Professional Documents
Culture Documents
Effectiveness of Papaya Seed Powder (Carica Papaya L.) On Death Types (Larva) Culex SP
Effectiveness of Papaya Seed Powder (Carica Papaya L.) On Death Types (Larva) Culex SP
ABSTRACT
Vector control, especially filariasis disease usually uses synthetic chemical insecticides,
this is a risk of resistance in mosquitoes Culex sp.. as the main vector. Papaya Seed Powder
(Carica Papaya L.) is very good for use as a repellent for larvae Culex sp.because of the
poisons found in papaya seeds called karpaina alkaloids. The purpose of this study was to
determine the effectiveness of papaya seed powder as larvacide Culex sp. This study was an
experimental laboratory with a research design post-test design with control. The treatment
of dose variation is (60 mg, 90 mg, 120 mg,150 mg) and the samples were taken are instar III
and IV larvae. To determine the number of treatments and repetitions using the Randomized
Block Design (RBD) pattern where the treatment in this study was four treatments with six
repetitions. Each treatment contained 20 larvae and performed six repetitions. The results of
this study are the number of percentage deaths respectively at 58.33%, 78.33%, 87.50%,
94.16%. The results of the statistical analysis using the SPSS application with the One
Waytest ANOVA showed a significance of 0,000, which means that the p-value <0.005,
which indicates that the powder of papaya seeds (Carica Papaya L.) is effective for killing
larvae Culex sp. For future researchers and related stakeholders, it is recommended to use
papaya seed powder (Carica Papaya L.) as a natural bioinsecticide and look for other natural
bioinsecticides that are environmentally friendly.
ABSTRAK
ANOVA menunjukkan nilai p value = 0,000 yang artinya bahwa nilai p value < 0,005, yang
mengindikasikan bahwa serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.) efektif untuk membunuh
larva Culex sp. Bagi peneliti selanjutnya dan pemangku kebijakan terkait disarankan untuk
menggunakan serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.) sebagai bioinsektisida alami dan
mencari bioinsektisida alami lain yang ramah lingkungan.
Kata Kunci: Serbuk Biji Pepaya, Jentik Culex sp
PENDAHULUAN
Nyamuk merupakan salah satu jenis Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
serangga yang dapat merugikan manusia RI, 2015).
karena perannya sebagai vektor penyakit. Keberadaan nyamuk yang
Salah satu jenis penyakit yang disebabkan berdekatan dengan kehidupan manusia dan
oleh nyamuk, yaitu filariasis yang hewan dapat menimbulkan masalah yang
ditularkan melalui nyamuk Culex cukup serius dikarenakan nyamuk
sp.(Lestari, 2016). Filariasis merupakan bertindak sebagai vektor beberapa
salah satu penyakit tertua yang paling penyakit yang sangat penting dengan
melemahkan yang dikenal di dunia. tingginya tingkat kesakitan dan kematian
Indonesia termasuk salah satu negara yang ditimbulkannya. Cara yang paling
endemis filariasis. Berdasarkan data yang cepat untuk memutuskan siklus penularan
dilaporkan dinas kesehatan provinsi di adalah secara kimiawi dengan
Indonesia kasus filariasis kronis sepuluh menggunakan larvisida maupun insektisida
tahun terakhir cenderung meningkat. Pada sintetik,tetapi penggunaan senyawa
tahun 2005 ada 8.243 kasus filariasis dan tersebut dapat meningkatkan resistensi
pada tahun 2014 meningkat menjadi nyamuk, pencemaran lingkungan,bahkan
sebanyak 14.932 orang dari 418 kematian bukan sasaran (Sussanti, 2017).
