Professional Documents
Culture Documents
The Puberty Experience of Adolescent Fenomenology Study in Purwokerto
The Puberty Experience of Adolescent Fenomenology Study in Purwokerto
Endang Triyanto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Jalan Medika - Purwokerto
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
E-mail: endangtriyanto@yahoo.com
ABSTRACT
Introduction: Puberty as a period of transition from childhood to adulthood and the most difficult
stages in human growth and development. Teenagers undergo during puberty will experience many
physical and psychological changes that are very fast. The purpose was to explore experience of
adolescents during their puberty. Method: Phenomenological method was used for data analysis.
Participants are adolescents who are undergoing puberty in Purwokerto by purposive sampling. Data
was collected by open ended depth interviews. Result: Researchers found four themes: changes in
puberty, adolescent psychological problems, the perceived role of family and family behaviors that
adolescents are expected to undergo during puberty. Adolescent girls experience menarche at age
12, while teenage boys have wet dreams at the age of 14 years. Discussion: Changes in the form of
adolescent psychosexual fascination with the opposite sex and appearance. Adolescent social change
seen with increasing activity with friends and peers. Researchers suggest the formation of peer
counselor adolescents, clinical consultation and promotion of adolescent family development tasks.
147
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 147–153
148
Pengalaman Masa Pubertas Remaja Studi Fenomenologi (Endang Triyanto)
jakun, tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar bahkan remaja akan lebih dekat dengan teman
muka dan sekitar kemaluan, penis dan buah dibanding orang tuanya. Hasil wawancara
zakar membesar, suara menjadi besar; keringat yang dilakukan dengan remaja, ditemukan data
bertambah banyak, kulit dan rambut mulai bahwa perubahan sosial yang dialami sesuai
berminyak (Guyton, 2006). Hasil penelitian dengan hasil penelitian tersebut yaitu terjadi
ini menunjukkan perubahan fisik yang dialami peningkatan jumlah teman, aktivitas bermain
remaja selama menjalani masa pubertas dengan teman sebaya dan kedekatan dengan
berupa tinggi badan yang cepat, perubahan teman.
suara, tumbuh jakun dan rambut di ketiak dan Pada usia remaja awal masih memiliki
sekitar muka pada remaja laki-laki. Remaja ciri-ciri masa kanak-kanak terutama berupa
perempuan terlihat payudara dan pinggul kecenderungan cara berpikir yang masih
membesar. Remaja laki-laki dan perempuan egosentrisme Piaget dalam Agustiani, 2006.
juga mengalami keringat yang berlebihan dan Egosentrisme adalah ketidakmampuan melihat
jerawat di wajah. Kulit berminyak tampak suatu hal dari sudut pandang orang lain. Elkind
ketika wawancara. dalam Agustiani, 2006 mengungkapkan
Wong (2003) menyatakan bahwa remaja salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme
selama menjalani masa pubertas terjadi yang dikenal dengan istilah personal fabel.
peningkatan dorongan seksual sebagai akibat Personal fabel ini biasanya berisi keyakinan
dari perubahan hormonal yaitu gonadotrofik bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki
yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus. karakteristik khusus yang hebat, diyakini benar
Sedangkan Freud dalam Hurlock, 2004 adanya tanpa menyadari sudut pandang orang
berpendapat bahwa remaja mengalami lain dan fakta sebenarnya.
perkembangan psikoseksual yaitu ketertarikan Menurut pengalaman remaja selama
dengan lawan jenis. Ketertarikan dengan lawan masa pubertas mengalami perubahan sikap
jenis merupakan wujud dari adanya peningkatan yaitu sikap menentang. Sikap menentang
dorongan seksual. Perubahan psikoseksual diungkapkan oleh dua remaja laki-laki.
yang diungkap remaja dikategorikan menjadi Bentuk penolakan yang mereka lakukan
dua yaitu ketertarikan dengan lawan jenis adalah jika diperintah untuk melakukan yang
dan perubahan penampilan. Tujuh remaja berkaitan dengan masa depan, misalnya
menyatakan ketertarikan dengan lawan belajar. Mereka biasanya juga akan menolak,
jenis dengan melihat dari adanya perubahan apabila diperintah untuk menggunakan helm
fisik. Perubahan fisik remaja perempuan ketika hendak naik sepeda motor. Remaja
yang menarik bagi laki-laki adalah adanya akan lebih mudah mengikuti hal-hal yang
pertumbuhan payudara. Payudara yang indah menyenangkan menurut pemikiran mereka.
terlihat menarik bagi laki-laki yang melihatnya. Kondisi emosi remaja pubertas sangat mudah
Begitu juga pinggul dan pantat yang besar dapat berubah. Menurut Hall dalam Santrock, 2003
menjadi daya tarik tersendiri bagi laki-laki menyatakan bahwa remaja yang sedang
ketika melihatnya sesuai dengan penelitian menjalani masa pubertas mengalami badai
Hanifah (2000) bahwa remaja laki-laki dan topan dalam kehidupan perasaan dan
menyatakan tertarik dengan remaja perempuan emosinya. Keadaan semacam ini sering disebut
dengan melihat dari bentuk payudara dan sebagai strom and stress (Santrock, 2003).
