You are on page 1of 8

JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika

Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23


ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN STRESS KERJA PADA


PEKERJA PABRIK BATU ALAM DI DESA KEPUH KABUPATEN CIREBON

Fajr Lintang Pinilih 1, Yani Kamasturyani 2, Akhmad Fauzi 3


1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Mahardika Cirebon, Jl. Terusan SekarKemuning
No.199 Evakuasi Kota Cirebon
2
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Jl. Terusan SekarKemuning No.199 Evakuasi
Kota Cirebon
3
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Jl. Terusan SekarKemuning No.199 Evakuasi
Kota Cirebon

ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T

Received: July, 15, 2021 Industrial Work Environment Health is an effort to prevent disease or
Revised: July, 23, 2021 health problems from risk factors in the industrial work environment
Available online: September, 20, 2021 consisting of physical, chemical, biological, ergonomic, and sanitary
hazard factors to realize a healthy industrial work environment
quality. The purpose of this study was to determine the relationship
KEYWORDS between noise level and work stress on natural stone factory workers
in Kepuh Village, Cirebon Regency. This research method is
Noise Level, Work Stress, Natural Stone quantitative using an observational analytical research design with a
Factory, Environmental Health cross-sectional approach. The sampling technique used is total
sampling. The sample used is all natural stone factory workers in the
village of Kepuh, Cirebon district as many as 59 people. The
instrument used in this research is to use a measuring instrument,
CORRESPONDENCE namely Sound Level Meter and a questionnaire with the checklist
Fajr Lintang Pinilih, method. The results showedthat most of the production area of the
STIKes Mahardika, Indonesia noisy factory was (79.7%) the two variables were interrelated with the
E-mail: fajrlintangp98@gmil.com proven p value = 0.000. The conclusion of the study shows that there
isa significant relationship between Noise Level and Work Stress on
Natural Stone Factory Workers in Kepuh Village, Cirebon Regency.

A B S T R A K
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri adalah upaya pencegahan
penyakit atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan kerja
industri yang terdiri dari faktorbahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi,
dan sanitasi untuk mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri yang
sehat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik Batu Alam Di
Desa Kepuh Kabupaten Cirebon. Metode penelitian ini adalah
kuantitatif menggunakan desain penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan
adalah total sampling. Sampel yag digunakan adalah seluruh pekerja
pabrik batu alam di desa kepuh kabupaten Cirebon sebanyak 59 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat ukur yaitu Sound Level Meter dan kuesioner dengan
metodecheklist. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar
area produksi pabrik bising sebesar (79,7%) kedua variabel saling
berhubungan dengan dibuktikan nilai p value = 0,000. Kesimpulan
penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja
Pabrik Batu Alam Di Desa Kepuh Kabupaten Cirebon.

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 16
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

