Professional Documents
Culture Documents
ID Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bag
ID Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bag
ABSTRACT
Economic globalization is the increasing economic integration and
interdependence of national, regional and local economies across the
world through an intensification of cross-border movement of goods,
services, technologies and capital. Globalization leads to freer trade
between countries. This is one of its largest benefits to developing
nations. Homegrown industries see trade barriers fall and have access to
a much wider international market. While an influx of foreign companies
and foreign capital creates a reduction in overall unemployment and
poverty, it can also increase the wage gap between those who are
educated and those who are not. Over the longer term, education levels
will rise as the financial health of developing countries rise, but in the
short term, some of the poor will become poorer. Not everyone will
participate in an elevation of living standards. According to Islamic
economics, economic globalization should be done using appropriate
approaches so as not to cause a lot of problems that could potentially
harm the countries that are developing. The approach used should be
based on fairness and equality in human interaction, and a
multidisciplinary approach that covers all aspects of human life, moral,
intellectual, social, historical, demographic, and political.
kelayakan suatu proyek. Hal ini semakin negara Dunia Ketiga. Masalah-masalah
gencar, apalagi ketika ada kepentingan pembangunan seperti kemiskinan dan
untuk mendapat dukungan dalam perang kepincangan distribusi pendapatan terus
ideologi antara Blok Barat dan Blok berlangsung memburuk. Kenyataan ini
Timur. Sehingga, muncullah faham menyebabkan munculnya isu-isu
developmentalisme yang dikomandani kontroversial dalam ekonomi
oleh Amerika Serikat (Wahid, 1999: 20- pembangunan yang secara umum
22). Maka disusunlah sebuah strategi mencerminkan ketidakpastian politik dan
yang menciptakan konstruksi tatanan ekonomi tentang penerimaan politis
dunia pasca perang yang terpusat di teori-teori dalam pemecahan mendasar
Amerika Serikat, yaitu penerapan sistem seperti pertambahan angka
Bretton Woods yang menyediakan pengangguran produktif, penghapusan
kerangka institusional bagi sebuah kemiskinan pedesaan dan urban, serta
tatanan ekonomi liberal yang diinginkan, penurunan ketimpangan ekonomi dan
dan Marshall Plan yang memberikan sosial. Kontroversi ini semakin ruwet
kemungkinan bagi mereka untuk ketika ada campur tangan kepentingan-
mengelola perekonomian dunia pasca kepentingan tertentu dari badan-badan
perang pada basis komitmen bersama penyandang dana kuat seperti Bank
bagi pertumbuhan ekonomi dan Dunia (IBRD), IMF, ADB, dan berbagai
produktivitas tinggi, sebuah komitmen badan pembangunan PBB (Clements,
dari hasil hubungan negara masyarakat 1999: 10).
neo-liberal khas AS (Cholis, 1999:72). Kenyataan di atas memunculkan
Dominasi ini dipandang oleh para asumsi bahwa kegagalan pembangunan
ilmuwan sosial sebagai fondasi di Dunia Ketiga adalah karena
hegemoni Amerika atas sekutunya di diterapkannya teori yang tidak sesuai
Eropa, yang selanjutnya digunakan dengan kondisi setempat (a-historis).
untuk memperluas hegemoninya ke Banyak pengambil keputusan di Dunia
negara-negara dunia ketiga. Ketiga terpaksa membuat kebijakan-
Tidak heran kalau dalam sejarah kebijakan berdasarkan ideologi-ideologi
pembangunan ekonomi di Dunia Ketiga yang sama sekali tidak sesuai dan
diwarnai dengan teori-teori Barat. dimodifikasi sekadar sesuai dengan
Seperti teori tahap-tahap pertumbuhan kondisi historis dan kultural setempat
ekonomi (The Stages of Economic sehingga menimbulkan konsekuensi-
Growth Theories) yang bertumpu pada konsekuensi yang merusak terhadap
asumsi-asumsi ekonomi neo-klasik, teori kondisi sosio-ekonomi yang ada
internasionalis-struktural (The (Clements, 1999: 11).
Sstructural Internationalist Theories) Ketika Negara miskin me-liberal-
(Todaro, 1977: 87), dan teori kan pasar mereka, Negara kaya tetap
keterbelakangan dan ketergantungan secara tegas bersikap proteksionis,
Marxis dan Neo-Marxis terutama di bidang seperti tekstil,
(Underdeveloped and Dependencia) pertanian, dan petrokimia, maka
(Clements, 1999: 59). ketimpangan pendapatan terus
Berbagai macam teori yang meningkat di antara Negara kaya dan
dipakai ternyata belum mampu miskin. Ini adalah akibat dari globalisasi
mengakhiri keterbelakangan negara- terhadap Negara miskin yang sebenarnya
banyak ditentang keras oleh NSB. Hal negara yang tergolong dalam newly
ini dapat dilihat pada kegagalan industrialized countries (NICs), seperti
pertemuan WTO di Seattle tahun 1999, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura,
dan protes keras pada pertemuan dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor
IMF/World Bank di Prague, September penggerak perekonomian dunia.
