Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Fatigue can be influenced by several factors that can come from within the individual as well as of the
work environment. CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang is informal industry convection with
all the sewing workers are women. The purpose of this research is to analyze the related factors of
fatigue on sewing workers at CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. This research is
explanatory research using cross sectional study design, where population numbers to the workers is
31 people. Sampling method using total sampling. Data analysis using Chi-Square test for normal
distribution of data and Rank-Spearman for data not normally distributed. The results showed that
most of respondents heavy work fatigue (71%), most of the old 40 years (71%), the majority of
respondents work >10 years (71%), nutritional status of most respondents in the normal category
(50.1%), the posture of most respondents work at level 3 (42.1%), and most of the workload between
30 to <60% (42.1%), it means need repairation for workload. Results of statistical tests showed had
relationship between age and fatigue (p = 0.0001), there is a relationship between the during work
with fatigue (p = 0.0001), there is no relationship between nutritional status with fatigue (p = 0.191),
there is a relationship between working posture with fatigue (p = 0.0001), and there is a relationship
between the workload with fatigue (p = 0.0001). Business owners should provide additional lighting
in accordance with the type of work (lighting meets 1000 Lux) and doing engineering work station
(chair) to fit the body size of workers.
Keywords: Work Fatigue, Sewing Workers
119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara No Status Gizi Frek (%)
variabel bebas dengan variabel terikat. 1 Normal (18,5-25,0) 25 80,6
HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak Normal
2 6 19,4
Kelelahan Kerja (<18,5 atau >25,0)
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Total 31 100
kelelahan kerja sebelum bekerja
Kelelahan sebelum bekerja Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
No Frek (%)
(milidetik) sebagian besar responden (80,6%) berada pada
1 KKR (241-410) 2 6.5 kategori status gizi normal.
2 KKS (411-580) 10 32,3 Masa Kerja
3 KKB ( > 580) 19 61,3 Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan masa
Total 31 100 kerja
No Masa Kerja (tahun) Frek (%)
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa 1 Baru (<6) 2 6,5
sebagian besar responden (61,3%) sudah 2 Sedang (6-10) 7 22,6
mengalami kelelahan kerja berat sebelum mereka 3 Lama (>10) 22 71,0
bekerja. Total 31 100
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
kelelahan kerja setelah bekerja Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
Kelelahan setelah sebagian besar responden (71%) sudah bekerja
No Frek (%)
bekerja (milidetik) lebih dari 10 tahun.
1 KKR(241410) 2 6,5 Sikap Kerja
2 KKS(411-580) 7 22,6 Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan sikap
3 KKB( > 580) 22 71,0 kerja
Total 31 100 No. Sikap Kerja Frek (%)
1 Investigasi lebih lanjut 5 16,1
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa 2 Perbaikan segera 21 67,7
sebagian besar responden (71%) mengalami Investigasi & perbaikan
3 5 16,1
kelelahan kerja berat setelah selesai bekerja. secepat mungkin
Usia Pekerja Total 31 100
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan usia
No Usia (tahun) Frek (%) Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa
1 < 40 9 29 sebagian besar responden (67,7%) dalam posisi
2 40 22 71 kerja yang memerlukan investigasi dan perbaikan
Total 31 100 segera.
Beban Kerja
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan beban
responden berusia 40 tahun dengan persentase kerja
71%. No Beban Kerja Frek (%)
Status Gizi 1 Tidak lelah (<30%) 6 19,4
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan status Perlu perbaikan
2 21 67,7
gizi (30 s.d. <60%)
Kerja waktu singkat
3 4 12,9
(60 s.d. < 80%)
Total 31 100
121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara peredaran darah, pencernaan, otot, syaraf, dan
usia dengan kejadian kelelahan pekerja, dengan pernafasan).48 Namun lain halnya dengan
menunjukkan sifat korelasi positif yang berarti pernyataan Sutjana (2009) dalam penelitian yang
semakin tua usia seorang tenaga kerja maka akan dilakukan Monica (2010) mengenai gambaran
semakin tinggi tingkat kelelahannya.44 kelelahan kerja pada penjahit di pasar Petisah
Hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja bahwa masa kerja berhubungan dengan tingkat
Masa kerja erat kaitannya dengan pengalaman seseorang dalam suatu pekerjaan.
