You are on page 1of 8

Sistem Ekonomi I ndonesia:

Diskursus Sisi T eori, Fakta, dan M oral

Agus Hermawan
Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang
Aher2@yahoo.com

Abstract. Entering the second decade of the 21st century, the discourse regarding economic systems still
remain attractive to be discussed, considering so many faces of Indonesian economic model applied in
the field and the inconsistency of selection priority over the economic system. The existence of four
models that are the neo liberal (market), a socialist, mix model, and Islamic economics, which all seem
to be an option, causing the country has a diverse economy faces, and all of them realized that there
were very no one purely as its expectations of its ideology message. The theories, facts and moral essence
is still full of debate, because in it there are many behaviors, thoughts, and choices both economists and
policy makers (government) when it should be choiced which are the ideal one to be implemented. The
fact that there is often a negative impact when the community (businesses, and folk) perform economic
activities. The persistently high negative behaviors such as KKN (corruption, collusion and nepotism)
are indications that the economic system is not yet healthy and running well as it hopes. The choice of
the existing economic system through a moral approach as a priority message to the accompaniment of
good strong governance will be very valuable if actually enforced to the society welfare.
Keywords: Indonesian economic system, moral approach

Abstrak. Memasuki dekade kedua abad 21 diskursus menyangkut sistem ekonomi masih tetap menarik
diperbincangkan, mengingat ternyata begitu banyaknya wajah model ekonomi Indonesia yang diterapkan
di lapangan dan tidak konsistennya pilihan prioritas atas sistem ekonomi. Adanya empat pilihan model
yakni neo liberalis (pasar), sosialis, campuran dan ekonomi Islam, yang semua nampaknya menjadi pilihan,
menyebabkan negeri ini memiliki beragam wajah ekonomi, yang kesemuanya disadari tidak ada yang
sangat murni sebagaima harapan pesan ideoligis masing-masing. Melihat sisi teori, fakta dan moral
hakekatnya merupakan hal yang masih penuh perdebatan, karena didalamnya ada sisi-sisi perilaku,
pemikiran-pemikiran, dan pilihan-pilihan baik dari para ahli ekonomi maupun pembuat kebijakan (pemerintah)
terutama ketika mereka harus memilih satu ideologi yang ideal untuk diimplementasikan. Kenyataan yang
ada seringkali terjadi dampak negatif ketika masyarakat (pebisnis, dan rakyat) melakukan aktivitas ekonomi.
Masih tingginya perilaku negatif berupa KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) merupakan indikasi-
indikasi bahwa sistem ekonomi belumlah sehat dan berjalan sebagaimana harapannya. Pilihan atas sistem
ekonomi yang ada melalui pendekatan pesan moral sebagai prioritas dengan diiringi good governence
yang kuat akan sangat bernilai bila benar-benar ditegakkan untuk mensejahterakan masyarakat.
Kata kunci: Sistem ekonomi Indonesia, pendekatan moral

Sistem ekonomi dipahami sebagai kumpulan diartikan secara luas sebagai kumpulan dari norma-
dari struktur yang terintegrasi dan berfungsi serta norma, peraturan atau cara berfikir. Adanya ber-
beroperasi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai bagai struktur tersebut dapat mengurangi ketidak-
suatu tujuan (ekonomi) tertentu. Struktur di sini pastian dengan memberikan bentuk atau struktur

