You are on page 1of 15

POLITIK UANG DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

(STUDI KASUS DI DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA


KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2018)

Oleh : Abu Bakar


Email : abu.b76@yahoo.com
Pembimbing : Adlin,S.Sos.,M.Si
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 288293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

The high motivation of the community to occupy the position of village head tends not
to be matched by an increase in their capacity and quality to fill the village head's position.
As a result, candidates who advance in the nomination of the Village Head often do various
ways to win themselves even though by means of which is actually prohibited in the election
regulations. Money Politics that occurred in the Payung Sekaki Village Pilkades turned out
to be varied in each Hamlet and RT in Payung Sekaki Village, ranging from 200 thousand to
150 thousand. The money came from the Suskes Team, one of the candidates. From the
results of this study it can be seen that money politics in the Pilkades, namely in the form of
Sound Purchases conducted by candidates for the Village Head of Payung Sekaki ranges
from Rp. 150,000-Rp. 200,000 per person. Provision of Personal Items carried out by each
prospective Village Head is very important, both in the form of groceries, spending money,
in addition to the services and activities of each candidate is to assist in the management of
KTP and Permits in the issuance of Electrical Installation for the community, and who the
last is giving group items, namely in the form of batik clothes, recitation mothers' uniforms,
prayers, and for poison / dopra spray for Payung Sekaki Village community. Factors that
influence the occurrence of Money Politics consist of internal factors and external factors,
internal factors include the Voter Data Collection Factor where there is an increase in DPT
that is not in accordance with the Domicile, and there are some people who are not registered
to vote. The Voting Factor, namely the real occurrence of money politics by the Candidates
of the Village Head, as well as the Election Committee and TPS supervision factors, is the
occurrence of weaknesses of the committee and supervisors in carrying out their duties.
External factors consist of economic factors and the lack of political knowledge of the people
in Payung Sekaki Village.

Keywords: Money Politics, Village Head Election, Payung Sekaki Village

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 1


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah bersama-sama membangun budaya hukum
Pemilihan Kepala Desa antikorupsi melalui pembuatan pakta
(Pilkades) Serentak di 51 Desa se- integritas anti korupsi. Terdapat sanksi
Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang tegas apabila ada calon kepala desa
digelar Rabu 12 Desember 2018 melakukan kegiatan yang mengarah pada
berlangsung aman dan lancar. Namun ada politik uang, misalnya langsung
beberapa Calon Kepala Desa (Cakades) didiskualifikasi. Terkait substansi hukum,
yang mengajukan gugatan ke Pantia Pasal 149 Kitab Undang-Undang Hukum
Pilkades, karena diduga ada Money Politic Pidana (KUHP) dapat dijadikan sebagai
(Politik Uang) dan permasalahan DPT. alat hukum untuk memberantas politik
Untuk Kecamatan Tambusai Utara uang dalam Pilkades.
Kabupaten Rokan Hulu, besaran politik Dinas Pemberdayaan Masyarakat
uang yang terjadi dalam Pilkades antara dan Pemerintahan Desa (PMPD) Rokan
Rp 150.000-200.000. Ketika keran Hulu, Ada delapan pengaduan gugatan
demokrasi dibuka selebar-lebarnya, justru yang diajukan calon Kepala Desa, salah
demokrasi lokal di desa terkotori dengan satu diantaranya calon Kades Payung
adanya politik uang. Sekaki, Kecamatan Tambusai Utara,
Banyaknya praktik politik uang nomor urut 4 Budianto, pada tanggal 14
yang terjadi pada pemilu di berbagai Desember telah melayangkan surat
tempat di Indonesia membuat peneliti keberatan/gugatan kepada Panitia
tertarik bahwa hal serupa juga terjadi Pengawas (Panwas) Pemilihan Kepala
dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Desa (Pilkades) Payung Sekaki.
di Desa Payung Sekaki Kecamatan Pemberian uang yang dari salah
Tambusai Utara. Desa Payung Sekaki satu calon Kepala Desa Payung Sekaki.
Desa Payung Sekaki merupakan salah satu Dimana Politik Uang yang terjadi dalam
Desa dari Kecamatan Tambusai Utara Pilkades Desa Payung Sekaki ternyata
Kabupaten Rokan Hulu di Provinsi nilainya bervariatif disetiap Dusun dan RT
Riau.Dalam Kriteria, Prinsip, Bentuk, di Desa Payung Sekaki, mulai dari
Materi, Tim Pemenangan, biaya, Larangan 200 ribu hingga 150 ribu.
dan Sanksi Kampanye Pasal 55 Peraturan Calon kepala Desa nomor urut 2
Bupati Rokan Hulu Nomor 25 Tahun 2016 memenangkan Pilkades di Desa Payung
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekaki dan diikuti oleh calon nomor urut
Biaya Pemilihan Kepala Desa dijelaskan 4. Oleh sebab itu maka ada sebuah indikasi
bahwa dalam pelaksanaan kampanye terjadinya kecurangan dalam Pilkades
dilarang Menjanjikan atau memberikan yakni dalam bentuk pembelian suara.
uang atau materi lainnya kepada pemilih. Dari uraian diatas maka penulis
Dalam Peraturan Menteri dalam tertarik mengambil judul Penelitian
Negeri (Permendagri) Nomor 65 tahun tentang “Politik Uang dalam Pemilihan
2017 tentang Perubahan atas Permendagri Kepala Desa (Studi Kasus di Desa
Nomor 112 Tahun 2014 Tentang Payung Sekaki Kecamatan Tambusai
pemilihan Kepala Desa dijelaskan bahwa Utara Kabupaten Rokan Hulu tahun
masyarakat pemilih, panitia pemilihan, tim 2018)” .
sukses, dan para calon kepala desa perlu

