You are on page 1of 11

JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang

Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

JAPANEDU:
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
http://ejournal.upi.edu/index.php/japanedu/index

A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native


Speakers: Expressions of Reminder

Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah


Japanese Language Education Department, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
sonda.sanjaya@umy.ac.id,rosi.rosiah@umy.ac.id

ABSTRACT
This study aims at investigating the types and categorisation of conversation made by Japanese native speakers. The
categorisation of the conversation is made based on vertical relationship (jouge kankei) from the pragmatics perspectives.
Descriptive qualitative method is used to conduct the study. The participant of the study includes 14 Japanese native speakers
working at Kyoto Minsai Japanese Language School and Palace Side Hotel who took part in role-plays. The results of the
study indicate that there is no significant distinction of expressions made by (1) subordinates to their superiors, (2) among
colleagues, and (3) from their superiors to their subordinates. These three groups also appear to use similar expressions when
talking about promises and requests to borrow books. The distinction was found in expressions made by subordinates to
their superiors. In the conversation made among colleagues and by superiors to subordinates, expressions to remind them to
return some borrowed books were straightforwardly made. Meanwhile, these straightforward reminders were not found in
conversations made by subordinates to their superiors. Additionally, the conversation among colleagues and made by
superior to subordinates include expression of emphasizing requests; meanwhile, conversations made by subordinates to
superiors do not. In addition, expressions of asking interlocutors’ conditions before reminding to return the book are made
by colleagues to colleagues and subordinates to superiors and are not made by superiors to subordinates.
KEYWORDS
Expressions of Reminder; Japanese Language; Japanese Native Speakers; Jouge Kankei; Pragmatic

ARTICLE INFO
First received: 27 June 2019 Final proof accepted: 15 December 2019
Available online: 29 December 2019

PENDAHULUAN dilakukan. Kemudian, cara mengingatkan pun


tergantung pada budaya, konteks, situasi,
Mengingatkan seseorang pada suatu hal kedudukan penutur dan mitra tutur (Sauerland &
merupakan sebuah perbuatan yang sering Yatsushiro, 2014).
dijumpai dalam berbagai aktivitas. Untuk Dalam sebuah situasi misalnya seorang
mengingatkan seseorang tentunya diperlukan penutur membuat janji bertemu kepada mitra
ungkapan atau ekspresi dan cara agar seseorang tuturnya. Kemudian, mitra tutur menyediakan
yang diingatkan melakukan apa yang seharusnya waktu untuk menemui namun meminta agar ia
diingatkan mengenai waktu agar pertemuan
104 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