PENDAHULUAN yang dihadapi orang sehari-hari, baik dalam kelompok


Menurut International Labour Organization sebaya, keluarga, sekolah, maupun pekerjaan. Reaksi
(ILO) kesehatan dan keselamatan kerja atau Ocupational emosional yang dihasilkan dari situasi stress meliputi
Safety and Health adalah meningkatan dan memelihara kecemasan,kemarahan dan agresi, serta apati dan depresi.
derajat tertinggi semua pekerjabaik secara fisik, mental, Di dalam lingkungan kerja, terdapat stress kerja yaitu
dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, ketegangan yangsering dialami oleh karyawan yang dapat
mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang mengganggu situasi kerja serta konsentrasi dalam
diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada menyelesaikan tugas (Rustiana & Cahyati, 2012).
setiap pekerjaan dari risiko yang timbuk dari faktor – Stres kerja juga terjadi di Indonesia.
faktor yang dapat mengganggu kesehatan, menempatkan Beberapa studi terakhir menyimpulkan bahwa setiap
dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai tahunnya kasus stres diIndonesia meningkat dengan cepat
dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk dan berpotensi menimbulkan dampak sosial, emosional,
menciptakan kesesuaianantara pekerjaan dengan pekerja psikologis dan berbagai masalah yang berhubungan
dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan kesehatan. Berdasarkan penelitian yangdilakukan
dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya Regus pada tahun 2012 yang diperoleh dari CFO
(International LabourOrganization, 2013). Innovation Asia Staff (2016) menyatakan bahwa
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri adalah Indonesia mengalami tingkat stres kerja dengan angka
upaya pencegahan penyakitatau gangguan kesehatan dari 73%. Peningkatan terjadi sebesar 9% dari tahun
faktor risiko lingkungan kerja industri yang terdiri dari sebelumnya yang berada di tingkat 64%. Tingginya
faktor bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan sanitasi persentase stress kerja di Indonesia, sering dipengaruhi
untuk mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri oleh faktor di dalam negeri dan faktor individu dan
yang sehat. Dalam kesehatan lingkungan kerja, memiliki pekerjaan.
nilai atau pedoman yang harusdipenuhi dan dilaksanakan Intensitas kebisingan sering dapat
di tempat kerja yaitu Nilai Ambang Batas atau NAB. NAB menyebabkan penurunan performasi kerja, sebagai salah
atau Nilai Ambang Batas adalah intensitas pajanan rata- satu penyebab stress dan gangguan kesehatanlainnya.
rata bahaya fisik atau kimia yang bisa diterima oleh Stress yang disebabkan karena pemaparan kebisingan
seluruh pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dini,
atau penyakit dalam pekerjaan dalam sehari pada waktu kegelisahan dan depresi. Stress karena kebisingan juga
yang tidak melebihi 8 jam perhari atau 40 jam perminggu. menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan gangguan
(PERMENKES No. 70 Tahun 2016). tidur (Budiyanto & Pratiwi, 2010).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
2018 menunjukan bahwa prevalensi penduduk Indonesia Pabrik Batu Alam di Desa Kepuh ditemukan bahwa
pada pendduduk umur ≥ 15 tahun yang mengalami beberapa pekerja yang mengalami penurunan konsentrasi
gangguan mental emosional atau stress mengalami dalambekerja di area yang bising, seperti otottegang yang
peningkatan adalah sebesar 19,8% (Riskesdas, 2018). mengakibatkan sakit kepala atau pusing dan mengalami
Stress merupakan keadaan tegang secara gangguantidur. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin
biopsikososial karena banyak tugas-tugas perkembangan meneliti Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress
Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 17
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

Kerja Pada ParaPekerja Pabrik Batu Alam Di Desa Kepuh Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PTPN III Tahun 2016
Kabupaten Cirebon. pada stress kerja sebanyak 10 pertanyaan ialah
mendapatkan hasil Rtabel 0,879. Sehingga pertanyaan

METODE tersebut dinyatakan valid dan hasil uji reliabilitas yaitu

Jenis atau rancangan penelitian ini adalah stress kerja dengan jumlah 10 pertanyaan yang diajukan

kuantitatif menggunakan desain penelitian analitik dinyatakanreliabel.

observasional dengan pendekatan cross-sectional yaitu Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan

penelitian untuk mencari hubungan antar variabel. Maret-Juni 2020 di Pabrik Batu Alam di Desa Kepuh

Pendekatan cross secsional ialah suatu penelitian untuk Kabupaten Cirebon.

mempelajari dinamikakolerasi antara faktor-faktor risiko


dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau HASIL PENELITIAN

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time Analisis Univariat

approach) yang artinya tiap subjek penelitian hanya A. Tingkat Kebisingan

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan Tabel 4.1. Distribusi Frequency

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat Tingkat Kebisingan

pemeriksaan (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini Tingkat Kebisingan Frequency Percent


