You are on page 1of 9

DIFFEERENNCE EFFECT OF ANTIBIOTIC TOPICAL AND NaCl 0,9% COMPRESS FOR

WOUNDED LEAD PROCESS POST OPERATION


IN ANGGREK III ROOM RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Musta’an,Supartono, Anik Suwarni

Background: Knowledge about prevention of wound infection is very important for health care
professional and other worker in clinical setting. The prevention program of nosokomial infection
developed in RSUD Dr. Moewardi had not yet show efectiveness of the decreasing. The number of
nosokomial infection optimally. Number of nosokomial infection because of operation event still occufy.
The aim of the research is knowing difference wound lead infection among antibiotic topical and nacl
0,9% compress in Anggrek 3 room in RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Research Method: This research include an descriptif research with quantitaive approach
that aim for giving illustrate of description about condition objectively. This research is carried out in
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. With takes sample 10 patient in Anggrek 3 room. Data collecting
method use observation. Data collected then analyzed with descriptif analysis and t test.
Research finding: 1) 1) Wounded lead process post operation in patient with antibiotic topical
is good (93,3%), and wounded lead process post operation in patient with NaCl 0,9% is good too
(88,9%); (2) Process post operation in patient with antibiotic topical founded that is not good for lead
connected (40%) but infection is not found. Process post operation in patient with NaCl 0,9% founded
that is not good for dolor (40%) but infection is not found. (3) There are not difference wounded lead
quality between antibiotic topical and NaCl 0,9% compress.
Conclussion: Wounded lead process post operation in patient with antibiotic topical is not
good enough than NaCl 0,9%. Comparation analysis found tstat = 1,043 with p=0,328 not accepted for
5% significande (p>0,05). Wounded lead process post operation in patient with antibiotic topical just
more faster than NaCl 0,9% compress. Wounded lead process average in patient with antibiotic
topical 93,3% more higher than NaCl 0,9% (88,9%).

Keyword: wounded lead process, antibiotic topical, NaCl 0,9%


PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan sarana mempunyai kemungkinan relatif dari


