You are on page 1of 15

Jurnal Administrasi Bisnis (JABis) p-ISSN:1836-2277

Volume 17, Nomor 1, Januari 2019, pp.13-27

PERUMUSAN STRATEGI BISNIS UD. BONI JAYA SITUBONDO DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL MATRIK GENERAL ELECTRIC (GE)

Dinda Estuputria)*, Indro Herry Mulyantob), & Sauptika Kancanac)


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia
*Email: dindaestuputri@gmail.com

Abstract
Business strategy is an important element that must be owned by business companies so that
companies have competitive advantages and can win the competition while maintaining the survival of the
company. This is what underlies the researchers to formulate business strategies that can be used by UD.
Boni Jaya. In conducting business strategy formulation, researchers used the General Electric (GE) Matrix
model. The General Electric (GE) matrix is also commonly referred to as the McKinsey matrix. The General
Electric (GE) matrix has two main variables, Industry Attractiveness and Competitive Strength. Both of
these variables are based on several indicators. In the Industry Attractiveness variable there are 7
indicators. Then, for the variable Competitive Strength, there are 8 indicators. These indicators are declared
valid and valid based on triangulation test through 3 sources, namely observation, interview (in- depth
interview), and documentation. The results of the calculation of the General Electric (GE) Matrix, UD. Boni
Jaya is in quadrant 2 position, which is "Grow and Build".This shows that UD. Boni Jaya is in a high
priority position for investments based on that position UD. Boni Jaya has several alternative strategies,
namely segment growth, investment and positioning.

Keywords: strategic management, strategic formulation, general electric matrix

Pendahuluan panjang yang hendak dicapai oleh


Pada era globalisasi ini, persaingan perusahaan.
yang terjadi pada dunia bisnis semakin ketat. UD. Boni Jaya adalah salah satu
Salah satu faktor timbulnya persaingan perusahaan dagang yang berkecimpung
tersebut yaitu adanya sebuah integrasi dalam bisnis jagung sejak tahun 1998 yang
ekonomi ASEAN dalam menghadapi berlokasi di Dusun Krajan, Desa Tenggir,
perdanganan bebas antarnegara-negara Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
ASEAN atau disebut Masyarakat Ekonomi Lingkungan persaingan yang ketat sangat
ASEAN (MEA). MEA mulai berlaku aktif di dirasakan oleh pemilik dari UD. Boni Jaya
Indonesia pada tanggal 1 Januari 2016. Hal yaitu Bapak Rikarius Warsopadono. Beliau
ini mengakibatkan banyak perusahaan yang menyampaikan bahwa omzet penjualan
harus memiliki strategi bisnis yang provided jagung pipil UD. Boni Jaya mengalami
tepatby UPN (Universitas Pembangunan
penurunan drastis dari tahun ke tahun. Hal
Nasional) Veteran Yogyakarta: Portal Journals
untuk mempertahankan
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk keberlangsungan brought to you by CORE
hidupnya dan memiliki keunggulan tersebut membuat Bapak Rikarius
bersaing. Kotler (2009) mengatakan bahwa Warsopadono memulai untuk
strategi yang diterapkan oleh perusahaan mengembangkan bisnisnya ke lini bisnis
harus tepat, karena hal tersebut merupakan yang lain.
salah satu penentu keberlangsungan hidup Dari permasalahan tersebut, tujuan
perusahaan di pasar. Heizer dan Render peneliti mengangkat permasalahan UD. Boni
(2009) mengatakan bahwa strategi adalah Jaya ini adalah merekomendasikan formulasi
rencana suatu perusahaan untuk mencapai strategi bisnis yang tepat untuk digunakan
misi dan tujuan, sedangkan David (2016) oleh UD. Boni Jaya Situbondo. Untuk
berpendapat bahwa strategi merupakan merumuskan strategi, peneliti menggunakan
sarana bersama dengan tujuan jangka Matrik General Electric (GE). Matrik
14 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

