You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),

Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014


Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi


Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang

Januar Atiqoh*), Ida Wahyuni**), Daru Lestantyo**)


*)
Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
**)
Staf Pengajar Bagian Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Fatigue can be influenced by several factors that can come from within the individual as well as of the
work environment. CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang is informal industry convection with
all the sewing workers are women. The purpose of this research is to analyze the related factors of
fatigue on sewing workers at CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. This research is
explanatory research using cross sectional study design, where population numbers to the workers is
31 people. Sampling method using total sampling. Data analysis using Chi-Square test for normal
distribution of data and Rank-Spearman for data not normally distributed. The results showed that
most of respondents heavy work fatigue (71%), most of the old 40 years (71%), the majority of
respondents work >10 years (71%), nutritional status of most respondents in the normal category
(50.1%), the posture of most respondents work at level 3 (42.1%), and most of the workload between
30 to <60% (42.1%), it means need repairation for workload. Results of statistical tests showed had
relationship between age and fatigue (p = 0.0001), there is a relationship between the during work
with fatigue (p = 0.0001), there is no relationship between nutritional status with fatigue (p = 0.191),
there is a relationship between working posture with fatigue (p = 0.0001), and there is a relationship
between the workload with fatigue (p = 0.0001). Business owners should provide additional lighting
in accordance with the type of work (lighting meets 1000 Lux) and doing engineering work station
(chair) to fit the body size of workers.
Keywords: Work Fatigue, Sewing Workers

119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN duduk di depan mesin jahit selama kurang lebih


Kelelahan kerja merupakan bagian dari delapan jam.
permasalahan umum yang sering dijumpai pada CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang,
tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, merupakan industri informal yang bergerak
kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi dibidang jasa konveksi. Beberapa faktor
kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan lingkungan seperti intensitas penerangan yang
produktivitas. Data dari ILO menyebutkan kurang, suara mesin jahit yang menimbulkan
bahwa setiap tahun sebanyak dua juta pekerja kebisingan dapat menjadi faktor yang
meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang menyebabkan kelelahan, selain itu faktor
disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian individu seperti usia pekerja dan masa kerja
tersebut menyatakan dari 58115 sampel, 32,8% pekerja juga ikut mempengaruhi keadaan
diantaranya atau sekitar 18828 sampel menderita kelelahan yang dirasakan.
kelelahan.8 Menurut Depnakertrans, data Adanya beberapa faktor yang dapat memicu
mengenai kecelakaan kerja pada tahun 2004, di terjadinya kelelahan tersebut, maka peneliti
Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 bermaksud untuk melakukan penelitian
kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan mengenai faktor-faktor yang berhubungan
yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau 39 dengan kelelahan pada pekerja konveksi di
orang mengalami cacat.10 Tingkat kelelahan bagian penjahitan dengan tujuan untuk
akibat kerja yang dialami pekerja dapat menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang
menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan dan dapat memicu terjadinya kelelahan kerja dengan
mengurangi kepuasan serta penurunan kejadian kelelahan pada pekerja konveksi CV
produktivitas yang ditunjukkan dengan Aneka Garment Gunungpati Semarang.
berkurangnya kecepatan performansi,
menurunnya mutu produk, hilangnya orisinalitas, METODE PENELITIAN
meningkatnya kesalahan dan kerusakan, Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kecelakaan yang sering terjadi, kendornya cross sectional. Penelitian dilaksanakan di
perhatian dan ketidaktepatan dalam industri konveksi CV. Aneka Garment
melaksanakan pekerjaan. Kelelahan kerja dapat Gunungpati Semarang. Pengambilan data dan
terjadi akibat dari faktor lingkungan kerja, faktor pengukuran dilaksanakan pada bulan Maret-
individu dan faktor pekerjaannya. Masalah yang Oktober 2013. Populasi penelitian yaitu seluruh
berkaitan dengan kelelahan kerja tersebut banyak pekerja konveksi di bagian penjahitan yang
dijumpai pada industri konveksi kecil dan berjumlah 31 orang. Sampel pada penelitian ini
menengah, dimana pekerjanya bekerja dengan adalah total populasi. Pengumpulan data yang
gerakan yang sama dan berulang dalam waktu digunakan yaitu data primer dengan teknik
lama.11 wawancara karakteristik responden, hasil
Bisnis konveksi merupakan salah satu bisnis pengukuran kelelahan, hasil pengukuran tinggi
yang cukup populer dengan peluang usaha yang dan berat badan, hasil pengukuran denyut nadi,
terus berkembang di Indonesia. Bekerja pada dan observasi sikap kerja. Analisis univariat
industri konveksi memerlukan kecermatan, dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan
konsentrasi, ketelitian, serta keterampilan yang distribusi dari variabel yang diteliti. Analisis
memungkinkan timbulnya kelelahan bila bekerja bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan
dalam waktu yang lama, yang kemudian antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji
memunculkan perasaan bosan atau jenuh dengan statistik yang digunakan untuk data berdistribusi
kegiatannya dalam pekerjaan. Pekerja konveksi tidak normal yaitu uji korelasi Rank Spearman
bagian penjahitan terutama, melakukan dan untuk data berdistribusi normal digunakan
pekerjaannya dengan sikap kerja statis, yakni uji Chi Square. Dengan nilai p < 0,05 maka Ha