56 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
dasar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari - pemerintah – meskipun realitas ekonominya tidak
hari. Dalam pengertian struktur ini juga termasuk mudah menjalankan sistem campuran yang ada.
institusi ekonomi seperti rumah tangga, pemerintah, Karena memang tidak hakekatnya tidak ada
kekayaan, uang, serikat pekerja, dan lain-lain. negara manapun di dunia ini yang secara murni
Dalam suatu mekanisme sistem pereko- menjalankan sistem ekonomi komando ataupun
nomian, setidaknya terdapat 4 (empat) jenis kepu- sistem ekonomi pasar yang murni. Di Belarusia dan
tusan yang harus diambil setiap waktu. Keputusan- Lithuania – dari pengamatan penulis, meski sistem
keputusan tersebut adalah yang berkaitan dengan komando masih kental sekali dilaksanakan, di
apa yang akan diproduksi, berapa banyak pro- sudut-sudut kota bermunculan Usaha-usaha skala
duksi, bagaimana cara memproduksinya, dan mikro yang sifatnya private. Begitu juga diAmerika
bagaimana alokasi produk tersebut. Bagaimana Serikat, partai demokrat akan lebih mengede-
keputusan tersebut diambil tergantung kepada pankan peran negara dibandingkan dengan partai
sistem ekonomi yang dianut oleh masyarakat atau republik ketika berkuasa. Kedua fakta tersebut
negara tersebut. akhirnya mengindikasikan memang tidak ada
Berdasarkan mekanisme koordinasi peng- sistem ekonomi yang murni, yang ada adalah
ambilan keputusan, kita mengenal dua sistem utama seberapa besar dan dominankah peran negara dan
ekonomi, yaitu ekonomi pasar dan ekonomi atau peran swasta dalam pengaturan perilaku eko-
komando. Dalam sistem ekonomi pasar, keputusan- nomi negara masing-masing. Fenomena kon-
keputusan seperti tersebut di atas diambil oleh pe- vergensi antara dua sistem raksasa itu (kapitalisme
laku ekonomi melalui mekanisme pasar yang juga dan komunisme) a.l. seperti dkemukakan oleh
disebut mekanisme harga. Dengan kata lain, peng- Raymond Aron (1967), philosof, sosialis, jurnalis
ambilan keputusan sangat terdesentralisasi. sistem dan ahli politik Perancis bahwa suatu ketika nanti
ekonomi kapitalis yang berorientasi pada anak-cucu Krushchev akan menjadi “kapitalis”
kebebasan dan penumpukkan modal. Pada sistem dan anak-cucu Kennedy akan menjadi “sosialis”.
ekonomi komando (sosialis), keputusan diambil Mungkin yang lebih benar adalah bahwa tidak ada
berdasarkan suatu komando atau rencana yang yang kalah antara kedua sistem itu. Bukankah tidak
terperinci mengenai apa yang harus diproduksi, ada lagi kapitalisme yang asli yang sepenuhnya
berapa banyak, bagaimana memproduksinya, dan liberalistik dan individualistik dan tidak ada lagi
lain-lain. Sistem ekonomi sosialis yang fokus pada sosialisme asli yang dogmatik dan komunalistik.
pemerataan dan kesejahteraan bersama. Posisi kita adalah harus mampu menge-
Di samping pengambilan keputusan seperti mukakan dan melaksanakan sistem ekonomi In-
tersebut dalam dikotomi tersebut di atas, ciri lain donesia sesuai dengan cita-cita kemerdekaan
dari suatu perekonomian adalah pemilikan aset Indonesia, yaitu untuk mencapai kesejahteraan
produktif. Dalam sistem ekonomi kapitalis, aset- sosial dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat In-
aset produktif dimiliki oleh individu atau swasta, donesia, tanpa mengabaikan hak dan tanggung
sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, aset jawab global kita. Dukungan sisi moralitas terasa
produktif dikuasai oleh masyarakat yang diwakili masih relevan dalam implementasinya untuk meng-
oleh pemerintah. Masing-masing sistem tersebut kaji kondisi ekonomi Indonesia, mengingat masih
mempunyai kekuatan dan kelemahannya. Oleh tingginya tingkat korupsi yang mencengkeram di
karenanya, dalam dunia fakta yang ada kita kenal dalam sendi-sendi perilaku para pejabat yang men-
adalah sistem ekonomi campuran. Sistem yang jalankan ekonomi, dimana posisi Indonesia saat
terakhir inilah yang akhirnya kalau kita amati ini masih ranking 107 diantara 175 negara dengan
merupakan pilihan yang dianggap terbaik oleh skore 37/100 (Transparancy International, 2015).