General Electric (GE) adalah matrik yang tersebut, maka hasilnya dimasukkan
memetakan sebuah perusahaan dan produk kedalam Matrik General Electric (GE) atau
berdasarkan dua variabel utama, yaitu Nine-Cell Matrix. Kedua dimensi tersebut
Industry Attractiveness (pada Sumbu X) dan adalah :
Competitive Strength (pada sumbu Y). a. Industry Attractiveness (Daya
Matrik General Electric (GE) menyukai Tarik Industri)
bagian visual dari matrik BCG, tapi tidak Menurut Boyd dan Walker
dengan dimensinya. General Electric (GE) (1995) Industry Attractiveness is
menanyai perusahaan konsultan nya, external factor that reflect the
McKinsey & Company, untuk menciptakan characteristics of customers that
model yang lebih sesuai kebutuhan General form the market in question (the
Electric (GE). Hasilnya adalah GE- benefits they seek, their
McKinsey Matrix 3x3 (juga disebut satisfaction with their current
McKinsey Matrix, Matrix Kekuatan Bisnis, product offering, their power in
atau Matrix Sembilan-Box). relation with the suppliers) and
Berdasarkan latar belakang masalah the factors that may shape the
tersebut, maka peneliti dapat menarik sebuah potential market volume such as
rumusan masalah sebagai berikut: overall size, growth rate and life
Bagaimana formulasi strategi bisnis yang cycle stage. (Industry
tepat untuk dilakukan oleh UD. Boni Jaya Attractiveness (Daya Tarik
Situbondo? Tujuan yang hendak dicapai Industri) adalah faktor eksternal
dalam penelitian ini adalah untuk (pasar) yang mencerminkan
memberikan rekomendasi rumusan strategi karakteristik pelanggan yang
yang tepat dan dapat digunakan oleh UD. membentuk sesuatu yang
Boni Jaya, sehingga UD. Boni Jaya dapat diinginkan oleh pasar (manfaat
mempertahankan konsistensi dan mencapai yang mereka cari, kepuasan
tujuannya baik tujuan jangka panjang konsumen dengan penawaran
maupun tujuan jangka pendek. produk mereka saat ini, kekuatan
mereka dalam hubungannya
Tinjauan Pustaka dengan pemasok) dan faktor-
Managemen Strategi faktor yang dapat membentuk
Menurut David (2016) Strategic volume pasar potensial seperti
Management (Manajemen Strategi) keseluruhan ukuran penjualan,
dapatdi definisikan sebagai seni dan ilmu tingkat pertumbuhan dan tahap
untuk memformulasikan, siklus hidup).
mengimplementasikan dan mengevaluasi b. Competitive Strengths (Kekuatan
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan Bersaing)
organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut Boyd dan Walker
(1995) Competitive Strength is
Formulasi Strategi factors are most appropriate for
Menurut David (2016) Strategic evaluating the markets in which
Formulation (Formulasi Strategi) the company is already present
merupakan tahap awal dalam manajemen because they reflect the power of
strategi yang terdiri dari cara atau langkah- the current position of the
langkah untuk menentukan strategi tertentu company and product offerings,
yang terbaik untuk mecapai sebuah tujuan. compared with the existing
competitors. (Competitive
Matrik General Electric (Ge) Strengths (Kekuatan Bersaing)
Menurut Thompson (2001) General adalah faktor paling tepat untuk
Electric Matrix (Matrik General Electric mengevaluasi pasar di mana
(GE)) didahului dengan perhitungan perusahaan tersebut sudah hadir
dimensi. Nilai bobot untuk masing-masing karena mereka mencerminkan
perhitungan ditentukan oleh perusahaan. kekuatan posisi saat ini dari
Setelah dilakukan kedua perhitungan
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 15

perusahaan dan produk yang dari 2 owner); Bagian Administrasi UD.