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 2


Kerangka Teoritis /keuntungan bersama bagi satu
a. Politik Uang kelompok sosial tertentu dan bukan
Politik uang adalah upaya pada satu individu calon pemilih.
penyuapan kepada pemilih, dengan c. Uang sebagai Instrumen Mobilisasi
kekuatan uang ditujukan pemilih Dukungan Politik
memberikan suaranya kepada calon Dalam proses pemilu
yang memberi uang tersebut. setidaknya ada empat hal yang
b. Jenis dan Pola Politik Uang menjadi faktor penting yang
Pertama, pembelian suara menentukan keberhasilan, pertama
atau vote buying yang dimaknai kandidat atau calon, kedua program
sebagai pembayaran uang tunai/ kerja dan isu kandidat, ketiga mesin
barang kepada pemilih secara politik, keempat sumber daya (uang).
sistematis beberapa hari menjelang Dalam perjalanannya uang saja tidak
pemilihan dengan harapan penerima cukup untuk memenagkan sebuah
akan memberikan suaranya pada si proses pemilihan, namun uang sangat
pemberi. Wujud nyata vote buying berarti bagi keberhasilan kampanye.
dapat dilihat dari adanya pembayaran Uang menjadi penting karena
tunai dari calon atau timnya kepada kampanye akan mempengaruhi hasil
pemilih potensial atau sumbangan dari pemilu dan kampanye tidak akan
dari calon kepada partai pendukung. dapat berjalan tanpa uang
Kedua, Pemberian- (Jacobson,2010).
pemberian pribadi atau individual gift d. Modal dan Arena
yakni pemberian dari pribadi calon Sumberdaya modal setara
kepada pemilih pada saat mereka dengan pengertian uang yang dimiliki
bertemu dalam kampanye atau pada oleh masing-masing calon kepala desa
saat tertentu sebagai kenang- yang dipergunakan untuk
kenangan seperti alat ibadah, kalender memperoleh legitimasi/
atau peralatan dapur bahkan makanan memenangkan pemilihan. Dalam
kecil atau rokok Ketiga, Pelayanan arena kehidupan sosial selalu ada
dan aktivitas atau services and pihak yang mendominasi dan
activities yakni pemberian layanan didominasi. Kondisi ini tidak lepas
atau pembiayaan terhadap berbagai dari situasi dan sumberdaya
aktivitas pemilih dimana pada saat (modal/uang) yang dimiliki seseorang
memberikan layanan atau membiayai yang mana sumberdaya tersebut
aktivitas tersebut calon sekaligus merupakan hal yang bernilai atau
melakukan promosi dirinya. berhaga dalam ruang lingkup sosial
Pertandingan olahraga, peringatan tersebut. Modal merupakan hasil
ulang tahun organisasi sosial akumulasi kerja yang berbentuk
kemasyarakatan, penyedian amblans barang materil maupun simbolik yang
gratis, beasiswa, dan asuransi apabila dialokasikan secara privat
kesehatan merupakan contoh dari oleh agen atau kelompok agen,
model ini. Keempat, pemberian memungkinkan mereka untuk
barang-barang kelompok atau club memperoleh kekuasaan (Pierre
goods yakni pemberian dari calon Bourdieu, 1986).
yang ditujukan untuk kepentingan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 3


PEMBAHASAN mencapai suatu kekuasaan dan uang
Bentuk-bentuk Politik Uang yang merupakan salah satu alat yang
terjadi dalam Pilkades Desa Payung digunakan untuk menghasilkan
Sekaki kekuasaan politik dengan cara
a. Pembelian Suara melakukan praktik politik uang untuk
Pembelian suara atau Vote mendapatkan suara terbanyak.. Adanya
Buying dimaknai sebagai distribusi indikasi bahwa terjadi Politik Uang
pembayaran uang tunai/barang dari dalam Pilkades di Desa Payung Sekaki
calon kades kepada pemilih secara yang dilakukan oleh beberapa calon
sitematis beberapa hari menjelang Kepala Desa dalam Pilkades Payung
pemilu yang disertai dengan harapan Sekaki.
yang implisit bahwa para penerima Permasalahan yang lain yang
akan membalasnya dengan telah dianggap sering terjadi dan kita
memberikan suaranya bagi si pemberi. dapat dalam pemilihan kepala desa
Mereka tidak lagi melihat kualitas visi- yaitu pada saat pencoblosan adanya
misi, program, pengalaman, kinerja, fenomena serangan fajar atau
dan berbagai pertimbangan rasional beredarnya pemalsuan kartu panggilan
lainnya dalam memilih kandidat, tapi memilih.
mengggunakan “rasionalitas material”. Masyarakat dalam memilih
Pemilu menjadi pasar karena seorang pemimpin Desa, memiliki
mempertemukan kandidat (pemberi) pandangan dan alasan yang berbeda-
yang “lapar” kekuasaan dan berbeda, berdasarkan dari fenomena
masyarakat (penerima) rela menjual yang terjadi, sebagian masyarakat
suaranya untuk kepentingan jangka memilih seorang Kepala Desa
pendek. dipandang dari latar belakang keluarga,
Uang adalah sumber daya dipandang dari kapasitas dan kualitas
paling dibutuhkan oleh masyarakat dalam membangun dan mensejahtrakan
dalam memenuhi kebutuhan rakyat, memilih karena keluarga,
kesehariannya yang menjadi acuan bagi memilih karena uang, dan memilih
setiap transaksi atau manuver karena ikut-ikutan tetangga.
Individual dan sebagai alat tukar Bagi masyarakat, politik uang
menukar. Uang menjadi salah satu dalam Pilkades sudah lumrah terjadi,
faktor urgen yang berguna untuk terutama di Kabupaten Rokan Hulu
mendongkrak personal seseorang, sendiri, setiap Pilkades pemilih pasti
sekaligus untuk mengendalikan suatu mendapat amplop dari Calon Kepala
wacana strategis terkait dalam sebuah Desa yang mengikuti Kontestasi
kepentingan di dalam politik dan Pemilihan Kepala Desa tersebut.
kekuasaan. Karena dasarnya, politik Bahkan kebanyakan warga desa sudah
adalah seni. Dimana seseorang leluasa menunggu amplop dari calon, mereka
mempengaruhi dan memeaksakan juga tidak segan untuk menceritakan
kepentingan yang ada dalam pribadi berapa jumlah amplop yang sudah
seseorang dan kelompoknya pada pihak diterima kepada orang lain.
lain melalui berbagai saran termasuk Dari pihak calon, mereka
uang. Sehingga uang adalah salah satu merasa kurang afdol jika tidak ikut
modal politik seseorang dalam memberikan amplop. Besaran uang