120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara No Status Gizi Frek (%)
variabel bebas dengan variabel terikat. 1 Normal (18,5-25,0) 25 80,6
HASIL DAN PEMBAHASAN Tidak Normal
2 6 19,4
Kelelahan Kerja (<18,5 atau >25,0)
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Total 31 100
kelelahan kerja sebelum bekerja
Kelelahan sebelum bekerja Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
No Frek (%)
(milidetik) sebagian besar responden (80,6%) berada pada
1 KKR (241-410) 2 6.5 kategori status gizi normal.
2 KKS (411-580) 10 32,3 Masa Kerja
3 KKB ( > 580) 19 61,3 Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan masa
Total 31 100 kerja
No Masa Kerja (tahun) Frek (%)
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa 1 Baru (<6) 2 6,5
sebagian besar responden (61,3%) sudah 2 Sedang (6-10) 7 22,6
mengalami kelelahan kerja berat sebelum mereka 3 Lama (>10) 22 71,0
bekerja. Total 31 100
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
kelelahan kerja setelah bekerja Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
Kelelahan setelah sebagian besar responden (71%) sudah bekerja
No Frek (%)
bekerja (milidetik) lebih dari 10 tahun.
1 KKR(241410) 2 6,5 Sikap Kerja
2 KKS(411-580) 7 22,6 Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan sikap
3 KKB( > 580) 22 71,0 kerja
Total 31 100 No. Sikap Kerja Frek (%)
1 Investigasi lebih lanjut 5 16,1
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa 2 Perbaikan segera 21 67,7
sebagian besar responden (71%) mengalami Investigasi & perbaikan
3 5 16,1
kelelahan kerja berat setelah selesai bekerja. secepat mungkin
Usia Pekerja Total 31 100
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan usia
No Usia (tahun) Frek (%) Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa
1 < 40 9 29 sebagian besar responden (67,7%) dalam posisi
2  40 22 71 kerja yang memerlukan investigasi dan perbaikan
Total 31 100 segera.
Beban Kerja
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan beban
responden berusia  40 tahun dengan persentase kerja
71%. No Beban Kerja Frek (%)
Status Gizi 1 Tidak lelah (<30%) 6 19,4
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan status Perlu perbaikan
2 21 67,7
gizi (30 s.d. <60%)
Kerja waktu singkat
3 4 12,9
(60 s.d. < 80%)
Total 31 100

