You are on page 1of 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DALAM PROSES

PENYEMBUHAN PASIEN PSIKOSIS DI UPT. BINA LARAS PROVINSI


RIAU

Oleh :
Gina Oktaria
Pembimbing :Ir. Rusmadi Awza, S.sos,M.Si
Email : ginaoktaria2@gmail.com

Ilmu Komunikasi Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau


Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang baru-Pekanbaru 282931
TELP.(0761) 63277/ 23430

ABSTRACT

This research entitled "Therapeutic Communication Nurse In The Process Of


Psychosis Patient Healing at UPT. Bina Laras Riau Province ". Psychosis is a mental
form characterized by the absence of organizing and personal integration.
Therapeutic communication is a planned communication conscious, purposeful and
focused activity for the cure of psychosis sufferers. Phase and Technique of
therapeutic communication is a way to foster a therapeutic relationship where there is
information delivery and the exchange of messages and thoughts with the intention to
influence others. Therapeutic communication is not a work that can be ruled out, but
must be planned, intentional, and professional action. As appropriate, therapeutic
communication nurses give priority to assisting clients, verbalizing feelings and
knowing the patient's both verbal and nonverbal responses. The ability of therapeutic
communication can not be separated from the behavior of a person that involves
physical activity, mental, social background, experience, age, education and goals to
be achieved From this research is to explain and describe how the process of
communication therapy implemented by nurses Healing psychosis patients in UPT.
Bina Laras Riau Province.
This research method using descriptive qualitative research method by using
obsevation technique, interview and documentation. Research subject is First, Head
of UPT. Bina Laras Riau Province, secondly, Social Worker (Pramurukti) nurse is
related person in research process that is in taking data about therapeutic
communication of a nurse. Data analysis was obtained using Miles and Huberman
methods, and the validity of the data itself was tested using Triangulation.
Results and conclusions are 1. Therapeutic communication has a big role in the
recovery process, especially psychosis patients. This is evident from the results of
observations of researchers on the condition of patients who have undergone
therapeutic communication within a certain time. The success of therapeutic
communication in the recovery process of psychotic patients can not be separated

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


from the implementation of good therapeutic communication stages. There are four
stages in therapeutic communication performed by the nurses in the recovery process
of psychosis patients: the pre-interaction stage as the preparatory stage before
communicating with the patient, the introductory stage to get the attention and trust
from the patient, the working stage that is useful to change the patient's behavior for
the better And normal, as well as the termination stage in which the nurse decides to
complete the meeting on a temporary basis to meet again at another time that has
been promised together or forever because the patient has been recovered /
normalized.
2. In conducting the healing process for psychosis patients, besides using the stages
also uses therapeutic communication techniques, there are twenty therapeutic
communication techniques such as listening, pointing reception, asking related
questions and open questions useful for listening and receiving which the nurse tells
the patient by giving Easy to understand questions of the patient as well as useful for
knowing the patient's condition through communication by giving the patient a
chance to explain his condition and ask related questions. Repeating the patient's
speech by using his own words, clarifying, focusing on the purpose for the nurse to
provide feedback that he / she understands the patient's message and hopes the
communication is continued to equate the nurse's understanding to the patient and to
limit the conversation so that the conversation becomes more specific and understood
by the patient. The observation aims to make the patient communicate more clearly
without the nurse having to ask the patient the way the nurse gives the direction of the
conversation. Offer information by giving counseling and socialization to the patient
and being silent is used when the patient needs to express the idea but does not know
how to do or deliver it. Summarizing aims to repeat the topic of lessons discussed
with patients and to reward patients about hygiene such as brushing your teeth
diligently and properly will be rewarded. Offered bertujun to nurses provide
themselves without response conditional or expected response, provides an
opportunity for patients to begin talks with the aim of providing an opportunity for
clients to take the initiative in choosing the subject, advocating to continue talks with
tujan this technique also indicated that nurses follow what talked about and interested
in what will be discussed in a sequence of events with less selanjutnya.Menempatkan
sort destination events on a regular basis will help nurses and patients to see it in
perspective. Provide an opportunity for the patient to describe the perception,
reflection, assertive with the aim to express their opinions, make decisions, and
thinking of himself. Humor that aims to reduce stress and pain due to stress and
improve the success of nursing care.
3. Process the message occurrence of a therapeutic communication between nurses
and patients at the start of the delivery of the message by the communicator to the
communicant to use the media or not. So it can be concluded that the messages in use
are positive, in accordance with the patient's condition.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


