You are on page 1of 9

Indonesian Journal of

Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223


Social Sciences and Humanities

KOMPETENSI PERANGKAT DESA TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN DANA


DESA DI KABUPATEN BULELENG

I Putu Gede Diatmika1* dan Sri Rahayu2


1
Faculty of Economics, Ganesha Education University, Singaraja, Bali, Indonesia
2
Faculty of Economics and Management, Samawa University, Sumbawa, NTB, Indonesia
*email: gede.diatmika@undiksha.ac.id

Abstract
The quality of human resources greatly affects the village fund management system. Low
understanding of village fund management affects the preparation of financial reports as well
as the transparency and accountability of regional financial management and village funds.
Village funds can be used to facilitate and change the wheels of the rural economy through
infrastructure development, improving the quality of human resources, health, village
development with the aim of improving community welfare and alleviating poverty. This
research is a qualitative research with a quantitative descriptive approach. A qualitative
approach is a research procedure that produces descriptive data in the form of words or
writings and behaviors that can be observed from the subject itself. The results of the study
indicate that the competence of village officials has a positive influence on the village fund
management system in the village of Panji, Buleleng Regency. The application of the village
fund management system is able to present information that is relevant, clear, complete and
can be justified so that the information presented is easier to understand and can be used by
information users as a reference in decision making.

Keywords: Competence, Village Apparatus, Management System, Village Fund

Abstrak
Kualitas sumberdaya manusia sangat mempengaruhi sistem pengelolaan dana desa. Rendahnya
pemahaman tentang pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap pembuatan laporan keuangan
serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dan dana desa. Dana desa dapat
digunakan untuk memperlancar dan mengubah roda perekonomian dipedesaan melalui
pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, kesehatan, pembangunan
desa dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri. Adapun hasil
penelitian menunjukkan bahwa kompetensi perangkat desa memiliki pengaruh positif terhadap
sistem pengelolaan dana desa di desa Panji Kabupaten Buleleng. Penerapan sistem pengelolaan dana
desa mampu menyajikan informasi yang relevan, jelas, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya sehingga informasi yang disajikan lebih mudah dipahami dan dapat digunakan oleh
pengguna informasi sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

Kata Kunci: Kompetensi, Perangkat desa, Sistem Pengelolaan, Dana Desa

PENDAHULUAN
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa bahwa desa merupakan kesatuan
masyarakat yang memiliki hak serta berwenang untuk mengatur dan mengurus permasalahan
dalam suatu pemerintahan, kepentingan masyarakat untuk menjadi kuat, maju, mandiri dan
demokratis guna mewujudkan dan meningkatkan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan

215
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

masyarakat itu sendiri. Dampak terhadap implementasi Undang Undang Nomor 6 Tahun
2014 dengan pemberian wewenang dan sumber dana pada setiap desa untuk membangun
desa masing-masing dengan memaksimalkan segala potensi yang ada di desa masing- masing
dan mampu menjadi desa yang kuat, maju, mandiri dan demokratis. Pemberian wewenang
dan sumber dana kepada desa diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Alokasi dana desa sejak diberlakukan pemberian dana yang cukup besar bagi desa, terjadi
penurunan jumlah desa-desa tertinggal yang ada di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
terjadi penurunan jumlah desa yang tertinggal sebanyak 6.518 desa selama 2014-2018.
Melalui dana desa yang diberikan diharapkan desa mampu mengembangkan potensi yang
ada sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 desa telah diangkat dari sebagai objek menjadi
subjek kepemerintahan, artinya desa yang awalnya hanya sebagai objek dalam sebuah
pembangunan, namun sekarang desa telah menjadi subjek dalam pembangunan (Hoesada,
2014). Desa menjadi subyek untuk membangun dan meningkatkan segala potensi yang ada
di desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-undang
tersebut menegaskan komitmen politik dan konstitusional bahwa negara melindungi dan
memberdayakan desa sehingga desa menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis dan desa
dapat menciptakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera (Eko, 2014). Dana desa
dapat digunakan untuk memperlancar dan mengubah roda perekonomian dipedesaan melalui
pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, kesehatan,
pembangunan desa dan sebagainya dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Bali sebagai bagian dari Indonesia merupakan
salah satu provinsi yang menerima alokasi dana desa dari Pemerintah Pusat. Menurut
Kementerian Keuangan (2018), berdasarkan alokasi dana desa pada APBN tahun anggaran
2019 Provinsi Bali mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 630.189.586.000. Adapun rincian
Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Bali tahun anggaran 2019
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rincian Alokasi Dana Desa Kabupaten/Kota


