You are on page 1of 7

PENELAAHAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Fradana Firdiantoni Afsoh, MANAGEMENT DARI


Penelaahan Pendekatan SUDUT
Scientific PANDANG 42
Management
MANAGEMENT SCIENCE

Fradana Firdiantoni Afsoh


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Darussalam Ambon

Abstract

Scientific management is an inefficiency in many manufacturing jobs that result in the company having
to spend huge cost and long time for one production cycle. This approach is also expected to work better
organized by manufacturing companies, especially on the production floor to increase output (maximum
productivity level can be achieved). This paper aims to examine the Scientific Management Approach from the
Management Viewpoint of Science where Scientific management has several characteristics and approach
concepts that distinguish it from general management science.
This paper uses descriptive research methods in the form of surveys and case studies. The approach in
problem solving is by examining characteristics and concepts, criticizing Scientific Management from the point
of view of Management Science. The results obtained are some criticisms of the Scientific Management
approach from the Management Science point of view and examples of Scientific Management applications in
the manufacturing sector, the military sector, the service sector, and the sports sector.

Keyword: Scientific Management, Management Science, industry, manufacturing, services

PENDAHULUAN an effort of the imagination. And for this reason, even


though our daily loss from this source is greater than
Scientific Management, atau dalam Bahasa
from our waste of material things, the one has stirred
Indonesia disebut Manajemen Ilmiah, pertama kali
us deeply, while the other has moved us but little.
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam As yet there has been no public agitation for "greater
bukunya yang berjudul Principles of Scientific national efficiency," no meetings have been called to
Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, consider how this is to be brought about. And still
Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah there are signs that the need for greater efficiency is
sebagai:"Penggunaan metode ilmiah untuk widely felt...”
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat
pekerjaan." sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah: 1)
ketika Taylor merasa kurang puas dengan Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode
Ketidakefesienan itu disebabkan oleh karena: 1) para
lama yang bersifat untung-untungan. 2) Secara ilmiah,
pekerja menggunakan berbagai macam teknik yang
pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau
berbeda untuk pekerjaan yang sama (hampir tak ada
kembangkanlah pekerja tersebut. 3) Bekerja samalah
standar kerja). 2) para pekerja cenderung menganggap secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu
gampang pekerjaannya. Ketidakpuasan ini
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
diidentifikasi oleh Taylor dalam pernyataannya dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan
kepada Presiden Theodore Roosevelt: “…We can see tadi. 4) Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara
our forests vanishing, our water-powers going to hampir merata antara manajemen dan para pekerja.
waste, our soil being carried by floods into the sea; Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang
and the end of our coal and our iron is in sight. But lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
our larger wastes of human effort, which go on every Pedoman ini mengubah drastis pola pikir
day through such of our acts as are blundering, ill- manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
directed, or inefficient, and which Mr. Roosevelt refers
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri
to as a, lack of "national efficiency," are less visible,
semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah
less tangible, and are but vaguely appreciated.
yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya.
We can see and feel the waste of material things.
Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih
Awkward, inefficient, or ill-directed movements of
pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama
men, however, leave nothing visible or tangible behind
bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
them. Their appreciation calls for an act of memory,
dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran
43 JURNAL ILMU EKONOMI ADVENTAGE. Nomor 5 Vol. 2. 3 April 2017

sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas pekerjaannya. Sebagai akibatnya, pekerja
tersebut. melakukan tugas tanpa diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri dan keahliannya. Pekerja
LANDASAN TEORITIS harus melakukan pekerjaan yang sama dan
Karakteristik Pendekatan Scientific Management berulang-ulang.
Terdapat empat karakteristik utama dari 4. Dalam manajemen ilmiah, manajer memikul
manajemen ilmiah yang disimpulkan dari berbagai tanggung jawab yang lebih besar karena minimnya
sumber adalah: kemampuan pekerja.
1. Manajemen ilmiah menghendaki adanya
pembagian tugas menjadi elemen-elemen yang Konsep Pendekatan Scientific Management
lebih kecil untuk menjamin bahwa suatu pekerjaan Konsep pendekatan manajemen ilmiah adalah
dapat diselesaikan. Tujuan dari pembagian tugas untuk menciptakan cara yang paling tepat dalam
menjadi elemen-elemen yang lebih kecil ini adalah mengerjakan suatu tugas untuk meyakinkan bahwa
agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan suatu pekerjaan dilaksakan secara efisien, produktif,
cepat dan efisien. sesuai dengan rencana dan prinsip kerja, juga
2. Dalam manajemen ilmiah, manajemen penghargaan serta insentif yang akan diterima para
menganggap bahwa uang adalah bentuk pekerja jika mereka telah menyelesaikan
penghargaan yang paling tepat untuk memotivasi pekerjaannya.
karyawan. Para pekerja memperoleh insentif Prinsip utama dari Taylorisme adalah membagi
berdasarkan output yang dihasilkan. Dengan tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan
demikian tujuan efisiensi perusahaan dapat tujuan menyederhanakan elemen dan gerakan kerja.
tercapai, dan target produksi pun terpenuhi. Manajemen ilmiah berpendapat bahwa dengan
3. Berdasarkan konsep manajemen ilmiah, pekerja menghilangkan elemen-elemen atau gerakan-gerakan
merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam kerja yang tidak perlu akan meningkatkan
proses produksi. Perusahaan tidak memberikan profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, pemilik
pelatihan-pelatihan yang bersifat mendidik dan perusahaan dapat mempekerjakan pekerja yang tidak
mengembangkan keahlian para pekerja. memiliki keahlian khusus dan bersedia dibayar murah.
Karenanya, pekerja tidak diharuskan memiliki
keahlian khusus. Untuk itu, perusahaan METODE PENELITIAN
menetapkan standar-standar dalam bekerja yang Peelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
harus dipenuhi oleh para pekerja dalam melakukan mdetode riset survei dan studi kasus pada berbagai

Gambar 1 Hubungan antara scientific management dan management science


Fradana Firdiantoni Afsoh, Penelaahan Pendekatan Scientific Management 44

beberapa sektor yaitu manufaktur, militer, jasa, dan Kritik 2 : Kontribusi dan Keterbatasan
olahraga. Pengumpulan data dilakukan dengan Scientific Management
observasipada beberapa industri baik manufaktur 1. Kontribusi Scientific Management
maupun industri jasa. Dalam melakukan analisis a. Produksi masal
terhadap data yang dikumpulkan, penulis Dengan pendekatan scientific management,
menggunakan pendekatan Scientific Management memungkinkan untuk memproduksi barang
(Manajemen Ilmiah) yang kemudian ditinjau dari secara cepat dan dalam jumlah yang
sudut pandang Management Science (Ilmu sebanyak-banyaknya.
Manajemen). b. Mendorong pendekatan rasional untuk
memecahkan masalah.
HASIL 1) Mengembangkan analisis kerja, (time
1. Kritik terhadap Pendekatan Scientific &motion study) pekerjaan dipecah-pecah
Management menjadi kecil-kecil.
Kritik 1: Hubungan Scientific Management dengan 2) Metoda terbaik dan tercepat dipelajari.
Management Science 3) Mengenalkan differential rate system.
Hubungan antara scientific management dan c. Mendorong Profesionalisme manajemen.
management science (ilmu manajemen) dapat dilihat 2. Keterbatasan Scientific Management
pada Gambar 1. a. Asumsi manusia akan berusaha memenuhi
Manajemen ilmiah adalah bagian dari ilmu kebutuhan ekonomi dan fisiknya tidak selalu
manajemen, dimana manajemen ilmiah merupakan benar.
suatu pendekatan manajemen dengan menggunakan b. Produktivitas, keuntungan cenderung
metodologi ilmiah dalam mendiskripsikan sebuah mengarah pada eksploitasi pekerja
pekerjaan, sementara ilmu manajemen adalah sebuah c. Hanya cocok pada lingkungan stabil
pendekatan ilmiah yang mempertimbangkan berbagai
faktor manajerial (termasuk manajemen ilmiah) dalam Kritik 3: Perbedaan Pendekatan Scientific
penentuan kebijakan/arah kerja perusahaan atau Management dengan Management Science
sebuah organisasi.