pinggul yang besar. Remaja yang sedang menjalani masa pubertas
Mighwar (2006) menyimpulkan bahwa pada umumnya mengalami keadaan yang
masa pubertas disebut sebagai masa social menggejolak dan sensitif. Keadaan yang penuh
hunger (kehausan sosial) yang ditandai dengan gejolak dan sensitif sering diwujudkan dalam
adanya keinginan untuk bergaul dan diterima bentuk mudah marah dan terangsang emosinya.
di lingkungan kelompok sebayanya. Setelah Sebanyak enam remaja mengungkapkan
anak memasuki masa remaja akan mengalami perubahan emosi berupa mudah marah.
perubahan sosial dengan memperbanyak teman Perubahan emosi ini dihubungkan dengan
dan aktivitas dengan teman-teman sebayanya, adanya perubahan hormonal yang meningkat
149
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 147–153
pada remaja yang sedang menjalani pubertas. ke dalam dukungan emosional keluarga.
Dampak perubahan hormonal yang terjadi pada Sedangkan kategori memenuhi kebutuhan
remaja selama menjalani masa pubertas adalah merupakan dukungan material keluarga.
perubahan emosional dengan ciri puncak Kategori mengajarkan dapat dianggap sebagai
emosi yang labil (Sarlito, 2009; Glasper dan dukungan informasional keluarga. Pernyataan
Richardson, 2006). peneliti tersebut sesuai dengan pernyataan
Penelitian Hanifah (2000) menyimpulkan Friedman (2003) yang menjelaskan bahwa
bahwa perasaan saat pertama kali mengalami dukungan keluarga terdiri dari dukungan
mimpi basah dan menstruasi adalah dapat emosional, material dan informasional.
berupa bingung, cemas, takut dan tidak siap Keluarga masih belum memberikan dukungan
menerima tanda awal pubertas. Hanifah informasional yang dikaitkan dengan
(2000) menambahkan bahwa respons tidak pemikiran bahwa diskusi seksualitas kepada
siap saat menerima tanda awal pubertas dapat anak merupakan hal yang tabu. Pendekatan
berupa malas, heran dan kaget. Perasaan kepada orang tua dengan melibatkan tokoh
terhadap perubahan yang diungkapkan remaja agama perlu dilakukan agar dapat merubah
dalam penelitian ini berupa perasaan senang, pola pikir bahwa diskusi seksualitas adalah hal
malas, kaget, bingung, cemas dan takut. yang tabu menjadi suatu hal yang wajar untuk
Remaja laki-laki dan perempuan selama dibicarakan.
masa pubertas biasanya tumbuh jerawat di Seringkali kekhawatiran keluarga
beberapa bagian tubuh terutama wajah sebagai berlebihan, sehingga remaja banyak yang
akibat peningkatan hormonal. Sebagian di kekang dan tidak diberi kesempatan
remaja merasa putus asa dan minder dengan bergaul dengan teman-temannya. Sikap ini
munculnya jerawat. Efek lain dari peningkatan dirasakan oleh remaja dalam penelitian ini.
hormonal adalah produksi keringat yang Remaja menyatakan bahwa mereka merasa
meningkat pesat sebagai hasil aktivitas kelenjar sama sekali tidak boleh main, tidak diberi
keringat yang lebih produktif (Guyton, 2006). kelonggaran dan perlakuan orang tua sangat
Penelitian Reasoner (2004) menghasilkan ketat. Banyak keluarga yang menunjukkan
data sebanyak 72 persen remaja menunjukkan sikap tersebut kepada anak remaja sebagai
adanya gangguan body image setelah memasuki wujud perlindungan terhadap anaknya, namun
Sekolah Menengah Pertama akibat tumbuhnya dipandang remaja sebagai pengekangan.
jerawat. Kemampuan interpersonal remaja diperoleh
Hasil wawancara yang dilakukan dengan menjalin hubungan dengan orang lain.
peneliti, ditemukan data bahwa remaja selama Ketika remaja menjalin hubungan dengan orang
menjalani masa pubertas merasakan adanya lain, maka remaja tersebut dapat belajar tentang
pola perilaku keluarga yang berbeda-beda cara berinteraksi sosial dan cara berkomunikasi
tiap remaja. Ada yang merasa didukung, ada dengan orang lain. Sikap pengekangan ini akan
juga yang mendapatkan sikap negatif dari memengaruhi perkembangan psikologis pada
keluarga. Dukungan keluarga yang dirasakan remaja (Friedman, 2003; Evita, 2009).
remaja selama menjalani masa pubertas dengan Setiap orang tua menginginkan anaknya
cara memahami, menasehati, mengijinkan, berperilaku yang baik sesuai norma yang
memenuhi kebutuhan dan mengajarkan. berlaku di keluarga maupun masyarakat.