ditawarkan, dibandingkan Boni Jaya; Kepala Bidang Jual Beli Jagung
dengan yang ada pesaing). UD. Boni Jaya; Pesaing utama dari UD. Boni
Jaya (UD. Kencana); Seksi Statistik
Metode Penelitian Produksi Badan Pusat Statistik (BPS)
Menurut Kriyantono (2007) jenis Kabupaten Situbondo; dan Konsumen dari
penelitian deskriptif adalah penelitian yang UD. Boni Jaya.
bertujuan membuat deskripsi secara Sumber data yang digunakan dalam
sistematis, faktual dan akurat mengenai penelitian ini yaitu sumber data primer dan
fakta-fakta yang ada pada objek tertentu. sumber data sekunder. Sumber data primer
Deskriptif dalam hal ini berhubungan adalah dalam penelitian ini berasal dari
dengan pengumpulan serta pengolahan data informasi para informan dan hasil kuesioner.
yang dilakukan oleh peneliti dari hasil in- Data primer dapat diperoleh di UD. Boni
depth interview, observasi serta studi pustaka Jaya melalui teknik wawancara dengan
yang berupa kata-kata dan gambar. informan yang terkait yaitu pemilik/Owner
Penelitian ini memusatkan diri dari UD. Boni Jaya. Hasil dari kegiatan
secara intensif pada satu obyek yaitu UD. wawancara ini menjadi acuan bagi peneliti
Boni Jaya dan mempelajarinya sebagai suatu dalam menentukan mengidentifikasi
kasus. Penelitian studi kasus akan kurang keadaan eksternal dan internal. Sumber data
kedalamannya bilamana hanya dipusatkan sekunder pada penelitian ini berupa catatan
pada fase tertentu saja atau salah satu aspek atau dokumentasi dari UD. Boni Jaya,
tertentu sebelum memperoleh gambaran publikasi pemerintah, dokumen dari UD.
umum tentang kasus tersebut. Studi kasus Boni Jaya, arsip dari UD. Boni Jaya,
yang baik harus dilakukan secara langsung kepustakaan dan segala yang berhubungan
dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang dengan formulasi meta analisis. Hasil dari
diteliti. Penelitian ini mendiskripsikan data sekunder yang diperoleh ini menjadi
dengan jelas bagaimana langkah-langkah data pendukung yang akurat bagi peneliti
yang digunakan dalam melakukan penelitian dalam menentukan mengidentifikasi
dengan menggunakan model Matrik General keadaan eksternal dan internal.
Electric (GE). Tentang bagaimana tingkat Teknik pengumpulan data yang
Industry Attractiveness dan Competitive digunakan dalam penelitian ini
Strengths berpengaruh dalam perumusan menggunakan teknik observasi, wawancara
strategi bisnis yang digunakan untuk (in-depth interview), dan dokumentasi.
merekomendasikan strategi bisnis yang tepat Teknik ini digunakan untuk mempermudah
dan dapat digunakan oleh UD. Boni Jaya. peneliti dalam mencari data pada UD. Boni
Objek yang menjadi kajian dalam Jaya. Dilakukan dengan observasi langsung
penelitian ini adalah UD. Boni Jaya yang di UD. Boni Jaya Situbondo, melakukan
merupakan usaha dagang yang sudah berdiri wawancara langsung terhadap pihak-pihak
sekitar 20 tahun di Situbondo dan merupakan yang bersangkutan dengan UD. Boni Jaya.
salah satu usaha dagang yang bergerak Kemudian mendokumentasikan segala
dalam bidang jual beli jagung pipil tertua di aktivitas dari UD. Boni Jaya yang
Situbondo. Spesifikasi penelitian ini adalah dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis
perumusan strategi untuk UD. Boni Jaya observasi yang dilakukan dalam penelitian
dengan menggunakan model Matrik General ini yaitu observasi partisipatif. Observasi
Electric (GE) yaitu peneliti akan melakukan dilakukan secara langsung dilokasi
perumusan strategi yang tepat dan dapat penelitian yaitu UD. Boni Jaya yang berada
digunakan oleh UD. Boni Jaya untuk di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa
menghadapi persaingan pada industri jagung Timur. Peneliti melakukan observasi terkait
pipil dan dapat menangani menurunan omzet dengan transaksi-transaki yang dilakukan
penjualan yang terjadi pada setiap tahunnya. oleh UD. Boni Jaya. Peneliti bisa berlaku
Subjek penelitian atau sering disebut sebagai konsumen di UD. Boni Jaya, hingga
informan dalam penelitian ini adalah pihak melakukan observasi pada mitra kerja UD.
internal dan eksternal UD. Boni Jaya: Boni Jaya. Hal tersebut guna mendapatkan
Pendiri/Owner dari UD. Boni Jaya (terdiri informasi yang kredibel dan jelas. Dalam
16 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