121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa Iklim Kerja


beban kerja pekerja bagian penjahitan sebagian Hasil dari pengukuran iklim kerja
besar (67,7%) berada pada kisaran %CVL didapatkan nilai ISBB pada awal waktu kerja
sebesar 30 s.d <60% yang berarti bahwa sebesar 25,77oC, ISBB pada pertengahan waktu
diperlukan perbaikan dalam pembebanan kerja. kerja sebesar 26,75oC, dan pada akhir waktu
Intensitas Penerangan Lokal kerja didapatkan 27,12oC. Hasil tersebut
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Intensitas menunjukkan nilai sesuai dengan ambang batas
Penerangan Lokal iklim kerja yang ditetapkan di Indonesia
Intensitas berdasarkan SE Menakertrans dan Koperasi
NAB
No Penerangan Frek (%) Nomor: SE 01/MEN/1997 yaitu sebesar 21-30oC.
(1000 Lux)
(Lux) Hubungan usia dengan kelelahan kerja
1 68,4 5 16,1 <NAB Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut
2 69 2 6,5 <NAB dan digantikan oleh jaringan ikat. Pengerutan
3 69,2 3 9,7 <NAB otot menyebabkan daya elastisitas otot berkurang
4 69,4 3 9,7 <NAB yang mengakibatkan semakin bertambahnya
5 69,8 1 3,2 <NAB ketidakmampuan tubuh dalam berbagai hal.42
6 70,1 2 6,5 <NAB Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji
7 70,2 1 3,2 <NAB Rank-Spearman dapat disimpulkan bahwa ada
8 70,3 4 12,9 <NAB hubungan antara usia dengan kelelahan kerja
9 70,4 4 12,9 <NAB yang terjadi pada pekerja bagian penjahitan CV.
10 70,6 2 6,5 <NAB Aneka Garment Gunungpati Semarang. Pada
11 71,2 1 3,2 <NAB tabel 3 dapat dilihat bahwa usia responden
12 72,2 2 6,5 <NAB sebagian besar (71%) pada kategori usia >40
13 78,1 1 3,2 <NAB tahun. Kelompok usia tersebut masih termasuk
Total 31 100 dalam usia produktif, namun dalam hal
kelelahan, baik fisik maupun kelelahan mental,
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dalam kategori usia tersebut kapasitas kerja
intensitas penerangan lokal pada pekerja di seseorang mulai berkurang hingga menjadi 80%-
bagian penjahitan, yang tertinggi adalah 78,1 Lux 60% dibandingkan dengan kapasitas kerja
dan yang terendah adalah 68,4 Lux. Hal tersebut seseorang yang berusia 25 tahun.28 Memasuki
menunjukkan bahwa intensitas penerangan di usia 40 tahun, pekerja cenderung mengalami
ruang bagian penjahitan masih di bawah Nilai kelelahan kerja berat, hal ini menurut peneliti
Ambang Batas intensitas penerangan untuk jenis dapat dikarenakan pada usia yang meningkat
pekerjaan halus yaitu 1000 Lux.37 akan diikuti dengan proses degenerasi dari fungsi
Intensitas Kebisingan organ sehingga kemampuan organ akan
Hasil pengukuran kebisingan ke-I diperoleh menurun, menyebabkan tenaga kerja akan
rata-rata 73,68 dB, ke-II 76,65 dB, ke-III 74,48 semakin mudah mengalami kelelahan, selain itu
dB, dan ke-IV 70,68 dB. Hasil tersebut diketahui bahwa keluhan otot skeletal mulai
menunjukkan bahwa intensitas kebisingan dirasakan pada usia 40 tahun dan tingkat
melebihi batas maksimal yang diperbolehkan keluhan akan terus meningkat sejalan dengan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. bertambahnya usia.
718/Men/Kes/Per/XI/1987, dengan skala Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani
intensitas yang dianjurkan adalah sebesar 60 dB, (2010) mengenai hubungan beban kerja, status
serta batas maksimal intensitas yang gizi dan usia dengan tingkat kelelahan pekerja
diperbolehkan sebesar 70 dB.14 operator bagian dyeing, dengan responden yang
berusia sebagian besar lebih dari 30 tahun juga

