You are on page 1of 7

Pembuatan Bioplastik Berbasis Komposit Pati Sagu-Carboxymethyl

Cellulose (CMC) dengan Plasticizer Sorbitol


Firdaus Septiawan1, Said Zul Amraini2, Bahruddin2
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Kimia 2Dosen Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Subrantas Km 12,5 Simpang Baru, Panam
Pekanbaru 28293
firdaus.septiawan@student.unri.ac.id

ABSTRACT

The use of sago starch in production of bioplastic is an efforts to utilized natural resources in
Riau Province. Carboxymethyl cellulose (CMC) and sorbitol can be added when the process
for making bioplastic sago starch-based was carried out, to improve the quality of bioplastic.
The aims of this research were to produced biodegradable plastic composite blends based on
sago starch-CMC using sorbitol as plasticizer, to assess the effect of CMC and sorbitol as
additional materials on mechanical properties, water uptake, and biodegradability of
bioplastic, and also to determine mathematical relationship between the research parameters
and the characteristics of bioplastic statistically using response surface method (RSM). This
research were started by mixing sago starch, CMC (35, 40 and 45%w/w starch) and sorbitol
(20, 25, 30 and 35% w/w total solid). Bioplastic obtained by this process were characterized
by mechanical properties analysis, water uptake test, and biodegradability test. Based on the
empirical equation obtained, the addition of CMC would increase the tensile strength, water
uptake and biodegradability of bioplastic, while the addition of sorbitol would increase the
percentage elongation of bioplastic. At optimum process condition, CMC 42,27% and
sorbitol 24,25%, the best result with tensile strength 6,776 MPa, percentage elongation
18,134%, water uptake 69,418% and percentage biodegradation 55,459%.

Keywords: bioplastic, carboxymethyl cellulose, response surface method, sago starch,


sorbitol

1. PENDAHULUAN pada daerah rawa bergambut, di sepanjang


Bioplastik merupakan plastik daerah aliran sungai dan di sekitar sumber
biodegradable yang dapat digunakan air. Sagu kering seberat 100 gram
layaknya plastik konvensional. Plastik ini mengandung 94 gram karbohidrat, 0,2
dapat terdegradasi oleh aktivitas gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg
mikroorganisme dalam kurun waktu kalsium 1,2 mg besi dan lemak, karoten,
tertentu ketika dibuang ke tanah. tiamin serta asam askorbat dalam jumlah
Penggunaan bioplastik ini tidak yang sangat kecil. Sagu menjadi salah satu
berdampak negatif terhadap lingkungan, sumber pati yang sangat bagus untuk
karena bioplastik ini terbuat dari bahan digunakan dalam pembuatan plastik
alami dan senyawa organik. Salah satu biodegradable, sebab kandungan
bahan alami yang dapat digunakan dalam karbohidratnya yang tinggi (Badan
pembuatan plastik biodegradable yaitu Ketahanan Pangan Provinsi Riau, 2017).
pati sagu. Berbagai penelitian telah dilakukan
Sagu (Metroxylon sp.) merupakan untuk mengembangkan kuat tarik, persen
suatu jenis tumbuhan palem yang tumbuh elongasi, dan persen biodegradasi dari