penelitian ini, peneliti menggunakan peneliti menggunakan buku-buku yang


interview bebas terpimpin, yaitu dengan relevan dengan penelitian, selain itu peneliti
melakukan wawancara kepada pihak yang juga mendapatkan akses untuk melihat data-
terkait dengan UD. Boni Jaya dengan data dan arsip internal UD. Boni Jaya dan
membawa sederet pertanyaan yang didukung dengan dokumentasi kegiatan
terperinci agar data yang diperoleh menjadi yang berupa foto-foto untuk mendukung
valid dan kredibel. Dalam penelitian ini penelitian ini.

OBSERVASI

WAWANCARA SUMBER DATA

DOKUMENTASI

Gambar 1 Uji triangulasi


Sumber: Sugiyono (2012)

Menurut Moleong (2000) dalam penelitian ini adalah teknik analisis


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data deskriptif dengan pendekatan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu kuantitatif. Adapun alat analisis yang
yang lain di luar data itu untuk keperluan digunakan yaitu model Matrik General
pengecekan atau sebagai pembanding Electric (GE) atau McKinsey. Matrik
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang General Electric (GE) merupakan format
paling banyak digunakan ialah pemeriksaan yang dibentuk untuk menentukan posisi
melalui sumber lainnya. Triangulasi yang perusahaan. Matrik tersebut dibentuk
digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan kekuatan bersaing (Competitive
triangulasi data atau dalam istilah Patton strength) dan daya tarik industri (industry
sering disebut dengan triangulasi sumber. attractiveness). Berikut adalah langkah-
Triangulasi sumber dalam penelitian ini langkah yang digunakan untuk merumuskan
membandingkan data hasil observasi atau strategi:
pengamatan dengan data hasil wawancara, a. Menentukan dimensi dan
kemudian membandingkan hasil tersebut indikator dengan menggunakan
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. uji triangulasi melalui teknik
Peneliti melakukan 3 tahapan pereduksian observasi, wawancara (in-depth
data. Pertama, dengan melakukan observasi interview), dan dokumentasi.
langsung ke UD. Boni Jaya untuk b. Identifikasi variabel Industri
mengamati satu dimensi tertentu. Kedua, Attractiveness (Daya Tarik
melakukan wawancara (in-depth interview) Industri) dan Competitive Strength
kepada pemilik/Owner dari UD. Boni Jaya. (Kekuatan Bersaing).
Ketiga, melakukan penyesuaian dengan c. Indikator dari Industy
data-data yang tersedia di UD. Boni Jaya Attractiveness dapat
baik berupa arsip, data keuangan atau data- diklasifikasikan ke dalam
data yang mendukung lainnya. Hal ini kategori High Unattractiveness
kemudian didokumentasikan agar menjadi (sangat tidak menarik), Mildly
data-data yang valid dan kredibel. Unattractiveness (kurang
Teknis analisis data yang digunakan menarik), Neutral (netral atau
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 17

