Professional Documents
Culture Documents
179 408 1 PB
179 408 1 PB
e-ISSN:2549-9793
Abstract
Farmers use pesticides intensively in the cultivation of rice. The use of organic and inorganic
fertilizers give in large quantities. Pesticides, organic and inorganic fertilizers contain heavy metals
arsenic, so the provision of large amounts will accumulate in the soil. In addition to nutrients, rice
plant tissue will absorb heavy metals including arsen. Indonesian government has implemented a
quality standard of arsen in cerealia by 0.5 mg kg-1. This study was aimed to obtain quality standard
of arsenic in an Inceptisol at planting of rice. Research conducted at the scale of pot to contaminate
soil planted rice with rows 0 mg kg-1, 15 mg kg-1, 30 mg kg-1, 60 mg kg-1. Data observed that plant
growth, yield and content of arsenic in the soil and plant tissue. Agronomic parameters and yield
components performed statistical analysis of variance followed by Tukcey test. Growth and crop
yield based on statistical analysis are significantly different. The quality standard of heavy metals on
soil done by regression analysis between the content of arsen in the soil and rice seed. By
incorporating quality standards of arsenic on the rice on the regression equation, obtained the
quality standard of arsen in the soil. The analysis results obtained that the quality standards arsenic
in an Inceptisol of Grobogan in the soil planting of rice of 17.5 mg kg-1.
Keywords : arsenic, quality standard, rice
http://jtsl.ub.ac.id 621
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627, 2018
e-ISSN:2549-9793
dampak penggunaan pupuk secara berlebihan, kimia untuk uji adsorpsi logam berat dan
pemberian pestisida atau insektisida, dan analisis tanah meliputi As2O5.H2O standard
pembuangan limbah yang sulit terdegradasi. solution (1000 mg As), CaCl2 0,001 M, air bebas
Walaupun banyak jenis tanah mempunyai ion, HNO3, HClO4, dan lain-lain; benih padi
kemampuan mengasimilasi dan menetralisasi dan pupuk untuk percobaan pot di rumah kaca,
bahan pencemar, namun tanah juga dapat yaitu: urea, KCl, SP-36, dan lain-lain. Selain itu
mengalami penurunan kualitas yang tidak dapat penelitian ini juga menggunakan bahan-bahan
lagi memberikan daya dukung bagi kehidupan penunjang, antara lain: karung plastik, plastik,
manusia secara optimal (Mulia, 2005). ember plastik (pot), tampah, kantong kertas,
Penurunan kualitas tanah karena logam berat kertas label, dan lain-lain.
menyebabkan penurunan produktivitas tanah Peralatan yang digunakan dalam
dan kualitas hasil pertanian (Subowo et al., penelitian ini meliputi: peralatan untuk
1999). mengambil contoh tanah, seperti bor tanah,
Konsumsi produk pangan yang tercemar cangkul, sekop, dan-lain-lain; peralatan analisis
dapat membahayakan kesehatan manusia. di laboratorium, seperti alat gelas, Atomic
Arsen merupakan salah satu logam berat Absorption Spectrometer (AAS), dan lain-lain; dan
penyebab karsinogen pada manusia (Baars et al., peralatan preparasi seperti grinder tanah,
2001). Oleh karena itu produk-produk ayakan, plastik alas jemur, dan lain-lain.
pertanian dituntut mempunyai standar mutu
Uji adsorpsi logam berat dengan metode
yang bagus dan aman dikonsumsi.