Gambar 2 Perbedaan Pendekatan Scientific Management dengan Management Science


45 JURNAL ILMU EKONOMI ADVENTAGE. Nomor 5 Vol. 2. 3 April 2017

Perbedaan antara Pendekatan Scientific pekerja ketika mereka berhenti adalah untuk
Management dengan Management Science dapat menjaga “para majikan tidak menghiraukan
ditinjau dari beberapa sisi sebagai berikut: seberapa cepat sebuah pekerjaan dapat
1. Skala Pekerjaan; Studi dalam Scientific dikerjakan”, (Hughes, 1989).
Management biasanya pekerjaan-pekerjaan dengan 3. Taylor tidak membatasi metode ilmiah ini pada
skala kecil misalnya sebuah stasiun kerja. Hal ini pekerja – ia mengatur perancangan ulang pabrik
disebabkan karena Scientific Management secara keseluruhan dengan memindahkan kontrol
melakukan pemecahan pekerjaan menjadi berbagai operasi dari para pimpinan dan
komponen-komponen pekerjaan yang lebih kecil mengalihkannya pada sebuah departemen
dimana hal ini sulit dilakukan dalam Management perencanaan terpusat untuk di-staf-kan dengan
Science. para insinyur.
2. Spesifikasi keahlian; Scientific Management 4. Dalam siklus industri, Taylor merupakan transisi
biasanya digunakan atau diaplikasikan pada teknik manufaktur dari abad 19 ke abad 20. Ia
bidang-bidang kerja yang sifatnya terbatas, merupakan salah satu manajer industri pertama
misalnya pada keahlian operator mesin atau yang menyatakan “karakter terkait dari sistem
pekerjaan khusus yang bersifat mengulang dan baru manufaktur dan kebutuhan akan satu
sederhana. Pekerjaan seperti manajer perusahaan perubahan yang menyeluruh. Apabila perusahaan
atau dokter sulit dipelajari dengan pendekatan manufaktur dan sektor industri ingin memperoleh
Management Science karena kompleksitas dan hasil yang optimum. (Nelson, 1980, p. 199).
spesifikasi pekerjaan tersebut. 5. Dampak penerapan scientific management,
3. Kecenderungan manusia; dimana Scientific menurut Drucker (1967b):
Management menyamakan manusia dengan mesin a. Pemotongan biaya manufaktur secara drastis
dan cenderung mengabaikan aspek-aspek (1/10 hingga 1/20 dari biaya produksi
kemanusiaan seperti rasa lelah atau bosan, sebelumnya). Hal ini memungkinkan barang-
sementara Management Science menempatkan barang yang diproduksi tersebut dibeli oleh
manusia pada kekuasaan atau pengendali utama lebih banyak orang.
dari pekerjaan b. Peningkatan upah (bahkan ketika biaya
4. Permintaan produk; permintaan produk dari produk).
pendekatan Scientific Management adalah sesuai c. Pergantian dari tenaga kerja tidak terlatih ke
dengan lantai produksi sedangkan permintaan operator mesin, atau dari tenaga kerja terlatih
produk pada Management Science disesuai pada ke tenaga kerja yang mudah diganti dan
semua level produksi dan manajemen. dilatih.
5. Implementasi kerja; pada Scientific Management d. Perubahan hubungan antara manajemen dan
pekerjaan pada lantai produksi adalah tenaga kerja di dalam organisasi manufaktur
implementasi kebijakan dari level puncak dengan merubah posisi tenaga kerja di dalam
manajemen, sementara pada Managemen Science perusahaan.
pekerjaannya adalah pada pengambilan keputusan
terhadap permasalahan-permasalahan pada lantai Kritik 5 : Beberapa Masalah
produksi dan implementasi pengambilan keputusan 1. Teori ini memperlakukan manusia seperti mesin
pada lantai produksi. serta mengasumsikan bahwa para pekerja hanya
akan dipuaskan oleh uang. Teori ini menciptakan
Kritik 4: Pendapat Para Ahli sistem yang membuat para pekerja tidak dapat
1. Taylor menekankan pada hubungan antara mengembangkan potensi dirinya karena terlalu
rasionalisasi secara umum dan metode dieksploitasi.
pengendalian tenaga kerja secara khusus. Studi 2. Teori ini terlalu birokratis. Manajemen ilmiah
waktu digunakan oleh manajemen untuk menciptakan sentralisasi kekuasaan karena
mengambil alih kendali operasi, dan untuk itu memisahkan tanggung jawab manajer dengan
mengendalikan metode produksi. Sistem ini tanggung jawab karyawan. Para manajer dan
menghendaki peran aktif manajemen dalam pimpinan memikul tanggung jawab yang lebih
perusahaan melalui tangan para insinyur dan besar sebagai konsekuensi dari anggapan bahwa
pimpinan (Hirschhorn, 1984). para pekerja hanya merupakan faktor produksi
2. Konsep dan prinsip dasar Taylor adalah untuk yang digunakan untuk memenuhi target produksi
merancang sistem yang melibatkan manusia dan perusahaan.
mesin sedemikian sehingga membentuk sistem Teori ini pada beberapa kasus cenderung terlalu
yang efisien. Taylor meyakini bahwa tujuan para ilmiah. Hal ini disebabkan oleh karena ada beberapa
Fradana Firdiantoni Afsoh, Penelaahan Pendekatan Scientific Management 46

