You are on page 1of 20

Kuliah Umum

Pemodelan Matematika dan Beberapa Aplikasinya

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Padang


Sabtu, 30 Oktober 2021

Dr. Fajar Adi Kusumo, M.Si.

Wakil Presiden Bidang Penelitian dan Publikasi IndoMS Periode 2020-2022

Email : f_adikusumo@ugm.ac.id
Website : http://f-adikusumo.ugm.ac.id

Outline
• Values in Mathematics
• Basic and Applied Sciences
• Konsep Dasar dalam Pemodelan Matematika
• Konsep dasar Riset bidang Fisika dan Mekanika
• Sistem Oscillator Terikat dan Aplikasinya
• Pemodelan Influenza SEIR-SIRC
• Riset Pemodelan Iklim
Values in Mathematics
Mathematics is like a building.
1. The Building Foundation is LOGIC combined with Philosophy.
2. There are four pillars of the building, i.e., Honesty, Openness,
Accuracy, and Consistency.
o All theorems in Mathematics has been build by these four pillars.
o If there are at least one of the pillars is failed, there will be some
contradictions.
3. The Roof is Harmony.
o The mathematics can be used to understand the real situation in different
point of view.

Values in Mathematics

Character
HARMONY Building
CONSISTENCY
ACCURACY
HONESTY

OPENNES

Mathematics for
Better Living
LOGIC and PHILOSOPHY
Basic and Applied Sciences
• Mathematical
Modelling is the core
Biology of Applied
Pure Applied Applied Sciences Mathematics.
Mathematics Mathematics (Biosciences, • It is an interface
(Analysis and (Mathematical
Physics
Engineering, between mathematics
and the other basic
Algebra) Modelling) Economics, Social sciences that leads to
Chemistry Sciences, etc) the applied sciences
and their applications.
• Understanding some
Statistics concepts on Pure
Mathematics,
Statistics, and
Computational Sciences Applications Computation are very
important for creating
and analyzing a
Basic Sciences mathematical model.

Applied Mathematics
APPLIED
ANALYSIS ALGEBRA
MATHEMATICS

APPLIED ANALYSIS APPLIED ALGEBRA

MATHEMATICAL
MODELING

STATISTICS
Pengertian Model
• Model merupakan gambaran (perwakilan) suatu obyek (kejadian,
proses, sistem, dsb) yang disusun dengan tujuan tertentu.
• Tujuan Penyusunan Model:
1. Mengenali perilaku obyek : mempelajari keterkaitan antara unsur-unsur
obyek tersebut.
2. Melakukan prediksi (pendugaan) : mempelajari keadaan obyek di masa
yang akan datang.
3. Melakukan optimasi.

Jenis-jenis Model (1)


1. Model Ikonik : cukup mirip dengan obyek yang dimodelkan dari sisi
fisis, misalnya bentuk, pola, atau fungsinya.
• Contoh : miniatur bangunan, simulator pesawat terbang, model struktur kimia, dll.
• Penekanan model pada keadaan statik obyek atau keadaan dinamis sesaat.
2. Model Analog : biasanya dibentuk dengan meminjam sistem lain yang
memiliki kemiripan sifat dengan obyek.
Contoh :
a. Dengan adanya kesamaan sifat antara aliran listrik dengan aliran air, maka untuk
menunjukkan beberapa sifat aliran listrik dapat digunakan sifatsifat aliran air yang
dapat diperlihatkan secara nyata.
b. Pada suatu peta wilayah, benda-benda yang terletak di permukaan bumi, seperti jalan
raya, batas daerah, jalan kereta api, diwakili oleh gambar garis yang berbeda-beda,
sesuai dengan sifat benda aslinya, misalnya jalan raya diwakili dengan garis tebal, batas
wilayah diwakili dengan garis putus-putus, jalan kereta api diwakili dengan garis
berwarna hitam-putih, dll.

8
Jenis-jenis Model (2)

3. Model Simbolik :
• menggunakan simbol-simbol logika dan Matematika untuk
menggambarkan perilaku obyek.
• Model jenis inilah yang dikenal dengan Model Matematika

