You are on page 1of 15

Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576

Vol.7. No.1. April 2020 (3) 12- 24 DOI: https://doi.org/10.32734/jpt.v7i1,April.3817

Perencanaan Penggunaan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banggai

Food Crop Land Use Planning in Banggai Regency

Hidayat Arismunandar Katili1


1
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tompotika Luwuk
Jl. Dewi Sartika No. 65 Luwuk
Corresponding author: hidayat.katili11@gmail.com

ABSTRACT

Land used plan to be implemented by considering the appropriateness of existing commodity land
needs to be managed to provide information about the appropriateness of specific commodity lands
for increasing income and regional development. so this research aims to find out what crop
commodities are superior and the carrying capacity of land towards food crop agriculture and to
direct the allocation of food crop agricultural land in Banggai Regency. The data analysis used the
economic approach of landfill is analysis of Localization, Specialization, Basis for determination
Leading commodities, Land Suitability analysis for land resource potential analysis. The results
showed that localization of eight food commodities that spread throughout the study area while the
special or typical food crops namely field rice, corn and cassava as well as bases in this region,
namely, field rice and corn 15 districts (65.2%), cassava 13 districts (56.5%). Furthermore, based
on the calculation of the carrying capacity of paddy, peanuts and green beans that experienced a
"deficit", corn, soybeans, cassava and sweet potatoes experienced a "surplus" and land suitability
ie quite suitable (S2) and marginal appropriate (S3). Then the directions for allocation of paddy
rice directed to 4 sub-district (West Toili, Moilong, Batui, Masama); rice field to 4 sub-district
(Batui, Pagimana, Bualemo, and Lamala); corn in the 3 sub-district (Nuhon, Simpang Raya and
Pagimana); peanut in the 3 sub-district (West Toili, Bunta and North Balantak); kedelei directed
(Bualemo District sub-district); cassava is directed towards the sub-district (Bunta, Nuhon and
Bualemo); and sweet potatoes in sub-districts (Nuhon, Simpang Raya and Lamala).
Keywords: Evaluation, Land , Food Crops

ABSTRAK

Perencanaan penggunaan lahan dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan komoditas tanaman


pangan penting dilakukan agar dapat memberikan informasikesesuaian lahan komoditas tertentu
untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan pengembangan wilayahnya. Sehinggahnya tujuan
dari penelitian ini untuk Mengetahui komoditas tanaman pangan apa saja yang menjadi unggulan
dan daya dukung lahan terhadap pertanian tanaman pangan serta Mengarahkan alokasi lahan
pertanian tanaman pangan di Kabupaten Banggai. Metode analisis data yang menggunakan
pendakatan ekonomi pewilayaan yaitu analisis Lokalisasi, Spesialisasi, Basis untuk penentuan
komoditas unggulan, analisis Kesesuaian Lahan untuk analisis potensi sumberdaya lahan. Hasil
menunjukkan lokalisasi delapan komoditas pangan yang menyebar keseluruh wilayah penelitian
sedangkan tanaman pangan yang special atau khas yaitu padi ladang, jagung dan ubi kayu serta
basis di wilayah ini, yaitu ,padi ladang dan jagung 15 kecamatan (65,2%), ubi kayu 13 kecamtan
(56,5%), Selanjutnya, Berdasarkan perhitungan daya dukung lahan padi sawah, padi ladang, kacang
12
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt

tanah dan kacang hijau yang mengalami “deficit”, dan Jagung, kedelei, ubi kayu dan ubi jalar
mengalami ”Surplus” serta kesesuaian lahan yaitu cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Serta
arahan alokasi lahan padi sawah yang diarahkan ke (Toili Barat, Moilong, Batui, Masama); padi
ladang (Batui, Pagimana, Bualemo,dan Lamala); jagung pada Kecamatan (Nuhon, Simpang Raya
dan Pagimana); kacang tanah pada Kecamatan (Toili Barat, Bunta dan Balantak Utara); kedelei
diarahkan (Kecamatan Bualemo); ubi kayu diarahkan Kecamatan (Bunta, Nuhon dan Bualemo);
serta Ubi jalar pada kekecamatan (Nuhon, Simpang Raya dan Lamala)
Kata kunci : Evaluasi, Lahan, Tanaman Pangan

