Professional Documents
Culture Documents
1
Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2
Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
3
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analitik
observasional dengan pendekatan cross Gambar 1. Distibusi Frekuensi Usia
sectional. Tujuannya adalah untuk Pasien Appendisitis Akut dan
mengetahui perbandingan jumlah Perforasi
leukosit Appendisitis akut dan Dari gambar 1. jumlah pasien
Appendisitis perforasi di RSUD Dr. H. Appendisitis akut yang berusia di bawah
Abdul Moeloek tahun 2017-2019. 45 tahun sebanyak 25 orang (89%) dan
Populasi penelitian ini adalah di atas 45 tahun sebanyak 3 orang
seluruh responden yang mengalami (11%). Sedangkan jumlah pasien
Appendisitis di RSUD Dr. H. Abdul apendisitis perforasi yang berusia di
Moeloek tahun 2017-2019 dengan teknik bawah 45 tahun sebanyak 21 orang
pengambilan sampel menggunkan teknik (75%) dan di atas 45 tahun sebanyak 7
orang (25%).
Dari hasil analisis tabel 4.3 adalah 3.864, dimana jumlah leukosit
didapatkan bahwa rerata jumlah leukosit terendah 3.500 mm3 dan tertinggi
pasien apendisitis akut adalah 10.223 23.850 mm3
mm3 dengan nilai standar deviasi
Dari hasil analisis tabel 4.4 4.942, dimana jumlah leukosit terendah
didapatkan bahwa rerata jumlah leukosit 6.800 mm3 dan tertinggi 27.100 mm3
pasien apendisitis perforasi adalah
15.056 mm3 dengan nilai standar deviasi
adalah
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 2001). Sedangkan untuk jenis kelamin
bulan Februari 2020 dengan dapat dilihat kelompok pasien apendisitis
menggunakan responden sebanyak 56 akut sebagian besar berjenis kelamin
orang. Berdasarkan hasil penelitian di perempuan sebanyak 17 orang (60.7%),
atas usia pasien kelompok apendisitis sedangkan jenis kelamin kelompok
akut rata-rata berusia 25.67 tahun (Std pasien apendisitis perforasi sebagian
= 13.28) dengan usia termuda 7 tahun besar adalah laki-laki sebanyak 20 rang
dan usia tertua 58 tahun. Sedangkan (71.4%). Hubungan tingginya insiden
usia pasien kelompok apendisitis dengan jenis kelamin belum dapat
perforasi rata-rata berusia 29.35 tahun diketahui penyebab yang jelas karena
(Std =20.77) dengan usia termuda 5 secara anatomi bentuk apendiks laki-laki
tahun dan usia tertua 88 tahun. dan perempuan sama (Marisa, 2011).
Apendisitis merupakan penyakit yang Namun perlu diketahui pada perempuan
sering terjadi pada dewasa muda. sering ditemukan kasus paendisitis akut
Penyakit ini jarang terjadi pada anak- karena adanya positif palsu sebanyak
anak dan orang tua. Insiden apendisitis (20%) terutama pada wanita usia 20-40
semakin meningkat pada pasien di akhir tahun. Positif palsu adalah keadaan
usia belasan dan 20-an (Townsend, pasien menunjukkan apendisitis tapi
hasil pemeriksaan patologi anatomi baik berupa temuan fisik, pemeriksaan
bukan apendisitis yang disebabkan laboratorium maupun pemeriksaan
masalah ginekologis mirip apendisitis. radiografi. Salah satu pemeriksaan
Hal itu mungkin terjadi karena tindakan laboratorium yang sering digunakan
bedah harus dilakukan dengan cepat adalah pemeriksaan jumlah leukosit
