Professional Documents
Culture Documents
STIMULAN (PERANGSANG)
• kokain
• psikotropika jenis amfetamin (ekstasi)
• metamfetamin (shabu-shabu)
Clinically significant maladaptive behavioral or psychological changes impaired judgment or or occupational functioning) .
The diagnostic criteria for amphetamine intoxication and cocaine intoxication are separated, but are virtually the same. If
intact reality testing is absent, a diagnosis of amphetamine-induced psychotic disorder with onset during intoxication is
indicated. The symptoms of amphetamine intoxication are mostly resolved after 24 hours and are generally completely
resolved after 48 hours.
Sedative, Hypnotic, Sedative, Hypnotic,
Alcohol or Anxiolytic Alcohol or Anxiolytic
Intoxication Withdrawal
1. Recent use of sedative, hypnotic, or anxiolytic 1. Cessation of (or reduction in) prolonged sedative,
2. Clinically significant maladaptive behavioral or hypnotic, or anxiolytic use
psychological changes (e.g., inappropriate sexual or 2. Two (or more) of the following developing within
aggressive behavior, mood lability, impaired minutes to several days
judgement) that developed during or shortly after a) Automatic hyperactivity (e.g., sweating or pulse >
sedative, anxiolytic use 100 bmp)
3. One or more of the following sign b) Hand tremor
a) Slurred speech c) Insomnia
b) Incoordination d) Nausea or vomiting
c) Unsteady gait e) Transient visual, tactile, or auditory hallucination or
d) Nystagmus illusions
e) Impairment in cognition f) Psychomotor agitation
f) Stupor or coma g) Anxiety
h) Generalized tonic clonic seizures
The symptoms are not due to a general medical condition and are not better accounted for by another mental disorder
including intoxication or withdrawal with another substance.
Opioid Intoxication Opioid Withdrawal
1. Recent use of opioid 1. Cessation of (or reduction in) prolonged and heavy use
2. Clinically significant problematic behavioral or of opioid (several weeks or longer)
psychological changes (initial euphoria followed by 2. Administration of opioid antagonist after a period of
apathy, dysphoria, psychomotor agitation or opioid use
retardation, impaired judgement) that developed
3. Three (or more) of the following developing within
during or shortly opioid use minutes to several days
3. Pupillary constriction (or dilatation due to anoxia from a) Dysphoric mood
severe overdose) and one (or more) of the following b) Nausea or vomiting
sign c) Muscle aches
a) Drowsiness or coma d) Lacrimation or rhinorrhea
b) Slurred speech e) Pupillary dilatation, piloerection, or sweating
c) Impairment in attention or memory f) Diarrhea
g) Yawning
h) Fever
i) Insomnia
The symptoms are not due to a general medical condition and are not better accounted for by another mental disorder
including intoxication or withdrawal with another substance.
Opioid : Morphine, heroin, hydromorphone, oxymorphone, methadone, fentanyl, levorphanol, pethidine, codeine,
hydrocodone, oxycodone, drocodone, pentazocine, nalbuphine, butorphanol, propoxyphene
Cannabis Intoxication Cannabis Withdrawal
1. Recent use of cannabis 1. Cessation of prolonged cannabis use (e.g., usually daily
or almost daily use over a period of at least a few
2. Clinicially significant problematic behavioral or
months)
psychological changes (e.g, impaired motor
coordination, euphoria, anxiety, sensation of slowed 2. Three (or more) of the following developing within
time, impaired judgement, social withdrawal) that minutes to several days after criterion A
developed during or shortly after cannabis use
a) Irritability, anger, or aggression
3. Two or more of the following sign developed within 2
b) Nervousness or anxiety
hours after cannabis use
c) Sleep difficulty (e.g., insomnia, disturbing dreams)
a) Conjunctival injection
d) Decreased appetite or weight loss
b) Increased appetite
e) Restlessness
c) Dry mouth
f) Depressed mood
d) Tachicardia
The symptoms are not due to a general medical condition and are not better accounted for by another mental disorder
including intoxication or withdrawal with another substance.
HOME
SUBSTANCE TREATMENT
Stimulant drugs INTOKSIKASI : suhu naik → kompres dengan air hangat, gelisah → Lorazepam 1-2 mg P0 atau
(amphetamine, Diazepam 3x5 mg atau Clordiazepoxide 3x25 mg, kejang → diazepam 10-30 mg IV, psikotik →
metamphetamine Haloperidol 2-5 mg/4-6 jam PO/IM atau Clorpromazin 1 mg/kgbb PO/4-6 jam, aritmia cordis →
, cocaine) cardiac monitoring, propranolol 20-80 mg/hari bila takikardi, hipertensi → antihipertensi
WITHDRAWAL : BROMOCRIPTINE (Parlodel), agonis reseptor dopamine. Dosis inisial : 0,625-2,5
mg/8 jam PO, lalu kurangi 0,625 mg/hari dalam periode 3-10 hari. Pilihan lain : BENZODIAZEPINE
(Diazepam 3x5 mg) atau PROPOFOL.
