Kemudahan Investor Dalam Proses Investasi Modal Asing Di Banten Rina Yulianti

You might also like

You are on page 1of 18

KEMUDAHAN INVESTOR DALAM

PROSES INVESTASI MODAL ASING DI BANTEN

Rina Yulianti
Email : rina.antinas@gmail.com

Program Studi Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Jakarta Km 4 Serang Banten

Abstracts : Investment is the investment made by local and international companies.


And Banten is one area that many ogled for investment, so Banten had to do a lot of
preparation to provide convenience services. With the increase in the area of investment
will be realized if there is a potential area that can be "sold" to investors, whether it be
natural resources and potential of human resources. The next thing that is very
important is the ability to sell potential. The ability to sell must be supported by the
creation of a conducive environment and support areas such as investment; the
guarantee of security and legal certainty for investment, as well as excellent public
service delivery. If Banten wants advanced economies, the economy must always
improve to increase capital investment and quality of human resources, and increase
prosperity and create jobs. This research approach using qualitative methods. Banten is
an area with a fairly high industrial growth, thus making parties interested in investing.
The results showed that with ease in providing one-stop service and not a lot of
bureaucracy that is passed so as to make investors happy. This is certainly an impact on
investment into Banten. So as to increase rather than the economy Banten, and
absorption of human resources in the field of work.
Keywords : Local Government, Foreign Capital Investment Easiness

PENDAHULUAN Dengan kata lain, baik buruknya suatu


Pelayanan publik adalah pelayanan publik akan sangat
bekerjanya produk administrasi secara ditentukan oleh kualitas sistem
keseluruhan. Keberadaan dan esensi administrasi negara yang dimiliki oleh
sistem administrasi negara sejatinya suatu negara. Sebagai sebuah sistem,
sangat mudah diukur, apakah hak-hak administrasi negara sangat dipengaruhi
masyarakat dalam pelayanan publik oleh subsistem-subsistem lainnya
dapat diselenggarakan dengan baik. seperti subsistem ekonomi, hukum,

176
politik, sosial dan budaya. Keseluruhan investasi. Guna mendukung iklim
subsistem tersebut secara langsung investasi, sektor perizinan menjadi hal
maupun tidak langsung akan penting untuk diperbaiki, karena selama
mempengaruhi tugas negara daam ini pelayanan perizinan masih dianggap
memberikan pelayanan publik dan masih kurang. Banten sendiri memiliki
pemenuhan hak-hak sipil warga negara. sumberdaya alam, pelabuhan
Kegagalan pembangunan dan pelayanan internasional, dan lokasinya yang dekat
publik disebabkan oleh dengan ibukota negara, Banten dapat
ketidakmampuan pemimpinya menjadi salah satu tujuan utama
melakukan perubahan terhadap sistem investasi baik domestik maupun asing.
administrasi negaranya. (Prasojo,2008) Pengembangan suatu daerah
Jenis pelayanan menjadi tiga atau kawasan, selain harus didukung
kelompok, sebagai berikut: pertama, oleh sumberdaya manusia, sumberdaya
kelompok pelayanan administrative, alam, sarana dan prasarana yang
yaitu pelayanan yang menghasilkan memadai, juga diperlukan kegiatan
berbagai bentuk dokumen resmi yang promosi dan publikasi, terutama terkait
dibutuhkan oleh publik. Kedua, dengan upaya untuk meraih dukungan
kelompok pelayanan barang. Ketiga, investasi dan pasar baik domestik
kelompok pelayanan jasa yaitu maupun internasional.
pelayanan yang menghasilkan berbagai Selain industri manufactur yang
bentuk jasa yang dibutuhkan oleh ada di Banten, juga ada sumber daya
publik, misalnnya pendidikan, alam yang dimiliki Banten dan banyak
pemeliharaan kesehatan dan diminati oleh invetor asing atau
penyelenggaraan transportasi. (Ratminto Penanam Modal Asing (PMA), sektor
dan Winarsih: 2008:20) itu meliputi Pertanian, dengan tanaman
Pada kelompok pelayanan pangan, seperti padi, kacang, jagung,
administrative, salah satu jenis singkong,sayuran, jahe, dan lain-lain.
pelayanan umum yang diberikan oleh Juga bidang peternakan, seperti kerbau,
birokrasi adalah pelayanan perizinan. sapi, ayam, kambing; lalu perkebunan,
Pelayanan perizinan merupakan salah seperti kelapa, kelapa sawit, cokelat,
satu faktor bagi berkembangnya karet, melinjo, aren, buah tropis,