PROSIDING 57
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Isu permintaan dana aspirasi DPR 11,2 Trilyun, untuk menghadapi konglomerat domestik maupun
yang nyata-nyata diluar logika ketatanegaraan yang Internasional.
baik, merupakan indikasi lain dimana kesadaran Ekonomi Indonesia yang “sosialistik”
membangun moralitas di bidang ekonomi masih sampai 1966 berubah menjadi “kapitalistik” ber-
lemah, dikalangan legislatif sekalipun. Sendi-sendi samaan dengan berakhirnya Orde Lama (1959-
perilaku moral ekonomi hakekatnya akan terkait 1966). Selama Orde Baru (1966-1998) sistem
langsung maupun tidak langsung dengan ekonomi dinyatakan didasarkan pada Pancasila
kesepakatan pilihan sistem ekonomi kita. dan kekeluargaan yang mengacu pasal 33 UUD
1945, tetapi dalam praktek meninggalkan ajaran
Sistem Ekonomi Indonesia moral, tidak demokratis, dan tidak adil. Keti-
Pertanyaan yang muncul setiap kali mendis- dakadilan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari
kusikan sistem ekonomi Indonesia adalah: Sistem penyimpangan/penyelewengan Pancasila dan asas
ekonomi yang sekarang berlangsung di Indonesia kekeluargaan telah mengakibatkan ketimpangan
sebenarnya tergolong sistem ekonomi apa? Ada ekonomi dan kesenjangan sosial yang tajam yang
beberapa pendapat mengenai hal ini. Pertama, selanjutnya menjadi salah satu sumber utama krisis
pendapat yang mengatakan bahwa sistem ekonomi moneter tahun 1997.
Indonesia bukan sistem kapitalisme maupun Hanya saja para pemikir yang kritis mulai
sosialisme. Emil Salim (1979) mengatakan bahwa mempertanyakan: ke mana arah sistem eko- nomi
Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi kita nantinya? GBHN memang sudah menegaskan
pasar dengan unsur perencanaan. Dengan kata lain, bahwa perekonomian Indonesia tidak menganut
sifat dasar dari kedua kutub ekstrim ini berada free-fight liberalism maupun etatisme. Sistem
dalam keseimbangan. Mubyarto (2000: 74) ber- Ekonomi Pancasila versi Mubyarto dan Emil
pendapat bahwa Sistem Ekonomi Indonesia mung- Salim, serta isyu demokrasi ekonomi yang sempat
kin sekali berada di antara dua kutub tersebut, tapi ramai beberapa waktu lalu, nampaknya baru pada
di luarnya. Tentu saja pandangan ini mendapat taraf “normatif” dan belum mampu menjawab
banyak kritikan tajam. Frans Seda, misalnya, dinamika perekonomian Indonesia yang dinilai
menjuluki pandangan ini sebagai paham “bukan- banyak pihak semakin terbuka dan “ke kanan”
isme”, yaitu paham serba bukan: bukan kapita- (Kuncoro, 2001).
lisme, bukan liberalisme, tidak ada monopoli, tidak Menurut ISEI, sistem ekonomi kita meng-
ada oligopoli, tidak ada persaingan bebas yang anut paham ekonomi pasar, atau menurut istilah
saling mematikan, dsb (Kwik, 1996). Tidak ber- yang digunakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi In-
lebihan, bila ada yang menyebut sistem ekonomi donesia (ISEI) ekonomi pasar terkendali (tahun
semacam ini hanya dihuni oleh para malaikat, 1990) atau ekonomi pasar terkelola (tahun 1996).
masyarakat utopia. Pandangan kedua melihat sis- Apabila pengertian itu yang akan kita anut, karena
tem ekonomi Indonesia dalam dataran normatif datang dari pakar-pakarnya, maka kata kuncinya
maupun dataran positif. Secara normatif menurut adalah terkelola (Kartasasmita, 1997). Sistem
UUD 1945, terutama pasal 33 ayat 2 dan 3, sistem ekonomi pasar yang terkelola dan kendali penge-
ekonomi Indonesia seharusnya condong mengarah lolaannya adalah nilai-nilai Pancasila Dengan per-
pada sosialisme. Oleh Mubyarto, ini diterjemahkan kataan lain ekonomi Pancasila tentulah harus dijiwai
sebagai ekonomi kerakyatan. Ia menggambarkan oleh nilai-nilai Pancasila.
bahwa pengembangan sistem ekonomi kerakyatan Menurut ISEI pula di dalam sistem ekonomi
ibarat “perang gerilya”. Dimana rakyat berjuang yang berlandaskan Demokrasi Ekonomi, usaha