mendeskripsikan apakah ada hubungantingkat kebisingan
Normal ≤ 85 Db 12 20,3
dengan stress kerjapada pekerja pabrik batu alam.
Bising ≥ 85 dB 47 79,7
Variabel independen sering disebut sebagai
Total 59 100,0
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
Sumber : Data Primer Terolah2021
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannnya
atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2020). Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 diperoleh Tingkat
Variabel independen pada penelitian ini adalah Tingkat Kebisingan Pabrik Batu Alam di Desa Kepuh Kabupaten
Kebisingan. Cirebon yang melebihi nilai ambang batas 85 Db yaitu
Variabel dependen biasa disebut sebagai 79,7%.
variabel output. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya B. Stress Kerja
variabel bebas (Sugiyono, 2020). Variabel dependen pada Tabel 4.2. Distribusi Frequency
penelitian ini adalah Stress Kerja. Stres Kerja
Instrument penelitian yang digunakan untuk Stres Kerja
Frequency Percent
tingkat kebisingan ialah menggunakan lembar observasi
dengancara ukur yaitu pengukuran langsung dengan alat Tidak Stress 14 23,7
ukur Sound Level Meter. Lembar observasi ini untuk Stres 45 76,5
mengetahuihasil ukur kebisingan. Total 59 100.0
Dalam penelitian ini menggunakaninstrumen Sumber : Data Primer Terolah, 2021
kuesioner yang diadopsi dari penelitian Silvia Handayani
(2016) berupa kuesioner yang berisi 10 pernyataan Berdasarkan hasil dari tabel 4.2 diperoleh hasil distribusi
dengan menggunakan skala Guttman yaitu Ya dan Tidak. frekuensi stress kerja yaitu sebesar 45 dengan jumlah
Berdasarkan uji validitasyang dilakukan di Area Produksi

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 18
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

presentase 76,5 % pada para pekerja pabrik batu alam di A. Tingkat Kebisingan
desa kepuh kabupaten Cirebon. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2011, kebisingan
Analisis Bivariat adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
A. Tingkat Kebisingan bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-
Tabel 4.3. Distribusi Hubungan Tingkat alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan
Pekerja Pabrik Batu Alam Di Desa merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa
Kepuh Kabupaten Cirebon ditanggulangi secara baik karena merupakan salah
Stres Kerja P satu faktor yang diabaikan dari lingkungan kerja
Tingkat
Tidak Stres Total Valu sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi
Kebisinga
Stres e kesehatan para pekerja (Rahmawati, 2015).
n
F % F % F % Bising adalah sesuatu yang tidak dapat kita
Normal 8 66, 4 33, 1 100. hindari dalam kehidupan sehari- hari, termasuk di
7 3 2 0 tempat kerja. Bahkanbunyi yang kita tangkap melalui
0,000
Bising 6 12, 4 87, 4 100. telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya,
8 1 2 7 0 bunyi telepon, bunyi mesin ketik, mesin cetak dan

Total 1 23, 4 76, 5 100 sebagainya. Namun seringnya bunyi-bunyi tersebut

4 7 5 3 9 meskipun merupakan bagian dari kerja kita, tetapi

Sumber : Data Primer Terolah, 2021 tidak kitainginkan. Misalnya teriakan orang, bunyi
mesin diesel yang melebihi ambang batas

Berdasarkan hasil dari tabel 4.3 dapat diperoleh data pendengaran, bunyi yang tidak kitainginkan inilah

responden bahwa adanya stress kerja di kebisingan >85db yang serig disebut bising atau kebisingan

berjumlah 47 responden dengan jumlah presentase 87,2%, (Notoatmodjo, 2011).

sedangkan pekerja yang tidak stress kerja dikebisingan Dapat disimpulkan bahwa tingkat bising di

>85db berjumlah 6 responden dengan jumlahpresentase lingkungan pabrik batu alam di Desa Kepuh

12,8% serta diperoleh data tidakstress kerja dikebisingan Kabupaten Cirebon sebagian besar ada di dalam

normal <85db yaitu sebesar 8 responden dengan jumlah kebisingan lebih dari 85 db dengan presentase 79,7%.

presentase 66,7% dan terakhir adanyastress dikebisingan Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang

normal <85db yaitu 4 responden dengan jumlah dilakukan oleh OlyviaRismayana (2020). Penelitian

persentase 33,3%. Dengan hasil p value yang diperoleh ini berjudul Hubungan Tingkat Kebisingan Alat

sebesar 0,000 hasil analisis bivariat antara kedua variabel Pengolahan Kayu Dengan Keluhan Pendengaran

yaitu Tingkat Kebisingan diperoleh H0 ditolak dan Ha Subyektif Pada Pekerja Pengrajin Meubel di Wilayah

diterima yang artinya ada hubungan Tingkat Kebisingan Kerja Puskesmas SindangJawa Kabupaten Cirebon

Degan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik Batu Alam Di Tahun 2020. Pekerja mengalami kebisingan lebih dari

Desa Kepuh Kabupaten Cirebon. Nilai tersebut lebih kecil 85 db dengan persentase 97,0%.

daripaa nilai α = 0,05.