122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara peredaran darah, pencernaan, otot, syaraf, dan
usia dengan kejadian kelelahan pekerja, dengan pernafasan).48 Namun lain halnya dengan
menunjukkan sifat korelasi positif yang berarti pernyataan Sutjana (2009) dalam penelitian yang
semakin tua usia seorang tenaga kerja maka akan dilakukan Monica (2010) mengenai gambaran
semakin tinggi tingkat kelelahannya.44 kelelahan kerja pada penjahit di pasar Petisah
Hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja bahwa masa kerja berhubungan dengan tingkat
Masa kerja erat kaitannya dengan pengalaman seseorang dalam suatu pekerjaan.
kemampuan beradaptasi antara seorang pekerja Dimana hal tersebut akan mempengaruhi
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. kejadian kelelahan seseorang, semakin
Proses adaptasi dapat memberikan efek positif berpengalaman orang tersebut dalam
yaitu dapat menurunkan ketegangan dan pekerjaannya, efisiensinya dalam bekerja juga
peningkatan aktivitas atau performasi kerja, meningkat. Orang tersebut akan dapat mengatur
sedangkan efek negatifnya adalah batas besarnya tenaga yang dikeluarkan. Selain itu,
ketahanan tubuh yang berlebihan akibat tekanan pekerja telah mengetahui posisi kerja yang
yang didapatkan pada proses kerja. Hal tersebut terbaik atau nyaman untuk dirinya, sehingga
yang menjadi sebab timbulnya kelelahan yang produktivitasnya juga terjaga.49
membawa pada penurunan fungsi psikologi dan Hubungan status gizi dengan kelelahan kerja
fisiologi.15 Tekanan melalui fisik pada suatu Status gizi yang baik dengan jumlah asupan
waktu tertentu akan mengakibatkan kalori dalam jumlah dan waktu yang tepat
berkurangnya kinerja otot, gejala yang berpengaruh secara positif terhadap daya kerja
ditunjukkan dapat berupa makin rendahnya pekerja. Apabila asupan kalori tenaga kerja tidak
gerakan, hal tersebut tidak hanya disebabkan sesuai dengan kebutuhannya maka tenaga kerja
karena beban kerja yang berat namun lebih pada tersebut akan lebih cepat merasakan lelah
tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap dibandingkan dengan tenaga kerja yang asupan
harinya pada suatu masa yang panjang.39 Dari kalorinya memadai.50 Asupan kalori yang cukup
analisis statistik dengan menggunakan uji Rank- kemudian digambarkan dengan Indeks Massa
Spearman menunjukkan hasil bahwa ada Tubuh (IMT) yang normal pada nilai 18,5-25.
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan Masalah kekurangan atau kelebihan gizi pada
kerja yang dialami oleh pekerja bagian orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) merupakan
penjahitan CV. Aneka Garment. Berdasarkan masalah penting, karena selain mempunyai
tabel 5 dapat dilihat bahwa masa kerja pekerja resiko penyakit tertentu, juga dapat
bagian penjahitan sebagian besar (71%) sudah mempengaruhi produktivitas kerja. Akibat
bekerja lebih dari 10 tahun. Hal tersebut menurut kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi
peneliti menunjukkan adanya pengaruh lamanya pada tubuh akan digunakan untuk memenuhi
masa kerja pekerja dengan kegiatan penjahitan kebutuhan. Bila hal ini berlangsung lama, maka
yang dilakukan cenderung monoton sehingga simpanan zat gizi akan habis dan terjadi
akan mempengaruhi keadaan otot yang bekerja kemerosotan jaringan, dengan meningkatnya
secara statis. Selain itu, lamanya masa kerja akan defisiensi zat gizi maka muncul perubahan
mempengaruhi stamina tubuh pekerja, sehingga biokimia dan rendahnya zat–zat gizi dalam
akan menurunkan ketahanan tubuh. darah, berupa rendahnya tingkat Hb, serum
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh vitamin A dan karoten. Terjadi peningkatan hasil
Sedarmayanti (1996) bahwa lama masa kerja metabolisme seperti asam laktat dan piruvat pada
masuk ke dalam faktor yang mempengaruhi kekurangan tiamin. Bila keadaan ini berlangsung
kelelahan kerja. Dalam hal ini kelelahan terjadi lama, akan mengakibatkan terjadinya perubahan
karena lamanya bekerja akan berpengaruh fungsi tubuh dengan tanda-tanda yaitu
terhadap mekanisme dalam tubuh (sistem

