You are on page 1of 7

Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.

: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi


dan kotoran ayam pada fermentasi thermophilic dalam
menghasilkan biogas

Effect of carbon and nitrogen on a mixture of cow manure and chicken manure
on thermophilic fermentation in producing biogas
I. M. Pariastika1, H. S. Tira2, Y. A. Padang3
Jurusan teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Jln. Majapahit no. 62, Mataram, Nusa
Tenggara Barat, 83125, Indonesia, Telp. 083147707788
*E-mail: imadepariastika@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article History: Biogas is an alternative energy in the form of


Received methane gas (CH4) which can be burned formed from
Accepted the decomposition of organic material through an
Available online anaerobic fermentation process carried out by anaerobic
bacteria. Temperature is one of the important factors that
influence the fermentation process. Alternative energy
Keywords: such as biogas needs to be developed to reduce the use
Biogas of fossil energy. This study aims to determine the
C/N ratio effectiveness of the C / N ratio in producing biogas under
Biogas volume thermophilic conditions (55ºC) with variations in the ratio
Thermophilic C / N TP, C / N 30, C / N 35 and C / N 40.
Fermentation This study uses glucose and ammonium sulfate for
regulates the C / N ratio, where glucose to increase
carbon and ammonium sulfate to increase nitrogen.
The results of this study conducted for 30 days
revealed that the substrate C / N ratio 35 and C / N ratio
40 with the addition of glucose has highest biogas
production volume was produced by 31.47 liters and
49.94 liters. Production of biogas volume for C / N 30
substrate ratio has the lowest yield of 23.04 liters and for
C / N TP substrate has biogas volume yield of 25.47
liters. Data on biogas volume production results were
obtained during 30 days of research.

Dinamika Teknik Mesin, Desember 2019.

1. PENDAHULUAN
Kebutuhan energi akan semakin bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk di suatu
wilayah. Manusia setiap harinya akan menggunakan energi untuk menjalani hidup. Krisisnya energi
menjadi tantangan mengembangkan sumber energi alternatif untuk menopang ketersediaan sumber
energi yang ada.

1
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

Sumber energi alternatif yang dapat diperbarui sudah banyak dikembangkan dengan berbagai
sumber energi seperti energi angin, energi air, dan energi matahari. Sumber energi alternatif tersebut
belum bisa digunakan secara optimal oleh masyarakat dibandingkan dengan sumber energi yang
berasal dari fosil. Salah satu sumber energi alternatif yang mudah untuk dikembangkan di masyarakat
adalah biogas.
Biogas adalah gas bio berupa gas metana (CH4) yang dapat dibakar yang terbentuk dari hasil
dekomposisi bahan organik melalui proses fermentasi anaerob. Nilai kalori dari 1 m 3 biogas setara
dengan 0,6-0,8 L minyak tanah. Biogas sebanyak 0,62-1 m3 dapat menghasilkan listrik sebesar 1 kwh
atau setara dengan 0,52 L minyak solar (Yahya dkk, 2017).
Kotoran sapi dan kotoran ayam merupakan limbah peternakan yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama dalam memproduksi biogas. Seekor sapi dewasa berpotensi menghasilkan
23,59 kg kotoran setiap harinya (Rahayu dkk, 2009). Potensi limbah ternak yang dihasilkan oleh
seekor ayam petelur adalah 0,06 kg per hari (Yahya dkk, 2017).
Teknologi pengolahan biogas sampai saat ini belum mengalami perkembangan. Kendala-
kendala yang dialami yaitu kekurangan technical expertise, reaktor biogas (digester) tidak berfungsi
akibat bocor atau kesalahan konstruksi, disain yang kurang tepat, membutuhkan penanganan secara
manual (pengumpanan atau mengeluarkan lumpur dari reaktor) dan biaya konstruksi yang cukup
mahal. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian yang lebih mendalam secara teknis dan ekonomis serta
cara-cara pendekatan baru dalam pengembangannya (Sukrenewita, 2016).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi biogas dan salah satunya temperatur yang
berpengaruh terhadap proses perombakan anaerob bahan organik dan produksi gas. Temperatur
berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi bakteri, dimana temperatur
lingkungan yang lebih tinggi dari temperatur yang ditoleransi akan menyebabkan protein dan
komponen sel esensial lainnya akan mati. Demikian pula bila temperatur lingkungannya berada di
bawah batas toleransi, transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti
(Darmanto dkk, 2012).
Rasio karbon dan nitrogen juga mempengaruhi pembentukkan gas metan (CH4) di dalam
biogas. Rasio C/N pada Substrat yang baik berkisar antara 25-30 (Zulkarnaen dkk, 2018). Kotoran
sapi mempunyai rasio C/N sebesar 24. Oleh karena itu perlu bahan lain yang dapat menaikkan rasio
C/N tersebut yaitu dengan menambahkan bahan senyawa tunggal. Bahan senyawa tunggal yang
digunakan berupa serbuk glukosa untuk menambah karbon dan ammonium sulfat untuk
menambahkan nitrogen (Zulkarnaen dkk, 2018).
Efective microorganisme (EM-4) berperan mempercepat degradasi atau fermentasi bahan
organik dalam proses pembentukan biogas yang disebut sebagai biakan (starter). EM-4 berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,
actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi merupakan kandungan dari EM-4. EM-4 lebih cepat
melakukan degradasi senyawa-senyawa organik terutama pada bahan organik dari pada yang
dilakukan oleh mikroorganisme alami yang terdapat dalam bahan organik (Irawan & Santoso, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio C/N substrat terhadap produksi biogas
pada kondisi thermophilic. Substansi dari penelitian ini adalah meningkatkan produksi biogas
sehingga dapat mengetahui rasio C/N yang tepat dalam pembentukkan volume biogas pada kondisi
thermophilic, oleh karena itu, substansi dari penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang
sudah ada sebelumnya.
Penelitian–penelitian sebelumnya menggunakan berbagai macam kotoran ternak seperti sapi,
domba, ayam dan kotoran kuda dengan memvariasikan rasio C/N pada temperatur kamar (tanpa
pemanasan). Penelitian ini menggunakan kotoran sapi dan kotoran ayam sebagai substrat dengan
memvariasikan rasio C/N untuk menghasilkan biogas pada kondisi thermophilic (55oC), serta
menggunakan EM-4 sebagai starter awal.

