You are on page 1of 23

TELAAH JURNAL PICO

Tugas Mata Kuliah Natural Advanced Therapy (NAT)

(Dosen : Rizqitha, M.Tr.Keb)

Oleh :

NURUL HIDAYAH
(2004322)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
Edukasi Penatalaksanaan Common Cold dengan Terapi Herbal
dan Terapi Pijat
Ida Sofiyanti1, Melati Aprilliana Ramadhani2, Fitria Primi Astuti3
1
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi, Universitas Ngudi Waluyo, idasofiyanti@gmail.com
2
Farmasi , Universitas Ngudi Waluyo, melati_aprilliana@yahoo.com
³ Kebidanan Program Sarjana, Universitas Ngudi Waluyo, fitriaprimi@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Common cold disease is more common in Indonesia,
Submitted,11-12-2020 which has a tropical climate with high rainfall intensity.
Accepted, 14-12- One of the symptoms of the common cold is a cough and
2020 runny nose which easily affects both children and adults.
Published, 17-12-2020 In children, many complaints of coughs and colds occur at
Keywords: common cold, the age of under 6 years. On average, each child
massage therapy, herbal experiences 6 to 8 times each year. The cause of coughs
medicine and colds is due to rhinovirus, adenovirus, influenza virus,
RSV, and coronavirus. Treatment of common cold
diseases can be done with therapeutic massage and
treatment using herbal plants. Several types of herbal
plants have been widely researched and have benefits in
overcoming early symptoms of common cold, for example,
thyme, liquorice, fennel, saga, red ginger. Regarding the
problem of common cold management, the Ngudi Waluyo
University community service program team offers an
educational program on the management of common
colds, especially in the area of RW 2 Karanggeneng,
Sumurrejo Village, Gunung Pati District. The purpose of
this activity is to increase the knowledge of Posyandu
cadres and mothers with babies under five years of age
about the management of common colds with massage
therapy and herbal medicine. The activity consists of 3
stages and everything goes well and can add insight into
the management of common colds.

Abstrak
Penyakit common cold lebih sering terjadi di Indonesia
yang memiliki iklim tropis dengan intensitas hujan yang
tinggi. Salah satu gejala dari common cold adalah batuk
dan pilek yang mudah menyerang baik pada anak maupun
dewasa. Pada anak, keluhan batuk dan pilek banyak terjadi
pada usia di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap anak
mengalami 6 hingga 8 kali setiap tahunnya. Penyebab
batuk dan pilek ini dikarenakan rhinovirus, adenovirus,
virus influenza, RSV, dan coronavirus. Pengobatan
penyakit common cold dapat dilakukan dengan pijat terapi
dan dengan pengobatan menggunakan tanaman herbal.
Beberapa jenis tanaman herbal telah banyak diteliti dan
memiliki manfaat untuk mengatasi gejala awal pada
common cold, misalnya seperti, tanaman timi, akar manis,
adas, saga, jahe merah. Berkaitan dengan masalah
penatalaksanaan common cold, tim program pengabdian

44
kepada masyarakat (PKM) Universitas Ngudi Waluyo
menawarkan program edukasi penatalaksanaan common
cold khususnya di wilayah RW 2 Karanggeneng
Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati. Tujuan
dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan kader
Posyandu dan ibu yang memiliki bayi bawah lima tahun
tentang penatalaksanaan common cold dengan terapi pijat
dan pengobatan herbal. Kegiatan terdiri dari 3 tahapan dan
semuanya berlangsung lancar dan bisa menambah
wawasan tentang penatalaksanaan common cold.