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 4


untuk pemilih dalam pilkades lebih seperti ini dan tidak ada keuntungan
besar dibandingkan dalam pilkada, per bagi masyarakat kecil, sehinga ajang
orang sebesar Rp 150.000-Rp200.000. pesta demokarasi ini dijadikan ajang
Penyalurnya ke pemilih menggunakan untuk meraup keuntungan sebanyak-
cara yang sama, pemberian uang banyaknya dari Calon-calon Kepala
dilakukan melalui korlap,adapun Desa.
besaran jumlah yang dikucurkan,sesuai Pembelian dan penjualan
informasi yang penulis peroleh, uang suara terjadi akibat dari kekecewaan
yang dibagikan oleh beberapa calon, masyarakat terhadap pemimpin
mulai dari 50,000-250,000 yang akan sebelumnya yang telah mengingkari
diberikan kepada pemilih. komitmen dalam membangun Desa
Uang diberikan ke calon dalam kebersamaan, namun apa yang
pemilih bertahap mulai dari malam hari terjadi, komitmen itu hanyalah bumbu
sebelum hari pencoblosan (lazim penyedap untuk meyakinkan
disebut serangan fajar) atau bagi yang masyarakat untuk memilih para calon
terlewat, dengan cara dilakukan Kepala Desa. Sehinga masyarakat
penyisiran oleh tim sukses ditemukan mulai engan dengan program program
belum terima amplop, uang diberikan yang ditawarkan oleh calon-calon
di pagi hari di hari pecoblosan. Ada Kepala Desa yang berkompetisi dalam
amplop uang sebesar Rp 200.000 per pemilihan Kepala Desa Payung Sekaki,
kepala, dibagikan ke pemilih sore hari. sehinga yang dirugikan adalah calon
Tim khusus mengunjungi setiap rumah lain yang tujuan nya baik ingin
di lingkungan secara merata, data by membangun Desa harus mengeluarkan
name per RT. sejumlah uang yang besar untuk
Dari pihak penerima didalam mendapatkan dukungan dari
Pilkades Masyarakat mulai berpikir masyarakat.
bahwa ini adalah kesempatan bagi Dalam konteks pemilihan
masyarakat untuk mendapatkan Kepala Desa ini, masyarakat baik itu
keuntungan dari calon-calon Kepala berkelompok maupun individual,
Desa Payung Sekaki, karena berupaya menawarkan Kepada calon
masyarakat berpikir bahwa ini Kepala Desa berapa sanggup calon
kesempatan 5 tahun berlalu mereka tersebut memberikan uang atas
tidak ada mendapatakan apa-apa dari suaranya, jika jumlah yang ditawarkan
Kepala Desa yang dipilihnya dengan tidak sesuai maka masyarakat tidak
iklas dan berharap bisa memberikan akan memilihnya, sehinga para calon
perubahan dan dampak positif bagi berupaya memberikan tawaran tertingi
Desa serta peningkatan pekonomian dari calon lain, bentuknya berpariasi
masyarakat miskin di Desa Payung ada yang per kepala dan ada juga
Sekaki, namun apa yang terjadi yang perkeluarga, dalam penyaluran uang
ada Kepala Desa yang terpilih hanya nya, biasanya melaui tim sukses yang
memperkaya diri sendiri sehingga professional, yang mana uang tunai
inilah saatnya harus memanfaatkan tersebut dibagikan secara langsung
momentum pesta demokrasi ini, kepala pemilih.
sehinga masyarakat berpikir siapapun Salah satu alasan mengapa
Kepala Desa terpilih mereka tetap para calon kepala desa melakukan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 5


politik uang adalah mereka takut kalah bersangkutan dan juga oleh orang di
bersaing dengan calon lain. Calon yang luar sang calon, yakni bandar/pemain
baru bersaing masih mencari bentuk judi. Tradisi politik uang sudah lama
serangan fajar, mereka berpotensi terjadi, lalu seiring dengan makin
melakukan politik uang. Para calon sering pemilihan pejabat publik secara
yang pernah mencalonkan diri pada langsung maka politik uang lebih
pemilu sebelumnya tentu lebih ahli mengemuka.
dalam politik uang dan dipastikan akan b. Pemberian-pemberian Pribadi
mengulang hal yang sama. Pemberian-pemberian Pribadi
Alasan lainnya adalah adanya atau Individual Gifts dilakukan untuk
ketidakpercayaan masyarakat terhadap mendukung upaya pembelian suara
para calon pemimpin. Hal tersebut yang lebih sistematis oleh para kandidat
memberikan efek negatif bagi para elit yang seringkali memberikan berbagai
dengan menghambur-hamburkan uang bentuk pemberian pribadi kepada
dalam waktu sekejap, demi kekuasaan pemilih. Biasanya mereka melakukan
semata. Begitupun sebaliknya, adalah Pratik ini ketika bertemu dengan
sangat menggiurkan juga bagi pemilih, baik ketika melakukan
masyarakat meskipun sesaat, karena itu kunjungan kerumah-rumah atau pada
juga masyarakat merasa "berhutang saat kampanye.
budi” pada calon yang memberikan Pemberian seperti ini seringkali
uang tersebut. Biasanya peserta dibahasakan sebagai perekat hubungan
pemilihan calon kepala desa yang tidak social (Social Lubricant), misalnya
memiliki kedekatan emosional dengan anggapan bahwa barang pemberian
masyarakat akan membuat program- sebagai kenang-kenangan. Kadang-
program yang didalamnya terindikasi kadang pemberian tersebut
politik uang. didistribusikan oleh tim kampanye.
Politik uang dengan cara Dalam kasus semacam ini, praktek
pembelian suara akan berujung pada tersebut tidak mudah dibedakan dengan
korupsi. Korupsi yang marak terjadi pembelian suara secara sistematis.
adalah sebuah bentuk penyelewengan Pemberian yang paling umum bisa
APBDes dimana terjadi kerjasama dibedakan dalam bebarapa kategori,
antara Kepala Desa dan BPD. sebagai contoh, pemberian dalam
Kehadiran BPD dengan fungsi kontrol bentuk benda-benda kecil (misalnya,
atau pengawasan tidak berfungsi secara kalender dan gantungan kunci) yang
maksimal. Point ini ada kaitan dengan disertai dengan nama kandidat dan
point kedua diatas, dimana motivasi image yang dibentuk untuk sang
dilakukannya korupsi adalah untuk kandidat. Contoh pemeberian barang
mengembalikan kerugian yang terjadi lain barang yang dimaksud ini bisa
saat kampanye dimana sang calon telah berupa sembako, kaos, Sarung,
melakukan politik uang dengan cara Mukenah, Tas, Baju muslim, Souvenir
pembelian suara dalam rangka (jam dinding, kalender. Pena, gelas,
membodohi rakyat untuk kepentingan sendok, sandal, payung) dii.
meraup suara. Catatan khusus juga bisa
Politik uang dalam pilkades diberikan untuk pemeberian berupa
dilakukan selain oleh calon yang makanan dan minuman gratis, rokok