177
kayu/hutan. Ada juga perikanan, Propinsi Banten mendorong kegiatan
meliputi, perikanan tangkap, ikan, investasi di sektor sekunder dan tersier.
udang, kerang, rumput laut. Pengembangan kegiatan investasi
Keberlimpahan kandungan dan tersebut ditempatkan di wilayah
pesona alam, tentunya membutuhkan Tangerang, Serang dan Cilegon.
dukungan finansial dalam mengolah dan Sedangkan di wilayah Kabupaten Lebak
mengembangkannya. Secara geografis dan Pandeglang dikembangkan sektor
Propinsi Banten terletak pada posisi primer dan pariwisata. Untuk sektor
yang sangat strategis. Di sebelah utara tersier, pemerintah Propinsi Banten
berbatasan dengan laut jawa, di sebelah telah menyediakan 17 kawasan industri
selatan berbatasan dengan samudra yang tersebar di Kota dan Kabupaten
hindia dan sebelah barat perbatasan Tangerang, Serang dan Cilegon dengan
dengan selat sunda. Selain itu Propinsi potensi lahan yang belum dimanfaatkan
Banten juga sebagai terdekat dari DKI, seluas lebih dari 5.000 Ha. Hal ini
Jawa Barat, dan Lampung serta dilalui berarti bahwa ketersediaan lahan cukup
koridor lalu lintas darat Jawa Sumatera. luas bagi para investor untuk
Secara nasional Propinsi Banten membangun atau memperluas usahanya
merupakan salah satu daerah tujuan di Propinsi Banten (BKPMD: 2012)
investasi yang banyak menarik pihak
investor. Hal ini dapat dimaklumi Peluang Investasi di Provinsi Banten
karena letaknya yang sangat strategis Banten merupakan wilayah yang
tersebut. Dengan kepadatan penduduk sangat dekat dengan pemerintahan
DKI Jakarta yang semakin meningkat ibukota, sehingga membuat wilayah ini
dan kesediaan lahan untuk industri yang sangat mudah untuk di datangi. Hal ini
semakin terbatas, Propinsi Banten menjadi salah satu keunggulan daripada
menjadi wilayah pilihan bagi para Banten. Selain itu Banten juga
investor untuk membangun dan termasulk wilayah yang
memperluas usahanya di bidang industri perkembangannya sangat pesat terutama
dan properti. di bidang industri dan pariwisata.
Saat ini dalam mengembangkan Sehingga banyak dilirik oleh negara
perekonomian daerahnya, pemerintah asing untuk ber-investasi. Tentunya hal

178
ini tidak akan dilepas begitu saja, rumah sakit Islam di Banten. Karena
apalagi faktor wilayah yang dekat warga Banten mayoritas banyak umat
dengan pemerintahan pusat, membuat muslim dan lokasi wilayah Banten tidak
banyak negara melirik Banten. jauh dari bandara Internasional
Tujuh negara berminat Soekarno-Hatta. Sedangkan Uni Emirat
melakukan investasi di Banten. Ketujuh Arab berminat di pelabuhan,
Negara itu adalah Saudi Arabia, Uni infrastruktur, jalan tol dan pariwisata.
Emirat Arab (UEA), Pakistan, Ghana, Nigeria dan Ghana berminat melakukan
Nigeria dan China. Negara-negara invetasi di bidang veterelogi, masalah
tersebut berminat investasi pada bidang perminyakan di Lebak, sementara
pelabuhan, infrastruktur dan KEK Pakistan di sektor pertanian.
pariwisata di Banten. Seperti Menurut BKPMPT ketujuh
disampaikan Kepala Badan Kordinasi negara itu mempertanyakan kepastian
Penanaman Modal dan Pelayanan hukum soal investasi, hak guna tanah
Terpadu (BKPMPT, 2015) Selain atau lahan serta lamanya proses
Banten, Pemerintah RI melalui BKPM perizinan. Mereka sangat antusias
RI juga mengajak Provinsi Banten, untuk melakukan investasi di Banten,
Lampung, dan Jawa Timur. Di Banten oleh karena itu mereka juga tidak mau
peluang investasi, di antaranya KEK investasi yang akan mereka lakukan
Tanjung Lesung, Pelabuhan akan menjadi ganjalan kalau kepastian
Bojonegara, dan Tol Serang- hukumnya tidak terpenuhi dan proses
Panimbang. Pemerintah juga izin yang lama. Negara-negara ini
menjanjikan akan memberikan menginginkan kemudahan dalam hal
kemudahan berinvestasi di Banten. berinvestasi.
Bahkan, Banten selalu masuk lima besar Keberhasilan Banten dalam
tujuan investasi, baik PMA (penanaman menarik minat investasi asing tidak
modal asing) maupun PMDN terlepas dari semangat para badan yang
(penanaman modal dalam negeri). mengurusi investasi dalam memberikan
Selain itu Negara Saudi Arabia pelayanan kepada para investor.
berminat melakukan investasi di bidang Pelayanan yang dimaksud juga
kesehatan, yakni untuk membangun mencakup kemudahan perizinan