PENDAHULUAN tanaman timi, akar manis, adas, saga,


Infeksi saluran napas atas jahe merah (Kemenkes, 2017). Berkaitan
merupakan penyakit yang paling banyak dengan masalah penatalaksanaan
terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran common cold, tim program pengabdian
napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, kepada masyarakat (PKM) Universitas
faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, Ngudi Waluyo menawarkan program
dan otitis. Infeksi saluran napas atas bila edukasi penatalaksanaan common cold
tidak diatasi dengan baik dapat khususnya di wilayah RW 2 Desa
berkembang menyebabkan infeksi Karanggeneng Sumurrejo Kecamatan
saluran napas bawah. Infeksi saluran Gunung Pati. Tujuan dari kegiatan ini
pernapasan atas perlu penanganan adalah meningkatnya pengetahuan kader
dengan baik karena dampak Posyandu dan ibu yang memiliki bayi
komplikasinya yang membahayakan bawah lima tahun tentang
adalah otitis, sinusitis, dan faringitis penatalaksanaan common cold dengan
(Depkes RI, 2005). Secara umum terapi pijat dan pengobatan herbal.
penyebab dari infeksi saluran napas atas
adalah berbagai mikroorganisme, namun METODE
yang terbanyak akibat infeksi virus dan Pengabdian ini dilaksanakan
bakteri. Salah satu penyakit infeksi pasa dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama
saluran pernafasan adalah common cold adalah edukasi tentang penatalaksanaan
(Depkes RI, 2005). common cold dengan terapi pijat dan
Saat ini penyakit common cold pengobatan herbal, Tahap kedua adalah
lebih sering terjadi di Indonesia yang pendampingan kader dan orang tua
memiliki iklim tropis dengan intensitas dalam penerapan penatalaksanaan
hujan yang tinggi. Salah satu gejala dari common cold dengan terapi pijat dan
common cold adalah batuk dan pilek pengobatan herbal, Tahap ketiga adalah
yang mudah menyerang baik pada anak evaluasi kegiatan. Kegiatan
maupun dewasa. Pada anak, keluhan dilaksanakan di Karanggeneng RW 02
batuk dan pilek banyak terjadi pada usia Kelurahan Sumurrejo Kecamatan
di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap anak Gunung Pati Kota Semarang.
mengalami 6 hingga 8 kali setiap
tahunnya. Penyebab batuk dan pilek ini HASIL DAN PEMBAHASAN
dikarenakan rhinovirus, adenovirus, Tahap 1 : Penyuluhan
virus influenza, RSV, dan coronavirus penatalaksanaan common cold
(Diane and Owen, 2011). dengan terapi pijat dan pengobatan
Pengobatan penyakit common herbal
cold dapat dilakukan pengobatan pijat Kegiatan tahap satu adalah
terapi dan dengan menggunakan kegiatan penyuluhan penatalaksanaan
tanaman herbal. Beberapa jenis tanaman common cold dengan terapi pijat dan
herbal telah banyak diteliti dan memiliki pengobatan herbal. Penyuluhan menurut
manfaat untuk mengatasi gejala awal Notoatmodjo (2010) adalah kegiatan
pada common cold, misalnya seperti, pendidikan yang dilakukan dengan
menyebarkan suatu pesan, menanamkan keyakinan, sehingga diharapkan
masyarakat akan sadar, mengerti dan sebelum masuk ke dalam ruangan.
mau serta melakukan anjuran yang ada Karena keterbatasan tempat kegiatan
hubungannya dengan kesehatan dimana kurang bisa menerapkan jaga jarak
dalam hal ini masyarakat mau minimal 1 meter.
melakukan tata laksana tentang common Pada tahap edukasi, pemberian
cold dengan terapi pijat dan pengobatan materi yang pertama diberikan oleh ibu
herbal. Sebelum kegiatan dimulai Fitria Primi Astuti, S.Si.T., M. Kes.
diberikan kuesioner sebelum penyuluhan yaitu tentang pengertian dan tanda gejala
untuk mengetahui data responden dan dari common cold. Materi selanjutnya
data awal pengetahuan dari kader adalah bagaimana pengobatan/
kesehatan. penatalaksanaan common cold dengan
Kegiatan dilakukan di rumah terapi herbal yang disampaikan oleh ibu
salah satu kader kesehatan. Kegiatan di Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm.,
masa adaptasi kebiasaan baru ini tetap Apt. Materi terakhir adalah tentang
memperhatikan protokol kesehatan yaitu penatalaksanaan common cold dengan
memakai masker, dan mencuci tangan terapi pijat oleh ibu Ida Sofiyanti, S.
Si.T., M. Keb. Berikut ini tabel susunan
acara pelaksanaan penyuluhan.

Tabel 1 Susunan acara penyuluhan penatalaksanaan common cold dengan terapi pijat dan
pengobatan herbal

No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


1 15.30 – 15.40 Pembukaan Ibu Ketua PKK RW 02
2 15.41 – 15.50 Pengisian kuesioner sebelum Mahasiswa
penyuluhan
3 15.51 – 16.00 Penyampaian materi tentang Fitria Primi Astuti, S. Si. T.,
Common Cold M. Kes.
4 16.01 – 16.15 Penyampaian materi Melati Aprilliana Ramadhani,
penatalaksanaan common M. Farm., Apt.
cold
dengan pengobatan herbal
5 16.16 – 16.30 Penyampaian materi Ida Sofiyanti, S. Si.T., M.
penatalaksanaan common Keb.
cold
dengan terapi pijat
6 16.31 – 16.45 Diskusi Tim pengabdian
7 16.46 – 16.55 Pengisian kuesioner setelah Mahasiswa
penyuluhan
8 16.56 – 17.00 Penutup Ibu Ketua PKK RW 02

Kader kesehatan memperhatikan Penyuluhan yang telah dilakukan


semua penjelasan yang diberikan oleh diharapkan dapat meningkatkan
narasumber. Kegiatan penyuluhan wawasan dari kader kesehatan.
berlangsung dengan lancar, kader Penyuluhan ini diberikan kepada kader
kesehatan antusias dengan materi yang kesehatan karena diharapkan kader
disampaikan karena materi yang kesehatan dapat meneruskan informasi
disampaikan sering dialami oleh anak- yang telah diberikan kepada ibu yang
anak yaitu common cold batuk pilek. memiliki anak sebagai upaya
Penyuluhan memungkinkan komunikasi penanganan awal dalam penatalaksanaan
dua arah atau timbal balik sehingga common cold dengan terapi pijat dan
dapat mengurangi kemungkinan dari pengobatan herbal. Berikut ini tabel
kesalahan dalam penafsiran karakteristik kader kesehatan yang
(Notoatmodjo, 2010). mengikuti kegiatan penyuluhan.

Tabel 2. Karakteristik kader kesehatan


No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Lama menjadi
(Th) Kader (Th)
1 Ny. I 60 SMP IRT 17
2 Ny. A 42 PT IRT 10
3 Ny. Ik 36 SMA IRT 9
4 Ny. J 62 PT IRT 15
5 Ny. S 44 SMA IRT 1
6 Ny. R 41 SMA IRT 8
7 Ny. S S 46 SMP IRT 9
8 Ny. E 37 PT IRT 6
9 Ny. Sg 40 SMA IRT 5
10 Ny. D 38 SMA IRT 6
11 Ny. K 54 SD IRT 10
12 Ny. S R 50 SMA IRT 15
13 Ny. A Q 44 SMA Karyawan 9
14 Ny. Sy 37 SMP Karyawan 4
15 Ny. H 47 SMP Karyawan 7
16 Ny. S M 35 SD IRT 5
17 Ny.RW 33 SMA IRT 2

Berdasarkan data di atas bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan


dilihat bahwa sebagian besar kader pengatuhan sebelum dan sesudah
berada pada umur reproduktif, dilakukan penyuluhan terhadap kader
berpendidikan SMA, hanya mengurus kesehatan, hal tersebut sejalan dengan
rumah tangga, dan memiliki pengalaman penelitian Astuti, Sofiyanti, Salafas
lebih dari 5 tahun. Dibutuhkan (2019) yaitu ada peningkatan
komitmen untuk menjadi kader pengetahuan remaja tentang Generasi
kesehatan, karena dibutuhkan waktu Berencana (GenRe) setelah diberikan
luang untuk menjalankan tugasnya. pendidikan kesehatan. Pengetahuan
Pengalaman dalam menjalankan tugas kader kesehatan meningkat, sehingga
juga akan memengaruhi kinerja. diharapkan ilmu yang dimiliki bisa
Harapan dilakukannya ditularkan ke orangtua yang memiliki
penyuluhan ini adalah adanya anak lainnya. Berikut ini adalah tabel
peningkatan pengetahuan dari kader hasil pengetahuan sebelum dan sesudah
kesehatan. Berdasarkan tabel 3 dapat dilakukan penyuluhan.

