You are on page 1of 8

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Emotional Quotient Dan Persepsi Tentang Profesi Asisten Apoteker Dapat Meningkatkan
Prestasi Belajar Farmasetika Pada Mahasiswa Prodi DIII Farmasi
(Emotional Quotient And Perception On Assistant Pharmacist Profession Increase
Pharmaceutical Learning Achievement In The Students Of Pharmacy Undergraduate
Study Program)
Sri Saptuti Wahyuningsih
Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS
sri.saptuti@yahoo.com

Abstract: Pharmaceutical learning achievement is closely related to the perception and


Emotional Quotient. Perception on Assistant Pharmacist Profession is student’s understanding
in interpreting the Assistant Pharmacist Profession. Emotional quotient is the student’s ability in
managing self-emotion during attending learning process up to education completion. The
purpose of this study was analyze the relationship of Perception on Assistant Pharmacist
Profession and emotional quotient to pharmaceutical learning achievement in the students of
Pharmacy Undergraduate Study Program of Poltekkes Bhakti Mulia of Sukoharjo. This study
was an analytical observational quantitative research with cross sectional approach. The
population in the research was 82 students. The sample was 65 students with the sampling
technique used was Proportionate Random Sampling. The data analysis was conducted using
prerequisite analysis including normality, linearity and independency test, followed with first and
second hypothesis tests with Product Moment, and third hypothesis test with a multiple
regression. There was a positive significant relationship between Assistant Pharmacists
Profession and learning achievement at significance level = 0.001 and effective contribution of
18.26%. There was a positive significant relationship between emotional quotient and learning
achievement at significance level = 0.001 and effective contribution of 12.15%. There was a
positive significant relationship of Perception on Assistant Pharmacist Profession and emotional
quotient simultaneously to pharmaceutical learning achievement at significance level = 0.001
and effective contribution of 30.41%. In Conclusion, There was a positive significant relationship
of Perception on Assistant Pharmacist Profession and emotional quotient to pharmaceutical
learning achievement.
Keywords: Emotional Quotient, Learning Achievement, Assistant Pharmacists Profession.

Abstrak: Prestasi belajar farmasetika berhubungan erat dengan persepsi dan kecerdasan
emosi. Persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker adalah pemahaman mahasiswa dalam
menginterpretasikan tentang Profesi Asisten Apoteker. Kecerdasan emosi adalah kemampuan
mahasiswa dalam mengelola emosi pada dirinya selama mengikuti proses pembelajaran
sampai selesai pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan persepsi
tentang Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar farmasetika
pada mahasiswa Prodi DIII Farmasi di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif Analitik Observasional dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah 82 mahasiswa. Sampel 65 mahasiswa dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Teknik Proportionate Random Sampling. Analisis data
dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji linearitas dan uji independensi, kemudian
dilanjutkan dengan uji hipotesa pertama dan kedua dengan Product Moment, uji hipotesa ketiga
dengan korelasi regresi ganda. Ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi tentang
Profesi Asisten Apoteker dengan prestasi belajar dengan nilai signifikansi = 0,001 dan
sumbangan efektif sebesar 18,26%. Ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan
emosi dengan prestasi belajar dengan nilai signifikansi = 0,001 dan sumbangan efektif sebesar
12,15%. Ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker
dan kecerdasan emosi secara bersama-sama dengan prestasi belajar farmasetika dengan nilai
signifikansi = 0,001 dan sumbangan efektif sebesar 30,41%. Simpulannya, terdapat hubungan
positif yang signifikan antara persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi
dengan prestasi belajar farmasetika.
Kata kunci: Kecerdasan Emosi, Prestasi Belajar, Profesi Asisten Apoteker.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 16