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 1


bioplastik berbahan baku pati. Penelitian penelitian, sehingga bioplastik yang
terkait pengembangan sifat-sifat bioplastik dihasilkan memenuhi standar bioplastik.
telah dilakukan, diantaranya Hidayat dkk 2. METODE PENELITIAN
(2013) melakukan pembuatan plastik 2.1 Bahan
biodegradable dari pati gembili dengan Bahan baku yang digunakan dalam
penambahan CMC dan asam sitrat, untuk penelitian ini yaitu pati sagu meranti yang
melihat pengaruh penggunaan CMC berasal dari daerah Selat Panjang,
terhadap karakteristik bioplastik. Hasil Kepulauan Meranti. Filler yang digunakan
terbaik diperoleh pada rasio pati:CMC berupa Carboxymethyl Cellulose,
dengan rasio 7:3, kuat tarik sebesar 12,37 plasticizer yang digunakan berupa sorbitol
MPa, Elongasi sebesar 2,38%, dengan kemurnian 70% dan pelarut berupa
Biodegradasi sebesar 67,78%. Bioplastik aquades yang dibeli dari PT. Brataco.
yang dihasilkan dari penelitian di atas,
memiliki nilai elongasi yang sangat rendah 2.2 Alat
sehingga plastik yang dihasilkan memiliki HeidolphTM Mechanical overhead
kekakuan yang tinggi. stirrer, heater, gelas kimia (250 dan 500
Fathanah dkk (2013) melakukan ml), gelas ukur (100 ml), termometer,
pembuatan bioplastik dari pati kulit cetakan kaca. Peralatan atau instrumen
singkong dengan penambahan kitosan dan untuk pengujian karakteristik bioplastik
sorbitol. Hasil terbaik diperoleh pada yang dihasilkan pada penelitian ini antara
penambahan sorbitol 30% dengan nilai lain, penguji sifat mekanik (kuat tarik,
kuat tarik 1,37 MPa dan elongasi 26,55%. elongasi) di Laboratorium Polimer
Bioplastik yang dihasilkan dari penelitian Departemen Teknik Kimia Universitas
di atas memiliki nilai kuat tarik yang Sumatera Utara.
rendah, tetapi persen elongasi yang cukup
bagus. 2.3 Rancangan Percobaan
Berdasarkan penelitian yang telah Data yang diperoleh dari hasil
dilakukan terlebih dahulu, umumnya penelitian ini akan diolah secara statistic
dilakukan untuk mengembangkan sifat dengan menggunakan Response Surface
mekanik dari bioplastik berbahan dasar Methodology, model rancangannya
pati. Bioplastik yang dibuat menggunakan Central Composite Design dengan 2
bahan baku berbagai macam pati variabel independen, dengan nilai
tumbuhan, memiliki sifat mekanik yang rotatabilitasnya (α) = (2 ) 2 1/4
= 1,414.
rendah, daya serap air yang tinggi, waktu Adapun tempuhan rancangan percobaan
degradasi yang lambat. Penambahan bahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
tertentu dibutuhkan agar dapat mengatasi
Tabel 2.1 Tempuhan Rancangan
beberapa kelemahan tersebut. Penelitian
Percobaan
ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh
Natural Variables
masing-masing variabel penelitian berupa
Run CMC Sorbitol
variasi kadar CMC dan variasi kadar (%) (%)
sorbitol terhadap nilai kuat tarik, persen 1 35 20
elongasi dan biodegradasi bioplastik 2 45 20
berbasis pati sagu yang diperoleh pada 3 35 35
4 45 35

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 2


5 32,93 27,50 padatan) ditambahkan ke dalam larutan
6 47,07 27,50 CMC-pati sagu pada saat pengadukan
7 40 16,89 telah berlangsung selama 10 menit.
8 40 38,11 Campuran yang telah homogen dan
9 40 27,50 telah mengalami gelatinisasi didiamkan
10 40 27,50 selama ±2 menit. Setelah itu Campuran
11 40 27,50
dituangkan secara merata ke dalam
12 40 27,50
cetakan kaca (casting glass) ukuran 22 cm
13 40 27,50
x 22 cm x 2 mm. Campuran yang telah
2.4 Prosedur Penelitian dituangkan tersebut, dikeringkan dengan
2.4.1 Pembuatan Larutan CMC dan cara didiamkan pada suhu ruang selama
Larutan Pati Sagu ±72 jam hingga terbentuk film bioplastik
Sejumlah CMC ditimbang sesuai dengan (Hidayat dkk, 2013).
konsentrasi yang telah ditentukan yaitu Film bioplastik yang terbentuk
35%, 40% dan 45% (b/b pati), kemudian dilepaskan dari cetakan kaca dengan cara
masing-masing konsentrasi dilarutkan ke membuat sayatan-sayatan pada pinggiran
dalam gelas piala 500 ml yang berisi 100 cetakan kaca untuk memisahkan film
ml aquades. Campuran CMC-aquades dengan cetakan kaca. Film diangkat secara
diaduk menggunakan mechanical stirrer perlahan-lahan hingga seluruh permukaan
sambil dipanaskan pada suhu 75°C selama film terlepas dari cetakan. Pengujian
30 menit di atas hotplate hingga diperoleh dilakukan untuk mengetahui karakteristik
larutan yang homogen. Pati sagu sebanyak dan sifat mekanik dari bioplastik yang
10 gram yang telah disaring terlebih dihasilkan.
dahulu, dilarutkan secara terpisah ke Uji karakteristik bioplastik yang
dalam gelas piala 500 ml yang berisi 100 dilakukan pada bioplastik yang dihasilkan
ml aquades, campuran diaduk terus yaitu uji sifat mekanik untuk mengetahui
menerus menggunakan batang pengaduk nilai kuat tarik serta elongasi dari
agar pati sagu tidak mengendap di dasar bioplastik serta uji biodegradasi untuk
gelas piala, pengadukan dilakukan tanpa mengetahui waktu yang dibutuhkan serta
adanya pemanasan (Artanti dkk, 2017). laju degradasi bioplastik di alam. Uji sifat
mekanik mengacu pada standar ASTM
2.4.2 Pembuatan Bioplastik D882-02 dan alat uji kuat tarik yang
Proses pembuatan bioplastik digunakan yaitu GOTECH AI-7000M. Uji
dilakukan melalui pencampuran semua biodegradasi mengacu pada standar DIN
bahan yang digunakan. Larutan pati sagu EN ISO 846.
dituangkan ke dalam gelas piala 500 ml
yang berisi larutan CMC. Campuran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diaduk menggunakan mechanical stirrer 3.1 Kuat Tarik
dengan kecepatan pengadukan 100 rpm Kuat tarik merupakan tarikan
sambil dipanaskan pada suhu 90°C (suhu maksimum yang mampu ditahan suatu
dijaga agar tetap konstan) di atas hotplate plastik sebelum plastik tersebut putus
selama 40 menit hingga terjadi ketika dikenakan suatu gaya tarik.
gelatinisasi. Sorbitol dengan konsentrasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
20%, 25%, 30% dan 35% (b/b total ketahanan suatu film terhadap pembebanan