2000, serta pertemuan G8 di Genoa, Juli Semakin mengglobalnya suatu negara di
2001. Para ahli ekonom berpendapat dalam perekonomian dunia dapat dilihat
bahwa kacaunya pertemuan di Seattle dari misalnya peningkatan dari
bukanlah sekedar karena adanya ribuan perdagangan internasionalnya (ekspor
demonstran yang tidak puas, melainkan dan impor) yang tercerminkan antara
terjadi karena kegagalan atas Amerika lain pada peningkatan pangsa ekspornya
dan Eropa dalam merespons masalah di pasar global dan peningkatan rasio
dari Negara berkembang. impor terhadap PDB-nya; semakin aktif
Ketidaksetaraan yang berkembang akan terlibat dalam proses produksi yang
menimbulkan resiko terbesar untuk masa melibatkan banyak negara (misalnya
depan dari ekonomi dunia. Jika kondisi dalam membuat pesawat Boeing lebih
tidak adil antara Negara-negara maju dari 50 negara terlibat yang masing-
dengan NSB ini terus berlanjut, maka masing membuat bagian-bagian tertentu
tujuan globalisasi akan semakin jauh dari dari pesawat tersebut, atau dalam
kata sukses. Sistem yang adil dalam membuat pesawat Airbus, sejumlah
mengakses pasar oleh NSB adalah negara Eropa terlibat dalam proses
sangat penting untuk pertumbuhan dan pembuatannya), dan semakin besar arus
perkembangan yang mendasar. Ini investasi asing yang masuk ke negara
adalah pesan yang sama yang ilmuwan tersebut atau semakin besarnya investasi
Muslim selalu berikan sepanjang abad dari negara tersebut ke negara-negara
melalui penekanan tegas terhadap lain.
keadilan. Jadi, proses globalisasi dari sisi
ekonomi adalah suatu perubahan di
dalam perekonomian dunia yang bersifat
PEMBAHASAN mendasar atau struktural dan akan
Pengertian Globalisasi Ekonomi berlangsung terus dalam laju yang
Tidak ada definisi yang baku atau semakin pesat mengikuti kemajuan
standar mengenai globalisasi, tetapi teknologi yang juga prosesnya semakin
secara sederhana globalisasi ekonomi cepat. Perkembangan ini telah
dapat diartikan sebagai suatu proses meningkatkan kadar hubungan saling
dimana semakin banyak negara yang ketergantungan dan juga mempertajam
terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia. persaingan antarnegara, tidak hanya
Jadi, jika pada periode sejak perang dalam perdagangan internasional tetapi
dunia kedua berakhir hingga tahun 1970- juga dalam kegiatan investasi, finansial
an ekonomi dunia didominasi oleh dan produksi.
ekonomi Amerika Serikat (AS), Globalisasi ekonomi ditandai
sekarang ini walaupun produk domestik dengan semakin menipisnya batas-batas
bruto (PDB) AS masih besar yakni kegiatan ekonomi atau pasar secara
sekitar 45% dari PDB dunia, peran dari nasional atau regional, tetapi semakin
ekonomi Uni Eropa, Jepang dan negara- PHQJJOREDO PHQMDGL ³VDWX´ SURVHV \DQJ
diimpor dari negara-negara lain atau investasi tidak langsung atau jangka
meningkat, dan bagian dari produksi pendek, yang umum disebut investasi
barang dan jasa di dalam negeri yang portofolio. Dalam hal PMA, dalam dua
diekspor meningkat. Peningkatan ini dekade belakangan ini semakin banyak
membuat volume perdagangan perusahaan-perusahaan yang berbasis di
antarnegara di dunia meningkat, baik suatu negara melakukan investasi jangka
secara absolut maupun relatif, yakni panjang di negara-negara lain, yang
rasio dari perdagangan internasional dilandasi oleh berbagai motivasi seperti
(ekspor dan impor) terhadap PDB dari pasar yang luas dan ketersediaan sumber
masing-masing negara secara individu daya produksi di negara-negara tujuan
atau dunia. Data dari Bank Dunia tahun investasi. Perkembangan ini dengan
2000 misalnya menunjukkan bahwa di sendirinya meningkatkan arus PMA
dalam kelompok negara-negara antarnegara, yang terefleksi dalam
kaya/maju, pangsa dari perdagangan peningkatan pangsa dari PMA sebagai
internasional di dalam output total naik suatu persentase dari investasi total
dari 27% ke 39% selama periode 1987- dunia.