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

I. PENDAHULUAN (Walgito, B,2004:87-88). Kecerdasan emosi


Mata kuliah Farmasetika adalah Mata adalah bekal terpenting dalam
Kuliah Keahlian Berkarya (MKB).yang mempersiapkan anak menyongsong masa
merupakan mata kuliah inti dalam kurikulum depan, karena dengannya seseorang akan
Prodi DIII Farmasi. Mata Kuliah ini dapat berhasil dalam menghadapi segala
menggambarkan profesi seorang Asisten macam tantangan, termasuk tantangan untuk
Apoteker, karena di dalam mata kuliah berhasil secara akademis (Agustian,A.G,
farmasetika terkandung kompetensi- 2009 :9).
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Prestasi adalah hasil dari suatu
asisten apoteker. Data yang diperoleh dari kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,
prestasi belajar mata kuliah farmasetika baik secara individual maupun kelompok yang
menunjukkan hasil yang belum maksimal, ditunjukkan dengan nilai tes prestasi
yaitu mahasiswa yang mendapatkan nilai (Djamarah,S.B, 2012:19-20)
dibawah nilai batas lulus adalah 30%, yang Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
kemudian dilakukan ujian remidiasi. Hasil (1) Ada hubungan yang positif antara persepsi
ujian remidiasi tersebut juga masih terdapat tentang Profesi Asisten Apoteker dengan
mahasiswa yang belum mancapai nilai batas prestasi belajar farmasetika, (2) Ada
lulus yang ditetapkan oleh institusi. hubungan yang positif antara kecerdasan
Asisten Apoteker merupakan salah satu emosi dengan prestasi belajar farmasetika,
profesi yang sudah cukup lama dikenal dalam (3) Ada hubungan yang positif antara persepsi
pelayanan di lingkungan masyarakat luas dan tentang Profesi Asisten Apoteker dan
hingga kini profesi tersebut masih sangat kecerdasan emosi secara bersama-sama
banyak dibutuhkan, mengingat jumlah sarana- dengan prestasi belajar farmasetika.
sarana pelayanan kesehatan khususnya
sarana-sarana kefarmasian tumbuh terus II. METODE PENELITIAN
seiring bertambahnya jumlah penduduk di Penelitian dilakukan di Prodi DIII Farmasi
Indonesia. Persepsi yang benar dari Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo, pada bulan
mahasiswa tentang profesi Asisten Apoteker April–Juni 2013. Penelitian ini merupakan
akan membuat mahasiswa tersebut terus penelitian kuantitatif analitik Observasional
berusaha menyelesaikan pendidikan sampai dengan pendekatan cross sectional.
tercapainya profesi tersebut, meskipun Populasi dalam penelitian ini sejumlah 82
pendidikan yang harus diselesaikan mahasiswa yang terdiri dari semester II, IV
memerlukan waktu yang cukup lama. Dalam dan VI. Perhitungan sampel dengan rumus
proses pembelajaran akan banyak sekali dari Isaac dan Michael diperoleh sampel
permasalahan yang timbul yang tidak dapat sejumlah 65. Pengambilan sampel
dipecahkan semata dengan menggunakan menggunakan teknik Proportionate Random
kemampuan intelektual. Kematangan emosi Sapling
ternyata sangat menentukan keberhasilannya. Tehnik pengumpulan data menggunakan
Dengan kata lain, kecerdasan emosi kuesioner persepsi tentan Profesi Asisten
mempunyai kontribusi yang sangat besar Apoteker dan kecerdasan emosi dibuat oleh
dalam mencapai keberhasilan hidup peneliti berdasarkan indikator-indikator dari
(Mustaqim,2008:152-153). Seseorang yang teori persepsi dan kecerdasan emosi dan tes
mempunyai kecerdasan emosional yang prestasi. Kuesioner dibuat dalam bentuk
tinggi adalah orang yang mampu pernyataan berdasarkan kisi-kisi persepsi dan
mengendalikan diri, sabar, tekun, tidak kecerdasan emosi yang sudah dibuat
emosional, tidak reaktif serta positive thinking sebelumnya. Pernyataan disusun
(Hawari, D, 2009:22). menggunakan skala pengukuran Likert.
Tujuan umum penelitian ini adalah Uji validitas menggunakan Product
untuk menganalisis hubungan Persepsi Moment dari Pearson dan reliabilitas dengan
tentang Profesi Asisten Apoteker dan Alpha Cronbach. Dalam analisis data sebelum
kecerdasan emosi dengan prestasi belajar melakukan pengujian hipotesis lebih dahulu
farmasetika pada mahasiswa Prodi DIII dilakukan pengujian prasyarat lebih dahulu.
Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo. Adapun uji prasyarat meliputi sebagai berikut:
Persepsi adalah suatu proses yang Uji Normalitas menggunakan tehnik uji
diawali dari proses penginderaan, dimana Kolmogorov-Smirnov Test, Uji Linieritas
proses ini merupakan proses diterimanya menggunakan uji Anova (F test), Uji
stimulus oleh individu melalui alat indera, independensi menggunakan Durbin-Watson.
dapat dikatakan pula sebagai proses sensorik Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 17