58 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
negara, koperasi, dan usaha swasta dapat berge- pada kepentingan rakyat banyak dan mengabaikan
rak di dalam semua bidang usaha sesuai dengan nilai-nilai keadilan (hal. 296). Sistem Ekonomi
peranan dan hakikatnya masing-masing. Dalam Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi
konsep itu, usaha negara berperan sebagai: (a) yang mengacu pada ideologi bangsa Indonesia,
perintis di dalam penyediaan barang dan jasa di yaitu Pancasila. Dalam Sistem Ekonomi Pancasila,
bidang-bidang produksi yang belum cukup atau pemerintah dan masyarakat memihak pada
kurang merangsang prakarsa dan minat pengusaha (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud
swasta; (b) pengelola dan pengusaha di bidang- kemerataan sosial dalam kemakmuran dan kese-
bidang produksi yang penting bagi negara; (c) jahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang
pengelola dan pengusaha di bidang-bidang demokratis yang melibatkan semua orang dalam
produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak; proses produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh
(d) imbangan bagi kekuatan pasar pengusaha semua warga masyarakat.
swasta; (e) pelengkap penyediaan barang dan jasa Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang
yang belum cukup disediakan oleh swasta dan lebih ditekankan pada sila ke-4 Kerakyatan (yang
koperasi, dan (f) penunjang pelaksanaan kebijak- dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
sanaan negara. permusyawaratan/ perwakilan) menjadi slogan
Sejak reformasi, terutama sejak SI-MPR baru yang diperjuangkan sejak reformasi. Melalui
1998, menjadi populer istilah Ekonomi Kerakyat- gerakan reformasi banyak kalangan berharap hu-
an sebagai sistem ekonomi yang harus diterapkan kum dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan
di Indonesia, yaitu sistem ekonomi yang demo- landasan kerja. Sistem ekonomi kerakyatan adalah
kratis yang melibatkan seluruh kekuatan ekonomi sistem ekonomi yang memihak pada dan
rakyat. Mengapa ekonomi kerakyatan, bukan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui
ekonomi rakyat atau ekonomi Pancasila? Sebab- upaya-upaya dan program-program pemberdaya-
nya adalah karena kata ekonomi rakyat dianggap an ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan
berkonotasi komunis seperti di RRC (Republik adalah sub-sistem dari sistem ekonomi Pancasila,
Rakyat Cina), sedangkan ekonomi Pancasila yang  diharapkan mampu meredam ekses  kehi­
dianggap telah dilaksanakan selama Orde Baru dupan  ekonomi  yang liberal.
yang terbukti gagal.
Pada bulan Agustus 2002 bertepatan dengan
peringatan 100 tahun Bung Hatta, UGM meng- Problematika Sistem Ekonomi Campuran
umumkan berdirinya Pusat Studi Ekonomi Indonesia
Pancasila (PUSTEP) yang akan secara serius Pada sisi yang lain, Indonesia sebagai negara
mengadakan kajian-kajian tentang Ekonomi dengan penduduk muslim terbesar di dunia sejak
Pancasila dan penerapannya di Indonesia baik di lama sudah mencoba menerapkan sendi-sendi
tingkat nasional maupun di daerah-daerah. Sistem ekonomi Syariah/islam (sistem ekonomi cam-
Ekonomi Pancasila yang bermoral, manusiawi, puran) dalam praktek-praktek pembangunan
nasionalistik, demokratis, dan berkeadilan, jika di- ekonominya. Sistem ekonomi campuran mem-
terapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan berikan kebebasan terbatas kepada masyarakat-
program akan dapat membantu terwujudnya nya dalam menguasai barang-barang modal. Hal
keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi ini tercermin dalam Pasal 33 UUD 1945 yang ber-
dan sosial masyarakat. Mubyarto pun menyim- bunyi bahwa kegiatan usaha yang menguasai hajat
pulkan bahwa sis tem ekonomi yang diterapkan hidup orang banyak tidak akan diserahkan kepada
selama 32 tahun Orde Baru telah tidak berpihak swasta melainkan dikuasai sepenuhnya oleh