1998. Sedangkan di dalam kelompok Menurut data Bank Dunia pada
negara-negara sedang berkembang, rasio tahun 1975 PMA berjumlah hanya 23
perdagangan internasional terhadap PDB miliar dollar AS, dan pada tahun 1997
naik dari 10% ke 17% dalam periode jumlahnya meningkat menjadi 644
yang sama (Bank Dunia, 2000a). miliar dollar AS (Friedman, 2002). Juga
1. Arus Modal Internasional data Bank Dunia menunjukkan bahwa
Arus modal internasional atau arus pada tahun 1998 jumlah investasi
modal antarnegara terdiri dari modal langsung dari perusahaan-perusahaan AS
swasta dan modal pemerintah. Arus di banyak negara lain di dunia telah
modal swasta antarnegara bisa berbentuk mencapai 133 miliar dollar AS,
investasi atau pinjaman; sedangkan arus sedangkan PMA di AS pada tahun yang
modal asing pemerintah pada umumnya sama bernilai 193 miliar dollar AS.
dalam bentuk pinjaman, misalnya Secara keseluruhan, arus PMA di dunia
pinjaman yang diterima dari pemerintah meningkat sangat signifikan selama
dari negara-negara yang tergabung periode 1988-1998 dari 192 miliar dollar
dalam CGI (Consultancy Group on AS ke 610 miliar dollar AS. Arus PMA
Indonesia) atau dalam konteks bilateral dari kelompok negara-negara maju ke
dengan pemerintah negara-negara donor kelompok negara-negara sedang
secara individual. Pengertian dari modal berkembang juga meningkat tajam
asing pemerintah juga termasuk selama periode yang sama, termasuk
pinjaman dari badan-badan dunia seperti Indonesia, terkecuali sejak krisis
Dana Moneter Internasional (IMF), Bank ekonomi arus PMA neto ke Indonesia
Dunia dan Bank Pembangunan Asia mengalami suatu penurunan (Bank
(ADB). Dunia 2000b).
Arus modal asing dalam bentuk Dalam hal investasi jangka
investasi bisa investasi investasi pendek, juga dalam dua dekade
langsung atau jangka panjang, yang belakangan ini semakin banyak
disebut foreign direct investment (FDI) penabung-penabung, terutama di negara-
atau penanaman modal asing (PMA), negara maju yang mendiversifikasikan
multilateral Bank Dunia, IMF dan WTO. swasta. Termasuk bank-bank, industri
Tiga poin dasar neo-Liberal dalam strategis, jalan raya, jalan tol, listrik,
multilateral ini adalah: pasar bebas sekolah, rumah sakit, bahkan juga air
dalam barang dan jasa; perputaran modal minum. Selalu dengan alasan demi
yang bebas; dan kebebasan investasi. efisiensi yang lebih besar, yang nyatanya
Sejak itu Kredo neo-Liberal telah berakibat pada pemusatan kekayaan ke
memenuhi pola pikir para ekonom di dalam sedikit orang dan membuat publik
negara-negara tersebut. Kini para membayar lebih banyak.
ekonom selalu memakai pikiran yang5. Menghapus Konsep Barang-Barang
standard dari neo-Liberal, yaitu Publik atau Komunitas. Menggantinya
deregulasi, liberalisasi, privatisasi dan GHQJDQ ³WDQJJXQJMDZDE LQGLYLGXDO´
segala jampi-jampi lainnya. Kaum mafia yaitu menekankan rakyat miskin untuk
Berkeley UI yang dulu neo-klasik, kini mencari sendiri solusinya atas tidak
juga berpindah paham menjadi neo- tersedianya perawatan kesehatan,
liberal. Poin-poin pokok neo-Liberal pendidikan, jaminan sosial dan lain-lain;
dapat disarikan sebagai berikut dan menyalahkan mereka atas
(Martinez, 1998: 8): kemalasannya.
