Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Land used plan to be implemented by considering the appropriateness of existing commodity land
needs to be managed to provide information about the appropriateness of specific commodity lands
for increasing income and regional development. so this research aims to find out what crop
commodities are superior and the carrying capacity of land towards food crop agriculture and to
direct the allocation of food crop agricultural land in Banggai Regency. The data analysis used the
economic approach of landfill is analysis of Localization, Specialization, Basis for determination
Leading commodities, Land Suitability analysis for land resource potential analysis. The results
showed that localization of eight food commodities that spread throughout the study area while the
special or typical food crops namely field rice, corn and cassava as well as bases in this region,
namely, field rice and corn 15 districts (65.2%), cassava 13 districts (56.5%). Furthermore, based
on the calculation of the carrying capacity of paddy, peanuts and green beans that experienced a
"deficit", corn, soybeans, cassava and sweet potatoes experienced a "surplus" and land suitability
ie quite suitable (S2) and marginal appropriate (S3). Then the directions for allocation of paddy
rice directed to 4 sub-district (West Toili, Moilong, Batui, Masama); rice field to 4 sub-district
(Batui, Pagimana, Bualemo, and Lamala); corn in the 3 sub-district (Nuhon, Simpang Raya and
Pagimana); peanut in the 3 sub-district (West Toili, Bunta and North Balantak); kedelei directed
(Bualemo District sub-district); cassava is directed towards the sub-district (Bunta, Nuhon and
Bualemo); and sweet potatoes in sub-districts (Nuhon, Simpang Raya and Lamala).
Keywords: Evaluation, Land , Food Crops
ABSTRAK
tanah dan kacang hijau yang mengalami “deficit”, dan Jagung, kedelei, ubi kayu dan ubi jalar
mengalami ”Surplus” serta kesesuaian lahan yaitu cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Serta
arahan alokasi lahan padi sawah yang diarahkan ke (Toili Barat, Moilong, Batui, Masama); padi
ladang (Batui, Pagimana, Bualemo,dan Lamala); jagung pada Kecamatan (Nuhon, Simpang Raya
dan Pagimana); kacang tanah pada Kecamatan (Toili Barat, Bunta dan Balantak Utara); kedelei
diarahkan (Kecamatan Bualemo); ubi kayu diarahkan Kecamatan (Bunta, Nuhon dan Bualemo);
serta Ubi jalar pada kekecamatan (Nuhon, Simpang Raya dan Lamala)
Kata kunci : Evaluasi, Lahan, Tanaman Pangan
13
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt
15
24
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt
2417
Berdasarkan Tabel diatas terdapat tiga berdasarkan nilai koefisien spesialisasi adalah
komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai jagung, padi ladang dan ubi kayu yang nilai
koefisien lokalisasi menghampiri 1 yaitu analisisnya paling menyebar, sementara nilai
komoditas tanaman Kedelei, Jagung dan ubi koefisien lokalisasi untuk komoditas lainnya
jalar, sedangkan dari segi penyebarannya relatif sama.
18 2
Pendekatan lain yang digunakan untuk dibandingkan dengan komoditas tanaman
menilai keunggulan kelapa dalam studi ini pangan lainnya karena proporsi wilayah yang
adalah pendekatan ekonomi basis dengan menjadi sektor basis lebih tinggi jika
menggunakan Analisis (LQ) Location dibandingkan dengan komoditas pangan
Quotient. Data yang digunakan untuk analisis lainnya.. Hal ini dapat diartikan tanaman Padi
basis ini adalah produksi tanaman pangan ladang dan jagung merupakan komoditas
Banggai dengan lingkup wilayah studi adalah tanaman Pangan yang menjadi penyuplai
kecamatan - kecamatan yang ada di Kabupaten pertumbuhan ekonomi pada wilayah
Banggai. Suatu wilayah dikatakan memiliki Kabupaten Banggai.