PENDAHULUAN dengan bentuk perencanaan yang lebih baik


Tanaman pangan menempati posisi dengan memikirkan aspek ekologi, lingkungan
penting dalam perekonomian nasional karena atau daya dukung wilayah pertanian pangan.
merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku Petani di Kabupaten Banggai masih
industri pakan dan pangan. Produktivitas mengutamakan keuntungan dari apa yang
tanaman pangan tergantung pada kualitas lahan mereka budidayakan tampa memikirkan
yang digunakan jika pada pemilihan lahan pada kepentingan lingkungannya. Sesuai dengan apa
awal pembangunan tanaman areal-areal yang yang di dapatkan dilapangan secara lansung
tidak produktif tidak disisihkan, maka kerugian para petani berpendapat bahwasannya tanah
(finansial) yang cukup besar akan terjadi, maka atau lahan di Kabupaten Banggai dapat
para petani mengambil alternatif dengan digunakan sesuka hati mereka dengan berbagai
menggunakan pupuk maupun pestisida dalam jenis tanaman pertanian yang mereka anggap
mengantisipasi untuk mencapai produksi yang menguntungkan, hal ini membuktikan bahwa
lebih banyak lagi dan tanpa memikirkan aspek petani di Kabupaten Banggai belum terarah
kerusakan lingkungan sekitar serta kurang dalam penggunaannya. Maka dari itu perlunya
tepatnya dalam penggunaan lahan. Perencanaan perencanaan pengelolaan, tata guna lahan yang
penggunaan lahan yang berbasis komoditas baik. tentunya yang dilakukan harus lebih
tanamaan pangan merupakan salah satu solusi efektif dan bersifat berkelanjutan. Pemikiran ini
untuk mengatasi permasalahan terkait dengan berangkat dari adanya kenyataan sekarang
efektifitas pemanfaatan lahan, sebab dengan bahwa semakin terbatasnya sumberdaya
adanya perencanaan penggunaan lahan tersebut sehingga kondisi ini diharapkan bisa menjadi
akan diketahui alokasi lahan yang sesuai perhatian yang lebih bagi manusia yang ada di
dengan peruntukannya. Perencanaan yang bumi. Hal ini sejalan dengan pernyataan
diperlukan dalam mengambilan keputusan Rustiadi et.al. (2011) yang menjelaskan bahwa
berdasarkan tingkat kesesuaian komoditas pemanfaatan sumberdaya tidak boleh
tanaman sehingga didapat produksi yang mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan
optimal (Suryawan et al, 2020) menuju kepada generasi yang akan datang. Dengan demikian
penggunaan lahan dengan komoditas unggulan jika semua aspek dilakukan dalam suatu
yang lebih produktif, menguntungkan secara perencanaan penggunaan lahan, maka konversi
ekonomi serta dapat diterima oleh masyarakat. lahan pertanian Pangan dapat ditekan seoptimal
Kabupaten Banggai mempunyai luas mungkin. Disamping itu produksi yang
wilayah 9.672,70 km² yang terdiri dari 23 dihasilkan juga akan maksimal sehingga
Kecamatan 291 Desa dan 46 Kelurahan. berdampak pada meningkatnya perekonomian
Banggai, dalam penggunaan lahannya memang masyarakat khususnya Kabupaten Banggai.
sudah agak baik, namun perlu disempurnakan