pelayanan kesehatan yang senantiasa infeksi luka tergantung dari jenis luka
diharapkan dapat memberikan pelayanan berdasarkan derajat kontaminasi luka yaitu
perawatan yang baik pada masyarakat. luka bersih antara 1 % sampai 5 %, luka
Penderitaan pasien dan keluarganya kontaminasi bersih 3 % sampai 11 %, luka
berkurang apabila sembuh dalam waktu terkontaminasi 10 % sampai 17 %, dan luka
yang singkat, terutama pada pasien yang kotor lebih dari 27 % (Brunner dan Sudarth,
mengalami operasi. Namun demikian oleh 2002) .
karena adanya infeksi yang terjadi selama Di rumah sakit Dr. Moewardi
dirawat setelah mengalami operasi, maka Surakarta infeksi nosokomial yaitu infeksi
keadaan tersebut akan menghambat luka operasi pada tahun 2004 sebesar 13,2
penyembuhan luka operasi. Infeksi yang % (RSUD Dr. Moewardi, 2004). Sedangkan
terjadi selama perawatan disebut dengan pada tahun 2007 sebesar 11,29% (RSUD
infeksi nosokomial (Suriyadi, 2004). Dr. Moewardi, 2007).
Terjadinya infeksi luka operasi Kejadian infeksi luka operasi dapat
merupakan suatu bentuk kelalaian klinik dimonitor sejak dini, dan dilakukan
yang disebabkan oleh mikroba yang pencegahan dengan segera dengan cara
menyerang penderita yang didapat selama yang efektif dan efisien. Pencegahan infeksi
di rumah sakit (Moya J Morison, 2004). luka operasi ini dapat dilakukan dengan
Antibiotik yang dipakai dalam perawatan memberikan perawatan luka sesuai
luka bisa sistematik atau topikal. Antibiotik prosedur dan dengan teknik aseptik serta
topikal merupakan sediaan antibakteri yang memberikan antibiotik yang mempunyai
hanya digunakan secara topikal dan dengan efek toksisitas yang minimal.
toksisitas yang minimal. Antibiotik topikal Dari hal tersebut maka penulis
berisi Framicetine Sulfat 1%. tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pasien yang mengalami pembedahan pengaruh perbedaan pemberian antibiotik
akan beresiko terkena infeksi nosokomial topical dan kompres nacl 0,9 % terhadap
sebesar 10 % sampai 15 %. Kebanyakan proses penyembuhan luka post operasi di
dari infeksi tersebut terjadi pada salah satu Anggrek 3 Rumah Sakit Dr. Moewardi
dari empat tempat anatomi yaitu luka Surakarta.
bedah, aliran darah, saluran kemih, atau
saluran pernafasan. Luka operasi
METODE PENELITIAN dalam dua kelompok yaitu kelompok A dan
kelompok B. Dimana kelompok A
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan Supratul dan kelompok B
esperimen semu (Quasi experimental menggunakan kompres nacl 0,9%. Cara
designs) dimana penelitian hanya pengambilan sampel dengan cara yaitu bila
mengobservasi langsung pada subyek ada tindakan ganti balutan yang pertama
kelompok kontrol tanpa perlakuan dan menggunakan supratul dan dikategorikan
kelompok eksperimen dan pemilihan kedua kelompok A dan bila ada tindakan ganti
kelompok ini tidak menggunakan tehnik balutan lagi dengan menggunakan kompres
acak (Nur Salam, 2003). nacl 0,9 % dan dikategorikan kelompok B.
Dalam rancangan ini kelompok Dan bila ada tindakan ganti balutan lagi
eksperimen diberi perlakuan, sedangkan dilakukan kelompok A begitu seterusnya
kelompok kontrol tidak. Pada kedua secara bergantian.
kelompok diawali dengan pra-tes dan 1) Kriteria Inklusi :
setelah pemberian perlakuan diadakan a. Luka bersih meliputi post herniatomi,
pengukuran kembali (pasca-tes). Sebelum FAM, ORIF, Laminectomi,
dilakukan penelitian peneliti melakukan pre Laparatomi.
test dengan cara mengobservasi luka post b. Usia diatas 14 tahun
operasi diantaranya : c. Indeks Masa Tubuh (IMT) 20,7 sampai
1. Adakah tanda-tanda inflamasi. 26,5
2. Bagaimana keadaan luka d. Penderita bersedia mengikuti penelitian
Semua subyek kelompok kontrol dan 2) Kriteria Eklusi
kelompok eksperimen diperlakukan sama. a. Luka kotor, terkcntaminasi, infeksi
Populasi dan Sampel b. Penderita dalam pengobatan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua sitostatika, kortikosteroid, atau
pasien post operasi yang dikategorikan radiasi
dalam luka bersih, tidak dibedakan jenis c. Penderita dengan komplikasi
kelamin. penyakit lain seperti DM, Hipertensi,
Sampel di rumah sakit Dr. Moewardi Hiperkolesterolemi.
ruang Anggrek 3 jumlah sampel yang Cara pengambilan sampel dengan cara
diperoleh dari pasien post operasi yang purposive Sampling yaitu teknik penetapan
dilakukan tindakan ganti balutan dengan sampel dengan cara memilih sampel
kreteria luka steriil, penelitian ini dibagi diantara populasi sesuai dengan yang

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 3


dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dan hanya 10% yang berusia lebih dari 60
dalam penelitian) sehingga sampel tersebut tahun.
dapat mewakili karakteristik populasi yang Responden memiliki karakteristik jenis
dikenal sebelumnya. kelamin yang berbeda dan berdasarkan
hasil uji statistik yang memperoleh nilai Chi-
HASIL PENELITIAN Square sebesar 9,671 dengan nilai p=0,060
Berdasarkan hasil data observasi dan ditolak pada taraf signifikansi 5%. Distribusi
wawancara diperoleh data karakteristik jenis kelamin responden dan jenis operasi
responden berupa jenis kelamin, usia, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
jenis operasi. Karakteristik pasien yang Tabel 3
menjadi subyek penelitian dapat dilihat Jenis Kelamin dan Jenis Operasi
pada tabel berikut: Jenis Jenis Operasi
N Kelam
Tabel 1 o in Laparot Hernior Orif Infri Lubekt
omi afi val omi
Jenis Kelamin
1 Pria - 2 - 1 1
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (20%) (10 (10%)
1. Pria 4 40 %)
2 Wanit 5 (50%) - 1 - -
2. Wanita 6 60 a (10%)
Jumlah 10 100 Jumlah 5 2 1 1 1
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
Dari tabel di atas terlihat kasus
pasien yang menjalani operasi luka bersih
terbanyak adalah pasien yang menjalani
mayoritas adalah pasien perempuan yaitu
operasi laparatomi yaitu sebanyak 5 pasien
sebanyak 6 orang atau 60%, sedangkan
(50%) dan banyak dialami pasien wanita,
pasien pria hanya 4 orang atau 40%.
sedangkan 10% pasien wanita lainnya
Tabel 2
menjalani operasi Orif. Selanjutnya pasien
Umur Pasien
pria menjalani operasi Herniorafi (20%),
No Umur Jumlah Prosentase
kemudian pasien Infrival sebanyak 10%,
(Tahun)
1 20-40 5 50 dan Lubektomi juga sebanyak 10%..
2 41-60 4 40 Responden memiliki karakteristik usia
3 > 60 1 10 yang berbeda-beda dan berdasarkan hasil
Jumlah 10 100 uji statistik yang memperoleh nilai Chi-

