You are on page 1of 9

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA

(Studi Implementasi Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Sumberarum
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro)

JUNADI
DOSEN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JL. Lettu Suyitno, No. 2, Kec. Bojonegoro
Email: Email Penulis

Abstract

In general phase of the program in the village ADD Sumberarum Dander District of
Bojonegoro been properly implemented, but there are still some steps that can not be
implemented by the village government. Where community participation in the
planning and implementation of program activities have not been involved ADD
optimally. In the reporting phase implementation team just hand over all
responsibility to the Treasurer village. This type of research using descriptive-
qualitative research. The focus of this research can be formulated as follows: What is
the process, results and constraints of implementation of the Village Fund Allocation
(ADD) in the village Sumberarum Dander District of Bojonegoro. The location was
taken in the study were in the village Sumberarum Dander District of Bojonegoro.
Sampling for research data kualititaf done purposively and to subsequent
information specified with snow ball sampling technique. To obtain data relating to
the issues to be investigated, then performed by: Interviews, Participation, Study
Documentation / literature. The data obtained were analyzed using descriptive
qualitative approach. In the data analysis model consists of three components: data
reduction, data presentation, and conclusion. The criteria used to measure the
validity of the data is the degree of confidence (credibility), Keteralihan
(transferability), Reliance (dependability), and Certainty (conformability).
Implementation of the decree Bojonegoro No. 32 of 2013 on the implementation of
the Village Fund allocation (ADD) in the village Sumberarum Dander District of
Bojonegoro running quite smoothly; (2) Some of the factors that affect the
implementation of the Village Fund Allocation (ADD) in the village of Sumberarum
Subdistrict Bojonegoro Dander is communication, resource capabilities, attitudes
executive, bureaucratic structures, the environment, as well as the size and policy
objectives.

Key words:Village Fund Allocation Policy


Abstrak

Secara umum tahapan pelaksanaan Program ADD di Desa Sumberarum Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro sudah dilaksanakan dengan baik, akan tetapi masih ada beberapa
tahapan yang belum dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Dimana partisipasi
masyarakat dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan program ADD belum
dilibatkan secara optimal. Pada tahap pelaporan Tim pelaksana hanya menyerahkan seluruh
tanggungjawab kepada Bendahara Desa. Jenis penelitian ini dengan menggunakan penelitian
deskriptif-Kualitatif. Fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana proses, hasil dan hambatan dari Implementasi Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa
Sumberarum Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Lokasi yang diambil dalam
penelitian adalah di Desa Sumberarum Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Pengambilan sampel untuk data penelitian kualititaf dilakukan secara purposive dan untuk
informasi berikutnya ditentukan dengan Teknik snow ball sampling. Untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, maka dilakukan dengan cara:
Wawancara, Partisipasi, Studi Dokumentasi/literature. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan teknik deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam model analisa data
terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengukur keabsahan Data adalah Derajat
Kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferability), Ketergantungan (dependability), dan
Kepastian (conformability).
Implementasi Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32 tahun 2013 pada
pelaksanaan Alokasi dana Desa (ADD) di desa Sumberarum Kecamatan Dander Kabupaten
Bojonegoro berjalan cukup lancar; (2) Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Sumberarum Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
adalah komunikasi, kemampuan sumber daya, sikap pelaksana, struktur birokrasi,
lingkungan, serta ukuran dan tujuan kebijakan.

