You are on page 1of 5

Media Teknika Jurnal Teknologi

Vol. 11, No. 1, Juni 2016


 55

Media Sosial bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian


Konseptual

Stevanus Wisnu Wijaya1


1
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
E-mail: Stevanus.wisnu@usd.ac.id

Abstract

Social media is the application of information technology that has revolutionized the tourism
business. The role of social media in the tourism business has been able to change the pattern of tourism
businesses, even small to facilitate tourism industry to compete. However, this situation has not received
an adequate response from the Indonesian tourism industry represented by the ICT readiness index is still
low. This shows that the capability of human resources in the use of ICT including social media
applications are still low. For that we need an approach that is able to increase literacy social media for
the tourism industry, particularly small scale industries such as tourism village. Tourism Village has a
unique characteristic among the tourism industry. Village tourism industry based on strong social capital
among industry players tourist village. So that the process of improving the management capacity of
rural tourism situation should be able to tune the social environment of rural tourism for the purpose of
social media literacy peningkatana capacity can be achieved. The approach of participatory action
research is considered in accordance with the characteristics of a tourist village. Involvement of
researchers and research subjects in the process of improving literacy social media, especially during the
process of mentoring and reflection are considered to help achieve the objectives of the study.

Keywords; social media, literacy, Tourist village.

1. Pendahuluan
Makalah ini memaparkan kajian konseptual tentang media sosial bagi industri kecil
pariwisata. Secara khusus makalah ini membahas tentang bagaimana peran media sosial bagi
bisnis pariwisata desa wisata. Media sosial merupakan aplikasi teknologi informasi yang
mampu menjembatani interaksi dan kolaborasi yang bersifat terbuka dan demokratis. Bahkan
media sosial ini memiliki karakteristik mudah diakses serta murah. Selain itu, media sosial juga
memiliki kemampuan untuk menyediakan ruang bertemu dan menyebarkan informasi secara
luas kepada masyarakat. Kapabilitas ini dianggap selaras dengan kebutuhan bisnis bagi industri
pariwisata.
Makalah ini tersusun atas beberapa bagian. Pendahuluan makalah memaparkan
latarbelakang tentang keselarasan kapabilitas media sosial dengan industri pariwisata. Peran
media sosial dalam industri pariwisata diulas secara lengkap di bagian dua. Penjelasan tentang
desa wisata didiskusikan dalam bagian selanjutnya. Bagian akhir dari makalah membahas
tentang arah penelitian selanjutnya.

2. Metode Penelitian
Perilaku pasar industri pariwisata mengalami pergeseran yang memberikan peluang
hidupnya industri kecil pariwisata. Motivasi kunjungan dan proses pemilihan tujuan kunjungan
mulai dipengaruhi oleh pelancong individual (Pathak, 2014) yang berminat untuk
mengunjungi dan terlibat dalam kehidupan keseharian di sebuah wilayah pedesaan.
Hal ini memperkuat peluang hidupnya industri kecil pariwisata di desa desa yang
mampu menyediakan jasa pariwisata yang unik dan berbeda. Tumbuhnya industri kecil
pariwisata di desa desa memberikan dampak yang positif, tidak hanya menyediakan lapangan
kerja namun juga mampu mencegah urbanisasi, mengurangi kemiskinan. Lebih jauh lagi,
Diterima 25 Juli 2016; Direvisi 23 Agustus 2016; Disetujui 28 September 2016
56  ISSN: 1412-5641