Mayoritas pasien yang mengalami Square sebesar 12,350 dengan nilai

pembedahan luka bersih adalah pasien p=0,136 ditolak pada taraf signifikansi 5%.

yang berusia 20 – 40 tahun yaitu sebanyak Distribusi usia responden dan jenis operasi

50%, usia 41 – 60 tahun sebanyak 40%, dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 4


Tabel 4
Antara Usia dan Jenis Operasi Dari tabel diatas
Jenis Operasi memperlihatkan bahwa pada perawatan
No Usia Laparatomi Herniorafi Orif Infrival Lubektomi
luka dengan AB Topical maupun
1 20-40 th 3 (30%) - 1 - 1 (10%)
(10%) Kompres Nacl 0,9% tidak ditemukan
2 41-60 th 2 (20%) 1 (10%) 1 - - tanda infeksi. Proses penyembuhan
(10%)
3 > 60 th - - - 1 -
perawatan luka dengan antibiotik topical
(10%) mencapai 93,3%, lebih tinggi daripada
Jumlah 5 1 2 1 1
proses penyembuhan perawatan luka
Dari tabel di atas terlihat kasus
dengan kompres NaCl 0,9% yang hanya
terbanyak adalah pasien yang berusia 20 –
mencapai 88,9%.
40 tahun dan menjalani operasi Laparatomi
Uji normalitas dilakukan untuk
yaitu sebanyak 3 pasien (30%), kemudian
mengetahui apakah data penyembuhan
masing-masing 10% pasien usia 20 – 40
luka yang diperoleh berasal dari
tahun menjalani operasi Orif dan Lubektomi.
populasi yang berdistribusi normal.
Selanjutnya pasien yang berusia 41 – 60
Normalitas data diuji dengan
tahun mayoritas menjalani operasi
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Laparatomi (20%), dan masing-masing
Apabila nilai p>0,05 maka asumsi
sebanyak 10% menjalani operasi Herniorafi
normalitas terpenuhi. Hasil uji
dan Orif. Sedangkan semua pasien yang
normalitas dapat dilihat pada tabel
berusia lebih dari 60 tahun menjalani
berikut.
operasi infrival (10%).
Tabel 6
Hasil Uji Asumsi Normalitas
Tabel 5
Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Perawatan Luka dengan Kejadian
Post Operasi
Infeksi di Bangsal Anggrek 3 RSUD
Dr. Moewardi Surakarta Kolmogoro p-
Variabel Sig. 2 tailed Keterangan
v-Smirnov Value
Penyembuhan
Perawatan Luka Luka (%) Tanda Penyembuhan

Infeksi luka post 1,025 0,2444 p>0,05 Normal


operasi
1. AB Topical 93,3 Tidak
infeksi
2. Kompres NaCl 0,9% 88,9 Tidak Hasil pengujian pada tabel tersebut di atas
infeksi menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 5