Kata Kunci: Kebijakan Alokasi Dana Desa


PENDAHULUAN secara optimal. Pada tingkat pelaksanaan
Tim Pelaksana belum memahami tugas
Keberadaan Desa secara yuridis pokok dan fungsinya dengan baik,
formal diakui dalam Undang-Undang sehingga terkesan kurang kompak dalam
Nomor 32 Tahun 2004 tentang melaksanakan kegiatan. Pada tahap
Pemerintahan Daerah, Peraturan pelaporan Tim pelaksana hanya
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 menyerahkan seluruh tanggungjawab
tentang Desa, dan Keputusan Menteri kepada Bendahara Desa. Sedangkan
Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 penjelasan Kepala Desa Sumberarum
tentang Pengelolaan Tanah Kas Desa. Kecamatan Dander Kabupaten
Dalam peraturan tersebut, telah diatur Bojonegoro menyatakan bahwa, sudah
bahwa semua dana/anggaran yang melaksanakan sosialisasi program ADD
didistribusikan ke desa dalam pelaksanaan disetiap musyawarah desa, akan tetapi
pembangunan desa dituangkan dalam Tim Pelaksana kurang atau belum dapat
Alokasi Dana Desa (ADD). Pemberian memahami dengan baik.
ADD merupakan wujud dari pemenuhan Berdasarkan gambaran di atas,
hak desa untuk menyelenggarakan maka permasalahan dapat dirumuskan
Otonomi Desa dalam rangka sebagai berikut: (1) Bagaimanakah proses
mempercepat terwujudnya kesejahteraan implementasi Alokasi Dana Desa di Desa
masyarakat sesuai pertumbuhan kondisi Sumberarum Kecamatan Dander
mengikuti pertumbuhan dari Desa itu Kabupaten Bojonegoro, (2) Apa saja yang
sendiri berdasarkan keanekaragaman, menjadi faktor pendukung dan faktor
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi penghambat Implementasi Alokasi Dana
dan pemberdayaan masyarakat dalam Desa (ADD) di desa Sumberarum
kerangka kesatuan system Kecamatan Dander. Tujuan yang ingin
penyelenggaraan Negara Kesatuan dicapai dari hasil penelitian ini adalah
Republik Indonesia untuk mengetahui proses Implementasi
Dalam kaitannya dengan pemberian Kebijakan Alokasi Dana Desa menurut
Alokasi Dana Desa di Kabupaten Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32
Bojonegoro, Pemerintah Kabupaten telah Tahun 2013 tentang Alokasi Dana Desa
mengeluarkan Peraturan Bupati (ADD) Di Desa Sumberarum Kecamatan
Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2013 Dander Kabupaten Bojonegoro. Selain
tentang Perubahan atas Peraturan Bupati itu, untuk mengidentifikasikan faktor-
Nomor 19 tahun 2012 tentang Pedoman faktor yang mempengaruhi
Umum dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Implementasnya. Manfaat penelitian
Alokasi Dana Desa Pemerintah adalah diharapkan akan memberikan
Kabupaten Bojonegoro. Dijelaskan bahwa masukan pada pihak-pihak yang
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana berkepentingan untuk mengambil
yang dialokasikan oleh Pemerintah keputusan dalam program ADD, serta
Daerah untuk Desa di Kabupaten dapat digunakan sebagai rekomendasi
Bojonegoro, yang bersumber dari bagian bagi Pemerintah Daerah dalam
dana perimbangan keuangan Pusat dan pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Daerah yang diterima oleh Kabupaten
Bojonegoro. METODE PENELITIAN
Secara umum tahapan
pelaksanaan Program ADD di Desa Jenis penelitian ini dengan
Sumberarum Kecamatan Dander menggunakan penelitian deskriptif-
Kabupaten Bojonegoro sudah Kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor
dilaksanakan dengan baik, akan tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Lexy J.
masih ada beberapa tahapan yang belum Moloeng (2000: 4) mengartikan penelitian
dapat dilaksanakan oleh Pemerintah deskriptif sebagai penelitian yang
Desa. Dimana partisipasi masyarakat menghasilkan data deskriptif berupa kata-
dalam perencanaan maupun pelaksanaan kata tertulis atau lisan dari orang-orang
kegiatan program ADD belum dilibatkan dan perilaku yang dapat diamati. Fokus
dalam penelitian ini dapat dirumuskan meningkatkan daya pikir yang kreatif
sebagai berikut: Bagaimana proses, hasil dalam pelaksanaan pembangunan di
dan hambatan dari Implementasi Alokasi desanya.