Tabel 3 Pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

Pengetahuan tentang penatalaksanaan common cold


Rata-rata Nilai Min Mak
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
67,5 89,7 50 80 80 100

Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan saat dilakukan kegiatan penyuluhan :


Gambar 1 Kegiatan Penyuluhan

Tahap 2 Pendampingan anak-anak. Tim pengabdian melakukan


penatalaksanaan common cold pendampingan kader dengan melakukan
dengan terapi pijat dan pengobatan kunjungan rumah dan meminta kader
herbal untuk mempraktekkannya. Hasil dari
Kegiatan tahap kedua adalah pendampingan yaitu kader bisa
proses pendampingan terhadap kader melakukannya dengan baik, karena tim
kesehatan dalam melaksanakan pijat memberikan pedoman pelaksanaan yaitu
bayi dan dalam mengolah obat herbal. berupa booklet. Nantinya kader
Pijat bayi ini membutuhkan kesehatan tersebut akan
keterampilan dalam melakukannya dan mendemonstrasikannya ke ibu yang
pengolahan obat herbal pun juga memiliki anak Balita. Berikut adalah
memerlukan pemahaman yang seksama dokumentasi pendampingan.
karena obat herbal diberikan kepada

Gambar 2 Pendampingan kader kesehatan

Tahap 3 : evaluasi penerapan Kegiatan ini dilakukan dengan


penatalaksanaan common cold dengan memberikan kuesioner dengan
terapi pijat dan pengobatan herbal pernyataan terbuka melalui google
Tahap ini adalah melakukan formulir, ibu yang mengisi sebanyak 10
evaluasi kepada ibu yang memiliki anak orang, adapun rangkuman dari isi
balita yang telah menerapkan kuesioner tersebut adalah sebagai
penatalaksanaan common cold dengan berikut :
terapi pijat dan pengobatan herbal.

Tabel 4 Rangkuman evaluasi

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah informasi yang diberikan Informasi yang diberikan oleh tim
bermanfaat ? pengabdian dari Universitas Ngudi
No Pertanyaan Jawaban
Waluyo sangat bermanfaat.
2 Apakah materi tentang penatalaksanaan 1. Sangat bermanfaat,
common cold dengan terapi pijat 2. Diterapkan langsung ke anak,
bermanfaat dan anda terapkan dalam 3. Anak yang biasanya menangis
pengobatan anak Anda ? saat dipijat, saat dipijat ibu lebih
nyaman,
4. Anak saya bisa sembuh tanpa ke
dokter.
3 Apakah materi tentang penatalaksanaan 1. Sangat bermanfaat,
common cold dengan pengobatan herbal 2. Diterapkan langsung ke anak,
bermanfaat dan anda terapkan dalam karena takaran yang ada di
pengobatan anak Anda ? booklet jelas,
3. Anak saya bisa sembuh tanpa ke
dokter.

Gambar 3 Praktek pijat oleh orangtua Balita

SIMPULAN DAN SARAN Ngudi Waluyo, Ketua Program Studi


Simpulan dari kegiatan ini adalah Pendidikan Profesi Bidan Program
kegiatan yang dilakukan berjalan dengan Profesi, Mahasiswa Program Studi
baik, dan berdasarkan hasil evaluasi Kebidanan Program Sarjana yang
masyarakat mendapatkan manfaat dari banyak membantu proses persiapan dan
kegiatan pengabdian yang sudah pelaksanaan sehingga kegiatan
dilakukan. Saran yang bisa diberikan pengabdian menjadi lebih maksimal.
yaitu informasi yang diberikan kepada
kader kesehatan bisa disebarluaskan ke DAFTAR PUSTAKA
ibu yang lain, sebagai upaya Astuti, F.P,, Sofiyanti, I., Salafas, E.,
penatalaksanaan common cold. 2019. Pendidikan Kesehatan
Tentang Generasi Berencana
UCAPAN TERIMA KASIH (GenRe) di SMK Kesdam
Tim pelaksana menyampaikan IV/Diponegoro Magelang.
ucapan terima kasih kepada semua pihak Indonesian Journal of Midwifery
yang terkait atau telah berpartisipasi (IJM). Vol 2(1). 49-52.
sehingga kegiatan Pengabdian Depkes R1, 2005, Pharmaceutical Care
Masyarakat ini dapat terlaksana, yaitu : untuk Penyakit Saluran
Rektor Universitas Ngudi Waluyo, Pernafasan, Departemen
Ketua LPPM Universitas Ngudi Kesehatan RI, Jakarta
Waluyo, Ketua Tim Penggerak PKK Diane, E. P., Owen, H., 2011, The
Karanggeneng RW 02 Kelurahan common cold and decongestant
Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati, therapy, Pediatrics in Review,
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas 32:47-55.
Kemenkes, 2017, Formularium Ramuan
Obat Tradisional Indonesia,
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Widyawati, M.N. Suprihatin, K.
Sutarmi. 2017. Healthy mom,
baby massage and Spa.
Indonesian Holistic Care
Association (IHCA).
CRITICAL APPRAISAL
WORKSHEET READING
JURNAL