di Provinsi Bali Dalam APBN Tahun Anggaran 2019
No. Kabupaten/Kota Dana Desa
1. Badung Rp 52.584.767.000
2. Bangli Rp 61.334.645.000
3. Buleleng Rp 124.026.738.000
4. Gianyar Rp 59.992.299.000
5. Jembrana Rp 49.043.178.000
6. Karangasem Rp 78.718.974.000
7. Klungkung Rp 51.533.982.000
8. Tabanan Rp 118.204.542.000
9. Denpasar Rp 34.750.461.000
Total Rp 630.189.586.000
Sumber : DJPK Kementrian Keuangan, 2018

Rincian penetapan alokasi dana desa disetiap desa diatur dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Bupati Buleleng No 3 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pembagian dan dalam
menetapkan anggaran Dana Desa Tahun Anggaran 2019. Berdasarkan Peraturan Bupati
Buleleng No 3 Tahun 2019 Pasal 5 yang menyatakan bahwa rincian dana desa pada setiap
desa tahun anggaran 2019, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan alokasi
dasar, afirmasi dan formula. Besarnya ADD yang diterima oleh masing-masing desa

216
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

ditetapkan secara proporsional dengan memperhatikan dan mempertimbangkan jumlah


penduduk desa, luas wilayah pada masing- masing desa, melihat angka kemiskinan serta
memperhatikan indeks pada tingkat kesulitan geografis di setiap desa. Melalui PerBup No 3
Tahun 2019 diharapkan alokasi dana desa untuk masing-masing desa dapat dilakukan secara
merata, berkeadilan dan proporsional. Namun besarnya ADD yang diperoleh kabupaten
Buleleng tidak menjadi jaminan bahwa dana desa yang diperoleh terserap secara menyeluruh.
Serapan dana desa disetiap kabupaten masih rendah. Penyerapan dana desa di kabupaten
Buleleng pada tahun 2019 yaitu sebesar 58,94%, sedangkan realisasi kabupaten lain seperti;
kabupaten Tabanan 85,61%, Badung 63,01%, Gianyar 62,08%, Klungkung 55,16%,
Karangasem 81,23%, Bangli 47,94%, Denpasar 50,03% dan Jembrana sebesar 93,28%. Jika
dibandingkan dengan penyerapan dana desa di kabupaten lain maka serapan dana desa di
kabupaten Buleleng juga masih rendah. Permasalahan lain yang dihadapi masih terdapat
beberapa desa yang belum melakukan pengamprahan dana desa.
Suatu proses penyusunan data, menyusun perencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penilaian keuangan desa atau
dana desa untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi alokasi dana desa sehingga dapat
mempermudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan proses dalam
pengelolaan dana desa. Kompetensi perangkat desa merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan penyerapan terhadap dana desa dan dapat menyalurkan dana desa sesuai tujuan
yang telah direncanakan. Kompetensi perangkat desa dapat membantu terlasananya sistem
pengelolaan dana desa dengan baik, efektif dan efisien. Kompetensi dapat diartikan sebagai
kemampuan individu yang berkaitan dengan keterampilan, kepribadian dan pengetahuan
yang digambarkan melalui perilaku atau kinerja seseorang yang pada dasarnya dapat diamati,
diukur serta dievaluasi. Kompetensi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan organisasi.
Kompetensi sumber daya manusia yang tinggi mampu meningkatkan kualitas kinerja suatu
organisasi. Dalam hal ini, kurangnya kompetensi aparat desa, akan berpengaruh terhadap
pencairan dana desa periode berikutnya dan dapat menyebabkan timbulnya permasalahan
pada bagian administrasi pengelolaan dana desa, hal ini tentu dapat mempengaruhi
penyerapan dana desa (Rismawati, 2019).
Keterlambatan dalam penyusunan APBDes yang dilakukan oleh perangkat desa
mengakibatkan terkendalanya pencairan dana desa pada periode berikutnya. APBDes
merupakan salah satu syarat mutlak dalam pengajuan pencairan dana desa. Sasaran Anggaran
yang telah ditetapkan oleh desa menjadi faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan
pengelolaan dana desa. Kejelasan sasaran anggaran adalah sejauh mana tujuan anggaran
ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan anggaran dapat dimengerti oleh orang yang
bertanggungjawab atas pencapaian anggaran tersebut (Bangun, 2009). Apabila pemerintah
desa atau perangkat desa dalam menyusun anggaran, sasarannya kurang jelas maka dapat
dapat mengakibatkan terhambatnya pencairan dana desa dan terhambatnya pelaksanaan dan
pengalokasian dana desa. Selain itu, sasaran anggaran yang kurang jelas menyebabkan