Dana Desa (ADD) di Desa Sumberarum Pengertian pembangunan
Kecamatan Dander Kabupaten menurut I Nyoman Baratha adalah
Bojonegoro. Lokasi yang diambil dalam “merupakan suatu proses perubahan yang
penelitian adalah di Desa Sumberarum kontinyu atau dengan istilah lain melalui
Kecamatan Dander Kabupaten tahapan-tahapan“ (I Nyoman Baratha,
Bojonegoro, hal ini dilakukan dengan 1982 : 70). Sedangkan menurut Bintoro
pertimbangan bahwa Desa Sumberarum Tjokroamidjojo memberikan pengertian
merupakan salah satu desa yang menjadi pembangunan adalah, “Suatu proses
barometer dari 16 desa yang ada di dinamis, yang dilakukan oleh masyarakat
wilayah Kecamatan Dander. bangsa itu sendiri, dari suatu keadaan atau
Pengambilan sampel untuk data kondisi yang dianggap lebih baik dan
penelitian kualititaf dilakukan secara tetap mengandung kepastian dan
purposive dan untuk informasi berikutnya kesinambungan bagi pelaksanaannya
ditentukan dengan Teknik snow ball untuk mewujudkan masyarakat adil dan
sampling. Untuk memperoleh data yang makmur dengan keridhloan Tuhan Yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan Maha Esa“ (Bintoro Tjokroamidjojo,
diteliti, maka dilakukan dengan cara: 1987: 70). Sejalan dengan pendapat
Wawancara, Partisipasi, Studi tersebut, menurut Sondang P. Siagian,
Dokumentasi/literature. pembangunan adalah, “suatu usaha atau
Data yang diperoleh dianalisis rangkaian usaha pertumbuhan dan
menggunakan teknik deskriptif dengan perubahan yang berencana yang
pendekatan kualitatif. Dalam model dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa
analisa data terdiri atas tiga komponen dan negara dan pemerintah, menuju
yaitu reduksi data, penyajian data, dan modernitas dalam rangka pembinaan
penarikan kesimpulan. Selanjutnya untuk bangsa“ (Sondang P. Siagian, 1980 : 3).
memenuhi validitas data, dilakukan Selanjutnya ditegaskan bahwa
triangulasi data, dengan cara “perubahan yang diinginkan itu harus
membandingkan data yang sama dari digerakkan, dibimbing, diarahkan, oleh
sumber yang berbeda, sehingga manusia secara sadar menuju suatu
diharapkan dapat meminimalisir sasaran yang telah ditentukan oleh
kesalahan yang memungkinkan terjadi. karenanya perubahan itu hendaknya
Kriteria-kriteria yang digunakan untuk berencana dan dilakukan secara sadar”.
mengukur keabsahan Data adalah Derajat Berdasarkan pendapat-pendapat
Kepercayaan (credibility), Keteralihan tersebut di atas maka dapat disimpulkan
(transferability), Ketergantungan bahwa pembangunan adalah suatu proses
(dependability), dan Kepastian pembaharuan yang dilakukan secara
(conformability). sadar, kontinyu, dinamis dan bertahap
yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN rangka tercapainya suatu tujuan atau
Pembangunan Desa perubahan dari suatu keadaan tertentu
kearah keadaan yang lebih baik menuju
Dalam pelaksanaan terwujudnya masyarakat adil dan
pembangunan di desa suatu hal yang makmur.