B. Stress Kerja

PEMBAHASAN

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 19
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

Stress kerja (occupational stress) menurut banyak tenaga kerja yang telah terbiasa dengan
Wijono (2010:122) merupakan suatu kondisi dari hasil kebisingan tersebut, meskipun tidak mengeluh
penghayatan subyektif individu yang dapat berupa gangguan kesehatan tetap terjadi, sedangkan efek
interaksi antara individu dan lingkungan kerja yang kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada
dapat mengancam dan memberi tekanan secara intensitasnya. Kebisingan dapat menimbulkan efek
psikologis, fisiologis dan sikap individu. Stress kerja berupa gangguan fisiologis, psikologis salah satu
(occupational stress) merupakan perwujudan dari contoh gangguan psikologis yang diakibatkan oleh
kekaburan peran, konflik peran dan beban kerja yang kebisingan adalah stres kerja. Ketika tubuh
berlebihan. mendapatkan tekanan dari stressor berupa suara bising
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan tuuh bereaksi secara emosi dan fisis untuk
sebagian besar responden mengalami stress kerja mempertahankan kondisi fisis yang optimal reaksi ini
sebanyak 45 pekerja dengan jumlah presentase 76,5 disebut General Adaption Syindrom (GAS).
% pada para pekerja pabrik batu alam di desa kepuh Di tempat kerja, terdapat beberapa faktor yang
kabupaten Cirebon. Hal ini disebabkan oleh intensitas mempengaruhi lingkungan kerja seperti faktor fisik,
kebisingansetiap harinya sebesar >85 db. faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis.
Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan
C. Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress terhadap suasana kerja dan berpegaruh terhadap
Kerja Pada Pekerja Pabrik Batu Alam Di Desa kesehatan dan keselamatan kerja. Salah satu upaya
Kepuh Kabupaten Cirebon pekerja untuk mengurangi keluhan gangguan pada
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesehatan dengan menjaga diri dengan menggunakan
sebagaian besar area produksi pabrik bising (79,7%) Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah ditetapkan oleh
akibat faktor lingkungan yang kurang nyaman yaitu peraturan yang diatur dalam PERMENAKERTRANS
suara mesin produksi yang bising melebihi Nilai Nomor PER. 08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung
Ambang Batas (NAB) tenyata berhubungan kuat diri pasal 6 yaitu pekerja atau buruh dan orang lain yang
dengan stress pada pekerja yang bekerja di pabrik batu memasuki tempat kerja wajib menggunakan APD
alam. Hasil uji Chi-Square diperoleh bahwa ada sesuai denganpotensi bahaya dan risiko di tempat kerja
hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan sehingga dapat terlindungi walau dalam konsisi bising
stress kerja. Semua pekerja cenderung memiliki area dengan intensitas yang tinggi.
bising. Hal ini dikarenakan suara bisingyang ada di Sejalan dengan penelitian Aripta Pradana
area produksi pabrik sebesar >85 db yang (2013) menunjukkan ada hubungan yang bermakna
mengakibatkan pekerja sulit berkonsentrasi saat antara Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja
bekerja, tidak nyaman bekerja dari alat-alat kerja dan Bagian Gravity PT. Dua Kelinci dengan nilai p = 0,000.
mudah terpancing emosi.
Lingkungan kerja merupakan salah satu KESIMPULAN
sumber utama bahaya potensial kesehatan kerja. Salah Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan
satu dari faktor yang terdapat dalam lingkungan kerja di lapangan dengan alat Sound Level Meter dan
adalah kebisingan. Kebisingan di tempat kerja pengolahan data yang dilakukan dengan program
seringkali merupakan problem tersendiri bagi tenaga ke computer SPSS serta analisisvariabel yang diteliti tentang
rja, umumnya berasal dari mesin kerja. Sayangnya, hubungan tingkat kebisingan dengan stress kerja pada