kekuatan basis pada komoditas tanaman
pangan jika nilai LQ > 1, sebaliknya jika LQ <
1 maka dikatakan bukan merupakan kekuatan Daya Dukung Lahan Pertanian Pangan
basis. Untuk lebih jelasnya komoditas tanaman Terhadap Lingkungan
pangan yang menjadi basis pada wilayah
kecamatan telah disajikan pada Tabel dibawah. Daya dukung lahan pertanian tanaman
pangan Kabupaten Banggai dari beberapa
Jumlah wilayah yang dianalisis yaitu 23 komoditas tanaman pangan seperti Padi sawah,
kecamatan, sedangkan data yang dianalisis Padi ladang, Kacang tanah, Kacang hijau dan
adalah produksi tanaman pangan Banggai Ubi jalar telah diperoleh hasil (SL < DL ) hal
berdasarkan data BPS Banggai 2018. Dari ini berarti daya dukung lahan “Difisit” yang
tabel tersebut menunjukkan nama dan jumlah berarti komoditas tersebut mengalami
wilayah kecamatan yang menjadi basis pada kekurangan. Selanjutnya pada tanaman Jagung,
setiap komoditas tanaman pangan. Padi ladang kedelei, dan ubi kayu terjadi ( SL > DL ), maka
dan Jagung merupakan tanaman basis yang daya dukung lahan “Surplus” yang berarti
terbanyak yaitu 15 kecamatan (65,2%), pada komoditas tanaman tersebut mengalami
Ubi kayu dengan basis pada 13 kecamatan kelebihan. Besarnya kapasitas tersebut di suatu
(56,5%), sedangkan komoditas tanaman tempat dipengaruhi oleh keadaan dan
pangan lainnya menjadi sektor basis pada 4 karakteristik sumber daya yang ada di
kecamatan hingga 10 kecamatan. Dengan hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas
demikian jika dilihat dari jumlah wilayah yang lingkungan hidup dan sumber daya akan
menjadi basis komoditas tanaman pangan menjadi faktor pembatas dalam penentuan
maka Padi ladang dan Jagung yang lebih pemanfaatan ruang yang sesuai.
unggul dibandingkan dengan komoditas
lainnya, hal ini dikarenakan proporsi wilayah
yang menjadi sektor basis lebih tinggi jika
192
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt
20
13
Berdasarkan peta pada tabel tersebut serta tidak menyampingkan lingkungan. Faktor
maka dapat dijelaskan melalui table diatas yang membatasi kelas kesesuaian lahan tersebut
bahwa kelas kesesuian lahan yang dimiliki ini di antaranya adalah faktor ketersediaan air
masih merupakan kelas kesesuaian lahan yang dalam hal ini curah hujan dan kelembaban (w),
aktual, artinya kelas kesesuaian lahan yang ketesediaan unsur hara (n), media perakaran (r)
dimiliki masih dalam kondisi saat ini dan belum , tekstur tanah (t), serta faktor atau kemiringan
ada upaya perbaikan. Maka dalam ini lereng (eh).
pengembangannya masih perlu adanya
perbaikan sehingga dapat lebih produktif lagi,
Alokasi Lahan Komoditas Tanaman Pangan lahan existing yang ada. Areal yang tersedia
Kabupaten Banggai tersebut di luar dari kawasan lindung
Alokasi lahan untuk komoditas tanaman (sempadan sungai, hutan lindung dan Hutan
pangan dilakukan untuk seluruh kecamatan suaka alam dan perrusahaan). Kemudian lahan
yang ada di Kabupaten Banggai yang terletak di yang diarahkan adalah juga bukan lahan sawah
area potensial. Areal potensial untuk yang sudah ada.
pengembangan komoditas tanman pangan
tersebut dilihat berdasarkan peta penggunaan
21
2
Alokasi lahan untuk komoditas tanaman penampungan air seperti waduk buatan dan
pangan di tentukan berdasarkan pertimbangan embung. Dengan begini maka akan
hasil analisis komoditas unggulan tanaman terbentuknya lingkungan pertanian yang
pangan yang dihitung berdasarkan Ekonomi memperhatikan lingkungan.