sangat penting adalah adanya partisipasi Sasaran dan subyek dari
masyarakat. Pelaksanaan partisipasi, pembangunan adalah manusia,
secara potensial mengakibatkan maksudnya suatu pembangunan yang
peningkatan pembangunan, membuat rasa dilaksanakan itu ditunjukkan kepada
puas, menumbuhkan perasaan ikut kepentingan manusia dan sekaligus
handarbeni/ memiliki dan memberikan manusia itu sendiri sebagai pelaksana dari
kesempatan kepada masyarakat untuk pembangunan. Agar hasil pembangunan
dapat dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat maka pembangunan harus Lembaran Negara Republik Indonesia
dilaksanakan di segala bidang dan merata Nomor 4286); (3) Undang-Undang
keseluruh wilayah Negara, baik di daerah Nomor 1 Tahun 2004 tentang
perkotaan maupun pedesaan, terutama di Perbendaharaan Negara (Lembaran
desa-desa yang merupakan tempat tinggal Negara Republik Indonesia Tahun 2004
dari sebagian besar penduduk Indonesia. Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Pembangunan desa merupakan Republik Indonesia Nomor 4355); (4)
bagian integral dari pembangunan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
nasional, maka dalam kegiatannya yang tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
meliputi beberapa aspek kehidupan dan Negara Republik Indonesia Tahun 2004
penghidupan masyarakat dalam rangka Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
meningkatkan kesejahteraan dan tarap Republik Indonesia Nomor 4456)
hidup haruslah ditunjang kegiatan dari sebagaimana telah diubah yang kedua
pemerintah dan kesediaan masyarakat kalinya dengan Undang-Undang Nomor
didalam pelaksanaannya. Dalam 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
pelaksanaan pembangunan desa, berhasil Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
dan tidaknya pembangunan desa 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
ditentukan adanya perencanaan yang 4844); (5) Undang-Undang Nomor 33
dilakukan dengan baik, sistematis dan Tahun 2004 tentang Perimbangan
berkesinambungan. Berbagai program Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
yang telah diarahkan oleh pemerintah, Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
semua program pembangunan tersebut Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
harus menyertakan perencanaan yang 126, Tambahan Lembaran Negara
baik dalam menentukan tim pelaksana, Republik Indonesia Nomor 4438); (6)
anggaran biaya, sumber dana serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
evaluasinya. tentang Pembentukan Peraturan
Dengan demikian yang Perundang-undangan (Lembaran Negara
dimaksud dengan keberhasilan Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
pembangunan pembangunan desa, tidak 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
dapat terlepas dari keikutsertaan baik Indonesia Nomor 5234); (7) Peraturan
mental maupun fisik yang dapat berupa Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
pendapat/ sumbangan pemikiran, material tentang Desa (Lembaran Negara Republik
dan tenaga dari masyarakat dalam suatu Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
kegiatan mulai dari perencanaan, Tambahan Lembaran Negara Republik
pelaksanaan, pengawasan disertai rasa Indonesia Nomor 4587); (8) Peraturan
tanggung jawab yang tinggi dalam Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
pencapaian tujuan atau perubahan dari tentang Pedoman Pembinaan dan
suatu keadaan tertentu kearah keadaan Pengawasan Penyelenggaraan
yang lebih baik menuju terwujudnya Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
masyarakat adil dan makmur. Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara
Alokasi Dana Desa (ADD) Republik Indonesia Nomor 4593); (9)
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
Dasar Hukum program ADD 2005 tentang Pembagian Urusan
adalah: (1) Undang-Undang Nomor 12 Pemerintahan Antara Pemerintah,
Tahun 1950 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Daerah-Daerah Kabupaten/Kota Dalam Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
(Diumumkan pada tanggal 8 Agustus Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
1950); (2) Undang-Undang Nomor 17 Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Nomor 4737); (10) Peraturan Menteri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah; (11) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Masyarakat berperan aktif mulai dari
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; proses perencanaan, pelaksanaan,