pemerintah desa akan mengalami kesulitan dalam mempertanggungjawabkan sisteem
pengelolan dana desa.
Sistem pengelolaan dana desa yang dirancang dan dijalankan secara baik akan
menjamin dilakukannya prinsip stewardship dan accountability dengan baik pula.
Pemerintah atau perangkat desa perlu memiliki sistem pengelolaan dana desa yang tidak
hanya berfungsi sebagai alat pengendalian transaksi keuangan, akan tetapi sistem tersebut
hendaknya mendukung pencapaian tujuan pengelolaan dana desa. Menurut Mulyadi (2001),
sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Formulir atau dokumen
merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Peraturan

217
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 menjelaskan sistem akuntansi


pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pemerintah.
Kualitas sumberdaya manusia juga sangat mempengaruhi sistem pengelolaan dana
desa. Rendahnya pemahaman tentang pengelolaan dana desa berpengaruh terhadap
pembuatan laporan keuangan serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah dan dana desa. Hal mendasar tersebut harus dimiliki aparat pemerintah daerah atau
perangkat desa, namun di Kabupaten Buleleng masih ada perangkat desa yang memiliki
kualitas SDM rendah sehingga berpengaruh pada sistem pengelolaan dana desa dan
pelaporan keuangan. Sidik (2002) menyatakan bahwa masih rendahnya kondisi aparatur
pemerintah daerah saat ini, terutama dalam hal pengelolaan keuangan daerah dan
pengelolaan dana desa. Adapun Subroto (2009) mengungkapkan bahwa secara umum dalam
memberikan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa secara teknis sudah baik, akan tetapi
dalam hal yang berkaitan dengan pertanggung jawaban administrasi keuangan, kompetensi
sumber daya manusia pengelola menjadi kendala utama. Kualitas pelaporan keuangan dan
pengelolaan dana desa di Kabupaten Buleleng masih mengalami berbagai kendala. Belum
baiknya sistem pengelolaan dana desa yang diterapkan dan rendahnya pemahaman terhadap
pengelolaan dana desa merupakan beberapa kendala yang dihadapi pemerintah daerah
ataupun perangkat desa di Kabupaten Buleleng.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif kualitatif. Lokasi
penelitian di desa Panji Kabupaten Buleleng. Pemilihan lokasi pada desa Panji dengan
pertimbangan bahwa desa Panji proses pencairan dana desa sudah terjadi dan programnya sudah
dalam tahap pelaksanaan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan peninjauan
langsung pada desa Panji untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kesiapan dan
penatausahaan sistem pengelolaan dana desa yang sedang berjalan untuk memperoleh gambaran
tentang kesiapan dan proses serta format pelaporan dana desa. Wawancara dilakukan dengan
bertanya langsung kepada nara sumber mulai dari kepala desa, sekretaris desa, badan perwakilan
desa dan masyarakat terkait pengelolaan dana desa termasuk juga pelaporannya. Analisis
kualitatif dalam penelitian ini terdiri atas reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan
(verifikasi). Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data.
Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri (Iman Gunawan, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa baik kemampuan instrument
penelitian dalam mengukur instrument sebagai alat ukur penelitian. Untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan alat ukur dalam memenuhi persyaratan validitas pada dasarnya digunakan
Pearson Correlation. Dengan ketentuan data dapat dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel
dikatakan bahwa item pernyataan dan apabila r hitung < r tabel dapat dikatakan bahwa item
pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2011). Selain itu, indikator dapat dinyatakan valid
apabila memiliki nilai sig. < 0,05 dan apabila nilai sig. > 0,05 maka item pernyataan
dikatakan tidak valid. Adapun hasil uji validitas variabel kompetensi perangkat desa (X) dan
variabel sistem pengelolaan dana desa (Y) bahwa masing masing item pernyataan pada setiap
variabel penelitian memiliki r hitung lebih besar daripada r tabel dan nilai Signifikan untuk
semua item lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan
dinyatakan valid. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 1 berikut.