tidak memengaruhi), Mildly nilai dengan bobot. Setelah


Attractiveness (cukup menarik), dikalikan, hasil kemudian
dan High Attractiveness (sangat dimasukkan kedalam kolom
menarik). Data ini diperoleh dari paling yang paling kanan.
hasil kuesioner yang diisi oleh g. Setelah perhitungan selesai,
para informan. kemudian peneliti dapat
d. Indikator dari Competitive mengetahui posisi perusahaan
Strength tersebut diklasifikasikan dalam diagram Matrik General
ke dalam kategori High Electric (GE). Kemudian peneliti
Weakness (sangat lemah), Mild dapat mengetahui strategi yang
Weakness (cukup lemah), Even tepat untuk perusahaan.
(sama atau tidak menjadi
kekuatan maupun kelemahan), Hasil dan Pembahasan
Mild Strength (cukup kuat), dan Berdasarkan hasil uji triangulasi,
High Strength (sangat kuat). Data dapat diperoleh beberapa indikator yang
ini diperoleh dari hasil kuesioner digunakan untuk mengukur variabel Industry
yang diisi oleh para informan. Attractiveness (Daya Tarik Industri) dan
e. Penyusunan variabel Industry Competitive Strength (Kekuatan Bersaing)
Attractiveness ini sebagai input pada Matrik General Electric (GE) di salah
dalam melakukan proses analisis satu lini bisnis pada UD. Boni Jaya
matrik General Electric (GE) Situbondo yaitu jual beli jagung pipil.
yang dikonversikan kedalam Berikut adalah beberapa hasil dari analisis
bentuk angka. Penentuan angka data yang dilakukan oleh peneliti:
untuk variabel Industry
Attractiveness adalah sebagai Hasil Identifikasi Industry Attractiveness
berikut: Highly Unattractiveness (Daya Tarik Industri)
diberi angka 1; Mildly Indikator pada variabel Industry
Unattractiveness diberi angka 2; Attractiveness (Daya Tarik Industri) adalah
Neutral diberi angka 3; Mildly market size and projected growth rate
Attractiveness diberi angka 4; (ukuran pasar dan pertumbuhan pasar), the
dan Highly Attractiveness diberi intensity of competition in the industry
angka 5. Sedangkan Penentuan (intensitas persaingan), resources
angka untuk variabel Competitive requirements (perekrutan sumber daya),
Strength adalah sebagai berikut: merging industry opportunities and threats
High Weakness diberi angka 1; (peluang dan ancaman yang muncul),
Mild Weakness diberi angka 2; seasonal and cyclical factors (faktor
Even diberi angka 3; Mild musiman dan siklus), social, political,
Strength diberi angka 4; dan High regulations, and environmental factors
Strength diberi angka 5. (faktor sosial, politik, kebijakan-kebijakan,
f. Memberikan pembobotan dalam dan lingkungan), dan industry profitability
kolom bobot, mulai dari 0,0 (profitabilitas industri). Setelah mengetahui
(tidak penting) sampai 1,0 indikator pada variabel ini, peneliti juga
(sangat penting). Bobot jika mendapatkan informasi tentang kondisi pada
dijumlahkan harus sama dengan indikator tersebut dari uji triangulasi.
1. Kemudian dikalikan antara

Tabel 1 Hasil identifikasi industry attractiveness (daya tarik industri)