Penggolongan Model Matematika

Berdasarkan derajat Berdasarkan sifat


kepastiannya : variabelnya :
• Model Deterministik: gejala- • Model Diskret:
gejala dapat diukur dengan variabel yang digunakan
derajat kepastian tinggi. merupakan bersifat diskret.
• Model Probabilistik: gejala- • Model Kontinu:
gejala lebih bersifat stokastik variabel yang digunakan
atau probabilistik. merupakan bersifat kontinu.
Langkah-langkah Pemodelan Matematika
1. Identifikasi: 4. Penafsiran kembali (interpretasi hasil):
• Dilakukan dengan mencari semua variabel • Pada langkah ini, hasil yang diperoleh pada
terkait dengan masalah yang dipelajari dan
dicari keterkaitan antar variabel tersebut. langkah sebelumnya harus dapat ditafsirkan
• Dapat juga dilakukan penyederhanaan kembali ke dalam obyek yang dimodelkan.
masalah, seperti mengurangi banyaknya
variabel yang pengaruhnya kecil, 5. Kaji Penyelesaiannya:
menyederhanakan hubungan antar variabel,
dll. • Setelah dilakukan penafsiran kembali hasil-
2. Penyusunan Model Matematika: hasil telah diperoleh pada langkah ke-3,
perlu dilihat kesesuaian dari penyelesaian
• Merumuskan semua peubah dan relasi-
relasinya dalam bentuk formula Matematika yang telah diperoleh dengan masalah nyata
dan dicari teknik Matematika yang tepat untuk yang dimodelkan.
mempelajari masalah tersebut.
3. Penyelesaian Model dengan alat 6. Pelaksanaan:
Matematika yang sesuai: • Jika penyelesaian dari model matematika
• Dapat digunakan alat-alat (teori) yang sudah sudah sesuai dengan interpretasi pada
ada, kadang perlu melakukan modifikasi dari obyek yang sesungguhnya, maka hasil yang
alat yang sudah ada, atau kadang perlu untuk
diciptakan alat baru untuk mempelajari model diperoleh sudah dianggap layak dan dapat
tersebut. digunakan untuk mencapai tujuan semula.

Teknologi Cruise Control pada Kendaraan


• Teknologi cruise control merupakan suatu sistem yang secara otomatis
mengendalikan kecepatan kendaraan yang dapat diatur secara konstan oleh
pengendara.
• Apabila terjadi kepadatan lalu lintas, atau keadaan darurat, sistem ini harus
dapat melakukan pengereman atau pengurangan kecepatan untuk menjaga
jarak aman dengan kendaraan di depannya.
• Sebagai langkah awal perlu dilakukan perhitungan jarak pengereman kendaraan
berdasarkan fungsi dari kecepatan.
• Analisis jarak pengereman ini dilakukan dengan melibatkan ilmu fisika tentang
gerak dan gesekan (SCIENCE), simulasi komputer (TECHNOLOGY), sistem
pengereman, bahan, dan sensor gerak (ENGINEERING), dan MATHEMATICS
(Calculus).
• Rekomendasi jarak aman dan penyajian hasil dilakukan menggunakan “Language
Art”, yaitu bahasa dan komunikasi yang tepat.
Teknologi Cruise Control pada Kendaraan
• Jika sebuah kendaraan
menghadapi keadaan darurat,
maka sistem pengendara atau
sistem cruise control akan
melakukan pengereman untuk
menghentikan kendaraannya.
• Misalkan !! menyatakan jarak
tempuh mobil ketika si pengendara
(atau sistem) berpikir, !"
merupakan jarak tempuh mobil
sejak mulai di rem sampai
berhenti, dan "# merupakan
kecepatan mobil ketika direm.

Teknologi Cruise Control pada Kendaraan


Teknologi Cruise Control pada Kendaraan

Teknologi Cruise Control pada Kendaraan


Teknologi Cruise Control pada Kendaraan
! ! %"
• Fungsi ! = "# #$$ + &!'( merupakan fungsi terhadap kecepatan #$.
Nilai $ diperoleh berdasarkan hasil simulasi dan analisis data
sensitifitas alat sensor yang digunakan. Sedangkan nilai & diperoleh
berdasarkan hasil simulasi dan analisis data berdasarkan jenis
kendaraan yang digunakan.
• Jarak aman dengan kendaraan di depan dapat ditentukan sebesar '!
dengan nilai ' ditentukan berdasarkan komunikasi dengan pihak
regulator.

Teknologi Cruise Control pada Kendaraan


Catatan :
1. Dalam model ini, model Matematika memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan
teknik empiris.
2. Langkah pertama (identifikasi) : membatasi kajian pada masalah dinamika dalam fisika, unsur
aspal jalan dan keadaan ban mobil dapat diabaikan.
3. Tujuan pemodelan : mengetahui jarak total berhenti ! sebagai fungsi "! . Hasil dari langkah
kedua (penyusunan Model Matematika) adalah rumus jarak total berhenti, !. Langkah ketiga
(Penyelesaian masalah dalam model dengan alat Matematika yang sesuai) tidak diperlukan
dalam kasus ini.
4. Apabila model sudah lolos melewati langkah keempat (Penafsiran kembali (interpretasi hasil))
dan langkah kelima (Kaji Penyelesaiannya), maka langkah keenam (Pelaksanaan) dapat berupa
seruan dari pihak berwenang bahwa :
“JARAK AMAN DENGAN KENDARAAN DI DEPAN ADALAH :
UNTUK KECEPATAN 50KM/JAM à JARAK AMAN ADALAH a DIKALIKAN PANJANG MOBIL
UNTUK KECEPATAN 80 KM/JAM à JARAK AMAN ADALAH b DIKALIKAN PANJANG MOBIL
UNTUK KECEPATAN 110 KM/JAM à JARAK AMAN ADALAH c DIKALIKAN PANJANG MOBIL”.
Konsep Dasar Riset Bidang Fisika dan Mekanika
Pegas Massa (tanpa gesekan) Hukum Newton :
# = %. '
% : massa benda $#
' : percepatan
# : gaya yang bekerja pada benda $%
x
Hukum Hooke :
Gaya Aksi = Gaya Reaksi : # = −). *
%. ' = −). * ) : konstanta pegas
.! * * : regangan à * = *(,)
% ! = −). *
., # : gaya yang bekerja pada benda #
Model Matematika à Persamaan Diferensial :
.! * )
+ *=0
., ! %