1. Judul Edukasi Penatalaksanaan Common Cold


dengan Terapi Herbal dan Terapi Pijat
2. Penulis Ida Sofiyanti, Melati Aprilliana
Ramadhani, Fitria Primi Astuti
3. Nama Jurnal Article History
4. Screening Populasi : bayi dan balita
Intervensi : common cold
Mengapa penelitian dilakukan? Control : demonstrasi, diskusi
Apa pertanyaan penelitian ini? (PICO) Outcome : diharapkan setelah dilakukan
demonstrasi para ibu dan kader dapat
menerapkan common cold massage
therapy pada bayi dan balita
5. Validity (Keabsahan) Hasil kegiatan ini adalah masyarakat
Apakah ada pertanyaan penelitian dapat mengikuti pelaksanaan kegiatan
yang jelas? Jelaskan! dengan baik dan mampu
mempraktekannya secara mandiri.
Apa Tujuan Penelitian ini? Tujuan dari kegiatan ini adalah
meningkatnya pengetahuan kader
Posyandu dan ibu yang memiliki bayi
bawah lima tahun tentang
penatalaksanaan common cold dengan
terapi pijat dan pengobatan herbal
Jelaskan tinjauan pustaka yang mendasari Infeksi saluran napas atas
content/ isi dari penelitian tersebut! merupakan penyakit yang paling
banyak terjadi pada masyarakat. Infeksi
saluran napas atas meliputi rhinitis,
sinusitis, faringitis, laringitis,
epiglotitis, tonsilitis, dan otitis. Infeksi
saluran napas atas bila tidak diatasi
dengan baik dapat berkembang
menyebabkan infeksi saluran napas
bawah. Infeksi saluran pernapasan atas
perlu penanganan dengan baik karena
dampak komplikasinya yang
membahayakan adalah otitis, sinusitis,
dan faringitis (Depkes RI, 2005).
Secara umum penyebab dari infeksi
saluran napas atas adalah berbagai
mikroorganisme, namun yang
terbanyak akibat infeksi
virus dan bakteri. Salah satu penyakit
infeksi pasa saluran pernafasan adalah
common cold (Depkes RI, 2005).
Saat ini penyakit common cold lebih
sering terjadi di Indonesia yang
memiliki iklim tropis dengan intensitas
hujan yang tinggi. Salah satu gejala dari
common cold adalah batuk dan pilek
yang mudah menyerang baik pada anak
maupun dewasa. Pada anak, keluhan
batuk dan pilek banyak terjadi pada usia
di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap anak
mengalami 6 hingga 8 kali setiap
tahunnya. Penyebab batuk dan pilek ini
dikarenakan rhinovirus, adenovirus,
virus influenza, RSV, dan coronavirus
(Diane and Owen, 2011)
Pengobatan penyakit common cold
dapat dilakukan pengobatan pijat terapi
dan dengan menggunakan tanaman
herbal. Beberapa jenis tanaman herbal
telah banyak diteliti dan memiliki
manfaat untuk mengatasi gejala awal
pada common cold, misalnya seperti,
tanaman timi, akar manis, adas, saga,
jahe merah (Kemenkes, 2017).
Berkaitan dengan masalah
penatalaksanaan common cold, tim
program pengabdian kepada
masyarakat (PKM) Universitas Ngudi
Waluyo menawarkan program edukasi
penatalaksanaan common cold
khususnya di wilayah RW 2 Desa
Karanggeneng Sumurrejo Kecamatan
Gunung Pati. Tujuan dari kegiatan ini
adalah meningkatnya pengetahuan
kader Posyandu dan ibu yang memiliki
bayi bawah lima tahun tentang
penatalaksanaan common cold dengan
terapi pijat dan pengobatan herbal.

Jenis penelitian apa yang digunakan Pengabdian ini dilaksanakan dalam 3


dalam penelitian ini? tahap yaitu Tahap Pertama adalah
edukasi tentang penatalaksanaan
common cold dengan terapi pijat dan
pengobatan herbal, Tahap kedua adalah
pendampingan kader dan orang tua
dalam penerapan penatalaksanaan
common cold dengan terapi pijat dan
pengobatan herbal, Tahap ketiga
adalah evaluasi
kegiatan. Kegiatan dilaksanakan di
Karanggeneng RW 02 Kelurahan
Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kota
Semarang.
6. Clinical Importance Penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui meningkatkan ketrampilan
para kader dan ibu-ibu dalam melakukan
common cold massage untuk mengatasi
batuk pilek pada bayi dan balita
Menurut anda, apa manfaat hasil penelitian Memberi pengetahuan dan informasi
tersebut? mengenai common cold massage dalam
mengatasi batuk pilek pada bayi dan
balita
Apa kesimpulan anda terhadap penelitian Simpulan dari kegiatan ini adalah
ini? kegiatan yang dilakukan berjalan dengan
baik, dan berdasarkan hasil evaluasi
masyarakat mendapatkan manfaat dari
kegiatan pengabdian yang sudah
dilakukan. Saran yang bisa diberikan
yaitu informasi yang diberikan kepada
kader kesehatan bisa disebarluaskan ke
ibu yang lain, sebagai upaya
penatalaksanaan common cold.
JURNAL SALAM SEHAT MASYARAKAT (JSSM) VOL 2 NO.1 DESEMBER 2020 E-ISSN : 2715-7229

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN KADER DENGAN


COMMON COLD MASSAGE THERAPY DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

Siti Nurjanah1, Erinda Nur Pratiwi2, Ernawati3, Wijayanti4


1,2,3,4
Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: sitinurjanah040109@gmail.com