PROSIDING 59
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
pemerintah. Dalam hal ini ada pembatasan dalam Sistem ekonomi kerakyatan yang banyak
pemilikan barang modal di Indonesia. Tidak bebas diperjuangkan oleh para pemikir ekonomi di In-
sebebas-bebasnya seperti yang diterapkan di donesia selama ini, dapat menjawab kegundahan
negara-negara kapitalis. Konsep intervensi negara yang melanda dalam menanggulangi kemiskinan di
yang begitu jauh dalam mengatur masyarakatnya Indonesia. Dalam konsep ini, individu tidak dilarang
dalam hal kepemilikan, jika tidak hati-hati dalam memiliki barang-barang modal sama sekali,
cenderung mengarahkan pada pemikiran bahwa namun negara dalam hal ini mengarahkan pem-
sistem ekonomi sosialis yang banyak dianut oleh bagian kepemilikan tersebut kepada masyarakat-
negara-negara komunis lebih baik dibandingkan masyarakat yang selama ini bergerak di sektor-
dengan sistem ekonomi Pancasila yang dianut In- sektor informal dan Usaha Kecil Menengah
donesia saat ini. Di dalam ekonomi Islam sendiri (UKM). Dengan begitu diharapkan pertumbuhan
selagi tidak bertentangan dengan syari’at kepe- ekonomi tetap terjaga pada tingkat yang diharap-
milikan modal bukanlah hal yang dilarang. kan sekaligus ketimpangan distribusi pendapatan
Peneliti Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah perlahan-lahan dapat diperkecil. Namun, konsep
UI, Moh Soleh Nurzaman mengatakan terdapat ini banyak disalahartikan ketika berada pada tatar-
dua kelemahan internal yang saat ini masih an praktek sehingga tidak berjalan sebagaimana
mengganjal ekonomi syariah (Republika, 2009). yang diharapkan.
Pertama adalah pola-pola hubungan berbasis Is- Persoalan kemiskinan dan pengangguran
lam saat ini baru sebatas akad dan ikrar, belum merupakan masalah klasik yang selalu dihadapi
menyentuh substansinya. Diskusi ekonomi syariah oleh negara ini. Ketika bicara tentang kemiskinan
masih berfokus yang nonribawi, belum seperti kita sering terjebak pada pemikiran bahwa
ekonomi syariah sebagai jalan untuk mengentaskan permasalahan kemiskinan hanyalah masalah ketim-
kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan. pangan ekonomis seperti contohnya pemenuhan
Padahal dengan membahas ekonomi syariah kebutuhan pokok saja Selain ketimpangan
secara substansial akan mendorong adanya kebi- ekonomis tersebut masih ada lagi ketimpangan ke-
jakan makro pemerintah yang mengarah pada kuasaan, prestise, status, jenis kelamin, kepuasan
perkembangan ekonomi syariah. Misalnya saja kerja, kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan
pembiayaan proyek infarastruktur yang 50 per- memilih dan sebagainya, yang kesemuanya erat
sennya diserahkan pada bank syariah atau penye- kaitannya dengan komponen fundamental dari
rahan dana haji secara eksklusif di bank syariah. hakikat konsep pembangunan, yakni upaya
Kelemahan internal kedua adalah pendekatan menegakkan harga diri dan kebebasan memilih.
terhadap ekonomi Islam dilakukan oleh dua kutub Jadi walaupun kebutuhan pokok masyarakat
keilmuan yaitu ilmu ekonomi dan hukum Islam yang secara ekonomis sudah terpenuhi dengan baik,
belum terintegrasi. Nurzaman mencontohkan per- namun ketimpangan non-ekonomis seperti yang
guruan tinggi agama yang melakukan pendekatan disebutkan di atas masih belum terpenuhi, apakah
lebih kepada dari sisi hukum Islam, sementara sudah bisa dikatakan rakyat tersebut sudah
perguruan tinggi lainnya dengan pendekatan ilmu sejahtera (tidak miskin)?
ekonomi. Ikatan Ahli Ekonomi Islam telah menyu- Jadi permasalahan kemiskinan bukanlah
sun kurikulum yang terintegrasi namun belum ada sebuah permasalahan sederhana dalam tataran
standarisasi kurikulum dari Departemen Pen- pemenuhan kebutuhan ekonomis saja, namun
didikan Nasional. Kurikulum saat ini masih bera- merupakan sebuah masalah kompleks yang
gam perlu waktu untuk standarisasi dan men- melibatkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan non-
sinergikannya. ekonomis lainnya. Masalah kompleks ini tidak akan