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

antara lain : (1) Uji hipotesis pertama dan sebesar 105,69 dengan standar deviasi
kedua menggunakan korelasi Product 7,798. Dari tabel di atas juga diketahui nilai
Moment dari Pearson. (2) Uji hipotesis ketiga tertinggi sebesar 122 dan nilai terendah
menggunakan korelasi regresi ganda. sebesar 87.
Pengujian menggunakan alat bantu SPSS for
windows 17 Tabel 4. Kecerdasan emosi mahasiswa prodi
DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
III. HASIL PENELITIAN Sukoharjo
Deskripsi Data Persepsi tentang Profesi Kelas F f(%) Kumulatif
Asisten Apoteker Interval F F(%)
Distribusi frekuensi dari persepsi tentang 85 – 90 1 1.5 1 1.5
Profesi Asisten Apoteker dari mahasiswa 91 – 95 3 4.6 4 6.1
farmasi dapat diketahui dari tabel 1. 96 – 100 15 23.1 19 29.1
Tabel 1. Deskripsi data persepsi tentang 101 – 105 15 23.1 34 52.3
Profesi Asisten Apoteker 106 – 110 13 20 47 72.3
No Data persepsi Nilai Skor 111 – 115 9 13.8 56 86.1
1 Terendah 93 116 – 120 7 10.8 63 96.9
2 Tertinggi 129 121 – 125 2 3.1 65 100
3 Rata – rata 109,52 Jumlah 65 100
4 Standar Deviasi 9,097
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari jumlah Deskripsi Data Prestasi Belajar
sampel 65 responden, diperoleh nilai rata-rata Tabel 5. Deskripsi data prestasi belajar
dari persepsi tentang Profesi Asisten No Data prestasi Nilai Skor
Apoteker dari mahasiswa Prodi DIII Farmasi belajar
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo sebesar 1 Terendah 45,95
109,52 dengan standar deviasi 9,097. Dari 2 Tertinggi 91,89
tabel di atas juga diketahui nilai tertinggi 3 Rata-rata 71,559
sebesar 129 dan nilai terendah sebesar 93. 4 Standar deviasi 11,367
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari
Tabel 2. Persepsi Tentang Profesi Asisten jumlah sampel 65 responden, diperoleh nilai
Apoteker mahasiswa Prodi DIII Farmasi rata-rata prestasi belajar farmasetika dari
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo mahasiswa Prodi DIII Farmasi Poltekkes
Kelas F f(%) Kumulatif Bhakti Mulia Sukoharjo sebesar 71,559
Interval dengan standar deviasi 11,367. Dari tabel di
F F(%) atas juga diketahui nilai tertinggi sebesar
91,89 dan nilai terendah sebesar 45,95.
90 – 95 3 4.6 3 4.6
96 – 100 7 10.8 10 15.4 Tabel 6. Prestasi belajar farmasetika
101 – 105 15 23.1 25 38.5 mahasiswa prodi DIII Farmasi Poltekkes
106 – 110 12 18.5 37 57 Bhakti Mulia Sukoharjo
111 – 115 10 15.4 47 72.4 Kelas F f(%) Kumulatif
116 – 120 9 13.8 56 86.2 Interval F F(%)
121 – 125 6 9.2 62 95.4 45 – 50 2 3.1 2 3.1
126 – 130 3 4.6 65 100 51 - 55 4 6.1 6 9.2
Jumlah 65 100 56 – 60 9 13.8 15 23
61 – 65 5 7.7 20 30.7
Deskripsi Data Kecerdasan emosi 66 – 70 8 12.3 28 43
Tabel 3. Deskripsi data kecerdasan emosi 71 – 75 15 23.1 43 66.1
No Data kecerdasan Nilai skor 76 – 80 7 10.8 50 76.9
emosi 81 – 85 8 12.3 58 89.2
1 Terendah 87 86 – 90 5 7.7 63 96.9
2 Tertinggi 122 91 – 95 2 3.1 65 100
3 Rata-rata 105,69 Jumlah 65 100
4 Standar Deviasi 7,798
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari jumlah
sampel 65 responden, diperoleh nilai rata-rata
dari kecerdasan emosi mahasiswa Prodi DIII
Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 18


