Professional Documents
Culture Documents
net/publication/323834312
Analisis Kinerja Fundamental dan Persepsi Pasar PT Astra Agro Lestari, Tbk
CITATIONS READS
0 1,583
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Related Party Transaction and Investment Opportunity Set of Business Groups View project
All content following this page was uploaded by Perdana Wahyu Santosa on 18 March 2018.
Abstract
This researh is use financial ratio and trend analysis about long-term performance of PT
Astra Agro Lestari, Tbk (Code: AALI.IJ) at Indonesia Stock Exchange (IDX). The
analysis focused on 2002-2009 period and interested in price movement and volatility,
compound annual growth rate (CAGR), Sales and Net Income, Capital Structure and
Degree of Combined Leverage, Profitability, Marker Value Added and Market Risk. This
research also try to analysis the market perception in 2008 for AALI that combined
current performance with future growth opportunity. This analysis informed that CAGR
of AALI: Sales (14,02%), Operating Profit (37,66), Net Income (53,78), Total Equity
(25,45%) and Total Assets (15,44%). During 2002-2007, Debt to Assets ratio of PT Astra
Agro Lestari Tbk fluctuates around 17-50%. This market perception analysis for 2008 of
AALI is Excellent Value Manager. These findings aimed to allows companies to track
their positions and learn how to build their corporate image, as well as how to compete
in both global and local markets.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Analisis fundamental emiten BEI merupakan faktor yang sangat penting bagi para
investor dalam membantu pengambilan keputusan investasi jangka panjang yang lebih
akurat dan handal. Minimnya analisis fundamental berdasarkan kinerja jangka panjang
melalui data historis sekitar 5 tahun menjadi kendala utama dalam menciptakan iklim
invetasi yang lebih efisien di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis
fundamental yang ada selama ini pada umumnya dilakukan oleh beberapa sekuritas
ternama seperti JP Morgan, Credit-Suisse, Morgan Stanley, CIMB-GK, Trimegah
Securities dan lainnya. Namun hasil analisis emiten yang dirilis oleh sekuritas tersebut
dinilai mengandung unsur conflict of interest yang kental. Konflik kepentingan antara
1
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
pihak sekuritas yang melakukan analisis dengan pihak investor menyebabkan berbagai
praduga yang kurang kondusif terhadap objektivitas penelitian tersebut.
Untuk memecahkan masalah konflik kepentingan tersebut, maka diperlukan
analisis yang lebih objektif dan independen agar para investor dapat menggunakannya
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi jangka panjangnya. Salah satu emiten
penting di BEI adalah PT Astra Agro Lestari, Tbk yang dikenal sebagai salah satu unit
bisnis strategik dari PT Astra International, Tbk yang juga salah satu emiten ternama di
BEI. Beberapa syarat penting agar para investor dapat mengambil keputusan investasi
jangka panjangnya dengan lebih baik dan akurat adalah:
1. Analisis kinerja fundamental jangka panjang sebagai acuan utama jejak rekam
(track record) kinerja perusahaan meliputi pertumbuhan rata-rata tahunan
(Compound Annual Growth Rate) terkait 5 (lima) faktor kunci perusahaan
yaitu: Penjualan (Sales), Laba Operasi (Operating Profit), Laba Bersih (Net
Income), Total Aset dan Total Ekuitas.
2. Analisis struktur modal (capital structure) yang terkait erat dengan struktur
ekuitas dan hutang perusahaan sebagai leverage. Rasio Debt-Equity
merupakan salah satu faktor penting bagi para investor. Disamping itu,
analisis jangka panjang terhadap Biaya Modal (Cost of Capital), Return of
Invested Capital serta nilai tambah ekonomi (Economic Value Added)
merupakan hal yang harus dipertimbangkan.
3. Selanjutnya analisis profitabilitas perusahaan menjadi faktor penentu
keputusan investasi yang meliputi Return on Equity (ROE), Return on Assets
(ROA) dan Total Assets Turnover (TAT). Kemampu-labaan jangka panjang
emiten merefleksikan efesiensi dan efektivitas manajemen dalam mengelola
perusahaan.
4. Aspek terpenting berikutnya adalah persepsi pasar (market perception) para
analis dan pelaku pasar BEI terhadap emiten PT Astra Agro Lestari, Tbk
tersebut. Persepsi pasar dikuantifikasikan dari 2 (dua) faktor penting yaitu:
kinerja saat ini (current performance) dengan peluang tumbuh dimasa depan
(future growth opprtunity). Persepsi pasar emiten AALI sangat menentukan
pergerakan harga sahamnya dimasa mendatang.
2
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
3
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
luas lahan kelapa sawit perusahaan AALI mencapai 250.000 hektar yang tersebar luas di
wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan rerata usia tanam sekitar 14 tahun
yang merupakan usia produktif kelapa sawit ( the peak productive age period). Kapasitas
produksi CPO perusahaan mencapai 990 ribu ton/tahun dengan mempekerjakan sekitar
22.105 karyawan.