2
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan skema alat penelitian seperti yang
terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Skema alat penelitian 1. plastik penampung, 2. kabel thermokopel, 3. Digester, 4.


manometer U, 5. Kran kompresor, 6. Konektor selang

Beberapa variabel yang diuji pada penelitian ini antara lain pH awal dan akhir substrat,
temperatur substrat dalam digester dan volume biogas. Adapun rasio C/N yang divariasikan yaitu
rasio C/N TP, C/N 30,C/N 35, C/N 40. Pengaturan rasio C/N menggunakan penambahan glukosa dan
ammonium sulfat. Pada penelitian ini menggunakan pemanas air untuk mendapatkan kondisi
thermophilic (55oC). Pengambilan data dilakukan selama 30 hari penelitian pada jam 4 sore.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran pH substrat dilakukan pada awal dan akhir penelitian.

Gambar 2. Kurva perbandingan pH awal dan pH akhir substrat

Pada hasil pengamatan ini nilai pH yang terukur pada tiap-tiap substrat memiliki rentang nilai
pH 6. Nilai pH setelah proses fermentasi pada perlakuan rasio C/N 35 dan rasio C/N 40 dengan
penambahan glukosa mengalami penurunan nilai pH yang begitu cepat dibandingkan dengan
perlakuan rasio C/N TP dan rasio C/N 30 yang ditambahkan ammonium sulfat, hal ini dikarenakan
penambahan glukosa sebagai makanan bagi bakteri semakin bertambah sehingga substrat semakin
cepat terurai yang menyebabkan penurunan pH yang cepat dan juga dekomposisi bahan organik