123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kelemahan, pusing, kelelahan, nafas pendek dan sangat beresiko menyebabkan keluhan kesehatan,
lain-lain.30 kurangnya relaksasi atau peregangan otot saat
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji bekerja dapat menyebabkan penimbunan asam
Rank-Spearman diperoleh hasil bahwa tidak ada laktat pada otot yang memicu timbulnya
hubungan antara status gizi dengan kelelahan kelelahan. Hasil perbandingan antara kerja otot
kerja. Responden yang mengalami kelelahan statis dan dinamis pada kondisi yang hampir
kerja tingkat berat banyak diderita pada kategori sama, dihasilkan bahwa kerja otot statis
gizi normal. Hal tersebut menurut peneliti, dapat mempunyai konsumsi energi lebih tinggi, denyut
dipengaruhi oleh faktor-faktor karakteristik nadi meningkat, dan diperlukan waktu istirahat
individu lain yang dapat menyebabkan tingkat yang lebih lama.18 Berdasarkan hasil pengukuran
kelelahan berat, seperti responden dengan IMT ergonomi dengan menggunakan metode RULA,
normal namun sudah berusia lebih dari 40 tahun sebagian besar responden (67.7%) diperlukan
atau dengan masa kerja yang sudah tergolong tindakan investigasi lebih lanjut dan perbaikan
lama (>10 tahun). Selain itu, hasil pengukuran segera. Hal tersebut menurut peneliti
kelelahan yang dilakukan sebelum responden dikarenakan kondisi stasiun kerja (kursi kerja)
bekerja, menunjukkan hasil bahwa responden tidak ergonomis sehingga menyebabkan sikap
sudah mengalami kelelahan sebelum bekerja. tubuh responden saat posisi bekerja kurang benar
Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar seperti posisi kepala yang terlalu menunduk dan
responden (61,3%) sudah mengalami kelelahan miring, serta posisi punggung yang terlalu
kerja berat sebelum bekerja, dan dari tabel 2 membungkuk, selain itu, kondisi lingkungan fisik
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang kurang mendukung seperti kurangnya
(71%) mengalami kelelahan kerja berat setelah intensitas penerangan akan mempengaruhi posisi
selesai bekerja. Selisih hasil yang diperoleh tidak tubuh responden saat bekerja. Kurangnya
terlalu menonjol, sehingga menurut peneliti, intensitas penerangan akan menimbulkan upaya
tidak adanya hubungan antara status gizi dengan yang lebih dari responden dalam mengamati dan
kelelahan kerja yang diperoleh dari penelitian ini, melihat objek kerjanya, sehingga posisi kepala
dapat disebabkan karena responden sudah akan semakin menunduk mendekati objek yang
mengalami kelelahan kerja berat sebelum mereka dikerjakan. Hasil uji statistik dengan uji Rank
bekerja pada hari tersebut. Spearman dapat disimpulkan bahwa ada
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan
yang dilakukan oleh Umyati (2010) dengan kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang
responden pekerja penjahit di sektor informal. mengemukakan bahwa sikap kerja yang tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 serasi akan menyebabkan nyeri otot-otot rangka
responden, 31 responden yang mengalami sehingga menyebabkan kelelahan.25
kelelahan berada pada kategori status gizi Kondisi tersebut juga diperkuat dengan hasil
normal.11 Namun hasil tersebut tidak sejalan penelitian yang dilakukan oleh Enny (1998)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Oentoro bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap
(2004) mengenai pengaruh status gizi terhadap kerja dengan kelelahan yang dialami oleh tenaga
kelelahan seseorang yang menunjukan bahwa kerja bagian sanding.52 Namun pada penelitian
secara klinis terdapat hubungan antara status gizi yang dilakukan oleh Umyati (2010) tidak
seseorang dengan performa tubuh secara menunjukkan adanya hubungan antara sikap
keseluruhan.51 kerja dengan kelelahan pada penjahit di sektor
Hubungan sikap kerja dengan kelelahan kerja informal, akan tetapi hasil tersebut menunjukkan
Sikap kerja penjahit adalah duduk dalam bahwa berdasarkan penilaian REBA yang
waktu yang lama, sikap tubuh yang statis seperti dilakukan, kegiatan para pekerja tersebut
terlalu lama membungkuk pada saat menjahit memiliki resiko tinggi.