179
investasi di Provinsi Banten. 1,4 triliun. Seperti tahun – tahun
Diberlakukannya kebijakan Pelayanan sebelumnya realisasi PMA di Provinsi
Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan Banten lebih besar dibanding dengan
menerapkan pelayanan di satu tempat PMDN. Hal tersebut mengindikasikan
dengan prinsip mempermudah Banten masih menjadi primadona
pelayanan perizinan investasi, semakin penanam modal luar negeri.
mendorong para investor menanamkan
modalnya di Banten, terutama penanam Wilayah Investasi dan Sektor Usaha
modal asing (PMA). Perizinan yang Dari sebaran investasi
mudah disertai pelayanan yang bagus berdasarkan wilayah pada Triwulan III
diyakini akan terus menarik investor (Agustus-Oktober) Tahun 2014, porsi
asing, Tidak berlebihan jika hingga kini, realisasi investasi tertinggi PMA berada
Banten masih menjadi primadona bagi di Kabupaten Tangerang sebanyak 82
investor asing (PMA). proyek dengan nilai investasi 65.375,4
Laporan Kegiatan Penanaman ribu US$, selanjutnya berturut-turut
Modal (LKPM) yang dirilis oleh Kota Tangerang sebanyak 41 proyek
BKPMPT tentang realisasi inevastasi dengan nilai investasi sebesar 11.606,4
Penanaman Modal Dalam Negeri ribu US$, Kabupaten Serang sebanyak
(PMDN) dan Penanaman Modal Asing 27 proyek dengan nilai investasi sebesar
(PMA) selama periode Triwulan III 199.400,4 ribu US$, Kota Cilegon
(Agustus-Oktober) Tahun 2014 realisasi sebanyak 17 proyek dengan nilai
di Banten masih cukup tinggi. Realisasi investasi sebesar 60.206,7 ribu US$,
investasi Penanaman Modal Asing Kota Tangerang Selatan sebanyak 15
(PMA) selama periode Triwulan III proyek dengan nilai investasi sebesar
(Agustus-Oktober) Tahun 2014 1.369,9 ribu US$, dan Kabupaten Lebak
mencapai Rp. 4,7 triliun dengan 187 sebanyak 5 proyek dengan nilai
proyek berada dan di posisi 5 secara investasi sebesar 110.620,9 ribu US$.
nasional. Selanjutnya, Penanaman Pada PMDN, Kabupaten Tangerang
Modal Dalam Negeri (PMDN) berada di juga menempati urutan pertama sebagai
posisi 12 secara nasional dengan 20 tempat tujuan investasi. Diketahui, total
proyek dan nilai investasi mencapai Rp. investasi Kabupaten Tangerang

180
mencapai Rp. 152.233,8 juta dengan 10 peringkat ke-5 setelah Jawa Timur
proyek, Kota Cilegon total investasi dengan total investasi sebesar 448,6 $
sebesar Rp. 1.105.108,2 juta dengan 4 atau sekira Rp. 4,9 triliun. Sementara
proyek, Kabupaten Serang total untuk PMDN, Banten menempati
investasi sebesar Rp. 138.030 juta peringkat ke-12 dengan total investasi
dengan 4 proyek. sebesar Rp. 1,4 triliun.
Untuk Sektor Usaha, di Provinsi Sementara itu, berdasarkan
Banten mayoritas PMA bergerak di negara yang menginvestasikan
sektor industri, perdagangan dan modalnya di Provinsi Banten, Singapura
reparasi dengan total 46 proyek atau merupakan negara dengan nilai
sekira 24,5 persen dari total keseluruhan investasi tertinggi yang mencapai
proyek dengan nilai inevstasi sebesar 151.838,7 (ribu) US$ dengan 20 proyek,
11051,7 (ribu) US$. Sementara untuk disusul Konsorium (Gabungan Negara)
PMDN sektor usaha berada pada bidang sebesar 191.008,7 (ribu) US$ dengan 39
industri logam dasar, barang logam, proyek, Malaysia sebesar 29.184,8
mesin dan elektronik dengan total 9 (ribu) US$ dengan 11 proyek,
proyek atau 45 persen dari proyek Hongkong (termausk RCC) mencapai
keseluruhan dengan nilai investasi 26.521,4 (ribu) US$ dengan 5 proyek,
sebesar Rp. 152,233,8 juta. Berdasarkan Jepang mencapai 8.395,2 (ribu) US$
Laporan Kegiatan Penanaman Modal dengan 22 proyek. Selebihnya (negara
(LKPM) yang diterima oleh BKPM investor), realisasi investasi dibawah
Provinsi Banten, realisasi proyek 8.000 (ribu) US$ dengan rata-rata 7-1
Penanaman Modal Asing (PMA) pada proyek. Keberadaan investor di
Triwulan III (Agustus-Oktober) Tahun Provinsi Banten telah menyerap tenaga
2014 sebanyak 187 proyek dengan nilai kerja secara signifikan. Untuk Januari-
investasi sebesar Rp 4,7 triliun. September 2014 tenaga kerja yang
Sementara Penanaman Modal dalam berhasil diserap mencapai 98813 tenaga
Negeri (PMDN) sebanyak 20 proyek kerja. Yang terdiri dari PMA menyerap
dengan nilai investasi mencapai Rp 1,4 92191 tenagar kerja dan PMDN
triliun. Perlu diketahui, secara nasional menyerap 6622 tenaga kerja.
saat ini masih Banten menempati