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 3


pada titik lenturnya. Besarnya nilai kuat Gambar 3.1 menunjukkan bahwa
tarik dari film plastik sangat dipengaruhi semakin bertambahnya kadar filler CMC
oleh kadar filler dan plasticizer yang 35-45%, nilai kuat tarik bioplastik yang
ditambahkan. Kedua komponen ini dihasilkan cenderung meningkat yaitu
memiliki pengaruh yang signifikan 4,372-7,13 Mpa. Hasil yang diperoleh pada
terhadap nilai kuat tarik suatu plastik. Nilai penelitian ini sesuai dengan hasil pada
kuat tarik akan mengalami peningkatan penelitian Tongdeesoontorn dkk (2011).
seiring meningkatnya kadar filler yang Seiring meningkatnya jumlah CMC yang
ditambahkan, hal ini terjadi karena adanya ditambahkan dapat meningkatkan kuat tarik
interaksi antara filler yang mengisi dan bioplastik yang dihasilkan. Hal ini
dan membentuk ikatan hidrogen antara disebabkan karena adanya pembentukan
molekul filler dengan matriks pati (Ma ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus
dkk, 2009). hidroksil (OH) dari pati sagu dengan gugus
Nilai kuat tarik yang diperoleh pada hidroksil (OH) dan karboksil (COOH) dari
penelitian ini lebih rendah dibanding nilai CMC (Hidayat dkk, 2013).
kuat tarik pada penelitian Tongdesontorn Selama proses pembuatan dan
dkk (2011) yaitu 14 MPa dan Tabari pengeringan film komposit, ikatan hidrogen
(2017) yaitu 20,2 – 26,99 MPa. Hal ini yang terdapat diantara molekul pati
dapat disebabkan karena pencampuran digantikan oleh ikatan hidrogen baru. Ikatan
pati-CMC yang tidak sempurna. Hidayat ini terbentuk antara gugus hidroksil pada
dkk (2013) mengatakan bahwa molekul pati dengan gugus hidroksil dan
pengadukan yang tidak tepat pada saat karboksil pada CMC. Ikatan hidrogen
proses gelatinisasi berlangsung dapat tersebut mengakibatkan struktur molekul
menyebabkan distribusi filler CMC pada campuran pati-CMC menjadi lebih kompak
matriks pati sagu tidak merata, hal ini dan kekuatan bioplastik yang dihasilkan
mempengaruhi kekuatan ikatan gugus menjadi semakin meningkat, sehingga
hidroksil yang terbentuk sehingga kuat penambahan CMC terbukti meningkatkan
tarik film yang dihasilkan relatif rendah. kuat tarik bioplastik.
Pengaruh Filler CMC terhadap nilai
kuat tarik bioplastik pada penelitian ini 3.2 Elongasi
dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perpanjangan saat putus (Elongation
at break) atau elongasi dapat didefinisikan
sebagai persentase perubahan panjang
plastik pada saat ditarik sampai putus.
Elongasi mengindikasikan kuantitas
perubahan maksimum panjang film saat
pengukuran kuat tarik film dilakukan
hingga film putus (Safitri dkk, 2016).
Eksistensi molekul plasticizer di
dalam rantai polimer bioplastik
menyebabkan kekuatan ikatan antar
Gambar 3.1Pengaruh Filler CMC terhadap molekul polimer menurun dan melemah.
Nilai Respon Kuat Tarik Bioplastik Hal ini menyebabkan plastik menjadi
bersifat fleksibel dan lebih lentur.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 4


