You are on page 1of 5

PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS

BAJA KARBON RENDAH DAN BESI COR KELABU


MELALUI PROSES VANADISASI
Lukito Dwi Yuono
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara no 632 Kota Metro Lampung 34111 0725-41031
Email : Lukitody1@gmail.com

ABSTRACT
The surface hardening process is one of the high temperature treatment processes wich is applied only on the surface
of the object of the treatment so that it result an object with superficial hardness without changing the interior matrix
shape of the object. The materials used in this research are Perlitics Gray Cast Iron and Low Carbon Steel which are
easily avaliable in the market) to increase the hardness and resistance of the surface of the object through vanadisation.
As the diffusion material, vanadium, which was derived from ferro vanadium powder was used. The experiment was
conducted by varying temperatures of 800 oC and 875 oC, with the resisting periods of 1 hour, 3 hours, and 5 hours. From
this experiment, it was expected that there was anincrease in hardness and resistance of the object surface without
changing its interior matrix shape. After conducting the experiment and some test namely metallography test, hardness
test, and resistance test, it showed that there was diffusion process on the surface of the object. Having been compared
with the sample before the treatment, it can be seen that :
- Based on the result of metallography test, there is a change in the exterior shape of the sample, but a constant interior
matrix shape of it.
- Based on the hardness test, there is an increase on hardness, maximally on the sample caded BCK-5/875 to the rate of
742 HV.
- Bases on the resistance test, there is an increase also in its rate. It can be seen from the lowest weight loss rate on the
sample coded BCK-5/875 to 0,0018 gr.

Keywords : Vanadisasi, diffusion process, surface hardening

PENDAHULUAN Terdapat dua cara dalam proses pengerasan


Suatu jenis logam dan paduan logam secara permukaan, yaitu:
harfiah biasanya mempunyai karakteristik tertentu 1. Thermal treatment, yaitu proses yang dilakukan
yang berbeda dengan logam ataupun paduan logam tanpa merubah komposisi kimia atau dapat juga
lainnya. Karakteristik tersebut ada yang baik dan disebut perlakuan panas termal, misalnya flame
ada pula yang kurang baik, tetapi tidak ada satu hardening, induction hardening.
logam pun yang mempunyai seluruh sifat baik 2. Thermochemical treatment, yaitu proses yang
tanpa ada kelemahannya. dilakukan dengan merubah komposisi kimia
Oleh karena itu untuk merubah karakteristik atau dapat disebut juga dengan proses perlakuan
logam sehingga dapat memenuhi tuntutan-tuntutan panas termokimia, misalnya karburasi, nitridasi,
dalam pemakaiannya dilakukan berbagai karbonitridasi, vanadisasi.
perlakuan, salah satu perlakuan yang dimaksud Adapun logam yang akan dicoba diperbaiki
adalah dengan perlakuan panas. sifatnya dalam penelitian ini
Proses pengerasan permukaan (surface adalah besi cor kelabu perlitik (perlitic gray cast
hardening) adalah salah satu proses perlakuan iron) dan baja karbon rendah dengan
panas dimana proses pengerasan yang dilakukan pertimbangan:
hanya pada permukaan benda kerja saja sehingga Besi cor kelabu perlitik
diperoleh bahan yang memiliki kekerasan yang - Mampu mesin (Machinabilily)
lebih tinggi dan kekerasan bahan awalnya tanpa - Mampu menahan getaran (walaupun lebih
terjadi perubahan fasa pada struktur matriks bagian rendah dan noduler cast iron)
dalam bahan. - Dapat menahan tekanan, sebanding
dengan kekuatan baja