Opiates INTOXICATION : NALOXONE 0,4 mg dalam 1 ml IV setiap 3-5 menit (dosis maksimum 10 mg).
(heroin, WITHDRAWAL : METHADONE, jika dosis obat diketahui, 1 mg Methadone dapat mengganti 2-4
morphine, etc.) mg heroin, 4 mg morfin atau 20 mg meperidine (Demerol). Jika dosis tidak diketahui dosis
Methadone adalah 10-15 mg/hari PO.
Sedative INTOXICATION :
hypnotic drugs Benzodiazepine : FLUMAZENIL 0,2 mg IV dalam 30 detik, diikuti dosis kedua 0,2 mg jika tidak ada
(alcohol, respon dalam 45 detik. Prosedur ini dapat diulang setelah 1 menit (dosis maksimal 5 mg).
benzodiazepine, Barbiturate : SODIUM BICARBONATE dosis bervariasi
barbiturate, etc.) Alcohol : hipoglikemia → 50 ml Dextrose 40%, cegah ensefalopati Wernicke → injeksi Thiamine
100 mg IV, gelisah → Haloperidol 5 mg IM, dapat diulang 30 menit (dosis maksimal 30 mg/hari)
WITHDRAWAL : Berikan dosis ekuivalen PHENOBARBITAL atau CHLORDIAZEPOXIDE
PERATURAN BADAN NARKOTIKA
1 2 3 NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2017
• Rehabilitasi medis (2) :
terapi detoksifikasi, simtomatik,
intervensi psikososial, pelayanan tes
urin, evaluasi berkala. Bila selesai
lanjut rehabilitasi sosial dan/atau
pascarehabilitasi.
• Rehabilitasi sosial (2) :
pelatihan vokasional, pembinaan
kewirausahaan, bimbingan mental
spiritual, bimbingan jasmani,
assessment-diagnosis-motivasi-
intervensi psikososial.
• Pasca rehabilitasi (3) :
pencegahan kekambuhan, kelompok
dukungan keluarga, pengembangan
diri, manajemen kasus, pertemuan
kelompok bantu diri dll (rawat inap,
rawat jalan atau lanjutan).
F00 – F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK
OVERVIEW
GAMBARAN UTAMA
MANIFESTASI
CATATAN TAMBAHAN
MANIFESTASI
Disorientasi, kesulitan pekerjaan sehari-hari,
tidak mampu membuat keputusan, kesulitan
berbahasa, kehilangan motivasi dan inisiatif,
gangguan pengendalian emosi, daya nilai sosial
terganggu, tidak terdapat gangguan
kesadaran, gejala dan disabilitas sudah nyata,
minimal 6 bulan
Demensia Alzheimer (Temporoparietal) :
• Onset bertahap dengan kemunduran lambat. Onset : early onset bila dibawah 65 tahun,
late onset bila diatas 65 tahun
• Etiologi : genetik, neurotransmiter asetilkolin dan norepinefrin, regulasi yang abnormal
dari metabolisme membran sel phospolipid dll.
• Tidak ada bukti klinis penyebab dari penyakit lain ataupun gejala neurologik otak fokal
Demensia Vaskular :
HOME
F30. Episode Manik
DIAGNOSIS
PPDGJ membagi sindrom mania menjadi 3:
Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat
keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat, ekspresif atau iritabel.
• F30.0 Hipomania (hendaya/ pengaruh nyata
atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas
Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut : minimal)
• Peningkatan aktivitas (ditempat kerja, dalam hubungan sosial atau seksual), • F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
atau ketidak-tenangan fisik. • F30.2 Mania dengan gejala psikotik
• Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk berbicara (Terdapat waham kebesaran (delusion of
terus menerus. grandiosity))
• Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan subjektif bahwa pikirannya
sedang berlomba.
• Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf sampai
waham/delusi)
• Berkurangnya kebutuhan tidur
• Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik kepada
stimulus luar yang penting atau yang tak berarti
• Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang mengandung
kemungkinan risiko tinggi dengan akibat yang merugikan apabila tidak
diperhitungkan secara bijaksana, misalnya belanja berlebihan, tingkah laku
seksual secara terbuka, penanaman modal secara bodoh, mengemudi
kendaraan (mengebut) secara tidak bertanggung jawab dan tanpa perhitungan.