(12) Peraturan Daerah Kabupaten pengawasan dan pemeliharaan; (3)
Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2010 tentang Seluruh kegiatan dapat
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten dipertanggungjawabkan secara
Bojonegoro Tahun 2010 Nomor 9); (13) administratif, teknis dan hokum; (4)
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 63 Memfungsikan peran lembaga
Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan kemasyarakatan sesuai tugas pokok dan
Keuangan Desa; dan (14) Peraturan fungsinya; (5) Hasil kegiatan dapat diukur
Bupati Nomor 32 tahun 2013 tentang dan dapat dinilai tingkat keberhasilannya;
perubahan atas Peraturan Bupati dan (6) Hasil kegiatan dapat dilestarikan
Bojonegoro nomor 19 tahun 2012 Tentang dan dikembangkan secara berkelanjutan
pedoman umum dan petunjuk teknis dengan upaya pemeliharaan melalui
Pelaksanaan Alokasi Dana Desa partisipasi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Menurut Peraturan Bupati
Tujuan Program ADD Bojonegoro nomor 32 tahun 2013, ADD
berdasarkan Peraturan Bupati Bojonegoro digunakan untuk pembiayaan
nomor 32 tahun 2013 Tentang pedoman penyelenggaraan pemerintahan dan
umum dan petunjuk teknis Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dengan
Alokasi Dana Desa Pemerintah pembagian 30% (tiga puluh persen) dari
Kabupaten Bojonegoro adalah: (1) jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) yang
Menanggulangi kemiskinan dan diterima digunakan untuk biaya
mengurangi kesenjangan; (2) penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
Meningkatkan perencanaan dan 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah
penganggaran pembangunan di tingkat Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima
desa dan pemberdayaan masyarakat; (3) digunakan untuk kegiatan pemberdayaan
Meningkatkan pembangunan infrastruktur masyarakat Desa. Penggunaan ADD
perdesaan; (4) Meningkatkan pengamalan untuk biaya penyelenggaraan
nilai-nilai keagamaan, sosial budaya Pemerintahan dan pemberdayaan
dalam rangka mewujudkan peningkatan masyarakat masing-masing disesuaikan
sosial; (5) Meningkatkan ketrentaman dan dengan kebutuhan, prioritas dan sesuai
ketertiban masyarakat; (6) Meningkatkan kemampuan keuangan yang diterima oleh
pelayanan pada masyarakat desa dalam Pemerintah Desa berdasarkan
rangka pengembangan kegiatan sosial dan musyawarah tentang penggunaan ADD.
ekonomi masyarakat; (7) Mendorong Kegiatan pemberdayaan
peningkatan keswadayaan dan gotong masyarakat yang didanai ADD pada
royong masyarakat; dan (8) dasarnya adalah untuk pengentasan
Meningkatkan pendapatan desa dan kemiskinan, pemerataan pendapatan,
masyarakat desa melalui BUMDes. kesempatan kerja dan kesempatan
Adapun tahapan pelaksanaan berusaha sehingga masyarakat harus bisa
Alokasi dana Desa berdasarkan Peraturan memiliki dan menikmati, maka untuk
Bupati Bojonegoro Nomor 32 tahun 2013 pelestarian atau keberlangsungan kegiatan
adalah sebagai berikut: (1) Tahap menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa
Persiapan dan Tahap Perencanaan; (2) dengan masyarakat dan kelompok
Tahap Pelaksanaan; (3) Tahap sasaran. Faktor atau Kondisi yang
Pengendalian, Pembinaan, Monitoring, mendukung (facilitating conditions)
Pengawasan dan Evaluasi; (4) Tahap program ADD, terdiri dari: (1) Komitmen
Pelaporan; serta (5) Tahap pemeliharaan pimpinan politik (commitment of political
dan Pelestarian. leader), terutama komitmen pimpinan
Pelaksanaan Alokasi Dana Desa pemerintahan; (2) Kemampuan organisasi
(ADD) didasarkan atas prinsip-prinsip: (a) (organizational capacity), yang meliputi
Seluruh kegiatan dilaksanakan secara tiga unsur: (a) Kemampuan teknis, (b)
transparan/terbuka, akuntabel dan kemampuan dalam menjalin hubungan
diketahui oleh masyarakat luas; (2) dengan organisasi lain yang beroperasi
dalam bidang yang sama, (c) kemampuan Implementasi Peraturan Bupati
untuk mengembangkan standart Bojonegoro Nomor 32 tahun 2013 pada
operating procedures (SOP) sebagai pelaksanaan Alokasi dna Desa (ADD) di
pedoman tata kerja dan cara pemecahan desa Sumberarum Kecamatan Dander
masalah yang dihadapi; (3) Komitmen Kabupaten Bojonegoro berjalan cukup
para pelaksana/implementator lancar. Hal ini dapat terlihat dari tahap
(commitment of implementers) untuk persiapan berupa penyusunan Proposal,
melaksanakan kebijakan atau program penyelesaian setiap kegiatan sampai
ADD. Sedangkan faktor atau kondisi yang dengan tahap penyusunan
menghambat (impeding conditions), pertanggungjawaban.