Keywords: Therapeutic Communication, Psychosis
Pendahuluan
Manusia hidup di dunia selalu 2016 yaitu 17 orang yang sudah dapat
dihadapkan pada berbagai masalah dan di pulangkan dari jumlah pasien 40
dalam menghadapi berbagai masalah orang. Sedangkan tahun sebelumnya
itu terkadang ketidak mampuan mengalami peningkatan jumlah pasien
manusia seringkali membuat manusia yang sudah di pulangkan pada tahun
itu berada dalam keadaan stress. Jika 2014 yaitu 20 orang yang sudah di
stress tidak dapat dikendalikan maka pulangkan dari jumlah pasien 30 orang
akan terus berlanjut ke tingkat depresi dan tahun 2015 yang di pulangkan 28
dan apabila depresi tidak dapat orang dari jumlah 37 orang pasien .
menurun maka manusia akan sampai
pada tingkat yang lebih tinggi yaitu Data yang di proleh dari UPT .
gangguan jiwa. Bina Laras Provinsi Riau menunjukan
bahwa jumlah pasien mengalami
Akhir-akhir ini dunia psikologi penurunan yang belum di nyatakan
khususnya psikoterapi menggunakan sembuh di sebabkan oleh latar
teknik penyembuhan yang disebut belakang Pasien itu sendiri . Untuk itu
Komunikasi Terapeutik (Therapeutic peran komunikasi terapeutik sangat
Communication). Metode ini pasien membantu proses penyembuhan
sebagai komunikan diarahkan begitu penderita psikosis .
rupa sehingga terjadi pertukaran pesan
yang dapat menimbulkan hubungan Proses penyembuhan penderita
sosial yang bermanfaat. Komunikasi psikosis di UPT. Bina Laras Provinsi
terapeutik memandang gangguan jiwa Riau biasanya dilakukan dengan dua
bersumber pada gangguan komunikasi, cara, yaitu terapi medis yang
pada ketidak mampuan klien untuk menggunakan obat-obatan dan terapi
mengungkapkan dirinya. Pendeknya, non medis yang menggunakan
meluruskan jiwa orang diperoleh komunikasi terapeutik. Komunikasi
dengan meluruskan caranya yang digunakan dalam proses
berkomunikasi. pemulihan dalam dunia kesehatan
terutama dalam keperawatan jiwa
Jumlah pasien penderita psikosis dikenal dengan sebutan Komunikasi
yang belum di nyatakan sembuh Terapeutik.
mengalami penurunan pada tahun

Tinjauan Pustaka Tahapan Komunikasi Terapeutik

Menurut Stuart G.W yang menyebutkan bahwa komunikasi


dikutip Damaiyanti dalam bukunya terapeutik merupakan komunikasi
yang berjudul Komunikasi Terapeutik yang terstruktur yang terdiri dari
Dalam Praktik Keperawatan empat tahap yaitu :

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


1. Fase Pra-Interaksi Dalam hal ini perawat berusaha
Prainteraksi dimulai sebelum mengerti klien dengan cara
kontrak pertama dengan klien. mendengarkan apa yang
Perawat mengumpulkan data disampaikan klien.
tentang klien, mengeksplorasi
perasaan, fantasi dan ketakutan diri 2.Menunjukkan Penerimaan
dan membuat rencana pertemuan
Menerima tidak berarti
dengan klien.
menyetujui. Menerima berarti
2.Fase Orientasi atau bersedia untuk mendengarkan
Perkenalan orang lain tanpa menunjukkan
keraguan atau ketidaksetujuan.
Fase ini dimulai ketika Pekerja sosial
dengan klien bertemu untuk pertama 3.Menanyakan Pertanyaan
kalinya. Hal utama yang perlu dikaji Yang Berkaitan
adalah alasan klien meminta
Tujuan perawat bertanya adalah
pertolongan yang akan mempengaruhi
untuk mendapatkan informasi
terbinanya hubungan Pekerja sosial-
yang spesifik mengenai apa
klien.
yang disampaikan oleh klien.
3.Fase Kerja
4.Pertanyaan Terbuka (Open-
Pada kerja dalam komunikasi
Ended Question)
terapeutik, kegiatan yang dilakukan
adalah memberi kesempatan pada Pertanyaan yang tidak
klien untuk bertanya, menanyakan PHPHUOXNDQ MDZDEDQ ³<D´ GDQ
keluhan utama, memulai kegiatan ³0XQJNLQ´ WHWDSL SHUWDQ\DDQ
dengan cara baik, melakukan kegiatan memerlukan jawaban yang luas,
sesuai rencana. sehingga pasien dapat
4.Fase Terminasi mengemukakan masalahnya,
perasaannya dengan kata-kata
Tahap terminasi dibagi dua yaitu
sendiri, atau dapat memberikan
terminasi sementara dan terminasi
informasi yang diperlukan.
akhir.
Teknik Komunikasi Terapeutik 8.Mengulang Ucapan Klien
Dengan Menggunakan Kata-
Menurut Stuart & Sundeen yang
kata Sendiri
dikutip Damaiyanti dalam bukunya
yang berjudul Komunikasi Terapeutik Melalui pengulangan kembali
Dalam Praktik Keperawatan kata-kata klien, perawat
menyebutkan teknik - teknik memberikan umpan balik
komunikasi terapeutik terdiri dari : bahwa ia mengerti pesan klien
dan berharap komunikasi
1.Mendengarkan (Listening)
dilanjutkan.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