13
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt

BAHAN DAN METODE setempat menggunakan analisis ini. Dari


analisis tersebut akan didapatkan komoditas
Penelitian dilakukan di wilayah yang dilihat berdasarkan faktor produksi
Kabupaten Banggai pada posisi 0°30’-2°20’ LS tanaman pangan. Dimana parameter penentu
dan 122°23’-124°20’ BT yang terdiri dari 23 komoditas disebutkan sebagai unggulan,
Kecamatan dan 291 Desa dengan luas 9.672,70 bilamana suatu wilayah dikatakan memiliki
km². Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret basis tanaman pangan jika nilai LQ adalah >1
sampai dengan Bulan Mei 2019. dimaksudkan untuk menganalisis wilayah mana
Jenis dan Sumber data saja dalam Kabupaten Banggai yang komoditas
Data yang digunakan dalam penelitian ini pertanian pangannya merupakan sektor basis
bersumber dari data primer dan data sekunder. atau non basis sedangkan analisis lokalisasi dan
Data primer diperoleh dari survei langsung ke spesialisasi dimaksudkan untuk mengukur
lapangan baik melalui wawancara maupun penyebaran dan spesialisasi komoditas pangan.
pengamatan langsung di lapangan. Data Sehingga dari keseluruhan komoditas yang akan
sekunder yang digunakan adalah produksi dianalisis akan didapatkan hanya ada beberapa
komoditas tanaman pangan Kabupaten Banggai komoditas yang akan ditentukan menjadi
tahun 2018, data curah hujan dan bahan- bahan komoditas unggulan pada tanaman pangan di
yang digunakan yaitu peta digital wilayah daerah penelitian.
administrasi kabupaten, peta lereng, peta
penggunaan lahan,peta RTRW peta tanah dan Penyebaran dan Spesialisasi Wilayah
Tanaman Pangan
satuan lahan, serta peta bentuk lahan.
Data sekunder yang diperlukan dalam Analisis ekonomi wilayah merupakan
penelitian ini bersumber dari buku, peta, salah satu dari sekian banyak teknik analisis
internet, penelitian terdahulu, maupun dari untuk mengalami pergeseran struktur aktivitas
beberapa instansi terkait, baik instansi wilayah keseluruhan pada dua titik waktu.
pemerintah di daerah maupun pusat, atau Analisis ini melihat bagaimana perkembangan
instansi/lembaga independen lainnya. suatu komoditas dalam satu wilayah tertentu
Gambaran mengenai kondisi fisik daerah apakah mengalami peningkatan atau tidak.
penelitian, khususnya mengenai penggunaan Pendekatan lokalisasi () > 1, maka komoditas
lahan aktual, diperoleh dari hasil survei/cek di tanaman pangan terkonsentrasi/ terppusat pada
lapangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan wilayah tertentu, sedangkan jika nilai
data yang sesuai standar agar dapat digunakan koefisiennya  < 1 maka komoditas tersebut
dalam proses pengolahan lebih lanjut. menyebar pada setiap wilayah yang diamati.
Penetapan Komoditas Unggulan Tanaman Semakin kecil nilai koefisien maka semakin
Pangan menyebar komoditas tersebut. Serta selain
sebarannya apabila suatu komoditas dikatakan
Untuk mengetahui komoditas unggulan
merupakan spesial bagi suatu wilayah jika nilai
pada tanaman pangan, masing-masing
Kecamatan di Kabupaten Banggai dilakukan koefisien spesialisasi () > 1, sebaliknya jika 
Pendekatan Location Quotient (LQ) dan < 1 maka komoditas yang bersangkutan bukan
Ekonomi Pewilayaan. Komoditas-komoditas merupakan spesial dari wilayah bersangkutan
yang dianalisis merupakan keseluruhan (Manyamsari et al. 2019)
komoditas yang dikembangkan oleh masyarakat
14
13
Basis /Location Quotient (LQ) memenuhi kebutuhan internalnya tanpa
bisa mengekspor ke wilayah lain.
Analsisi ini bertujuan untuk mengetahui
dan menentukan sektor ekonomi yang  Jika nilai LQij < 1, maka sub wilayah ke-i
merupakan sektor basis dan non basis. suatu mempunyai pangsa relatif kecil
wilayah, jika nilai LQ ≥1 maka komoditas dibandingkan dengan pangsa aktifitas ke-j
tersebut merupakan komoditas basis pada diseluruh wilayah atau pangsa pasar relatif
wilayah tersebut. Analsisi LQ secara matematis ke-j diwilayah ke-i lebih rendah dari
berdasarkan analisis pembagian lokasi rataan aktifitas ke-j diseluruh wilayah.
dirumuskan sebagai berikut (Gafur dkk, 2016): Daya Dukung Lahan
Penentuan daya dukung lahan dilakukan
dengan membandingkan ketersediaan dan
kebutuhan lahan. Ketersediaan lahan ditentukan
Dimana: berdasarkan data total produksi aktual setempat
Lqij :Location Quotien dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan
Xij :nilai indikator luas panen/luas menjumlahkan produk dari semua komoditas
tanam/produksi komoditas ke-j yang ada di wilayah tersebut. Untuk
pada wilayah ke-i
Xi :jumlah seluruh indikator aktifitas penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor
luas panen/luas tanam/ produksi konversi karena setiap komoditas memiliki
komoditas di wilayah ke-i satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan
Xj : jumlah indikator aktifitas luas lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup
panen/ luas tanam/produksi layak. Adapun penghitungan PERMEN LH No.
komoditas ke-j diseluruh wilayah, 17 Tahun 2009 dilakukan dengan tahapan
dan
sebagai berikut :
X :penjumlahan nilai indikator
seluruh aktifitas luas panen/ luas a. Penghitungan Ketersediaan (Supply)
tanam/produksi komoditas Lahan
diseluruh wilayah. Rumus:
Interpretasi dari hasil analisis
pembagian lokasi tersebut sebagai
berikut:
 Jika nilai LQij > 1, maka kondisi tersebut Keterangan:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
menunjukkan terjadinya konsentrasi
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi
aktifitas luas panen/ luas tanam/produksi (satuan tergantung kepada jenis
komoditas ke-j di sub wilayah ke-i atau komoditas) Komoditas yang
terjadi pemusatan aktifitas ke-j di sub diperhitungan meliputi
wilayah ke-i. Dapat juga diartikan bahwa pertanian,perkebunan, kehutanan,
wilayah ke-i berpotensi untuk mengekspor peternakan dan perikanan.
produk aktifitas ke-j ke wilayah lain Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas
(Rp/satuan) di tingkat produsen
 Jika nilai LQij = 1, maka wilayah ke-i Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat
tersebut mempunyai pangsa aktivitas ke-j produsen
yang setara dengan pangsa sektor ke-j Ptvb = Produktivitas beras (kg/ha)
diseluruh wilayah. Atau dapat diarikan Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang
bahwa produk atau pertukaran produk digunakan untuk menyetarakan produk non
perdagangan hanya terjadi dalam wilayah. beras dengan beras adalah harga.
Secara relatif wilayah i hanya mampu
b. Penghitungan Kebutuhan (demand)
Lahan