TURBO ISSN 2301-6663 Vol. 4 No. 1 28


- Mampu mesin Prosedur Percobaan
Baja karbon rendah Prosedur percobaan proses laku panas
- Mampu bentuk (formability) vanadium dilakukan melalui tahapan , sebagai
- Mampu mesin (Machinability) berikut :
- Mampu las (Weldabiliry) a. Persiapan bahan awal
Kelemahan dan kedua bahan tersebut diatas yang Karakteristik besi cor kelabu perlitik, meliputi :
dicoba untuk diperbaiki analisa komposisis kimia, strukturmikro dan
sifatnya adalah kekerasan . Benda kerja sebelumnya dibentuk
- Nilai kekerasan yang relatif rendah sehingga melalui mesin frais menjadi bentuk balok yang
dicoba untuk meningkatkan kekerasan pada mempunyai ukuran 10 x 10 x 20 mm, dan
permukaannya dengan proses vanadisasi dan permukaannya diratakan dengan mesisn perata
diperoleh bahan yang mempunyai sifat-sifat yang (surface grinding machine).
tidak berubah path bagian dalam dan bahan tapi b. Masukkan kedalam tabung dari bahan baja
bersifat keras dipermukaan. tahan karat bersama-sama dengan campuran
- Ketahanan ausnya relatif rendah sehingga dicoba serbuk yang terdiri dari Fe-V, NH4CI dan AI2O3
untuk meningkatkan ketahanan ausnya dengan dengan perbandingan yang atelah ditentukan
proses vanadisasi. .Kemudian tutup rapat bagian atas tabung
METODE PENELITIAN dengan penutup dari bahan yang sama, agar gas
Bahan yang terbentuk pada saat pemanasan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, berlangsung tidak keluar atau bocor.
adalah : c. Proses laku panas Vanadisasi dilakukan pada
a) Besi cor kelabu perlitik, dengan komposisi temperature pemanasan 800o , dan 875o dengan
kimia terdiri dari : 416 % C, 2,29 % S, 0,001 % waktu penahanan selama 1,3, dan 5 jam.
P, 0,56 % Mn, 0,019 % Ni,0,03 % Cr, 0,02 % Sedangkan pendinginan dilakukan di udara
Cu, 92,82 % Fe. terbuka. Tabel di bawah ini menunjukkan
b) Baju karbon rendah, dengan komposisi kimia kode sampel yang dipakai dalam penelitian.
terdiri dari : 0,21 % C, 0,27 % Si, 0,02 % P, 1,14 d. Setelah proses Vanadisasi selesai, kemudian
% Mn, 0,01 % Ni, 0,03 % Cr, 0,03 % Al, 98,62 dilakukan pengujian yang meliputi pengukuran
% Fe. kedalaman lapisan yang terbentuk dipermukaan
c) Bahan vanadium yang digunakan adalah benda kerja, uji kekerasan dan uji ketahanan
campuran dari serbuk Fe-B (high carbon); aus.
NH4CI dan serbuk AI2O3 dengan Posisi benda kerja di dalam tabung baja tahan
perbandingan persen berat : 60 : 3,5 : 36,5 karat dan kurva proses perlakuan panasnya,
Sampel ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.
Bahan besi cor kelabu perlitik disiapkan
dalam bentuk sampel berdasarkan kebutuhan untuk
pengujian.
Adapun bentuk ukuran dan ukuran sampel tersebut
adalah balok dengan ukuran 10 x 10 x 20 mm.