3
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

anaerob pada tahap pengasaman, dimana pada tahap tersebut akan terbentuk asam lemak yang
menyebabkan penurunan pH pada substrat. Susbtrat dengan penambahan glukosa akan tetap
memproduksi biogas dikarenakan EM-4 yang terdiri dari 90% Lactobacillus Sp memproduksi asam
laktat yang membantu mempercepat perombakan bahan organik seperti lignin dan selulosa (Irawan &
Suwanto, 2016). Lactobacillus ini mampu bertahan hidup pada kondisi pH yang rendah (Hardiningsih
dkk, 2005). Penambahan glukosa pada substrat memberikan nutrisi kepada bakteri untuk
pertumbuhannya dalam menghasilkan volume biogas yang besar (Hawari, 2018).
Tabel 1. Hasil pengukuran temperatur substrat
Temperatur Digester ºC
Hari ke Lingkungan
TP C/N 30 C/N 35 C/N40 (temeperatur air
yang dipanaskan)
1 52,8 53,6 53,9 53,3 55,0
2 51,3 53,4 53,7 53,1 54,7
3 51,9 52,1 51,3 51,7 54,2
4 51,3 51,2 51,9 51,5 54,1
5 51,2 51,7 51,2 51,6 54,5
6 51,2 51,9 52,3 51,6 54,7
7 51,4 51,1 51,4 51,8 54,2
8 51,6 51,2 52,1 52,4 54,6
9 52,3 52,7 51,7 52,8 54,9
10 51,9 51,2 51,1 51,1 54,2
11 51,2 52,2 51,6 52,3 54,8
12 51,1 53,6 51,9 52,8 54,8
13 52,4 53,4 52,3 53,1 55,0
14 51,4 53,2 51,5 53,2 54,9
15 51,6 51,1 51,1 51,8 54,2
16 51,7 52,5 52,1 52,4 54,2
17 51,2 52,6 51,2 51,3 54,2
18 52,1 52,4 51,4 51,3 54,1
19 51,4 52,2 51,7 51,8 54,3
20 51,3 52,3 51,3 52,0 54,2
21 53,1 51,8 51,1 51,9 54,4
22 52,8 51,6 51,2 51,2 54,2
23 52,9 52,3 52,6 52,3 54,2
24 52,7 52,1 51,5 51,7 54,1
25 51,8 51,7 51,3 52,2 54,9
26 53,9 52,6 51,7 53,4 55,0
27 53,5 52,4 52,3 53,2 54,2
28 52,7 52,1 52,2 53,4 54,1
29 52,9 52,3 52,3 52,7 54,1
30 53,1 53,2 52,4 52,6 54,7

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa temperatur substrat dalam digester berada pada kisaran suhu
51oC hingga 53oC. Pada kisaran temperatur tersebut dimana mikroorganisme tumbuh dan
berkembang yang menandakan bahwa telah terjadi proses penguraian bahan organik yang akan
menghasilkan biogas. Temperatur merupakan faktor penting dalam aktivitas mikroorganisme pada
proses fermentasi anaerob. Bakteri thermophilic berkembang biak pada suhu 50 – 60oC (Darmanto
dkk, 2012).

4
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

Gambar 3. Grafik volume biogas tiap-tiap rasio C/N


Dari hasil penelitian pada gambar 3 produksi biogas yang dihasilkan digester dengan kondisi
thermophilic perhari dapat diketahui bahwa pada hari ke dua produksi biogas yang dihasilkan sudah
mengalami peningkatan dengan hasil produksi biogas tertinggi 2,75 liter untuk rasio C/N 40, tertinggi
ke dua dengan hasil produksi biogas 2,55 liter untuk rasio C/N 35, tertinggi ke tiga dengan hasil
produksi biogas 2,32 untuk rasio C/N TP (Tanpa Perlakuan), dan hasil produksi biogas terendah 2,27
liter untuk rasio C/N 30. Jika dibandingkan hasil produksi biogas penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Zulkarnaen, 2018 (C/N 35 PT) kondisi mesophilic dengan hasil penelitian C/N 35
kondisi thermophilic, dapat dilihat pada gambar 3 kondisi thermophilic jauh lebih banyak
menghasilkan biogas dibandingkan dengan kondisi mesophilic dengan jumlah volume produksi biogas
9,554 liter untuk C/N 35 PT (Penelitian Terdahulu) dengan digester berkapasitas 6 liter dan 31,47 liter
untuk C/N 35 dengan digester berkapasitas 5,5 liter, hal ini disebabkan karakteristik bakteri
thermophilic memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri pada
kondisi mesophilic, pada suhu tinggi (kondisi thermophilic) aktivitas bakteri sangat cepat dan aktif
(Darmanto dkk,2012).
Produksi biogas pada hari ke dua mengalami peningkatan dan kemudian mengalami penurunan
hingga hari ke lima. Hal ini diduga disebabkan pada tahap ini terjadi proses respirasi sehingga diduga
menghasilkan CO2, bahan isian mengalami respirasi karena saat penutupan digester sejumlah
oksigen terperangkap di dalam digester, dimana bakteri aerob akan mendapatkan oksigen untuk
respirasi saat berada di daerah permukaan yang terkena langsung dengan udara (Yahya dkk, 2017).
Dari data hasil penelitian volume biogas, volume total biogas terbanyak dihasilkan pada
perlakuan rasio C/N 40 sebanyak 49,94 liter. Volume terbanyak ke dua dihasilkan pada perlakuan
rasio C/N 35 sebanyak 31,47 liter. Volume terbanyak ke tiga dihasilkan pada perlakuan rasio C/N TP
(Tanpa Perlakuan) sebanyak 25,47 liter dan total volume biogas terkecil dihasilkan pada perlakuan
rasio C/N 30 sebanyak 23,04 liter.
Dari gambar 4.3 tentang grafik volume biogas pada tiap-tiap rasio C/N menunjuk volume yang
dihasilkan pada perlakuan rasio C/N 35 dan rasio C/N 40 dengan penambahan glukosa menghasilkan
volume biogas lebih banyak dibandingkan Rasio C/N TP (Tanpa Perlakuan) dan rasio C/N 30, hal ini
diduga karena pengaruh glukosa terhadap pertumbuhan bakteri sebagai makanan semakin
bertambah sehingga substrat yang terurai semakin cepat dan membentuk biogas yang tinggi. Pada
perlakuan rasio C/N 30 dengan penambahan ammonium sulfat menghasilkan volume biogas lebih
rendah dibandingkan perlakuan lainnya, hal ini disebabkan menggunakan ammonium sulfat dalam
campuran substrat untuk menurunkan rasio C/N, kandungan ammonium sulfat (NH4)2SO4 memiliki
kandungan belerang (S) yang diduga menjadi penghambat laju produksi biogas dikarenakan
beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-). Beberapa mikroorganisme
dapat menggunakan sulfat yang menjadi sumber belerang, kemudian mereduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida (H2S) dan beberapa mikroorganisme juga dapat mengasimilasi H2S secara langsung
dari medium pertumbuhan dan bisa menjadi racun bagi organisme (Zulkarnaen dkk, 2018). Oleh
karena itu penambahan ammonium sulfat kurang baik untuk perkembangan bakteri pembentuk
biogas.