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 20
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

pekerja pabrik batu alam di Desa Kepuh Kabupaten 3. Bagi Pemilik Pabrik
Cirebon dapat disimpulkan bahwa: Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan
1. Hasil dari pengukuran tingkat kebisingan yang bahan evaluasi dalam mengelola usaha, khususnya
dilakukan di lapangan secara langsung di Pabrik Batu dalam menjaga keamanan dan kesehatan para pekerja
Alam di Desa Kepuh Kabupaten Cirebon didapatkan dengan menyediakan Alat Pelindung Telinga seperti
hasilnya yaitu melebihi nilai ambang batas 85 db sumbat telinga (Ear Plug) dan tutup telinga (Ear
dengan persentase 79,7%. Muff) yang dapat digunakan oleh pekerja pada saat di
2. Hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan hasil lingkungan kerjanya, agar tidak mengalami Penyakit
dari distribusi frekuensi stress kerja yaitu sebesar 45 Akibat kerja (PAK).
responden mengalami stress kerja dengan jumlah 4. Bagi Tenaga Kerja
presentase 76,5 % padapara pekerja pabrik batu alam Diharapkan hasil dari penelitian ini agar para pekerja
di desa kepuh kabupaten Cirebon. lebih dapat melindungi diri sendiri dan menjaga
3. Dengan hasil p value yang diperoleh sebesar 0,000 kesehatannya agar tidak mengalami stress kerja atau
dari hasil analisis bivariat antara kedua variabel yaitu penyakit akibat kerja yang dapat mengganggu
Tingkat Kebisingan diperoleh H0 ditolak dan Ha kesehatan dirinya, dengan cara mencegahnya
diterima yang artinya ada hubungan Tingkat menggunakan Alat Pelindung Diri berupa alat
Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik pelindung telinga yang sesuai dengan ketetapan
Batu Alam Di Desa Kepuh Kabupaten Cirebon. Nilai peraturan yang diatur oleh pemerintah.
tersebut lebih kecil daripaa nilai α = 0,05.

SARAN REFERENSI

Berdasarkan dari manfaat penelitian mengenai Tingkat Asih, Gusti Yuli, dkk. (2018). StressKerja. Semarang:
Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik SemarangUniversity Press.
Batu Alam Di Desa Kepuh Kabupaten Cirebon, terdapat
saran yang dapat diajukan penelitiadalah sebagai berikut: Budiawan, Wiwik, dkk. (2016). Analisis Hubungan

1. Bagi Institusi Kampus (STIKes Mahardika Cirebon) Kebisingan Mesin Dengan Stress Kerja. Jurnal
Hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai bahan PRESIPITASI. Vol 13. No1. (Diunduh Pada
referensi yang bermanfaat dan memberi tanggal 31 Januari 2021, Pukul 20.37).

perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu


Budiyanto, Tri & Pratiwi, Erza Yanti. (2010). Hubungan
kesehatan masyarakat terkait tingkat kebisingan
Kebisingan Dan Masa Kerja Terhadap Terjadinya
dengan stress kerja pada pekerja pabrik batu alam
Stress Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun
dalam.
“Agung Saputra Tex” Piyungan Bantul
2. Bagi Peneliti Lain
Yogyakarta. JURNAL KESMAS. Vol 4. No 2.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diharapkan
(Diunduh Pada tanggal 31 Januari 2021, Pukul
penelitian ini dapat memberikan manfaat, masukan
22.10).
data, sebagai bahan acuan danmemberikan informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk Fachriani, Faisal. (2019). Hubungan Riwayat Ibu Selama
pengembangan ilmu kesehatan lingkungan dan Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir
kesehatan dan keselamatan kerja. Rendah di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 21
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