181
182
Motivasi ketertarikan PMA secara nasional. Keberhasilan
untuk mengivestasikan di Banten. investasi akan berdampak sistematis
menjelaskan keberhasilan Banten pada bidang lain, seperti
dalam menarik minat investasi asing pengurangan angka kemiskinan,
tidak terlepas dari semangat para peningkatan pelayanan kesehatan,
badan yang mengurusi investasi pendidikan dan kesejahteraan rakyat.
dalam memberikan pelayanan Selain itu untuk mewujudkan iklim
kepada invsetor. Pelayanan itu investasi yang sehat, selain
mencakup kemudahan perizinan membutuhkan aparatur yang
investasi di Provinsi Banten. Selain kompoten, juga regulasi perizinan
itu juga keterbukaan masyarakat estasi yang mendukung. Sesuai
Banten akan masuknya investor dengan visi PTSP yang menjamin
asing dan khususnya pengusaha terselenggaranya pelayanan dengan
daerah yang bisa bekerjasama mudah, nyaman dan profesional.
dengan para PMA dan tentunya
pemerintah daerah. Karena hal ini Investasi di Provinsi Banten dalam
akan membuat perekonomian di Menghadapi MEA
Banten semakin maju dan juga Pelaksanaan Masyarakat
bersaing dengan daerah-daerah Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang
lainya yang ada di Indonesia. akan dimulai pada Desember nanti
Apalagi Banten sangat terbuka tentu akan berpengaruh besar
dengan investor asing yang ingin terhadap perekonomian di Indonesia
menanamkan modalnya. Selain itu dan daerah, tak terkecuali
Banten juga meminta agar para pembangunan ekonomi di Banten.
investor dapat mengikuti peraturan Terbukanya gerbang pasar bebas
terkait investasi sesuai dengan pada MEA 2015, secara otomatis
peraturan yang sudah ada. membuka peluang bagi kegiatan
Hingga kini Banten masih investasi di Provinsi Banten yang
menjadi primadona bagi investor secara langsung akan berdampak
asing, sehingga tidak heran Banten pada perekonomian di Banten.
2014 menduduki peringkat ke lima Sebagai wilayah yang banyak dilirik

183
investor, Banten harus menyiapkan dan iklim usaha yang kondusif,
strategi agar peningkatan penanam sehingga arus modal ASEAN bisa
modal di Banten selaras dengan terdorong ke wilayah Banten. Untuk
peningkatan ekonomi di kalangan itu, pembenahan layanan perizinan
pelaku usaha menengah (UMKM), dan dukungan infrastruktur mutlak
pemerintah harus memberi ruang dilakukan Pemerintah Provinsi
bagi ekonomi kreatif di Banten. Banten. Masyarakat Ekonomi Asian
Penguatan ekonomi kreatif tidak hanya akan menguntungkan
dalam menghadapi MEA akan industri skala besar, industri rumahan
berdampak pada kondusifitas (UMKM-red) juga akan ikut dalam
kegiatan investasi di Banten, bahkan percaturan pasar Asian ini. Oleh
pertumbuhan penanaman modal karena itu, pelaku usaha mikro dan
berdampak pada peningkatan menengah harus berupaya
ekonomi mikro dan menengah. meningkatkan kualitas produk yang
Untuk menciptakan daya saing berdaya saing. Dukungan pemerintah
kegiatan perekonomian di Banten, daerah sangat dibutuhkan.
banyak aspek yang perlu dibenahi,
mulai dari dukungan infrastruktur, Pelayanan Birokrasi Publik dalam
proses perizinan, dan tata kelola Investasi
birokrasi. Komponen-komponen Salah satu pendekatan yang
tersebut berperan penting dalam dapat digunakan sebagai upaya
mendukung kegiatan investasi di mereformasi pelayanan adalah
Banten. Semisal, kegiatan investasi melalui pendekatan New Publik
pada Kawasan Ekonomi Khusus Service (NPS). NPS mencoba
(KEK) Tanjung Lesung secara menemukan kembali makna kepada
langsung akan membuka peluang siapa sesungguhnya pelayanan itu
bagi pelaku usaha ekonomi kreatif diberikan. Nilai yang paling utama
dalam memperomosikan produknya. dalam NPS adalah orientasinya
Masyarakat Ekonomi Asian terhadap hak dan kewajiban yang
(MEA) merupakan momentum dimiliki warga negara untuk
dalam menciptakan iklim investasi memperoleh setiap jenis pelayanan