dipastikan berlangsung. Konteks seperti itu karena ungkapan sangat dipengaruhi oleh faktor
nampaknya sering dijumpai dalam percakapan eksternal berupa kedekatan penutur dan mitra
sehari-hari di kalangan penutur bahasa Indonesia. tutur, usia, hubungan atas-bawah, gender, dll
Pada konteks lain tidak jarang juga ketika (Azuma, 2009). Seperti penjelasan di atas,
seorang penutur meminjam sebuah buku, majalah, ungkapan dalam bahasa Jepang dipengaruhi oleh
atau bacaan lainnya kepada mitra tutur, kemudian hubungan atas-bawah (jouge kankei). Jika mitra
mitra tutur meminta agar penutur tutur memiliki kedudukan yang lebih tinggi
mengingatkannya sehingga bacaan yang diminta daripada penutur, maka ungkapan yang digunakan
dipastikan terbawa. Untuk mengingatkan mitra lebih sopan dan pesan disampaikan dengan
eufenisme (enkyoku hyougen). Sedangkan kepada
tutur diperlukan suatu ungkapan atau ekspresi
rekan sejawat atau mitra tutur yang kedudukannya
yang tepat agar mitra tutur benar-benar mau
lebih rendah daripada penutur, ungkapan
membantu sehingga apa yang dibutuhkan penutur cenderung dituturkan secara kasual dan pesan
dapat dipastikan terpenuhi. Jika ungkapan yang disampaikan secara langsung (straight forward).
digunakan tidak tepat, dikhawatirkan terjadi Dengan demikian, adanya perbedaan kedudukan
kesalahpahaman sehingga dapat menghindari memungkinkan adanya perbedaan jenis ungkapan
tindakan yang tidak menyenangkan bagi mitra yang digunakan untuk mengingatkan sesuatu
tutur. Tindakan yang tidak menyenangkan dapat dalam bahasa Jepang. Ketika berbicara tentang
juga disebut dengan Face Threatening Act (FTA). hubungan atas-bawah (jouge kankei) dalam bahasa
Kesalahpahaman dapat terjadi diakibatkan Jepang tidak akan lepas dari politeness atau
oleh perbedaan budaya (Haristiani & Danuwijaya, kesantunan dalam menggunakan bahasa. Menurut
2017). Terlebih lagi, gegar budaya (culture shock) Brown dan Levinson (1987) mengidentifikasi
seringkali dialami oleh orang yang baru mengenal empat strategi kesantunan atau pola perilaku
masyarakat dengan budaya yang baru dikenal umum yang dapat diaplikasikan penutur yaitu: (1)
(Wijana & Rohmadi, 2013). Gegar budaya dapat Bald-on Record Strategy (tanpa strategi), (2) Positive
dialami oleh pembelajar bahasa Jepang yang baru politeness strategy (strategi kesantunan
mengenal bahasa dan budaya penutur Jepang yang positif/keakraban), (3) Negative politeness strategy
baru memulai komunikasi dengan penutur asli (strategi kesantunan negatif/formal), (4) Off-record
bahasa Jepang. Untuk mengurangi gegar budaya politeness strategy (strategi tidak langsung atau
yang disebabkan kesalahpahaman, pembelajar tersamar). Hal ini mengisyaratkan bahwa
bahasa Jepang perlu memahami cara pemahaman terhadap strategi kesantunan sangat
mengungkapkan suatu ujaran kepada penutur diperlukan dalam menjaga kelangsungan dan
bahasa Jepang dengan ungkapan atau ujaran yang keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi
dapat diterima baik oleh penutur bahasa Jepang. (Brown & Levinson, 1987).
Tanpa pemahaman cara mengungkapkan suatu Berdasarkan penjelasan di atas, perlu adanya
ujaran memungkinkan terjadi hambatan kajian yang menganalisis pengungkapan
komunikasi. mengingatkan dalam bahasa Jepang dengan
Dalam konteks mengingatkan, ungkapan dan tinjauan sosiolinguistik dan pragmatik. Kedua
cara mengungkapkan mengingatkan yang keliru bidang tersebut perlu dilibatkan karena saling
memungkinkan terjadinya kesalahpahaman berkaitan satu sama lain (Wijana & Rohmadi,
hingga memburuknya hubungan. Untuk 2013). Ditambah lagi, sosiolinguistik berguna
mengurangi kesalahpahaman dan tercapainya
untuk memberikan pengetahuan dalam
tujuan dalam mengingatkan diperlukan sebuah
menggunakan bahasa (Chaer & Agustina, 2014).
kajian yang menganalisis hingga menemukan
macam-macam ungkapan mengingatkan dalam Dengan demikian, kajian ini dapat memberikan
bahasa Jepang. Harapannya, dengan diketahuinya pemahaman khususnya kepada pembelajar bahasa
macam-macam ungkapan mengingatkan dalam Jepang untuk mengungkapkan ungkapan
bahasa Jepang, para pembelajar bahasa Jepang mengingatkan dalam bahasa Jepang.
dapat menggunakannya kepada penutur bahasa Penelitian mengenai ungkapan mengingatkan
Jepang dengan harapan apa yang dimaksud dapat dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia sudah
diterima dengan baik dan tujuan mengingatkan dilakukan oleh Sanjaya dan Indraswari (2015).
yang dilakukan dapat tersampaikan kepada Akan tetapi penelitiannya baru menyentuh
penutur bahasa Jepang dengan baik. perbandingan strategi komunikasi untuk
Upaya mengingatkan pun bergantung kepada mengingatkan sesuatu dalam bahasa Indonesia
siapa penutur menuturkan ujaran mengingatkan. dan bahasa Jepang sedangkan jenis atau kategori
Berbeda mitra tutur berbeda pula ungkapan yang ungkapannya belum dikaji dalam. Oleh karena itu,
digunakan penutur untuk menyatakan maksud perlu adanya penelitian dengan fokus analisis

105 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah,
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder

macam atau jenis ungkapan mengingatkan dalam Setting percakapan diatur dengan situasi
bahasa Jepang dengan tinjauan sosiolinguistik dan penutur meminjam sebuah buku kemudian mitra
pragmatik agar para pembelajar bahasa Jepang tutur menjanjikan akan membawa buku yang
dapat memahami pengungkapan mengingatkan diminta pada hari yang ditetapkan. Agar mitra
dalam bahasa Jepang yang sesuai konteks atau tutur tidak lupa dengan buku yang dijanjikan,
situasi percakapan berbahasa Jepang. penutur mengingatkan pemberi pinjaman sehari
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini sebelum hari yang ditentukan.
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis Setelah data dari role play terhimpun, peneliti
atau kategori ungkapan mengingatkan dalam menganalisis data yang berkaitan dengan
bahasa Jepang dengan tinjauan sosiolinguistik dan klasifikasi pengungkapan mengingatkan dalam
pragmatik dengan ruang lingkup percakapan yang bahasa Jepang dengan menggunakan model Miles
dilakukan berdasarkan hubungan atas-bawah dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015) yaitu
(jouge kankei). Hasil penelitian ini akan mengumpulkan, mereduksi, menyajikan data, dan
memberikan kontribusi kepada para pembelajar menyimpulkan. Kategorisasi ungkapan
bahasa Jepang untuk menyusun strategi mengingatkan dalam bahasa Jepang dianalisis
komunikasi khususnya saat mengingatkan sesuatu berdasarkan dan model formula semantik Xu
kepada penutur bahasa Jepang dalam bahasa (2007).
Jepang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE PENELITIAN
Seperti pada penjelasan sebelumnya, bahwa
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif penelitian Sanjaya dan Indraswari (2015) baru
kualititatif dengan menganalisis, berfokus pada perbandingan alur percakapan atau
mengklasifikasikan dan mendeskripsikan strategi yang memunculkan ungkapan
ungkapan mengingatkan yang dituturkan oleh mengingatkan dalam percakapan bahasa
penutur asli bahasa Jepang. Data penelitian ini Indonesia dan bahasa Jepang sedangkan penelitian
diambil dari para partisipan saat bercakap-cakap ini berfokus pada ungkapan mengingatkan penutur
tanpa partisipasi peneliti sehingga teknik bahasa Jepang ditinjau sosiolinguistik dan
pengambilan yang digunakan adalah teknik simak pragmatik. Dengan demikian, penggunaan
bebas libat cakap (Zaim, 2014). Data diambil ungkapan mengingatkan dalam bahasa Jepang
melalui role play yang dilakukan oleh para penutur yang sesuai konteks dapat dipahami.
asli bahasa Jepang sebanyak 14 orang partisipan. Ungkapan mengingatkan disajikan
Para penutur bahasa Jepang adalah kelompok berdasarkan kedudukan mitra tutur sebagai atasan,
masyarakat yang tergolong ke dalam shakaijin rekan sejawat, dan bawahan. Ungkapan tersebut
(masyarakat pekerja) yang bekerja di institusi diklasifikasikan dengan formula semantik yang
pendidikan yaitu Kyoto Minsai Language School terdiri dari komponen utama, komponen
dan usaha perhotelan yaitu Palace Side Hotel di pembantu, dan komponen pengatur wacana.
Kyoto, Jepang.
Roleplay dilakukan dengan pembagian
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri Ungkapan Mengingatkan kepada
dari dua orang. Satu orang menjadi peminjam dan Atasan
yang satu menjadi pemberi pinjaman. Kemudian,
kelompok percakapan terdiri dari kelompok Komponen Utama
percakapan bawahan-atasan, kelompok
percakapan antarrekan sejawat (posisi setara), dan Pada dialog yang berlangsung di antara penutur
kelompok percakapan atasan-bawahan. Kelompok yang berkedudukan sebagai bawahan dan mitra
yang berperan sebagai atasan dan bawahan saling tutur yang berkedudukan sebagai atasan,
bergantian menjadi peminjam dan pemberi komponen utama yang ditemukan berupa situasi
pinjaman tanpa mengubah posisi (atasan- mitra tutur yang di dalamnya terdapat permintaan
bawahan) sehingga pada percakapan pertama yang informasi atau konfirmasi dan pengingat
menjadi peminjam adalah atasan sedangkan pada permohonan. Permintaan informasi atau
percakapan berikutnya bawahannya yang menjadi konfirmasi yang diujarkan penutur (bawahan)
peminjam. Begitu juga dengan kelompok yang
kepada mitra tutur (atasan) yang ditemukan
berperan sebagai rekan sejawat.