18 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

VARIABEL/DIMENSI INDIKATOR KONDISI


Industry Attractiveness Market size and projected Industri jagung pipil memiliki
(Daya Tarik Industri) growth rate (ukuran pasar pertumbuhan dan prospek pasar
dan pertumbuhan pasar). yang
berkembang, begitu pula di pasar yang
dituju UD. Boni Jaya yaitu Jawa dan
Bali.
The intensity of competition Persaingan pada industri jagung pipil di
in Situbondo semakin ketat, sehingga
The industry (intensitas perusahaan harus memiliki strategi
persaingan). yang baik untuk memenangkan
persaingan.
Resources requirements UD. Boni Jaya belum memiliki Human
(perekrutan sumber daya). Resources Management atau bagian
yang mengurusi bidang perekrutan.
Emerging industry Dunia digital merupakan peluang
opportunities and threat sekaligus ancaman bagi UD. Boni
(peluang dan ancaman Jaya.
yang muncul).
Seasonal and cyclical Faktor musiman sangat berpengaruh
factors bagi UD. Boni Jaya khususnya pada
(faktor musiman dan harga jagung
siklus).
Social, political, Adanya peraturan dan kebijakan- kebijakan
regulations, and pemerintah, kondisi sosial dan politik serta
environmental lingkungan sangat berpengaruh bagi UD.
factors (faktor Boni Jaya. Begitu juga dengan jagung yang
sosial, politik, masih menjadi komoditas utama di
kebijakan- Situbondo, baik jagung untuk
kebijakan, dan kebutuhan komoditas usaha maupun jagung
lingkungan). untuk kebutuhan konsumsi.
Industry Tingkat profitabilitas pada industri jagung
Profitability dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
(profitabilitas khusunya di wilayah
industri). Jawa Timur.

Hasil dari mengidentifikasi Competitive kecocokan dengan faktor kunci


Strength (Kekuatan Bersaing): keberhasilan), brand name reputation or
Indikator pada variabel Competitive image (reputasi nama merek dan image),
Strength (Kekuatan Bersaing) adalah strategic fits relationship with sister
relative market share (pangsa pasar), costs businesses (kecocokan dengan strategi
relative to competitors (biaya relatif perusahaan induk). Setelah mengetahui
pesaing), ability to match or beat indikator pada variabel ini, peneliti juga
rivals on key product attributes (kemampuan mendapatkan informasi tentang kondisi pada
untuk mengalahkan pesaing dengan atribut indikator tersebut dari uji triangulasi.
produk utama), bargaining leverage with
suppliers or buyers, caliber of alliances
(pengaruh kemampuan untuk melakukan
tawar-menawar dengan pemasok,
pelanggan, dan aliansi yang lain), technology
and innovation capabilities (kemampuan
dalam mengembangkan teknologi dan
melakukan inovasi), how well resources are
matched to industry key success factors
(seberapa baik sumber daya memiliki
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 19

Tabel 2 Hasil identifikasi competitive strength (kekuatan bersaing)


VARIABEL/DIMENSI INDIKATOR KONDISI
Competitive Relative market share Relative market share (pangsa pasar) yang
Strength (pangsa dimiliki oleh UD. Boni Jaya menurun sebesar
(Kekuatan pasar). 0,03%. Perubahan nilai pangsa pasar ini berarti
Bersaing) strategi yang berjalan di UD. Boni Jaya tidak
berjalan dengan efektif.

Costs relative to UD. Boni Jaya cenderung masih


competitors Mempertahankan biaya yang
(biaya relatif pesaing). digunakan supaya harga bisa lebih
rendah dibandingkan dengan pesaing