184
dengan baik. Pemeirntah daerah berbagai kepentingan dan nilai-nilai
harus memiliki pemahaman tentang publik. Tugas pemerintah adalah
berbagai paradigm penyelengaraan melakukan negosiasi dan
pemerintah modern dan mengelaborasi berbagai kepentingan
menajdikannya sebagai landasan warga negara dan kelompok
berpijak untuk melakukan reformasi komunitas. Dengan demikian
birokrasi di semua tingkatan. karakter dan nilai yang terkandung
Berikut ini diuraikan secara dalam pelayanan publik tersebut
singkat prinsip-prinsip NPS yang harus berisi preferensi nilai-nilia
dikembangkan oleh Denhardt dan yang ada dalam masyarakat. Karena
Denhardt (2007), antara lain : masyarakat bersifat dinamis, maka
1. Melayani daripada karakter pelayanan publik juga harus
mengawasi selalui berubah mengikuti
2. Kepentingan publik perkembangan masyarakat.
merupakan tujuan, bukan Berdasarkan paparan di atas
efek samping mengatakan bahwa pelayan publik
3. Berpikir secara strategis, yang baik tentu akan membuka
bertindak secara demokratis peluang sangat besar bagi investor
4. Melayani warga Negara, untuk menanamkan modalnya di
bukan pelanggan. Banten. Dengan pelayanan maksimal
5. Akuntabilitas tidaklah yang diberikan dan kemudahan yang
sederhana didapat tentu akan membuat para
6. Menghargai orang, bukan investor merasa puas dengan apa
sekedar produktivitas yang dilakukan oleh pemerintah
7. Menghargai warga Negara daerah khususnya Banten.
dan pelayan publik lebih dari
orientasi bisnis. Kemampuan Dalam Pelayanan
Dasar teoritis pelayan publik Sumber daya manusia
yang ideal menurut paradigm New merupakan variabel yang
Publik Service yaitu pelayanan menentukan keberhasilan
publik yang responsive terhadap pelaksanaan kebijaksanaan.

185
Kegagalan utama penerapan suatu apa yang dapat dikerjakan oleh
kebijaksanaan dilihat dari sumber seseorang dan bukan apakah ia
daya manusia baik itu jumlah mengerjakan pekerjaaan itu.
pegawai yang tidak mencukupi Dalam kehidupan
maupun kemampuan aparat yang berorganisasi, setiap karyawan
rendah. Oleh karena itu, kemampuan dituntut untuk mempunyai
aparat pelaksana kebijakan kemampuan kerja yang tinggi, dalam
memegang peranan yang sangat arti memiliki kecakapan dan
penting. keterampilan dalam melaksanakan
Kemampuan keseluruhan pekerjaan. Tercapainya tujuan
seseorang pada hakikatnya tersusun organisasi dipengaruhi oleh tujuan
dari dua faktor yaitu kemampuan individu, yaitu pendayagunaan
intelektual dan kemampuan fisik. karyawan secara optimal melalui
Kemampuan intelektual adalah latihan dan pengembangan.
kemampuan yang dibutuhkan untuk Kemampuan merupakan
menjalankan kegiatan mental. Tujuh keterampilan yang diperoleh dari
dimensi yang paling sering dikutip pendidikan, latihan dan pengalaman.
yang membentuk kemampuan Pendidikan yang pernah
inteletual adalah kemahiran diikuti akan sangat mempengaruhi
berhitung, pemahaman verbal, kemampuan baik dalam hal
kecepatan perceptual, penalaran keterampilan maupun pengetahuan
induktif, penalaran deduktif, yang dikuasai. Besarnya peranan
visualisasi ruang dan daya ingat. pendidikan dalam menentukan
Pekerjaan membebankan tuntutan- kemampuan dapat dilihat dari
tuntutan berbeda keapda pelaku pengertian pendidikan itu sendiri,
untuk menggunakan antara lain dikemukakan oleh
Istilah kemampuan kerja Payaman sebagai berikut :
biasanya menunjukan potensi untuk “Pendidikan membentuk dan
melaksanakan suatu tugas yang menambah pengetahuan seseorang
mungkin atau tidak mungkin untuk mengerjakan sesuatu” (
dilaksanakan. Ini menunjukan pada Payaman,1984:144).