1. Aturan Pasar. Membebaskan Dalam kaitannya dengan
perusahaan-perusahaan swasta dari pelaksanaan program di Bank Dunia dan
setiap keterikatan yang dipaksakan IMF ini, maka program neo-liberal,
pemerintah. Keterbukaan sebesar- mengambil bentuk sebagai berikut (Arif,
besarnya atas perdagangan internasional 1998 : 360) :
dan investasi. Mengurangi upah buruh Paket kebijakan Structural
lewat pelemahan serikat buruh dan Adjustment (Penyesuaian Struktural),
penghapusan hak-hak buruh. Tidak ada terdiri dari komponen-komponen: (a)
lagi kontrol harga. Sepenuhnya Liberalisasi impor dan pelaksanaan
kebebasan total dari gerak modal, barang aliran uang yang bebas; (b) Devaluasi;
dan jasa. (c) Kebijakan moneter dan fiskal dalam
2. Memotong Pengeluaran Publik dalam bentuk: pembatasan kredit, peningkatan
Hal Pelayanan Sosial. Ini seperti suku bunga kredit, penghapusan subsidi,
terhadap sektor pendidikan dan peningkatan pajak, kenaikan harga
kesehatan, pengurangan anggaran untuk public utilities, dan penekanan untuk
µMDULQJ SHQJDPDQ¶ untuk orang miskin, tidak menaikkan upah dan gaji.
dan sering juga pengurangan anggaran Paket kebijakan deregulasi, yaitu:
untuk infrastruktur publik, seperti jalan, (a) intervensi pemerintah harus
jembatan, air bersih ± ini juga guna dihilangkan atau diminimumkan karena
mengurangi peran pemerintah. Di lain dianggap telah mendistorsi pasar; (b)
pihak mereka tidak menentang adanya privatisasi yang seluas-luasnya dalam
subsidi dan manfaat pajak (tax benefits) ekonomi sehingga mencakup bidang-
untuk kalangan bisnis. bidang yang selama ini dikuasai negara;
3. Deregulasi. Mengurangi paraturan- (c) liberalisasi seluruh kegiatan ekonomi
peraturan dari pemerintah yang bisa termasuk penghapusan segala jenis
mengurangi keuntungan pengusaha. proteksi; (d) memperbesar dan
4. Privatisasi. Menjual BUMN-BUMN di memperlancar arus masuk investasi
bidang barang dan jasa kepada investor
tersepak dari pasar dunia untuk produk- menarik investor asing, masalah
produk tersebut. keamanan dan kepastian hukum, hingga
1. Impor. Dampak negatifnya adalah kurangnya insentif, terutama insentif
peningkatan impor yang apabila tidak fiskal bagi investasi-investasi baru.
dapat dibendung karena daya saing yang Sebaliknya, Vietnam, sebagai suatu
rendah dari produk-produk serupa contoh, menjadi sangat menarik bagi
buatan dalam negeri, maka tidak investor asing karena tidak hanya tenaga
mustahil pada suatu saat pasar domestik kerjanya sangat disiplin dan murah, juga
sepenuhnya akan dikuasai oleh produk- pemerintah Vietnam memberikan tax
produk dari luar negeri. Dalam beberapa holiday bagi investasi-investasi baru.
tahun belakangan ini ekspansi dari Tenaga kerja. Dampak negatifnya
produk-produk Cina ke pasar domestik adalah membanjirnya tenaga ahli dari
Indonesia, mulai dari kunci inggris, jam luar, dan kalau kualitas SDM dalam
tangan tiruan hingga sepeda motor, negeri tidak segera ditingkatkan untuk
semakin besar. Ekspansi dari barang- dapat menyaingi kualitas SDM dari
barang Cina tersebut tidak hanya ke negara-negara lain, tidak mustahil pada
pertokoan-pertokoan moderen tetapi juga suatu ketika pasar tenaga kerja atau
sudah masuk ke pasar-pasar rakyat peluang kesempatan kerja di dalam
dipingir jalan. negeri sepenuhnya dikuasai oleh orang
2. Investasi. Liberalisasi pasar uang dunia asing. Sementara itu, tenaga kerja
yang membuat bebasnya arus modal Indonesia (TKI) semakin kalah bersaing
antar negara juga sangat berpengaruh dengan tenaga kerja dari negara-negara
terhadap arus investasi neto ke lain di luar negeri. Juga tidak mustahil
Indonesia. Jika daya saing investasi pada suatu ketika TKI tidak lagi diterima
Indonesia rendah, dalam arti iklim di Malaysia, Singapura atau Taiwan dan
berinvestasi di dalam negeri tidak digantikan oleh tenaga kerja dari negara-
kondusif dibandingkan di negara-negara negara lain seperti Filipina, India dan
lain, maka bukan saja arus modal ke Vietnam yang memiliki keahlian lebih
dalam negeri akan berkurang tetapi juga tinggi dan tingkat kedisiplinan serta etos
modal investasi domestik akan lari dari kerja yang lebih baik dibandingkan TKI.