TATALAKSANA MANIA
Drugs Classes
Sindrom mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah
sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap • Lithium
“dopamine receptor supersentivity”, dengan meningkatkan “cholinergic-
muscarinic activity”, dan menghambat “Cyclic AMP (adenosine
• Anticolvulsant
monophosphate) & phosphoinositides”. • Antipsychotic
Acute Mania
• Lithium + Antipsychotic
• Valproat + Antipsychotic
Long term Treatment
• Drug of choice : Lithium
Step 3
Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, Mianserin, Amoxapine, dll), Golongan
“Atypical” (Trazodone, Mirtazapine, Venflafaxine, dll), Golongan MAOI
Reversible (Moclobemide)
HOME
HOME
Bipolar I Disorder
F31. Bipolar defined by manic or mixed episodes that last at least seven days, or by
manic symptoms that are so severe that the person needs immediate
hospital care. Usually, depressive episodes occur as well, typically lasting
at least 2 weeks.
Bipolar II Disorder
diagnosed when symptoms of the illness exist but do not meet diagnostic
criteria for either bipolar I or II. However, the symptoms are clearly out of
the person's normal range of behavior.
Psikotik Akut Lir Onset <2 minggu, terdapat gejala skizofrenia untuk sebagian besar waktu,
Skizofrenia tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut. Jika lebih dari 1 bulan maka
diagnosis menjadi skizofrenia
1) Onset <2 minggu,
DURASI
Polimorfik
Psikotik Akut 2) ada beberapa jenis halusinasi/waham yang jenis & intensitasnya
Tanpa Gejala berubah-ubah,
3) terdapat keadaan emosional yang beragam,
GEJALA
Skizofrenia
4) walau gejala beragam tapi tidak satupun dari gejala itu konsisten <2
memenuhi kriteria skizofrenia/manik/depresi
minggu
Polimorfik Onset <2 minggu, ada beberapa jenis halusinasi/waham yang jenis &
Psikotik Akut intensitasnya berubah-ubah, memenuhi poin 1-3 psikotik polimorfik akut
Dengan Gejala disertai gejala yang memenuhi skizofrenia. Jika lebih dari 1 bulan maka
diagnosis menjadi skizofrenia
Skizofrenia
Psikotik Akut Onset <2 minggu dengan gejala waham maupun halusinasi, tapi tidak
Lainnya Dengan memenuhi kriteria skizofrenia maupun psikotik polimorfik akut. Bila waham
Predominan menetap > 3 bulan diagnosis menjadi Gangguan Waham Menetap (F22)
Waham
F20. Skizofrenia Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas :
• Anti-psikosis Tipikal
Dopamine D2 receptor
antagonists: efektif untuk
MEKANISME gejala POSITIF.
KERJA OBAT • Anti-psikosis Atipikal
ANTI-
PSIKOSIS
Dopamine D2 receptor
antagonists dan Serotonin
dopamine antagonists:
efektif juga untuk gejala
NEGATIF.
Haloperidol Forms and Usage For Psychotic Patients
• Maintenance use • Given to patients with • Prompt-acting • May be needed for ICU
• Moderate disease, 0.5- bad compliance • 2-5 mg q4-8hr PRN; delirium; use only
2 mg q8-12hr initially • Initial: IM dose 10-20 may require q1hr in haloperidol lactate for
• Severe disease, 3-5 mg times daily PO dose acute agitation; not to IV administration; do
q8-12hr initially; not to administered monthly; exceed 20 mg/day not use haloperidol
exceed 30 mg/day not to exceed 100 mg; decanoate
if conversion requires • Monitor ECG and QT
initial dose >100 mg, interval (QT
administer in 2 prolongation may
injections (eg, 100 mg occur with cumulative
initially, then doses ≥35 mg; torsades
remainder in 3-7 days) de pointes reported
• Maintenance: Monthly with single doses ≥20
dose 10-15 times daily mg)
PO dose
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
Langkah pertama, lakukan penurunan dosis antipsikotik. Apabila tidak membaik, maka berikan obat antikolinergik.
F40 – F48 GANGGUAN NEUROTIK
“suatu kesalahan penyesuaian diri secara
emosional karena tidak dapat
diselesaikannya konflik tak sadar. Gangguan
mental ini tidak mempunyai dasar organik
(fungsional) yang dapat ditunjukkan, pasien
cukup mempunyai tilikan (insight) serta
kemampuan daya nilai realitasnya tdk
terganggu dan prilakunya biasanya masih di
dalam batas-batas normal sosial serta
kepribadiannya tetap utuh.”
