You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN NON MEDIS DI INSTALASI
GIZI RSUD K.R.M.T WONSONEGORO SEMARANG
Angelo Sefanya Ardida, Daru Lestantyo, Bina Kurniawan
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: sefanyaangelo@gmail.com

Abstract: Hospital nutrition installation is a vulnerable place that has high accident
risk because there are many dangerous types ofzequipment and environmental
conditions that could jeopardized the worker. The objective of this research was
to analyzed the relations between variables of accident, workplace environment,
room temperature, occupational safety and health training, commitment of
workers, occupational safety and health procedure, and exhaustion with
workplace accident. This research with a cross-sectional approach. The
population of this research was food handler of K.R.M.T Wongsonegoro hospital
in Semarang amounting to 75 people used simple random sampling technique
with 43 respontdent. The data collection was done by fulfilling the accident, ,
workplace environment, room temperature, occupational safety and health
training, commitment questionnaire and also assessing the room temperature
using heat stress monitors. Data analysis used the chi-square test. The result
showed that there was no relationship between workplace environment,
occupational safety and health training, occupational safety and health
procedure, exhaustion and there is relationship between room temperature (p-
value = 0,012, = 0,05) commitment of workers (p-value = 0,040, = 0,05) with
workplace accident on food handler in nutrition installation. The management
should educate workers about body fluid requirements for hot environments,
conduct routine checks every month through temperature and humidity
monitoring sheets, during monthly routine meetings at nutrition installations, it
would be better if sharing was done about complaints and sought solutions.
together.

Keywords : Hospital Kitchen, Workplace Accident, Food Handler

PENDAHULUAN perlengkapan yang dapat


Instalasi gizi di rumah sakit membahayakan jika pekerja tidak
merupakan wadah yang mengelola mengerti cara menggunakan
pelayanan gizi di rumah sakit. peralatan tersebut dengan
Instalasi gizi mempunyai tugas benarserta aman. Selain itu
melaksanakan kegiatan pengolahan kecelakaan kerja di instalasi gizi
makanan, penyediaan makanan, dapat juga disebabkan oleh kondisi
penyaluran makanan serta lingkungan yang tidak aman dan
penyuluhan gizi yang dilakukan oleh sehat, peralatan yang kurang atau
tenaga kerja dalam jabatan tidak memenuhi syarat serta perilaku
fungsional.1 Instalasi gizi kerja yang tidak aman.
merupakan tempat yang sangat Instalasi Gizi RSUD K.R.M.T
rentan untuk dapat terjadi Wongsonegoro, memiliki riwayat
kecelakaan dikarenakan di instalasi kecelakaan kerja yang dilaporkan
gizi terdapat banyak peralatan serta hanya teriris. Hasil studi

107
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pendahuluan di instalasi gizi c. Temperatur Ruangan


menyebutkan lingkungan kerja di Sebanyak 31 orang atau
instalasi gizi kurang baik. Selain itu 72,1% dari total responden
faktor fisik seperti kelelahan dan bekerja pada ruangan
faktor temperatur ruangan yang dengan suhu tidak optimal.
panas juga dapat menyebabkan d. Pelatihan K3
pekerja menjadi kurang fokus Sebanyak 22 orang atau
sehingga terjadi hal yang tidak di 51,2%dari total responden
inginkan. Selain itu tidak adanya menjawab bahwa pelatihan
pelaporan kecelakaan khususnya K3 yang ada susah sesuai.
kecelakaan ringan hingga sedang e. Komitmen Pekerja
dapat membuat pekerja merasa Mayoritas responden
kurang dijamin keselamatannya dan menjawab bahwa komitmen
menyebabkan kejadian kecelakaan pekerja pada instalasi gizi
kembali terulang. rendah sebanyak 24 orang
atau 55,8% dari total
METODE PENELITIAN responden.
Penelitian yang dilaksanakan f. Prosedur Kerja K3
merupakan penelitian kuantitatif Sebanyak 27 orang atau
dengan menggunakan desain studi 62,8% dari total responden
cross-sectional. Populasi penelitian patuh pada prosedur kerja
ini adalah 43 karyawan instalasi gizi. K3.
Sampel penelitian dengan teknik g. Kelelahan
simple random sampling. Lokasi Sebagian besar responden
penelitian adalah Instalasi Gizi di dengan jumlah responden 26
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro orang atau 60,5% dari total
Semarang. Variabel penelitian responden mengalami
meliputi variabel terikat dan bebas. kelelahan tingkat ringan.
Variabel terikat adalah kecelakaan 2. Analisi Bivariat
kerja, variabel bebas adalah a. Hubungan lingkungan kerja
lingkungan kerja, temperatur dengan kecelakaan kerja
ruangan, pelatihan K3, komitmen Kecelakaan
pekerja, prosedur kerja K3, dan Lingkungan Tidak
kelelahan. Analisis data yang Pernah Total
Kerja Pernah
digunakan adalah uji statistik Chi- f % f % f %
Square. Tidak Baik 9 100 0 0 9 100
Baik 27 83,7 7 20,6 34 100
HASIL DAN PEMBAHASAN p value = 0,314
1. Analisis Univariat Berdasarkan hasil uji Chi-
a. Kecelakaan Kerja square diperoleh nilai
Sebanyak 36 orang atau signifikansi p≤0,05 sehingga
86,4% dari total responden tidak ada hubungan antara
pernah mengalami lingkungan kerja dengan
kecelakaan kerja. kecelakaan kerja di Instalasi
b. Lingkungan Kerja Gizi di RSUD K.R.M.T
Mayoritas responden Wongsonegoro Semarang.
menjawab bahwa lingkugan Lingkungan kerja
kerja pada instalasi gizi baik mempengaruhi pembentukan
sebanyak 34 orang atau perilaku seseorang dalam
79,1% dari total responden. bekerja. Lingkungan kerja