terdiri dari: (1) Banyaknya aktor/pemain Namun demikian pencapaian
yang terlibat, karena semakin banyak tujuan Alokasi Dana Desa belum optimal.
pihak yang terlibat maka semakin rumit Hal ini dapat dilihat dari pencapaian
komunikasi dalam pengambilan tujuan Alokasi Dana Desa (ADD), yaitu
keputusan, yang mengakibatkan semakin meningkatnya penyelenggaraan
besarnya kemungkinan terjadinya delay pemeritahan, pembangunan dan
atau hambatan dalam proses pelaksanaan kemasyarakatan, dikarenakan Desa
program; (2) Terdapat komitmen atau Sumberarum Kecamatan Dander adalah
loyalitas ganda, yaitu adanya pelaksana desa yang dikategorikan ber-PADes
yang tidak/kurang memberikan perhatian rendah sehingga sangat membutuhkan
yang cukup terhadap tugas yang diemban, bantuan dana guna peningkatan
karena habis tersita oleh petugas-petugas penyelenggaraan pemerintahan,
lainnya; (3) Kerumitan yang melekat pada pembangunan dan kemasyarakatan. Selain
kebijakan/program itu sendiri, baik yang itu, peningkatan kemampuan lembaga
berupa faktor teknis, ekonomi, pengadaan kemasyarakatan di desa dalam
barang, perilaku pelaksana dan perencanaan, pelaksanaan dan
masyarakat; (4) Jenjang pengambilan pengendalian pembangunan. Pencapaian
keputusan yang terlalu banyak/panjang; tujuan ini belum berjalan secara optimal,
dan (5) Faktor lain, yaitu waktu dan karena lembaga kemasyarakatan hanya
pergantian kepemimpinan. dilibatkan dalam penyusunan rencana
Menurut Steers (1985: 70) kegiatan sedangkan dalam pelaksanaan
sekurang-kurangnya ada enam faktor dan pengendalian tidak dilibatkan. Belum
struktur yang dapat dikenali, yang optimalnya pencapaian tujuan ini
ternyata mempengaruhi beberapa segi dikarenakan karena kondisi perekonomian
implementasi kebijakan organisasi. masyarakat yang kurang mendukung.