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 6


gratis, dan makanan kecil sebagai masyarakat secara perorangan untuk
konsumsi dalam pertemuan-pertemuan memfasilitasi kepentingan yang
yang dihadiri oleh kandidat dan pemilih sedang di butuhkan oleh masyarakat
(mulai dari cemilan sederhana hingga dengan cara memberikan uang, jabatan
pesta-pesta besar-besar yang sekali lagi dan barang. Barang yang dimaksud ini
perbedaan antara pemberian barang- bisa berupa sembako, kaos, Sarung ,
barang dan pembelian suara terkadang Mukenah, Tas, Baju muslim, Souvenir
sangat sulit dilakukan, namun (jam dinding, kalender. Pena, gelas,
demikian, dalam praktiknya sebagian sendok, sandal, payung) dan yang
besar kandidat secara tegas telah lainnya.
membedakan keduanya sehinga Dengan harapan agar
mereka tidak mengaggap bahwa masyarakat memilih calon tersebut
pemberian barang adalah bagian dari\ dikarenakan calon tersebut telah mau
“politik uang”. Untuk membedakannya memberikan bantuan dalam bentuk
dengan pemberian barang-barang para barang barang pribadi uang dan jabatan
kandidat pada umumnya memaknai di struktural Pemerintahan Desa
pemebelian suara sebagai praktik yang selanjutnya. Asumsi atas realitas
dilakukan secara sistematis dengan tersebut dapat di perkuat melalui
melibatkan daftar pemilih yang rumit sebuah kerangka teoritik yang ada
dan dilakukan dengan tujuan untuk dalam sistem pertukaran sosial. Parsudi
memperoleh target suara lebih besar. suparlan (1992) menuturkan bahwa
Politik uang adalah pemberian sejatinya tidak ada pemberian ( hibah)
uang atau barang, atau fasilitas tertentu, yang sifatnya Cuma-Cuma. Karena
dan janji kepada para orang-orang menurutnya segala bentuk pemberian
tertentu agar seseorang dapat dipilih ada dasarnya akan selalu diikuti dengan
apakah misalnya menjadi kepala Desa suatu pemberian kembali berupa
atas dasar pemberian pribadi calon. imbalan dalam bentuknya yang
Ada banyak cara politik uang dilakukan beragam.
oleh para Calon dalam Pilkades Karena itu, yang terjadi
dibawah ini kita akan membahas ada bukanlah sebatas sebuah pembarian
beberapa cara calon kepala desa untuk yang secara cuma-cuma dari seseorang
menarik simpati dan merangkul orang kepada orang lain. Melainkan
banyak untuk ikut serta dalam pemberian tersebut merupakan bagian
memenangkan salah satu calon Kepala dari sitem tukar menukar pemberia
Desa dalam pemilihan Kepala Desa yang dilakukan oleh dua orang atau
Payung Sekaki. suatu kelompok yang saling memberi,
Cara untuk mendapatkan suara dimana pihak penerima akan berusaha
rakyat dengan cara memeberikan uang, mengimbanginya.
jabatan dan barang barang pribadi Pemilihan Kepala Desa di
ternyata tidak hanya menguntungkan Kecamatan Tambusai Utara masih jauh
bagi rakyat secara personal. Dalam dari Permendagri No.65 tahun 2017
masa-masa pemilihan umum untuk Tentang Perubahan atas Permendagri
mendapatkan suara, tak jarang para No. 112 Tahun 2014 Tentang Pilkades
calon memberikan baik itu berupa bersifat langsung, umum, bebas,
uang, jabatan, maupun barang kepada rahasia, jujur dan adil. Dalam sebuah