sementara penegakan diagnosis belum darah. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan dengan baik (Dani, 2014). digunakan dalam membantu
Dari hasil penelitian di atas dapat mendiagnosis apendisitis. Pasien
diketahui bahwa rata-rata jumlah dengan apendisitis pada umumnya
leukosit kelompok apendisitis akut mengalami leukositosis, yaitu
adalah 10223 mm3 dengan standar peningkatan jumlah leukosit diatas
deviasi 3864.59 mm3, sedangkan rata- 10.000 sel/mm3. Berdasarkan penelitian
rata jumlah leukosit kelompok yang dilakukan Andi Baso (2015)
apendisitis perforasi adalah 15056 dengan menganalisis leukosit pada pada
dengan standar deviasi 4942.44 mm3, panedisits akut dan perforasi,
serta didapatkan nilai p-value = 0.000 memperoleh hasil jumlah leukosit
lebih kecil dari 0.05 (0.000< 0.05) yang 10.0000-18.0000 sel/mm3 banyak
menunjukan adanya perbedaan ditemukan pada pasien apendisits akut
bermakna jumlah leukosit kelompok sebesar (75.7%) dan jumlah leukosit
apendisitis akut dengan kelompok >18.000 sel/mm3 banyak ditemukan
apendisitis perforasi. Dari hasil pada pasien apendisitis perforasi sebesar
penelitian dia atas terdapat peningkatan (90.7%). Pada kasus perforasi,
rata-rata jumlah leukosit antara apendiks mengalami ruptur, pecah atau
kelompok apendisitia akut terhadap berlubang dan kemudian pus yang
apendisitis perforasi sebesar 4832 mm3. terdapat didalam lumen apendiks akan
Hasil penelitian di atas sejalan keluar menyebar ke organ-organ lain
dengan penelitian Sibue (2014) di RSUP maupun di dalam fosa apendiks
DR. Kariadi Semarang dimana diperoleh vermiformis sehingga dapat
nilai p-value=0.001 yang berarti mengakibatkan peritonitis, serta
terdapat perbedaan yang bermakna memungkinkan bakteri akan
antara jumlah leukosit pasien apendisitis berkembang dan menimbulkan infeksi
akut dengan apendisitis perforasi. Hasil yang lebih banyak. Keadaan tersebut
peneltian di atas sejalan juga dengan akan merangsang respon imun tubuh
penelitian Yusmaidi (2015) di mana dengan lebih banyak menghasilkan
diperoleh nilai p-value = 0.000. Hasil leukosit yang berfungsi sebagai
penelitian di atas sama halnya juga pertahanan terhadap agen-agen
dengan penelitin Sesa (2016) di Rumah infeksius. Jumlah leukosit dalam batas
Sakit Umum Anutapura Palu dimana normal yang banyak ditemukan pada
diperoleh nilai p-value =0.000 yang apendisitis akut dapat dipengaruhi
berarti ada perbedaan jumlah kadar pemakaian antibiotic secara bebas oleh
leukosit antara pasien apendisitis akut pasien sebelum masuk rumah sakit
terhadap pasien apendisitis preforasi. (Nasution, 2013).
Appendisitis merupakan salah Keterlambatan dalam
satu kasus tersering dalam bidang bedah mendiagnosis apendisitis akut dapat
abdomen yang menyebabkan nyeri meningkatkan terjadinya komplikasi
abdomen akut dan memerlukan tindakan berupa perforasi. Jumlah leukosit darah
bedah segera untuk mencegah akan meningkat dan terjadi leukositosis
komplikasi yang umumnya berbahaya ringan pada pasien dengan apendisitis
seperti gangrenosa, perforasi bahkan akut dan bahkan leukositosis akan
dapat terjadi peritonitis generalisata semakin berat pada pasien yang telah
(Amalina, 2018). mengalami perforasi (Farooqui, 2014).