pekerjaan yang tidak mutlak harus selalu diselesaikan pakaian rekan-rekannya, ada tentara yang bertugas
dengan metode ini. Contoh seperti pekerjaan- menyemir sepatu rekan-rekannya. Pembagian tugas
pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan ini adalah untuk menjaga keharmonisan dalam
manusia (seperti dokter). Pekerjaan seorang dokter barak tersebut.
pada satu waktu tertentu tidak dapat dipecah-pecah Ukuran Produktivitas:
menjadi tugas-tugas kecil, namun mesti merupakan Banyaknya pakaian yang dicuci, banyaknya sepatu
suatu rangkaian aktivitas yang tidak dapat dipisahkan yang disemir.
untuk dikerjakan oleh orang yang berbeda. Sampel 2:
Stasiun Kerja Landas pacu pesawat tempur, kapal
perang induk AS
Deskripsi Kerja :
Seorang navigator yang khusus mengarahkan
(menavigasi) pesawat-pesawat yang akan tinggal
landas
Ukuran Produktivitas :
banyaknya penerbangan yang dinavigasi.
Gambar 3 Pendekatan Scientific Management
c. Sektor Jasa
Sampel 1 :
Stasiun Kerja Stasiun Call Center, Sebuah
Perusahaan Telekomunikasi
Deskripsi Kerja :
Dalam industri telekomunikasi, perusahaan-
perusahaan telekomunikasi memberikan pelatihan
pada pekerja di bagian call centre untuk dapat
menjawab setiap pertanyaan pelanggan dan
menanggapi setiap keluhan pelanggan. Para
pekerja bagian call centre ini hanya diberikan
Gambar 4 Pendekatan Management Science dalam pelatihan yang mendalam tentang menjawab
Terminologi Organisasi telepon dengan benar.
Ukuran Produktivitas:
2. Aplikasi Pendekatan Scientific Management Banyaknya call yang dapat dilayani per satuan
a. Sektor Manufaktur waktu.
Sampel 1 : Sampel 2 :
Stasiun Kerja Penyetrikaan, Pabrik Garmen Stasiun Kerja Rumah Sakit
Deskripsi Kerja: Deskripsi Kerja :
Pekerja pada bagian ini khusus melakukan Seorang perawat yang hanya bertugas untuk
penyetrikaan pakaian-pakaian yang selesai dijahit. menangani anestesi pasien. Mereka tidak
Ukuran Produktivitas: menangani pekerjaan perawat lainnya seperti
Banyaknya pakaian yang disetrika mengganti perban, memasukkan jarum infus, dan
Sampel 2 : lain-lain.
Stasiun Kerja Pengolesan Selai, Pabrik Biskuit Ukuran Produktivitas :
Deskripsi Kerja: Banyaknya pasien yang sanggup dilayani.
Pekerja pada bagian ini khusus mengoleskan selain
pada biskuit yang telah dipanggang d. Sektor Olahraga
Ukuran Produktivitas: Stasiun Kerja :
Banyaknya biskuit yang dioleskan dengan selai. Pit Stop, Arena Balap Mobil
Deskripsi Kerja :
b. Sektor Militer Ada beberapa teknisi yang setiap kali mobil tim
Sampel 1: mereka masuk pit stop, maka mereka bekerja
Stasiun Kerja Barak Militer dengan tugas-tugas khusus. Ada yang bertugas
Deskripsi Kerja : memasukkan bahan bakar, ada yang bertugas
Dalam satu barak tentara, para tentara dibagi tugas mengencangkan sekrup, dan ada yang bertugas
yang berbeda untuk menjamin keberlangsungan mengganti ban, dll.
barak tersebut. Ada tentara yang bertugas mencuci
47 JURNAL ILMU EKONOMI ADVENTAGE. Nomor 5 Vol. 2. 3 April 2017