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 7


demokrasi khususnya ditingkat lokal bertetangga dan sudah menjadi rahasia
masyarakat selalu dikejutkan dengan umum profesi mereka adalah korlap di
adanya pelanggaran etika-etika politik setiap momentum Pilkades. Bentuk
seperti Politik Uang, black campaign, mobilisasi pemilih juga dilakukan
serta pemalsuan berkas yang lain. dengan cara menjemput pemilih, untuk
Fenomena uang yang terjadi ditengah- Dusun yang paling jauh, termasuk ada
tengah masyarakat merupakan hal yang disediakan sarapan pagi sebelum ke
tidak asing lagi, dan merupakan hal TPS berupa pemberian nasi bungkus.
yang sudah biasa terjadi baik dalam Pelayanan dan Fasilitas
pemilhan kepala desa maupun Umum yang dilakukan masing-masing
pemilihan lainnya. calon antara lain:
Tuntutan penerapan Pertama, calon nomor urut 01
mekanisme Pemlihan Kepala Desa memberikan bantuan untuk acara-acara
secara langsung semakin hari semakin yasinan di rumah warga, hal ini
menguat sebagai reaksi dari proses merupakan bentuk pelayanan untuk
Pemilihan Kepala Desa disejumlah masyarakat agar mau mau memilih
daerah yang sarat dengan kasus-kasus calon nomor urut 01 tersebut.
politik uang, intervensi pusat, dan Kedua, calon nomor 02
distorsi aspirasi publik. Mekanisme sebagai pemenang dalam Pilkades ini
pemilihan kepala daerah secara membantu kepengurusan izin dalam
langsung diyakini sebagai solusi kearah pembuatan akta notaris kelompok tani,
penguatan demokrasi ditingkat lokal dan juga akan berupaya bekerja sama
sekaligus mengembalikan kepercayaan dengan kepala dinas pertanian dan
publik terhadap pemerintah yang perkebunan,untuk bersinergi dalam
berkuasa. pemberian bibit buah-buahan dari
c. Pelayanan dan Aktivitas pemerintah untuk didistribusikan
Pelayanan dan Aktivitas atau kepada masyarakat.
services and activities selain seperti Ketiga, calon nomor urut 03
pemberian uang tunai dan pemberian hanya memberikan bantuan bagi
materi lainya, calon seringkali organisasi karena merupakan calon
menyediakan atau membiayai beragam yang organisatoris diantara yang
aktivitas dan pelayanan untuk pemilih. lainnya dan akan berupaya menjalin
Bentuk aktivitas yang sangat umum kerjasama dengan lembaga-lembaga
adalah kampanye pada acara oleh lain yang bergerak dalam bidang
komunitas tertentu, di forum dan organisasi kemasyarakatan.
biasanya calon mempromosikan Keempat, calon nomor urut 4
dirinya. Contoh yang lain adalah sebagai calon petahana banyak
penyelengaraan pertandingan olahraga, mengeluarkan bantuan secara personal
turnamen catur atau domino, forum- terutama dalam membantu pengurusan
forum pengajian, demo memasak, mengeluarkan instalasi listrik bagi
menyanyi bersama, pesta-pesta yang warga di Desa Payung Sekaki dan
diselengarakan oleh komunitas dan pengurusan KTP di Dinas
masih banyak lagi. Tim sukses Kependudukan dan Catatan Sipil
memobilisasi pemilih, tidak terlalu sulit Kabupaten Rokan Hulu.
karena sudah saling kenal, mereka

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 8


Dalam pilkades di Desa menjadi dua bentuk yaitu politik uang
Payung Sekaki politik uang mencapai dalam bentuk barang dan politik uang
Rp 150.000-200.000 per pemilih. dalam bentuk kolektif kelompok.
Kemampuan calon untuk merekrut tim Adapun wujud politik uang ini selalu
sukses dalam jumlah yang cukup, dibagikan di dalam setiap kegiatan
berimbang dengan pemilih, menjadi kampanye dari masing-masing kubu
faktor kunci untuk memastikan uang kandidat calon kepala desa, terutama di
sampai kepada pemilih, jumlah anggota Kabupaten Rokan Hulu.
tim yang cukup sekaligus memudahkan d. Pemberian barang-barang
kontrol calon atas perilaku anggota tim Kelompok
di lapangan. Jaringan tim sukses ini Dalam rangka memberikan club
membentuk piramida, dalam konteks goods dan dalam rangka memastikan
Pilkades di Desa Payung Sekaki agar para penerima memperoleh
kemampuan calon untuk melibatkan manfaat dalam memberikan suaranya,
kepala desa atau orang berpengaruh di para kandidat umumnya mengandalkan
desa menjadi faktor penting mediasi yang difasilitasi oleh para
memastikan di desa itu ia akan meraup tokoh masyarakat sebagai broker.pada
dukungan suara pemilih. umumnya, kandidat calon kades
Praktik politik uang dalam melihat club goods sebagai aktivas
pemilihan kepala desa Payung Sekaki yang legal atau secara moral bisa
ini tetap dilakukan oleh Tim Sukses diterima. Namun pada saat yang sama,
melalui tindakan-tindakan di dalam mereka merasa strategi ini kurang bisa
kegiatan kampanye terutama aktivitas diandalkan, kecuali ada dukungan kuat
yang bersifat mengajak masyarakat dari tokoh masyarakat dalam proses
untuk memilih salah satu calon kepala distribusinya.
Desa. Adapun tindakan Tim Sukses Bentuk politik uang yang terjadi
dalam praktik politik uang pada di Desa Payung Sekaki yakni berupa
pemilihan kepala desa Payung Sekaki barang juga terbagi menjadi beberapa
Kecamatan Tambusai Utara dilakukan jenis diantaranya ada bentuk uang
melalui pengumpulan tim sukses, tunai, beras, dan sembako kepada
kegiatan keagamaan seperti istighosah, kelompok-kelompok di Masyarakat
pengajian maupun santunan anak Desa Payung Sekaki. Semua bentuk
yatim, door to door dan silaturahmi, politik uang ini dibagikan melalui
menjadikan warung sebagai arena perantara tim sukses dengan caranya
politik, dan tindakan praktik politik masing-masing. Kemudian dari segi
uang melalui kegiatan pawai atau arak- nominal ataupun jumlah barang yang
arakan keliling desa. dibagikan oleh masing-masing calon
Pada setiap tindakan di dalam kepala desa juga tidak sama. Berikut ini
kegiatan kampanye di atas, praktik adalah wujud politik uang yang
politik uang selalu terjadi karena pada dilakukan oleh masing-masing calon
intinya di dalam setiap kegiatan yang Kepala Desa dan yang ditujukan bagi
dilakukan oleh para pelaku terdapat kelompok antara lain:
tindakan praktik politik uang. 1. Calon nomor urut 01 memberikan baju
Sedangkan pada penelitian ini wujud gamis kepada kelompok wirid yasin
dari politik uang sendiri terbagi ibu-ibu, RT 06/ RW 01 Desa Payung