PERMASALAHAN
Berbagai masalah yang teridentifikasi, khususnya setelah harga CPO dunia
mengalami penurunan yang signifikan terkait dengan kinerja fundamental AALI selama 5
tahun terakhir adalah:
1. Bagaimana pola pergerakan harga saham AALI?
4
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
5
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
tren historis finansial dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dengan lebih
jelas lagi sesuai dengan periode analisis rasio keuangannya. Teknik ini juga berguna
untuk menyusun proforma analysis yang bertujuan memprediksi kinerja keuangan dalam
jangka pendek: 1-2 tahun ke depan.
Hal lain yang dapat digali dari analisis rasio keuangan perusahaan adalah
comparing ratios overtime sesuai dengan sektor, waktu ataupun industri bahkan indeks
pasar yang juga menggunakan rasio-rasio keuangan penting secara komposit.
Penggunaan analisis rasio berdasarkan metode DuPont Model yang cukup baik untuk
menjelaskan area profitabilitas dan manajemen aset perusahaan. Analisis DuPont ini
meliputi beberapa rasio penting yang bermuara pada Return on Asset perusahaan melalui
tiga area analisis yaitu:
1. Mengukur efetivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan
pendapatan (revenue/sales).
2. Mengukur investasi perusahaan pada modal kerja (working capital) untuk
menjalankan operasional yang efisien serta ongoing.
3. Mengukur investasi perusahaan pada periode jangka panjang (long-term
investment) melalui konsep revenue-producing assets.
Efektivitas Perusahaan dalam Menghasilkan Pendapatan
Dalam melakukan pengukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan digunakan laporan keuangan rugi-laba (income statement) terutama akun-
akun yang terkait dengan Cost of Goods Sold (COGS), Sales, General & Administrative
Expenses (S, G & A), Interest rate, dan Income tax. Seluruh akun-akun tersebut
membentuk Total Cost perusahaan. Maka Net Income (laba bersih) dapat diperoleh
melalui perhitungan: Sales – Total Cost = Net Income. Maka Net Profit Margin dapat
dihitung melalui rasio:
Net Income after Sales
NPM (1)
Net Sales
Efektivitas Perusahaan dalam Menggunakan Aset
Untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mampu memanfaatkan aset-asetnya,
baik aset lancar (current assets) dan aset tetap (fixed assets/non current assets) untuk
menciptakan pendapatan (sales). Untuk mengetahui ukuran tersebut, digunakan rasio
6
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
Total Assset Turnover (TAT) yang merupakan rasio antara sales terhadap total assets.
TAT dirumuskan sebagai berikut ini:
Net Sales
TAT (2)
Average Total Assets
Profitabilitas Perusahaan
Tujuan utama manajemen perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan
pemegang saham sebagai principle goal. Oleh karena itu, ukuran kemampulabaan
perusahaan atau profitabilitas merupakan hal yang sangat penting bagi para investor
dalam menilai kualitas profesionalisme manajemen mengelola aset perusahaan dan
penciptaan laba bersih (Damodaran, 2006). Salah satu rasio yang secara luas digunakan
adalah Return on Equity (ROE) yang dirumuskan sebagai berikut ini:
Net Income after Tax-Preferred Stock Dividends
ROE (4)
Average Common Stockholder's Equity
ROE Profitability x Financial Leverage
Net Income after Tax Average Total Assets (5)
= x
Average Total Assets Avg Shareholders's Equity
Disamping ROE, ukuran profitabilitas perusahaan lainnya adalah Return on Assets
(ROA) yang terkait dengan financial leverage. Financial leverage menjelaskan kepada
kita bagaimana perusahaan dimodali (financed) serta seberapa besar manajemen mampu
mengungkit investasi para pemilik. ROA secara umum dirumuskan sebagai berikut ini:
Profitability = Net Profit Margin x Asset Turnover
Net Income after Tax Net Sales (6)
= x
Net Sales Avg Total Assets
Apabila dokomposisikan antara ROE dengan financial leverage diperoleh persamaan
berikut ini:
ROE = (Net Profit Margin x Assets Turnover) x Financial Leverage (7)
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis laporan
keuangan (financial report analysis) selama periode 2002-2007. Dalam penelitian ini
digunakan ratio analysis sebagai dasar financial review. Analisis dilakukan secara
komphrehensif dan disajikan dalam bentuk grafik/charts yang berurutan dari tahun ke
7
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
tahun (time series) agar mudah dipahami. Data penelitian yang digunakan adalah laporan
keuangan perusahaan PT Astra Agro Lestari, Tbk teraudit oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) dan diterima oleh otoritas BEI secara resmi sebagai keterbukaan informasi emiten
yang profesional dan dapat dipertanggung jawabkan.
Rancangan Analisis Rasio
Rancangan analisis keuangan merupakan framework yang menjadi acuan analisis
penelitian ini. Secara substansial, ROE merupakan ukuran profitabilitas akhir yang
dibentuk oleh 3 (tiga) analisis utama yaitu: (1) Profitabilitas, (2) Assets Turnover dan (3)
Financial Leverage. Ketiga faktor fundamental utama perusahaan tersebut merupakan
acuan analisis keuangan penelitian ini dan digambarkan sebagai berikut ini (Frykman &
Tolleryd, 2003):
Gambar 2. Kerangka Rancangan Analisis
Return on Equity
8
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
9
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
10
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
11
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
12
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
Gambar 6 Tren ROE, ROA & Total Asset Turnover (TAT) 2002-2007
13
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
bersedia dibayarkan oleh pasar di atas nilai buku ekuitas perusahaan. Antara tahun 2003-
2006, PBV AALI juga terus meningkat dari 1,59 (April 2003) – 8,66 (April 2008).