Gambar 2. Pemasangan Benda Uji

Gambar 1. Ukuran Sampel

TURBO ISSN 2301-6663 Vol. 4 No. 1 29


0,056 % Mn; 0,0 19 % Ni; 0,03 % Cr; 0,02 % Cu
Tabel 1 .Pemberian kode sampel dan 92,82 % Fe, sedangkan struktur mikro baja
Kondisi Proses Vanadisasi karbon (BKR) memiliki fasa dengan matriks ferit
Temperatur Waktu dan perlit dengan komposisi kimia (Tabel 4-1)
Kode terdiri atas: 0,21 % C; 0,27 % Si; 0,02 % P; 1,14 %
No Vanadisasi Penahan
Sampel Mn; 0,01 % Ni; 0,03 % Cr; 0,03 % Al dan 98,26 %
(oC) (jam)
1 BCK 800-1 800 1 Fe.
2 BCK 800-3 800 3 Dari hasil pengamatan struktur mikro sampel
3 BCK 800-5 800 5 bahan awal, besi cor kelabu adalah termasuk ke
4 BCK 800-1 875 1 dalam jenis besi cor kelabu perlitik, sedangkan
5 BCK 875-3 875 3 sampel bahan baja karbon yang dipakai dalam
6 BCK 875-5 875 5
penelitian ini tergolong ke dalam jenis baja karbon
7 BKR 800-1 800 1
8 BKR 800-3 800 3 rendah.
9 BKR 800-5 800 5 Setelah dilakukan proses vanadisasi pada
10 BKR 875-1 875 1 temperatur 800°C dan 875°C dengan waktu
11 BKR 875-3 875 3 penahan 1 jam, 3 jam dan 5 jam di dalam komposisi
12 BKR 875-5 875 5 campuran bahan vanadisasi yang terdiri atas: Fe-V,
A12O3, dan NH4CI pada perbandingan komposisi
60: 36,5 : 3,5.
Pada penelitian yang telah dilakukan dengan
temperatur pemanasan 800°C, terlihat adanya
kedalaman difusi vanadium yang terbentuk dan
kedalaman difusi ini terjadi pada sampel BCK dan
BKR dengan lama penahanan I jam. Tebal masing-
masing kedalaman difusi mencapai 0,64 jim untuk
BCK dan 2,84 pm untuk BKR, sehingga dapat
disimpulkan bahwa proses difusi pada temperatur
pemanasan 800°C dapat benlangsung.
Gambar 3. Kurva pemanasan dan pendinginan Untuk meningkatkan kedalaman difusi dapat
pada proses laku panas. dilakukan dengan menahan waktu pemanasan lebih
Reaksi yang berlangsungan di dalam tabung lama lagi (3 - 5 jam) atau dengan menaikan energi
pada saat proses vanadisasi adalah, sebagai berikut aktivasinya dengan cara menaikan temperatur
: pemanasan (875°C). Hal ini dibuktikan pada
Reaksi pertama ; NH4CI  NH 3(g) + HCI (g) sampel dengan temperatur pemanasan 875°C dan
Reaksi ke dua ; 2HCI + V  H 2(g) +VCI 2(g) waktu penahanan yang sama (1 jam), dimana
Reaksi ke tiga : V.CI 2(g) + Fe CI 2(G)+V (at) proses difusi jauh Iebih cepat dan spesimen yang
Dimana : dipanaskan pada temperatur 800°C. Difusi yang
NH3 ; ammoniak dalam bentuk gas terbentuk menjadi lebih tebal masing-masing
H2O ; air dalam bentuk gas mencapai 0,94 µm untuk BCK dan 7,66 µm untuk
Fe CI2 ; larutan ferri clorida dalam BKR. Hal ini terjadi karena energi yang diperlukan
bentuk cair untuk menggetarkan atom-atom besi pada jarak
Pembahasan yang Iebih besar tetap tercapai, sehingga
Struktur Mikro memungkinkan atom-atom vanadium (V) berdifusi
Berdasarkan data hasil pengujian yang telah ke dalam atom besi lebih leluasa lagi. Sedangkan
dilakukan, maka dapat dibahas beberapa hal yang waktu penahanan berfungsi sebagai waktu
meliputi: Struktur mikro sampel bahan awal (besi berlangsungnya proses difusi. mi sesuai dengan
cor kelabu dan baja karbon), Diperoleh bahwa hukum difusi sederhana, dimana semakin lama
struktur mikro besi cor (BCK) memiliki fasa waktu penahanan. kedalaman difusi semakin tebal.
dengan matriks perlit sedikit ferit dan grafit lamelar Adapun difusi yang terbentuk dipermukan sampel
dengan komposisi kimia (Tabel 4-1) terdiri atas: adalah senyawa ferro vanadium (Fe2V). Senyawa
4,16 % C; 2,29 % Si; 0,05 % 5; 0,01 % P; ini terjadi berbentuk difusi putih (white layer).

