You are on page 1of 8

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X

Weight Loss on the Ketogenic Diet is Greater Than the Atkins Diet
1 Ilham Pratama, 2Siti Annisa Devi Trusda, 3Mia Kusmiati
1
Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung,
2
Departemen Bagian Biokimia, Universitas Islam Bandung,
3
Departemen Bagian Biokimia, Universitas Islam Bandung,

Abstract. Obesity has rapidly raised around the world, it raises twice since 1980. Obesity is accumulating
abnormal or excessive fat inside the body which was signed by increase of body's weight and Body Mass
Index (BMI). One of the strategies to cure or prevent obesity is doing diet. There is so many types of diet
has been used by the people, such as ketogenic diet, Atkins diet, and many more. There's no valid data about
diet's protocol that very effective. The purpose of this research to give description and data about the diet's
effectiveness in decreasing body's weight. The research method is analytic observational with cross sectional
study design. Subject in this research uses total population from women that doing Atkins diet and ketogenic
diet in Dietplus catering Bandung in the year 2017-2018 as much 48 people. The data was analysed used
ANOVA test. The result shows that there was a different body weight decreases to the people that doing
Atkins diet and ketogenic diet with the highest decreases of body weight was ketogenic diet with difference
in weight loss before and after 2,0 kg and value p=0,01 (p value ≤0,05) while the difference weight loss
before and after of Atkins diet 1,2 kg and value p=0,01 (p value ≤0,05) This is because the ketogenic diet
occurs more massive lipolysis campared to the Atkins diet, changing the state of the body when fasting more
than 18 hours.
Keywords: Atkins diet, BMI, Body weight, Ketogenic diet, Mayo diet

Penurunan Berat Badan pada Diet Ketogenik Lebih Besar


Dibandingkan dengan Diet Atkins

Abstrak. Kejadian obesitas meningkat pesat di dunia, peningkatan ini hampir dua kali lipat sejak tahun 1980.
Obesitas adalah akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan dalam tubuh, ditandai dengan peningkatan
berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Salah satu strategi yang dipilih dalam menangani dan
mencegah obesitas adalah melalui diet. Bermacam jenis diet banyak berkembang di masyarakat, seperti diet
ketogenik, diet Atkins, diet mayo, dan jenis diet lain. Belum ada data pasti tentang protokol diet apa yang
paling efektif. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan data mengenai diet
yang paling efektif dalam menurunkan berat badan. Metode penelitian ini menggunakan observasional
analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah total populasi dari wanita yang
melakukan diet Atkins dan diet ketogenik di Katering Dietplus Bandung pada tahun 2017-2018 sejumlah 46
orang. Data penelitian dianalisis menggunakan ANOVA test. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan penurunan berat badan pada wanita yang melakukan diet Atkins dan diet ketogenik dengan
penurunan terbesar pada diet ketogenik dengan selisih penurunan berat badan sebelum dan sesudah 2,0 kg
dan nilai p=0,01 (nilai p≤0,05), sedangkan pada diet Atkins selisih penurunan berat badan sebelum dan
sesudah 1,2 kg dan nilai p=0,01 (nilai p≤0,05). Hal ini disebabkan karena pada diet ketogenik terjadi lipolisis
yang lebih masif dibandingkan dengan diet Atkins, menyerupai keadaan tubuh saat berpuasa lebih dari 18
jam.
Kata kunci: Berat Badan, Diet Atkins, Diet ketogenik, IMT
.

Korespondensi: Ilham Pratama. Prodi Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran,


Universitas Islam Bandung, Jalan Taman Sari No. 22, 40116, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Hp:
081213707502 Email: ilhampratama102@gmail.com