218
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

Tabel. 1 Uji Validitas


Variabel Pernyataan r Hitung r Tabel Sig. (2 tailed) Keterangan
1 0,779 0,184 0,000 Valid
2 0,679 0,184 0,000 Valid
Kompetensi
3 0,738 0,184 0,000 Valid
Perangkat desa
4 0,757 0,184 0,000 Valid
(X)
5 0,693 0,184 0,000 Valid
6 0,778 0,184 0,000 Valid
Sistem 1 0,684 0,184 0,000 Valid
Pengelolaan 2 0,750 0,184 0,000 Valid
Desa Desa (Y) 3 0,751 0,184 0,000 Valid
4 0,755 0,184 0,000 Valid
5 0,744 0,184 0,000 Valid

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan kestabilan dan konsistensi sebuah alat
ukur yang merupakan indikator dari variabel. Menurut Ghozali (2011), instrument yang
reliabel adalah instrument yang tetap konsisten bila dilakukan pengukuran beberapa kali
namun tetap menghasilkan data yang sama terhadap gejala atau objek yang sama. Variabel
penelitian dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha (α) > 0,70. Hasil uji
reliabilitas data disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s AlphaKeterangan
Kompetensi Perangkat desa 0,803 Reliabel
Sistem Pengelolaan Dana Desa0,780 Reliabel
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua variabel memiliki nilai
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70. Variabel kompetensi perangkat desa mempunyai
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,803. Variabel sistem pengelolaan dana desa mempunyai
nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,780. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa instrumen
penelitian yang digunakan adalah reliabel dengan kata lain instrumen memiliki konsistensi
apabila dilakukan pengukuran secara berulang.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi perangkat desa memiliki
pengaruh positif terhadap sistem pengelolaan dana desa di desa Panji Kabupaten Buleleng. Kualitas
pengetahuan, keterampilan, keahlian yang baik yang dimiliki perangkat desa di desa Panji dan
semakin baik kepribadian yang dimiliki perangkat desa berdampak pada kualitas kinerja perangkat
desa tersebut dalam pengelolaan dana desa serta dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Melalui peningkatan kinerja perangkat desa dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara
keseluruhan sehingga tercipta keberhasilaan dalam pengelolaan dana desa. Atiningsih & Ningtyas
(2019), menyatakan bahwa semakin baik kompetensi setiap individu dalam suatu organisasi
perangkat desa, maka akuntabilitas pengelolaan dana desa juga dapat berjalan dengan baik pula.
Selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan Masruhin & Kaukab (2019), juga menunjukkan
bahwa kompetensi yang dimiliki aparat desa membuktikan pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan dalam pengelolaan dana desa.
Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi dapat berpengaruh terhadap kinerja
organisasi dalam mewujudkan pengelolaan dana desa yang sesuai rencana dan tepat sasaran, begitu
juga pada pengelolaan keuangan desa akan terlaksana dengan baik ketika aparatur desa memiliki
kompetensi yang baik. Kompetensi perangkat desa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
aparat desa yang berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan, keahlian dan kepribadian yang dapat