TURBO ISSN 2301-6663 Vol. 4 No. 1 30


Difusi Fe2V yang terbentuk akan semakin dalam b. Perhitungan kedalaman difusi
dengan semakin tingginya temperatur atau semakin Dari perhitungan kedalaman difusi BCK
lamanya waktu penahanan, seperti ditunjukkan memperhatikan bahwa kedalaman difusi
pada Gambar 4-6 sampel BCK-800 dengan waktu terendah terdapat terhadap kode sample BCD-
penahanan 3 jam dan Gainbar 4-16 sampel BKR- 1/800 sebesar0,00064 mm. dan tertinggi pada
800 dengan waktu penahanan 1 jam Dimana BCK -5/875 sebesar 0,0029 mm. Untuk BKR
semakin lama waktu penahanan, difusi Fe2V yang kedalaman difusi terendah terdapat pada
terbentuk akan semakintebal. kode sampel BKR -5/875 sebesar 0,00766 mm.
Fenomena lain dan proses perlakuan panas, Dengan demikian kenaikan kedalamandifusi
disamping untuk meningkatkan energi aktivasi dan pada sampe4l BCK dan BKR dipengaruhi oleh
vanadium (V) agar dapat berlangsung proses difusi panambahan temperature dan waktu
ke dalam besi, juga dapat menguraikan karbida- penahanan.
karbida lain atau menguraikan ferit. Fasa perlit c. Pengujian kekerasan
dapat terurai menjadi ferit atau mengubah struktur Dari pengujian kekerasan sampel BCK
matriks dasar menjadi matriks ferit seperti terlihat memperhatikan nilai kekerasan permukaan
pada Gambar 4-3. Hal ini terjadi karena pengaruh terendah pada kode sampel BCK-1/800 sebesar
temperatur pemanasan. Dimana pada temperatur 570 HV dan tertinggi pada kode sampel CK-
800°C dan 875°C, struktur mikro pada 5/875 sebesar 742 HV. Untuk BKR nilai
permukaan spesimen menunjukkan matriks ferit + Kekerasan terendah terdapat pada kode sampel
perlit (ferit lebih dominan). Ini disebabkan karena BKR -1/875 sebesar 332 HV dan tertinggi
semakin tinggi temperatur pemanasan, energi pada kode sampel BKR-5/876 sebesar 464 HV.
bebas karbon akan menuju ke arah negatif sehingga Dengan demiklian penigkatan kekerasan
reaksi yang terjadi spontan. permukaan pada sampel BCK
Koefisien pendinginan pada temperatur Dipengaruhi oleh penambahan temperatur dan
pemanasan 875oC lebih cepat dari pada koefisien waktu penambahan.
pendinginan pada temperatur pemanasan 800oC. Jika dilihat dari penambahan waktu
hal ini mengakibatkan grafit akan semakin kecil penambahan waktu BKR untuk temperatur
karena karbon akan lebih banyak yang berdifusi 800°C, tidak terhubungan dengan penigkatan
membentuk perlit, (Gambar 4-11). Sedangkan pada kekerasan. Tetapi penambahan waktu
temeratur pemanasan 800oC, karbon yang ada pada penambahan untuk temperatur 875 °C akan
material besi cor akan dibentuk oleh Si menjadi menigkatkan Kekerasan sampel. Dan jika
grafit dan yang berdifusi dengan Fe akan semakin dilihat dari penambahan temperatur sampel
kecil sehingga membentuk fasa ferit. BKR ( 800 °C ke 875 °C ) dengan waktu
Grafit pada proses difusi vanadium (V) secara penambahan waktu yang sama akan
interstisi tidak berlangsung atau atom V tidak menigkatkan kekerasan sampel.
dapat melewatinya, hal ini terjadi karena diameter d. Pengujian ketahanan aus
atom V dan atom C mempunyai ukuran yang Dari pengujian ketahanan aus sampel BCK
hampir sama (jari-jari atom V : 0,046 nm dan jari- memperlihatkan kehilangan berat tinggi
jari atom C : 0,077 nm), sehingga proses difusi pada kode sampel BCK-1/800 sebesar 0,0039
yang mungkin terjadi adalah subsitusi gr dan terendah pada kode sampel BCK-5/875
(menggantikan atom yang hilang). Karena proses sebesar 0,0031 gr. Untuk BKR memperlihatkan
difusi interstisi lebih mudah terjdi, maka atom- kehilangan berat tinggi pada kode sampel BKR-
atom vanadium (V) lebih reaktif berinterstisi 1/875sebesar 0,006 gr dan terendah pada kode
dengan Fe dari pada bersubstitusi dengan C. sampel BKR 5/875 sebesar 0,0018 gr. Dengan
Kesimpulan demikian penigkatan ketahanan aus pad sampel
Dari hasil pembahasan dapat di tarik kesimppulan BCK dan BKR dipengaruhi oleh penambahan
sebagai berikut : temperatur dan waktu penahanan.
a. Uji Metallografi e. Penghitungan koiefisien difusi
Dari uji metallografi memperhatikan adanya Dari penghitungan koiefisen difusi sampel
kedalaman difusi pada permukaan sempel BCK BCK memperlihatkan koiefisien difusi terendah
dan BKR. pada sampel BCK -1/800 sebesar