kabupaten/kota di 34 provinsi. Kasus klinis Larvisida yang banyak digunakan
filariasis dilaporkan cenderung meningkat oleh masyarakat luas adalah abate atau
dari tahun ke tahun disebabkan banyaknya temefos.Penggunaan temefos sebagai
kasus yang baru ditemukan seiring dengan larvisida sintetik sangat efektif dalam
kabupaten/kota yang melaksanakan mengendalikan jentik (larva) nyamuk,
pendataan sasaran sebelum pemberian obat tetapi penggunaan yang berulang dapat
pencegahan massal (POPM) filariasis (Info menimbulkan efek samping seperti
gangguan pernapasan dan gangguan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 106
7
larva. Jadi dapat diketahui bahwa
150 94,1
19 18 19 19 18 20 113 18,8 semakin besar konsentrasi dosis
mg 6%
Kontro
120
00,0
maka jumlah kematian larva
0 0 0 0 0 0 0 0
l (-) 0%
semakin banyak. Tingkat
toksisitas dapat dinyatakan toksik karena
Berdasarkan data yang diperoleh dapat mematikan larva Culex sp. pada
sebelumnya bahwa data berdistribusi konsentrasi terendah yaitu konsentrasi 60
normal dan variasi data homogen maka mg dengan jumlah kematian 70 ekor
kedua syarat uji One Way ANOVA (konsentrasi dosis terendah sudah dapat
terpenuhi. menunjukan angka kematian). Konsentrasi
Tabel 5. Hasil Uji One Way ANOVA yang paling efektif untuk membunuh larva
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig. Culex sp. yaitu pada konsentrasi 150 mg
Between
174,833 3 58,728 33,302 0,000
Groups dengan jumah kematian sebanyak 113 ekor
Within
35,000 20 1,750
Groups larva (94,16 %) .
Total 209,833 23
Kematian larva Culex sp. sangat
Berdasarkan Tabel 5 hasil uji dipengaruhi oleh konsentrasi dosis, hal ini
statistik di atas menunjukan hasil yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sangat signifikan, dengan nilai signifikasi oleh Utomo (2010) bahwa konsentrasi
yaitu sebesar 0.000 (p0,05). Ada dosis serbuk biji pepaya (Carica Papaya
perbedaan tingkat konsentrasi dosis serbuk L.) sangat berpengaruh terhadap toksisitas
Biji Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap dan lama residunya di dalam air. Hal ini
kematian jentik (larva) Culex sp. dikarenakan semakin tinggi konsentrasi
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 109
dosis serbuk biji pepaya (Carica Papaya bahwa larva yang digunakan yaitu larva
L.) semakin banyak kematian larva Culex instar III/IV. Larva instar III memiliki
sp.oleh serbuk biji pepaya (Carica Papaya panjang sekitar 4-5 mm dan instar IV
L.). Sementara pada kontrol negatif yang sekitar 5-6 mm (Haryono, 2015). Kemudian
terdapat 120 ekor larva tanpa diberikan di lihat secara mikroskopis untuk
perlakuan dengan penambahan serbuk biji memastikan bahwa larva yang digunakan
pepaya (Carica Papaya L.) tidak adalah larva Culex sp. dengan ciri-ciri
ditemukannya kematian, bahkan larva bisa memiliki shifon 4 kali lebih panjang dengan
berkembang menjadi stadium pupa dan ada ujung meruncing dibandingkan dengan
pula yang berhasil menjadi nyamuk larva yang lain.
dewasa. Hal ini menyatakan bahwa larva Hasil perlakuan larva Culex sp. pada
dalam keadaan baik dan dapat serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.)
menyingkirkan adanya kemungkinan Kematian larva pada penelitian ini
faktor lain atau faktor perancu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
menyebabkan kematian pada kelompok faktor dari kondisi larva maupun faktor
perlakuan. lingkungan. Ditinjau dari kondisi larva,
Berdasarkan hasil uji One Way larva yang digunakan pada penelitian ini
ANOVA didapatkan signifikasi sebesar adalah instar III/IV dimana menurut
0,000 (p< 0,05), dapat di artikan bahwa Haryono (2015) menyatakan bahwa pada
“Ada perbedaan tingkat konsentrasi dosis stadium ini sistem pencernaan larva sudah
serbuk Biji Pepaya (Carica Papaya L.) terbentuk dengan sempurna, sehingga
terhadap kematian larva Culex sp.” alkaloid karpaina dan saponin pada serbuk
1. Hasil Morfologi Culex sp. biji pepaya (Carica Papaya L.) dapat
Pada penelitian ini larva Culex sp. yang bekerja dengan optimum sebagai racun
digunakan yaitu larva instar III/IV. Larva atau toksin pada saluran pencernaan. Hasil
instar III/IV sudah memiliki sistem tersebut sesuai dengan penelitian Wardani
pencernaan yang lengkap sehingga et.al (2010: 36), bahwa semakin tinggi
kematian larva dapat dipastikan karena konsentrasi serbuk yang diberikan maka
perlakuan bukan karena pengaruh faktor semakin banyak pula kandungan minyak
luar. Sebelum dilakukan pengujian, atsiri, flavonoid, alkaloid dan saponin yang
dilakukan pengukuran pada larva diterima atau kontak langsung dengan
menggunakan penggaris untuk memastikan larva pada media penelitian dan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 1, Mei 2019 110