15
24
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Rumus: unggulan tanaman ditentukan. Evaluasi


kesesuaian lahan dalam penelitian ini dilakukan
Keterangan: dengan menggunakan kriteria dan metode FAO
DL = Total kebutuhan lahan setara yang dimodifikasi oleh Balai Besar Sumberdaya
beras (ha) Lahan Nasional (2011). Metode evaluasi
N = Jumlah penduduk (orang)
dilakukan dengan membandingkan karakteristik
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan
untuk kebutuhan hidup layak per lahan/kualitas lahan dengan dengan kriteria
penduduk : kesesuaian lahan komoditas unggulan terpilih.
 Luas lahan yang dibutuhkan Analisis kesesuaian lahan ini dilakukan sampai
untuk kebutuhan hidup layak pada tingkat sub-kelas, dimana akan didapatkan
per penduduk merupakan kelas-kelas kesesuaian lahan sampai pada faktor
kebutuhan hidup layak per pembatasnya.
penduduk dibagi produktifitas
beras lokal.
 Kebutuhan hidup layak per HASIL DAN PEMBAHASAN
penduduk diasumsikan
sebesar 1 ton setara Keunggulan Tanaman Pangan Kabupaten
beras/kapita/ tahun. Bangggai
 Daerah yang tidak memiliki Komoditas pertanian tanaman pangan
data produktivitas beras lokal, yang terdapat di Kabupaten Banggai terdiri dari
dapat menggunaan data rata-
8, yaitu padi sawah, padi ladang, jagung,
rata produktivitas beras
nasional sebesar 2400 kacang tanah, kacang hijau kedelei, ubi kayu
kg/ha/tahun. dan ubi jalar. Untuk mengetahui komoditas
unggulan dari tanaman pangan Baanggai,
c. Penentuan Status Daya Dukung Lahan dilihat dari keragaan setiap komoditas
Status daya dukung lahan diperoleh dari perkebunan yang meliputi produksinya
pembandingan antara ketersediaan lahan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Banggai
(SL) dan kebutuhan lahan (DL) .
tahun 2018. Hasil perbandingan dari komoditas
Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan
surplus. ini merupakan dasar untuk menetapkan
Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan keunggulan komoditas. Pendekatan yang
defisit atau terlampaui. digunakan untuk menganalisis komoditas
pertanian tanaman pangan ini yaitu analisis
Analisis Kesesuaian Lahan ekonomni wilayah. Analisis lokalisasi dan
spesialisasi dimaksudkan untuk mengukur
Analisis daya dukung lahan dinilai
penyebaran dan spesialisasi komoditas pangan
berdasarkan analisis kesesuaian lahan. Lahan
sedangkan analisis basis dimaksudkan untuk
yang dianggap memiliki potensi untuk
menganalisis wilayah mana saja dalam
pengembangan komoditas unggulan yaitu lahan
kabupaten banggai yang komoditas pertanian
yang memiliki kelas kesesuaian lahan yang
pangannya merupakan sektor basis atau non
sesuai serta tidak mengakibatkan terjadinya
basis.
kerugian lahan jika komoditas unggulan
tersebut dikembangkan. Penyebaran dan Spesialisasi Wilayah
Analisis kesesuaian lahan dilakukan Tanaman Pangan
melalui evaluasi lahan setelah komoditas Untuk mengukur penyebaran relatif
13
16
komoditas perkebunan di Kabupaten Banggai komoditas tanaman pangan Kabupaten Banggai,
Sulawesi Tengah. Jika koefisien lokalisasi () komoditas tanaman pangan lainnya yaitu
> 1, maka komoditas tanaman pangan dengan menentukan spesialisasi Kabupaten
terkonsentrasi/ terppusat pada wilayah tertentu, Banggai terhadap komoditas tanaman
sedangkan jika nilai koefisiennya  < 1 maka pangannya. Seperti yang dinyatakan Baruwadi
komoditas tersebut menyebar pada setiap (2008) suatu komoditas dikatakan merupakan
wilayah yang diamati. Semakin kecil nilai spesial bagi suatu wilayah jika nilai koefisien
koefisien maka semakin menyebar komoditas spesialisasi () > 1, sebaliknya jika  < 1 maka
tersebut. komoditas yang bersangkutan bukan merupakan
Berdasarkan hasil analisis, koefisien spesial dari wilayah bersangkutan.
lokalisasi 8 komoditas tanaman pangan di Berdasarkan hasil analisis koefisien
Kabupaten Banggai tidak terdapat yang spesialisasi komoditas tanaman pangan
memiliki koefisien lokalisasi lebih besar dari Kabupaten Banggai sebagaimana yang terendah
satu (> 1), yang berarti komoditas tanaman dari hasil analisisnya yaitu β = 0,11 yang
pangan Kabupaten Banggai telah tersebar pada ditunjukkan oleh komoditas Kedelei dengan
wilayah-wilayah kecamatan yang di amati. nilai yang tertinggi β = 5,16 yang ditunjukkan
Berdasarkan kenyataan lapangan tanaman ini oleh komoditas tanaman jagung. Dari hasil
memang terdapat di seluruh wilayah tersebut, terdapat tiga komoditas tanaman
penenelitian. Nilai koefisien lokalisasi tertinggi pangan yang memiliki nilai koefisien
pada tanaman pangan Kabupaten Banggai spesialisasi lebih dari satu ( > 1) yaitu Jagung,
adalah Kedelei dengan  = 0,74, Jagung dan Ubi kayu dan Padi ladang, dengan nilai
ubi jalar = 0,70, Kacang tanah dan Kacang koefisien Ubi kayu β = 2,88 dan Padi ladang β
hijau  = 0,59, Ubi Kayu  = 0,58, Padi ladang = 1,34. Dengan demikian berdasarkan kriteria
= 0,55 serta yang terendah adalah Padi sawah maka Jagung, Ubi kayu dan Padi ladang
dengan  =0,09. Hal ini berarti menunjukkan merupakan komoditas tanaman pangan yang
menjadi tanaman spesial atau ciri khas
bahwa komoditas pertanian tanaman pangan
Kabupaten Banggai. Untuk melihat tingkat
Kabupaten Banggai tidak terkonsentrasi pada
penyebaran komoditas digunakan analisis
kecamatan-kecamatan tertentu tetapi menyebar
spesialisasi
dengan kata lain hampir setiap wilayah di
Kabupaten Banggai memiliki tanaman pangan.
Selain penyebarannya, hal yang penting
dilakukan dalam mengukur keunggulan
Tabel 1. Koefisien Lokalisasi dan Spesialisasi Komoditas Tanaman Pangan
Komoditas Koefisien
Tanaman Pangan Lokalisasi Spesialisasi
(α) (β)
Padi Sawah 0,09 0,61
Padi Ladang 0,55 1,34
Jagung 0,70 5,16
K_Tanah 0,59 0,41
K_Hijau 0,59 0,37
Kedelei 0,74 0,11
Ubi Kayu 0,58 2,88
Ubi Jalar 0,70 0,52
Sumber; data olahan 2019