Plasticizer yang ditambahkan Gambar 3.2 menunjukkan bahwa
menyebabkan gaya intermolekul melemah semakin bertambahnya kadar plasticizer
dan meningkatkan ruang kosong antar sorbitol 20-35%, nilai elongasi bioplastik
molekul plastik sehingga menurunkan yang dihasilkan cenderung meningkat
ketahanan mekanik plastik yang dihasilkan yaitu 11,82 – 29,288%. Hasil yang
(Hidayat dkk, 2013). diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan
Peningkatan konsentrasi plasticizer hasil pada penelitian Rinaldi dkk (2015).
sorbitol menyebabkan nilai elongasi Eksistensi molekul sorbitol di dalam rantai
bioplastik meningkat. Hal ini disebabkan polimer bioplastik menyebabkan kekuatan
karena sorbitol sebagai plasticizer ikatan antar molekul polimer menurun dan
memiliki berat molekul yang relatif rendah melemah. Hal ini menyebabkan plastik
dibandingkan komponen polimer plastik menjadi bersifat fleksibel dan lebih lentur.
yaitu pati sagu dan CMC. Penambahan Sorbitol yang ditambahkan menyebabkan
plasticizer sorbitol akan meningkat gaya intermolekul melemah dan
volume bebas yang ada di polimer serta meningkatkan ruang kosong antar molekul
menyebabkan tersedianya ruang yang plastik sehingga menurunkan ketahanan
cukup untuk molekul polimer bergerak mekanik plastik yang dihasilkan (Hidayat
(Ginting dkk, 2016). dkk, 2013).
Nilai elongasi yang diperoleh pada Peningkatan konsentrasi sorbitol
penelitian ini lebih tinggi dibanding nilai menyebabkan nilai elongasi bioplastik
elongasi pada penelitian Fathanah dkk meningkat, hal ini disebabkan karena
(2013) yaitu 26,55% dan Maulida dkk sorbitol sebagai plasticizer memiliki berat
(2016) yaitu 22%. Hal ini disebabkan molekul yang relatif rendah dibandingkan
karena jumlah plasticizer sorbitol yang komponen polimer plastik yaitu pati sagu
ditambahkan lebih banyak. Penambahan dan CMC. Penambahan sorbitol akan
sorbitol dapat menyebabkan nilai persen meningkat volume bebas yang ada di
elongasi bioplastik yang dihasilkan polimer serta menyebabkan tersedianya
mengalami kenaikan. ruang yang cukup untuk molekul polimer
Pengaruh plasticizer sorbitol bergerak (Ginting dkk, 2016). Pernyataan
terhadap nilai persen elongasi bioplastik ini sesuai dengan penelitian Fathanah dkk
pada penelitian ini dapat dilihat pada (2013) yang menyatakan penambahan
Gambar 3.2. konsentrasi sorbitol sebagai plasticizer
dapat meningkatkan persentase elongasi
bioplastik.

3.3 Biodegradasi
Suatu film plastik dapat dikatakan
biodegradable apabila film tersebut dapat
didaur ulang dan dapat juga dihancurkan
secara alami. Uji biodegradasi dilakukan
untuk mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan agar bioplastik dapat terurai di
Gambar 3.2 Pengaruh Plasticizer Sorbitol alam. Uji ini menggunakan metode soil
terhadap Nilai Respon Elongasi Bioplastik