108
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tersebut dapat dibagi dua c. Hubungan pelatihan K3


yaitu lingkungan fisik seperti terhadap kecelakaan kerja
bangunan dan fasilitas yang Kecelak
disediakan serta letak aan
gedung dan prasarananya. Tidak
Sedangkan lingkungan non Pelatih Pernah Perna Total
fisik adalah rasa aman dari an K3 h
bahaya, aman dari f % f % f %
pemutusan kerja, loyalitas.2 Tidak 14, 2 10
Penelitian ini tidak 18 85,7 3
Seduai 3 1 0
sejalan dengan penelitian 18, 2 10
sebelumnya mengenai faktor Sesuai 18 81,8 4
2 2 0
yang berhubungan dengan p value = 1,000
kecelakaan kerja, dimana Berdasarkan uji statistik
dari hasil uji yang didapatkan dengan menggunakan uji chi-
menunjukkan bahwa tidak square pada variabel
adanya hubungan antara pelatihan K3 dengan variabel
ligkungan kerja dengan kecelakaan kerja, diperoleh
kecelakaan kerja 3 nilai p-value sebesar 1,000
b. Hubungan temperatur (p-value > 0.05) maka Ho
terhadap kecelakaan kerja diterima yang secara statistik
bahwa tidak ada hubungan
Kecelakaan yang signifikan antara
Temperatur Tidak pelatihan K3 dengan variabel
Pernah Total
Ruangan Pernah kecelakaan kerja yang
f % f % f % dialami oleh karyawan di
Tidak instalasi gizi RSUD K.R.M.T
29 93,5 2 6,5 31 100
Optimal Wongsonegoro.
Optimal 7 83,7 5 20,6 12 100 Pelatihan K3 yang
p value = 0,012 diberikan kepada karyawan
Temperatur di tempat instalasi gizi RSUD K.R.M.T
kerja dapat mempengaruhi Wongsonegoro secara umum
produktivitas kerja karyawan. bertujuan untuk
Suhu yang panas dapat membudayakan langkah
menjadi faktor risiko kerja aman dan tertata.
terjadinya kecelakaan di Pelatihan K3 yang dicapai
tempat kerja. Karena suhu seseorang juga
yang dirasa tidak nyaman mempengaruhi keputusan
akan mempengaruhi kondisi dan tindakan pencegahan
fisik karyawan.4 bahaya seseorang. Hal
Penelitian ini sejalan tersebut tidak sejalan dengan
dengan penelitian pada tahun penelitian sebelumnya yang
2014 yang menyebutkan menyebutkan bahwa
bahwa ada hubungan antara semakin tinggi faktor
temperatur ruangan yaitu pelatihan maka akan
suhu panas terhadap menurunkan faktor
kejadian kelelahan yang kecelakaan kerja pada
dapat menyebabkan pekerja.6
terjadinya kecelakaan pada d. Hubungan komitmen pekerja
pekerja. 5 dengan kecelakaan kerja

109
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kecelak keinginan untuk berkontribusi