Cirebon. Skripsi. Ilmu Keperawatan STIKes (Studi pada karyawan Perusahaan Daerah Bank
MahardikaCirebon, Cirebon. Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan
Purwodadi). Tesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Gani, Lathifa Rusyda, dkk. (2018). Hubungan antara
Universitas Katolik SoegijapranataSemarang.
Kebisingan diTempat Kerja denganKualitas Tidur
Nadhiroh, MH. 2011. Hubungan Paparan Kebisingan
pada Pekerja Pabrik Kayu PT. Muroco Jember.
Dengan Stress KejaPada Tenaga Kerja Di Bagian
Jurnal of Agromedicine andMedical Sciences. Vol
Weaving PT. Triangga Dewi Surakarta. Skripsi.
4. No 2. (Diunduh pada tanggal 1 Februari 2021,
Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.
pukul 20.35).
Surakarta. (Diunduh pada tanggal 31 Januari 2021,
Handayani, Silvia. (2016). Pengaruh Kebisingan Pukul 21.00).
Terhadap Stress Kerja Pada Karyawan Di Area Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Produksi Pabrik Kelapa SawitRambutan PTPN III Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tahun 2016. Tesis. Fakultas Kesehatan
Nurika Yulianty, Maharani. (2018). Hubungan Antara
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (Diunduh
Perilaku Asertif Dengan Stress Kerja Pada
pada tanggal 10 Maret 2021 pukul 21.38).
Anggota Brimob Detasemen B Pelopor Sat Brimob
Haq, Dinul. (2018). Pengaruh Tingkat Intensitas Polda Nusa Tenggara Barat. Skripsi Thesis.
Kebisingan Gangguan Psikologis, Komunikasi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. (Diunduh
Fisiologis Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. pada tanggal5 Maret 2021, Pukul 07.00).
Allied Indo Coal Jaya. Tugas Akhir. Teknik Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu
PertambanganYayasan Muhammad YaminSekolah Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika
Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
Pradana, Aripta. (2013). Hubungan Antara Kebisingan

Hiola, Reni & Sidiki, Atris K. (2016). Hubungan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Bagian Gravity

Kebisingan Mesin Tromol Dengan Stress Pekerja PT. Dua Kelinci. Skripsi. Fakultas Ilmu

di Kabupaten Bone. Unnes Journal of Public Keolahragaan Universitas NegeriSemarang.

Health. Vol.5. No. 4. (Diunduh pada tanggal 4 Rahmadanti, Nurul. (2019). Hubungan Intensitas
Februari 2021, Pukul 23.33 WIB). Kebisingan, BebanKerjadan Masa Kerja Dengan
Terjadinya Stress Kerja Pada Karyawan
International Labour Organization. (2013). Keselamatan
PT.Inti Vulkatama Padang Tahun 2019.
dan Kesehatan Kerja.Jakarta: ILO
DiplomaThesis. Universitas Andalas.

Jundillah, Zhafarina Nastiti, dkk. (2017). Analisis Ramlan, Jamaludin & Sumihardi. (2018). Sanitasi
Kejadian Stress Kerja Pada Perawat Di Kabupaten Industri dan K3. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Konawe Kepulauan Tahun 2017. JIMKESMAS Republik Indonesia.
(Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat). Vol. 2. Rismayana, Olyvia. (2020). Hubungan Tingkat
No.6. (Diunduh pada tanggal 6 Februari 2021, Kebisingan Alat Pengolahan Kayu Dengan
pukul 22.36). Keluhan Pendengaran Subyektif Pada Pekerja
Pengrajin Meubel di Wilayah Kerja Puskesmas
Meigawati, Kristin. (2013). Pengaruh Stress Kerja dan
SindangJawa Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 22
JKM : Jurnal Kesehatan Mahardika
Vol. 8, No. 2, September 2021, pp. 16~23
ISSN: 2355-0724, DOI: 10.54867/jkm.v8i2.75

Skripsi. KesehatanMasyarakat STIKes Mahardika


Cirebon.

Rusdi,dkk. (2019). Hubungan Beban Kerja Dan Gaya


Kepemimpnan Dengan Tingkat Stress Pada
Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Handil Baru.
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan. Vol. 4.
No.2. (Diunduh pada tanggal 14 Februari
2021, pukul 19.30 WIB).

Tambunan, Anggiat Parluhutan. (2018). Lingkungan Kerja


dan Kepuasan Kerja Karyawan: Suatu Tinjauan
Teoritis. Jurnal Ilmiah Methonomi. Vol. 4. No. 2.
(Diunduh pada tanggal 20 Februari, Pukul 22.44).

Tim K3 FT UNY. 2014. Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. Yusmardiansyah & Zhara, Ghania.
(2019).Hubungan Kebisingan Dengan Stress
Kerja Pada PekerjaBagian Produksi Di PT. Mitra
Bumi. PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol.3. No 2. (Diunduh pada tanggal 5 Februari
2021, Pukul 19.00).

Fajr Lintang Pinilih et al., Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja Pabrik … 23

You might also like