106 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

sebagian besar berupa ungkapan seperti pada


contoh (1) s/d (3) berikut ini. (6) 今日水曜日ですから、
Kyou mokuyoubi desukara.
(1) この前お願いした、あのう、本のことなん ‘Karena hari ini hari Kamis.’
ですけど。
(7) 木曜日までと伺ってたんですけれども。
Kono mae onegai shita, anou, hon no koto
Mokuyoubi made to ukagattetan desukeredomo.
nandesukedo.
‘Saya dengar Kamis (bukunya dibawa).’
‘Anu, mengenai buku yang saya minta
(pinjam) sebelumnya.’ Kalimat (6) merupakan ungkapan yang
digunakan untuk mengingatkan mitra tutur
(2) 先週お借りしたいと言ってた本があるんで dengan cara mengingatkan hari pemenuhan janji
すけれども。 mitra tutur secara langsung. Hal ini diketahui
Senshuu okari shitai to itteta hon ga karena hari pemenuhan janji mitra tutur adalah
arundesukeredomo. hari kamis sedangkan penutur menyatakan bahwa
‘Minggu lalu saya bilang ada buku yang hari ini adalah hari rabu yang berimplikasi bahwa
ingin saya pinjam.’ karena hari pemenuhan janji tinggal satu hari lagi.
Dengan demikian, penutur secara tidak langsung
(3) 先週お願いしてた本を、えぇ、借りる約束 mengingatkan hari pemenuhan janji adalah besok
なんですけれども。 (Kamis). Sedangkan kalimat (7) mengingatkan
Senshuu onegai shiteta hon o, ee, kariru hari pemenuhan janji mitra tutur dengan
yakusokunandesukeredomo. menyebutkan harinya secara langsung dengan
‘Buku yang saya minta (pinjam) minggu lalu, ungkapan saya dengar bahwa Kamis akan Anda
eh, janji pinjam buku itu.’ membawa buku.

Kemudian, selain mengonfirmasi, ditemukan Komponen Pengatur Wacana


ungkapan yang digunakan penutur untuk
mengingatkan mitra tutur (atasan) akan Komponen pengatur wacana yang ditemukan
permohonan yang diajukan sebelumnya. dalam dialog antara bawahan dan atasan hanya
Ungkapan yang digunakan adalah seperti pada berupa sahutan. Sahutan yang ditemukan seperti
contoh (4). pada contoh (8) dan (9) berikut.

(4) はい。木曜日持って来るって約束した時、 (8) はい。


お願いした。 Hai.
‘Ya.’
Hai. Mokuyoubi motte kuru tte yakusoku shita
toki, onegai shita. (9) はい、はい。
‘Ya, waktu janji akan bawa hari Kamis, saya Hai, hai.
minta (pinjam).’ ‘Ya, ya.’
Komponen Pembantu Sahutan yang diujarkan hanya berupa kata hai
dan hai, hai. Tidak ditemukan sahutan lain dari
Komponen pembantu yang ditemukan pada dialog dialog yang berlangsung di antara semua dialog
yang berlangsung di antara penutur (bawahan) bawahan dan atasan.Untuk lebih memudahkan
kepada mitra tutur (atasan) berupa pengurangan pemahaman ungkapan mengingatkan di antara
syarat yang dinyatakan dengan ungkapan seperti bawahan dan atasan dapat dilihat pada Tabel 1.
pada contoh (5).

(5) 大丈夫ですか。
Daijoubu desuka.
‘Tidak apa-apa?’

Adapun komponen pembantu lain yang


ditemukan yaitu ungkapan yang dinyatakan
penutur untuk mengingatkan hari pemenuhan janji
mitra tutur. Ungkapan tersebut dinyatakan pada
contoh (6) dan (7) berikut.

107 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah,
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder

Tabel 1: Formula Semantik Ungkapan Mengingatkan Ungkapan Mengingatkan kepada Rekan


dalam Dialog Bawahan dan Atasan Sejawat
Jenis dan
Struktur Definisi Komponen Utama
Contoh Kalimat
Wacana Formula
Semantik Pada dialog yang berlangsung di antara penutur
dan mitra tutur yang berkedudukan sama sebagai
- この前お願いし
rekan sejawat, komponen utama yang ditemukan
た、あのう、本の berupa situasi mitra tutur yang di dalamnya
ことなんですけ terdapat permintaan informasi atau konfirmasi,
ど。 pengingat permohonan, dan penguat
Situasi mitra - 先週お借りしたい permohonan. Permintaan informasi atau
tutur: meminta と言ってた本があ konfirmasi yang diujarkan penutur kepada mitra
informasi dan るんですけれど tutur (rekan sejawat) yang ditemukan sebagian
mengonfimasi も。 besar berupa ungkapan (10) s/d (17) berikut.
- 先週お願いしてた
Komponen 本を、えぇ、借り (10) 村上先生に、前約束していた、あのう、本
utama
る約束なんですけ を貸してもらう約束。
れども。 Murakami sensei ni, mae yakusoku shiteita,
Pengingat anou, hon o kashite morau yakusoku.
permohonan: ‘Oleh Bu Murakami, sebelumnya dijanjikan,
ujaran yang - はい。木曜日持っ anu, janji saya akan dipinjami buku.’
lazim て来るって約束し
digunakan た時、お願いし (11) この間お願いしていた。あのう、お借りす
untuk た。 るのをお願いした本なんですけれども。
mengajukan Kono aida onegai shiteita, ano, okari suru no o
permohonan onegai shita hon nandesu keredomo.
Pengurangan
‘Beberapa waktu yang lalu saya minta
syarat: ujaran
yang (pinjam), anu, mengenai buku yang saya
mengurangi ingin pinjam.’
hambatan - 大丈夫ですか。
(12) 先週あのう、お願いしてた本。
permohonan
dengan Senshuu anou, onegai shiteta hon.
Komponen ‘Minggu lalu anu, buku yang saya minta
memberikan
pembantu (pinjam).’
batasan
Dll (penguat - 今日水曜日ですか
ingatan): (13) この間お願いしてた本なんですけど。
ら、 Kono aida onegai shiteta hon nandesu kedo.
ujaran yang
- 木曜日までと伺っ ‘Mengenai buku yang saya minta (pinjam)
memperkuat
ingatan mitra てたんですけれど beberapa waktu yang lalu.’
tutur も。
Ujaran berupa (14) 私、先週頼んでた本。
sahutan: Watashi, senshuu tanondeta hon.
respons berupa - はい。 ‘Saya, buku yang saya minta (pinjam)
sahutan minggu lalu.’
terhadap - はい、はい。
Komponen ujaran (15) ええと、先週は、あのう、本の話し。お茶
pengatur sebelumnya の載ってる本についてちょっと楽しくお話
wacana Pemberian しさせてもらったんですけど。
informasi:
jawaban - 今日水曜日です。 Eeto, senshuu, wa anou, hon no hanashi. Ocha
terhadap - ノーベル賞の本。 no notteru hon ni tsuite tanoshiku ohanashi sasete
pertanyaan morattandesu kedo.
mitra tutur ‘Eeh, minggu lalu, eeh, mengenai buku.
Saya cerita seru tentang buku yang memuat
tentang teh.’