Ukuran Produktivitas : 5) Dampak penerapan scientific management,


Lama waktu yang dihabiskan selama mobil dalam menurut Drucker (1967b) adalah
pit stop. Semakin singkat waktu yang dibutuhkan pemotongan biaya manufaktur secara
semakin baik. drastis, peningkatan upah, pergantian dari
tenaga kerja tidak terlatih ke operator
C. KESIMPULAN mesin, atau dari tenaga kerja terlatih ke
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan tenaga kerja yang mudah diganti dan
beberapa hal sebagai berikut: dilatih, serta perubahan hubungan antara
1. Kritik terhadap Pendekatan Scientific Management manajemen dan tenaga kerja di dalam
a. Hubungan Scientific Management dengan organisasi manufaktur dengan merubah
Management Science adalah bahwa Scientific posisi tenaga kerja di dalam perusahaan.
Management adalah bagian dari ilmu f. Masalah dalam Scientific Management
manajemen. 1) Teori ini memperlakukan manusia seperti
b. Kontribusi Scientific Management pada mesin serta mengasumsikan bahwa para
produksi masal adalah: pekerja hanya akan dipuaskan oleh uang.
1) memungkinkan untuk memproduksi 2) Manajemen ilmiah menciptakan
barang secara cepat dan dalam jumlah sentralisasi kekuasaan karena memisahkan
yang sebanyak-banyaknya. tanggung jawab manajer dengan tanggung
2) Mendorong pendekatan rasional untuk jawab karyawan.
memecahkan masalah. 3) Teori ini pada beberapa kasus cenderung
3) Mendorong Profesionalisme manajemen. terlalu ilmiah disebabkan karena ada
c. Keterbatasan Scientific Management beberapa pekerjaan yang tidak mutlak
1) Asumsi manusia akan berusaha memenuhi harus selalu diselesaikan dengan metode
kebutuhan ekonomi dan fisiknya tidak ini.
selalu benar. 2. Scientific Management dapat diaplikasikan pada
2) Produktivitas, keuntungan cenderung berbagai sektor pekerjaan antara lain sektor
mengarah pada eksploitasi pekerja manufaktur, sektor jasa, sektor olahraga dan lain-
3) Hanya cocok pada lingkungan stabil lain.
d. Perbedaan Pendekatan Scientific Management
dengan Management Science adalah pada DAFTAR PUSTAKA
beberapa aspek berikut: Adawyah Rabiatul, 2008. Pengolahan dan
1) Skala Pekerjaan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara, Jakarta.
2) Spesifikasi keahlian Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1991. Pengawetan dan
3) Kecenderungan manusia Pengolahan Ikan. Penerbit Kanisius,
4) Permintaan produk Yogyakarta.
5) Implementasi kerja Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2006. Bakso
e. Perkataan Para Ahli Ikan Beku-Bagian 3: Penanganan dan
1) Taylor menekankan pada hubungan antara Pengolahan. SNI 01-7266.3-2006. Jakarta :
rasionalisasi secara umum dan metode Badan Standardisasi Nasional.
pengendalian tenaga kerja secara khusus. Bedworth and Bailey, 1991. Integrated Production
2) Konsep dan prinsip dasar Taylor adalah Control System, John Weley and Sons, Inc.,
untuk merancang sistem yang melibatkan New York.
manusia dan mesin sedemikian sehingga Berbagai sumber lain
membentuk sistem yang efisien. Bernhard W. Taylor III, et al, 1997. Production
3) Taylor tidak membatasi metode ilmiah ini Management, Prentice Hall International, New
pada pekerja – ia mengatur perancangan York.
ulang pabrik secara keseluruhan dengan Biegel, 1990. Peoduction Planning and Control,
memindahkan kontrol berbagai operasi dari Prentice Hall.
para pimpinan dan mengalihkannya pada Bintoro, V. P. 2008. Teknologi Pengolahan Daging
sebuah departemen perencanaan terpusat dan Analisis Produk. Badan Penerbit
untuk di-staf-kan dengan para insinyur. Universitas Diponegoro, Semarang.
4) Taylor merupakan manajer industri David, Fred. R, 2007. Strategic Management
pertama yang menyatakan “karakter terkait (Manajemen Strategi), Penerbit Salemba
dari sistem baru manufaktur dan kebutuhan Empat, Jakarta.
akan satu perubahan yang menyeluruh.
Fradana Firdiantoni Afsoh, Penelaahan Pendekatan Scientific Management 48

Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, 2002. Leksono, T dan Syahrul, 2001. Studi Mutu Dan
Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Penerimaan Konsumen TerhadapAbon Ikan.
Menengah 2002 – 2004. Jurnal Natur Indonesia III (2). Jakarta.
Dilworth, 1996. Production and Operation Mudho Yulistyo, 2011. Lumbung Ikan Maluku Pacu
Management, MHG, Singapore. Produksi Perikanan Nasional, Jakarta:
Ehsa, 2010. Industri Pengolahan Ikan. Kementrian Kelautan dan Perikanan.
http://ehsablog.com/industri-pngolahan- P2HP, 2010. Baru 422 Unit Industri Pengolahan Ikan
ikan.html. (diakses pada 29 Juli 2012). Miliki SKP. http://bataviase.co.id/node /338386.
Herawati E.S, 2002. Pengolahan Ikan Secara (Diakses pada 28 Juli 2012).
Tradisional: Prospek dan Peluang Sipper, D., dan Bulfin, Jr., Production Planning
Pengembangan. Jurnal Penelitian dan Control and Integration, Mc.Graw Hill, 1997.
Pengembangan Pertanian. Vol. 21, No 3. Stephen P. Waring, Peter Drucker. MBO, and the
Houghton Mifflin Company Corporatist Critique of Scientific Management
http://industry-ikm.blogspot.com/2009/01/industri- Stoner & Freeman, 1992. Management, Prentice Hall,
kecil.html. 5th.
Januriyanti. 2004. Analisis Persediaan Bahan Baku Wibowo, S. 1999. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso
pada Perusahaan Kerupuk Ikan di Desa Daging. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kenanga Kabupaten Indramayu. Skripsi. Wirawan, Iwan. 2008. Materi Kuliah Manajemen
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Industri Kecil Modern, Teknik Industri, ITB
Bogor. www.accel-team.com, 2008
Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar www.wikipedia.com, 2008
Swadaya, Jakarta.
Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2011. Buku Data
Pokok Kelautan Dan perikanan Periode
Oktober 2011. Pusat Data Statistik dan
Informasi, Jakarta.

You might also like