2417
Berdasarkan Tabel diatas terdapat tiga berdasarkan nilai koefisien spesialisasi adalah
komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai jagung, padi ladang dan ubi kayu yang nilai
koefisien lokalisasi menghampiri 1 yaitu analisisnya paling menyebar, sementara nilai
komoditas tanaman Kedelei, Jagung dan ubi koefisien lokalisasi untuk komoditas lainnya
jalar, sedangkan dari segi penyebarannya relatif sama.

Analisis Basis Tanaman Pangan Kabupaten Banggai

Tabel 2. Penentuan Basis Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Banggai


Jumlah
Komoditi Kecamatan Basis %
Wilayah Basis
Toili, Toili Barat, Moilong, Batui,
Padi sawah 6 26,1
Batui Selatan dan Masama
Batui, Batui Selatan, Simpang
raya, Kintom, Luwuk timur,
Luwuk utara, Nambo, Pagimana,
Padi Ladang 15 65,2
Lobu, Lamala, Masama,
Mantoh,Balantak Selatan,
Balantak dan Balantak utara
Bunta, Nuhon, Simpang raya,
Kintom, Luwuk, Luwuk Utara,
Luwuk Selatan, Nambo,
Jagung 15 65,2
Pagimana, Bualemo, lobu, Lamala,
Mantoh, Balantak Selatan,
Balantak
Toili Barat, Bunta, Luwuk Utara,
Kacang Tanah Lobu, Lamala, Mantoh, Balantak 10 43,5
Selatan, Balantak, Balantak Utara
Nuhon, Kintom, Lamala, Mantoh,
Kacang Hijau Balantak Selatan, Balantak, 7 30,4
Balantak Utara
Luwuk timur, Luwuk utara,
Kedelei 4 17,4
Bualemo dan Balantak Utara
Bunta, Nuhon, Simpang raya,
Luwuk, Luwuk Utara, Luwuk
Ubi Kayu Selatan, Bualemo, lobu, Lamala, 13 56,5
Mantoh, Balantak Selatan,
Balantak, Balantak Utara
Bunta, Nuhon, Simpang raya,
Luwuk, Luwuk Utara, Lamala,
Ubi Jalar 9 39,1
Balantak Selatan, Balantak,
Balantak Utara
Sumber; data primer 2019