Smirnov pada keempat variabel memiliki PEMBAHASAN
nilai probabilitas (p) sebesar 0,244. Nilai Analisis terhadap karakteristik
probabilitas tersebut lebih besar dari α pada responden pada variabel jenis kelamin dan
taraf signifikansi 5% (p>0,05). Hal ini berarti usia menunjukan nilai p>0,05 yang berarti
bahwa sebaran data berdistribusi normal. bahwa kedua kelompok sebanding atau
Hasil analisis data dengan komparabel. Karakteristik kedua kelompok
Independen Sample t test diperoleh nilai menunjukkan tidak ada perbedaan yang
thitung sebesar 1,000 dengan p=0,347. bermakna sehingga tidak mempengaruhi
Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% jalannya penelitian. Hal ini telah memenuhi
adalah 2,306. Dikarenakan thitung < ttabel salah satu persyaratan dalam melakukan
(1,000 < 2,306) dengan p>0,05, maka H0 penelitian eksperimental, yaitu kedua
(hipotesis nol) diterima dan Ha ditolak.). kelompok harus seimbang mempunyai
Artinya tidak ada perbedaan kualitas kemampuan awal yang seimbang
penyembuhan luka post operasi antara Perawatan luka yang tidak
perawatan luka dengan antibiotik topical menggunakan teknik septik dan aseptik
dibandingkan dengan kompres NaCl 0,9%. akan menyebabkan terjadinya infeksi
Artinya perawatan luka dengan antibiotik sehingga akan menghambat penyembuhan
topical tidak lebih efektif daripada luka post operasi. Perawatan luka di RSUD
perawatan luka dengan kompres NaCl Dr. Moewardi Surakarta sudah melakukan
0,9%. Perbedaan yang terjadi hanya proses teknik septik dan aseptik sehingga
penyembuhan yang menunjukkan lebih kemungkinan infeksi luka operasi dapat
cepat pada perawatan luka dengan diminimalkan. Cara menghindari adanya
antibiotik topical. Rata-rata penyembuhan faktor perancu dalam penyembuhan luka
perawatan luka dengan antibiotik topical tersebut adalah dengan Randomisasi
mencapai 93,3%, lebih tinggi daripada pasien.
proses penyembuhan perawatan luka Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan kompres NaCl 0,9% yang hanya tidak terdapat perbedaan kualitas
mencapai 88,9%. penyembuhan luka post operasi di antara
kedua kelompok perlakuan. Hasil uji t
memperoleh nilai thitung sebesar 1,000
dengan p=0,347 ditolak pada taraf
signifikansi 5% (p>0,05) dan hipotesis
penelitian ditolak. Artinya tidak ada

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 6


perbedaan kualitas penyembuhan luka post mempunyai kemampuan untuk membunuh
operasi antara perawatan luka dengan mikro organisme (Dorland, 2002).
antibiotik topical dibandingkan dengan Meskipun antara kompres Nacl 0,9%
kompres NaCl 0,9%. Artinya perawatan luka dan antibiotik topical tidak terjadi infeksi
dengan antibiotik topical tidak lebih efektif tetapi sebagian pasien mengatakan lebih
daripada perawatan luka dengan kompres enak memakai antibiotik topical karena lebih
NaCl 0,9%. Perbedaan yang terjadi hanya terasa nyaman dan bila tersentuh dari luar
proses penyembuhan yang menunjukkan atau untuk gerak tidak terasa begitu sakit.
lebih cepat pada perawatan luka dengan Hal ini karena antibiotik topical dilapisi
antibiotik topical. Rata-rata penyembuhan dengan minyak.
perawatan luka dengan antibiotik topical
mencapai 93,3%, lebih tinggi daripada SIMPULAN
proses penyembuhan perawatan luka 1. Proses penyembuhan luka post
dengan kompres NaCl 0,9% yang hanya operasi pada pasien yang diberi
mencapai 88,9%. Hal ini karena antibiotik antibiotik topical berlangsung
Topical dapat berfungsi untuk menghambat dengan baik (93,3%), sedangkan
pertumbuhan kuman atau mikro organisme penyembuhan luka post operasi
yang masuk kedalam tubuh (Crish, Budiono pada pasien yang diberi kompress
dan I Ralph, 2001). NaCl 0,9% juga berlangsung dengan
Perawatan luka dengan antibiotik topical baik (88,9%).
mencapai penyembuhan 93,3%, lebih tinggi 2. Perawatan luka dengan antibiotik
daripada proses penyembuhan perawatan topical menunjukkan ditemukannya
luka dengan kompres NaCl 0,9% yang proses penyembuhan yang kurang
hanya mencapai 88,9%. Artinya perawatan baik (40%) karena penyambungan
luka dengan antibiotik topical sedikit lebih lukanya kurang baik, tetapi tidak
efektif dalam menyembuhkan luka post ditemukan adanya tanda infeksi.
operasi dibandingkan pengompresan Sedangkan pada kelompok kontrol
dengan NaCl 0,9%. Hal ini karena yang menggunakan kompres Nacl
perawatan luka dengan antibiotik Topical 0,9% ditemukan proses
dan kompres Nacl 0,9% secara klinis tidak penyembuhan yang kurang baik
menimbulkan infeksi. Hanya saja Nacl 0,9% (40%) dengan tanda dolor, namun
tidak mempunyai kemampuan untuk juga menunjukkan tidak ada gejala
membunuh kuman, sedang antibiotik topical infeksi.