pewilayaan. Selain itu rencana alokasi lahan Secara spasial area pengembangan
ditentukan dengan melihat daya dukung lahan komoditas unggulan ini Secara keseluruhan
dalam hal ini adalah kelas kesesuaian lahan, komoditas unggulan yang dikembangan di
kelayakan ekonomi tanaman pangan Kabupaten wilayah penelitian adalah padi sawah yang
Banggai. Dengan demikian alokasi lahan untuk diarahkan ke 4 kecamatan (Kecamatan Toili
komoditas tanaman pangan dipastikan Barat, Kecamatan Moilong, Kecamatan Batui,
merupakan komoditas unggulan disetiap Kecamatan Masama); padi ladang 4 Kecamatan
kecamatan, sesuai dengan daya dukung yang (Kecamatan Batui, Kecamatan Pagimana,
tidak mengakibatkan kerusakan lahan, dan dari Kecamatan Bualemo,dan Kecamatan Lamala);
segi ekonomi memiliki keuntungan. Jika kemudian jagung untuk (Kecamatan Nuhon,
terdapat areal yang memiliki kelas kesesuaian Kecamatan Simpang Raya dan Nuhon); kacang
lahan serta nilai yang sama maka akan dilihat tanah untuk (Kecamatan Toili Barat,
berdasarkan kebijakan prioritas pengembangan Kecamatan Bunta dan Kecamatan Balantak
komoditas daerah, baik ditingkat kabupaten, Utara); pada kedelei diarahkan (Kecamatan
provinsi, maupun nasional dengan Bualemo); ubi kayu diarahkan (Kecamatan
mempertimbangkan luas eksisting komoditas Bunta, Kecamatan Nuhon, Kecamatan
utama yang ada pada areal tersebut. Bualemo); serta Ubi jalar diarahkan
Komoditas Tanaman Pangan yang terpilih (Kecamatan Nuhon, Kecamatan Simpang Raya
berbeda-beda berdasarkan kecamatan yang ada dan Kecamatan Lamala).
di Kabupaten Banggai. Hal ini sudah dilihat Komoditas tanaman pangan diarahkan
berdasarkan dengan parameter yang menjadi untuk dikembangkan dengan memperhatikan
dasar pertimbangan pengambilan keputusan. lingkungan fisik dengan sistem monokultur
.Hasil analisis menunjukkan bahwa secara untuk lahan-lahan yang berpotensi baik, namun
keseluruhan potensi daerah untuk beberapa komoditas yang diarahkan harus
pengembangan komoditas tanaman pangan disertai dengan upaya konservasi seperti
adalah seluas 86056.9 ha. Selain itu arahan tanaman padi ladang, jagung, ubi kayu jika
pengembangan komoditas tanaman pangan juga dikembangkan di lereng yang agak curam harus
disertai dengan upaya konservasi untuk disertai dengan pembuatan teras atau dengan
komoditas tertentu. tumpang sari dengan tanaman lain (salah
Usaha budidaya yang dilakukan. satunya adalah tanaman kacang tanah atau
Konservasi yang di maaksud tergantung dari dengan tanaman-tanaman yang lain). Arahan ini
factor pembatasnya, apabila factor pembatasnya jika dilihat berdasarkan karateristik tiap
kemiringan lereng (eh), maka sala satu cara kecamatan sudah cocok dan komoditas yang
konservasinya adalah membuatkan teras pada ditanam di wilayah tersebut merupakan
lahan tersebut agar tidak terjadi dampak komoditas yng dibudidayakan oleh petani.
kerusakan lingkungan fisik. Serta apabila factor Namun dalam penerapannya perlu
pembatasnya adalah ketersediaan air (w) maka pendampingan kepada petani terkait dengan
cara untuk mengatasinya dengan membuatkan teknik budidaya yang baik serta memperhatikan
22
2
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt
teknik konservasi agar tidak akan terjadi kerusakan lingkungan karena diakibatkan oleh
kerusakan lahan yang akan berdampak pada pola tanam yang salah.