108 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

(16) 田附先生に本を借りるお約束をしましたよ Komponen Pembantu


ね。
Tazuke Sensei ni hon o kariru yakusoku o Komponen pembantu yang ditemukan pada dialog
shimashita yo ne. yang berlangsung di antara rekan sejawat berupa
‘Bu Tazuke berjanji mengenai saya pinjam pengurangan syarat, penguat ingatan, dan dugaan.
buku kepada Ibu, ya.’ Pengurangan syarat yang diujarkan penutur
kepada mitra tuturnya yang merupakan rekan
(17) 先週に本を貸していただく予定だったんで sejawat yaitu ungkapan (25) berikut.
すけれども。
(25) 大丈夫ですか。
Senshuu ni hon o kashite itadaku yotei
Daijoubu desuka.
dattandesu keredomo.
‘Tidak apa-apa?’
‘Minggu lalu (bilang) mengenai saya akan
dipinjami buku.’ Sedangkan ujaran yang dimunculkan penutur
kepada rekan sejawatnya untuk menguatkan
Kemudian, selain mengonfirmasi, ditemukan
ingatan mitra tutur adalah seperti kalimat (26) s/d
ungkapan yang digunakan penutur untuk
(30) berikut.
mengingatkan mitra tutur (rekan sejawat) akan
permohonan yang diajukan sebelumnya. (26) あれ明日なんですけど。
Ungkapan yang digunakan seperti pada kalimat Are ashita nandesu kedo.
(18) s/d (21) berikut. ‘Itu (janji membawa buku) besok.’
(18) あのう、覚えてはりますかね。 (27) 文法の本を貸して頂けるとおしゃいました
Anou, oboete harimasuka ne. ね。
‘Anu, ingat tidak ya?’ Bunpou no hon o kashite itadakeruto
(19) 覚えてません? osshaimashita ne.
Oboetemasen? ‘Katanya saya bisa dipinjami buku tata
‘Tidak ingatkah?’ bahasa, ya.’

(20) 覚えていらっしゃいますか。 (28) その時に、もしよかったら、貸してもらえ


Oboete irasshaimasuka. たらという話があるんですけれども。
‘Apakah ingat?’ Sono toki ni, moshi yokattara, kashite moraetara
toiu hanashi ga arundesu keredomo.
(21) 明日、ベトナム語の本なんですけど。 ‘Waktu itu, kalau boleh, katanya saya akan
Ashita, betonamugo no hon nandesu kedo. dipinjami (buku).’
‘besok (janji buku dibawakan), mengenai
buku bahasa Vietnamnya.’ (29) 貸してもらえたらみたい話で、確かしちゃ
ったんですけれども。
Selain pengingat permohonan, ditemukan pula Kashite moraetara mitai hanashi de, tashika
penguat permohonan yang diujarkan penutur shicattandesu keredomo.
kepada mitra tutur dalam dialog yang berlangsung ‘Kalau tidak salah, katanya saya mau
di antara rekan sejawat (kalimat (22) s/d (24)). dipinjami (buku).’
(22) 明日ないと困るので (30) 確か明日持って来てもらうはずだったと思
ashita nai to komaru node.
うんですが。
‘Karena kalau besok tidak ada, saya repot.’
Tashika ashita motte kite morau hazu data to
(23) ええと、覚えてはります? omoundesu ga.
Eeto, oboeteharimasu? ‘Kalau tidak salah besok akan dibawa
‘Eeh, apakah ingat?’ (bukunya).’
(24) あのう、あのう、あの本を授業で使いたい Selain pengurangan persyaratan dan penguat
ので。 ingatan mitra tutur, ditemukan dugaan yang
ditujukan dari penutur kepada mitra tutur. Dugaan
Anou, anou, ano hon o jugyou de tsukaitai node.
yang dimaksud adalah penutur menduga mitra
‘Anu, anu, buku itu akan saya pakai pada tutur lupa akan permohonan penutur dan
perkuliahan.’ pemenuhan janji mitra tutur. Dugaan tersebut
diujarkan penutur dengan ungkapan (31) berikut.