F40.2 FOBIA KHAS
F40. Gangguan Anxietas Fobik Rasa takut yang kuat dan
persisten terhadap suatu objek
atau situasi, antara lain: hewan,
Dicetuskan oleh adanya situasi atau bencana, ketinggian, penyakit,
objek yang jelas (dari luar individu itu cedera, dan kematian.
sendiri), yang sebenarnya pada saat • Acrophobia fear of heights
kejadian tidak membahayakan. • Ailurophobia fear of cats
• Hydrophobia fear of water
Sebagai akibatnya objek atau situasi
tersebut dihindari atau dihadapi dengan • Claustrophobia fear of closed
rasa terancam spaces
• Cynophobia fear of dogs
Kondisi lain yang berasal dari individu itu • Mysophobia fear of dirt and
sendiri, seperti takut akan adanya germs
penyakit (nosofobia), dan takut • Pyrophobia fear of fire
perubahan bentuk badan (dismorfofobia) • Xenophobia fear of strangers
dimasukkan dalam klasifikasi gangguan
hipokondrik.
F40.0 AGORAFOBIA F40.1 FOBIA SOSIAL
Behavior Therapy
A variety of behavioral treatment techniques have been used, the most common being systematic desensitization.
In this method, the patient is exposed serially to a predetermined list of anxiety-provoking stimuli graded in a
hierarchy from the least to the most frightening. Other behavioral techniques that have been used more recently
involve intensive exposure to the phobic stimulus (flooding/implosion) through either imagery or desensitization
in vivo.
Insight-oriented Psychotherapy
Insight-oriented psychotherapy is a form of treatment that helps people through understanding and expressing
feelings, motivations, beliefs, fears and desires. It is a patient centered therapy that lies on conversation between
patient and therapist.
Family Therapy
It is a type of psychological counseling (psychotherapy) that helps family members improve communication and
resolve conflicts.
Pharmacotherapy
Agoraphobia : SSRI, some TCA, some benzodiazephine ; Social anxiety : SSRI, SNRI ; Specific phobia : short acting
benzodiazephine
KRITERIA DIAGNOSIS
Panic Attack
• Reassurance & explanation
• Jika diperlukan berikan
benzodiazepin oral
• Pada beberapa pasien yang impulsif
dapat diberikan pengobatan
intravena (ex: lorazepam 0,5mg IV
q20 menit)
F41.1 Gangguan Anxietas Menyeluruh
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer
yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi tertentu saja (sifatnya “free
floating” atau mengambang)
• Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur
berikut
✓ Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb.)
✓ Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai), dan
✓ Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan,
berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, serta
keluhan somatic berulang yang menonjol)
Benzodiazepine
Non - Benzodiazepine
F42. Gangguan Obsesif Kompulsif
KRITERIA DIAGNOSIS
1-3 minggu)
kemungkinan kelainan pada
• Jika terapi SSRI gagal ganti terapi, jika terdapat panik
neurotransmitter serotonin (5-HT). ganti dengan MAOI, jika terdapat cemas ganti buspiron,
jika terdapat depresi dengan litium, jika terdapat tik dan
Hal ini didukung dengan efikasi
waham berikan antipsikotik.
pengobatan dengan menggunakan • Jika masih tidak respons atau terdapat riwayat bunuh
serotonin reuptake inhibitor (SSRI). diri lakukan ECT.
• Jika ECT gagal, berikan terapi kombinasi 2 SSRI, atau
kombinasikan SSRI, ECT, dan terapi perilaku.
TERAPI PSIKOSOSIAL
Berkabung
Gangguan depresi
Gangguan anxietas
GSPT/PTSD
Ggn psikotik, skizofrenia, gangguan bipolar
Gangguan penyesuaian
Eksaserbasi gangguan mental sebelumnya
F43.0 Reaksi Stress Akut
OVERVIEW
Dukungan sosial
Fluoxetin, Sertralin
Gejala Depresi SSRI
Dicoba dosis rendah dahulu
F45. GANGGUAN SOMATOFORM
OVERVIEW
Komorbid yang sering menyertai adalah gangguan depresi, cemas dan gangguan
kepribadian, sehingga modalitas terapi disesuaikan dengan komorbidnya
• Gangguan disosiasi
adalah mekanisme
pertahanan yang tidak
disadari. Gejala utama
adalah kehilangan
sebagian atau seluruh
integrasi normal antara
ingatan masa lalu,
identitas, kontrol
terhadap gerakan
tubuh.