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Uji Persyaratan Analisis Uji Independensi


Uji Normalitas Tabel 9. Hasil data uji independensi
Tabel 7. Data Hasil Uji Normalitas Mo- R R Adju Std. Durbin
Variabel Sig Ket del Sq sted Error -
Persepsi X1 0,78 Norma uar R of the Watso
tentang Profesi 1 l e Squa Estima n
Asisten re te
Apoteker X2 1 .55 .30 .282 9.6339 1.578
Kecerdasan Y 0,91 Norma 2a 4 5
emosi 7 l a. Predictors: (Constant), Kecerdasan
Prestasi belajar Norma Emosi, Persepsi
0,32 l b. Dependent Variable: Prestasi
0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari hasil Tabel 9 menunjukkan bahwa pada
perhitungan uji normalitas diperoleh nilai p pengujian Durbin –watson diperoleh nilai
atau signifikansi dari variabel persepsi tentang durbin 1,578. Nilai tersebut berada diantara -2
Profesi Asisten Apoteker sebesar 0,781, s/d +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel kecerdasan emosi sebesar 0,917, asumsi independensi antara kedua variabel
dan variabel prestasi belajar sebesar 0,320. bebas tersebut terpenuhi.
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan Adapun hasil pengujian dari ketiga
ketentuan yang ada dapat dikatakan data dari hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
semua variabel penelitian berasal dari berikut :
populasi yang terdistribusi secara normal,
karena dari masing-masing nilai p atau Pengujian Hipotesis Pertama
signifikansinya lebih besar dari α 0,05. Pengujian hipotesis pertama dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi Product
Uji Linieritas Moment dari Pearson. Hipotesis pertama
Tabel 8. Hasil Uji Linieritas dalam penelitian ini adalah apakah ada
N Varia- F F Sig Ket hubungan yang positif antara persepsi
o Bel Hit tab tentang Profesi Asisten Apoteker dengan
1 Persepsi 1.03 5.8 0.46 Linier prestasi belajar farmasetika pada mahasiswa
tentang 1 0 4 Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
Profesi Sukoharjo. Dari hasil perhitungan dengan
Asisten program SPSS Versi 17 for windows di atas
Apoteker diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) hitung
2 Kecerdas 1.03 5.8 0,45 Linier sebesar 0,487 dan nilai signifikansi (p)
an emosi 5 0 2 sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
Tabel 8 menunjukkan bahwa pada diterima. Data lengkap terdapat di lampiran 27
variabel persepsi tentang Profesi Asisten halaman 126.
Apoteker dengan prestasi belajar diperoleh Besarnya r hitung tersebut dapat
nilai F hitung < F tabel atau nilai p > 0,05. Hal diartikan bahwa ada hubungan positif yang
ini dapat dikatakan bahwa antara variabel signifikan antara persepsi tentang Profesi
persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker Asisten Apoteker dengan prestasi belajar.
dengan prestasi belajar ada hubungan yang Dengan kata lain dapat diartikan bahwa
linier. Begitu juga pada variabel kecerdasan terjadinya peningkatan persepsi dari
emosi dengan prestasi diperoleh nilai F hitung mahasiswa tentang Profesi Asisten Apoteker
< F tabel atau nilai p > 0,05, sehingga dapat akan berbanding lurus dengan terjadinya
disimpulkan bahwa antara variabel peningkatan prestasi belajar farmasetika dari
kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa.
terdapat hubungan yang linier. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara variabel Pengujian Hipotesis Kedua
independen dan dependen dalam penelitian Pengujian hipotesis kedua dilakukan
ini keduanya linier. dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moment dari Pearson. Hipotesis kedua dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan
yang positif antara kecerdasan emosi dengan
prestasi belajar farmasetika pada mahasiswa
Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 19