21.Mengklarifikasi 13.Menawarkan Diri
Klarifikasi terjadi saat perawat Perawat menyediakan diri tanpa
berusaha untuk menjelaskan dalam respon bersyarat atau respon yang
kata-kata, ide atau pikiran yang diharapkan.
tidak jelas dikatakan oleh klien.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk 14.Memberikan Kesempatan Pada
menyamakan pengertian. PasienUntukMemulai
Pembicaraan.
13.Memfokuskan
Memberikan kesempatan kepada
Metode ini bertujuan untuk klien untuk berinisiatif dalam
membatasi bahan pembicaraan memilih topik pembicaraan.
sehingga percakapan menjadi lebih
spesifik dan dimengerti 15.MenganjurkanUntuk
6.Menyatakan Hasil Observasi Meneruskan Pembicaraan
Perawat harus memberikan umpan
Teknik ini memberikan kesempatan
balik kepada klien dengan
kepada klien untuk mengarahkan
menyatakan hasil pengamatannya.
hampir seluruh pembicaraan.
7.Menawarkan Informasi
Memberikan tambahan informasi 16.Menempatkan Kejadian
merupakan tindakan penyuluhan Secara Berurutan
kesehatan untuk klien.
9.Diam ( Memelihara Ketenangan) Mengurutkan kejadian secara
Diam akan memberikan teratur akan membantu perawat dan
kesempatan kepada perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu
klien untuk mengorganisir perspektif.
pikirannya. Penggunaan metode ini
memerlukan keterampilan dan 17.MemberikanKesempatan
ketepatan waktu , jika tidak akan KepadaKlienUntuk Menguraikan
menimbulkan perasaan tidak enak. Persepsinya
10.Meringkas Apabila perawat ingin mengerti klien,
Meringkas adalah pengulangan ide maka ia harus melihat segala
utama telah dikomunikasikan sesuatunya dari perspektif klien.
secara singkat. Klien harus merasa bebas untuk
11.Memberikan penghargaan menguraikan persepsinya kepada
perawat. Sementara itu perawat
Penghargaan jangan sampai harus waspada terhadap gejala
menjadi beban untuk klien. Jangan ansietas yang mungkin muncul.
samoai klien berusaha keras dan
melakukan segalanya demi untuk 18 Refleksi
mendapatkan pujian atau Refleksi ini memberikan kesempatan
persetujuan atas perbuatannya. kepada klien untuk mengemukakan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


dan menerima ide atau perasaan 20.Humor
sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Humor sebagai hal yang penting
19.Assertive dalam komunikasi verbal
dikarenakan tertawa mengurangi
Assertive adalah kemampuan dengan ketegangan dan rasa sakit akibat
cara meyakinkan dan nyaman stress dan meningkatkan
mengekspresikan pikiran dan keberhasilan asuhan keperawatan.
perasaan diri dengan tetap Pesan komunikasi terapeutik.
menghargai orang lain.
Metode Penelitian UPT. Bina Laras Provinsi, kedua,
Perawat, merupakan orang yang
Metode penelitian yang peneliti terkait dalam proses penelitian yaitu
gunakan adalah deskriptif dalam pengambilan data mengenai
kualitatif.Penelitian disajikan secara komunikasi terapeutik perawat,
deskriptif yang bertujuan untuk ketiga, pasien penderita psikosis .
memberikan gambaran tentang suatu
gejala sosial yang diteliti. Menurut Wawancara yang dilakukan
Narkubo dan Achmadi (2005:44) merupakan wawancara yang umum
Penelitian berusaha untuk yaitu terdiri dari pertanyaan-
menuturkan pemecahan permasalahan pertanyaan yang tidak memiliki
yang ada berdasarkandata-data, alternatif respon yang ditentukan
menyajikan data,menganalisi dan sebelumnya atau yang lebih dikenal
menginterprestasikan. Peneliti dengan wawancara tidak terstruktur
mendeskriptifkan suatu gejala atau wawancara mendalam dan
berdasarkan pada situasi dan observasi.
pengamatan yang dijadikan dasar dari Dalam penelitian ini, peneliti
ada tidaknya suatu gejala yang diteliti. mengumpulkan data primer melalui
Selain itu penelitian deskriptif juga observasi langsung maupun dengan
merupakan penelitian yang dilakukan wawancara kepada Informan di
dengan ,kemudian dianalisa agar dapat UPT.Bina Laras Provinsi Riau.
ditarik kesimpulan dan saran (Slamet, Sedangkan data sekunder diperoleh
2006:7). dari dokumentasi UPT. Bina Laras
Dalam penelitian ini peneliti Provinsi Riau. Data-data yang sudah
memilih informan melalui purposive direduksi, kemudian dipilah-pilah
sampling yang memilih informan menurut kelompoknya, disortir yang
melalui seleksi atas dasar kriteria- dianggap tidak penting dan disususn
kriteria tertentu yang dibuat peneliti sesuai dengan kategori yang sejenis
berdasarkan tujuan penelitian. untuk ditampilkan agar selaras dengan
permasalahan yang dihadapi.
Adapun yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah Pertama, Kepala