Indonesia yang pada aknirnya membuat Keempat implikasi tersebut secara
saldo neraca modal di dalam neraca bersamaan akan menciptakan suatu efek
pembayaran Indonesia negatif. Pada yang sangat besar dari globalisasi
gilirannya, kurangnya investasi juga ekonomi dunia terhadap perekonomian
berpengaruh negatif terhadap dan kehidupan sosial di setiap negara
pertumbuhan produksi dalam negeri dan yang ikut berpartisipasi di dalam
ekspor. Seperti telah di bahas prosesnya, termasuk Indonesia. Lebih
sebelumnya, sejak krisis ekonomi banyak pihak yang berpendapat bahwa
1997/98, arus PMA ke Indonesia relatif globalisasi ekonomi akan lebih
berkurang dibandingkan ke negara- merugikan daripada menguntungkan
negara tetangga; bahkan di dalam NSB. Seperti misalnya pendapat yang
kelompok ASEAN, Indonesia menjadi pesimis mengenai globalisasi dari Khor
negara yang paling tidak menarik untuk sebagai berikut: Globalisasi adalah
PMA karena berbagai hal, mulai dari suatu proses yang sangat tidak adil
kondisi perburuan yang tidak lagi dengan distribusi keuntungan maupun
kerugian yang juga tidak adil. menurutnya, dampak dari proses ini
Ketidakseimbangan ini tentu saja akan dapat dikelompokkan ke dalam tiga grup
menyebabkan pengkutuban antara negara.
segelintir negara dan kelompok yang Grup pertama adalah sejumlah
memperoleh keuntungan, dan negara- kecil negara yang mempelopori atau
negara maupun kelompok yang kalah yang terlibat secara penuh dalam proses
atau termajinalisasi. Dengan demikian, ini mengalami pertumbuhan dan
globalisasi, pengkutuban, pemusatan perluasan kegiatan ekonomi yang pesat,
kesejahteraan dan marjinalisasi yang pada umumnya adalah negara-
merupakan rentetan peristiwa menjadi negara maju.
saling terkait melalui proses yang sama. Grup kedua adalah negara-negara
Dalam proses ini, sumber-sumber yang mengalami pertumbuhan ekonomi
investasi, pertumbuhan dan teknologi yang sedang dan fluktuatif, yakni
moderen terpusat pada sebagian kecil negara-negara yang berusaha
(terutama negara-negara Amerika menyesuaikan diri dengan kerangka
Utara, Eropa, Jepang dan negara- globalisasi ekonomi atau liberalisasi
negara industri baru (NICs) di Asia perdagangan dan investasi. Misalnya
Timur). Majoritas NSB tidak tercakup negara-negara dari kelompok NSB yang
dalam proses globalisasi atau ikut tingkat pembangunan/kemajuan
berpartisipasi namun dalam porsi yang industrinnya sudah mendekati tingkat
sangat kecil dan acapkali berlawanan dari negara-negara industri maju, seperti
dengan kepentingannya, misalnya NICs.
liberalisasi impor dapat menjadi Grup ketiga adalah negara-negara
ancaman bagi produsen-produsen yang termarjinalisasikan atau yang
domestik mereka dan liberalisasi sangat dirugikan karena
moneter dapat menyebabkan instabilitas ketidakmampuan mengatasi tantangan-
moneter dalam negeri (Khor, 2002: 18). tantangan yang muncul dari proses
Masih menurut Khor, Manfaat dan tersebut dan persoalan-persoalan pelik
biaya liberalisasi perdagangan bagi yang terkait langsung maupun tidak
NSB menimbulkan persoalan yang kian langsung dengan globalisasi ekonomi
kontroversial. Pandangan kontroversial seperti harga-harga komoditas primer
bahwa liberalisasi perdagangan yang rendah dan fluktuatif serta hutang
merupakan sesuatu yang penting dan luar negeri. Grup ini didominasi oleh
secara otomatif atau pada umumnya NSB terutama di Afrika, Asia Selatan
memiliki dampak-dampak positif bagi (terkecuali India) dan beberapa negara di
pembangunan dipertanyakan kembali Amerika Latin (tidak termasuk negara-
secara empiris maupun analitis. Kini negara yang cukup berhasil seperti
saatnya meneliti sejarahnya dan Brazil, Argentina, Chile dan Meksiko).