5
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Substrat dengan perlakuan rasio C/N yang tinggi pada penelitian ini menghasilkan volume biogas
yang lebih banyak pada kondisi thermophilic. Kondisi thermophilic menghasilkan volume biogas
lebih banyak dibandingkan kondisi mesophilic.
2. Hasil analisa pH (pH awal – pH akhir) substrat dengan perlakuan penambahan glukosa
mengalami penurunan pH yang cukup besar pada akhir fermentasi.

4.2 Saran
untuk kesempurnaan dan pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian, maka perlu
diperhatikan saran-saran berikut :
1. Harus mempelajari tentang rasio C/N pada kotoran ternak lebih mendalam dan juga perlu
dilakukan penelitian “Pengaruh Umur Kotoran Terhadap Rasio C/N Dalam Menghasilkan Biogas”
dikarenakan menentukan rasio C/N yang berbeda-beda walaupun menggunakan kotoran ternak
yang sama.
2. Untuk menghemat waktu perlu dilakukan pengujian rasio C/N terlebih dahulu dan dilakukan
bersama dengan mempersiapkan alat dan bahan penelitian.
3. Untuk penelitian selanjutnya harus dilakukan uji bakar pada biogas yang dihasilkan agar
mengetahui apakah biogas yang dihasilkan bisa dibakar atau tidak.

DAFTAR NOTASI
(NH4)2SO4 : Ammonium sulfat
Ar : Massa Atom relatif
C : Karbon
C/N 30 : Substrat dengan perlakuan dan memiliki nilai rasio karbon dan nitrogen 30
C/N 35 : Substrat dengan perlakuan dan memiliki nilai rasio karbon dan nitrogen 35
C/N 40 : Substrat dengan perlakuan dan memiliki nilai rasio karbon dan nitrogen 40
C/N TP : Substrat tanpa perlakuan
C6H12O6 : Glukosa
CH4 : Metana
cm : Centimeter
CO2 : Karbon dioksida
D : Diameter pipa
dm : Decimeter
EM-4 : Effective Microorganisme-4
h : Perubahan ketingian air pada alat ukur pipa
H2O : Hidrogen oksida
H2S : Hidrogen sulfida
mA : Massa molekul Atom
Mr : Massa Molekul relatif
N : Nitrogen
pH : Derajat keasaman
PT : Penelitian Terdahulu
V : Volume biogas yang terbentuk
Y : Penambahan glukosa
Z : Penambahan ammonium sulfat

DAFTAR PUSTAKA
Darmanto, A., Soeparman, S., Widhiyanuriawan, D., 2012, Pengaruh Kondisi Temperatur Mesophilic
(35ºC) Dan Thermophilic (55ºC) Anaerob Digester Kotoran Kuda Terhadap Produksi Biogas,
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No.ISSN 0216-468X, p.317-326.
Febriyanita, W., 2015, Pengembangan Biogas dalam Rangka Pemanfaatan Energi Terbarukan di
Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang, p. 11-44.
Hardiningsih, R., Napitupulu, R.N.R., Yulinery, T., 2005, Isolasi Dan Uji Resistensi Beberapa Isolat
Lactobacillus Pada pH Rendah, BIODIVERSITAS Vol. 7 No.1. p.15-17.