Langmuir
Pengendalian pencemaran lingkungan yang
berhubungan dengan program keamanan Contoh tanah yang diambil pada kedalaman 0-
pangan nasional harus segera dilaksanakan 20 cm dianalisis pendahuluan meliputi: tekstur
terlebih lagi memasuki era perdagangan bebas. (metode pipet), pH ( H2O 1:5), C-organik
Salah satu upaya untuk mencegah dan (metode Walkey dan Black, Spektrofotometri),
mengendalikan pencemaran lahan pertanian KTK (metode penjenuhan NH4Oac 1 M pH 7,
dari unsur logam berat dan memudahkan Titrasi), kation dapat ditukar : Kdd, Nadd, Cadd
pemantauannya diperlukan acuan konkrit dan Mgdd (AAS), dan kadar logam berat As
tentang baku mutu tanah. Baku mutu adalah (metode pengabuan basah, Hidrida-AAS). Uji
batas konsentrasi yang diperkenankan bagi zat adsorpi logam berat As dilakukan dengan
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan metode pendekatan Langmuir. Uji adsorpsi
dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap logam berat dilakukan sebagai berikut:
makhluk hidup. sebanyak 2 g contoh tanah kering angin ukuran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2 mm dimasukkan ke dalam botol kocok,
mengetahui baku mutu arsen pada tanah ditambahkan 20 ml larutan CaCl2 0,001 M yang
Inceptisol Grobogan dengan tanaman padi mengandung logam berat arsen dengan
sebagai tanaman indikator. konsentrasi 0-100 µg L-1.
Larutan diinkubasi selama 6 hari dan
dikocok 2 kali sehari dengan kecepatan 180
Bahan dan Metode rpm, masing-masing selama 30 menit setiap
Penelitian dilakukan pada tahun 2016 di Balai pagi dan sore hari. Setelah inkubasi, masing-
Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati – Jawa masing larutan disaring untuk memisahkan
Tengah. Penelitian terdiri atas dua kegiatan ekstrak jernih dan endapan tanah. Ekstrak
yaitu uji adsorpsi logam berat dengan metode jernih diambil untuk pengukuran arsen terlarut
Langmuir di laboratorium dan percobaan pot menggunakan AAS. Konsentrasi logam berat
untuk kalibrasi logam berat di rumah kasa. yang teradsorpsi oleh tanah dapat dihitung
Contoh tanah Inceptisol diambil berdasarkan menggunakan persamaan Langmuir sebagai
peta tanah Indonesia. Contoh tanah diambil berikut:
dari Desa Karangrejo Kecamatan Gabus
Kabupaten Grobogan yang terletak pada k×b×C
X=
koordinat 111o12'8" BT dan 7o7'37" LS. Bahan 1+k×C
yang digunakan meliputi tanah sawah; bahan
http://jtsl.ub.ac.id 622
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627, 2018
e-ISSN:2549-9793
http://jtsl.ub.ac.id 623
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627, 2018
e-ISSN:2549-9793
memegang peranan penting dalam mengikat (DS). Faktor ini berkaitan erat dengan
atau melepas logam. Total logam berat terserap kemampuan pengikatan logam berat dalam
dalam tanah tergantung dari kandungan liatnya, tanah. Daya sangga merupakan perubahan
dimana sekitar 96 % kandungan beberapa faktor kuantitas (logam berat terjerap)
logam berat terdapat pada fraksi liat (Suganda et persatuan perubahan dalam intensitas (logam
al., 2006). Liat tanah merupakan sumber berat terlarut). Daya sangga yang tinggi
pertukaran permukaan negatif dalam tanah dan menunjukkan kemampuan tanah yang tinggi
memberi kontribusi besar pada pertukaran untuk menjerap dan mempertukarkan logam.
kation. Logam berat pada larutan tanah bisa Daya sangga tanah Inceptisol Grobogan
berupa ion maupun bentuk kompleks (Limura, sebesar 893 L kg-1 dengan konstanta energi
1981). Logam berat akan membentuk ikatan ikatan sebesar 0,00893 L mg-1 sehingga
komplek dengan bahan organik tanah sehingga diperoleh jumlah logam yang diadsorpsi per
kandungan logam berat tertinggi dijumpai pada satuan bobot (nilai X) sebesar 30 mg kg-1. Nilai
lapisan atas (Alloway, 1990). X inilah yang digunakan untuk kalibrasi
Hasil analisis tanah awal menunjukkan konsentrasi arsen pada tanaman bawang merah.