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Sukoharjo. Dari hasil perhitungan dengan Tabel 11 menunjukkan nilai R hitung


rumus yang sudah ditentukan di atas sebesar 0,552 dan signifikansi (p) 0,000 <
diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) hitung 0,05. Dari besarnya R hitung tersebut dapat
sebesar 0,431 dan nilai signifikansi (p) diartikan bahwa ada hubungan yang positif
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha sebesar 0,552 antara persepsi tentang Profesi
diterima, data lengkap di lampiran 27 halaman Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi
126. Dari besarnya r hitung tersebut dapat dengan prestasi belajar farmasetika. Dengan
diartikan bahwa ada hubungan positif yang kata lain dapat diartikan bahwa terjadinya
signifikan kecerdasan emosi dengan prestasi peningkatan persepsi dari mahasiswa tentang
belajar farmasetika. Dengan kata lain dapat Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan
diartikan bahwa terjadinya peningkatan emosi akan berbanding lurus dengan
kecerdasan emosi dari mahasiswa akan terjadinya peningkatan prestasi belajar
berbanding lurus dengan terjadinya farmasetika dari mahasiswa Prodi DIII
peningkatan prestasi belajar dari mahasiswa. Farmasi.
Nilai determinasi menunjukkan 0,304, ini
Pengujian Hipotesis Ketiga berarti variabel persepsi tentang Profesi
Tabel 10. Hubungan persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi
Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi memberikan konstribusi terhadap prestasi
dengan prestasi belajar belajar sebesar 30,41 % dari semua faktor
Model Sum of df Mea F Sig yang mempengaruhi prestasi belajar.
Squar n Persamaan regresi ganda yaitu :
es Squa Y = a + b1X1 + b2X2
re Y = -23,217 + 0,469 (X1) + 0,411 (X2)
1 Regre 2515.9 2 1257 13. .00 Keterangan :
ssion 87 .993 554 0a Y : Prestasi Belajar
Residu 5754.4 6 92.8 X1 : Persepsi tentang Profesi Asisten
al 11 2 13 Apoteker
Total 8270.3 6 X2 : Kecerdasan emosi
98 4 a : Bilangan Konstanta
a. Predictor : (constant) kecerdasan b : Koefisien Regresi
Emosi, persepsi Dari hasil analisis data dapat dijelaskan
b. Dependent Variable: Prestasi bahwa apabila variabel persepsi tentang
Sumber : Data Primer, 2013 Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan
emosi mahasiswa meningkat satu poin maka
Hasil pengujian signifikansi yang telah
kecenderungan prestasi belajar mahasiswa
dilakukan dengan uji F, diperoleh data
meningkat berturut-turut sebesar 0,469 poin
berupa nilai F hitung adalah 13,554 > F tabel
5,80 dan signifikansi (p) 0,000 < 0,05, dan 0,411 poin dengan konstanta – 23,217.
sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak
Sumbangan efektif dan sumbagan relatif
dan Ha diterima dengan nilai probabilitas
Tabel 12. Nilai Sumbangan Efektif Variabel
0,000 < 0,005, artinya ada hubungan yang
Persepsi Tentang Profesi Asisten Apoteker
positif dan signifikan antara persepsi tentang
dan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi
Profesi Asisten Apoteker dan kecerdasan
Belajar
emosi dengan prestasi belajar farmasetika.
Variabel R Beta Perhitungan
Tabel 11. Hubungan persepsi tentang Profesi Persepsi 0,48 0,37 0,487 x
Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi tentang 7 5 0,375 x 100
dengan prestasi belajar Farmasetika. Profesi = 18,26%
Mo R R Adjust Std. Error Asisten
del Squa ed R of the Apoteker
re Squar Estimate Kecerdas 0,43 0,28 0,431 x
e an emosi 1 2 0,282 x 100
= 12,15%
1 .552a .304 .282 9.63395 Total sumbangan efektif 30,41%
Tabel 12 menunjukkan bahwa total
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan
sumbangan efektif variabel persepsi tentang
Emosi, Persepsi
Profesi Asisten Apoteker (X1) dan kecerdasan
b. Dependent Variable: Prestasi emosi (X2) terhadap prestasi belajar sebesar
Sumber : Data Primer, 2013 30,41 % (X1 = 18,26 % + X2 = 12,15 %).