pertumbuhan desa wisata ini juga mampu menyokong pelestarian nilai nilai kebudayaan di
desa. Selain itu, pemerataan pendapatan diharapkan juga terjadi di daerah desa wisata.
Dengan melihat perkembangan terkini perilaku wisatawan, maka dapat di katakan
bahwa desa wisata memiliki peran penting bagi perkembangan industri pariwisata di
Indonesia. Peran ini harus diikuti oleh peningkatan daya saing desa wisata yang antara lain
diwujudkan dengan adopsi teknologi informasi dan komuniikasi yang baik. Secara khusus,
adopsi teknologi informasi, khususnya media sosial dapat digunakan untuk berbagai tujuan
antara lain koordinasi antara pemangku kepentingan, serta promosi desa wisata secara intensif
kepada wisatawan.
Namun, secara umum persoalan yang muncul dalam peningkatan daya saing industri
desa wisata adalah ketertinggalan dalam memanfaatkan ICT. Pengukuran daya saing
pariwisata Indonesia oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa ICT readiness industri
pariwisata Indonesia masih sangat rendah. Secara khusus, desa wisata di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta juga belum siap dalam memanfaatkan ICT. Tabel dibawah ini
menunjukkan situasi terkini kemampuan sumberdaya manusia desa wisata dalam
memanfaatkan ICT.

Tabel 1. Kemampuan SDM dalammemanfaatkan ICT


(data diolah dari Laporan Kajian Desa Wisata DIY, 2014).
No Nama Desa Kemampuan ICT
1 Kebon Agung Rendah
2 Tanjung Rendah
3 Ketandan Rendah
4 Nglanggeran Rendah
5 Ketingan Website Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman
6 Nglinggo Belum Ada
7 Srowolan Memiliki Website yang dikelola oleh pihak lain
8 Kembangarum Belum Ada
9 Pentingsari Belum Ada
10 Bobung Belum Ada
11 Kasongan Belum Ada
12 Prawirotaman Belum Ada

Berdasarkan ilustrasi dalam tabel tesebut desa wisata belum memanfaatkan ICT dengan
baik. Situasi terkini sumberdaya manusia di desa wisata belum siap untuk memanfaatkan ICT
terutama untuk melakukan ekspor industri pariwisata desa wisata.

3. Hasil dan Pembahasan


Bagian ini akan membahas tentang peran media sosial bagi industri wisata. Dalam
industri pariwisata, media sosial memiliki peran dalam rantai suplai mulai dari suplier sampai
dengan konsumen (Leung et al., 2013).
Diskusi akan fokus pada peran media sosial untuk memperkuat jangkauan desa wisata
kepada pasar global. Diskusi dimulai dengan mempertimbangkan peran strategis media sosial
bagi desa wisata yaitu peran media sosial untuk proses pengambilan keputusan wisatawan.
Pada perspektif ini, peran media sosial dapat di kelompokkan dalam tiga kelompok besar.
Pertama media sosial digunakan sebagai alat bantu untuk merencanakan perjalanan wisata.
Yang kedua media sosial digunakan sebagai alat bantu selama perjalanan wisata. Yang ketiga
media sosial digunakan sebagai alat evaluasi perjalanan wisata yang ditelah dilakoni.
Diskusi selanjutnya akan membahas peran lain media sosial, yaitu memperkuat promosi
dan komunikasi dengan konsumen. Secara khusus, media sosial mampu berperan dalam
proses keperluan promosi wisata, distribusi produk wisata, dan komunikasi dalam industri
wisata.

Media Teknika Vol. 11, No.1, Juni 2016: 55 – 61


Media Teknika ISSN: 1412-5641  57

3.1. Peran media sosial untuk memperluas jangkauan pasar desa wisata
Diskusi dalam wilayah ini fokus pada peran media sosial dalam konteks perencanaan,
pengambilan keputusan, kunjungan, dan evaluasi bagi pelancong. Data dalam diskusi
didapatkan dari berbagai literature yang didapatkan dari jurnal internasional.