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian merupakan data yang ³Perawat diharuskan untuk


penulis kumpulkan selama penelitian memperkenalkan diri dan mulai
yang kemudian di rekduksi melakukan pendekatan agar
berdasarkan pertanyaan penelitian terbina hubungan saling percaya
yang memaparkan jawaban ± jawaban antara klien dengan perawat
informan serta data ± data dari hasil sehingga klien mau berinteaksi
penelitian yang berguna untuk dengan perawat´. (Mega Amelia
menganalisa maka penelitian yang Safitri,AMK wawancara pada
peneliti lakukan adalah : bulam Mei 2017 )
1. Penelitian proses komunikasi d.Fase Terminasi
terapeutik yang dilakukan pada Fase terminasi merupakan akhir dari
pasien di UPT . Bina Laras Provinsi pertemuan perawat dengan klien.
Riau dalam proses penyembuhan ³lupa karena komunikasi terapeutik
yang dilihat dari fase-fase itu berkelanjutan´ )LWUL 0DULDQL
komunikasi terapeutik yaitu : AMK Wawancara pada bulan Mei
2017 )
a. Fase Pra-interaksi
Tugas perawat pada tahap ini adalah
diungakapkan oleh informan 3, Angga mengevaluasi subjektif dimana
: perawat menanyakan perasaan klien
³Fase Pra-interaksi itu persiapan ya, setelah bercakap-cakap dengan
jadi sebelum kita ke pasien, perawat perawat, menyepakati tindak lanjut
harus ada persiapan yang dilakukan terhadap interaksi yang telah dilakukan
yaitu pra interaksi. Persiapan baik dan membuat kontrak untuk pertemuan
dirinya sendiri, kesiapan diri selanjutnya.
perawatnya, misalkan bagaimana 2. Penelitian Teknik komunikasi
emosinya saat ini, bagaimana dia terapeutik dalam proses
menilai kemampuan dia untuk penyembuhan pasien penderita
berinteraksi dengan pasien. Lalu psikosis di UPT. Bina Laras
melihat riwayat kesehatan pasien Provinsi Riau yaitu :
melalui rekamedis, pada saat a.Teknik Komunikasi Terapeutik
dibawa oleh keluarga itu bisa kita Mendengarkan
OLKDW VHEDJDL GDWD DZDO´ $QJJD Adapun hasil wawancara penulis
Irawan S.kep,wawancara pada dengan perawat UPT. Bina Laras
bulan Mei 2017 ) Kota Pekanbaru mengatakan bahwa
b.Fase Orientasi :
Seperti yang dikatakan oleh ³3HUDZDW KDUXV PDPSX PHQMDGL
informan 2, Mega Amelia Safitri : pendengar yang aktif sehingga
pasien mau menceritakn