kemampuan beradaptasi antara seorang pekerja Dimana hal tersebut akan mempengaruhi
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. kejadian kelelahan seseorang, semakin
Proses adaptasi dapat memberikan efek positif berpengalaman orang tersebut dalam
yaitu dapat menurunkan ketegangan dan pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga
peningkatan aktivitas atau performasi kerja, meningkat. Orang tersebut akan dapat mengatur
sedangkan efek negatifnya adalah batas besarnya tenaga yang dikeluarkan. Selain itu,
ketahanan tubuh yang berlebihan akibat tekanan pekerja telah mengetahui posisi kerja yang
yang didapatkan pada proses kerja. Hal tersebut terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga
yang menjadi sebab timbulnya kelelahan yang produktivitasnya juga terjaga.49
membawa pada penurunan fungsi psikologi dan Hubungan status gizi dengan kelelahan kerja
fisiologi.15 Tekanan melalui fisik pada suatu Status gizi yang baik dengan jumlah asupan
waktu tertentu akan mengakibatkan kalori dalam jumlah dan waktu yang tepat
berkurangnya kinerja otot, gejala yang berpengaruh secara positif terhadap daya kerja
ditunjukkan dapat berupa makin rendahnya pekerja. Apabila asupan kalori tenaga kerja tidak
gerakan, hal tersebut tidak hanya disebabkan sesuai dengan kebutuhannya maka tenaga kerja
karena beban kerja yang berat namun lebih pada tersebut akan lebih cepat merasakan lelah
tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap dibandingkan dengan tenaga kerja yang asupan
harinya pada suatu masa yang panjang.39 Dari kalorinya memadai.50 Asupan kalori yang cukup
analisis statistik dengan menggunakan uji Rank- kemudian digambarkan dengan Indeks Massa
Spearman menunjukkan hasil bahwa ada Tubuh (IMT) yang normal pada nilai 18,5-25.
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada
kerja yang dialami oleh pekerja bagian orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) merupakan
penjahitan CV. Aneka Garment. Berdasarkan masalah penting, karena selain mempunyai
tabel 5 dapat dilihat bahwa masa kerja pekerja resiko penyakit tertentu, juga dapat
bagian penjahitan sebagian besar (71%) sudah mempengaruhi produktivitas kerja. Akibat
bekerja lebih dari 10 tahun. Hal tersebut menurut kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi
peneliti menunjukkan adanya pengaruh lamanya pada tubuh akan digunakan untuk memenuhi
masa kerja pekerja dengan kegiatan penjahitan kebutuhan. Bila hal ini berlangsung lama, maka
yang dilakukan cenderung monoton sehingga simpanan zat gizi akan habis dan terjadi
akan mempengaruhi keadaan otot yang bekerja kemerosotan jaringan, dengan meningkatnya
secara statis. Selain itu, lamanya masa kerja akan defisiensi zat gizi maka muncul perubahan
mempengaruhi stamina tubuh pekerja, sehingga biokimia dan rendahnya zat–zat gizi dalam
akan menurunkan ketahanan tubuh. darah, berupa rendahnya tingkat Hb, serum
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh vitamin A dan karoten. Terjadi peningkatan hasil
Sedarmayanti (1996) bahwa lama masa kerja metabolisme seperti asam laktat dan piruvat pada
masuk ke dalam faktor yang mempengaruhi kekurangan tiamin. Bila keadaan ini berlangsung
kelelahan kerja. Dalam hal ini kelelahan terjadi lama, akan mengakibatkan terjadinya perubahan
karena lamanya bekerja akan berpengaruh fungsi tubuh dengan tanda-tanda yaitu
terhadap mekanisme dalam tubuh (sistem
123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kelemahan, pusing, kelelahan, nafas pendek dan sangat beresiko menyebabkan keluhan kesehatan,
lain-lain.30 kurangnya relaksasi atau peregangan otot saat
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji bekerja dapat menyebabkan penimbunan asam
Rank-Spearman diperoleh hasil bahwa tidak ada laktat pada otot yang memicu timbulnya