Sikap negatif keluarga yang dirasakan remaja Oleh karena itu, salah satu tanggung jawab
adalah perhatian keluarga yang kurang, keluarga terhadap anaknya adalah membentuk
tidak menjelaskan, mengekang dan tidak perilaku anak. Cara yang dilakukan keluarga
memberikan hak anak untuk berpendapat. berbeda-beda. Remaja mengungkapkan bahwa
Keluarga menegakkan aturan yang dirasakan terdapat empat cara yang dilakukan keluarga
remaja adalah mengarahkan, mengingatkan, dalam menegakkan aturan yaitu dengan
role model dan paksaan. mengarahkan, mengingatkan, memberi contoh
Dukungan keluarga berupa memahami, dan sebagian yang lain dengan paksaan. Orang
menasehati dan mengijinkan dapat dimasukkan tua yang menggunakan cara mengarahkan,
150
Pengalaman Masa Pubertas Remaja Studi Fenomenologi (Endang Triyanto)
151
Jurnal Ners Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 147–153
KEPUSTAKAAN
SIMPULAN DAN SARAN
Agustiani, A., 2006. Karakteristik dan
Simpulan
Permasalahan Remaja yang Menjalani
Respons perubahan yang dialami Masa Pubertas, (Online), (http://
remaja selama menjalani masa pubertas episentrum.com., diakses tanggal 28
yaitu perubahan fisik mulai dari tinggi badan, Februari 2010).
payudara, pinggul, jakun, tumbuh rambut di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
beberapa bagian tubuh dan adanya perubahan Sipil Banyumas, 2009. Data Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
suara. Perubahan psikoseksual yang terungkap
Banyumas Tahun 2009, (Online), (http://
adalah ketertarikan dengan lawan jenis dan
www.banyumaskab.go.id., diakses
perubahan penampilan. Terdapat keinginan tanggal 27 Februari 2010).
peningkatan jumlah teman, peningkatan Evita, P., 2009. Karakteristik Pubertas
aktivitas bermain dengan teman sebaya dan Remaja, (Online), (http://kbi.gemari.
kedekatan dengan teman. Perubahan sikap yang or.id., diakses dari pada tanggal
dialami adalah sikap menentang, sedangkan 26 Februari 2010.
perubahan emosi dalam bentuk mudah marah. Friedman, Marilyn, 2003. Keperawatan
Pola perilaku keluarga terhadap remaja selama Keluarga: Teori dan Praktik. Edisi III.
menjalani masa pubertas berupa dukungan Jakarta: EGC.
yaitu memahami, menasehati, mengijinkan, Guyton,A.C., 2006. Buku Ajar Fisiologi
memenuhi kebutuhan dan mengajarkan. Kedokteran. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Sebagian partisipan masih merasakan pola Hanifah, L., 2000. Faktor yang Mendasari
Hubungan Seks Pra Nikah Remaja: studi
perilaku keluarga yang diberikan kurang yaitu
kualitatif di PKBI Yogyakarta 2000. Tesis
perhatian keluarga kurang, tidak menjelaskan,
tidak dipublikasikan, Jakarta: Fakultas
mengekang dan tidak memberikan hak untuk Kesehatan Masyarakat Universitas
berpendapat. Keluarga menegakkan aturan Indonesia.
dengan cara mengarahkan, mengingatkan, Hurlock, Elizabeth B., 1991. Developmental
role model dan paksaan. Perilaku keluarga Psychology: A Life Span Approach. (5th
yang diharapkan remaja terdiri dari bentuk Ed). London: McGraw-Hill Inc.
dukungan, pola komunikasi, kebebasan dan Mighwar, Muhammad, 2006. Psikologi
cara membentuk perilaku remaja. Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
152
Pengalaman Masa Pubertas Remaja Studi Fenomenologi (Endang Triyanto)
Reasoner, S., 2004. Social Puberty, (Online), Soetjiningsih, Ranuh, Suraatmaja, Rusmil,
(http://www.who.int., diakses dari/ Pangkahila, Fadlyana, dkk., 2004. Buku
child-adolescent-health pada tanggal 25 Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan
Februari 2010. Permasalahannya. Jakarta: Sagung
Santrock, John W., 2003. Adolesence: Seto.
Perkembangan Remaja. Jakarta: Streubert, H.J. dan Carpenter, D.R., 2003.
Erlangga. Qualitative Research in Nursing.
Sarlito, 2009. Perubahan Fisik Remaja, Advancing The Humanistic Imperative.
(Online), (http://www.epsikologi.com., Third Edition. Philadelphia: Lippincott
diakses tanggal 10 Juni 2010. Jam 16.35 Williams and Wilkins.
WIB). Wong, Algreen, Arnow, et al., 2003. Nursing
Care of Infants and Children, 8th Edition.
Canada: Mosby Elsevier.
153