contoh tanah yang diambil mengandung logam
arsen sebesar 1,967 mg kg-1 (Tabel 1). Logam
arsen pada tanah tersebut diduga berasal dari Tabel 1. Karakteristik contoh tanah percobaan
geologi tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan
Sifat-sifat Tanah Metode Nilai
pernyataan Kabata-Pendias (2010) bahwa Tekstur : Pipet
lapisan kulit bumi sendiri diperkirakan Pasir (%) 6
mengandung arsen rata-rata 1,8 mg kg-1. Debu (%) 68
Jerapan Arsen tanah Inceptisol Liat (%) 26
pH H2O 8,00
Jerapan logam berat tanah merupakan indikator C-Organik (%) Walkey & Black 0,92
kemampuan tanah dalam menjerap logam berat P tersedia (ppm) Olsen 87,30
sehingga tidak diserap oleh tanaman. Semakin K tersedia (ppm) Morgan 28,81
kekanan maka jerapan arsen tanahnya semakin Nilai tukar kation : NH4OAc 1 N
rendah (Gambar 1). Kurva tersebut dari kiri ke KTK (cmol(+)kg-1) pH 7 34,45
Kdd (cmol(+)kg-1) 0,18
kanan menunjukkan tingkat jerapan arsen. Nadd (cmol(+)kg-1) 6,33
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Cadd (cmol(+)kg-1) 34,61
jerapan logam berat pada tanah antara lain Mgdd (cmol(+)kg-1) 2,67
intensitas (I) dan kuantitas (Q). Logam total : Pengabuan
Selain dua faktor tersebut, jerapan logam As (ppb) basah 1967,50
berat juga dapat dipengaruhi oleh daya sangga
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
C As terlarut (µg L-1)
Gambar 1. Kurva hubungan antara arsen terlarut dan yang terjerap tanah
Pertumbuhan tanaman indikator
http://jtsl.ub.ac.id 624
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627, 2018
e-ISSN:2549-9793
Pada percobaan kalibrasi arsen menggunakan (Gambar 3). Namun perlakuan pemberian
tanaman indikator padi karena padi sebagai logam arsen pada tanaman padi
penghasil beras merupakan makanan pokok memperlihatkan semakin meningkat
mayoritas rakyat Indonesia. Pertumbuhan konsentrasi arsen maka semakin terhambat
tanaman padi terbagi dua fase yaitu vegetatif pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan
dan generatif. Fase vegetatif dimulai dari kontrol terutama pada fase generatif pada masa
berkecambahnya benih sampai anakan pembentukan anakan dan malai (Gambar 4 dan
maksimum dan fase generatif dimulai dari 5). Hal ini sejalan dengan Farago (1994) bahwa
terbentuknya primordia bunga hingga masak logam yang berlebihan dalam tanah dapat
panen. Pengamatan tanaman dilakukan 14 hari menyebabkan stres pada tanaman berupa
sekali meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan perubahan reaksi fisiologi tanaman,
dan jumlah malai. Hasil pengamatan menurunnya daya tumbuh dan yang lebih
menunjukkan tinggi tanaman padi pada fase ekstrim adalah menghambat pertumbuhan
vegetatif tidak terpengaruh oleh logam arsen tanaman.
80,0
60,0
40,0 G As 0
G As 1
20,0
G As 2
0,0
G As 3
14 28 42 56 70 80
HST HST HST HST HST HST
Waktu Pengamatan
30 G As 0
25
20 G As 1
15 G As 2
10
5 G As 3
0
-5
14 28 42 56 70 80
HST HST HST HST HST HST
Waktu Pengamatan
http://jtsl.ub.ac.id 625
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627, 2018
e-ISSN:2549-9793
Jumlah Malai
30
25 G As 1
20
15 G As 2
10
5 G As 3
0
56 HST 70 HST 80 HST
Waktu Pengamatan
Pada percobaan kalibrasi arsen pada tanaman tinggi dibanding dengan tanaman yang
padi berpengaruh nyata terhadap biomas panen mendapat perlakuan arsen. Menurut Farago
dan komponen hasil padi (Tabel 2 dan 3). (1994) reaksi tanaman terhadap keracunan
Secara umum kontrol memiliki hasil lebih berupa menurunnya hasil.