124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan beban kerja dengan kelelahan KESIMPULAN


kerja 1. Sebagian besar responden (71%) berusia
Setiap pekerjaan akan membuat tubuh 40 tahun. Seluruh responden berjenis
menerima beban dari luar tubuhnya. Pada kelamin wanita. Masa kerja responden
pekerjaan menjahit, beban kerja yang diterima sebagian besar (71%) sudah bekerja >10
oleh pekerja diperoleh dari jumlah pekerjaan tahun, serta status gizi responden mayoritas
yang didapatkan serta kondisi lingkungan kerja tergolong normal (80,6%).
fisik. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square 2. Seluruh responden bekerja di ruangan
diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan dengan paparan kebisingan rata-rata 73,87
antara beban kerja dengan kelelahan kerja. dB (diatas NAB). Responden bekerja
Menurut peneliti, hal tersebut dipengaruhi dari dengan intensitas penerangan lokal di bawah
kondisi lingkungan kerja fisik dengan intensitas standar minimal untuk jenis pekerjaan halus
penerangan yang kurang sehingga keluhan lelah (1000Lux). Pengukuran iklim kerja pada
pada mata akan menambah beban kerja yang ruang bagian penjahitan diperoleh hasil
dirasakan pekerja, sehingga semakin sebesar 26,54C (sesuai NAB).
mempengaruhi keadaan kelelahan pekerja. Selain 3. Sebagian besar responden (67,7%) dalam
itu faktor sikap kerja yang kurang baik akan kategori sikap kerja yang memerlukan
menambah beban kerja pada otot. Kondisi beban investigasi dan perbaikan segera.
kerja yang berat dapat mempengaruhi kelelahan 4. Sebagian besar responden (67,7%) dalam
kerja. Denyut nadi akan segera berubah seirama kategori beban kerja yang memerlukan
dengan perubahan pembebanan, baik yang perbaikan.
berasal dari pembebanan mekanik, fisika, 5. Sebagian besar responden (71%) mengalami
maupun kimiawi sehingga menyebabkan kelelahan kerja berat.
terjadinya perubahan irama jantung.15 6. Ada hubungan antara usia dengan kelelahan
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan kerja pada pekerja bagian penjahitan CV.
penelitian yang dilakukan oleh Wati (2011) Aneka Garment Gunungpati Semarang.
mengenai hubungan beban kerja dengan 7. Tidak ada hubungan antara status gizi
kelelahan yang dilakukan pada penjahit yang dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian
sebagian besar (76,7%) pada kategori beban penjahitan CV. Aneka Garment Gunungpati
kerja tidak normal. 53 Semarang.
Semakin berat suatu pekerjaan maka 8. Ada hubungan antara masa kerja dengan
semakin banyak pula oksigen yang dibutuhkan kelelahan kerja pada pekerja bagian
oleh tubuh untuk melakukan oksidasi dan makin penjahitan CV. Aneka Garment Gunungpati
banyak pula aliran darah yang membawa Semarang.
oksigen. Peningkatan aliran darah ini 9. Ada hubungan antara sikap kerja dengan
menyebabkan peningkatan aktivitas pemompaan kelelahan kerja pada pekerja bagian
jantung. Pada orang dengan beban kerja berat penjahitan CV. Aneka Garment Gunungpati
aktivitas pemompaan jantung menjadi berubah, Semarang.
sehingga saat orang tersebut bekerja transport 10. Ada hubungan antara beban kerja dengan
oksigen ke otot menjadi terganggu dan pekerja kelelahan kerja pada pekerja bagian
menjadi cepat lelah.54 Namun hal tersebut tidak penjahitan CV. Aneka Garment Gunungpati
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Semarang.
oleh Ramadhani (2010) yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja
dengan kelelahan pada pekerja operator dyeing.47