Komit aan terhadap perusahaan.7
men Tidak Hal ini sejalan dengan
Pekerj Pernah Perna Total penelitian yang dilakukan
a h oleh Farah Avianti Putri yang
f % f % f % menjelaskan bahwa terdapat
Renda 14, 3 10 hubungan antara komitmen
30 90,9 3 pekerja dengan tingginya
h 3 3 0
1 10 risiko kecelakaan kerja.
Tinggi 6 60 4 40 Suatu perusahaan yang para
0 0
p value = 0,040 pekerjanya memiliki ikatan
Berdasarkan uji statistik emosional yang kuat dengan
dengan menggunakan uji chi- organisasi didalam
8
square pada variabel perusahaan tersebut.
komitmen pekerja dengan e. Hubungan prosedur kerja K3
variabel kecelakaan kerja, dengan kecelakaan kerja
diperoleh nilai p-value Kecelaka
sebesar 0,040 (p-value > Prose an
0.05) maka Ho ditolak yang dur Tidak
secara statistik bahwa ada kerja Pernah Perna Total
hubungan yang signifikan K3 h
antara komitmen pekerja f % f % f %
dengan variabel kecelakaan Tidak 12, 1 10
14 87,5 2
kerja yang dialami oleh Patuh 5 6 0
karyawan di instalasi gizi 18, 2 10
Patuh 22 81,5 5
RSUD K.R.M.T 5 7 0
Wongsonegoro. p value = 0,695
Definisi dari komitmen Berdasarkan uji statistik
pekerja sendiri adalah rasa dengan menggunakan uji chi-
identifikasi, keterlibatan dan square pada variabel
loyalitas yang dinyatakan prosedur kerja K3 dengan
oleh seorang pekerja variabel kecelakaan kerja,
terhadap perusahaannya. diperoleh nilai p-value
Pekerja yang memiliki sebesar 0,695 (p-value >
komitmen yang rendah 0.05) maka Ho diterima yang
cenderung tidak memiliki secara statistik bahwa tidak
kepercayaan dan ada hubungan yang
penerimaan yang kuat signifikan antara komitmen
terhadap tujuan dan nilai pekerja dengan variabel
dalam perusahaan, kemauan kecelakaan kerja yang
yang kuat untuk bekerja demi dialami oleh karyawan di
perusahaan dan keinginan instalasi gizi RSUD K.R.M.T
yang kuat untuk tetap Wongsonegoro.
menjadi anggota atau pekerja Berdasarkan hasil
didalam perusahaan wawancara yang didapatkan
tersebut. Jika pekerja di instalasi gizi RSUD
memiliki komitmen yang K.R.M.T Wongsonegoro
rendah pertanda bahwa bahwa masih banyak
pekerja tersebut tidak karyawan yang sudah
memiliki motivasi dan mematuhi Prosedur Kerja K3

110
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang ada seperti memakai seseorang.45 Kapasitas dan


alat pelindung diri, mengikuti ketahanan tubuh yang
instruksi dan langkah kerja, berkurang akan
serta pemilihan alat yang meningkatkan kesalahan
sesuai dengan prosedur dalam melakukan pekerjaan,
kerja. Karyawan pada hilangnya konsentrasi saat
instalasi gizi mengetahui bekerja dan menurunkan
adanya prosedur kerja K3 tingkat kewaspadaan.
yang sudah ditetapkan. Tingkat kewaspadaan yang
Hasil penelitian tersebut menurun membuat karyawan
tidak sejalan dengan sulit untuk mengenali potensi
penelitian terdahulu yang bahaya yang ada di
menyatakan bahwa ada lingkungan sekitarnya, pada
hubungan antara kebijakan akhirnya akan meningkatkan
prosedur keselamatan kerja risiko terjadinya kecelakaan
dengan kecelakaan kerja di kerja.
dapur restaurant.4 Hasil penelitian ini tidak
f. Hubungan kelelahan dengan sejalan dengan teori yang
kecelakaan kerja ada, termasuk teori Loss
Kecelak Causation Model yang
aan menyebutkan jika salah satu
Kelela Tidak penyebab dasar kecelakaan
han Pernah Perna Total kerja adalah faktor kelelahan.
h Penelitian ini juga tidak
f % f % f % sejalan dengan penelitian
Sedan 12, 1 10 oleh Stuart Kightley bahwa
16 94,1 1 kecelakaan di dapur dapat
g 5 7 0
23, 2 10 disebabkan oleh beberapa
Ringan 20 76,9 6 faktor, salah satunya adalah
1 6 0
p value = 0,215 kelelahan pada pekerja.
Berdasarkan uji statistik
dengan menggunakan uji chi- KESIMPULAN
square pada variabel 1. Responden yang mengalami
kelelahan dengan variabel kecelakaan kerja pada Instalasi
kecelakaan kerja, diperoleh gizi RSUD K.R.M.T
nilai p-value sebesar 0,215 Wongsonegoro sebanyak
(p-value > 0.05) maka Ho 83,7%.
diterima yang secara statistik 2. Tidak ada hubungan antara
bahwa tidak ada hubungan lingkungan kerja dengan
yang signifikan antara kecelakaan kerja pada
kelelahan dengan variabel karyawan Instalasi gizi RSUD
kecelakaan kerja yang K.R.M.T Wongsonegoro dengan
dialami oleh karyawan di nilai p-value sebesar 0,314
instalasi gizi RSUD K.R.M.T 3. Ada hubungan antara
Wongsonegoro. temperatur ruangan dengan
Berdasarkan teori yang kecelakaan kerja pada
ada, kelelahan pada karyawan Instalasi gizi RSUD
ujungnya berakibat pada K.R.M.T Wongsonegoro dengan
berkurangnya kapasitas kerja nilai p-value sebesar 0,012
dan ketahanan tubuh 4. Tidak ada hubungan antara