626
Penurunan Berat Badan pada Diet Ketogenik… | 627

Pendahuluan Tubuh (IMT), IMT merupakan hasil


perhitungan berat badan dalam
Obesitas adalah suatu
kilogram dibagi dengan tinggi badan
keadaan abnormalitas berupa
kuadrat dalam satuan meter. Pada
akumulasi lemak yang berlebih,
orang dewasa dikatakan kelebihan
terdeposit di jaringan adiposa.12 Pada
berat badan apabila nilai IMT lebih
tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar
dari sama dengan 25 (≥25) dan
(39%) usia di atas 18 tahun masuk
obesitas apabila nilai IMT lebih dari
kedalam kategori overweight atau
sama dengan 30 (≥30).5,6,7,8
kelebihan berat badan. Di dunia,
Kesadaran masyarakat saat
sebanyak 650 juta orang (13%) di
ini terhadap kesehatan, khususnya
antaranya menderita obesitas, 41 juta
pada usia muda, cenderung
anak-anak di bawah usia 5 tahun
meningkat. Oleh karena itu
masuk kategori obesitas, dan lebih
masyarakat banyak yang melakukan
dari 340 juta anak-anak usia 5 – 19
tindakan preventif dalam menangani
tahun menderita obesitas.3
masalah obesitas, seperti dalam
Berdasarkan data Survei
mengatur gaya hidup dengan
Indikator Kesehatan Nasional
melakukan olahraga dan diet untuk
(SIRKESNAS) tahun 2016,
menghindari faktor risiko obesitas
prevalensi penduduk yang
tersebut. Selain karena kesehatan,
mengalami obesitas sebesar 33,5%.
kebanyakan masyarakat tidak ingin
Dari data tersebut prevalensi wanita
memiliki tubuh yang gemuk agar
(41,4%) lebih tinggi dibandingkan
dapat lebih percaya diri dan terlihat
laki-laki (24,0%), prevalensi di
menarik dihadapan orang banyak.
perkotaan (38,3%)4 lebih tinggi
Tetapi dengan kesibukan masyarakat
dibandingkan dengan pedesaan
saat ini, banyak yang tidak dapat
(28,2%), dan prevalensi tertinggi ada
meluangkan waktunya untuk
pada usia 40-49 tahun (38,8%).1
berolahraga. Karena itu, mereka
Berdasarkan riskesdas 2013 di Jawa
lebih memilih untuk memerhatikan
Barat, hampir 20% penduduk
asupan makanannya dengan cara diet.
mengalami obesitas atau hampir 78
menyamai prevalensi rata-rata
Diet adalah pengaturan pola
obesitas nasional. Menurut data
makan, baik porsi, ukuran maupun
riskesdas 2007, penduduk Kota
kandungan gizinya. Terdapat
Bandung dengan usia di atas 15
berbagai macam tipe diet yang
tahun 25,9% mengalami kelebihan
tersedia saat ini, diantaranya dari diet
berat badan dan prevalensi wanita
vegetarian, diet rendah kalori rendah
lebih tinggi dibandingkan laki-laki
karbohidrat, diet rendah kalori tinggi
(33,3%:18,5%).5
protein, diet rendah kalori rendah
Terdapat banyak faktor risiko
lemak, diet rendah kalori tinggi
seseorang dapat mengalami obesitas,
lemak dan protein, food combining,
diantaranya faktor genetik, asupan
diet berdasarkan golongan darah,
makanan yang tidak sehat, aktivitas
diet mayo, diet ketogenik, dan diet
fisik yang kurang, sosioekonomi,
Atkins.7,9,1,0
dan lingkungan dengan pola hidup
Diet ketogenik merupakan
tidak sehat. Penilaian obesitas dapat
diet yang tinggi asupan lemak dan
diukur dari nilai Indeks Massa

Pendidikan Kedokteran
628 | Ilham Pratama, et al.