18 2
Pendekatan lain yang digunakan untuk dibandingkan dengan komoditas tanaman
menilai keunggulan kelapa dalam studi ini pangan lainnya karena proporsi wilayah yang
adalah pendekatan ekonomi basis dengan menjadi sektor basis lebih tinggi jika
menggunakan Analisis (LQ) Location dibandingkan dengan komoditas pangan
Quotient. Data yang digunakan untuk analisis lainnya.. Hal ini dapat diartikan tanaman Padi
basis ini adalah produksi tanaman pangan ladang dan jagung merupakan komoditas
Banggai dengan lingkup wilayah studi adalah tanaman Pangan yang menjadi penyuplai
kecamatan - kecamatan yang ada di Kabupaten pertumbuhan ekonomi pada wilayah
Banggai. Suatu wilayah dikatakan memiliki Kabupaten Banggai.
kekuatan basis pada komoditas tanaman
pangan jika nilai LQ > 1, sebaliknya jika LQ <
1 maka dikatakan bukan merupakan kekuatan Daya Dukung Lahan Pertanian Pangan
basis. Untuk lebih jelasnya komoditas tanaman Terhadap Lingkungan
pangan yang menjadi basis pada wilayah
kecamatan telah disajikan pada Tabel dibawah. Daya dukung lahan pertanian tanaman
pangan Kabupaten Banggai dari beberapa
Jumlah wilayah yang dianalisis yaitu 23 komoditas tanaman pangan seperti Padi sawah,
kecamatan, sedangkan data yang dianalisis Padi ladang, Kacang tanah, Kacang hijau dan
adalah produksi tanaman pangan Banggai Ubi jalar telah diperoleh hasil (SL < DL ) hal
berdasarkan data BPS Banggai 2018. Dari ini berarti daya dukung lahan “Difisit” yang
tabel tersebut menunjukkan nama dan jumlah berarti komoditas tersebut mengalami
wilayah kecamatan yang menjadi basis pada kekurangan. Selanjutnya pada tanaman Jagung,
setiap komoditas tanaman pangan. Padi ladang kedelei, dan ubi kayu terjadi ( SL > DL ), maka
dan Jagung merupakan tanaman basis yang daya dukung lahan “Surplus” yang berarti
terbanyak yaitu 15 kecamatan (65,2%), pada komoditas tanaman tersebut mengalami
Ubi kayu dengan basis pada 13 kecamatan kelebihan. Besarnya kapasitas tersebut di suatu
(56,5%), sedangkan komoditas tanaman tempat dipengaruhi oleh keadaan dan
pangan lainnya menjadi sektor basis pada 4 karakteristik sumber daya yang ada di
kecamatan hingga 10 kecamatan. Dengan hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas
demikian jika dilihat dari jumlah wilayah yang lingkungan hidup dan sumber daya akan
menjadi basis komoditas tanaman pangan menjadi faktor pembatas dalam penentuan
maka Padi ladang dan Jagung yang lebih pemanfaatan ruang yang sesuai.
unggul dibandingkan dengan komoditas
lainnya, hal ini dikarenakan proporsi wilayah
yang menjadi sektor basis lebih tinggi jika

192
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt

Tabel 3. Daya Dukung Lahan Tanaman Pangan Kabupaten Banggai


DDL
Komoditas
Tanaman Pangan Surplus Defisit
(>) (<)
Padi Sawah <
Padi Ladang <
Jagung >
Kacang Tanah <
Kacang Hijau <
Kedelei >
Ubi Kayu >
Ubi Jalar <

Kesesuaian Lahan Tanaman Pangan Berdasarkan kelas kesesuaian lahan


Dari hasil analisis didapatkan beberapa tersebut mencakup kelas kesesuaian S2, S3
komoditas tanamaan pangan unggulan pada dengan berbagai factor pembatas yang perlu di
tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Banggai. perhatikan. Melihat dari kondisi lahan pada
Beberapa aspek perlu diperhatikan agar tanaman pangan Kabupaten Banggai yang
komoditas- komoditas ini ke depan dapat mempunyai potensi dalam pengembanganya,
dikembangkan, salah satunya adalah aspek maka perlunya pengaturan dalam pengelolaan
kesesuaian lahan. Adapun hasil penilaian agar terwujudnya keseimbangan daya dukung
kesesuaian lahan untuk setiap komoditas lahan pertanian tanaman pangan terhadap
tanaman pangan unggulan ditiap kecamatan lingkungan pertanian. Adapun potensi
(berdasarkan luas). pengembangan komoditas tanaman pangan
untuk masing-masing komoditas.

20
13
Berdasarkan peta pada tabel tersebut serta tidak menyampingkan lingkungan. Faktor
maka dapat dijelaskan melalui table diatas yang membatasi kelas kesesuaian lahan tersebut
bahwa kelas kesesuian lahan yang dimiliki ini di antaranya adalah faktor ketersediaan air
masih merupakan kelas kesesuaian lahan yang dalam hal ini curah hujan dan kelembaban (w),
aktual, artinya kelas kesesuaian lahan yang ketesediaan unsur hara (n), media perakaran (r)
dimiliki masih dalam kondisi saat ini dan belum , tekstur tanah (t), serta faktor atau kemiringan
ada upaya perbaikan. Maka dalam ini lereng (eh).
pengembangannya masih perlu adanya
perbaikan sehingga dapat lebih produktif lagi,

Alokasi Lahan Komoditas Tanaman Pangan lahan existing yang ada. Areal yang tersedia
Kabupaten Banggai tersebut di luar dari kawasan lindung
Alokasi lahan untuk komoditas tanaman (sempadan sungai, hutan lindung dan Hutan
pangan dilakukan untuk seluruh kecamatan suaka alam dan perrusahaan). Kemudian lahan
yang ada di Kabupaten Banggai yang terletak di yang diarahkan adalah juga bukan lahan sawah
area potensial. Areal potensial untuk yang sudah ada.
pengembangan komoditas tanman pangan
tersebut dilihat berdasarkan peta penggunaan