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


permasalahan yang di pasien dan di sampaikan secara
DODPLQ\D´ )LWUL 0DULDQL $0. pelan ± SHODQ ´ ( Mega Amelia
Wawancara pada bulan Mei 2017 ) Safitri,AMK wawancara pada
Perawat sebaiknya memberikan bulam Mei 2017 )
kesempatan ke pada pasien untuk
berbicara sehingga pasien mau d.Teknik Komunikasi Terapeutik
menceritakan perasalahan yang di Pertanyaan Terbuka (Open-
alaminya . Perawat juga harus Ended Question)
mampu menjadi pendengar yang
kritis apabila yang di sampaikan Adapun hasil wawancara penulis
pasien perlu di luruskan. Sehingga dengan perawat UPT. Bina Laras
pasien merasa nyaman terhadap Provinsi Riau mengatakan bahwa :
perawat dan terjalin lah hubungan
³Memberikan pertanyaan yang
kerja sama di antara perawat dan
membuat pasien merasa nyaman
pasien.
sehingga pasien dengan sendirinya
b.Teknik Komunikasi terapeutik
menceritakan mengenai apa yang
Menunjukkan Penerimaan
PHQMDGL SHUPDVDODKDQQ\D ´ ( Fitri
Adapun hasil wawancara
Mariani, AMK Wawancara pada
penulis dengan perawat UPT.
bulan Mei 2017 )
Bina Laras Provinsi Riau
mengatakan bahwa : e. Teknik Komunikasi Terapeutik
³$SDELOD SDVLHQ PHQGDSDWNDQ Mengulang Ucapan Perawat
barang seperti baju atau Dengan Menggunakan Kata -
rokok pasien langsung kata Sendiri .
senyum ± senyum yang
bertanda barang tersebut Adapun hasil wawancara
sesuai dengan yang di ingin penulis dengan perawat UPT.
kan pasien jika tidak sesuai Bina Laras Provinsi Riau
pasien menunjukan ekspresi mengatakan bahwa :
mengelengkan kepala dan ³ 3HUDZDW KDUXV PHQJHUWL
mengatakan saya tidak dan mau mendengarkan pesan
VXND´ )LWUL 0DULDQL $0. yang di sampaikan pasien jika
Wawancara pada bulan pesan tersebut salah atau
Mei 2017 ) melengceng maka tugas
perawat harus memperbaiki
c.Teknik Komunikasi Terapeutik persepsi atau maksud dari pesan
Menanyakan Pertanyaan tersebut dan perawat dapat
Adapun hasil wawancara penulis mengulangi kata ± kata yang di
dengan perawat UPT. Bina Laras sampaikaQ SDVLHQ ´ 0HJD
Provinsi Riau mengatakan bahwa : AmeliaSafitri,AMK wawancara
pada bulam Mei 2017 )
³0HQJJXQDNDQ NDWD ± kata
yang mudah di pahami oleh

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


f.Teknik Komunikasi Terapeutik dalam mengambil keputusan
Mengklarifikasi baik buruknya jika tidak
PHQMDJD NHEHUVLKDQ JLJL ´ (
Adapun hasil wawancara penulis Fitri Mariani, AMK
dengan perawat UPT. Bina Laras Wawancara pada bulan
Provinsi Riau mengatakan bahwa : Mei 2017 )
³3erawat berusaha untuk j.Teknik Komunikasi Terapeutik
mengerti dan mencari maksud Diam (Memelihara Ketenangan)
dari yang disampaikan pasien
sehingga mendapatkan inti dari Adapun hasil wawancara penulis
penjelasan yang di sampaikan dengan perawat UPT. Bina Laras
SDVLHQ ´ ( Fitri Mariani, AMK Provinsi Riau mengatakan bahwa :
Wawancara pada bulan Mei ³ 0HQFDUL ZDNWX \DQJ WHSDW XQWXN
2017 berbicara kepada pasien supaya
pasien tebuka berbicara sama perwat
g. Teknik Komunikasi Terapeutik WDPSD DGD SDNVDDQ GDODP EHUELFDUD´
Memfokuskan ( Fitri Mariani, AMK Wawancara
pada bulan Mei 2017 )
Adapun hasil wawancara
penulis dengan perawat UPT. Bina k. Teknik Komunikasi Terapeutik
Laras Provinsi Riau mengatakan Meringkas
bahwa :
Adapun hasil wawancara
³3HUDZDW PHQMHODVNDQ DSD \DQJ penulis dengan perawat UPT.
menjadi topic pembicaraan Bina Laras Provinsi Riau
secara pelan ± pelan sehingga mengatakan bahwa :
pasien mengerti apa yang kita
PDNVXGNDQ´ ( Angga ³ Perawat mencoba mnguji
Irawan,S.Kep Wawancara pada daya ingat pasien dengan
bulan Mei 2017 ) memberikan pertanyaan yang di
pelajari beberapa hari yang lalu
h. Teknik Komunikasi Terapeutik ternyata sebagian dari pasien
Menyatakan Hasil Observasi ada yang ingat dan sebagiannya
ODJL OXSD ´ 0HJD $PHOLD
Adapun hasil wawancara
Safitri,AMK wawancara pada
penulis dengan perawat UPT. Bina
bulam Mei 2017 )
Laras Provinsi Riau mengatakan
bahwa : l. Teknik Komunikasi Terapeutik
Memberikan Penghargaan
³Mengadakan penyuluhan
kesehatan misalkan cara Adapun hasil wawancara
kebersihan menjaga organ penulis dengan perawat UPT.
tubuh seperti gigi dengan
mengikut sertakan pasien

