Professional Documents
Culture Documents
Media Sosial Bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual: Stevanus Wisnu Wijaya
Media Sosial Bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual: Stevanus Wisnu Wijaya
Abstract
Social media is the application of information technology that has revolutionized the tourism
business. The role of social media in the tourism business has been able to change the pattern of tourism
businesses, even small to facilitate tourism industry to compete. However, this situation has not received
an adequate response from the Indonesian tourism industry represented by the ICT readiness index is still
low. This shows that the capability of human resources in the use of ICT including social media
applications are still low. For that we need an approach that is able to increase literacy social media for
the tourism industry, particularly small scale industries such as tourism village. Tourism Village has a
unique characteristic among the tourism industry. Village tourism industry based on strong social capital
among industry players tourist village. So that the process of improving the management capacity of
rural tourism situation should be able to tune the social environment of rural tourism for the purpose of
social media literacy peningkatana capacity can be achieved. The approach of participatory action
research is considered in accordance with the characteristics of a tourist village. Involvement of
researchers and research subjects in the process of improving literacy social media, especially during the
process of mentoring and reflection are considered to help achieve the objectives of the study.
1. Pendahuluan
Makalah ini memaparkan kajian konseptual tentang media sosial bagi industri kecil
pariwisata. Secara khusus makalah ini membahas tentang bagaimana peran media sosial bagi
bisnis pariwisata desa wisata. Media sosial merupakan aplikasi teknologi informasi yang
mampu menjembatani interaksi dan kolaborasi yang bersifat terbuka dan demokratis. Bahkan
media sosial ini memiliki karakteristik mudah diakses serta murah. Selain itu, media sosial juga
memiliki kemampuan untuk menyediakan ruang bertemu dan menyebarkan informasi secara
luas kepada masyarakat. Kapabilitas ini dianggap selaras dengan kebutuhan bisnis bagi industri
pariwisata.
Makalah ini tersusun atas beberapa bagian. Pendahuluan makalah memaparkan
latarbelakang tentang keselarasan kapabilitas media sosial dengan industri pariwisata. Peran
media sosial dalam industri pariwisata diulas secara lengkap di bagian dua. Penjelasan tentang
desa wisata didiskusikan dalam bagian selanjutnya. Bagian akhir dari makalah membahas
tentang arah penelitian selanjutnya.
2. Metode Penelitian
Perilaku pasar industri pariwisata mengalami pergeseran yang memberikan peluang
hidupnya industri kecil pariwisata. Motivasi kunjungan dan proses pemilihan tujuan kunjungan
mulai dipengaruhi oleh pelancong individual (Pathak, 2014) yang berminat untuk
mengunjungi dan terlibat dalam kehidupan keseharian di sebuah wilayah pedesaan.
Hal ini memperkuat peluang hidupnya industri kecil pariwisata di desa desa yang
mampu menyediakan jasa pariwisata yang unik dan berbeda. Tumbuhnya industri kecil
pariwisata di desa desa memberikan dampak yang positif, tidak hanya menyediakan lapangan
kerja namun juga mampu mencegah urbanisasi, mengurangi kemiskinan. Lebih jauh lagi,
Diterima 25 Juli 2016; Direvisi 23 Agustus 2016; Disetujui 28 September 2016
56 ISSN: 1412-5641
pertumbuhan desa wisata ini juga mampu menyokong pelestarian nilai nilai kebudayaan di
desa. Selain itu, pemerataan pendapatan diharapkan juga terjadi di daerah desa wisata.
Dengan melihat perkembangan terkini perilaku wisatawan, maka dapat di katakan
bahwa desa wisata memiliki peran penting bagi perkembangan industri pariwisata di
Indonesia. Peran ini harus diikuti oleh peningkatan daya saing desa wisata yang antara lain
diwujudkan dengan adopsi teknologi informasi dan komuniikasi yang baik. Secara khusus,
adopsi teknologi informasi, khususnya media sosial dapat digunakan untuk berbagai tujuan
antara lain koordinasi antara pemangku kepentingan, serta promosi desa wisata secara intensif
kepada wisatawan.