Tabel 5. Arahan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan


Arahan Komoditas Tanaman Luas Presentasi
Kecamatan
Pangan (ha) (%)
Padi Sawah 7.674,6 8,9
Toili Barat
Kacang Tanah 2.490,5 2,9
Moilong Padi Sawah 3.796,2 4,4
Batui Padi Sawah dan padi ladang 6.009,1 7,0
Ubi Kayu, Kacang Tanah 9.909,6 11,5
Bunta
Ubi Kayu 3.085,9 3,6
Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar 533,8 0,6
Nuhon
Ubi Jalar dan Ubi Kayu 10.331,8 12,0
Ubi Jalar dan Jagung 5.537,2 6,4
Simpang Raya
Ubi Jalar 91,4 0,1
Pagimana Jagung dan padi lading 1.160,7 1,3
Kedelai dan Ubi Kayu 23.287,9 27,1
Bualemo
Ubi Kayu dan padi ladang 4.427,8 5,1
Lamala Ubi Jalar dan padi ladang 1.711,9 2,0
Masama Padi Sawah 2.787,6 3,2
Balantak Utara Kacang Tanah 3.221,0 3,7
Jumlah 86.056,9 100.0
Sumber ; data primer 2019

21
2
Alokasi lahan untuk komoditas tanaman penampungan air seperti waduk buatan dan
pangan di tentukan berdasarkan pertimbangan embung. Dengan begini maka akan
hasil analisis komoditas unggulan tanaman terbentuknya lingkungan pertanian yang
pangan yang dihitung berdasarkan Ekonomi memperhatikan lingkungan.
pewilayaan. Selain itu rencana alokasi lahan Secara spasial area pengembangan
ditentukan dengan melihat daya dukung lahan komoditas unggulan ini Secara keseluruhan
dalam hal ini adalah kelas kesesuaian lahan, komoditas unggulan yang dikembangan di
kelayakan ekonomi tanaman pangan Kabupaten wilayah penelitian adalah padi sawah yang
Banggai. Dengan demikian alokasi lahan untuk diarahkan ke 4 kecamatan (Kecamatan Toili
komoditas tanaman pangan dipastikan Barat, Kecamatan Moilong, Kecamatan Batui,
merupakan komoditas unggulan disetiap Kecamatan Masama); padi ladang 4 Kecamatan
kecamatan, sesuai dengan daya dukung yang (Kecamatan Batui, Kecamatan Pagimana,
tidak mengakibatkan kerusakan lahan, dan dari Kecamatan Bualemo,dan Kecamatan Lamala);
segi ekonomi memiliki keuntungan. Jika kemudian jagung untuk (Kecamatan Nuhon,
terdapat areal yang memiliki kelas kesesuaian Kecamatan Simpang Raya dan Nuhon); kacang
lahan serta nilai yang sama maka akan dilihat tanah untuk (Kecamatan Toili Barat,
berdasarkan kebijakan prioritas pengembangan Kecamatan Bunta dan Kecamatan Balantak
komoditas daerah, baik ditingkat kabupaten, Utara); pada kedelei diarahkan (Kecamatan
provinsi, maupun nasional dengan Bualemo); ubi kayu diarahkan (Kecamatan
mempertimbangkan luas eksisting komoditas Bunta, Kecamatan Nuhon, Kecamatan
utama yang ada pada areal tersebut. Bualemo); serta Ubi jalar diarahkan
Komoditas Tanaman Pangan yang terpilih (Kecamatan Nuhon, Kecamatan Simpang Raya
berbeda-beda berdasarkan kecamatan yang ada dan Kecamatan Lamala).
di Kabupaten Banggai. Hal ini sudah dilihat Komoditas tanaman pangan diarahkan
berdasarkan dengan parameter yang menjadi untuk dikembangkan dengan memperhatikan
dasar pertimbangan pengambilan keputusan. lingkungan fisik dengan sistem monokultur
.Hasil analisis menunjukkan bahwa secara untuk lahan-lahan yang berpotensi baik, namun
keseluruhan potensi daerah untuk beberapa komoditas yang diarahkan harus
pengembangan komoditas tanaman pangan disertai dengan upaya konservasi seperti
adalah seluas 86056.9 ha. Selain itu arahan tanaman padi ladang, jagung, ubi kayu jika
pengembangan komoditas tanaman pangan juga dikembangkan di lereng yang agak curam harus
disertai dengan upaya konservasi untuk disertai dengan pembuatan teras atau dengan
komoditas tertentu. tumpang sari dengan tanaman lain (salah
Usaha budidaya yang dilakukan. satunya adalah tanaman kacang tanah atau
Konservasi yang di maaksud tergantung dari dengan tanaman-tanaman yang lain). Arahan ini
factor pembatasnya, apabila factor pembatasnya jika dilihat berdasarkan karateristik tiap
kemiringan lereng (eh), maka sala satu cara kecamatan sudah cocok dan komoditas yang
konservasinya adalah membuatkan teras pada ditanam di wilayah tersebut merupakan
lahan tersebut agar tidak terjadi dampak komoditas yng dibudidayakan oleh petani.
kerusakan lingkungan fisik. Serta apabila factor Namun dalam penerapannya perlu
pembatasnya adalah ketersediaan air (w) maka pendampingan kepada petani terkait dengan
cara untuk mengatasinya dengan membuatkan teknik budidaya yang baik serta memperhatikan
22
2
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO: 2356- 4725/p- ISSN : 2655-7576
Vol.7. No.1. April 2020 (41) 12- 7 https://talenta.usu.ac.id/jpt