merumuskan berbagai pendekatan yang Perkiraan bahwa sebagian besar
tepat bagi kebijakan perdagangan di dari NSB, terutama di tiga wilayah
NSB (Khor, 2002: 32). tersebut di atas termarjinalisasikan
Dengan demikian, Khor dalam proses globalisasi ekonomi bukan
berpendapat bahwa globalisasi ekonomi sesuatu tanpa alasan kuat. Data deret
mempengaruhi berbagai kelompok waktu dari UNCTAD menunjukkan
negara secara berbeda. Secara umum, bahwa dalam empat (4) dekade terakhir,
pangsa NSB di dalam ekspor dunia dari tujuh (7) negara termiskin di dunia;
menurun secara konstan dari 3,06% pada dan pada pertengahan dekade 90-an
tahun 1954 ke 0,42% pada tahun 1998. perbandingannya meningkat menjadi 39
Laju penurunannya lebih dalam periode kalinya. Menurut laporan tersebut,
1960-an dan 1970-an Data UNCTAD ketimpangan itu berakar pada
tidak hanya membedakan antara negara- seperangkat kekuatan yang ditimbulkan
negara maju (developed countries) oleh pesatnya liberalisasi perdagangan
dengan NSB, tetapi di dalam kelompok dunia yang akhirnya mengarah pada
NSB itu sendiri dibedakan antara yang semakin besarnya ketimpangan
sudah maju (developing countries) pendapatan karena hanya negara-negara
seperti NICs, Thailand, Malaysia, yang lebih kuat atau lebih siap yang
Indonesia, India, Cina, Pakistan, Israel di menikmati keuntungan dari era tersebut,
Asia dan Brasil, Argentina, Chile dan sedangkan NSB yang pada umumnya
Meksiko di Amerika Latin, dan negara- masih sangat lemah dalam segala bidang
negara yang terbelakang dalam tingkat terutama pendidikan dan teknologi
pembangunan/industrialisasinya (least adalah pihak yang dirugikan.
developed countries) yang didominasi Di dalam laporan UNCTAD tahun
terutama oleh negara-negara miskin di 1999 dikatakan bahwa liberalisasi
Afrika dan Asia Selatan. NSB dari perdagangan dunia menyebabkan
katetori least developed countries paling peningkatan yang tajam dalam impor
kecil pangsa pasar dunianya, dan dalam NSB yang tidak diimbangi oleh
4 dekade terakhir ini menunjukkan suatu peningkatan ekspor mereka dalam laju
tren yang menurun yang yang sama. Struktur dari pertumbuhan
mengindikasikan bahwa kelompok ini perdagangan luar negeri ini tidak saja
semakin termarjinalisasikan. membuat banyak NSB mengalami defisit
Sudah banyak laporan mengenai yang besar dari saldo transaksi berjalan
ketidakmerataan pendapatan antar mereka, tetapi juga membuat tingkat
negara yang dikaitkan dengan proses ketergantungan NSB terhadap impor dari
globalisasi ekonomi. Diantaranya adalah negara-negara Utara semakin tinggi.
laporan pembangunan dan perdagangan Terkecuali beberapa negara seperti Cina,
dari UNCTAD tahun 1997. Di dalam Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura
laporan tersebut ditunjukkan bahwa yang pertumbuhan ekspornya rata-rata
kesenjangan pendapatan antara NSB, per tahun tinggi.
khususnya dari kategori least developed Gambaran yang sama juga
countries, yang sering disebut negara- dijumpai oleh Nayyar (1997) dari
negara Selatan dengan negara-negara penelitiannya mengenai fenomena
maju, atau negara-negara Utara pembangunan yang tidak adil antara
(terutama negara-negara industri yang NSB dan negara-negara maju yang
tergabung dalam kelompok G-7, yakni disebabkan oleh globalisasi ekonomi
AS, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, dunia. Menurut hasil studinya,
Inggris, dan Jepang) meningkat secara keuntungan-keuntungan dari liberalisasi
signifikan sejak awal tahun 1980-an. perdagangan menumpuk hanya di
Pada tahun 1965 rata-rata pendapatan sebagian kecil NSB, yakni dari kategori
per kapita dari negara-negara G-7 developing countries.. Hanya terdapat
tersebut mencapai 20 kali lebih tinggi sebelas (11) NSB yang menjadi bagian
integral dari globalisasi ekonomi di akhir seperti Bank Dunia dan IMF, ditambah
abad ke-20. Negara-negara tersebut lagi dengan ketergantungan impor yang
mencakup sekitar 60% dari total ekspor juga tinggi, NSB kehilangan kemampuan
NSB di awal 1990-an, yang meningkat untuk bernegosiasi. Akhirnya, NSB
sekitar 100% dari 30% selama 1970-an; hanya bisa menerima apa saja yang
dan sekitar 66% dari PMA yang dituntut oleh negara-negara maju yang
mengalir ke NSB pada tahun 1981-1991 berkaitan dengan tata cara perdagangan