186
Kemampuan kerja sangat Berdasarkan UU
dibutuhkan, dengan masuknya Penanaman Modal No. 25 Tahun
investor ke Banten tentu akan 2007 pasal 18 ayat 4, fasilitas
membutuhkan tenaga-tenaga yang yang akan diberikan pemerintah
kompeten dan memiliki keahlian di antara lain potongan PPh
bidangnya masing-masing. Kalau melalui pengurangan
investasi dalam bidang industri tentu penghasilan neto, pembebasan
akan banyak kebutuhan kemampuan atau keringanan Bea Masuk
manusianya dalam bidang teknik, (BM) barang modal, mesin, atau
sedangkan dalam bidang pariwisata peralatan untuk keperluan
tentu akan membutuhkan produksi yang belum dapat
kemampuan dalam bidang lainnya. diproduksi di dalam negeri.
Kecuali itu, pembebasan
Penyelenggaraan Pemberian Ijin atau keringanan BM bahan baku
Investasi di Propinsi Banten atau bahan penolong untuk
Dalam Penanaman Modal keperluan produksi untuk jangka
Asing (PMA) dan Penanaman Modal waktu tertentu dan persyaratan
Dalam Negeri (PMDN) terdapat tiga tertentu. Pembebasan atau
kebijakan yang perlu diperhatikan, penangguhan PPN atas impor
1) Regulasi. Dalam hal ini terkait barang modal, serta penyusutan
dengan peraturan perundang- atau amortisasi yang dipercepat.
undangan dan peraturan daerah Adapun kriteria penerima
yang memberikan keuntungan insentif dalam UU Penanaman
atau kemudahan dalam Modal adalah industri yang
melakukan investasi dan menyerap banyak tenaga kerja,
penanaman modal berskala prioritas tinggi,
2) Insentif. Terkait dengan bergerak dibidang pembangunan
keinginan investor untuk infrastruktur atau alih teknologi,
mendapatkan insentif baik dari dan juga bergerak pada industri
pemerintah pusat maupun dari pionir. Industri tersebut juga
pemerintah daerah. harus berada di daerah terpencil,

187
daerah tertinggal, daerah daerah / local, investor
perbatasan, atau daerah lain menginginkan adanya jaminan
yang dianggap perlu. Bergerak keamanan berusaha. Di
di bidang kelestarian lingkungan Indonesia sering terjadi aksi
hidup, dan industri yang demo yang dilakukan oleh
menggunakan barang modal, penduduk local yang
mesin atau peralatan yang menginginkan putra daerah atau
diproduksi di dalam negeri. penduduk local untuk menjadi
Kriteria lainnya, melaksanakan pegawai pada perusahaan yang
kegiatan penelitian, akan berdiri. Oleh karena itu,
pengembangan, dan inovasi biasanya pemerintah daerah
serta harus bermitra dengan dalam hal ini lurah dan camat
usaha mikro, kecil, menengah. meminta kepada perusahaan
Sementara itu bentuk untuk memberikan persentase
insentif yang diberikan oleh memperkerjakan penduduk
BKPMD Propinsi Banten saat local. Dan meminta kepada
ini masih sebatas memberikan penduduk local untuk ikut
kemudahan dalam pemberian menjaga perusahaan yang ada di
pelayanan perijinan atau lingkungan mereka.
persetujuan usaha.
3) Jaminan keamanan. Investor Ijin Tingkat Daerah
hanya mau menanamkan Dalam rangka pelaksanaan
modalnya jika ada jaminan penanaman modal di Daerah,
keamanan yang diberikan baik setiap perusahaan PMA/PMDN
oleh pemerintah pusat maupun wajib memiliki izin-izin Daerah
pemerintah daerah dan yang diperlukan, terdiri dari
masyarakat local. Factor politik, 1. Surat Persetujuan Prinsip
ekonomi dan keamanan suatu Pembebasan Lahan
Negara sangat mempengaruhi 2. Surat izin Penunjukan
investor jika ingin menanamkan Penggunaan Tanah
modal di Indonesia. Di tingkat