• Ada bukti penyebab
psikologis yang bersifat
stresful
DIAGNOSIS GEJALA
F44.0 Hilang daya ingat yang selektif, biasanya mengenai kejadian penting atau traumatik yang baru
Amnesia Disosiatif terjadi
F44.1 Melakukan perjalanan ke tempat yang melampaui hal yang umum dilakukannya sehari-hari,
Fugue Disosiatif disertai dengan gejala Amnesia Disosiatif. Kemampuan mengurusi diri dasar tetap ada
F44.2 Sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan volunter dan respon normal terhadap rangsangan
Stupor Disosiatif (cahaya,suara,atau raba)
F44.3 Hilangnya sementara penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungan,
Gangguan Trans dan biasanya seakan-akan dikuasai kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat, atau kekuatan lain.
Kesurupan
F44.4 Tidak mampu menggerakkan seluruh atau sebagian anggota gerak
Gangguan Motorik
Disosiatif
F44.5 Mirip kejang epileptic, tapi jarang ada lidah tergigit, luka karena jatuh, mengompol, ataupun
Konvulsi Disosiatif kehilangan kesadaran.
F44.6 Anestesi pada kulit dengan batas tegas, dan terdapat perbedaan modalitas pengindraan sehingga
Anestesi dan tidak mungkin disebabkan kerusakan neurologis (misalnya tidak sesuai dermatom)
kehilangan sensorik Penurunan tajam pengelihatan, kabur, atau tunner vision (area lapang pandang sama, tidak
Disosiatif tergantung jarak mata dari titik fokus).
Kehilangan pengelihatan total dan tuli lebih jarang terjadi
F60 GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
KLUSTER KEPRIBADIAN CIRI
Paranoid Ketidakpercayaan terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus
menerus bahwa orang di sekitar memiliki motif jahat
A : ODD BEHAVIOUR
melakukan aksi bunuh diri saat terancam putus dengan orang yang digantunginya,
cenderung untuk membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi dirinya
❑ Denial → menolak atau tidak mau menerima realita ❑ Acting out → melampiaskan emosi tanpa kendali, tanpa memikirkan
❑ Proyeksi → proyeksi emosi tingkah laku/ kekurangannya pada orang lain akibatnya
❑ Distorsi → sikap/pikiran aneh-aneh yang tidak sesuai logika→ bisa ❑ Blocking → berdiam diri /mematung
berkembang jadi halusinasi /ilusi ❑ Hipokondriasis → mengalihkan pada keluhan fisik (somatic)
❑ Splitting → objek eksternal dibagi dalam dua kategori ekstrem. ❑ Introyeksi → menirukan atau memasukan perilaku, ide, ataupun objek dari
luar ke dalam dirinya .
❑ Devaluasi → kebalikan idealisasi, bisa ditujukan ke diri sendiri atau orang lain
❑ Controlling → mengawasi orang lain untuk kepentingan diri sendiri ❑ Altruisme → mencapai kepuasan personal melalui perilaku konstruktif/baik
❑ Displacement → memindahkan objek emosi/kemarahan pada orang lain ❑ Antisipasi → membuat rencana yang positif untuk masa depan
❑ Intelektualisasi → banyak bicara untuk memperlihatkan intelektualitasnya ❑ Asteitisme → tidak terlalu kecewa bila mendapat musibah, dan tidak gembira
❑ Represi → menghindari konflik yang dihadapi tanpa disadari berlebihan bila mendapat kesenangan
❑ Disosiasi → memisahkan memori atau emosi yang dirasa tidak ❑ Humor → membuat humor tanpa menyinggung dan menyakiti orang lain
menyenangkan dari kesadaran utama → dapat berkembang jadi Dissociative ❑ Sublimasi → mengganti dengan kegiatan yang bermanfaat (positif)
❑ Seksualisasi → suatu objek atau fungsi dianggap memiliki makna seksual yang
sebenarnya tidak dimiliki atau bila dimiliki.
❑ Simbolisasi → ide atau obyek digunakan untuk mewakili ide atau obyek lain
F52, F65 KELAINAN SEKSUAL
MALE FEMALE
DESIRE Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) : Persistently or recurrently deficient (or absent)
sexual fantasies and desire for sexual activity.
Sexual Aversion Disorder (SAD) : Persistent or recurrent extreme aversion to, and avoidance
of, all (or almost all) genital sexual contact with a sexual partner or by masturbation.