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 20


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Sehingga dapat diartikan bahwa terdapat (r) 0,318 dengan sumbangan efektif sebesar
69,59 % faktor lain yang mempengaruhi hasil 10,1%.
prestasi belajar farmasetika pada mahasiswa Persepsi mengenai Profesi Asisten
Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Apoteker memberikan pemahaman kepada
Sukoharjo. Sedangkan sumbangan relatif seseorang tentang pendapat mengenai
pada variabel persepsi tentang Profesi profesi dari seorang Asisten Apoteker yang
Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi meliputi antara lain : tenaga kesehatan yang
terhadap prestasi belajar dapat diketahui memiliki keahlian, ruang lingkup pekerjaan
dengan cara : kefarmasian, daya serap profesi Asisten
SR % (X1) = (18,26 : 30,41) x 100 = 60,05 % Apoteker, pemberian informasi obat kepada
SR % (X2) = (12,15 : 30,41) x 100 = 39,95 % pasien, pengakuan dari organisasi profesi,
Jadi total besarnya sumbangan relatif yaitu : masyarakat dan negara. Asisten Apoteker
100 % ( X1 60,05 % + X2 39,95 %). yang melaksanakan pelayanan kefarmasian
harus sesuai dengan standar profesi yang
IV. PEMBAHASAN dimilikinya. Dimana Asisten Apoteker dituntut
Hubungan persepsi tentang Profesi masyarakat harus bersifat profesional dan
Asisten Apoteker dengan prestasi belajar baik.
Farmasetika Setiap mahasiswa farmasi yang bisa
Data yang diperoleh dalam penelitian ini memberikan persepsi dengan benar tentang
memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi Profesi Asisten Apoteker, maka mahasiswa
(r) antara persepsi tentang Profesi Asisten tersebut mempunyai persepsi yang positif
Apoteker dengan prestasi belajar farmasetika tentang Profesi Asisten Apoteker. Hal ini akan
pada mahasiswa Prodi DIII Farmasi Poltekkes berpengaruh baik pada prestasi belajar
Bhakti Mulia Sukoharjo adalah 0,487 dan mahasiswa pada mata kuliah farmasetika,
signifikansi (p) 0,000. Hal ini berarti bahwa karena mahasiswa mempunyai keyakinan
ada hubungan positif yang signifikan antara bahwa mereka mampu menyelesaikan
persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker pendidikan dengan baik sampai diperoleh
dengan prestasi belajar farmasetika. Profesi Asisten Apoteker, dan Profesi Asisten
Persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker Apoteker ini membutuhkan keahlian khusus
memiliki sumbangan efektif terhadap prestasi serta pekerjaan yang selalu mendahulukan
belajar farmasetika sebesar 18,26 %, hal ini kepentingan kemanusiaan sehingga bisa
menunjukkan hubungan yang positif, yaitu diterima di masyarakat dengan baik.
semakin tinggi nilai persepsi tentang Profesi
Asisten Apoteker akan semakin meningkat Hubungan kecerdasan emosi dengan
juga prestasi belajar farmasetikanya, karena prestasi belajar mahasiswa
mata kuliah farmasetika terdiri dari Data yang diperoleh dalam penelitian
kompetensi-kompetensi yang mencerminkan ini memperlihatkan bahwa nilai koefisien
profesi dari Asisten Apoteker. korelasi (r) antara kecerdasan emosi dengan
Chaplin dalam Desmita (2012) juga prestasi belajar farmasetika pada mahasiswa
mengatakan bahwa persepsi sebagai suatu Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
proses dalam memberikan perhatian pada Sukoharjo adalah 0,431 dan signifikansi (p)
suatu hal. Dengan perhatian yang diberikan 0,000. Hal ini berarti bahwa ada hubungan
tersebut seseorang akan dapat memahami positif yang signifikan antara kecerdasan
dan kemudian menginterpretasikan emosi dengan prestasi belajar farmasetika.
rangsangan yang diterimanya, sehingga Kecerdasan emosi memiliki sumbangan
dengan pengamatan yang benar akan efektif terhadap prestasi belajar farmasetika
memberikan pengertian yang benar pula. sebesar 12,15 %, hal ini menunjukkan
Hasil penelitian ini serupa dengan hubungan yang positif, yaitu semakin tinggi
penelitian yang telah dilakukan oleh kecerdasan emosi mahasiswa akan semakin
Indrayantik (2010) yang menyatakan bahwa meningkatkan prestasi belajarnya, karena
persepsi dan minat mempunyai hubungan selama proses pembelajaran sampai
yang positif dengan prestasi belajar, dengan selesainya pendidikan akan banyak sekali
nilai korelasi 0,552 dan sumbangan efektif permasalahan yang akan dihadapi.
sebesar 30,41%. Hasil penelitian ini juga Kecerdasan emosi membantu kita untuk bisa
selaras dengan penelitian dari Handari (2010) lebih peka terhadap tantangan atau
bahwa persepsi mempunyai hubungan yang permasalahan yang terjadi selama proses
positif dengan prestasi akademik dengan nilai pembelajaran.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 21