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 5


burial test atau penguburan sampel film ke terhadap Nilai Respon Biodegradasi
dalam tanah. Bioplastik
Proses terjadinya biodegradasi Gambar 3.3 menunjukkan bahwa
plastik pada lingkungan, dimulai dengan semakin bertambahnya kadar filler CMC
tahap degradasi kimia yaitu terjadinya 35-45%, nilai biodegradasi bioplastik yang
oksidasi molekul pada struktur molekul dihasilkan cenderung meningkat yaitu
film plastik. Setelah itu tahap degradasi 45,45 – 70,02%. Hasil pada penelitian ini
secara biologi yaitu terjadinya serangan sesuai dengan hasil pada penelitian Artanti
mikroorganisme (bakteri, jamur dan alga) dkk (2017). Hal ini disebabkan karena
dan aktivitas enzim intracellular maupun CMC memiliki gugus hidroksil dan gugus
extracellular. Contoh mikroorganisme karboksilat sehingga memungkinkan
yang dapat mendegradasi film plastik di terjadinya pengikatan molekul air yang
dalam tanah yaitu bakteri phototrop terdapat di tanah serta penyerapan
contohnya Rhodospirillium kelembapan dari tanah sehingga
Rhodopseudomonas dan Chromatium, menyebabkan kelembapan film plastik
Thiocystis (Riza dkk, 2013). meningkat.
Nilai persen biodegradasi yang Artanti dkk (2017) mengatakan
diperoleh pada penelitian ini lebih rendah semakin tinggi kelembapan film plastik,
dibanding nilai persen biodegradasi pada maka hal ini menyebabkan film yang
penelitian Hidayat dkk (2013) yaitu dihasilkan sangat cocok menjadi media
88,76%. Hal ini disebabkan karena pada untuk perkembangan mikroorganisme
penelitian tersebut kadar CMC yang yang dapat mengurai film ketika dikubur di
digunakan lebih banyak dibandingkan dalam tanah. Dapat diketahui bahwa
penelitian ini. Bioplastik yang dihasilkan semakin banyak jumlah CMC yang
pada penelitian tersebut memiliki ditambahkan maka persen biodegradasi
kemampuan menyerap air lebih besar bioplastik akan meningkat.
sehingga pertumbuhan mikroorganisme
yang dapat menguraikan bioplastik lebih 4. Kesimpulan
cepat dan plastiknya menjadi lebih cepat Berdasarkan penelitian yang telah
terdegradasi. dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu
Pengaruh filler CMC terhadap nilai seiring bertambahnya jumlah konsentrasi
persen biodegradasi pada penelitian ini filler CMC yang digunakan yaitu 35-45%
dapat dilihat pada Gambar 3.3. b/b pati akan meningkatkan nilai respon
kuat tarik, serta persen biodegradasi dari
bioplastik yang dihasilkan. Penambahan
sorbitol sebagai plasticizer menyebabkan
peningkatan nilai persen elongasi dari
bioplastik yang dihasilkan.

Daftar Pustaka
Artanti, R.D., Setiawan, A., dan
Anggraini, P.D., 2017, Effect of
Carboxymethyl Cellulose (CMC)
Gambar 3.3 Pengaruh Filler CMC as Biopolymers to the Edible Film

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 6


Sorghum Starch Hydrophobicity Rachtanapun, P., 2011, Effect of
Characteristics, American Institue CMC Concentration on Physical
Physic, 020044-1 -020044-5. Properties of Biodegradable
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Cassava Starch-based Films,
2017, Budidaya Tanaman Sagu di Chemistry Central Journal, 5(6): 1-
Provinsi Riau, dilihat 20 Januari 8.
2019, https://diskepang.riau.go.id/. Rinaldi, W., Lubis, M.R., dan Fathanah,
Ginting, M.H.S., Kristiani, M., Amelia, Y., Umi., 2015, Biodegradable Plastic
dan Hasibuan, R., 2016, The Effect from Cassave Waste using Sorbitol
of Chitosan, Sorbitol, and Heating as Plasticizer, Proceedings of The
Temperature Bioplastic Solution on 5th Annual International
Mechanical Properties of Conference.
Bioplastic from Durian Seed Starch Fathanah, U., Lubis, M.R., Rosnelly,
(Durio zibehinus), International C.M., Moulana, R., 2013, Making
Journal of Engineering Research and Characterizing Bioplastic from
and Applications, 6(1): 33-38. Cassava (Manihot utilissima) Peel
Hidayat, M.K., Latifah., dan Sedyawati, Starch with Sorbitol as Plasticizer,
S.M.R., 2013, Penggunaan The 7th International Conference of
Carboxy Methyl Cellulose dan Chemical Engineering on Science
Gliserol pada Pembuatan Plastik and Applications, Banda Aceh.
Biodegradable Pati Gembili, Riza, M., Darmadi, Syaubari dan Abidah,
Indonesian Journal of Chemical N., 2013, Sintesa Plastik
Science, 2(3): 253-258. Biodegradable dari Pati Sagu
Ma, X., Chang, P.R., Yu, J., dan dengan Gliserol dan Sorbitol
Stumborg, M., 2009, Properties of sebagai Plasticizer, Seminar
Biodegradable Citric Acid- Nasional Kimia dan Pendidikan
Modified Granular Starch/ Kimia V.
Thermoplastic Pea Starch Montgomery, D.C., 2013, Design and
Composites, Carbohydrate Analysis of Experiments, 8th
Polymers, 75(1), 1-8. Edition, John Wiley & Sons Inc,
Tabari, M., 2017, Effect of Carboxymethyl New York.
Celluloes on the Mechanical and
Barrier Properties of Sago Starch
Based Films, Articles.
Tongdeesontorn, W., Mauer, L.J.,
Wongruong, S., Sriburi, P.,

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 1 Januari s/d Juni 2019 7

You might also like