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


Bina Laras Provinsi Riau Provinsi Riau mengatakan
mengatakan bahwa : bahwa:
³3HUDZDW PHPEHULNDQ SHQLODLDQ ³Perawat meyakinkan pasien
kepada pasien tentang untuk melawan setiap
kebersihan seperti menggosok keraguan maka dengan
gigi rajin dan benar akan sendirinya keraguan pasien
PHQGDSDWNDQ SHQJKDUJDDQ´ akan seseuatu memudar dan
Mega Amelia Safitri,AMK tergannti dengan rasa yakin
Wawancara pada bulan Mei GDUL SDVLHQ ´ $QJJD
2017 ) Irawan,S.Kep Wawancara
pada bulan Mei 2017 )
m.TeknikKomunikasi Terapeutik
Menawarkan Diri p. Teknik Komunikasi Terapeutik
Adapun hasil wawancara penulis
Perawat menyediakan diri dengan perawat UPT. Bina Laras
tanpa respon bersyarat atau respon Provinsi Riau mengatakan bahwa :
yang diharapkan.
³3HUDZDW PHQDIVLUNDQ PDNVXG
Adapun hasil wawancara dari pasien supaya pembicaraan
penulis dengan perawat UPT. Bina yang di lakukan pasien dapat di
Laras Kota Pekanbaru mengatakan mengerti ´ ( Fitri Mariani, AMK
bahwa : Wawancara pada bulan Mei
2017 )
³ 3HUDZDW WLGDN PHPLOLNL V\DUDW
khusus dalam menghadapi pasien q. Teknik Komunikasi Terapeutik
sehingga perawat dapat Menempatkan Kejadian Secara
membantu dalam proses Berurutan
penyembuhan pasien di UPT.
%LQD /DUDV 3URYLQVL 5LDX ´ ( Fitri Adapun hasil wawancara
Mariani, AMK Wawancara pada penulis dengan perawat UPT. Bina
bulan Mei 2017 ) Perawat Laras Provinsi Riau mengatakan
bersedia membantu pasien bahwa :
psikosis dalam proses
penyembuhan dan mengikuti ³Perawat menambahkan atau
Perkembangan dari setiap proses memasukan akibat di dalam
penyembuhan meskipun ada cerita yang memiliki makna
hambatannya. dan pejaran supaya pasien
dapat tertari dengan isi cerita
n.Teknik Komunikasi Terapeutik WHUVHEXW ´ 0HJD $PHOLD
Memberikan Kesempatan Safitri,AMK Wawancara pada
bulan Mei 2017 )
Adapun hasil wawancara penulis
dengan perawat UPT. Bina Laras

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


r.Teknik Komunikasi Terapeutik jelas,positif,seimbang, dan sesuai
Adapun hasil wawancara penulis dengan keinginan komunikator .
dengan perawat UPT. Bina Laras begitu pun dalam proses isi pesan /
Provinsi Riau mengatakan bahwa : bahasa yang di gunakan bersifat
jelas dan umum . Hal ini bertujuan
³perawat memberikan agar pasien dapat dengan mudah
kesempatan kepada pasien memahami maksud dari perawat
untuk mengeluarkan pendapat sehingga pasien dapat responsive
dan perawat mendengarkan apa mengimplementasikan apa yang
yang menjadi pendapat dibicarakan oleh perawat.
PHUHND ´ 0HJD $PHOLD
Safitri,AMK Wawancara pada Adapun hasil wawancara penulis
bulan Mei 2017 dengan perawat UPT. Bina Laras
Provinsi Riau mengatakan bahwa :
s.Teknik Komunikasi Terapeutik
Refleksi ³ 'DODP SHQ\DPSDLDQ SHVDQ
menggunakan bahasa jelas dan
Adapun hasil wawancara umum , kata ± kata yang mudah
penulis dengan perawat UPT. Bina di pahami ,bahasa yang dasar ±
Laras Provinsi Riau mengatakan dasar aja misalkan tadi udah
bahwa : makan belum ? , kegiatan apa aja
yang di lakukan hari ini ? ,
³ 3HUDZDW GDQ SHUDZDW ODLQQ\D
jangan di tanya yang aneh ± aneh
di bantu dengan pekerja sosial
kan susah juga ya buat mereka
membuat stand up comedy yang
tar jawabnya.Misalnya udah
berisikan tentang menjaga
nikah belum, gimana tadi
kebersihan organ tubuh seperti
tidurnya ?.´ )LWUL 0DULDQL $0.
cara menggosok gigi,mandi dan
hasil wawancara pada bulan
lain ± ODLQ´ $QJJD
Mei 2017)
Irawan,S.Kep Wawancara pada
bulan Mei 2017) Dapat di simpulkan bahwa pesan yang
di gunakan bersifat positif ,di
3. Cara penyampaian pesan yang
sesuaikan dengan kondisi pasien ,
di sampaikan perawat untuk
sehingga apa yang di sampaikan tidak
menumbuhkan rasa optimis
ada yang menganggu ketenangan
dalam proses penyembuhan
pasien , karena secara kodrati manusia
pasien penderita psikosis di UPT.
tak ingin mendengarkan dan melihat
Bina Laras Provinsi Riau yaitu :
hal ± hal yang tidak menyenangkan
Pesan yang di gunakan dalam dari dirinya.Oleh karena itu,setiap
komunikasi harus bersifat umum pesan agar di usahakan bermakna posit
,jelas dan gambling ,bahasa yang