protein tetapi rendah karbohidrat. dilakukan dengan menggunakan


Diet Atkins adalah diet dengan timbangan berat badan yang
rendah karbohidrat dan tinggi asupan memiliki ketelitian 0,1. Dilakukan
protein dan lemak yang mana hampir dengan cara subjek memakai pakaian
serupa dengan diet ketogenik, tetapi setipis mungkin dan tanpa alas kaki,
terdapat perbedaan antara keduanya berdiri di tengah timbangan yang
dimana diet Atkins memiliki fase- sudah dikalibrasi terlebih dahulu,
fase yang harus diikuti oleh orang dan baca hasil pengukurannya
yang sedang melakukan diet tersebut. sampai 0,1 kg. Dapat dilakukan tiga
Sedangkan diet ketogenik tanpa ada kali dan diambil rata-rata untuk
fase-fase yang harus dijalani. mendapatkan hasil yang lebih akurat,
Tujuan dari penelitian adalah dan angka pengukuran yang
Untuk mengetahui perbedaan diperoleh dalam skala kilogram (kg).
efektivitas diet ketogenik dan diet Hasilnya dicatat dan
Atkins pada wanita usia produktif ditabulasi untuk diidentifikasi dan
dinilai dari perubahan berat badan. dibandingkan antara sebelum dan
sesudah melakukan diet ketogenik
Metode
dan diet Atkins.
Rancangan penelitian ini Sampel yang diambil adalah
adalah penelitian observasional wanita yang memenuhi kriteria
prospektif pre test dan post-test. inklusi. Kriteria inklusi pada
Pengambilan data diambil dari data penelitian ini, yaitu wanita usia
primer berupa pengukuran berat produktif usia 30-45 tahun,
badan dari responden yang akan mengikuti program katering diet,
dilakukan di rumah responden melakukan 1 tipe diet baik itu diet
masing-masing. Penelitian ini Atkins atau diet ketogenik dengan
dilakukan dengan metode overweight atau obesitas (IMT
pengambilan sampel purposive tinggi), dan tidak melakukan
sampling. Pemilihan sampel olahraga berat. Teknik pengambilan
dilakukan pada pelaku diet yang sampel yang diambil adalah
berlangganan katering menu diet purposive sampling pada populasi
ketogenik dan Atkins disalah satu terjangkau. Populasi terjangkau
katering diet di Bandung yaitu Diet penelitian ini adalah wanita pelaku
Plus Bandung. Penentuan ukuran diet Ketogenik dan Atkins yang
sampel menggunakan rumus beda berlangganan katering pada
dua rata-rata kelompok independen, pengelola makanan menu diet.
sehingga diperoleh jumlah minimal Berdasarkan hasil
sampel sebanyak 48 orang dengan 24 perhitungan didapatkan jumlah
dari masing-masing pelaku diet sampel 22, dengan koreksi drop out
Ketogenik dan Atkins. Responden responden 10%. Dengan demikian
yang masuk kriteria inklusi akan pada penelitian ini seluruh sampel
didatangi ke rumahnya atau ke berjumlah 48 orang dengan rincian
tempat kerjanya untuk melakukan 24 orang pada masing-masing
pengukuran berat badan sebelum dan kelompok intervensi.
sesudah melakukan diet. Setelah data berat badan
Pengukuran berat badan diukur dari tiap sampel, lalu

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Penurunan Berat Badan pada Diet Ketogenik… | 629

ditentukan selisihnya (post test-pre data tidak terdistribusi normal maka


test). Karena data merupakan data dilakukan uji non parametrik.
numerik, maka perlu dilakukan uji Hasil Penelitian
normalitas perkelompok perlakuan.
Data terdistribusi normal, maka Sebelum dilakukan analisis
dilakukan uji parametric maka statistik, untuk data numerik
dilakukan uji parametrik berupa uji T dilakukan uji normalitas data
dependen beda dua kelompok penurunan Berat Badan pada wanita
menggunakan uji anova (ANOVA). yang melakukan diet Atkins dan diet
Lalu dilakukan analisis lanjut dengan ketogenik dengan menggunakan
post-hoc untuk melihat pada Shappiro Wilk karena besar sampel
kelompok paling bermakna. Jika ≤50.

Tabel 2 Perbandingan berat badan antara sebelum dan sesudah pada


wanita yang melakukan diet Atkins

Kelompok Jumlah Median (Min – p


(n) Maks) valueb

Sebelum Diet 24 58,2 (47 – 92) <0,01**

Setelah Diet 24 57 (45 – 89)


buji
WIlcoxon *nilai p tidak signifikan **nilai p signifikan, 23 berat badan
menurun dan 1 tetap

Berdasarkan Tabel 2 diet menjadi 57kg. Dengan selisish


ditampilkan data perbandingan berat 1,2kg ini, uji Wilcoxon menunjukan
badan sebelum dan sesudah diet bahwa terdapat perbedaan berat
Atkins. Dari tabel di atas diketahui badan sebelum dan sesudah
bahwa nilai tengah berat badan melakukan Diet Atkins selama 13
sebelum diet adalah 58,2kg dan hari.
terjadi penurunan median setelah

Tabel 4 Perbandingan berat badan antara sebelum dan sesudah pada


wanita yang melakukan diet ketogenik

Kelompok Jumlah Median (Min – p


(n) Maks) valueb

Sebelum Diet 22 62,5 (47 – 109) <0,01**

Setelah Diet 22 60,5 (44 – 108)


buji
WIlcoxon *nilai p tidak signifikan **nilai p signifikan, 21 berat badan
menurun 1 tetap

Pendidikan Kedokteran
630 | Ilham Pratama, et al.