penelitian disajikan dengan lengkap dan sesuai (Kecamatan Nuhon, Kecamatan Simpang Raya
ruang lingkup penelitian. Hasil penelitian dapat dan Kecamatan Lamala). Serta upaya
dilengkapi dengan tabel, (gambar),. Hasil konservasi seperti tanaman padi ladang, jagung,
analisis data dimaknai dengan benar. ubi kayu jika dikembangkan di lereng yang
agak curam harus disertai dengan pembuatan
SIMPULAN DAN SARAN teras atau dengan tumpang sari dengan tanaman
Berdasarkan analisis ekonomi pewilayaan, lain (salah satunya adalah tanaman kacang
koifisien lokalisasinya tidak terkonsentrasi pada tanah atau dengan tanaman-tanaman yang lain).
kecamatan tertentu, tetapi menyebar disetiap
wilayah Kabupaten Banggai. Koefisien
DAFTAR PUSTAKA
spesialisasinya yaitu jagung, Ubi kayu dan Padi
ladang merupakan komoditas tanaman pangan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
spesial atau khas Kabupaten Banggai. Serta Banggai. 2016. Kabupaten Banggai
pada basisnya yaitu Padi ladang dan Jagung. Dalam Angka. Kabupaten Banggai
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sedang pada analisis daya dukung lahan (DDL)
Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011.
padi sawah, padi ladang, kacang tanah kacang Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk
hijau dan ubi jalar yang mengalami “deficit”, Komoditas Pertanian. Ed ke-2. Bogor:
dan Jagung, kedelei, ubi kayu dan mengalami Kementrian Pertanian
”Surplus” serta kelas kesesuaian lahan daerah Gofur, Safri, Hodija. 2016. Analisis Sektor/Sub
ini cukup sesuai (S2) dengan sesuai marginal Sektor Unggulan di Kabupaten Bungo,
(S3). Secara keseluruhan potensi lahan untuk Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah, 3(3): 175-194.
pengembangan komoditas tanaman pangan di
Manyamsari I, Romano, Mujiburahmad,
wilayah ini mempunyai luas total 86.056,9 ha. Ramayana. 2019. Pengembangan
Artinya untuk Arahan alokasi lahan berdasarkan Komoditas Unggulan Perkebunan
ekonomi pewilayaan,daya dukung lahan serta Berbasis Modal Sosial dan Peluang
penilaian kesesuaian lahan secara keseluruhan, Investasi di Aceh. Jurnal Penelitian
komoditas padi sawah yang diarahkan ke 4 Agrisamudra, 6(1): 1-12
kecamatan (Kecamatan Toili Barat, Kecamatan Rustiadi E. Saefulhakim S. Panuju D. R. 2011.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Moilong, Kecamatan Batui, Kecamatan
Jakarta (ID): Cresspent, Yayasan Obor
Masama); padi ladang 4 Kecamatan Indonesia.
(Kecamatan Batui, Kecamatan Pagimana, Soekartawi. 2005. Prinsip Agribisnis : Teori
Kecamatan Bualemo,dan Kecamatan Lamala); dan aplikasinya. Jakarta : Penerbit PT
kemudian jagung untuk (Kecamatan Nuhon, Raja Grafinda Persada
Kecamatan Simpang Raya dan Nuhon); kacang Suryawan IB, Adi IGPR, Dibia IN. 2020.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
tanah untuk (Kecamatan Toili Barat,
Beberapa Tanaman Pangan Dan
Kecamatan Bunta dan Kecamatan Balantak Perkebunan Di Kecamatan Burau
Utara); pada kedelei diarahkan (Kecamatan Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan.
Bualemo); ubi kayu diarahkan (Kecamatan Jurnal Agroekoteknologi Tropika 9(1):
Bunta, Kecamatan Nuhon, Kecamatan 62-75
Bualemo); serta Ubi jalar diarahkan
23
13
Widiatmaka. (2007). Evaluasi Kesesuaian
Lahan Dan Tataguna Lahan. Yogyakarta:
Gaja Mada University Press.
24