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

Hasil penelitian ini sesuai dengan Sehingga sebesar 69,59 % merupakan faktor
penelitian Putri (2011) yang mengatakan lain yang mempengaruhi prestasi belajar,
bahwa ada hubungan positif yang signifikan yaitu minat, bakat, motivasi, lingkungan
antara kecerdasan emosi dengan prestasi keluarga dan masyarakat (Slameto, 2010).
belajar. Kecerdasan emosi mempengaruhi Data tersebut di atas menunjukkan
prestasi belajar sebesar 20, 90 %. bahwa ada hubungan yang positif antara
Berdasarkan penelitian dari Akbar persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker
(2000), bahwa kesuksesan seseorang tidak dan kecerdasan emosi dengan prestasi
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan belajar, karena persepsi merupakan suatu
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi pengamatan mahasiswa atau proses
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan pemberian makna sebagai hasil pengamatan
orang lain (soft skill) yang lebih berhubungan mengenai Profesi Asisten Apoteker melalui
dengan faktor kecerdasan emosi. Dalam panca inderanya, yang diperoleh dengan
penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa menyimpulkan informasi dan penafsiran
kesuksesan hanya ditentukan sekitar dua pesan sehingga seseorang dapat
puluh persen oleh hard skill dan sisanya memberikan tanggapan mengenai baik
delapan puluh persen oleh soft skill. buruknya atau positif negatifnya hal tersebut.
Kecerdasan emosi adalah bekal Sementara kecerdasan emosi menunjukkan
terpenting dalam mempersiapkan anak kemampuan mahasiswa dalam memahami
menyongsong masa depan, karena perasaan diri, kemampuan untuk memotivasi
dengannya seseorang akan dapat berhasil diri dan menata dengan baik emosi-emosi
dalam menghadapi segala macam tantangan, yang muncul dalam dirinya maupun yang
termasuk tantangan untuk berhasil secara berhubungan dengan orang lain selama
akademis. Jadi inti kemampuan pribadi dan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
social yang merupakan kunci utama pendapat Zubaedi ( 2012) bahwa kecerdasan
keberhasilan seseorang baik di sekolah emosi menjadi bekal terpenting dalam
maupun di masyarakat sesungguhnya adalah mempersiapkan anak dalam menyongsong
kecerdasan emosi (Agustian, 2009). masa depan, karena dengannya seseorang
Seseorang yang memiliki kecerdasan akan dapat berhasil dalam menghadapi
emosi tinggi akan terhindar dari masalah- segala macam rintangan, termasuk tantangan
masalah umum yang dihadapi dalam untuk berhasil secara akademis. Mahasiswa
pendidikan. Mampu menguasai situasi yang yang memiliki kedua aspek tersebut maka
penuh tantangan, yang biasanya dapat prestasi belajarnya akan menjadi lebih baik
menimbulkan ketegangan dan kecemasan karena mahasiswa akan berusaha sebaik
akan lebih tangguh menghadapi persoalan mungkin dalam menyelesaikan
berbagai hidup, juga akan berhasil pendidikannya.
mengendalikan reaksi dan perilakunya,
sehingga mampu menghadapi kegagalan V. SIMPULAN
dengan baik. a. Ada hubungan positif yang signifikan
antara persepsi tentang Profesi Asisten
Hubungan persepsi tentang Profesi Apoteker dengan prestasi belajar
Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi farmasetika pada mahasiswa Prodi DIII
dengan prestasi belajar farmasetika Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan harga r sebesar 0,487 dengan
memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi harga signifikasinya (p) adalah 0,001.
pada pengujian korelasi ganda antara b. Ada hubungan positif yang signifikan
persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker antara kecerdasan emosi dengan prestasi
dan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar farmasetika pada mahasiswa Prodi
belajar adalah 0,552 dan signifikansi 0,000< DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada Sukoharjo dengan harga r sebesar 0,431
hubungan positif yang signifikan antara dengan harga signifikasinya (p) adalah
persepsi tentang Profesi Asisten Apoteker 0,001.
dan kecerdasan emosi dengan prestasi c. Ada hubungan positif yang signifikan
belajar. Variabel persepsi tentang Profesi antara persepsi tentang Profesi Asisten
Asisten Apoteker dan kecerdasan emosi Apoteker dan kecerdasan emosi secara
memberikan sumbangan terhadap prestasi bersama-sama dengan prestasi belajar
belajar sebesar 30,41 % dari semua faktor farmasetika pada mahasiswa Prodi DIII
yang mempengaruhi prestasi belajar. Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 22


