigan). bahwa flavonoid masuk ke
2015) yaitu dengan cara mendenaturasi dalam tubuh larva melalui siphon yang
protein dan enzim di dalam sel. Saponin berada dipermukaan air dan menimbulkan
dapat berdifusi melalui membran luar dan kelayuan pada saraf, serta menyebabkan
dinding sel yang rentan kemudian kerusakan pada siphon akibatnya larva
mengikat membran sitoplasma sehingga tidak bisa bernapas dan akhirnya mati.
mengganggu dan mengurangi kestabilan (Hapsari, 2012).
membran sel. Hal ini menyebabkan Kalium Hipoklorit mempengaruhi
sitoplasma bocor keluar dari sel yang kualitas warna air menjadi jernih sehingga
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 111

dapat mempengaruhi tempat 3. Konsentrasi yang paling efektif untuk


berkembangbiak larva Culex sp. membunuh larva Culex sp. yaitu pada
(Iskandar,2017). konsentrasi 150 mg dengan jumah
Penggunaan serbuk biji buah pepaya kematian sebanyak 113 ekor larva
(Carica papaya L.) sangat berpotensi (94,16 %) .
dimanfaatkan sebagai biolarvasida karena
DAFTAR RUJUKAN
memiliki kandungan senyawa metabolik
Arismawati, Sawaluddin LOM, dan
sekunder berupa saponin, alkaloid, Sudrajat HW.2017. Efek Larvasida
Ekstrak Biji Buah Pepaya (Carica
flavonoid dan tanin yang dapat
papaya L.) terhadap Larva Instar III
menghambat bahkan mematikan larva instar Aedes aegypti L.Jurnal Ilmiah
Fakultas Kedokteran Universitas
III/IV Culex sp.melalui 3 cara yaitu sebagai
Halu Oleo.4(2):332-343.
racun perut (stomach poisoning), racun
Cania dan Setyaningrum. 2013. Uji
kontak (contac poisoning) serta sebagai
Efektifitas Ekstrak Daun Legundi
racun pernapasan (fumigan). (Vitex trifolia) Terhadap Larva
Aedes aegypti. Medical Journal Of
(Arismawati,2017).
Lampung University. 2(4): 52-53.

CDC. 2016. Filariasis Scheme of The Life


SIMPULAN
Cycle. http://www.dpd.cdc.gov/
Berdasarkan hasil penelitian dapat dpdx/HTML/Filariasis.html. 03
Desember 2018 (14:07)
disimpulkan bahwa:
1. Serbuk biji pepaya ( Carica Papaya L. Departemen Kesehatan RI. 2003. Modul
entomologi malaria 3. Bakti
) mempunyai kemampuan untuk
Husada. Jakarta
membunuh larva Culex sp.
Departemen Kesehatan Republik
2. Terdapat perbedaan tingkat kematian
Indonesia. 2006.Pedoman
larva Culex sp. yang sangat signifikan Penatalaksanaan Kasus Klinis
Filariasis.Jakarta: Dirjen PPM &
diantara variasi konsentrasi serbuk biji
PL, Departemen Kesehatan
pepaya ( Carica Papaya L. ) dengan Republik Indonesia.
persentase kematian terendah sebesar
Dra. Shinta, Msi, dkk. 2014. Laporan Hasil
70 ekor larva (58,33 %). Menyatakan Kajian Pemetaan Status Kerentanan
Vektor Demam Berdarah Dengue
bahwa pengaruh serbuk biji pepaya (
Terhadap Insektisida dan Sejarah
Carica Papaya L. ) terhadap kematian Penggunaan Insektisida di
Indonesia. Pusat Teknologi
larva nyamuk Culex sp.
Intervensi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 112

Fitriana Nurhayani Haryono. 2015. Efikasi Pemanfaatannya Sebagai Buku


Kelambu Celup Cypermethrin 100 Ilmiah Populer. Skripsi.Program
Ec terhadap Nyamuk Culex Studi Pendidikan Biologi.
quinquefasciatus dari daerah Universitas Jember.Jember.
bekasi. Skripsi. Program
Kedokteran Universitas Islam Nafi’ah dan Sulistyowati.
Negeri Syarif Hidayatullah. 2014.Penggunaan Ekstrak Biji
Jakarta. Pepaya (Carica Papaya L)Sebagai
Larvasida Nabati Terhadap
Ginting AM. Uji Dayaguna. 2005. Bacillus Kematian Larva Nyamuk
sphaericus terhadap Mortalitas Anopheles dan Aedes aegypti
Larva Culex quinquefasciatus, Instar III. Jurnal STIGMA.07(01):
Aedes aegypti dan Anopheles 24-27.
aconitus di Laboratorium. Skripsi.
Program Kedokteran Universitas Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi
Sebelas Maret. Surakarta. Kemenkes RI. 2010. Filariasis di
Indonesia. Buletin Jendela
Hapsari. 2012. Efektivitas Ekstrak Buah Epidemiologi. Jakarta.
Belimbing (Averrhoa bilimbi L.)
Terhadap Mortalitas Larva Soedarto PG dan
NyamukAedes aegypti. 1-8. Khayan.2008.Parasitologi Klinik.
AirlanggaUniversity press.
Haryono FN. 2015. Efikasi Kelambu Surabaya.
Celup Cypemethrin 100 EC
terhadap Nyamuk Culex Rahayu, M.T.2014. Efektivitas Granula
quinquefasciatus dari Derah Bekasi Etanol Biji Pepaya (Carica Papaya
Pada Tahun 2015. Skripsi. Program L). Terhadap Mortalitas Larva
Kedokteran Universitas Islam Nyamuk Aedes aegypti.skripsi.
Negeri Syarif Hidayatullah. Jember:FKIP Biologi Universitas
Jakarta. Jember.Jember.

Iskandar I,Horiza H,Fauzi N.2017. Rukmana, Rahmat. 2003. Pepaya


Efektivitas Serbuk Biji Pepaya Budidaya Dan Pasca Panen.
(Carica Papaya Linnaeaus) Sebagai Kanisius. Yogyakarta.
Larvasida Alami Terhadap
Kematian Larva Aedes Aegypty Safar R. 2010. Edisi Khusus Parasitologi
Tahun 2015.Eksakata.18(1):13-18. Kedokteran Protozoologi,
Helmintologi, Entomologi. Yrama
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Widya. Bandung
Infodatin: Pusat Data dan Informasi
Kesehatan RI. Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta.

Lestari,Y. 2016. Toksitas Campuran


Ekstrak Daun Sirih (Piperbetle L.)
dan biji pepaya (Carica papaya L.)
Terhadap Mortilitas Larva Nyamuk
Aedes aegypti L. Dan

You might also like