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


Kesimpulan menjelaskan kondisinya dan
1. Keberhasilan komunikasi terapeutik mengajukan pertanyaan yang
dalam proses pemulihan pasien berkaitan, mengulang ucapan pasien
psikosis tidak terlepas dari dengan menggunakan kata - kata
pelaksanaan tahap-tahap komunikasi sendiri bertujuan untuk perawat
terapeutik yang baik. Ada empat memberikan umpan balik bahwa ia
tahapan dalam komunikasi terapeutik mengerti pesan pasien dan berharap
yang dilakukan oleh perawat dalam komunikasi
proses pemulihan pasien psikosis yaitu dilanjutkan,mengklarifikasi tujuan
: 1.tahap pra interaksi sebagai tahap dari teknik untuk menyamakan
persiapan sebelum melaksanakan pengertian yang disampaikan
komunikasi dengan pasien,tahap perawat ke pasien , memfokuskan
perkenalan untuk mendapatkan bertujuan untuk membatasi bahan
perhatian dan kepercayaan dari pembicaraan sehingga percakapan
pasien,tahap kerja yang berguna untuk menjadi lebih spesifik dan
mengubah perilaku pasien menjadi dimengerti pasien, menyatakan
lebih baik dan normal, serta tahap hasih observasi bertujuan untuk
terminasi dimana perawat memutuskan membuat pasien berkomunikasi
untuk menyelesaikan pertemuan secara lebih jelas tampa perawat harus
sementara untuk bertemu kembali di bertanya ke pasien dengan cara
lain waktu yang telah dijanjikan perawat memberikan arahan
bersama atau untuk selamanya pembicaraan.,menawarkan
dikarenakan pasien telah didiagnosa informasi dengan cara memberikan
pulih kembali / normal. penyuluhan dan sosialisasi kepada
2. Dalam melakukan proses pasien,diam digunakan pada saat
penyebuhan bagi pasien psikosis pasien perlu mengekspresikan ide
selain menggunakan tahapan juga tapi tidak tahu bagaimana
menggunakan teknik komunikasi melakukan atau menyampaikan hal
terapeutik yaitu ada dua puluh tersebut,meringkas bertujuan untuk
teknik komunikasi terapeutik di mengulang kembali topic pelajaran
antaranya : mendengarkan dan yang di bahas bersama pasien,
menunjuk penerimaan berguna penghargaan yang di maksud adalah
untuk mendengarkan dan menerima untuk memberikan penilaian kepada
yang di sampaikan perawat ke pasien tentang kebersihan seperti
pasien dengan memberikan menggosok gigi rajin dan benar
pertanyaan yang mudah di pahami akan mendapatkan penghargaan,
pasien, menanyakan pertanyaan menawarkan diri bertujun untuk
yang berkaitan dan pertanyaan perawat menyediakan diri tanpa
terbuka berguna untuk berusaha respon bersyarat atau respon yang
mengetahui kondisi pasien melalui diharapkan, memberikan
komunikasi dengan memberi kesempatan pada pasien untuk
kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan dengan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


tujuan memberikan kesempatan gunakan bersifat positif ,di
kepada klien untuk berinisiatif sesuaikan dengan kondisi pasien ,
dalam memilih topik pembicaraan, sehingga apa yang di sampaikan
menganjurkan untuk meneruskan tidak ada yang menganggu
pembicaraan dengan tujan teknik ketenangan pasien , karena secara
ini juga mengindikasikan bahwa kodrati manusia tak ingin
perawat mengikuti apa yang mendengarkan dan melihat hal ± hal
dibicarakan dan tertarik dengan apa yang tidak menyenangkan dari
yang akan dibicarakan selanjutnya, dirinya.Oleh karena itu,setiap pesan
Menempatkan kejadian secara agar di usahakan bermakna positif.
berurutan dengn tujuan
mengurutkan kejadian secara teratur Saran
akan membantu perawat dan klien
1. Tahapan komunikasi terapeutik
untuk melihatnya dalam suatu
bertujauan untuk proses
perspektif, Memberikan kesempatan
pemulihan pasien psikosis .
kepada klien untuk menguraikan
Oleh sebab itu sebaiknya
persepsinya dengan tujuan pasien
komunikasi ini di lakukan oleh
harus merasa bebas untuk
seseorang yang benar ± benar
menguraikan persepsinya kepada
ahli dan pahaman di bidang
perawat,refleksi bertjuan untuk
komunikasi terapeutik . Hal ini
mengemukakan pendapatnya,
agar menghindari anggapan
membuat keputusan, dan
pasien sebagai bahan percobaan
memikirkan dirinya sendiri,
dalam melaksanakan terapeutik.
assertive adalah kemampuan
Tahapan dalam komunikasi
dengan cara meyakinkan dan
terapeutik hendaknya di
nyaman mengekspresikan pikiran
jalankan dengan proposional.
dan perasaan diri dengan tetap
Tahap persiapan komukasi
menghargai orang lain dan terakhir
terapeutik di UPT . Bina Laras
humor yang bertujuan untuk
Provinsi Riau hendaknya di beri
mengurangi ketegangan dan rasa
porsi waktuyang lebih besar
sakit akibat stress dan
pada saat pre conference agar
meningkatkan keberhasilan asuhan
lebih afektif .
keperawatan.
2. Dalam menerapkan teknik ±
3. Proses pesan terjadinya sebuah teknik komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik antara para perawat hendaknya
perawat dengan pasien di mulai melakukan teknik secara
dari penyampaian pesan oleh menyeluruh . Hal ini di lakukan
komunikator kepada komunikan agar tujuan dari komunikasi
baik secara verbal dan non terapeutik dapat tercapai secara
verbal,dengan mengunakan media maksimal . Sehingga
atau tidak. Sehingga dapat di mengetahui apakah teknik yang
simpulkan bahwa pesan yang di di gunakan oleh perawat sudah