60 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
selesai dengan sendirinya jika cuma dipecahkan desa, di kota, di Jawa, di timur, di warna kulit kita
dengan sistem ekonomi Islam. Masalah utamanya maupun di pelosok negeri. Kita sangat pandai
di sini bukan pada konsep dan sistem yang berjalan untuk memajukan konsep-konsep teori ekonomi
tapi lebih kepada praktek dan komitmen dari or- yang demikian mengagumkan – paparan model
ang-orang yang menjalankan sistem tersebut. Selagi ekonomi kerakyatan (atau Pancasaila) (atau islam)
komitmen itu ada, nilai-nilai ketuhanan Yang maha memang terasa sangat ideal sebagai mimpi yang
Esa – dalam ekonomi Pancasila pada dasarnya kita perjuangkan. Akan tetapi fakta ekonomi kita
sejalan dengan konsep-konsep sistem ekonomi masih jauh panggang dari api, masih jauh antara
islam dan sejalan pula dengan sistem ekonomi das sollen dan das sein dan sekali lagi masih jauh
kerakyatan. Apapun sebutan sistem ekonominya antara teori dengan fakta. Kunci dari semua itu
ketiga sebutan sistem tersebut telah mengede- adalah dari perilaku ekonomi kita sendiri – ketika
pankan nilai-nilai moral sebagai pilar utama. Nilai- kita masih dihadapkan pada kondisi masih banyak-
nilai moral yang tumbuh dan berkembang dari nya tindakan perusakan hutan, tindak korupsi,
sanubari Insan Indonesia sebagai ciptaan yang ketidak pedulian pada rakyat kebanyakan, mau
maha Kuasa, yang memiliki kewajiban untuk saling untung sendiri. Maka sisi-sisi immoral kita muncul,
mensejahterakan. yang merusak tatanan teori dan konsep yang sebe-
narnya ideal. Efek langsung maupun tidak lang-
Mencari Solusi - Memilih Sistem Ekonomi sungnya sangat terasa – karena apabila tindakan
Terbaik kita menguntungkan diri sendiri dengan meraihnya
secara tidak benar, maka di balik itu kerusakannya
Di dalam literatur ilmu ekonomi pem- dan kerugiannya pasti berdampak pada orang lain
bangunan, konsep governance meliputi berbagai – yang mungkin saja tidak ‘berdosa’.
faktor kelembagaan dan organisasi (termasuk Disinilah pembenahan etika bisnis dan
perangkat peraturan) yang mempengaruhi operasi pemberantasan KKN misalnya, harus diwujudkan
perekonomian dan membentuk kebijakan publik secepatnya. Tidak melalui slogan-slogan, tetapi
Pemerintah. Kapasitas governance Pemerintah melalui konsep dan rencana tindak (action plan)
yang baik diyakini akan memberikan hasil adanya yang konkret. Kerugian kebendaan yang di-
suatu pasar di berbagai sektor yang berjalan secara akibatkan oleh KKN buat bangsa kita luar biasa
efisien dan kemampuan negara untuk mengatasi besarnya. Yang lebih menyedihkan, KKN terus
berbagai permasalahan ekonomi secara efektif berjalan yang semakin lama semakin hebat, dan
(Gie, 2003). Karena komitmen orang yang men- sudah merambat ke dalam otak, budaya, gaya
jalankan ekonomi menjadi kunci utama, maka peri- hidup, tata nilai yang membuat kita tidak mem-
laku semua unsur dan struktur yang terlibat di da- punyai kepercayaan dan tidak mempunyai harga
lamnya menjadi kunci pelaksanaan ekonomi diri lagi. Sogok menyogok dan korupsi tetap me-
kerakyatan. Kalau ekonomi kerakyatan dijadikan rajai negara ini. Apa sebabnya? Sebab moralitas
dasar berpihak, maka semua komponen bangsa bukan sesuatu yang diajarkan dengan baik. Lebih
harus memberikan dukungan “moral” yang kuat. parah lagi, politikus kita seringkali malah kurang
Pokok fokusnya bukan lagi pada sila ke empat, bermoral sehingga peraturan-peraturan serta
melainkan menegakkan norma-norma agama dan perundang-undangan tetap sangat lemah. Adalah
sosial sebagai pilar utama (sila pertama). Selama sangat penting untuk membangkitkan moralitas
65 tahun kemerdekaan Indonesia, kita belum dikalangan penguasa dan pengusaha agar secara
merasakan sepenuhnya kesejahteraan ekonomi pelahan moralitas ditegakkan dinegara ini. Ataukah
yang merata. Ketimpangan masih terjadi di dalam kita sudah apatis dengan kondisi yang tak meng-