125
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal),
Volume 2, Nomor 2, Pebruari 2014
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Saran perbandingan gambaran kejadian kelelahan


Bagi Tenaga Kerja kerja.
1. Membiasakan bekerja dengan posisi kerja
yang benar, duduk dengan punggung tegak DAFTAR PUSTAKA
dan kepala tidak terlalu membungkuk. 1. Heryawan, Ahmad. Hakikat Kesetaraan
2. Melakukan peregangan badan seperti Gender. (Online),
menggelengkan kepala, memutar tangan, (http://www.ahmadheryawan.com/kolom/94
memutar badan bagian atas, dan meluruskan -kolom/2772-hakikat-kesetaraan-dan-
kaki di sela waktu bekerja sekitar kurang keadilan-gender.pdf. 2009, diakses tanggal
lebih 5 menit setiap 2 jam sekali untuk 23 Maret 2013).
menghindari posisi kerja yang statis 2. Muftia, Atik. Hubungan antara Faktor Fisik
sehingga sirkulasi darah tetap lancar ke dengan Kelelahan Kerja Karyawan
seluruh anggota tubuh. Produksi Bagian Selektor di PT. Sinar Sosro
3. Memanfaatkan waktu istirahat seoptimal Ungan Semarang. Semarang: Universitas
mungkin agar kelelahan kerja yang Diponegoro. 2005.
dirasakan bisa berkurang. 3. Zuhriyah, Fitri. Hubungan antara
Bagi Pengusaha Kesesakan dengan Kelelahan Akibat Kerja
1. Menyediakan tambahan lampu pada mesin pada Karyawan Bagian Penjahitan
jahit untuk penerangan lokal sesuai dengan Perusahaan Konveksi PT. Mondian Klaten,
kebutuhan pekerja penjahitan dimana Jawa Tengah. Semarang:Universitas
standar NAB penerangan untuk pekerjaan Diponegoro. 2007.
halus adalah 1000 Lux. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2. Melakukan rekayasa mekanik pada kursi 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
kerja, dapat dengan penambahan ganjalan Jakarta. 2003.
pada kaki kursi agar sesuai dengan ukuran 5. Depkes RI. Upaya Kesehatan Kerja Sektor
tubuh pekerja. Informal di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
3. Melakukan pengaturan waktu istirahat total 1991.
bagi pekerja sekurang-kurangnya 1 jam 6. Suma’mur, P. K. Higiene Perusahaan dan
setelah bekerja selama empat jam terus Kesehatan Kerja. Jakarta : CV. Sagung
menerus. Seto. 2009.
Bagi Institusi Pendidikan 7. Fleishman, E. A. Studies in Personel &
Melakukan kerja sama dengan pengusaha, Industrial Psychology. Illinois : The Dorsey
khususnya pengusaha informal untuk Press, Inc. 1961.
memberikan edukasi terkait bahaya pekerjaan 8. Markkanen, Pia. Keselamatan dan
yang dilakukan oleh pekerja bagian penjahitan Kesehatan Kerja di Indonesia (Kertas Kerja
serta dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan. 9 April 2004). ILO. 2004.
Bagi Peneliti Selanjutnya 9. NIOSH. Approaches on Shiftwork to Reduce
1. Perlu penelitian lebih lanjut terkait faktor- Worker fatigue and Stress. NIOSH. 1997
faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja (alih bahasa).
pada pekerja bagian penjahitan dengan 10. Departemen Tenaga Kerja dan
memperhatikan faktor psikologis pekerja Transmigrasi. Data Kecelakaan Kerja di
dan penataan ruang kerja. Indonesia. Jakarta. 2004.
2. Penelitian dilakukan dengan metode
pengukuran kelelahan yang berbeda
sehingga diharapkan akan diperoleh

126

You might also like