188
3. Izin Mendirikan - Uraian proses produksi dan
Bangunan/izin Penggunaan uraian kegiatan usaha
Bangunan. - Bagi usaha yang
4. Izin Undang-undang dipersyaratkan kemitraan : a)
Gangguan kesepakatan perjanjian
5. Rekomendasi Analisis tertulis mengenai kesepakatan
Mengenai Dampak dengan usaha kecil, b) Akta
Lingkungan (AMDAL) pendirian atau peubah atau
Guna melengkapi risalah RUPS mengenai
pembuktian pemilikan tanah yang penyertaan usaha kecil.
merupakan asset perusahaan, Prosedur
disarankan juga agar menyelesaikan 1. Menyerahkan berkas
Hak Atas Tanah/Sertifikat Tanah. permohonan persetujuan yang
Badan Koordinasi Penanaman disampaikan kepada BKPMD
Modal Daerah (BKPMD) Propinsi propinsi kepada BKPMD
Banten menyelenggarakan beberapa Banten rangkap 2
jenis pelayanan perijinan investasi, 2. Berkas permohonan diproses
yaitu : (diteliti dan diperiksa)
1) Surat persetujuan penanaman 3. Rapat persetujuan
modal baru bagi PMA/PMDN 4. Menyampaikan SK SP
Persyaratan : kepada pemohon dan
- Surat permohonan/Bukti diri tembusan kepada penanaman
pemohon : a) fotocopy akte modal dan investasi terkait.
pendirian perusahaan, b) Jika dalam waktu 3 tahun
fotocopy anggaran dasar, dan sejak tanggal SP dikeluarkan
c) fotocopy KTP. tidak ada realisasi proyek,
- Surat kuasa dari yang berhak maka SP dengan sendirinya
apabila penandatanganan batal.
pemohon bukan dilakukan Biaya : belum ada ketentuan
direksi Waktu : 10 hari kerja
- Fotocopy NPWP. 2) Surat persetujuan perluasan

189
3) Surat persetujuan perubahan Banten ingin lebih mengembangkan
a. Perubahan lokasi lagi proyeksi apa yang dapat
b. Perubahan bidang usaha dan membuat investor lebih rajin untuk
produksi berkunjung ke Banten dan
c. Perubahan investasi dan melakukan investasi, dengan
sumber pembiayaan memberikan kemudahan berinvestasi
d. Perubahaan penggunaan selain juga pemerintah ingin agar
tenaga kerja masyarakat lebih sejahtera dan
e. Perubahan kepemilikan membuka lapangan pekerjaan.
saham PMA Provinsi Banten merupakan
f. Perubahan status PMA daerah yang memiliki andil besar
menjadi PMDN dalam menopang perekonomian
g. Perubahan status PMDN atau nasional. Banten menjanjikan
Non PMDN/PMA menjadi wilayah cukup aman bagi kalangan
perusahaan PMA pengusaha untuk berinvestasi.
h. Perubahan nama perusahaan Bermodal keyakinan itulah, Provinsi
i. Perpanjangan waktu Banten ikut serta menawarkan
penyelesaian proyek potensi 10 proyek investasi unggulan
PMA/PMDN kepada para calon investor. Adapun
4) Surat persetujuan fasilitas proyeki Investasi yang ditawarkan
kepabeanan itu meliputi:
5) Ijin usaha tetap (IUT) 1. Pembangunan Pelabuhan
industry/perdagangan Laut Internasional
6) Angka pengenal importer Bojonegara
terbatas 2. Pembangunan Jalan Tol
7) Ijin kerja tenaga asing Cilegon - Bojonegara
3. Pembangunan Jalan Kereta
Cilegon - Bojonegara
4. Pembangunan Jalur
elain dengan prosedur yang Transportasi Moda Monorel
ada, juga pada tahun 2015 ini,