Baku mutu Arsen pada tanah Inceptisol syndrom kronis pada pencernaan (Fu et al.,
2008). Paparan logam berat dalam tubuh
Padi termasuk tanaman pangan pokok sehingga
manusia melalui rantai tanah-tanaman-
diupayakan rendah kandungan logam beratnya
makanan, sehingga untuk meminimalkan
karena efek toksiknya. Racun logam berat
kandungan logam berat arsen pada beras
dapat menyebabkan kerusakan DNA dan
diperlukan nilai baku mutu logam berat arsen
memiliki efek karsinogenik terhadap hewan dan
pada tanah sawah. Batas maksimum cemaran
manusia yang dapat mengakibatkan
arsen pada serealia berdasarkan SNI 7387:2009
mutagenesis pada tingkat sel (Padmavathiamma
sebesar 0,5 mg kg-1, bila dihubungkan dengan
dan Loretta., 2007). Dosis rendah dari racun
arsen pada tanah akan menghasilkan nilai baku
logam berat yang terakumulasi tubuh dalam
mutu arsen pada tanah sawah Grobogan
jangka waktu lama menyebabkan malfungsi dan
sebesar 17,5 mg kg-1 (Gambar 5).
http://jtsl.ub.ac.id 626
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : 621-627,, 201
2018
e-ISSN:2549-9793
Kesimpulan Kabata-Pendias,
Pendias, A. 2011.Trace Element in Soils and
Plants : Fourth Edition. CRC Press. 505p.
Pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Beras
berdasarkan analisis statistik tidak berbeda (Teori dan Praktek). Unimus. Semarang.
nyata. Hasil analisis regresi antara kandungan Limura, K. 1981. Chemical forms and behavior of
arsen dalam tanah dan umbi bawang merah heavy metal in soils. In Kakuzo, K. dan
menghasilkan nilai
ilai baku mutu As pada tanah I.Yamane (Eds). Heavy Metal Pollution in Soils
entisols Brebes pada pertanaman bawang of japan. Japan Scientific Societies Press,Tokyo.
merah sebesar 11,2 mg kg-1. Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Penerbit
Graha Ilmu.Yogyakarta.
Padmavathiamma, P.K. and Loretta Y.L. 2007.
Daftar Pustaka Phytoremediation Technology :
Hyperaccumulation Metal in Plants. Water Air
Alloway, B.J. 1990. Heavy Metal in Soils. JohnWiley Soil Pollut. 184p.
and Sons, New York. Sastrawijaya A.T. 2009. Pencemaran Lingkungan.
Baars, A., Theelen, R., Jansen, P., Hesse,
Hesse J., Van Rineka Cipta. Jakarta
Apeldoorn, M., Meijerink, M.V.M.V and Zeilmaker, Setyorini, D., Soeparto, dan Sulaeman. 2003.Kadar
M. 2001. Re-evaluation
evaluation of Human Toxilogical Logam Berat dalam Pupuk. p. 219 219-229 dalam
Maximum Permissible Risk Level. RIVM Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Kualitas
Report. Lingkungan dan Produk Pertanian. Puslitbang
Farago, E.M. 1994. Plants and The Chemical Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Elements : Biochemistry, Uptake, Tolerance and Subowo, E., Turhekih, Kurniawansyah
Kurniawansyah, A.M. dan
Toxicity. VCH Press. 292p. Nasution, I.. 1999. Identifikasi dan Evaluasi
Fu, J., Zhou, Q., Liu, J., Liu, W., Wang, T., Zhang, Pencemaran Cd Pada Padi Gogo. Prosiding
Q. and Jiang, G.. 2008. High levels of heavy Seminar Nasional Sumber Daya Lahan.
metal in rice from a typical e-waste
e recycling Puslitanak. Bogor.
area in Southeast china and its potential risk to Suganda, H., Kasno, A. dan Prasetyo, B.H. 2006.
human health. Chemospere 71(1):
(1): 1269-1275.
1269 Batas kritis merkuri dan kadmium pada typic
Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Pad Azka Dystrudepts dan typic Hapluderts untuk padi
Mulia Media. Jakarta. sawah. Jurnal Tanah dan Iklim 24: 16-21.
Herman, D.Z. 2006. Tinjauan terhadap tailing
mengandung unsur pencemar arsen, merkuri,
timbal dan kadmium dari sisa pengolahan bijih
logam. Indonesian Journal of Geoscience 1(1): 19-30.
Hooda, P.S.S. 2010. Trace Elements in Soils. Wiley
Publication. 595p.
http://jtsl.ub.ac.id 627
halaman ini sengaja dikosongkan
http://jtsl.ub.ac.id 628