111
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pelatihan K3 dengan d. Memberikan wewenang


kecelakaan kerja pada mengenai melibatkan para
karyawan Instalasi gizi RSUD pekerja dalam bentuk
K.R.M.T Wongsonegoro dengan kegiatan apapun untuk
nilai p-value sebesar 1,000 meningkatkan kontribusi dari
5. Ada hubungan antara komitmen pekerja pada rumah sakit.
pekerja dengan kecelakaan 2. Bagi Pekerja
kerja pada karyawan Instalasi a. Melakukan peregangan pada
gizi RSUD K.R.M.T badan jika melakukan
Wongsonegoro dengan nilai p- pekerjaan yang monoton dan
value sebesar 0,040 mengambil jeda istirahat dan
6. Tidak ada hubungan antara minum apabila telah selesai
prosedur kerja K3 dengan mengerjakan pekerjaan agar
kecelakaan kerja pada tidak mudah merasa lelah
karyawan Instalasi gizi RSUD pada saat bekerja
K.R.M.T Wongsonegoro dengan
nilai p-value sebesar 0,695 DAFTAR PUSTAKA
7. Tidak ada hubungan antara 1. Lisriani. Ade Wira. Naiem, M.
kelelahan dengan kecelakaan Furqaan. Muis, Masyitha.
kerja pada karyawan Instalasi Hubungan Tekanan Panas
gizi RSUD K.R.M.T dengan Kelelahan Pekerja
Wongsonegoro dengan nilai p- Instalasi Gizi Rumah Sakit Kota
value sebesar 0,215 Makassar. 2014

SARAN 2. Deriasmei, Larasati.


1. Bagi Instalasi Gizi RSUD Keselamatan Kerja Karyawan di
K.R.M.T Wongsonegoro Dapur Suis Butcher Restaurant
a. Memberikan pelatihan K3 Setiabudhi Bandung. Sekolah
yang dilaksanakan secara Tinggi Pariwisata Bandung.
rutin 2016.
b. Menambahkan exhaust fan
pada area proses agar dapat 3. Wahyu, Gusty. Hubungn Unsafe
menurunkan temperatur Action dan Unsafe Condition
ruangan ke suhu yang lebih Terhadap kecelakan Kerja
optimal sehingga pekerja Bagian Produksi instalasi Gizi
tidak mudah merasa Rumah sakit M. Djamil Padang.
kelelahan dan merasa panas 2014 Diakses melalui:
pada saat bekerja. ttp://repository.unand.ac.id/2225
c. Melakukan pengecekan 6/3/bab%201.pdf pada tanggal 3
berkala terhadap lingkungan April 2019.
kerja seperti pengecekan
kondisi lantai, peralatan, 4. Subaris,Heru. Haryono. Hygiene
ruangan, dan temperatur, Lingkungan kerja. Yogjakarta.
supaya lingkungan kerja Mitra Cendikia Press. 2008.
tidak menimbulkan masalah
bagi pekerja dan 5. Kementerian kesehatan Republik
menghindari terulangnya Indonesia. Pedoman Pelayanan
kejadian kecelakaan yang Gizi Rumah Sakit. Jakarta. 2013.
sama.

112
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Pengaruh Kesehatan, Pelatihan


dan Penggunaan Alat Pelindung
Diri terhadap Kecelakaan Kerja
pada Pekerja Konstruksi di Kota
Tomohon. Sompie, Bonny F,
Timboeleng, James A. Alumni
Program Pascasarjana S2
Teknik Sipil Unsrat. 2012.

7. Soemanto W. Psikologi
Pendidikan : (Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan). Jakarta:
Rineka Cipta; 2012.

8. Farah Avianti Putri, Suroto IW.


Hubungan antara pengetahuan,
praktik penerapan SOP, praktik
penggunaan APD dan komitmen
pekerja dengan risiko
kecelakaan kerja di PT X
Tangerang. J Kesehat Masy.
2017;5

9. International Labour
Organization (ILO). Kesehatan
dan Keselamatan kerja Sarana
untuk Produktivitas. 2013.
Diakses melalui
http://www.ilo.org/wcmsp5/group
s/public/---asia/---ro-bangkok/---
ilo
jakarta/documents/publication/wc
ms_237650.pdf pada tanggal 21
Juli 2019.

113

You might also like