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 9


sekaki, sebanyak 2 kelompok dengan kepemimpinannya pada masa itu
jumlah 54 orang, dengan pemberian sehingga mulai di janjikan kembali
kepada kelompok yasinan ibu-ibu ini kepada masyarakat.
calon nomor urut 01 bapak suwardi e. Proyek Gentong Babi
berkomitmen dengan ibu-ibu akan Pork Barrel Projects juga
saling bantu membantu, karena bapak sering disebut sebagai politik distribusi
suwardi telah membantu kelompok (distributive politics) dapat di
yasinan ibu-ibu, maka dari itu bapak definisikan sebagai suatu bentuk
suwardi berharap ibu-ibu mau penyaluran bantuan materi (sering
memilihnya. Selain itu bapak suwardi dalam bentuk kontrak, hibah, atau
juga berjanji jika terpilih menjadi proyek pekerjaan umum) ke
Kepala Desa, maka kelompok yasinan kabupaten/kota dari pejabat terpilih.
ibu-ibu ini akan dibina dan diberikan Secara umum, dapat dikatakan bahwa
fasilitas yang lebih baik lagi melaui pork barrel berasosiasi dengan proyek-
program desa berkelanjutan proyek pekerjaan publik seperti proyek
kedepannya. pebaikan jalan. Proyek-proyek
2. Calon nomor urut 02 memberikan perbaikan fasilitas publik tersebut
bantuan Dopra/alat semprot racun bagi sering dijadikan contoh klasik pork
Kelompok tani serta memberikan barrel yang disitir dalam banyak
sembako murah bagi kelompk tani, dan literatur kajian politik pork barrel. Hal
bantuan bibit buah-buahan seperti ini bukan berarti bahwa pork barrel
mangga, jambu, dan juga memberikan hanya mencakup proyek-proyek fisik
bantuan sound system kepada berupa perbaikan fasilitas publik, tetapi
kelompok wirid yasin, dll. pork barrel juga dapat mengambil
3. Calon nomor urut 03 memberikan bentuk distribusi kesejahtraan.
bantuan baju seragam organisasi Praktik politik gentong babi
Pemuda Pancasila (PP) di Desa Payung seperti ini tentu berdampak secara
Sekaki dan selalu mempasilitasi langsung terhadap proses dan kualitas
kebutuhan pemuda-pemuda di Desa Pilkades Serentak di Kabupaten Rokan
Payung Sekaki. Hulu. Kehadiran politik gentong babi di
4. Untuk calon nomor urut 04 Desa Payung Sekaki menjelang
memberikan bantuan kelompok berupa pilkades telah merusak perilaku
baju batik seragam bagi anggota wirid pemilih rasional yang lebih
yasin bagi laki-laki dan bahan baju mempertimbangkan untung dan rugi
gamis bagi ibu-ibu pengajian. dari aspek materi.
Janji pembangunan Karakter utama dari politik gentong babi
infrastruktur yang diberikan oleh ialah adanya pemanfaatan uang yang
kandidat calon kepala desa yaitu berupa berasal dari dana publik atau
pembagunan jalan, sekolah, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
bangunan lainnya yang dapat Daerah (APBD) ataupun Anggaran
menunjang kegiatan masyarakat desa, Pendapatan Dan Belanja Daerah
hal ini biasanya dilakukan oleh calon (APBDes). Peningkatan anggaran
petahana yang pernah memimpin Desa untuk program kesejahteraan rakyat
sebelumnya yang memang belum bisa menjelang pilkada secara tidak
diwujudkan pada masa langsung menempatkan dana bansos

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 10


sebagai alat tukar dengan suara Kurangnya sosialisasi
pemilih. yang dilakukan oleh pemerintah
Dalam proses dan juga panitia pemilihan
pendistribusiannya seorang petahana mengenai demokrasi yang baik dan
melakukan klaim politik dengan pemilih yang cerdas sebelum
maksud meningkatkan kepercayaan diadakannya pemilihan Kepala
publik terhadap dirinya. Di tengah Desa mengakibatkan banyak
situasi seperti ini, pemilih lebih masyarakat yang bersifat apatis
memaknai bantuan dana infrastruktur terhadap pemilihan.Golput yang
termasuk Rumah Layak Huni (RLH) diakibat oleh faktor administratif
di Desa Payung Sekaki sebagai utang ini bisa diminimalisir jika para
atas kebaikan petahana yang harus petugas pendata pemilih
dibayar dengan cara memberikan melakukan pendataan secara benar
suara pada hari pemungutan suara. dan maksimal untuk mendatangi
Ada pula sebagian pemilih yang rumah-rumah pemilih. Namun
beranggapan ketika petahana terpilih pendataan pemilih yang dilakukan
kembali, dirinya akan memperoleh oleh panitia pemilih tidak berjalan
dana bantuan yang jauh lebih banyak. dengan baik.
Dari sinilah kemudian relasi Panitia pemilih dalam
klientelisme terbangun antara penerapannya tidak bertindak
petahana dengan pemilih. secara maksimal sesuai dalam
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangka waktu tahapan yang telah
terjadinya Politik Uang dalam Pilkades ditetapkan oleh pemerintah daerah
Desa Payung Sekaki melalui peraturan dan perundang-
a. Faktor Internal undangan yang berlaku. Hal ini
1. Faktor Pendataan Pemilih dalam hal pendataan pemilih yang
Pemilihan Kepala Desa di hanya dilakukan selama 15 hari
Kecamatan Keeran terdapat dari ketentuan yang ada selama 30
permasalahan dalam hal pendataan (tiga puluh ) hari.
daftar pemilih. Dalam pemilihan 2. Faktor Pemungutan Suara
tersebut masih terdapat masyarakat Dalam pemungutan suara
desa yang tidak terdaftar oleh dimulai dengan pengumuman
panitia pemilih. Dalam perundang- pemilihan oleh panitia dibantu oleh
undangan yang ada melalui kepala dusun dengan ditempel
Peraturan Bupati Rokan Hulu ditempat yang mudah dijangkau
Nomor 25 Tahun 2016 tentang oleh masyarakat dan melakukan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan penyebaran surat undangan
Biaya Pemilihan Kepala Desa pemilihan dilakukan dengan rumah
menyebutkan dalam tahapan ke rumah. Selama 3 (tiga) hari
penyusunan daftar pemilih sebelum berlangsung pemungutan
dilakukan oleh panitia dengan suaraDalam berita acara
dibantu oleh kepala dusun dengan musyawarah calon kepala Desa
dilakukan secara rumah ke rumah Payung Sekaki pada tanggal 04
yang dilakukan ditiap dusun. Desember 2018 yang dihadiri
ketua BPD, Panitia Pilkades yang