Berdasarkan Tabel 4 di atas diet menjadu 60,5 kg. Dengan selisih


ditampilkan data perbandingan berat 2,0 kg ini, uji Wilcoxon menunjukan
badan sebelum dan sesudah diet bahwa terdapat perbedaan berat
ketigenik. Dari tabel di atas diketahui badan sebelum dan sesudah
bahwa nilai tengah berat badan melakukan Diet ketogenik selama 13
sebelum diet adalah 62,5 kg dan hari.
terjadi penurunan median setelah

Tabel 6 Perbandingan selisih berat badan pada wanita yang melakukan


diet Atkins dan diet ketogenik

Kelompok Jumlah Median (Min – p


(n) Maks) valucb

Diet Atkins 24 2 (5 – 12) 0,60*

Diet ketogenic 22 3 (0 – 8)
cujiMann Whitney *nilai p tidak signifikan **nilai p signifikan, rerata ranking diet atkin
22,5; rerata ranking diet ketogenik 24,5

Berdasarkan Tabel 6 di atas bahwa nilai tengah berat badan


ditampilkan data perbandingan sebelum diet adalah 58,2kg dan
selisih berat badan diet Atkins dan terjadi penurunan median setelah
diet ketogenik. Dari data nilai tengah diet menjadu 57kg. Dengan selisih
didapatkan bahwa nilai tengah diet 1,2 kg ini, uji Wilcoxon menunjukan
ketogenik lebih besar selisihnya bahwa terdapat perbedaan berat
dibandingkan diet atkins. Uji badan sebelum dan sesudah
statistik dengan uji Mann Whitney melakukan Diet Atkins selama 13
menunjukan perbedaan yang tidak hari. Pada tabel memperlihatkan
signifikan (p>0,05), sehingga dapat bahwa penurunan berat badan yang
disimpulkan hasil penurunan berat paling besar pada pelaku diet
badan dengan menggunakan diet ketogenik dengan diketahui bahwa
ketogenik lebih besar dibandingkan nilai tengah berat badan sebelum diet
dengan menggunakan diet Atkins adalah 62,5kg dan terjadi penurunan
dengan durasi diet yang sama selama median setelah diet menjadi 60,5kg.
13 hari. Dengan selisih 2kg ini, uji Wilcoxon
menunjukan bahwa terdapat
Pembahasan
perbedaan berat badan sebelum dan
Penelitian ini menyatakan sesudah melakukan Diet ketogenik
terdapat perbedaan penurunan berat selama 13 hari.
badan pada pelaku diet Atkins dan Pada tabel memperlihatkan
diet ketogenik. Pada tabel bahwa selisih penurunan berat badan
memperlihatkan bahwa penurunan yang paling besar pada pelaku diet
berat badan yang paling besar pada Atkins dan diet ketogenik dengan
pelaku diet Atkins dengan diketahui diketahui bahwa nilai tengah diet

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Penurunan Berat Badan pada Diet Ketogenik… | 631

ketogenik lebih besar selisihnya dan lemak yang diberikan. Pada diet
dibandingkan diet Atkins. Uji Ketogenik diberikan jumlah
statistik dengan uji mann whitney karbohidrat yang paling sedikit
menunjukan perbedaan yang tidak dibandingkan diet Atkins, tetapi
signifikan (p>0,05), sehingga dapt diberikan jumlah protein yang lebih
disimpulkan hasil penurunan berat banyak dibandingkan dengan diet
badan dengan menggunakan diet Atkins.
ketogenik lebih besar dibandingkan Sesuai teori, peran protein
dengan menggunakan diet Atkins dalam penurunan berat badan yaitu
dengan durasi diet yang sama selama protein dapat meningkatkan negatif
13 hari. energy balance karena pembatasan
Semua jenis diet rendah yang signifikan dalam jenis dan
karbohidrat seperti diet Atkins dan jumlah makanan yang dimakan
diet ketogenik memiliki cara kerja sehingga mengakibatkan berat badan
yang sama dalam menurunkan berat akan turun. Banyak mengonsumsi
badan dan IMT. Metabolisme pada makanan yang bersumber dari
saat diet rendah karbohidrat, kadar protein juga memiliki efek
glukosa darah akan mulai menurun, mengenyangkan. Penelitian
akibatnya kadar insulin menurun mengenai obesitas yang dilakukan
sedangkan kadar glukagon naik. Hal Nature Medicine menunjukkan
tersebut mengakibatkan efek bahwa konsumsi makanan yaitu
katabolik, yaitu pemecahan protein didalam tubuh akan
simpanan tubuh untuk memenuhi mempercepat metabolisme dan
kebutuhan energi. Pertama kali akan mencegah pertambahan bobot berat
terjadi pemecahan glikogen sebagai badan. Jadi, dapat disimpulkan
cadangan dari glukosa, kemudian bahwa diet yang lebih banyak jumlah
jika glikogen sudah habis, maka akan proteinnya seperti diet ketogenik
terjadi pemecahan lipid yang disebut akan lebih cepat dalam menurunkan
dengan lipolisis. Pada saat proses berat badan dibanding diet Atkins
lipolisis, liver akan mengonversi yang lebih sedikit protein. Hal ini
asetil CoA yang terbentuk menjadi juga sebanding dengan penelitian
badan keton yang akan digunakam yang membandingkan jumlah
untuk sumber energy, keadaan kandungan protein (12% dengan
tersebut disebut dengan ketosis. 25% kilokalori dari protein),
Ketosis memiliki pengaruh yang menunjukkan penurunan berat badan
signifikan dalam menekan rasa lapar. yang lebih besar dengan diet protein
Dengan demikian, diet rendah tinggi (8,9 kg) dibandingkan dengan
karbohidrat adalah pengatur yang yang protein rendah (5,1 kg) selama
baik dari asupan kalori tubuh dan 2 bulan. Namun, ada penelitian lain
meniru efek kelaparan dalam tubuh. yang menunjukkan penurunan berat
Kehilangan rasa lapar yang badan yang sama dengan berbagai
berhubungan dengan ketosis jumlah protein dan komposisi lemak,
menyebabkan asupan kalori total yang menunjukkan bahwa asupan
yang lebih rendah. energi total adalah penentu paling
Perbedaan kedua jenis diet ini penting untuk penurunan berat badan.
pada jumlah karbohidrat, protein, Dan dari hasil penelitian saya bahwa