AROUSAL Male Erectile Disorder : recurrent inability to Female Sexual Arousal Disorder : inability to
attain, or to maintain until completion of the attain, or to maintain until completion of the
sexual activity, an adequate erection. sexual activity, an adequate lubrication-
swelling response of sexual excitement
ORGASM Inhibited Male Orgasm : a man achieves Inhibited Female Orgasm : a woman achieves
ejaculation during coitus with great difficulty ejaculation during coitus with great difficulty
Premature Ejaculation (PE) : ejaculation
occurring during partnered sexual activity
within 1 minute after vaginal penetration and
before the individual wishes it (75-100%
cases)
PAIN Dyspareunia : recurrent or persistent genital Dyspareunia
pain associated with sexual intercourse. Vaginismus : involuntary muscle constriction
of the outer third of the vagina that interferes
with penile insertion and intercourse.
PARAFILIA
“Paraphilias or perversions are
sexual stimuli or acts that are
deviations from normal
sexual behaviors, but are
necessary for some persons to
experience arousal and orgasm.
According to the Diagnostic and TELEPHONE AND PARTIALISM HYPOXYFILIA
Statistical Manual of Mental COMPUTER Aktivitas seksual selalu Keinginan meraih
Disorders, fifth edition (DSM-5), SCATOLOGIA berfokus pada satu perubahan kesadaran
the term paraphilic disorder is Mendapatkan kepuasan bagian tubuh dengan akibat hipoksia sambil
reserved for those cases in which a seksual melalui media menghiraukan bagian meraih orgasme
sexually deviant seperti telepon cabul lainnya
fantasy or impulse has been
expressed behaviorally.”
FETISHISME FROTTEURISME MASOKISME SADISME VOYEURISME
Fantasi, nafsu, atau Fantasi, nafsu, atau Fantasi, nafsu, atau Fantasi, nafsu, atau Fantasi, nafsu, atau
kepuasan seksual yang kepuasan seksual yang kepuasan seksual yang kepuasan seksual yang kepuasan seksual yang
didapatkan dengan didapatkan apabila didapatkan apabila didapatkan apabila didapatkan dengan
melibatkan benda-benda bersentuhan atau dirinya (secara nyata, dirinya (secara nyata, mengamati/ mengintip
tak hidup (misal: celana bergesekan terhadap bukan pura-pura) bukan pura-pura) secara diam-diam orang
dalam wanita, sepatu orang yang sedang dilecehkan, dipukuli, melecehkan, memukuli, lain yang sedang
dll) dalam kondisi tidak diikat, atau mendapat mengikat, atau telanjang atau
sadar tindakan lain yang melakukan tindakan lain melakukan aktivitas
menyakiti atau yang menyakiti atau seksual
mempermalukan dirinya mempermalukan
pasangan seksualnya
TROILISME NECROFILIA TRANSVETISME PEDOFILIA EKSHIBISIONISME
(THREESOME) Obsesi untuk melakukan FETIHISTIK Preferensi seksual Suka memamerkan alat
Fantasi, nafsu, atau aktivitas/ hubungan Kenikmatan seksual yang terhadap anak-anak, kelamin ke orang
kepuasan seksual yang seksual dengan jenazah berasal dari berdandan biasanya pra pubertas asing/banyak orang di
didapatkan apabila atau menyamar dalam atau awal masa pubertas tempat umum.
melihat pasangan pakaian lawan jenis, baik laki-laki maupun
seksualnya beraktivitas perempuan.
seksual dengan orang
lain
NYMPHOMANIA SETIRIASIS ZOOFILIA KOPROFILIA dan UROFILIA
dorongan untuk selalu dorongan untuk selalu Preferensi seksual KLISMAFILIA Mendapatkan
mendapatkan kepuasan mendapatkan kepuasan melibatkan hewan Mendapatkan kenikmatan seksual
seksual (wanita) seksual (pria) kenikmatan seksual melibatkan urin.
apabila defekasi ke
pasangan, atau
pasangan yang defekasi
atau makan feses
(coprofagia). Klismafilia
adalah varian
menggunakan enema.
F.64 GANGGUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN
TRANSEKSUALISME
• Mengenakan pakaian dari lawan jenis-nya sebagai bagian dari eksistensi dirinya
untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenis-nya; Tanpa
hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara lebih permanen atau berkaitan
dengan tindakan bedah;
• Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai pemakaian pakaian lawan jenis
tersebut
Transgender - refers to the broad spectrum of individuals who transiently or persistently identify with a gender
different from their gender at birth. (Note: the term transgendered is not generally used.)
F63 GANGGUAN KEBIASAAN DAN IMPULS
Diagnosis Karakteristik
Judi Patologis Berjudi secara berulang yang menetap, seringkali meningkat meskipun
ada konsekuensi social yang merugikan seperti menjadi miskin. Harus
dibedakan dengan judi untuk kesenangan, atau pada gangguan manik.