Abstrak
Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikan rasa
aman dan nyaman pada bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara teratur akan meningkatkan hormon
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat memicu stimulasi tumbuh kembang karena
dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan berat badan, dan merangsang perkembangan
struktur maupun fungsi otak. Salah satu pijat sebagai therapy adalah common cold massage
therapy sangat efektif untuk bayi atau anak yang menderita batuk pilek.
Setelah dilakukan upaya peningkatan keterampilan diharapkan kader di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari dapat melakukan common cold massage therapy sebagai bahan ajar kepada ibu dalam
BKB (bina keluarga balita). Metode pelaksanaan dengan demonstrasi dan diskusi. Media yang
digunakan menggunakan phantom bayi, baby oil, LCD, Laptop, dan proyektor. Pelaksanaan
pendidikan kesehatan dilaksanakan pada kegiatan posyandu yaitu pada bulan September 2019-
Februari2020.
Hal pengabdian masyarakat adalh 90% kader bisa melakukan dengan mandiri common cold
massage therapy. Serta dari hasil monitoring dan evaluasi dengan cara pertemuan kembali di
Posyandu Tanggul Asri, 90% kader memberikan demonstrasi common cold massage therapy
kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita.
Berdasarkan pelaksanaan pengabdian masyarakat dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kader tentang common cold massage therapy di Posyandu Tanggul
Asri wilayah Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta.

Kata Kunci : Keterampilan, Common Cold Massage Therapy

Abstract
Baby massage is a direct contact therapy with the body that can provide a feeling of security and
comfort to babies. Regular baby massage will increase catecholamine hormones (epinephrine and
norepinephrine) which can stimulate growth and development because they increase appetite, gain
weight, and stimulate the development of brain structure and function. One of the massage therapy
is the common cold massage therapy which is very effective for babies or children who have a
common cold.
After efforts to improve skills, it is expected that cadres in the Gambirsari Community Health
Center work area can carry out common cold massage therapy as a teaching material for mothers
in BKB (family development for toddlers). Implementation method with demonstration and
discussion. The media used uses phantom babies, baby oil, LCD, laptop, and projector. The
implementation of health education is carried out in posyandu activities, namely in September
2019-February2020
The matter of community service is that 90% of cadres can do the common cold massage therapy
independently. As well as from the results of monitoring and evaluation by meeting again at the

Prodi IKM FKM Universitas Jambi 75


nstrations of common cold massage therapy to mothers who had babies and toddlers.
t can be concluded that there is an increase in the knowledge and skills of cadres about common cold massage therapy at the Tanggul Asri Posyandu