Keenam faktor ini adalah: tingkat Namun demikian masyarakat masih
desentralisasi, spesialisasi fungsi, berpartisipasi, swadaya dan gotong
formalisasi, rentang kendali, ukuran royong dalam bentuk tenaga dan material.
organisasi, dan ukuran unit kerja. Beberapa faktor yang
Sedangkan Robbins (2006: 585) mempengaruhi pelaksanaan Alokasi Dana
menyebutkan ada enam unsur kunci untuk Desa (ADD) di Desa Sumberarum
merancang struktur organisasi, yaitu : Kecamatan Dander Kabupaten
spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, Bojonegoro adalah komunikasi,
rantai komando, rentang kendali, kemampuan sumber daya, sikap
sentralisasi dan desentraliasasi, serta pelaksana, struktur birokrasi, lingkungan
formalisasi. Menurut Sutarto (1995:174), serta ukuran dan tujuan kebijakan.
ada dua faktor yang harus diperhatikan Terdapat beberapa faktor pendorong yang
dalam menentukan berapa sebaiknya memperlancar pelaksanaan Alokasi Dana
jumlah pejabat bawahan yang langsung Desa di Desa Sumberarum Kecamatan
dapat dipimpin dengan baik oleh seorang Dander Kabupaten Bojonegoro dalam
pejabat atasan tertentu, yaitu: (1) Faktor faktor komunikasi yaitu: (a) adanya
subyektif, yaitu faktor yang melekat pada sosialisasi yang dilakukan oleh Tim
pejabatnya; (2) Faktor obyektif,yaitu Kabupaten, (b) Pencapaian informasi dari
faktor yang berada di luar pejabatnya. pembuat kebijakan ke pelaksana
kebijakan berjalan lancer, (c) Terdapat kurang responnya para pelaksana ADD
konsistensi dalam pencapaian yang menggangap kebijakan ADD adalah
pesan/perintah kebijakan artinya tidak sebuah kebijakan rutin belaka.
terdapat perintah yang bertentangan. Terdapat beberapa faktor
Sedangkan faktor penghambat dalam pendorong yang memperlancar
komunikasi ini adalah sosialisasi kepada pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa
masyarakat mengenai kebijakan ADD Sumberarum Kecamatan Dander
belum ada, sehingga pemahaman Kabupaten Bojonegoro dalam faktor
masyarakat mengenai ADD kurang, hal struktur organisasi yaitu sudah
ini akan berakibat pada sulitnya mengajak terbentuknya Tim Pelaksana ADD
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan disemua desa, yaitu Kepala Desa selaku
ADD maupun dalam pengawasan Penanggung jawab Operasional Kegiatan
kegiatan. (PJOK), sekretaris Desa selaku
Faktor Sumber Daya Terdapat Penanggung jawab Administrasi Kegiatan
beberapa faktor pendorong yang (PJAK), Kepala Urusan Keuangan selaku
memperlancar pelaksanaan Alokasi Dana Bendahara Desa dan dibantu oleh
Desa di Desa Sumberarum Kecamatan Lembaga Kemasyarakatan di Desa.
Dander Kabupaten Bojonegoro dalam Sedangkan faktor penghambat dalam
faktor sumber daya yaitu: (a) adanya struktur organisasi ini adalah belum
kemampuan para pelaksana untuk adanya pembagian tugas diantara Tim
memberi dorongan kepada masyarakat pelaksana ADD, kurangnya koordinasi
agar berpartisipasi dalam kegiatan ADD, Tim pelaksana ADD.