Curi Patologis/ Keinginan untuk selalu mengambil/mencuri benda-benda yang
Kleptomania umumnya tidak berharga, dan penderita merasakan
kelegaan/kenikmatan setelah melakukan tindakan mencuri tersebut
Trikotilomania Keinginan untuk selalu mencabut rambut diri sendiri di mana tindakan
tersebut menimbulkan kelegaan. Paling sering mencabut rambut di
bagian kepala, namun dapat juga di tempat lain seperti alis, bulu mata,
dll.
Bakar Keinginan untuk selalu menyalakan api tanpa motif yang jelas (tidak
Patologis/ memberikan keuntungan), di mana tindakan tersebut menimbulkan
Piromania kelegaan pada diri penderita.
Diagnosis Karakteristik
Gangguan Gangguan psikiatri sering pada anak dan remaja dengan ciri
perilaku aggression, theft, vandalism, pelanggaran terhadap peraturan
(Conduct dan/atau berbohong.
Disorder)
Gangguan Perilaku impulsif, dan agresif dan perilaku kasar yang muncul tiba-
Eksplosif tiba secara mendadak yang tidak sesuai dengan proporsi stress
Intermiten atau kondisi yang sebenarnya. Ledakan ini terjadi tiba-tiba, tanpa
peringatan yang jelas, biasanya kurang dari 30 menit.
Oppositional gangguan perilaku yang ditandai oleh suasana hati yang mudah
Defiant marah atau mudah tersinggung, perilaku sering membantah atau
Disorder (ODD) menentang, serta pendendam pada pihak otoritas (misal :
orangtua).
Tatalaksana : Psikoterapi (misal : CBT). Medikamentosa belum ada yang disetujui FDA.
Terapi pilihan medikamentosa : antidepresan (misal SSRI), opiopid antagonis (misal :
Naltrexone), glutamatergic agents, mood stabilizers.
SLEEP DISORDER
Sleep disorder in DSM-IV-TR may be either primary (unrelated to DSM-V :
any other disorder—medical or psychological) or secondary (the
result of physical illness, psychological disorders, or drug or alcohol
use).
REM
During REM (Rapid Eye Movement), brain waves mimic activity during the waking
state. The eyes remain closed but move rapidly from side-to-side, perhaps related
NREM : Stage 1,2,3,4 to the intense dream and brain activity that occurs during this stage.
REM
• SLEEP TERRORS (pavor nocturnus) : Recurrent
episodes of abrupt terror arousals from sleep,
Sleep Terrors Sleepwalking/Somnambulism Nightmares
usually beginning with a panicky scream. There
is intense fear and signs of autonomic arousal,
such as mydriasis, tachycardia, rapid breathing,
and sweating, during each episode. There is
relative unresponsiveness to efforts of others to
comfort the individual during the episodes.
• SLEEPWALKING : Repeated episodes of rising
from bed during sleep and walking about. While
sleepwalking, the individual has a blank, staring
face; is relatively unresponsive to the efforts of
others to communicate with hem or her; and
can be awakened only with great difficulty.
• NIGHTMARES : Recurrent episodes of extended,
extremely dysphoric, and well-remembered
dreams that usually involve efforts to avoid
threats to survival or security or physical
integrity. The nightmares generally occur in REM
sleep, the second half of a major sleep episode.
On waking from the nightmare, the individual
rapidly becomes oriented and alert.
RESTLESS LEG SYNDROME
Diagnostic Criteria
CLINICAL MANIFESTATION
TREATMENT
Hypersomnolance VS Narcolepsy
Individuals with hypersomnolence typically have longer and less disrupted
nocturnal sleep, greater difficulty awakening, more persistent daytime sleepiness
(as opposed to more discrete "sleep attacks” in narcolepsy), longer and less
refreshing daytime sleep episodes, and little or no dreaming during daytime naps.
By contrast, individuals with narcolepsy have cataplexy and recurrent intrusions
of elements of REM sleep into the transition between sleep and wakefulness
(e.g., sleep-related hallucinations and sleep paralysis).
INSOMNIA Pedoman Diagnostik PPDGJ F51. 0
Insomnia Non Organik
(a) keluhan : kesulitan masuk tidur atau
mempertahankan tidur, atau kualitas tidur
Sindrom insomnia Psikik yang buruk;
(b) minimal 3 kali/minggu selama minimal 1
• Gangguan Afek, Gg Anxietas (panik, fobia)
bulan;
Sindrom Insomnia Organik (c) adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur
(sleeplessness) dan peduli yang berlebihan
• Hyperthyroidism, obat penekan SSP, Zat perangsang SSP
terhadap akibatnya pada malam hari dan
Sindrom insomnia Situasional sepanjang siang hari;
(d) menyebabkan penderitaan yang cukup berat
• Gg penyesuaian, anxietas/depresi, stress psiko sosial
dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
Sindrom Insomnia Penyerta pekerjaan.