menyadari bahwa tidak ada satupun


PENDAHULUAN obat yang dapat menyembuhkan
Penyakit infeksi merupakan common cold (Pujiarto, 2014).
penyebab utama tingginya angka Common cold sangat rentan terjadi
kesakitan (mordibity) dan pada balita dan anak-anak. Gejala
angka kematian (mortality) terutama mulai timbul dalam waktu 1-3 hari
pada negara-negara berkembang. setelah terinfeksi. Gejala awal berupa
Penyakit infeksi adalah suatu rasa tidak enak dari hidung atau
penyakit yang disebabkan oleh tenggorokan. Kemudian mulai
mikroorganisme baik bakterial, bersin-bersin, hidung meler dan
virus, maupun fungi (Darmadi, merasa sakit ringan. Kadang disertai
2008). demam ringan. Hidung
Salah satu penyakit infeksi yang mengeluarkan cairan yang encer dan
angka kejadiannya cukup sering baik jernih pada hari-hari pertama.
di dunia maupun di Indonesia adalah Selanjutnya secret hidung menjadi
common cold. Common cold yang lebih kental, berwarna kuning hijau
juga disebut Infeksi Saluran (Sutarmi, 2018).
Pernapasan Atas (ISPA) adalah Obat minum pun juga tidak
infeksi primer di nasofaring dan cukup dijadikan andalan untuk
hidung yang sering mengeluarkan memulihkan kondisi anak. Sifat
cairan, penyakit ini banyak dijumpai alamiah yang dimiliki oleh anak-
pada bayi dan anak (Ngastiyah, anak ialah cenderung rewel dan sulit
2011). untuk minum obat. Apalagi pada
Batuk pilek merupakan alasan anak yang pernah terpapar oleh
tersering membawa anak ke dokter. minum obat minum yang rasanya
Umumnya orangtua merasa khawatir pahit, tentunya hal ini menyebabkan
akan batuk, pilek dan radang rasa trauma pada anak untuk minum
tenggorokan pada anak anak serta obat. Sehingga diperlukan metode
karena anak menolak makan. tambahan untuk mendukung proses
Kekhawatiran ini disebabkan karena penyembuhan anak (Sutarmi, 2018).
para orangtua tidak memahami Pijat memiliki beberapa efek
patofisiologi batuk pilek (yang positif dalam hal penambahan berat
dikenal juga sebagai common cold, badan, pola tidur yang lebih baik,
faringitis akut atau rhinofaringitis peningkatan perkembangan
akut) sehingga mereka tidak
neuromotorik, ikatan emosional yang ibu/keluarga memecahkan masalah
lebih baik, penurunan tingkat infeksi yang dihadapi. Kader berperan
nosokomial salah satunya common secara nyata dalam perkembangan
cold (Kulkarni et al, 2010). tumbuh kembang anak dan kesehatan
Terapi pijat telah menunjukkan ibu. Sasaran kegiatan BKB adalah
efek positif untuk mengatasi keluarga yang mempunyai anak
permasalahan pada bayi prematur, balita (Pujiati, 2017).
masalah pencernaan termasuk Solusi yang ditawarkan adalah
sembelit dan diare, serta untuk peningkatan keterampilan yang
penyakit saluran pernapasan seperti didapatkan melalui pengetahuan dan
asma dan common cold (Field, Common Cold Massage Therapy
2019). yang diikuti oleh kader kesehatan
Salah satu gerakan common dengan praktik.
cold massage therapy dengan
menepuk-nepuk dan menggetarkan LANDASAN TEORI
data serta punggung untuk membawa Massage therapy merupakan suatu
lendir ke saluran besar sehingga anak bentuk therapy yang menggunakan
akan otomatis batuk-batuk dan lendir sentuhan kelembutan yang
akan keluar. Pada anak biasanya sistematik, yang difokuskan pada
lendir akan keluar bersama kotoran. bagian tubuh tertentu, atau secara
Salah satu pijat sebagai therapy keseluruhan, dengan tujuan untuk
adalah common cold massage penyembuhan dan relaksasi (Sutarmi,
therapy sangat efektif untuk bayi 2018).
atau anak yang menderita batuk pilek Massage bagi seorang anak sangat
(Sutarmi, 2018). berperan sebagai booster terhadap
Hasil identifikasi dan analisis stress, karena sering kali anak-anak
situasi pada mitra pengabdian kepada mendapatkan stres yang kuat dari
masyarakat didapatkan beberapa sekolah, keluarga atau dengan teman
permasalahan diantaranya banyaknya sebaya. Stress ini dapat
kasus balita yang menderita batuk menyebabkan ketidakseimbangan
pilek, kurangnya pengetahuan orang sistem imune dan sistem hormon.
tua tentang common cold, Dengan memberikan massage secara
ketidaktahuan kader tentang rutin akan dapat membantu
alternatif lain dalam meringankan menurunkan stres sehingga anak-
gejala common cold yaitu salah anak bisa tidur nyenyak (Sutarmi,
satunya dengan pijat. 2018).
Sejalan dengan hal itu kader Anak-anak berespon positif terhadap
mempunyai peran dalam layanan berbagai bentuk massage. Sensasi
Bina Keluarga Balita (BKB) untuk sentuhan dan bonding memberikan
menyelenggarakan pertemuan effect therapeutic pada anak yang
penyuluhan dan membantu sedang dimassage, sehingga kadanf
akan tertidur sebelum massage Relaxation.
selseai. Hal ini merupakan tanda atau
point effect positive dari therapy
massage (Sutarmi, 2018).
Pediatric massage therapy
didefinisikan sebagai manipulasi
secara manual pada jaringan lunak
untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan bagi anak-anak dengan
tekanan, kecepatan dan teknik yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan
(Sutarmi, 2018).
Pada saat memberikan massage
therapy kecepatan tekanan harus
disesuaikan dengan tujuannya
dimana ada bagian tubuh tertentu
yang tidak boleh dipijat atau harus
diberikan kecepatan yang tinggi atau
berulang-ulang (Sutarmi, 2018).
Pediatric massage therapy terbukti
sangat efektif untuk anak-anak yang
menderita asma, batuk pilek,
konstipasi dan colic abdomen serta
bayi prematur (Sutarmi, 2018).
Anak yang menderita batuk pilek
(commond cold) berkepanjangan dan
lendirnya sangat kental, tidak cukup
dipulihkan dengan obat minum.
Untuk mendukung proses
penyembuhan anak, bisa dilakukan
dengan chest terapi atau terapi dada
(Sutarmi, 2018).
Prosedur pediatric massage therapy
pada common cold: Sinus line, Ears,
neck and chin Check rain drop, Big
love, Butterfly, Toby top-intercosta, ,
Chest rain drop, Back and forth,
Sweeping neck to bottom, Sweeping
neck to feet, Back circles, Circle
over the scapula, Back rain drop,
Back rain drop, Pitching,
Setiap gerakan dilakukan PROSEDUR KEGIATAN
sebanyak 6 kali. Prosedur kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yaitu dimulai
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pengabdian
masyarakat dilaksanakan dengan
metode demonstrasi,
diskusi/tanya jawab yang
dilengkapi dengan alat peraga.
Demonstrasi digunakan untuk
mengajarkan teknik Common
Cold Massage Therapy pada
kader. Metode tanya jawab
digunakan baik pada saat
dilangsungkannya pendidikan
kesehatan maupun pada akhir
pendidikan kesehatan untuk
mengetahui seberapa paham
peserta terkait materi pendidikan
kesehatan yang disampaikan.
Alat peraga yang digunakan
berupa phantom bayi, baby oil,
pengalas, leaflet common cold
massage serta LCD dan laptop.