meskipun hanya berupa tenaga dan Terdapat beberapa faktor
material, (b) Adanya kemampuan pendorong yang memperlancar
pelaksana kebijakan ADD dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa
melakukan identifikasi dan menyelesaikan Sumberarum Kecamatan Dander
masalah dalam pelaksanaan ADD, (c) Kabupaten Bojonegoro dalam faktor
kelengkapan sarana/prasarana desa dalam lingkungan yaitu: (a) adanya kapasitas
mendukung kebijakan ADD, dan (d) BPD dan Lembaga kemasyarakatan desa
Terdapat dukungan masyarakat terhadap dalam ikut mendukung kebijakan ADD
kebijakan ADD berupa tenaga dan berupa kewenangan pengawasan atas
material. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan ADD oleh BPD serta peran
dalam sumber daya ini adalah rendahnya lembaga Kemasyarakatan Desa dalam
pendidikan para pelaksana ADD, sehingga ikut membantu pelaksanaan ADD, (b)
pemahaman pelaksana mengenai ADD sudah berperannya BPD dalam ikut
kurang, serta tidak adanya dukungan mengawasi pelaksanaan ADD, (c) Adanya
pendapatan desa yang memadai aturan, dukungan masyarakat berupa tenaga
sehingga menimbulkan kurangnya dalam gotong royong dan swadaya
dukungan finansial dalam pelaksanaan masyarakat. Sedangkan faktor
kebijakan. penghambat dalam lingkungan ini adalah
Terdapat beberapa faktor belum berperannya Lembaga
pendorong yang memperlancar Kemasyarakatan Desa dalam ikut
pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa membantu pelaksanaan ADD, bahkan
Sumberarum Kecamatan Dander Lembaga Kemasyarakatan masih kurang
Kabupaten Bojonegoro dalam faktor sikap turut campur tangan dalam pelaksanaan
pelaksana yaitu: (a) adanya persepsi ADD.
pelaksana yang mendukung kebijakan Sedangkan faktor pendorong
ADD, (b) Adanya tindakan dan langkah- yang memperlancar pelaksanaan Alokasi
langkah dari nyata dari pelaksana ADD, Dana Desa di Desa Sumberarum
berupa penyusunan Proposal dan Kecamatan Dander Kabupaten
pelaksanaan kegiatan operasional Bojonegoro dalam faktor ukuran dan
Pemerintahan Desa dan pemberdayaan tujuan kebijakan yaitu adanya kesesuaian
masyarakat. Sedangkan faktor antara pelaksanaan ADD dengan
penghambat dalam sikap pelaksana adalah kebijakan Bupati mengenai ADD
meskipun tidak semua kebijakan ADD Steers, Ricard M., (terjemahan).1985.
dijabarkan dalam bentuk program oleh Efektivitas Organisasi. Cetakan
desa-desa di wilayah Desa Sumberarum Kedua, Erlangga. Jakarta.
Kecamatan Dander, karena disesuaikan Sutarto.1988.Dasar-Dasar Organisasi.
dengan kebutuhan dan skala prioritas Cetakan Ke18, Gadjah Mada
masing-masing desa. Sedangkan faktor University Press, Yogyakarta, 1988.
penghambat dalam ukuran dan tujuan Tjokroamidjojo, Bintoro.1988. Teori dan
kebijakan ini adalah kurangnya ketepatan Strategi Pembangunan Nasional.
sasaran apabila dibandingkan dengan Jakarta: CV. Haji Mas Agung,
rencana ADD, bahkan ada yang tidak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
dapat menyelesaikan kegiatan yang sudah tentang Pemerintahan Daerah.
direncanakan. Meskipun demikian ada
juga desa yang melaksanakan kegiatan
melebihi dari rencana yang ada.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan


pembahasan yang telah diuraikan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1)
Implementasi Peraturan Bupati
Bojonegoro Nomor 32 tahun 2013 pada
pelaksanaan Alokasi dna Desa (ADD) di
desa Sumberarum Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro berjalan cukup
lancer; (2) Beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan Alokasi Dana
Desa (ADD) di Desa Sumberarum
Kecamatan Dander Kabupaten
Bojonegoro adalah komunikasi,
kemampuan sumber daya, sikap
pelaksana, struktur birokrasi, lingkungan,
serta ukuran dan tujuan kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA
Baratha, I Nyoman.1982.Desa,
Masyarakat Desa dan
Pembangunan Desa. Jakarta :
Timur Ghalia Indonesia.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Tanah Kas DesaPeraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa.
Moloeng, Lexy. J.2001. Metode
Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Nomor 19 tahun
2012 tentang Pedoman Umum.
Robbins, Stephen P.2006.Perilaku
Organisasi. Edisi Kesepuluh,
PT. Indeks, Jakarta.

You might also like