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 11


berjumlah 7 0rang, Panwas mempersiapkan dan melaksanakan
Pilkades yang berjumlah 5 orang proses pemungutan suara. Panitia
dan Bakal Clon Kepala Desa pemilihan bertindak Sebagai
terdapat beberapa kesepakatan Panitia Pemungutan Suara.
diantaranya: Masyarakat desa yang akan
1. Menyetujui pembentukan mengikuti proses pemungutan
panitia baru Pilkades suara harus membawa undangan
Desa Payung Sekaki yang telah diberikan oleh panitia.
Masa bakti 2018/2019 Panitia. dimasukkan kedalam
dan berakhir masa bkti kotak suara Setelah melakukan
setelah penyerahan hasil proses pemungutan suara peserta
pemungutan suara dan diberi tanda tinta. Suara sah dalam
terpilih satu calon yang pemilihan kepala desa dianggap
terpilih sah apabila :
2. Penetapan jumlah DPT a. Surat suara
dengan tidak ada Gugatan ditandatangani oleh
dilain waktu. panitia pemilih
3. Kampanye dengan damai b. Tanda coblos hanya
tanpa provokasi dll. terdapat pada satu tanda
4. Penempatan 5 TPS gambar.
5. Melaksanakan Kampanye Agar pelaksanaan Pilkades
Damai mulai dari tanggal dapat berjalan dengan baik dan
4 Desember-6 desember tidak diwarnai dengan tindakan
2018 dan berakhir Pukul yang dapat menggangu atau
24:00 wib. menggagalkan pelaksanaan
6. Tanggal 7 Desember 2018 Pilkades itu sendiri, maka
masuk ke Masa tenang. larangan-larangan sebagaimana
7. Tanggal 7 Desember diatur dalam Peraturan Bupati
penyitaan atribut calon, Rokan Hulu Nomor 25 Tahun 2016
dll. tentang Petunjuk Teknis
8. Tidak dibenarkan Pelaksanaan Biaya Pemilihan
melakukan kampanye Kepala Desa telah ditekankan oleh
setelah masuknya masa panitia untuk dapat dihormati
tenang. dengan sebaik mungkin agar tidak
9. Sepakat mengikuti aturan sampai dilanggar. dalam
dan tunduk pada pelaksanaannya dilapangan
peraturan yang sudah ternyata dilanggar.Meski pada
disepakati bersama awalnya masyarakat maupun
dengan panitia Pilkades, Calon Kepala Desa menyatakan
BPD, dan Keempat Calon tidak ada politik uang dalam
Kades Payung Sekaki. Pilkades di desa, namun patut di
Panitia Pemilihan Kepala duga Calon Kepala Desa telah
Desa pada hari pemungutan suara bersepakat untuk memberikan
bertindak sebagai panitia dalam sesuatu kepada pemilik hak pilih.
pemungutan suara yang Dugaan tersebut setidaknya dapat

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 12


diindikasikan dengan adanya c. Panitia Pemilihan dan Pengawas
Calon Kepala Desa yang memberi TPS
sejumlah uang kepada pemilik hak Pemilihan Kepala Desa
pilih. Maksud dari pemberian serentak di Kecamatan Tambusai
tersebut tidaklain dan tidak bukan Utara tahun 2018 menemukan
agar para pemilik hak pilih beberapa fenomena yang tidak
mencoblos gambar/foto yang nyaman dipandang mata yaitu
menjadi tanda dari Calon Kepala mengenai tugas dan tanggung
Desa yang memberi sesuatu tadi. jawab seorang panitia pemilihan
Berdasarkan dari dan pengawas TPS yang kurang
kesepakatan BPD sekecamatan optimal dalam tugasnya. Didalam
Tambusai Utara bahwa untuk mekanisme pemilihan tentu sudah
Pelaksanaan Pemilihan Kepala diatur dalam Undang-Undang
Desa serentak pada tahun 2018 mengenai jalur output dan input
akan menjalankan mekanisme seorang pemilih, yang
pemilihan yang tidak menggunkan menandakan peraturan dan fakta
pembagian sembako, amplop, atau yang terjadi dilapangan sangat
dalam bentuk pelanggaran yang berbeda.
sesuai dengan Peraturan Bupati Pelaksanaan pilkades di
Rokan Hulu Nomor 25 Tahun 2016 Desa Payung Sekaki, panitia
tentang Petunjuk Teknis pemilihan lalai dalam
Pelaksanaan Biaya Pemilihan menjalankan tugasnya
Kepala Desa. sebagaimana yang telah
Adanya Politik Uang ditetapkan dan peraturan
memang sulit dibuktikan tetapi perundang-undangan. Mengenai
dari beberapa indikasi dan hal ini masyarakat tidak bisa
pernyataan dari beberapa warga disalahkan atas kondisi yang
memang telah terjadi politik uang. terjadi, karena memang tidak
Hal tersebut sulit untuk dibuktikan diajarkan dengan pendidikan
dan berakibat pada tidak adanya politik yang baik dan menjadi
hukuman yang tegas bagi para pemilih cerdas.
Calon Kepala Desa yang b. Faktor Ekternal
melaksananakan politik uang 1. Faktor Ekonomi
tersebut.Dalam Kontestasi Politik uang terjadi karena
Pilkades, termasuk di Desa Payung kondisi ekonomi masyarakat yang
Sekaki, berdasarkan dari belum sepenuhnya sejahtera,
pengamatan mengenai pemilihan disamping itu dengan kurang
kepala desa, hal yang sering kita stabilnya harga komoditas kepala
jumpai dilapangan pada saat sawit juga menjadi faktor yang
pemungutan suara biasanya jumlah mempengaruhi terjadinya poltik
pemilih yang telah didata oleh uang di Desa Payung Sekaki.
pihak kepanitiaan pemilihan 2. Faktor Pendidikan Politik
kepala desa tidak sesuai dengan Pendidikan politik bagi
jumlah pemilih yang hadir pada masyarakat sangat penting
TPS. mengingat banyaknya terjadi