METODE PENDEKATAN
Metode pendekatan yang
digunakan dalam pengabdian
kepada masyarakat ini adalah
pertemuan lintas sektoral pihak
Puskesmas Gambirsari
Surakarta, Posyandu Tanggul
Asri dan bersama Dosen Prodi
Kebidanan Program Sarjana dan
Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi STIKes Kusuma
Husada Surakarta dilakukan pada
tanggal 24 Oktober 2019 pukul
08.00 WIB bertempat di
Posyandu Tanggul Asri berkaitan
dengan jadwal pelaksanaan
pengabdian masyarakat.
dengan penyusunan proposal mengajarkan kembali common cold
pengabdian kepada masyarakat massage therapy kepada ibu melalui
dilakukan pada bulan September BKB.
2019. Kualifikasi proposal
pengabmas dilakukan dengan HASIL KEGIATAN
presentasi bersama tim reviewer. Pelaksanaan pengabdian masyarakat
Setelah itu melakukan koordinasi yang dilakukan oleh Prodi Profesi
surat tugas dengan LPPM dan Bidan Universitas Kusuma Husada
Pertemuan lintas sektoral pihak Surakarta yaitu Upaya Peningkatan
Puskesmas Gambirsari Surakarta, Keterampilan Kader Dengan
Posyandu Tanggul Asri dan bersama Common Cold Massage Therapy Di
Dosen Prodi Kebidanan Program Wilayah Kerja Puskesmas
Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Gambirsari Surakarta pada tanggal
Bidan Program Profesi STIKes 15 Januari 2020 dan monitoring pada
Kusuma Husada Surakarta dilakukan tanggal 27 Januari 2020 bekerjasama
pada tanggal 24 Oktober 2019 Pukul dengan pihak posyandu sudah
08.00 WIB bertempat di Posyandu dilaksanakan sepenuhnya (100%).
Tanggul Asri berkaitan dengan Dari hasil pelaksanaan pendidikan
jadwal pelaksanaan pengabdian kesehatan selama 1 hari yang diikuti
masyarakat. Persiapan pelaksanaan oleh kader, ternyata kegiatan tersebut
pengabdian kepada masyarakat mendapatkan respon yang baik oleh
dilaksanakan pada tanggal 23 kader menjadi lebih terampil dalam
Desember 2019 dengan melakukan Common Cold Massage
mengumpulkan seluruh tim, Therapy. Hal ini dapat diketahui dari
melakukan apresepsi mengenai hasil demonstrasi, dimana peserta
kegiatan yang akan disiapkan dan sebelum dilakukan upaya
menyiapkan leaflet untuk media peningkatan keterampilan kader
pelaksanaan. Pelaksanaan dengan common cold massage
pengabdian masyarakat dilakukan therapy, kader belum bisa
pada tanggal 15 Januari 2020 sesuai melakukan. Tetapi setelah dilakukan
dengan jadwal yang telah ditentukan upaya peningkatan keterampilan
bersama dengan pihak kader di kader dengan common cold massage
posyandu menggunakan metode therapy 90% kader bisa melakukan
demontrasi dan tanya jawab. dengan mandiri serta dari hasil
Monitoring dan evaluasi dilakukan monitoring dan evaluasi dengan cara
setelah kegiatan selesai yaitu dengan pertemuan kembali di Posyandu
melakukan pertemuan kembali di Tanggul Asri, 90% kader
posyandu pada tanggal 30 Januari memberikan demonstrasi common
2020. Didalam proses monitoring cold massage therapy kepada ibu-ibu
koordinator beserta tim anggota akan yang mempunyai bayi dan balita.
mengevaluasi kader tentang
Berdasarkan hasil monitoring dan pengetahuan dan perubahan
evaluasi kader menunjukkan bahwa perilaku hidup sehat.
p e n g e t a h u a n d a n 2. Bagi Kader
ketrampilan kader setelah diberikan Mengikuti kegiatan penyuluhan
pendidikan kesehatan tentang kesehatan untuk mendapatkan
common cold massage therapy Di wawasan untuk meningkatkan
Wilayah Kerja Puskesmas pelayanan Bina Keluarga Balita
Gambirsari menunjukkan bahwa (BKB) dalam rangka membantu
keterampilan kader lebih baik setelah ibu/keluarga memecahkan
diberikan pendidikan kesehatan. masalah yang dihadapi.
Penyuluhan kesehatan dapat
diberikan melalui media informasi Gambar 1 dan 2. Kegiatan
seperti demonstrasi dan ceramah. demonstrasi common cold
Dalam pemberian pendidikan massage therapy
kesehatan salah satu metode yang
efektif adalah demonstrasi (Susilo,
2011). Pendidikan kesehatan ini
dilakukan dengan pemberian
keterampilan tentang common cold
massage therapy

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Peningkatan pengetahuan kader
di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari sebesar 90 % tentang
teknik common cold massage
therapy
2. Peningkatan keterampilan kader
di wilayah kerja Puskesmas
Gambirsari sebesar 90 % tentang
common cold massage therapy

Saran
1. Bagi Puskesmas
Diadakan penyuluhan kesehatan
dengan topik yang berbeda
untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta : Salemba Medika.
2. Darmanto, D. (2009). Respirologi. Jakarta: EGC.
3. Kemenkes RI. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
4. Kemenkes RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan.
5. Kulkarni et al. 2010. Massage and Touch Therapy in Neonates: The Current
Evicence Vol. 47. Journal Indian Pediatrics.
6. Koes, I. (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta.
hal 294-295.
7. Malikhah, Nurul, et all. (2019). Baby Massage with Common Cold Massage
Oil on Temperatur change, Pulse Rate, Frequency of Breath, Sleep Quality
and Number of Streptococcus Bacteria in Toddler with Acute Respiratory
Infection”. IndianJournal of Public Health Research and Development,
10(1),407-410.
8. Matina, H., Beulah, H., & David, A. (2015). Effectiveness of massage therapy
on respiratory status among toddlers with lower respiratory tract infection.
Nitte University Journal of Health Science, 5(2), 49–54. Diambil dari
http://nitte.edu.in/journal/june2015/10.pdf%5Cnhttp://ovidsp.ovid.com/ovidw
eb.cgi?T=JS&CSC=Y&NEWS=N&PAGE=fulltext&D=emed17&AN=60647
6858.
9. Matu, M., Kikuvi, G., Wanzala, P., Karama, M., & Symekher, S.
(2014). Aetiology of Acute Respiratory Infections in Children under Five
Years in Nakuru, Kenya. Journal of Microbiology & Experimentation, 1(4),
1–8. https://doi.org/10.15406/jmen.2014.01.00021
10. Ngastiyah. 2011. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
11. Pujiati W, Budhiartati E., Utsman. 2017. Peran Kader Dalam Layanan Bina
Keluarga Balita (Matahari Xi Kelurahan Bojongbata Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang). Universitas Negeri Semarang
12. Sutarmi, Kusmini, & W, M. N. (2014). Mom Massage, Baby Massage and
Spa. Semarang: IHCA.
13. Sutarmi, Kusmini dan Nurul M. 2018. Pediatric Massage Therapy. Semarang
: Indonesian Holistik Care Association.
14. Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. (2015). Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius. hal 172
CRITICAL APPRAISAL
WORKSHEET READING
JURNAL

1. Judul Upaya Peningkatan Keterampilan Kader


Dengan Common Cold Massage Therapy
Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambirsari
Surakarta
2. Penulis Siti Nurjanah, Erinda Nur Pratiwi,
Ernawati, Wijayanti