190
Serpong - Bandara Soekarno Banten dan merupakan investor
Hatta besar di dunia yaitu:
5. Pembangunan Jalan Tol  Blue Scope Steel (Steel) -
Serang - Panimbang Australia;
6. Pembangunan Terminal  Dystar (Chemical) - German;
Transit Bojonegara  Asahimas Chemical
7. Pembangunan Pembangkit (Chemical) - Japan;
Listrik Tenaga Panas Bumi  Charoen Phokpand (Poultry)
8. Pembangunan Tanjung - Thailand;
Lesung Waterfront City  Nikomas Gemilang (Shoes) -
9. Pembangunan Industri Taiwan;
Kerang  Korindo Utama (Automotive)
10. Pembangunan Industri - Republic of Korea;
Rumput Laut  Daekyung Indah Heavy
Di Provinsi Banten, Industry (Metal) - Republic
Bojonegara merupakan proyek of Korea;
investasi yang akan diakselerasi  Dong Jin Indonesia
pertumbuhannya terutama oleh (Chemical) - Republic of
pelabuhan laut yang terintegrasi Korea;
dengan kawasan industri dan  Baiksan Indonesia
terminal petikemas. Feasibility Study (Chemical) - Republic of
atas proyek ini telah dirampungkan Korea;
dengan lahan yang tersedia seluas  Japfa Comfeed (Food) -
500 hektar dan dukungan penuh dari Thailand;
Pemerintah Daerah baik Provinsi  Tifico (Textile) - Japan;
maupun Kabupaten / Kota.  Surya Toto (Sanitary) -
Selain itu banyak sektor yang Japan;
sebelumnya sudah dilirik oleh  Siloam Gleneagles (Hospital)
investor asing dan sampai saat ini - Singapore;
sudah terealisasi. Diantaranya  Swiss-German University
investor asing yang sudah masuk ke (Education) - Germany;

191
 Cabot (Chemical) - USA; memberikan kesejahteraan bagi
 Banten Bay Refinery (oil masyarakat di Banten.
Refinery) - Iran. Selain itu dengan ada MEA
pemerintah daerah juga harus lebih
Simpulan waspada dengan akan membanjirnya
Perbaikan kinerja pelayanan produk-produk asing. Oleh karena itu
birokrasi akan berdampak harus di persiapkan dan
tumbuhnya kepercayaan masyarakat diperdayakan UMKM yang ada,
dan calon investor untuk karena salah satu yang akan
menanamkan investasinya di menompang perekonomian adalah
Propinsi Banten sehingga dapat UMKM yang kreatif. Selain itu
meningkatkan pendapatan asli daerah pemerintah daerah juga harus siap
dan mengurangi pengangguran di bersaing dan lebih berhati-hati di
Propinsi Banten. Perbaikan kinerja dalam mengajak investor yang akan
birokrasi pelayanan publik akan menanamkan modalnya di Banten.
meningkatkan pemerintahan dimata
DAFTAR PUSTAKA
masyarakat, karena dengan kualitas
pelayanan publik yang semakin baik, Buku
Chung, Kae H dan Leon C
kepuasan dan kepercayaan
Meggison. 1991.
masyarakat bisa dibangun, sehingga Organization Behavior
Development Manajerial
legitimasi BKPMD sebagai sebagai
Skill. Harper and Row
tempat penanaman modal semakin Publisher, New York
lebih kuat. Apalagi Banten termasuk
Denhardt dan Denhardt. 2007. The
wilayah yang diminati oleh negara New Public Service, Serving
Not Steering. M.E Sharpe,
luar untuk berinvestasi. Selain itu
USA
kemudahan berinvestasi yang
Direktori. 2008. Peluang Investasi di
diberikan di Banten juga dapat
Propinsi Banten. Badan
membuka kompetisi yang sehat Koordinasi Penanaman
Modal Daerah Propinsi
antara pemilik modal, yaitu
Banten.
bagaimana mereka mendapatkan
Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi
keuntungan tetapi juga dapat
Birokrasi Publik di

192
Indonesia. Gajah Mada Dokumen
University Press, Yogyakarta
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Daerah, 2012 dan 2014
Analisis Multivariat dengan
Program SPSS, Cetakan IV. Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Penerbit Universitas dan Pelayanan Terpadu Provinsi
Diponegoro, Semarang Banten

Mohammad, Ismail. 2003. Undang-undang No. 25 Tahun 2007


Pelayanan Publik dalam Era
Tentang Penanaman Modal
Desentralisasi. (Deputi II
Bidang Kajian Manajemen
Kebijakan dan Pelayanan
Lembaga Administrasi
Negara). Makalah Seminar
yang diselenggarakan oleh
Bappenas (18 Desember
2003).

Purwanto, Erwan Agus. 2008.


Merumuskan Kembali
Agenda Pembangunan
Budaya Birokrasi. Makalah
Dies XV dan Temu Alumni
MAP UGM dengan KR.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih.


2008. Manajemen Pelayanan,
Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan
Citizen’s Charter dan
Standar Pelayanan Minimal.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Saragih, Ferdinan D. 2006.


Menciptakan Pelayanan
Publik yang Prima Melalui
Metode Benchmarking
Praktis. Jurnal Bisnis dan
Birokrasi Vo. XIV No. 3

193

You might also like