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 7


3. Tidak ada perbedaan kualitas Chandra. B. 1995. Pengantar Statistik
Kesehatan. Jakarta, EGC.
penyembuhan luka post operasi
antara perawatan luka dengan Chris, J.V.B., I. Ralph, E., Santoso, B.,
2001, Drug Beneffeits and Risks
antibiotik topical dibandingkan International Textbook of Clinical,
dengan kompres NaCl 0,9%. Artinya Wiley Baffins Lane, Chichester.
perawatan luka dengan antibiotik Djarwanto, PS. & Subagyo P. 1998. Statistik
topical tidak lebih efektif daripada Induktif. Yogyakarta: BPFE.

perawatan luka dengan kompres Dorland, 2002, Kamus Kedokteran Edisi 29,
EGC, Jakarta.
NaCl 0,9%. Terbukti dari hasil uji t
yang memperoleh nilai thitung sebesar Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan SPSS.
1,000 dengan p=0,347 ditolak pada Semarang: BP. UNDIP.
taraf signifikansi 5% dan hipotesis
Moya, J. Marrison, 2004. Manajemen Luka,
ditolak. Perbedaan yang terjadi Jakarta, EGC.
hanya proses penyembuhan yang Nealon Thomas F dan Nealon William H.
menunjukkan lebih cepat pada 1996. Keterampilan Pokok Ilmu
Bedah. Jakarta, EGC.
perawatan luka dengan antibiotik
Notoatmodjo. S. 2002. Metodologi
topical. Rata-rata penyembuhan
Penelitian Kesehatan. Jakarta,
perawatan luka dengan antibiotik Rineka Cipta
topical mencapai 93,3%, lebih tinggi Nursalam 2003. Konsep Dan Penerapan
daripada proses penyembuhan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
perawatan luka dengan kompres Tesis, Dan Instrument Penelitian
NaCl 0,9% yang hanya mencapai Keperawatan, Jakarta, PT.
Salemba Medika
88,9%.
Potter, P.A dan Perry, A. G. 2005. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Konsep Proses dan Praktek,
Arikunto. S. 2002. Prosedur Penelitian Jakarta. EGC
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta, Rineka Cipta. Pratikknya, 1993, Pengantar Statistik
Penelitian Kesehatan, Jakarta,
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori dan EGC.
Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar . RSUD Dr. Moewardi. Surakarta 2004,
Pengendalian Infeksi Nosokomia
Dalam Rangka Menyongsong
Akreditasi Rumah Sakit.
Brunner dan Sudarth, 2002, Keperawatan
Medikal Bedah, Jakarta. EGC

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 8


RSUD Dr. Moewardi. Surakarta 2007,
Protap Perawatan Luka.

Sastro Asmoro, S dan Ismail, S (1995),


Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta, Binarupa Aksara

Setiawan, 1997, Manajemen Perawatan


Kesehatan Tentang Struktur dan
Proses. Jakarta, EGC

Soekidjo Notoatmojo. 2002, Metodologi


Penelitian Kesehatan Jakarta. CV.
Rineka Cipta

STIKES ‘Aisyiah. Yogyakarta 2007, Jurnal


Kebidanan dan Keperawatan,
Suriyadi, 2004. Perawatan Luka ,
Jakarta, Sagung Seto

Sugiyono, 2004. Statistika Untuk Penelitian.


Bandung, Alfabeta

Wilkinson, Zeir, E. R. B. 1995.


Fundamentals of nursing concepts, prosess,
and practice, Addison Wesley Publishing
Company, Inc.

Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol.1, No.1, Februari 2011 9

You might also like