teknik konservasi agar tidak akan terjadi kerusakan lingkungan karena diakibatkan oleh
kerusakan lahan yang akan berdampak pada pola tanam yang salah.
penelitian disajikan dengan lengkap dan sesuai (Kecamatan Nuhon, Kecamatan Simpang Raya
ruang lingkup penelitian. Hasil penelitian dapat dan Kecamatan Lamala). Serta upaya
dilengkapi dengan tabel, (gambar),. Hasil konservasi seperti tanaman padi ladang, jagung,
analisis data dimaknai dengan benar. ubi kayu jika dikembangkan di lereng yang
agak curam harus disertai dengan pembuatan
SIMPULAN DAN SARAN teras atau dengan tumpang sari dengan tanaman
Berdasarkan analisis ekonomi pewilayaan, lain (salah satunya adalah tanaman kacang
koifisien lokalisasinya tidak terkonsentrasi pada tanah atau dengan tanaman-tanaman yang lain).
kecamatan tertentu, tetapi menyebar disetiap
wilayah Kabupaten Banggai. Koefisien
DAFTAR PUSTAKA
spesialisasinya yaitu jagung, Ubi kayu dan Padi
ladang merupakan komoditas tanaman pangan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
spesial atau khas Kabupaten Banggai. Serta Banggai. 2016. Kabupaten Banggai
pada basisnya yaitu Padi ladang dan Jagung. Dalam Angka. Kabupaten Banggai
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sedang pada analisis daya dukung lahan (DDL)
Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011.
padi sawah, padi ladang, kacang tanah kacang Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk
hijau dan ubi jalar yang mengalami “deficit”, Komoditas Pertanian. Ed ke-2. Bogor:
dan Jagung, kedelei, ubi kayu dan mengalami Kementrian Pertanian
”Surplus” serta kelas kesesuaian lahan daerah Gofur, Safri, Hodija. 2016. Analisis Sektor/Sub
ini cukup sesuai (S2) dengan sesuai marginal Sektor Unggulan di Kabupaten Bungo,
(S3). Secara keseluruhan potensi lahan untuk Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah, 3(3): 175-194.
pengembangan komoditas tanaman pangan di
Manyamsari I, Romano, Mujiburahmad,
wilayah ini mempunyai luas total 86.056,9 ha. Ramayana. 2019. Pengembangan
Artinya untuk Arahan alokasi lahan berdasarkan Komoditas Unggulan Perkebunan
ekonomi pewilayaan,daya dukung lahan serta Berbasis Modal Sosial dan Peluang
penilaian kesesuaian lahan secara keseluruhan, Investasi di Aceh. Jurnal Penelitian
komoditas padi sawah yang diarahkan ke 4 Agrisamudra, 6(1): 1-12
kecamatan (Kecamatan Toili Barat, Kecamatan Rustiadi E. Saefulhakim S. Panuju D. R. 2011.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Moilong, Kecamatan Batui, Kecamatan
Jakarta (ID): Cresspent, Yayasan Obor
Masama); padi ladang 4 Kecamatan Indonesia.
(Kecamatan Batui, Kecamatan Pagimana, Soekartawi. 2005. Prinsip Agribisnis : Teori
Kecamatan Bualemo,dan Kecamatan Lamala); dan aplikasinya. Jakarta : Penerbit PT
kemudian jagung untuk (Kecamatan Nuhon, Raja Grafinda Persada
Kecamatan Simpang Raya dan Nuhon); kacang Suryawan IB, Adi IGPR, Dibia IN. 2020.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk
tanah untuk (Kecamatan Toili Barat,
Beberapa Tanaman Pangan Dan
Kecamatan Bunta dan Kecamatan Balantak Perkebunan Di Kecamatan Burau
Utara); pada kedelei diarahkan (Kecamatan Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan.
Bualemo); ubi kayu diarahkan (Kecamatan Jurnal Agroekoteknologi Tropika 9(1):
Bunta, Kecamatan Nuhon, Kecamatan 62-75
Bualemo); serta Ubi jalar diarahkan
23
13
Widiatmaka. (2007). Evaluasi Kesesuaian
Lahan Dan Tataguna Lahan. Yogyakarta:
Gaja Mada University Press.

24

You might also like