219
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

menunjang kinerja perangkat desa untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan dana desa
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk dapat menjalankan tugas dengan baik
dalam hal pengelolaan dana desa, maka perangkat desa harus memiliki kompetensi yang sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Aparat desa berpandangan bahwa kemampuan dalam pengelolaan
dana desa termasuk dalam hal mencari solusi untuk pemecahan suatu masalah adalah hal yang
penting dan harus dimiliki oleh setiap perangkat desa di desa Panji Kabupaten Buleleng. Selain itu,
peningkatan pengetahun dan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada
perangkat desa dapat meningkatkan kinerja perangkat desa dalam pengelolaan dana desa. Pelayanan
yang diberikan dengan baik menunjukkan kompetensi seseorang yang baik dan dapat menunjang
keberhasilan pengelolaan dana desa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bapak Komang Astika
selaku Sekretaris Desa di Desa Panji yang menyatakan bahwa:

“.....perangkat desa di desa Panji telah mengikuti pelatihan yaitu pelatihan dalam
penyelenggaraan, penatausahaan dan pertanggungjawaban dana desa, namun
saya akui bahwa pelatihan tersebut masih harus terus dilaksanakan mengingat
bahwa sumberdaya manusia yang kita miliki di desa Panji ini, sangat memerlukan
pemahaman sistem pengelolan dana desa secara berkelanjutan agar mereka dapat
lebih memahami dan dapat malakukan pekerjaannya dengan baik, tepat waktu,
sehingga harapan kita bahwa dalam pengelolaan dana desa dapat terlaksana
sesuai harapan.....”

Alokasi dana desa yang kini disalurkan setiap tahunnya kepada seluruh desa dalam
penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan, setiap desa mendapat alokasi anggaran
yang cukup besar dan pengelolaannya telah dilakukan secara mandiri. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,
disebutkan bahwa kepala desa wajib menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa
yang dapat dipertanggungjawabkan kepada bupati/ walikota melalui camat paling lambat 1 bulan
setelah akhir tahun anggaran. Dengan jumlah dana yang tidak sedikit, tidak menutup kemungkinan
adanya tindakan penyelewengan yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa yang harus
dipertanggungjawabkan secara akuntabilitas. Pengalokasian dana desa juga dapat menimbulkan
kekhawatiran bagi sejumlah kalangan. Hal ini dapat terjadi apabila perangkat desa belum memiliki
kompetensi dalam memahami sistem pengelolaan dana desa. Tentunya ini akan menjadi suatu
tantangan dalam pemanfaatan dana desa. Di Kabupataen Buleleng, pemerintah daerah memainkan
peranan penting dalam memberikan perhatian atas kapabilitas penyelenggara pengelolaan dana desa
dengan membuat suatu petunjuk pengelolaan dana desa yang lebih rinci dalam rangka
penyelenggaraan, penatausahaan dan pertanggungjawaban dana desa. Meski demikian Kepala desa
dan aparatur desa masih perlu diberikan pemahaman melalui pelatihan atau sosialisasi mengenai
sistem pengelolaan dana desa dan cara pertanggungjawaban dana desa. Sehingga tidak
berurusan dengan hukum, maka perangkat desa, terutama kepala desa harus berhati-hati dalam
mengelola dana desa. Tujuan pengembangan perangkat desa adalah untuk memperbaiki efektifitas
kerja perangkat desa dalam mencapai hasil-hasil kerja yang sesuai dengan harapan dan telah
ditetapkan (Heidjarachman, 2008:74). Perangkat desa atau perangkat desa yang kurang memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang bidang tugasnya dapat mengalami kesulitan dan
keterlambatan dalam bekerja, yang dapat berakibat pada pemborosan bahan, waktu dan biaya.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Sekretaris Desa di Desa Panji menyatakan bahwa
penerapan aplikasi sistem keuangan desa dalam pengelolaan dana desa juga dilakukan oleh
perangkat desa sehingga melalui kompetensi perangkat desa berpengaruh terhadap keberhasilan
pengelolaan dana desa di desa Panji. Penerapan aplikasi sistem keuangan desa atau sistem
pengelolaan dana desa dapat mempermudah perangkat desa dalam menjalankan tugas- tugasnya
sebagai penyelenggara pemerintahan desa. Pengelolaan dana desa yang begitu besar dari pemerintah