Penyelesaian Persamaan Diferensial :


# # #
* , = 1" cos $
, + 1! sin $
, à * , = 7 cos $
, +8

19

Sistem Osilator Terikat dan Aplikasinya


Merupakan gabungan dua atau lebih osilator sederhana yang saling terikat satu sama lain

Pendulum Elastis Persamaan dalam bentuk umum :


$!% $% $, Fenomena menarik :
+ ("! % = * %, , ,,
$& ! $& $&
$!,
+ (#! , = - %,
$%
, ,,
$, RESONANSI !!!!
$& ! $& $&

Fermi-Pasta-Ulam Chain:
Elastic Rink, B., Direction-Reversing
Traveling Waves in the Even
Pendulum Fermi-Pasta-Ulam Lattice, J.
Nonlinear Sci. Vol. 12: pp.
479–504 (2002)

20
Model Getaran dari Tali Jembatan Gantung
Model Getaran pada Tali Jembatan Gantung

D = Gaya gesekan
U = Kecepatan angin horizontal
L = Gaya angkat
A.H.P. van der Burgh, Hartono, A.K.Abramian, A new model for the study of rain-wind-induced vibrations of a - y! = Kecepatan angin vertikal
simple oscillator, International Journal of Non-Linear Mechanics, 41(3), (2006), 345-358.
https://doi.org/10.1016/j.ijnonlinmec.2005.04.005

21

Pemodelan Influenza SEIR-SIRC


Beberapa Fakta pada Influenza

Antigenic Shift dan Antigenic Drift


Influenza dengan Mekanisme Drift

Influenza pada Hewan Berkaki Empat


Asumsi dan Tujuan Pemodelan

Diagram Transfer
Parameter pada Sistem

Model SEIR-SIRC

• Salah satu komponen penting dalam


influenza adalah seasonality effect yang
terjadi sebagai akibat dari munculnya
patogen melalui migrasi alami tahunan.
• Munculnya patogen ini memicu bebagai
variasi kerentanan individu yang
disebabkan oleh proses fisiologi dan
perubahan lingkungan.
• Seasonality effect pada Sistem (1)
ditunjukkan oleh parameter
. dengan 0 < . ≪ 1.
Bilangan Reproduksi Dasar

• Interaksi antara populasi hewan dan


manusia direpresentasikan oleh Sistem
(1) untuk nilai 3 > 0.
• Nilai parameter tersebut menunjukkan
persentase seseorang berinteraksi
dengan hewan yang sakit.
• Semakin tinggi nilai parameter ini,
maka semakin kuat interaksi antar
kedua populasi.

Bifurkasi Period Doubling pada Sistem

Bifurkasi Period-doubling pada sistem:


• Indikasi bahwa periode dari siklus infeksi pada populasi
manusia dapat berubah tergantung banyaknya kontak antara
manusia pada kelas susceptible dengan orang yang sakit dan
hewan yang sakit.
• Solusi periodik yang stabil memiliki pola berbeda untuk
masing-masing daerah pada ruang parameter.
Munculnya solusi periodik yang stabil dapat diartikan sebagai
berikut:
• penyebaran penyakit di populasi manusia akan berfluktuasi,
sebelum akhirnya terisolasi pada suatu siklus infeksi tertentu.
Deteksi Perubahan Iklim dengan Bayesian Change Point
dan Empirical Orthogonal Function dalam rangka
Perbaikan Kalender Tanam Tradisional di Wilayah DIY

Impacts of the Weather Anomalies


Problem Formulation

Metodologi
Bayesian Change Points untuk Beberapa Stasiun Cuaca

• Gambar atas adalah pola curah hujan di


Wilayah Gamping.
• Gambar atas adalah pola curah hujan di
Wilayah Prambanan.
• Perhitungan dilakukan berdasarkan
probabilitas curah hujan dengan intensitas
≥ 8 mm/day.

Peta Curah Hujan berdasarkan EOF di


Propinsi DIY 2001-2011
• The Rainfall Map for DIY Province
based on EOF 1 data, where the
figure is based on PC1 analysis
• from 70 stations, which show the
dominant rainfall patterns.

”From the analysis, there are some


indications that the rainfall pattern
in some regencies are already
shifted.”
“little things are merely the causes of great things” and that “the
smallest actions can result in tremendous consequences”.

Lorenz System
and the Attractor
https://commons.wikimedia.org

You might also like