3. Nama Jurnal Jurnal Salam Sehat Masyarakat


4. Screening Populasi : bayi
Intervensi : common cold
Mengapa penelitian dilakukan? Control : demonstraasi
Apa pertanyaan penelitian ini? (PICO) Outcome : diharapkan setelah dilakukan
demonstrasi para ibu dan kader dapat
menerapkan common cold massage
therapy pada bayi dan balita

5. Validity (Keabsahan) Hasil pengabdian masyarakat adalah


Apakah ada pertanyaan penelitian 90% kader bisa melakukan dengan
yang jelas? Jelaskan! mandiri common cold massage therapy.
Serta dari hasil monitoring dan evaluasi
dengan cara pertemuan kembali di
Posyandu Tanggul Asri, 90% kader
memberikan demonstrasi common cold
massage therapy kepada ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan balita.
Apa Tujuan Penelitian ini? Tujuan penelitian untuk meningkatan
keterampilan diharapkan kader di
wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
dapat melakukan common cold massage
therapy sebagai bahan ajar kepada ibu
dalam BKB (bina keluarga balita).
Jelaskan tinjauan pustaka yang mendasari Batuk pilek merupakan alasan
content/ isi dari penelitian tersebut! tersering membawa anak ke dokter.
Umumnya orangtua merasa khawatir
akan batuk, pilek dan radang
tenggorokan pada anak anak serta
karena anak menolak makan.
Kekhawatiran ini disebabkan karena
para orangtua tidak memahami
patofisiologi batuk pilek (yang dikenal
juga sebagai common cold, faringitis
akut atau rhinofaringitis akut) sehingga
mereka tidak menyadari bahwa tidak
ada satupun obat yang dapat
menyembuhkan common cold (Pujiarto,
2014). Common cold sangat rentan
terjadi pada balita dan anak-anak.
Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3
hari setelah terinfeksi. Gejala awal
berupa rasa tidak enak dari hidung atau
tenggorokan. Kemudian mulai bersin-
bersin, hidung meler dan merasa sakit
ringan. Kadang disertai demam ringan.
Hidung mengeluarkan cairan yang
encer dan jernih pada hari-hari pertama.
Selanjutnya secret hidung menjadi lebih
kental, berwarna kuning hijau (Sutarmi,
2018).
Pijat memiliki beberapa efek positif
dalam hal penambahan berat badan,
pola tidur yang lebih baik, peningkatan
perkembangan neuromotorik, ikatan
emosional yang lebih baik, penurunan
tingkat infeksi nosokomial salah
satunya common cold (Kulkarni et al,
2010).
Terapi pijat telah menunjukkan efek
positif untuk mengatasi permasalahan
pada bayi prematur, masalah
pencernaan termasuk sembelit dan
diare, serta untuk penyakit saluran
pernapasan seperti asma dan common
cold (Field, 2019).
Salah satu gerakan common cold
massage therapy dengan menepuk-
nepuk dan menggetarkan data serta
punggung untuk membawa lendir ke
saluran besar sehingga anak akan
otomatis batuk-batuk dan lendir akan
keluar. Pada anak biasanya lendir akan
keluar bersama kotoran. Salah satu pijat
sebagai therapy adalah common cold
massage therapy sangat efektif untuk
bayi atau anak yang menderita batuk
pilek (Sutarmi, 2018). Hasil identifikasi
dan analisis situasi pada mitra
pengabdian kepada masyarakat
didapatkan beberapa permasalahan
diantaranya banyaknya kasus balita
yang menderita batuk pilek, kurangnya
pengetahuan orang tua tentang common
cold, ketidaktahuan kader tentang
alternatif lain dalam meringankan
gejala common cold yaitu salah satunya
dengan pijat.
Sejalan dengan hal itu kader
mempunyai peran dalam layanan Bina
Keluarga Balita (BKB) untuk
menyelenggarakan pertemuan
penyuluhan dan membantu ibu/keluarga
memecahkan masalah yang dihadapi.
Kader berperan secara nyata dalam
perkembangan tumbuh kembang anak
dan kesehatan ibu. Sasaran kegiatan
BKB adalah keluarga yang mempunyai
anak balita (Pujiati, 2017). Solusi yang
ditawarkan adalah peningkatan
keterampilan yang didapatkan melalui
pengetahuan dan Common Cold
Massage Therapy yang diikuti oleh
kader kesehatan dengan praktik.
Jenis penelitian apa yang digunakan Metode pelaksanaan pengabdian
dalam penelitian ini? masyarakat dilaksanakan dengan metode
demonstrasi, diskusi/tanya jawab yang
dilengkapi dengan alat peraga.
Demonstrasi digunakan untuk
mengajarkan teknik Common Cold
Massage Therapy pada kader. Metode
tanya jawab digunakan baik pada saat
dilangsungkannya pendidikan kesehatan
maupun pada akhir pendidikan kesehatan
untuk mengetahui seberapa paham
peserta terkait materi pendidikan
kesehatan yang disampaikan. Alat peraga
yang digunakan berupa phantom bayi,
baby oil, pengalas, leaflet common cold
massage serta LCD dan laptop.
6. Clinical Importance Penelitian ini penting dilakukan untuk
mengetahui meningkatkan ketrampilan
para kader dan ibu-ibu dalam melakukan
common cold massage untuk mengatasi
batuk pilek pada bayi dan balita
Menurut anda, apa manfaat hasil penelitian Memberi pengetahuan dan informasi
tersebut? mengenai common cold massage dalam
mengatasi batuk pilek pada bayi dan
balita
Apa kesimpulan anda terhadap penelitian Penatalaksanaan common cold massage
ini? perlu dilakukan untuk meningkatkan
ketrampilan kader dan juga ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan balita

You might also like