3.2. Peran media sosial bagi perencanaan perjalanan wisata


Studi menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam
proses perencanaan perjalanan wisata(Burgess et al., 2009). Wisatawan melakukan berbagai
aktivitas didunia daring yang berkaitan dengan rencana perjalan wisatanya. Secara tradisional,
proses pengambilan keputusan memilih lokasi tujuan wisata dilakukan melalui informasi dari
mulut ke mulut atau dikenal sebagai Word of Mouth ( WOM)(Murphy et al., 2007). Sebelum
wisatawan memutuskan lokasi tujuan wisata, biasanya mereka akan mencari informasi terkait
dengan lokasi tujuan melalui orang orang yang pernah mengunjunginya.
Namun, kebiasaan ini telah berubah secara drastis ketika media sosial sudah menjadi
konsumsi sehari hari masyarakat. Informasi dalam media sosial yang diunggah oleh pengguna,
atau dikenal sebagai electronic Word of Mouth( eWOM), merupakan sumber informasi
tentang lokasi kunjungan wisata yang biasa diakses oleh calon wisatawan(Litvin et al., 2008).
Informasi dalam media sosial ini, mampu menyediakan informasi yang bersifat non komersial,
dan lebih lengkap karena dapat dilengkapi dengan berbagai gambar dan video. Kasus nyata
adalah kunjungan wisatawan yang membludak ketika gambar sebuah kebun bunga Amarilis di
Gunung Kidul disebarluaskan melalui media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial
memiliki peran yang sangat penting untuk menarik minat wisatawan. Secara umum, peran
media sosial dari perspektif wisatawan adalah membantu menyediakan informasi dan
memudahkan pencarian informasi mengenai lokasi kunjungan wisata.

3.3. Peran media sosial selama perjalanan wisata


Peran media sosial juga ditemukan selama proses perjalanan wisata berlangsung.
Media sosial memiliki peran dalam membantu wisatawan dalam memutuskan pilihan alternatif
tujuan wisata dan pengambilan keputusan dalam pembelian paket wisata.
Peran media sosial ini dipengaruhi oleh “ user generated content “ dalam media
sosial(Sparks and Browning, 2011). Informasi yang diunggah dalam media sosial mampu
membantu wisatawan untuk mengambil keputusan. Studi menunjukkan bahwa awareness dari
wisatawan akan daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh informasi yang diunggah melalui media
sosial. Kepercayaan wisatawan akan informasi dalam media sosial memberikan pengaruh
terhadap pengambilan keputusan dan keputusan untuk membeli produk selama proses
berwisata berlangsung.

3.4. Peran media sosial dalam evaluasi perjalanan wisata


Media sosial merupakan tempat dimana wisatawan berbagi pengalaman setelah
melakukan perjalanan wisata(Fotis et al., 2011, Sparks and Browning, 2011). Literatur
menunjukkan bahwa wisatawan sering kali mengunggah hasil perjalanannya melalui media
sosial. Berbagai ceirta yang dilengkapi dnegan gambar dan video diunggah dalam media sosial.
Cerita yang diaunggah waisatawan melalui media sosial ini memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap calon wisatawan yang akan berkunjung ke tujuan wisata. Cerita ini
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dimata calon wiasatawan, karena biasanya dianggap
cerita yang tidak memiliki tendensi komersial. Selain itu, gambar dan video yang sering kali
melengkapi cerita tersebut meningkatkan rasa kepercayaan calon wisatawan. Sehingga, cerita
yang bersifat positif akan membangun citra positif wisatawan terhadap dareah tujuan wisata,
demikian sebaliknya, cerita negatif akan memperburuk citra daerah tujuan wisata.

3.5. Peran media sosial dala memperkuta promosi dan komunikasi dengan konsumen.
Media Sosial bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual (Stevanus Winus Wijaya)
58  ISSN: 1412-5641

Bagian ini akan membahas tentang peran media sosial bagi industri pariwisata. Secara
khusus, peran media sosial di bagi menjadi 2 kelompok yaitu peran media sosial untuk promosi
dan komunikasi wisata, dan distribusi produk industri wisata.