PROSIDING 61
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
untungkan ini? Kalau sudah demikian, celakalah semangat bangsa ini pada waktu memerdekakan
bangsa Indonesia (Gie, 2003). Dengan adanya diri merupakan landasan kuat menuju sistem
praktek etika berusaha dan kejujuran dalam ekonomi yang kita cita-citakan. Konsep tersebut
berusaha dapat menciptakan aset yang langsung selain harus menjamin arah terwujudnya berbagai
atau tidak langsung dapat meningkatkan nilai cita-cita itu, juga harus dapat menjawab dua tan-
entitas. Banyak kasus di berbagai negara yang telah tangan besar yang dewasa ini berada di hadapan
membukt ikan hal tersebut (Gie, 2008). kita, yaitu memenangkan persaingan dalam era glo-
Pembenahan tersebut harus diikuti dengan tindakan balisasi dan membangun segenap potensi yang ada,
nyata melalui good governance, pengelolaan dengan perhatian pada upaya memberdayakan
pemerintahan yang tidak hanya sebagai suri masyarakat yang ekonominya tertinggal, sehingga
tauladan melainkan ditunjukkan dalam aksi nyata dapat berperan secara aktif dalam kegiatan eko-
menegakkan hukum ekonomi yang telah disepakati nomi nasional. Pilihan akan sistem ekonomi yang
bersama. Didukung oleh rakyat yang ‘marah’ bila pas bagi Indonesia menuntut dilakukannya kajian
sistem ekonomi tidak ditegakkan secara benar, bila mendalam mengenai struktur pengambilan ke-
perilaku negatif tidak ditindak secara adil dan bila putusan, mekanisme informasi dan koordinasi
transparansi ekonomi tidak dijalankan secara apa ditentukan oleh pasar ataukah perencanaan, bagai-
adanya dan terbuka. Karena rakyat berhak untuk mana hak-hak milik diatur, dan sistem insentif.
mengetahui sampai seberapa jauh dan besar upaya Selain itu, dalam perbandingan sistem ekonomi
negara melayani mereka, karena negaralah yang diperlukan kajian mengenai hasil akhir dari sistem
bertanggung jawab mensejahterakan masyarakat- ekonomi yang kita anut, yang meliputi: pertum-
nya sesuai janji-janji politiknya ketika pemilu. buhan ekonomi, efisiensi, distribusi pendapatan,
Pada sisi yang klasikal, Profesor Sri-Edi stabilitas, dan tercapainya tujuan-tujuan
Swasono tetap konsisten untuk menjadikan pembangunan (Kuncoro, 2001). Sistem ekonomi
kewajiban dan peran negara mencapai dan Pancasila, sistem ekonomi kerakyatan, maupun
mengutamakan kesejahteraan sosial sebagi akhir-akhir ini berkembangnya sistem ekonomi
idealisme dan untuk memenuhi kesejahteraan sosial syariah telah memperkaya khasanah pemikiran
konstitusi kita masih sangat relevan untuk dijadikan teoritis konsep yang paling tidak mendekati dan
pegangan. Meski disayangkan kewajiban sesuai dengan masyarakat Indonesia. Mengem-
konstitusional UUD 45 belum dapat dipenuhi. balikan kedaulatan rakyat merupakan alternatif
Tidak terpenuhinya hal sosial warga negara ter- yang harus dijalankan untuk mengganti daulat
sebut karena terjadinya pergeseran paham dimana pasar yang berlebihan. Pilar utama dengan banyak-
negara lebih mementingkan peran pasar. Mengutip nya tindakan yang tak sesuai dengan kaidah etika
pendapat Sri-Edi Swasono “daulat pasar” dibiar- ekonomi adalah bagaimana menegakkan sisi ke-
kan menggusur “daulat rakyat”. Padahal Pancasila tuhanan pada semua pelaku ekonomi.
dan UUD 1045 menempatkan rakyat dalam posisi
sentral-substansial bukan dipinggirkan menjadi
“marginal-residual” yang dengan mudahnya hak- “... Camkanlah, Negara Republik Indonesia
hak sosial rakyat disingkirkann oleh pasar belum lagi berdasarkan Pancasila apabila
(Swasono, 2010). pemerintah dan masyarakat belum sanggup
mentaati UUD 1945, terutama belum dapat
melaksanakan Pasal 27 ayat 2, Pasal 31, Pasal
Kesimpulan
33, Pasal 34 .... (Moh. Hatta, 1 Juni 1977)
Menyusun konsep ekonomi nasional yang
berlandaskan nilai-nilai dasar yang menjadi