6
Dinamika Teknik Mesin. Pariastika dkk.: Pengaruh rasio karbon dan nitrogen pada campuran kotoran sapi dan kotoran ayam pada
fermentasi thermophilic dalam menghasilkan biogas

Haryati, T., 2006, Limbah Peternkan Yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. WARTAZOA Vol. 16 No.
3, p. 161-166.
Hawari, M.J., 2018, Pengaruh Penambahan Nutrisi Urea Dan Molases Terhadap Produksi Biogas
Limbah Cair Batang Aren, Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, p.1-14.
Irawan, D., Ridhuan, K., 2016, Pengaruh Temperatur Mesofilik Terhadap Laju Aliran Biogas Dan Uji
Nyala Api Menggunakan Bahan Baku Limbah Kolam Ikan Gurame, Jurnal Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Metro, p.76-81.
Irawan, D., Santoso, T., 2014, Pengaruh Perbedaan Stater Terhadap Produksi Biogas Dengan Bahan
Baku Eceng Gondok, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro, p.28-33.
Irawan, D., Suwanto, E., 2016, Pengaruh EM4 (Effective Microorganisme) Terhadap Produksi Biogas
menggunakan Bahan Baku Kotoran Sapi, Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Metro, p.44-49.
Maryani, S., 2016, Potensi Campuran Sampah Sayuran Dan Kotoran Sapi Sebagai Penghasil Biogas,
Jurusan Biologi dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, P.74-
76.
Mayasari, H. D., Riftanto, I. M., Aini, L. N., dan Ariyanto, M. R., 2010, Pembuatan Biodigester Dengan
Uji Coba Kotoran Sapi Sebagai Bahan Baku, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, 9-19.
Megawati, dan Aji, K. W., Pengaruh Penambahan EM4 (Effective Microorganism-4) pada Pembuatan
Biogas Dari Eceng Gondok Dan Rumen Sapi, ISSN 2303-0623 Jurnal Bahan Alam
Terbarukan Vl 3 Edisi 2, p. 1-11.
Rahayu, S.D., Purnaningsih, dan Pujianto., 2009, Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber
Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturnya, FISE Universitas Negeri
Yogyakarta, p.150-160.
Santoso, A. A., 2010, Produksi Biogas Dari Limbah Rumah Makan Melalui Peningkatan Suhu Dan
Penambahan Urea Pada Perombakan Anaerob, Universitas Sebelas Maret, p. 5-22.
Setiawan, A. I., 2005, Manfaat Kotoran Ternak, Penebar Swadaya, p. 1-8.
Sugiarto, Oerbandono, T., Widhiyanuriyawan, D., Putra, F. S. P., 2013, Purifikasi Biogas Sistem
Kontinyu Menggunakan Zeolit, Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.1 ISSN 0216-468X, p. 1-10.
Sukrenewita, K., 2016, Analisis Pengaruh Rasio Luas Penampang Digester Dengan Volume Digester
Terhadap Laju Pembentukan Biogas Kotoran Sapi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Mataram, p.1-25.
Sunaryo., 2014, Rancang Bangun Reaktor Biogas Untuk Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Sapi
Di Desa Limbangan Kabupaten Banjarnegara, Jurnal Ppkm Unsiq I, p. 21-30.
Surya, R.E., Suyono, 2013, Pengaruh Pengomposan Terhadap Rasio C/N Kotoran Ayam Dan Kadar
Hara NPK Tersedia Serta Kapasitas Tukar Kation Tanah, Jurusan Kimia FMIPA-Universitas
Negeri Surabaya, p.137-144.
Waskito, D., 2011, Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Dengan Pemanfaatan Kotroran Sapi Di
Kawasan Usaha Peternak Sapi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, p. 7-38.
Yahya, Y., Tamrin, Triyono, S., 2017, Produksi Biogas Dari Campuran Kotoran Ayam, Kotoran Sapi,
Dan Rumput Gajah Mini (Pennisetum Purpureum cv. Mott ) Dengan Sistem Batch, Jurnal
Teknik Pertanian LampungVol.6, No. 3, p.151-160.
Zulkarnaen, I.R., Tira, H.S., Padang, Y.A., 2018, Pengaruh Rasio Karbon Dan Nitrogen (C/N ratio)
Pada Kotoran Sapi Terhadap Produksi Biogas Dari Proses Anaerob, Jurnal Dinamika Teknik
Mesin, p.1-16.

You might also like