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 13


poltik uang di tingkat Desa, yang tidak sesuai dengan Domisili, dan adanya
tidak hanya merusak tatanan beberapa masyarakat yang tidak terdata
masyarakat dalam memilih untuk memilih calon Kepala Desa Payung
pemimpin yang kompeten, tetapi Sekaki. Faktor Pemungutan Suara yakni
juga merusak nilai-nilai terjadinya politik uang secara nyata oleh
demokrasi, untuk itu masyarakat Calon Kepala Desa di Desa Payung
perlu mendapatkan pemahaman Sekaki, serta faktor Panitia Pemilihan dan
tentang politik yang pada dasarnya pengawasan TPS, adalah terjadinya
bisa di dapat dari media-televisi, kelemahan dari panitia dan pengawas
namun tidak mereka dapatkan. dalam menjalankan tugasnya sehingga
Minimnya pendidikan terjadi kecurangan dalam peilihan. Dalam
Politik di Masyarakat Desa Payung Faktor Ekternal terdiri dari Faktor
Sekaki menjadi faktor Eksternal Ekonomi dimana rendahnya pendapatan
yang mempengaruhi terjadinya masyarakat Desa Payung Sekaki dn
politik uang. didukung oleh rendahnya harga
KESIMPULAN Komoditas Kelapa Sawit menjadi Faktor
Bentuk politik uang dalam terjadinya politik uang, dan selain itu
Pilkades lebih beragam, yakni berupa Faktor lemahnya pendidikan atau
Pembelian Suara yang dilakukan oleh pengetahuan tentang dampak politik uang
calon Kepala Desa Payung Sekaki berkisar juga nrupakan salah satu faktor
antara Rp. 150.000-Rp. 200.000 per- pendudkung terjadinya politik uang di
orang. Pemberian Barang-barang Pribadi Desa Payung Sekaki.
yang dilakukan oleh masing-masing calon 4.1. Saran
Kepala Desa sangat beragam, baik berupa Suburnya politik uang tidak lepas
sembako, uang belanja dll, selain itu dari kerangka hukum pemilu yang belum
pelayanan dan aktivitas dari masing- menjamin kepastian hukum larangan
masing calon adalah membantu dalam politik uang. Untuk itu, perbaikan regulasi
pengurusan KTP dan Izin dalam mendesak dilakukan. Hasil penelitian ini
pengeluaran Instalasi Lisrik bagi juga menunjukkan sikap pemilih permisif
masyarakat, dan yang terakhir adalah dengan politik uang, untuk itu pendidikan
pemberian barang kelompok, yakni berupa pemilih yang massif sudah seharusnya
baju batik, seragam ibu pengajian, dilakukan guna merubah pemilih dari
mukenah, serta atas semprot racun/ dopra transaksional menjadi pemilih rasional.
untuk masyarakat Desa Payung Sekaki. Dalam konteks pengembangan teori,
Modus politik uang yang lazim adalah penelitian tentang perilaku pemilih
serangan fajar, namun dalam pilkades ada transaksional perlu mendapat porsi yang
penyerahan pada momen lainnya, seperti cukup.
sarapan pagi dan penjemputan ke TPS.
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA
terjadinya Politik Uang dalam Pilkades
Desa Payung Sekaki terdiri dari Fakor Dahl, Robert (1989). Democracy and its
Internal dan Faktor Ekstrenal. Critics, New Haven: Yale
Dalam faktor Internal terdiri dari University Press.
antara lain Faktor Pendataan Pemilih Kartodirdjo, Sartono (1992). Pesta
dimana terjadi penambahan DPT yang Demokrasi di Pedesaan : Studi

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 14


Kasus Pilkades di Jawa Tengah Suprihatin, Sri Emy Yuli. “Hubungan
dan DIY. Yogyakarta: Aditya Patron Klien Pedagang "Nasi
Media. Kucing" di Kota Yogyakarta”,
Kana, Nico L (2001). “Strategi Jurnal Penelitian Humaniora,
Pengelolaan Persaingan Politik Vol. 7, No. I, April 2002.
Elit Desa di Wilayah Kecamatan Taqwa, M. Ridhah Taqwa dan Sunyoto
Suruh: Kasus Pemilihan Kepala Usman (2004). “Perilaku
Desa”, Jurnal Renai Tahun 1, memilih dan Politik Kepartaian di
No.2, April-Mei 2001. Pemilu 1999: Penelitian di Desa
Halili (2009). “Praktik Politik Uang Pinang Kabupaten Enrekang
Dalam Pemilihan Kepala Desa: Sulawesi Selatan”. Jurnal
Studi di Desa Pakandangan Barat Sosiomsains 17 (3)-Juli .
Bluto Sumenep Madura”. Jurnal Peraturan Menteri dalam Negeri
Humaniora Volume 14 Nomor 2- (Permendagri) Nomor 65 tahun
Oktober. 2017 tentang Perubahan atas
Miles, Matthew B. dan A. Michael Permendagri Nomor 112 Tahun
Huberman (2014). Analisis Data 2014 tentang pemilihan Kepala
Kualitatif. Jakarta: UI Press Desa.
Rahman, Noor (2015). “Pati, Jawa Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 25
Tengah: Target, Teknik dan Tahun 2016 tentang Petunjuk
Makna dari Pembelian Suara”. Teknis Pelaksanaan Biaya
dalam Edward Aspinall dan Pemilihan Kepala Desa
Mada Sukmajati (2015). Politik
Uang di Indonesia: Patronase
dan Klientelisme padaPemilu
Legislatif 2014. Yogyakarta:
PolGov.
Romli , Lili (ed) (2009). Evaluasi Pemilu
Legislatif: Tinjauan Atas Proses
Pemilu, Strategi kampanye,
Perilaku memilih, dan Konstelasi
Politik Hasil Pemilu. Jakarta:
P2P-LIPI
Santoso, Topo (2007). Hukum dan Proses
Demokrasi: Problematika
Sekitar pemilu dan Pilkada.
Jakarta : Kemitraan
Scott , JC (1972). “Patron-Clients Politics
and Political Changes In
Southeast Asia”. The American
Political Science Review
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu
Pengantar, Jakarta: Rajawali
Press, 1987

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 15

You might also like