109 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah,
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder

(31) あのう、もしかしてお忘れじゃないかなと
思ってて。 (40) 木曜日くらい。
Anou, moshikashite owasure janai ka na to omotte Mokuyoubi kurai.
te. ‘Kira-kira hari Kamis.’
‘Anu, saya piker barangkali lupa.’
(41) ええと、能力試験の本です。
Komponen Pengatur Wacana Eeto, nouryoku shaken no hon desu.
‘Eeh, buku Noryoku Shiken.’
Komponen pengatur wacana yang ditemukan
dalam dialog di antara rekan sejawat yaitu berupa Untuk lebih memudahkan pemahaman
permintaan perhatian, sahutan, dan pemberian ungkapan mengingatkan di antara rekan sejawat
informasi. Ujaran penutur yang digunakan untuk dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
permintaan perhatian kepada mitra tutur yang
merupakan sejawatnya adalah seperti contoh data Tabel 2: Formula Semantik Ungkapan Mengingatkan
(32) s/d (36) berikut. dalam Dialog antarrekan Sejawat

(32) すみません、あのう。 Jenis dan


Struktur Definisi
Sumimasen, anou. Contoh Kalimat
Wacana Formula
‘‘Mohon maaf, anu.’ Semantik
(33) すみません。 - 村上先生に、前
Sumimasen. 約束していた、
‘Mohon maaf.’
あのう、本を貸
(34) あっ、そうだ。
A, sou da. してもらう約
‘Oh, ya.’ 束。
(35) ああ、そうだ。 - この間お願いし
Aa, sou da.
ていた。あの
‘Oh, ya.’
う、お借りする
(36) えと。
Eto. のをお願いした
‘Eeh.’ 本なんですけれ
Kemudian, adapun komponen pengatur ども。
wacana berupa sahutan hanya berupa dua Situasi mitra
ungkapan (37) dan (38). Komponen tutur: meminta - 先週あのう、お
(37) そうなんです。 utama informasi dan
mengonfimasi 願いしてた本。
Sou nandesu.
‘Ya, betul.’ - この間お願いし

(38) うん。 てた本なんです


Un. けど。
‘Ya.’
- 私、先週頼んで
Selain kedua komponen di atas, ditemukan
pula komponen pengatur wacana yang た本。
menyatakan pemberian informasi. Informasi yang
- ええと、先週
diberikan adalah perihal sesuatu yang dimintai
atau dimohonkan sebelumnya oleh penutur は、あのう、本
kepada mitra tutur. Ungkapan penutur yang
digunakan adalah seperti contoh (39) s/d (41) の話し。お茶の
berikut. 載ってる本につ
(39) 村上春樹の。 いてちょっと楽
Murakami Haruki no.
‘Karya Murakami Haruki.’