(Nayyar, 1997). internasional seperti penghapusan tarif
Menurutnya, kelemahan dari NSB impor dan subsidi ekspor terhadap
berakar dari sejumlah faktor. Posisi NSB komoditi-komoditi pertanian, yang bagi
secara ekonomi lemah untuk memulai sebagian NSB masih merupakan
integrasi dengan pasar dunia karena komoditi-NRPRGLWL µVHQVLWLI¶
rendahnya kapasitas ekonomi dalam
negeri dan infrastruktur sosial yang Islam dan Globalisasi Ekonomi
belum berkembang baik sebagai warisan Globalisasi Dalam Perspektif Islam
masa penjajahan. Negara-negara tersebut Dalam Islam globalisasi bukanlah
yang sangat tergantung pada ekspor hal baru. Pada zaman Rasulullah saw,
komoditi-komoditi primer semakin globalisasi sudah terjadi, saat itu sudah
diperlemah oleh harga dunia dari menjadi hal yang biasa ketika Nabi
komoditi-komoditi tersebut yang rendah maupun para sahabat melakukan
dan berfluktuatif serta dasar tukar perniagaan ke luar negeri seperti ke
perdagangan (ToT) dari ekspor mereka Mesir, Syam (Siria), Irak, Yunani, Turki,
yang terus menurun yang membuat dan Spanyol. Dalam Al-4XU¶DQ WHUGDSDW
negara-negara tersebut kekurangan banyak ayat-ayat yang relevan dengan
devisa yang berbuntut pada krisis utang tema globalisasi, diantaranya:
luar negeri. Perkembangan dari rasio Hai manusia, sesungguhnya Kami
antara indeks harga dari komoditi- menciptakan kamu dari seorang laki-laki
komoditi primer (terdiri dari bahan- dan seorang perempuan dan menjadikan
bahan makanan, bahan-bahan baku kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
pertanian, karet, minyak dari tumbuh- suku supaya kamu saling kenal-
tumbuhan termasuk dari kelapa sawit, mengenal. Sesungguhnya orang yang
rami, biji tambang dan logam) terhadap paling mulia diantara kamu disisi Allah
indeks harga dari produk-produk ialah orang yang paling takwa diantara
manufaktur (ToT) menunjukkan suatu kamu. Sesungguhnya Allah Maha
tren yang menurun sejak awal 1970-an Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S.
hingga akhir 1990-an. Al-Hujurat (49):13).
Selain itu, Nayyar berpendapat Dan carilah pada apa yang telah
bahwa kelemahan NSB juga dikarenakan dianugerahkan Allah kepadamu
lemahnya daya tawar dan kemampuan (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
negosiasi mereka dalam hubungan janganlah kamu melupakan bahagianmu
internasional. Dengan jumlah utang luar dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
negeri yang besar, dan tingginya baiklah (kepada orang lain)
ketergantungan mereka pada bantuan sebagaimana Allah telah berbuat baik,
donor bilateral dan organisasi-organisasi kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
dunia pemberi pinjaman multilateral kerusakan di (muka) bumi.
ketuhanan dalam diri manusia (Q.S. Al- tidak membahas masalah ekonomi tanpa
Maidah: 8). memasukkan aspek lainnya dalam
Konsep keadilan yang menetapkan kehidupan manusia. Walaupun, mungkin
kesamaan derajat manusia yang dapat diasumsikan beberapa variabel
dilandaskan atas kualitas ketaqwaan dari hasil analisis singkat, namun sangat
dapat memupuk persaudaraan tidak realistis untuk mengacuhkan
kemanusiaan yang sangat kuat. aspek-aspek lainnya secara keseluruhan.
Persaudaraan kemanusiaan, mewujudkan Karena itu membahas globalisasi
saling mengasihi manusia, perasaan cinta ekonomi juga harus
kebaikan, yaitu taqwa kepada Allah, mempertimbangkan multi variabel yang
melaksanakan hukum-hukumnya dan dapat mempengaruhinya.
menjauhi larangannya, mendukung Berikut beberapa variabel yang
pertumbuhan secara menyeluruh bagi harus dibangun untuk mewujudkan
kemanusiaan. globalisasi ekonomi yang adil:
Disinilah pentingnya keadilan Membangun Pondasi Keyakinan
dalam kontek globalisasi ekonomi, yang Kuat (Aqidah). Suatu aktivitas
dimana aktivitas ekonomi dilaksanakan harus dilandasi oleh dasar keyakinan
dengan adil antar sesama walaupun yang kuat. Dalam Islam semua kegiatan
berbeda-beda bangsa, agama dan tingkat baik ibadah maupun muamalah harus
sosialnya. Dalam pandangan al-4XU¶DQ bertolak dari aqidah yang benar dan
perbedaan sesama manusia adalah suatu kuat. Aqidah yang kuat tersebut adalah
hal yang alami, juga sekaligus Tauhid yang dalam konsep ketuhanan
mengandung banyak manfaat. Sekalipun berarti mengesakan Allah Swt.