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 13


tepat atau belum di dalam menggunakan bahasa yang
proses kesembuhan pasien . mudah di mengerti oleh pasien
3. Di dalam penyampaian pesan sehingga tidak terjadi kesalah
komunikasi terapeutik dengan pahaman komunikasi antara
pasien hendaknya perawat perawat ke pasien .
Daftar Pustaka
A. Devito, Joseph. 1997. G. W, Stuart. 1998. Keperawatan
Komunikasi Antarmanusia. Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran:
Jakarta : Professional Books. EGC.
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-dasar Hidayat, A. Aziz Alimul, 2004.
Keperawatan Profesional. Pengantar Konsep
Penerbit Widya Medika. keperawatan, Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia.
Arwani, 2003, Komunikasi Dalam
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Liliweri, Alo, 1991. Komunikasi
Buku Kedokteran EGC. Antar Pribadi, Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Belajar.
B. Ellies, Rogers, dkk. 2000.
Komunikasi Interpersonal Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu
dalam Keperawatan., Teori dan Komunikasi Suatu Pengantar.
Praktik. Penerbit Buku Bandung : PT. Remaja
Kedokteran: EGC. Rosdakarya Offset.
Berry, David. 2003. Pokok-pokok Metode Penelitian Kualitatif:
Pikiran Dalam Sosiologi. Paradigma Baru Ilmu
Jakarta : Rajawali Komunikasi dan Ilmu Sosial
lainnya. Bandung: PT. Remaja
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Rosdakarya
Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Press. Mundakir, 2006. Komunikasi
Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Keperawatan, Yogyakarta: UGM
Komunikasi Terapeutik Dalam Press.
Praktik Keperawatan. Bandung
: PT. Refika Aditama. Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. PT. Remaja Rosdakarya.
Ilmu, Teori dan Filsafat
Komunikasi. Bandung : CV. Rakhmat, Jalaluddin 2005.
Remadja Karya Psikologi Komunikasi.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 14


Suryani. 2006. Komunikasi Sumber lainnya :
Terapeutik Teori dan Praktek.
Penerbit Buku Kedokteran; Komunikasi Terapeutik :
EGC. http://www.WartaWarga.com.Jumat,
28 April 2017.
Yayan Ahyar Israr, Psikosis pada
Penderita Epilepsi, (Riau: Faculty of Komunikasi Terapeutik:
Medicine, http://www.WelcomeHarnas
World.com.Jumat, 28 April
University of Riau, 2009). 2017.
Yasir . 2011.Teori Komunikasi . Komunikasi Terapeutik:
Pekanbaru : Pusbangdik . http://www.ReferensiKeseha
tan.com,Jumat 28 April
Widjaja, H.A.W, 2000. Ilmu 2017. ( http: // id.wikimedia
Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: .org/wiki/Psikotik tanggal 1
PT. Rineka Cipta. Mei 2017).
Skripsi (http: //
repository.usu.ac.id/5678/3/full%30skr
Rusna Falentina Simangunsong /
ipsi.pdf tanggal 1 Mei 2017).
Universitas Sumatra Utara medan
2016 . Judul : Komunikasi terapeutik Mashunah // Universitas Sunan Kalijaga
perawat dalam pemulihan psikosis di Jogjakarta 2016. Judul :
Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan . Komunikasi terapeutik pekerja
sosial medis terhadap klien
Lily nur Tasliyah / Universitas
skizofrenia di RSUP Dr.Sardjito
Mulawarman Kalimatan Timur 2015 .
Yogjakarta
Judul Komunikasi terapeutik perwat
dalam penyebuhan psikosis di Rumah
Sakit Jiwa daerah ATMA Husada
Mahakam
.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15

You might also like