3.6. Media sosial untuk promosi dan komunikasi wisata


Saat ini, kehadiran media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam
mempromosikan produk produk wisata. Peran ini didukung oleh situasi perkembangan
teknologi informasi diman smartphone mudah digunakan, harganya murah dan jangkaun
internet telah begitu luas.
Secara khusus, media sosial telah membantu industri untuk membangun citra akan
dareah tujuan wisata(Stepchenkova and Morrison, 2006). Aplikasi media sosial seperti blog
mampu menyebarluaskan informasi dan membangun interaksi yang dekat dengan konsumen.
Jejaring sosial online juga memungkinkan penyebarluasan informasi promosi wisata secara
masif dan menjangkau banyak kalangan.

3.7. Media sosial untuk distribusi produk turisme


Aplikasi media sosial yang mampu menyediakan distribusi produk pariwisata masih
terbatas pada online booking hotels dan beberapa online booking untuk penjualan tiket acara
acara dilokasi wisata(Leung et al., 2013). Seringkali, pengelola industri wisata tidak begitu
menaruh perhatian akan perlunya mendistribusikan produk wisata melalui media sosial.
Pengelola akan lebih banyak menggunakan media sosial bagi kebutuhan pemasaran dan
komunikasi.
Namun, saat ini, berbagai aplikasi telah muncul, yang memungkinakan wisatawan
membeli produk melalui media sosial, misalnya Tripadvisor(Miguéns et al., 2008). Aplikasi
Tripadvisor perlu digunakan sebagai media untuk mendistribusikan produk wisata.

Gambar 1. www.tripadvisor.com/yogyakarta

4. Kesimpulan
Peran strategis media sosial dalam industri pariwisata dapat dilihat dalam berbagai
literatur. Secara khusus, media sosial juga selaras dengan kebutuhan desa wisata yaitu mudah
diakses, mampu menyediakan aplikasi yang murah dan mudah digunakan.
Penelitian selanjutnya perlu untuk mengeksplorasi tentang jenis aplikasi yang
diperlukan, dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh pengelola desa wisata. Selain itu, perlu

Media Teknika Vol. 11, No.1, Juni 2016: 55 – 61


Media Teknika ISSN: 1412-5641  59

mempertimbangkan metodologi yang mampu mengeksplorasi keunikan manajemen dalam


desa wisata serta metodologi yang mampu memberikan perubahan secara terukur dalam
penguatan sumberdaya manusia.

Daftar Pustaka
[1] Burgess, S., Sellitto, C., Cox, C. Buultjens, J. User-generated content (UGC) in tourism: Benefits and concerns of
online consumers. ECIS, 2009: 417-429.
[2] Fotis, J., Buhalis, D. Rossides, N. Social media impact on holiday travel planning: The case of the Russian and the
FSU markets. International Journal of Online Marketing (IJOM). 2011; 1:1-19.
[3] Litvin, S. W., Goldsmith, R. E. & Pan. BElectronic word-of-mouth in hospitality and tourism management. Tourism
management. 2008; 29: 458-468.
[4] Miguéns, J., Baggio, R. & Costa, C. Social media and tourism destinations: TripAdvisor case study. Advances in
Tourism Research. 2008; 26 : 1-6.
[5] Murphy, L., Moscardo, G. & Benckendorff, P. Using brand personality to differentiate regional tourism
destinations. Journal of travel research. 2007; 46: 5-14.
[6] Pathak, K. P. Paradigm Shift in Tourists Behavior and Its Impact on Tourism Area Life Cycle: A Study on
Sundarbans. DU Journal of Marketing. 2014 ;15: 187-206.
[7] Sparks, B. A. & Browning, V. The impact of online reviews on hotel booking intentions and perception of trust.
Tourism Management. 2011; 32: 1310-1323.
[8] Stepchenkova, S. & Morrison, A. M. The destination image of Russia: From the online induced perspective.
Tourism Management. 2006.;27: 943-956.

Media Sosial bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual (Stevanus Winus Wijaya)

You might also like