Diagnosis apendisitis dapat Nyeri hilang timbul dan tumpul pada
dibuat berdasarkan beberapa temuan, regio epigastrium adalah tanda gejala
yang timbul pada appendisitis akut. Departemen Kesehatan RI. 2015. Riset
Lokasi nyeri berpindah pada titik Kesehatan Dasar. Jakarta:
McBurney, disertai mual, muntah dan Departemen Kesehatan.
anoreksia. Jika diabaikan dalam waktu Gunawan. 2018. Hubungan Rasio
lama akan menimbulkan komplikasi. Neutrofil dan Limfosit dengan
Penegakan diagnosis dan penanganan Apendisitis akut di RSUD Pasar
Minggu Tahun 2018-2019
yang lama akan berakibatkan fatal dan
[skripsi].
meningkatkan terjadinya appendisitis
Marisa, H. I., & RS, M. 2011. Batas
perforasi. Salah satu pemeriksaan angka leukosit antara appendisitis
laboratorium yang cepat dan murah akut dan appendisitis perforasi di
adalah pemeriksaan jumlah leukosit rumah sakit umum daerah
darah. Hal ini digunakan untuk tugurejo semarang selama Januari
mendukung diagnosa appendisitis akut 2009–Juli 2011. Jurnal Kedokteran
dan apendisitis perforasi. Keterlambatan Muhammadiyah, 1.
dalam mendiagnosis apendisitis akut Nasution, A. P. 2013. Hubungan antara
dapat meningkatkan jumlah leukosit Jumlah Leukosit dengan Apendisitis
darah Peningkatan leukosit dalam darah Akut dan Apendisitis Perforasi di
menujukkan adanya proses infeksi atau RSU Dokter Soedarso Pontianak
tahun 2011. Jurnal Mahasiswa
peradangan dalam tubuh. Apendisitis
PSPD FK Universitas
menandakan adanya proses peradangan
Tanjungpura, 1(1).
pada apendiks. Sesuai dengan fungsinya
Sesa, W. C., & Sabir, M. PERBANDINGAN
dalam pertahanan tubuh, leukosit akan ANTARA SUHU TUBUH, KADAR
bermigrasi dari lumen pembuluh darah LEUKOSIT, DAN PLATELET
ke tempat yang mengalami radang DISTRIBUTION WIDTH (PDW)
untuk mefagosit kan, sehingga saat PADA APENDISITIS AKUT DAN
proses peradangan berlangsung terjadi APENDISITIS PERFORASI DI
peningkatan jumlah semakin tinggi RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA
jumlah leukosit menandakan proses PALU TAHUN 2014. Healthy
peradangan yang hebat dan semakin Tadulako Journal (Jurnal
luas daerah peradangannya. Selain itu, Kesehatan Tadulako), 2(2): 24-32.
usia dan onset peradangan juga Sjamsuhidajat R. 2007. Buku Ajar Ilmu
Bedah Edisi 3. Jakarta : EGC.
mempengaruhi jumlah leokosit di dalam
Jakarta
tubuh (Sjamsuhidajat, 2007).
Townsend, M. S., Peerson, J., Love, B.,
Achterberg, C., & Murphy, S. P.
DAFTAR PUSTAKA 2001. Food insecurity is positively
Amalina A. 2018. Hubungan Leukosit Pre related to overweight in
Operasi Dengan Kejadian women. The Journal of
Komplikasi Pasca Operasi nutrition, 131(6): 1738-1745.
Apendiktomi Pada Pasien Vishal, C et,al. 2010. Procalcitonin as the
Apendisitis Perforasi Di RSUP DR. biomarker of Inflammation in
M. Djamil Padang. Jurnal diagnosis of appendicitis in
Kesehatan Andalas, 7(4): 491-497. pediatric patients and prevention
Buckius, M. T., McGrath, B., Monk, J., of unnecessary appendectomies,
Bell, T., & Ahuja, V. 2011. Indian J Surg, :136–141
Changing Epidemiology of Acute
Appendicitis in The United States:
Study Period 1993-2008. J Surg
Res , 185-190
Dani, PC. 2014. Karakteristik Penderita
Apendistis Akut Di Rumah Sakit
Immanuel Bandung Periode 1
Januari 2013-30 Juni 2013. E-
Jurnal Maranatha.