220
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

pusat menuntut perangkat desa untuk dapat mempertanggungjawabkan alokasi dana desa guna
mewujudkan tata kelola yang baik dan tepat sasaran. Untuk menciptakan tata kelola yang baik dalam
pengelolaan dana desa selain kualitas sumberdaya manusia yang baik perlu adanya suatu sistem
informasi yang memadai yaitu dengan penerapan aplikasi sistem keuangan desa atau sistem
pengelolaan dana desa yang dapat menunjang kinerja perangkat desa. Berdasarkan hasil wawancara
bersama Sekretaris Desa di Desa Panji Bapak Komang Astika juga menyatakan bahwa:

“…..kami tidak pernah mengalami keterlambatan pencairan dana desa karena


laporan pengelolaan dana desa yang kami susun tepat waktu dengan
memanfaatkan system pengelolaan dana desa, hal ini juga didukung oleh
kompetensi perangkat desa yang dapat bekerja dengan baik, jadi kompetensi
perangkat desa yang dapat bekerja dengan baik dengan pemanfaatan system
pengelolaan dana desa juga sangat membantu terlaksananya program- program
pembangunan dan pemberdayaan, sehingga dana desa dapat tersalurkan sesuai
anggaran yang ada dan sesuai rencana yang sudah di susun bersama masyarakat
desa Panji…..”

Melalui aplikasi sistem pengelolaan dana desa atau sistem keuangan desa dapat
mempermudah pekerjaan perangkat desa di desa Panji, begitu pula dalam melakukan penyusunan
laporan keuangan dana desa dapat dilakukan secara akuntabel dan transfaran. Kinerja perangkat
desa di desa Panji dapat dengan mudah diselesaikan melalui kompetensi yang dimilikinya.
Penerapan sistem pengelolaan dana desa mampu menyajikan informasi yang relevan, jelas, lengkap
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga informasi yang disajikan lebih mudah
dipahami dan dapat digunakan oleh pengguna informasi sebagai acuan dalam pengambilan suatu
keputusan. Selaras dengan hasil penelitian Julianto & Dewi (2019) yang menjelaskan bahwa
penerapan sistem keuangan desa yang dilakukan perangkat desa dapat meningkatkan keberhasilan
dalam pengelolaan dana desa, hal ini juga didukung oleh kompetensi perangkat desa yang mampu
memanfaatkan sistem pengelolaan dana desa dengan baik. Sistem pengelolaan dana desa juga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana desa serta dapat mempercepat
proses pencairan dana desa untuk periode berikutnya. Hal ini dikarenakan laporan realisasi periode
sebelumnya telah dilakukan sesuai laporan pertanggungjawaban keuangan desa dan dilakukan
secara tepat waktu sehingga pencairan periode berikutnya tidak mengalami keterlambatan.