Pendidikan Kedokteran
632 | Ilham Pratama, et al.

diet Atkins dengan jumlah protein th-systems/Obesity-Update-


yang lebih sedikit malah memiliki 2017.pdf
penurunan berat badan yang lebih 3. Badan Penelitian dan
sedikit dibandingkan dengan diet Pengembangan Kesehatan.
ketogenik dengan jumlah protein Riset Kesehatan Dasar
yang lebih besar. Hal ini sesuai (RISKESDAS) 2013. Lap Nas
dengan teori dan penelitian 2013. 2013;1–384.
sebelumnya. 4. Kementerian Kesehatan
Berdasarkan literatur, pada Republik Indonesia. Profil
diet Atkins dapat menurunkan berat Kesehatan Indonesia. Profil
badan sekitar 15 pound (6,8 Kesehatan Provinsi Bali. 2016.
kilogram) dalam dua minggu 1-220 p.
pertama.11 Sedangkan pada diet 5. Hu FB. Obesity and mortality:
ketogenik dapat menurunkan berat Watch your waist, not just
badan sampai 5% berat badan pada your weight. Arch Intern Med.
dua minggu pertama. Hal tersebut 2007;167(9):875–6.
sesuai dengan penelitian ini bahwa
terdapat perbedaan penurunan berat 6. Abdullah A, Peeters A, de
badan antara diet Atkins dan diet Courten M, Stoelwinder J. The
ketogenik. magnitude of association
between overweight and
Simpulan obesity and the risk of
Berdasar data yang diperoleh diabetes: A meta-analysis of
dari katering dietplus maka dapat prospective cohort studies.
ditarik simpulan terdapat perbedaan Diabetes Res Clin Pract.
penurunan berat badan pada wanita 2010;89(3):309–19.
yang melakukan diet Atkins dan diet 7. Wadden TA, Webb VL,
ketogenik Moran CH, Bailer BA.
Lifestyle modification for
Pertimbangan Masalah Etik obesity: New developments in
Penelitian ini sudah diet, physical activity, and
mendapat persetujuan etik oleh behavior therapy. Circulation.
Komite Etik Penelitian Kesehatan 2012;125(9):1157–70.
Fakultas Kedokteran Universitas 8. Kiviat NB, Holmes KK, Ph D,
Islam Bandung dengan nomor : Koutsky LA, Ph D. New
157/Komite Etik.FK/III/2018. England Journal. 2016;2645–
54.
Daftar Pustaka 9. Wong MMY, Arcand JA,
1. World Health Organisation. Leung AA, Thout SR,
WHO | Obesity and Campbell NRC, Webster J.
overweight. WHO. 2017; The science of salt: A
2. Hamann A. Obesity Update regularly updated systematic
2017. Diabetologe [Internet]. review of salt and health
2017;13(5):331–41. Available outcomes (December 2015–
from: March 2016). J Clin Hypertens.
https://www.oecd.org/els/heal 2017;19(3):322–32.

Volume 5, No. 1, Tahun 2019


Penurunan Berat Badan pada Diet Ketogenik… | 633

10. D’adamo PJCW. Eat Right 4


Your Type. Random House
UK Ltd, Great Britain:
Century; 2001. 264-267 p.
11. Staff MC. Atkins Diet: What’s
behind the claims? - Mayo
Clinic.

Pendidikan Kedokteran

You might also like