110 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

しくお話しさせ - 文法の本を貸し
てもらったんで て頂けるとおし
すけど。 ゃいましたね。
- 田附先生に本を - その時に、もし
借りるお約束を よかったら、貸
しましたよね。 してもらえたら
- 先週に本を貸し という話がある
ていただく予定 んですけれど
だったんですけ も。
れども。 - 貸してもらえた
らみたい話で、
- あのう、覚えて
確かしちゃった
はりますかね。
Pengingat んですけれど
permohonan: - 覚えてません?
も。
ujaran yang - 覚えていらっし
lazim - 確か明日持って
digunakan ゃいますか。
untuk 来てもらうはず
mengajukan - 明日、ベトナム
だったと思うん
permohonan 語の本なんです
ですが。
けど。
Dll (dugaan): - あのう、もしか
- 明日ないと困る ujaran yang してお忘れじゃ
ので menyatakan
dugaan ないかなと思っ
- ええと、覚えて terhadap mitra
Dll (penguat tutur てて。
permohonan): はります?
Permintaan - すみません、あ
ujaran yang
- あのう、あの perhatian: のう。
memperkuat
permohonan ujaran yang - すみません。
う、あの本を授 bertujuan untuk - あっ、そうだ。
業で使いたいの menarik - ああ、そうだ。
perhatian dari
- えと。
で。 mitra tutur
Ujaran berupa
Pengurangan Komponen sahutan:
syarat: ujaran pengatur respons berupa - そうなんです。
yang wacana
mengurangi sahutan - うん
- 大丈夫ですか。 terhadap ujaran
hambatan
sebelumnya
permohonan
dengan Pemberian
Komponen informasi: - 村上春樹の。
memberikan
pembantu jawaban - 木曜日くらい。
batasan
terhadap - ええと、能力試
Dll (penguat
ingatan): ujaran pertanyaan 験の本です。
- あれ明日なんで mitra tutur.
yang
memperkuat すけど。
ingatan mitra
tutur

111 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah,
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder

Ungkapan Mengingatkan kepada


Bawahan (47) ちょうど僕は病院で、本を読みたいので。
Choudo boku wa byouin de, hon o yomitai node.
Komponen Utama ‘Karena saat saya di rumah sakit ingin
membaca buku.’
Pada dialog yang berlangsung antara penutur yang
berkedudukan sebagai atasan dan mitra tutur yang Komponen Pembantu
berkedudukan sebagai bawahan, komponen utama
yang ditemukan berupa situasi mitra tutur yang di Komponen pembantu yang ditemukan pada dialog
dalamnya terdapat permintaan informasi atau yang berlangsung di antara atasan dan bawahan
konfirmasi, pengingat permohonan, dan penguat hanya berupa penguat ingatan. Penguat ingatan
permohonan. Permintaan informasi atau yang diujarkan penutur kepada mitra tutur yang
konfirmasi yang diujarkan penutur kepada mitra merupakan bawahan yaitu ungkapan (48) dan (49)
tutur (bawahan) yang ditemukan sebagian besar berikut.
berupa ungkapan (42) s/d (44) berikut ini.
(48) 木曜日なんで、今日水曜日やから。
(42) 大黒先生、あのう、この間お願いしてた、 Mokuyoubi nande, kyou suiyoubi yakara
本なんですけど。
(49) 明日言いましたね。
Ooguro Sensei, anou, kono aida onegai shiteta
Ashita iimashita ne.
hon nandesu kedo.
‘Bilang (janjinya) besok, ya.’
‘Bu Oguro, anu, buku yang saya minta
(pinjam) waktu lalu.’
(43) あのう、借りたいというお約束してました Komponen Pengatur Wacana
ね。
Komponen pengatur wacana yang ditemukan
Anou, karitai to iu yakusoku shitemashita ne.
dalam dialog di antara atasan dan bawahan yaitu
‘Anu, sudah janji kan, saya ingin pinjam
hanya berupa sahutan. Sahutan penutur yang
buku.’
digunakan kepada mitra tutur (bawahan) hanya
(44) 石黒さん、本、借りたいゆうてた。 sahutan seperti contoh (50) berikut.
Ishiguro san, hon, karitai yuteta. (50) はい。
‘Bu Ishiguro, bilang ingin pinjam buku.’
Hai.
Kemudian, selain mengonfirmasi, ditemukan ‘Ya.’
ungkapan yang digunakan penutur untuk
Untuk lebih memudahkan pemahaman
mengingatkan mitra tutur (bawahan) akan
ungkapan mengingatkan di antara atasan dan
permohonan yang diajukan sebelumnya.
bawahan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Ungkapan yang digunakan hanya satu ungkapan
(45) berikut.
(45) 覚えてる?
Oboeteru?
‘Ingat?’
Selain pengingat permohonan, ditemukan pula
penguat permohonan yang diujarkan penutur
kepada mitra tutur dalam dialog yang berlangsung
di antara rekan sejawat seperti pada contoh (46)
dan (47).
(46) 明日本当に、本当に明日使わないといけな
いので。
Ashita hontou ni, hontou ni tsukawanai to ikenai
node.
‘Karena besok benar-benar harus saya
pakai.’