62 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen
Para pemimpin Indonesia agaknya harus Gie Kwik Kian. 2008. Kebijakan Ekonomi
sadar untuk mensejahterakan rakyat tidak cukup Pemerintah RI: Tinjauan Etika Bisnis .
dengan retorika. Yang diperlukan adalah memo- (ht t p: // id .w ik ip ed ia .o rg /w /
bilisasi potensi rakyat. Revolusi mental untuk be- index.php?title=Ekonomi_Indonesia&action=
kerja keras dan kreativitas warga pun dicanangkan edit&section=1" \o “Sunting bagian: Latar
dengan dukungan moral yang kuat. belakang), Diakses 12 Desember 2010.
Swasono, Sri Edi. 2010. Indonesia dan Doktrin
Referensi Kesejahteraan Sosial - dari Klasikan dan
Neoklasikal sampai ke the End of
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Sistem Ekonomi Laissez-Faire. Jakarta: Perkumpulan
Pancasila: Antara Mitos dan Realitas. PraKarsa.
Tinjauan buku Mubyarto Membangun Transparancy International. 2015. Corrruption by
Sistem Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Country. Sumber http://www.transparency.
Bisnis Indonesia Vol. 16, No. 1, 2001, 88 org/country/#IDN. Diakses 28 Juni 2015.
– 96
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Peran Pelaku Republika. 19 Juni 2009. Ekonomi Syariah Masih
Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi Miliki Kelemahan Internal. Sumber: http://
Pancasila Disampaikan pada Rapat Kerja www.republika.co.id/berita/shortlink/
BP7 Pusat Jakarta, 3 Desember 1997 57086. Diakses : 28 Juni 2015
Mubyarto, 2000. Membangun Sistem Ekonomi. Aron, Raymond. 1967. The Industrial Society.
Yogyakarta: BPFE UGM Three Essays on Ideology and Develop-
Gie, Kwik Kian. 2003. Kebijakan ekonomi ment, London: Weidenfeld & Nicolson (E-
pemerintah RI: tinjauan etika bisnis. Book)
Makalah disampaikan dalam Musyawarah Salim, Emil. 2079. Lingkungan hidup dan
Nasional (Munas) Tarjih Muhamaadiyah ke pembangunan. (E-Digital) University of
26 PP Muhammadiyah di Padang, tanggal California. Didigitalkan, 22 Ags 2008.
3 Oktober 2003

PROSIDING 63
Seminar Nasional dan Call For Papers Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bisnis dan Manajemen

You might also like