Namun, secara umum persoalan yang muncul dalam peningkatan daya saing industri
desa wisata adalah ketertinggalan dalam memanfaatkan ICT. Pengukuran daya saing
pariwisata Indonesia oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa ICT readiness industri
pariwisata Indonesia masih sangat rendah. Secara khusus, desa wisata di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta juga belum siap dalam memanfaatkan ICT. Tabel dibawah ini
menunjukkan situasi terkini kemampuan sumberdaya manusia desa wisata dalam
memanfaatkan ICT.
Berdasarkan ilustrasi dalam tabel tesebut desa wisata belum memanfaatkan ICT dengan
baik. Situasi terkini sumberdaya manusia di desa wisata belum siap untuk memanfaatkan ICT
terutama untuk melakukan ekspor industri pariwisata desa wisata.
3.1. Peran media sosial untuk memperluas jangkauan pasar desa wisata
Diskusi dalam wilayah ini fokus pada peran media sosial dalam konteks perencanaan,
pengambilan keputusan, kunjungan, dan evaluasi bagi pelancong. Data dalam diskusi
didapatkan dari berbagai literature yang didapatkan dari jurnal internasional.
3.5. Peran media sosial dala memperkuta promosi dan komunikasi dengan konsumen.
Media Sosial bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual (Stevanus Winus Wijaya)
58 ISSN: 1412-5641
Bagian ini akan membahas tentang peran media sosial bagi industri pariwisata. Secara
khusus, peran media sosial di bagi menjadi 2 kelompok yaitu peran media sosial untuk promosi
dan komunikasi wisata, dan distribusi produk industri wisata.
Gambar 1. www.tripadvisor.com/yogyakarta
4. Kesimpulan
Peran strategis media sosial dalam industri pariwisata dapat dilihat dalam berbagai
literatur. Secara khusus, media sosial juga selaras dengan kebutuhan desa wisata yaitu mudah
diakses, mampu menyediakan aplikasi yang murah dan mudah digunakan.
Penelitian selanjutnya perlu untuk mengeksplorasi tentang jenis aplikasi yang
diperlukan, dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh pengelola desa wisata. Selain itu, perlu
Daftar Pustaka
[1] Burgess, S., Sellitto, C., Cox, C. Buultjens, J. User-generated content (UGC) in tourism: Benefits and concerns of
online consumers. ECIS, 2009: 417-429.
[2] Fotis, J., Buhalis, D. Rossides, N. Social media impact on holiday travel planning: The case of the Russian and the
FSU markets. International Journal of Online Marketing (IJOM). 2011; 1:1-19.
[3] Litvin, S. W., Goldsmith, R. E. & Pan. BElectronic word-of-mouth in hospitality and tourism management. Tourism
management. 2008; 29: 458-468.
[4] Miguéns, J., Baggio, R. & Costa, C. Social media and tourism destinations: TripAdvisor case study. Advances in
Tourism Research. 2008; 26 : 1-6.
[5] Murphy, L., Moscardo, G. & Benckendorff, P. Using brand personality to differentiate regional tourism
destinations. Journal of travel research. 2007; 46: 5-14.
[6] Pathak, K. P. Paradigm Shift in Tourists Behavior and Its Impact on Tourism Area Life Cycle: A Study on
Sundarbans. DU Journal of Marketing. 2014 ;15: 187-206.
[7] Sparks, B. A. & Browning, V. The impact of online reviews on hotel booking intentions and perception of trust.
Tourism Management. 2011; 32: 1310-1323.
[8] Stepchenkova, S. & Morrison, A. M. The destination image of Russia: From the online induced perspective.
Tourism Management. 2006.;27: 943-956.
Media Sosial bagi Desa Wisata: Sebuah Kajian Konseptual (Stevanus Winus Wijaya)