14
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
sitematis (systematic risk). Market risk yang bernilai mendekati 1 mengindikasikan harga
saham perusahaan berfluktuasi hampir sama dibandingkan fluktuasi pasar (Damodaran,
2006). Ketika pasar (IHSG) bergerak sebesar 1, maka AALI bergerak sebesar 1. Gambar
di atas sekaligus menggambarkan hubungan risk-return pasar; menghubungkan risiko
pasar dan return pasar di atas nilai bukunya.
Hasil analisis yang dipetakan pada Market Perception Map 2008, menunjukkan
bahwa perusahaan perkebunan sawit ini berada pada kuadran I yang menempatkan
15
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
perusahaan pada level excellent value manager. Disamping itu, pada tahun 2009, AALI
mendapatkan penghargaan prestisius Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) for
agrobusiness category oleh Frontier Business Consulting and BusinessWeek Indonesia
magazine. Penghargaan ini memperkuat citra dan persepsi pasar AALI sesuai dengan
hasil penelitian ini. Di samping itu, penghargaan dan hasil analisis persepsi pasar AALI
mengindikasikan prospek cerah perusahaan dalam berkompetisi baik lokal maupun pasar
global.
KESIMPULAN
1. Pola pergerakan harga saham dan imbal hasil (return) saham AALI dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
Periode 2002-2006: pergerakan harga periode ini sudah menunjukkan
volatilitas yang tinggi yang mana harga hanya bergerak pada kisaran
Rp. 1000-5000. Artinya saham AALI berhasil mencetak return sebesar
kurang lebih 350-400% selama kurun 4 tahun.
Periode 2006-2008: pergerakan harga pada periode ini menunkkan
volatilitas yang sangat tinggi di mana dalam rentang waktu 2 tahun
saham AALI meningkat sangat pesat dari level Rp. 5000 menjadi Rp.
30.000 an. Artinya dalam waktu 2 tahun saham AALI mencetak imbal
hasil sekitar 600% bagi para investornya.
Periode 2008: harga saham AALI mengalami penurunan yang
signifikan akibat krisis ekonomi global yang dipicu oleh kegagalan
subprime mortgage di AS. Harga saham AALI jatuh dari titik
tertingginya yaitu Rp. 35.300 per Februari 2008 menjadi hanya pada
kisaran Rp. 4600. Para investor saham AALI mengalami capital loss
yang sangat besar yaitu sekitar Rp. 30.000 perlembar sahamnya.
2. Analisis menunjukkan bahwa sepanjang 2002-2007, kinerja keuangan AALI
mampu meningkatkan sales dengan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR)
sebesar 24,02%. Profitabilitas operasional AALI yang diwakili Operating
Profit juga meningkat cukup signifikan dengan CAGR sebesar 37,66% dan
CAGR Net Income yang sangat besar yaitu 53,78%. Temuan ini menunjukkan
16
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
17
Volume 7 No 1 (2010)
Jurnal Dikta Ekonomi ISSN 1411-0776 Perdana Wahyu Santosa
terus meningkat, dari -12,89% (April 2003) hingga mencapai 99,78% (April
2008), walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2006.
7. Hasil analisis yang dipetakan pada Market Perception Map 2008,
menunjukkan bahwa perusahaan perkebunan sawit ini berada pada kuadran I
yang menempatkan perusahaan pada level excellent value manager.
DAFTAR PUSTAKA
Achaya, Viral A., Julian Franks and Henri Seraes (2007), Private Equity: Boom or Bust,
Journal of Corporate Finance 19, No. 4 (Fall), pp. 44-53.
Brown, Keith C & Gregory D. Brown (1987), Does the Portfolio Composition of the
Market Really Matter?, Journal of Portfolio Management 13, No. 2 (Winter), pp.
22-32
Brown, Keith. C and Frank K. Reiley (2009), Analysis of Investments and Management
Portfolios, Ninth Edition, South-Western Cancage Learning, Canada.
Frykman, David & Jakob Tolleryd (2003), Corporate Valuation: An Easy Guide to
Measuring Value, Prentice-Hall-Financial Times, Great Britain, UK.
Frykman, David & Jakob Tolleryd (2003) (1999), Valuation of Knowledge Companies-
Identifying the Key Drivers, Prentice-Hall-Financia Times, Great Britain, UK.
Lebowitz, Martin L & Stanley Kogelman (1994), Inside the P/E Ratio: The Franchise
Factor, Financial Analysis Journal, Vol 46. No. 6, pp. 17-35
Miller, Jannet T., ed. (2001), Investment Counseling for Privete Clients, III,
Charlotottesville, VA: AIMR
18
Volume 7 No 1 (2010)