TURBO ISSN 2301-6663 Vol. 4 No. 1 31


5,760x10¯¹¹cm²/sec dan tertinggi pada kode Permukaan Logam”, Seminar Sehari
sampel BCK -5/875 sebesar 2,33 Teknologi dan Industri Program
x10¯¹¹cm²/sec.Untuk BKR memperlihatkan Pascasaijana Magister Teknik Mesin
koiefisien difusin terendah pada kode sampel ISTN, Jakarta, 2004.
BKR-5/800 sebesar 1,998x10-11cm²/sec dan 10. Surdia T. Ir. Prof. M.S.Met.E., “Pengetahuan
tertinggi pada kode sampel BKR -5/875 2,719 Bahan Teknik”, Pradnya Paramita,
x10-11cm²/sec. Jakarta, 1995.
Dengan demikian penigkatan koiefiseien difusi 11. Surdia T. Jr. Prof. M.S.Met.E., “Teknik
pada BCK tidak dipengaruhi oleh Pengecoran Logam “, Pradnya Paramita,
penambahan waktu penahanan untuk temperature Jakarta, 1991.
yang sama. Tetapi penigkatan kofisien difusi pada 12. Zakharof B., “Heat Treatment of Metals”,
sampel BCK dipengaruhi oleh penambahan Foreign Languages Publishing House
temperatur ( 800 °C ke 875 °C ) untuk waktu Moscow, Soviet Socialist Republics,
penambahan yang sama. 1962.
Beberapa dengan samel BCK untuk semua
sampel BKR penigkatan.
koeifisien difusi dipengaruhi oleh penambahan
temperature dan waktu penahanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adjiantoro B,“Peningkatan Kekerasan dan
Ketahanan Aus Besi Cor Kelabu Melalui
Proses Perlakuan Panas Kromisasi
Padat”, Tesis Pascasarjana
ISTN,Jakarta, 2004.
2. Bela V. Kovacs, “Ductile Iron Heat
Treatment”, AFC Technical Center
Livonia,, Michigan, 1962.
3. Boftrs, Thelnings K.E., “Steel and its Heat
Treatment”. Vol. III. Engineering and
Special Purpose
Steels.5thed.Wiley,NewYork,1975.
4. Djaprie S., “Ilmu dan Teknologi Bahan”,
Erlangga, Jakarta, 1983.
5. Gray J.M., “Processing and Properties of Low
Carbon Sleet’. The Metallurgical
Society, New York,1973.
6. Kraus G., “Principles of 1-feat Treatment of
Steel”, America Society for Metal, Metal
Park Ohio, 1980.
7. Praktikum Metalografi, Pendidikan dan
Latihan Metalografi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Metalurgi-LIPI dan
P.T. Garuda Indonesia, Jakarta, 1986.
8. Pratowo B., “Peningkaian Kekerasan dan
Kerahanan Aus Permukaan Baja Karbon
Rendah dan Besi Cor Kelabu melalul
Proses Boronisasi”, Tesis Pascasarjana
ISTN, Jakarta, 2005.
9. Suhadi A. Dr. Jr. M.Eng., “Rekayasa

TURBO ISSN 2301-6663 Vol. 4 No. 1 32

You might also like