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 - Januari 2015

dengan harga R sebesar 0,552, harga Kemenkes RI. 2011. Kurikulum Inti Prodi DIII
signifikasinya (p) adalah 0,001 dan Farmasi. Badan Pengembangan dan
sumbangan efektif sebesar 30,41%. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia.
Jakarta
__________. 2004. KepMenKes No.1027 /
REFERENSI
2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotik. Jakarta
Agustian.A.G. 2009. Rahasia Sukses Laura T.L, 2002, Is Emotional Intelligence an
Membangun Kecerdasan Emosi dan Advantage ? An Exploration of the
Spiritual-Emotional Spiritual Quotient. Impact of emotional and General
Arga Publising. Jakarta Intelligence on Individual Performance,
Anthony. 2002. 101,5 Inspirasi Kecerdasan The Journal of Social Psychology 142.1,
Emosional Anak Muda. Raih Asa hal : 133-143
Sukses. Jakarta Murti. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk
Azwar S. 2011. Tes Prestasi. Pustaka Pelajar. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di
Yogyakarta Bidang Kesehatan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Bar-On, R., 2000, Emotional and social Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian
intelligence: Insights from Emotional Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Quotient Inventory. In: R. Bar-On, D.A. PAFI. 2006. Ketetapan Rakernas Tentang
Parker (Eds.), The handbook of Penetapan Kode Etik Anggota PAFI.
emotional intelligence (pp. 363-388). San Semarang
Francisco: Jossey-Bass. Pepi A, Faria L and Alesi M, 2006, personal
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No.20 Conceptions of intelligence, self-esteem,
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan and school achievement in Italian and
Nasional. Jakarta Portuguese students, Libra Publisers
Depkes RI. 2004. Sisten Kesehatan Nasional. Incorporated, hal : 615
Jakarta Riwidikdo. 2012. Statistik Kesehatan. Penerbit
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. PT Mitra Cendika Press. Yogyakarta
Remaja Rosdakarya. Bandung Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang
Djamarah S.B. 2012. Prestasi Belajar dan Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Kompetensi Guru. Usaha Nasional. Sugiyono. 20010. Metode Penelitian
Surabaya Pendidikan. Alfabeta. Bandung
E.Maurice and A.Harriett, 2006, The Sukadi. 2002. Hubungan Antara Persepsi Dan
Educator’s guide to emotional Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Fisik
intelligence and academic achievement; Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa
social-emotional learning in the SMU Negeri Di Kota Makasar. Tesis.
classroom, Corwin Press Inc, hal : 273 Program Pasca Sarjana Universitas
Gozali I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Negeri : Makasar
Dengan Program SPSS Cetakan 4. Walgito B. 2004. Pengantar Psikologi Umum.
Badan Penerbit Undip. Semarang ANDI. Yogyakarta
Handari M. 2010. Hubungan Antara Motivasi Wibowo A. 2013. Pendidikan Karakter Di
Belajar dan Persepsi Tentang Figur Perguruan Tinggi. Pustaka Pelajar.
Perawat dengan Prestasi Akademik Yogyakarta
Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
STIKES Wira Husada Yogyakarta. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret: Surakarta
Hawari D. 2009. IQ, EQ, CQ & SQ Kriteria
Sumber Daya Manusia (Pemimpin)
Berkualitas. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Indrayantik. 2010. Hubungan Antara Persepsi
Mahasiswa Tentang Profesi Bidan Dan
Minat Belajar Mahasiswa Dengan
Prestasi Belajar Praktik Klinik Kebidanan.
Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret : Surakarta

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 23

You might also like