demikian manusia tetap tergolong ke Konsepsi ini menuntut adanya kepatuhan
dalam umat yang satu. Agama berfungsi terhadap aturan-aturan yang telah
untuk mengingatkan akan kesamaanya, ditetapkan tanpa syarat. Dalam konsepsi
sebagai landasan persahabatan, ini, eksistensi manusia dipersatukan
persaudaraan, dan tolong menolong dalam ketaatan kepada Allah, yang akan
dalam mewujudkan keadilan sosial berimplikasi pada aktivitas ekonomi
(Qutb, 1994: 37). Sebaliknya yang tidak ada diskriminasi. Semua
ketidakadilan akan melemahkan manusia sama, wajib dihormati dan
solidaritas, meningkatkan konflik dan diberikan hak-haknya.
ketegangan, serta Membangun Kekuatan Ilmu
memperburuk permasalahan manusia. Pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak
Selain keadilan, yang perlu hanya dipahami sebagai hasil statis
diterapkan dalam globalisasi ekonomi kegiatan ilmu pengetahuan berupa
adalah pendekatan multidisiplin. Hal hukum dan teori ilmiah. Ilmu
ini karena kehidupan manusia tidak pengetahuan adalah juga sebuah proses,
hanya terdiri dari satu komponen yang sebuah kegiatan dan sebuah kemampuan
terpisah dengan lainnya, melainkan yang harus dimiliki oleh sesorang.
seluruh aspek kehidupan manusia, Sehingga dalam ilmu pengetahuan,
moral, intelektual, sosial, sejarah, sering muncul sikap kritis yang ingin
demografis, dan politik tersambung erat meragukan terus kebenaran yang telah
satu sama lainnya. Aspek-aspek tersebut ditemukan (Keraf dan Dua, 2001).
mempengaruhi satu sama lain, sehingga Ketika dunia global sudah dimulai maka
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Sritua. 1998. Teori dan dalam Hendra Esmara (ed), Teori
Kebijaksanaan Pembangunan, Ekonomi dan Kebijaksanaan
CIDES . Pembangunan, Jakarta:
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Gramedia.
Pembangunan, Yogyakarta: STIE Martinez, Elizabeth, dan Arnoldo
YKPN. Garcia. 1998. ´:KDW LV 1HR-
Chapra, M. Umer. 1992. Islam and The /LEHUDOLVP"´ 7KLUG :RUOG
Economic Challenge , Leicester, Resurgence No. 99/1998.
UK.:, The Islamic Foundation. Nayyar, D. 1997. Globalization: The
Clements, Kevin P. 1999. Teori Past in Our Future, Penang,
Pembangunan dari Kiri ke Malaysia, Third World Network.
Kanan, terj. Endi Haryono, Qutb, Sayyid. 1994. Keadilan Sosial
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dalam Islam, alih bahasa Afif
Friedman, M. 1970. Foreign Economic Muhamad, Bandung: Pustaka.
Aid : Means and Objective, Sugiono, Muhadi. 1999. Kritik
dalam T Baghwati dan R. Eckans Antonio Gramsci Terhadap
(Ed), Foreign Aid, London: Pembangunan Dunia Ketiga, terj.
Penguin. Cholish, Yogyakarta: Pustaka
George, Susan. 2000. ³A Short History Pelajar.
RI 1HROLEHUDOLVP´ dalam Walden T. Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu
Bello, Nicola Bullard, Kamal Ekonomi, Bagian Makro,
Malhotra (ed.), Global Finance: Yogyakarta : Kanisius.
New Thinking on Regulating Todaro, MP. 1977. Economic for
Speculative Capital Markets, Zed Developing World, London :
Books. Longman.
Khor, Martin. 2002. ³*OREDOLVDVL Wahid, Hasyim, dkk. 1999.
Perangkap Negara-Negara Telikungan Kapitalisme Global
6HODWDQ´ 6HUL .DMLDQ *OREDO dalam Sejarah Kebangsaan
Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Indonesia, Yogyakarta LKiS.
Rakyat Cerdas. Wheelwright, Ted. 1998. ³+RZ 1HR-
Mangkusuwondo, Suhadi. 1987. ³7HRUL /LEHUDO ,GHRORJ\ 7ULXPSKHG´
dan Kebijaksanaan Ekonomi Third World Resurgence, No.
Makro: Perspektif Indonesia´ 99/1998.