112 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
Vol. 04, No. 02, December 2019, pp. 104-114

Tabel 3 Formula Semantik Ungkapan Mengingatkan SIMPULAN


dalam Dialog Atasan dan Bawahan

Jenis dan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan


Struktur Definisi bahwa ungkapan mengingatkan yang dituturkan
Contoh Kalimat
Wacana Formula oleh bawahan kepada atasan, rekan sejawat
Semantik kepada rekan sejawat yang lainnya, dan atasan
- 大黒先生、あの kepada bawahan dilakukan melalui tiga struktur
う、この間お願 wacana berupa komponen utama, komponen
いしてた、本な pembantu dan komponen pengatur wacana
んですけど。 dengan jenis dan definisi formula semantik yang
- あのう、借りた sama yaitu mengonfirmasi mitra tutur
Situasi mitra mengenaijanji peminjaman buku dan menguatkan
tutur: meminta いというお約束
informasi dan
ingatan mitra tutur dengan memunculkan kembali
mengonfimasi してましたね。 topik buku yang ingin dipinjam penutur atau janji
mitra tutur (membawa buku). Perbedaan yang
- 石黒さん、本、
ditemukan yaitu pada bawahan-atasan.Pada
借りたいゆうて percakapan antarrekan sejawat dan percakapan
atasan-bawahan ditemukan ujaran pengingat
た。
permohonan dengan cara mengonfirmasi secara
Pengingat langsung (straight forward) apakah mitra tutur
Komponen
permohonan: ingat dengan janjinya atau tidak sedangkan pada
utama
ujaran yang percakapan bawahan-atasan tidak ditemukan
lazim - 覚えてる? pengingat permohonan yang diujarkan secara
digunakan langsung (straight forward) seperti pertanyaan
untuk
mengajukan
“apakah ingat?” kepada atasannya. Ada
permohonan kemungkinan bawahan lebih memilih
- 明日本当に、本 mengonfirmasi ingatan atasan dengan eufenisme
当に明日使わな (enkyoku) karena kedudukannya yang lebih rendah
Dll (penguat いといけないの daripada atasannya. Kemudian, pada percakapan
permohonan): で。 antarrekan sejawat dan percakapan atasan-
ujaran yang - ちょうど僕は病 bawahan ditemukan penguat permohonan
memperkuat sedangkan pada percakapan antara bawahan-
permohonan 院で、本を読み atasan tidak. Ada kemungkinan bawahan
たいので。 cenderung segan untuk lebih memohon atasan
untuk membawakan barang yang ingin
- 木曜日なんで、 dipinjamnya.
Dll (penguat Dalam hal komponen pembantu, baik pada
今日水曜日やか
ingatan): percakapan bawahan-atasan dan percakapan
Komponen ujaran yang ら。 antarrekan sejawat ditemukan pengurangan syarat
Pembantu memperkuat dengan menanyakan kondisi mitra tutur seperti
ingatan mitra - 明日言いました
daijoubu desuka sedangkan pada percakapan
tutur
ね。 atasan-bawahan tidak ditemukan. Ada
kemungkinan pertanyaan tersebut tidak perlu
Ujaran berupa
sahutan: diujarkan kepada bawahan mengingat kedudukan
Komponen bawahan yang cenderung lebih bersedia
respons berupa - はい
Pengatur memenuhi permohonan atasan.
sahutan
Wacana
terhadap ujaran
sebelumnya

113 | P a g e
e- ISSN 2528-5548
Sonda Sanjaya, Rosi Rosiah,
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder

REFERENSI
Azuma, S. (2009). Shakaigengogaku Nyumon. Tokyo:
Kenkyusha.
Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some
Universals in Language Usage. Cambridge University
Press.
Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Haristiani, N. & Danuwijaya, A. (2017). A Cross-
cultural Sociopragmatic Study - Apology Speech Act
Realization Patterns in Indonesian, Sundanese, and
Japanese. The Tenth Conference on Applied Linguistics
and The Second English Language Teaching and
Technology Conference in collaboration with The First
International Conference on Language, Literature,
Culture, and Education, Volume 1: CONAPLIN and
ICOLLITE, 313-318.
Sanjaya, S., & Indraswari, T. I. (2015). Analisis
Kontrastif Ungkapan Mengingatkan Sesuatu dalam
Percakapan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang:
Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik. IZUMI, 4(2), 8-15.
Sauerland, U., & Yatsushiro, K. (2014). Remind-me
presuppositions and Speech-Act Decomposition:
Japanese kke and German wieder. Ms., ZAS Berlin.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (21st ed.).
Bandung: Alfabeta.
Wijana, I. D. P., & Rohmadi, M. (2013). Sosiolinguistik
Kajian Teori dan Analisis (V). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Zaim, M. (2014). Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan
Struktural. Padang: FBS UNP Press.
Xu, M. L. (2007). Irai Kaiwa (Senkoubu) no Kousatsu-
Nihongo Bogo Bamen, Taiwanjin Bogo Bamen,
Nichi Tai Sesshoku Bamen no Roooru Purei Deeta
o Hikaku Shite-, Kotoba to Bunka, 8, 219-238.

114 | P a g e
e- ISSN 2528-5548

You might also like