SIMPULAN (PENUTUP)
Pemberian wewenang dan sumber dana kepada setiap desa untuk membangun desa
dengan memaksimalkan pengelolaan pada potensi desa yang dimiliki dan menjadi desa yang
kuat, maju dan desa yang mandiri serta demokratis. Pemberian dana desa bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun desa yang mandiri secara ekonomi.
Desa panji di Kabupaten Buleleng sebagai salah satu desa yang memperoleh Dana Desa.
Tersalurnya pemanfaatan Dana Desa dengan baik dibuktikan dengan dibangunnya
infrastruktur, sarana dan prasarana sebagai penunjang kualitas hidup masyarakat dan sebagai
penunjang aktivitas ekonomi masyarakat, dibangunnya unit posyandu dan sarana air bersih
yang dapat dimanfaatkan masyarakat di desa Panji. Kompetensi perangkat desa dalam
memanfaatkan dana desa melalui sistem pengelolaan dana desa merupakan salah satu faktor
yang dapat mendukung dan mendorong efektivitas terlaksananya berbagai program
pemanfaatan Dana Desa. Peran serta masyarakat terhadap penggunaan dan pemanfaatan dana
desa juga merupakan keterlibatan masyarakat yang sangat penting agar penggunaan dan
pemanfaatan dana desa bisa tepat sasaran dan manfaatnya sesuai dengan kepentingan
masyarakat. Melalui sistem pengelolaan dana desa juga dapat meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan dana desa serta dapat mempercepat proses pencairan dana desa

221
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

untuk periode berikutnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Melalui kesempatan ini kami sebagai peneliti mengucapkan terimakasih atas sambutan
hangat masyarakat di Desa Panji, terimakasih juga kepada Kepala Desa dan Sekretaris Desa di Desa
Panji beserta jajarannya atas segala informasi yang telah diberikan kepada tim peneliti dengan baik
sesuai kebutuhan peneliti. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati kami tim peneliti mengharapkan
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Atiningsih, S., dan Ningtyas, A. C. 2019. Pengaruh Kompetensi Aparatur Pengelola Dana
Desa, Partisipasi Masyarakat dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 10(1),
pp:14-25.

Eko, Sutoro. 2014. Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta: Forum Pengembangan


Pembaharuan Desa (FPPD).

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hoesada, J. 2014. Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP).

Julianto, I Putu dan Dewi, G A K R, Sari. 2019. Pengaruh Partisipasi Masyarakat, Penggunaan
Sistem Keuangan Desa, Kompetensi Pendamping Desa Serta Komitmen Pemerintah
Daerah Terhadap Keberhasilan Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 4,
No.1.

Kementerian Keuangan. 2018. APBN 2018. http:// www.kemenkeu.go.id/ apbn2018. Diakses


pada tanggal 06 Agustus 2020.

Kementerian Keuangan. 2018. Rincian Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten/Kota di Bali
Dalam APBN Tahun Anggaran 2019. Diakses pada tanggal 06 Agustus 2020.

Mulyadi dan Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.

Masruhin, Anam, M. Dan Kaukab, Elfan. 2019. Pengaruh Kompetensi Aparatur, Komitmen
Organisasi, Partisipasi Masyarakat dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Pengelolaan
Dana Desa (Studi Empiris Pada Perangkat Desa Di Kecamatan Mojotengah Kabupaten
Wonosobo). Journal of Economic, Business and Engineering Vol. 1, No. 1, Oktober 2019.

Rismawati, Tika. 2019. Pengaruh Kompetensi Aparat Pengelola Dana Desa, Partisipasi
Masyarakat, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap

222
Indonesian Journal of
Vol. 1 No. 4. 2020: 215-223
Social Sciences and Humanities

Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa. (Studi Empiris Pada Desa Di Kecamatan


Bandongan).

Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Restribusi Daerah Dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Orasi Ilmiah STIA LAN Bandung.

Subroto, Agus. 2009. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Pengelolaan Alokasi
Dana Desa di Desa-desa Dalam Wilayah Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung
Tahun 2008).

223

You might also like