• Gangguan fisik+insomnia (PND), Gg. Jiwa + insomnia
(skizofrenia)
Tidak ada penyebab: PRIMARY INSOMNIA
KLASIFIKASI DAN TATALAKSANA Indikasi penggunaan Obat Anti-
Insomnia terutama pada kasus
“Transient & Shortterm Insomnia”
sangat berhati-hati pada kasus dengan
According to severity : “Longterm insomnia”. Selalu
diupayakan mencari penyebab dasar
• Mild : almost every night, minimum impairment of quality of life (QoL) dari gangguan tidur dan pengobatan
• Moderate : every night, moderate impairment QoL with symptoms ditujukan pada penyebab dasar
(irritability, anxiety, fatigue) tersebut.
• Severe : every night, moderate impairment QoL with more severe
symptoms of irritability, anxiety, fatigue
TERAPI FARMAKOLOGIS
According to form of presentation : Sleep onset/early insomnia
Echopraxia
Tic Disorder
• Merupakan gerakan motorik atau vokalisasi involunter, tiba-tiba, rekuren, tidak berirama
dan stereotipik (Kaplan).
• Tic disorder biasanya dialami sebagai suatu gerakan yang tidak dapat dilawan, akan tetapi
dalam waktu tertentu dapat ditekan.
Klasifikasi Diagnosis Tic Disorder
• Provisional (Transient) Tic Disorder :
Multiple motor dan/atau phonic tic
dengan durasi minimal 4 minggu,
tetapi kurang dari 1 tahun
• Chronic Tic Disorder : Satu atau lebih
motor atau phonic tic, tetapi tidak
keduanya, durasi lebih dari 1 tahun
• Gilles de la Tourette's syndrome
(Tourette’s syndrome) : Terdapat baik
motor dan phonic tic selama lebih
dari 1 tahun
F50. GANGGUAN MAKAN
Diagnosis Karakteristik
F 50.2 Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga hal ini:
Bulimia 1. Preokupasi menetap untuk makan dan ketagihan yang tidak bisa dilawan.
nervosa 2. Pasien melawan efek kegemukan (merangsang muntah, pencahar, puasa,
obat-obatan penekan nafsu makan).
3. Rasa takut yang berlebihan akan kegemukan & mengatur beratnya di
bawah berat badan yang sehat. Seringkali (tidak selalu) terdapat periode
anoreksia nervosa sebelumnya. Jarak antara kedua kondisi bisa beberapa
bulan hingga tahun.
F 50.0 Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal ini:
Anoreksia 1. Berat badan dipertahankan < 15% di bawah normal atau BMI ≤ 17,5
nervosa 2. Ada usaha mengurangi berat dengan menghindari makan berlemak dan
usaha seperti merangsang muntah, memakai pencahar, olahraga
berlebihan, obat penekan nafsu makan atau diuretika.
3. Terdapat distorsi body image : pikiran takut gemuk terus menerus
4. Adanya gangguan endokrin yang meluas (peningkatan GH, kortisol,
sekresi insulin abnormal, wanita : amenorea, pria : kehilangan minat dan
potensi seksual).
5. Jika terjadi pada masa prepubertas, maka pubertas dapat tertunda.
F84. GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF
MASA KANAK
• Biasanya tidak jelas ada perkembangan normal sbelumnya, tetapi bila ada, kelainan
perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun
Kurang respon terhadap emosi orang lain, kurang modulasi terhadap perilaku dalam
konteks sosial, buruk dalam isyarat sosial, kurang respon timbal balik sosio-emosional
Kurang keterampilan bahasa, kurang dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial, kurang
interaksi timbal balik dalam percakapan baik verbal maupun non verbal, hendaya dalam
variasi irama atau penekanan sebagai modulasi dalam komunikasi
TAMBAHAN
• Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal social
interaction)
• Pola perilaku, minat, dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan stereotipik
• Hendaya kualitatif dalam komunikasi
• Berkurangnya perhatian: sering beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, tidak adanya derajat
gangguan sensorik atau perseptual yang tidak biasa
• Hiperaktivitas: kegelisahan yang berlebihan, bila dibandingkan dengan anak usia dan IQ yang
sama
• Gambaran penyerta: kecerobohan dalam hubungan sosial, sembrono di situasi yang berbahaya,
impulse melanggar tata tertib social. Sering terjadi gangguan belajar serta kekakuan motorik
TIPE
• Dominan hiperaktif-impulsif
• Dominan inatentif
• Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif
TATALAKSANA