hubungan antara status gizi dengan kelelahan kelelahan. Hasil perbandingan antara kerja otot
kerja. Responden yang mengalami kelelahan statis dan dinamis pada kondisi yang hampir
kerja tingkat berat banyak diderita pada kategori sama, dihasilkan bahwa kerja otot statis
gizi normal. Hal tersebut menurut peneliti, dapat mempunyai konsumsi energi lebih tinggi, denyut
dipengaruhi oleh faktor-faktor karakteristik nadi meningkat, dan diperlukan waktu istirahat
individu lain yang dapat menyebabkan tingkat yang lebih lama.18 Berdasarkan hasil pengukuran
kelelahan berat, seperti responden dengan IMT ergonomi dengan menggunakan metode RULA,
normal namun sudah berusia lebih dari 40 tahun sebagian besar responden (67.7%) diperlukan
atau dengan masa kerja yang sudah tergolong tindakan investigasi lebih lanjut dan perbaikan
lama (>10 tahun). Selain itu, hasil pengukuran segera. Hal tersebut menurut peneliti
kelelahan yang dilakukan sebelum responden dikarenakan kondisi stasiun kerja (kursi kerja)
bekerja, menunjukkan hasil bahwa responden tidak ergonomis sehingga menyebabkan sikap
sudah mengalami kelelahan sebelum bekerja. tubuh responden saat posisi bekerja kurang benar
Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar seperti posisi kepala yang terlalu menunduk dan
responden (61,3%) sudah mengalami kelelahan miring, serta posisi punggung yang terlalu
kerja berat sebelum bekerja, dan dari tabel 2 membungkuk, selain itu, kondisi lingkungan fisik
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang kurang mendukung seperti kurangnya
(71%) mengalami kelelahan kerja berat setelah intensitas penerangan akan mempengaruhi posisi
selesai bekerja. Selisih hasil yang diperoleh tidak tubuh responden saat bekerja. Kurangnya
terlalu menonjol, sehingga menurut peneliti, intensitas penerangan akan menimbulkan upaya
tidak adanya hubungan antara status gizi dengan yang lebih dari responden dalam mengamati dan
kelelahan kerja yang diperoleh dari penelitian ini, melihat objek kerjanya, sehingga posisi kepala
dapat disebabkan karena responden sudah akan semakin menunduk mendekati objek yang
mengalami kelelahan kerja berat sebelum mereka dikerjakan. Hasil uji statistik dengan uji Rank
bekerja pada hari tersebut. Spearman dapat disimpulkan bahwa ada
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan
yang dilakukan oleh Umyati (2010) dengan kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang
responden pekerja penjahit di sektor informal. mengemukakan bahwa sikap kerja yang tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 serasi akan menyebabkan nyeri otot-otot rangka
responden, 31 responden yang mengalami sehingga menyebabkan kelelahan.25
kelelahan berada pada kategori status gizi Kondisi tersebut juga diperkuat dengan hasil
normal.11 Namun hasil tersebut tidak sejalan penelitian yang dilakukan oleh Enny (1998)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Oentoro bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap
(2004) mengenai pengaruh status gizi terhadap kerja dengan kelelahan yang dialami oleh tenaga
kelelahan seseorang yang menunjukan bahwa kerja bagian sanding.52 Namun pada penelitian
secara klinis terdapat hubungan antara status gizi yang dilakukan oleh Umyati (2010) tidak
seseorang dengan performa tubuh secara menunjukkan adanya hubungan antara sikap
keseluruhan.51 kerja dengan kelelahan pada penjahit di sektor
Hubungan sikap kerja dengan kelelahan kerja informal, akan tetapi hasil tersebut menunjukkan
Sikap kerja penjahit adalah duduk dalam bahwa berdasarkan penilaian REBA yang
waktu yang lama, sikap tubuh yang statis seperti dilakukan, kegiatan para pekerja tersebut
terlalu lama membungkuk pada saat menjahit memiliki resiko tinggi.
124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
125
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
126