Ability to match or beat UD. Boni Jaya belum memiliki kemampuan


rivals on key product yang baik untuk mengalahkan para pesaingnya
attributes (kemampuan dengan menggunakan atribut produk utama
untuk mengalahkan yaitu kualitas produk.
pesaing dengan atribut
produk
utama).
Bargaining leverage with UD. Boni Jaya memiliki kemampuan
suppliers or buyers, mengendalikan dan memenawangkan tawar
caliber of alliances menawar kepada supplier maupun konsumen.
(pengaruh kemampuan
untuk melakukan tawar-
menawar dengan pemasok,
pelanggan, dan aliansi
yang
lain).
Technology and innovation Teknologi yang digunakan dalam menjalankan
capabilities (kemampuan bisnis jagung pipil ini, UD. Boni Jaya masih
dalam mengembangkan menggunakan model manual dan masih minim
teknologi dan melakukan inovasi.
inovasi).
How well resources are Sumber daya yang dimiliki oleh UD. Boni
matched to industry key Jaya baik itu sumber daya manusia, sumber
success factors (seberapa daya bahan baku, sumber daya financial, dll
baik sumber daya memiliki belum
kecocokan dengan faktor semua cocok untuk menjadi kunci
kunci keberhasilan). keberhasilan dari UD. Boni Jaya.
Brand name reputation or Brand name reputation or image
image tidak berpengaruh dalam kinerja UD. Boni Jaya
(reputasi nama merek
dan
image).
Strategic fits relationship UD. Boni Jaya belum pernah melakukan
with sister businesses formulasi strategi atau perencanaan strategi
(kecocokan dengan strategi khusus ditingkat korporate maupun unit bisnis.
perusahaan
induk).
20 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

Hasil Klarifikasi Variabel Industy Attractiveness

Tabel 3 Hasil klarifikasi tingkat industy attractiveness (daya tarik industri)


VARIABEL/
INDIKATOR POSISI
DIMENSI
Market size and projected growth rate (ukuran High Attractiveness
pasar dan pertumbuhan pasar).
Industry Attractiveness
The intensity of competition in the industry High Attractiveness
(Daya Tarik Industri)
(intensitas persaingan).

Resources requirements (perekrutan sumber Neutral


daya).
Emerging industry opportunities and threats High Attractiveness
(peluang dan ancaman yang muncul).
Seasonal and cyclical factors (faktor musiman Mild Unattractiveness
dan siklus).
Social,political,regulations,and environmental High Attractiveness
factors (faktor sosial, politik, kebijakan-
kebijakan, dan lingkungan).
Industry Profitability (profitabilitas industri). High Attractiveness

Hasil Klarifikasi Variabel Competitive berada pada posisi even atau posisi yang
Strength tidak menjadi kelemahan maupun kekuatan
Dari Tabel 4, hasil klarifikasi tingkat untuk UD. Boni Jaya. Hal ini dikarenakan
kekuatan dan kelemahan dari variabel produk jagung pipil kering biasanya tidak
Competitive Strength (Kekuatan Bersaing), memiliki brand name atau merek-merek
dapat dilihat bahwa relative market share tertentu, begitu pula dengan jagung pipil
(pangsa pasar) berada pada posisi mild milik UD. Boni Jaya juga tidak memiliki
weakness. Costs relative to competitors brand/merek.
(biaya relatif pesaing) berada pada posisi Hasil dari perhitungan Matrik General
mild strength. Kemudian ability to match or Electric (GE) pada variabel Industry
beat rivals on key product attributes Attractiveness (Daya Tarik Industri)
(kemampuan untuk mengalahkan pesaing
dengan atribut produk utama), technology Peneliti melakukan wawancara
and innovation capabilities (kemampuan kepada pemilik/owner dari UD. Boni Jaya
dalam mengembangkan teknologi dan untuk mendapatkan bobot dari masing-
melakukan inovasi), how well resources are masing indikator pada variabel Industry
matched to industry key success factors Attractiveness (Daya Tarik Industri).
(seberapa baik sumber daya memiliki Pembobotan ini dilakukan dengan melihat
kecocokan dengan faktor kunci tingkat seberapa besar pengaruh indikator
keberhasilan), dan strategic fits relationship tersebut pada UD. Boni Jaya. Dari tabel
with sister businesses (kecocokan dengan perhitungan Matrik General Electric (GE)
strategi perusahaan induk) berada pada pada Industry Attractiveness (Daya Tarik
posisi yang sama yaitu high weakness. Industri) ini, dapat dilihat bahwa indikator
Selanjutnya untuk indikator bargaining yang memiliki pengaruh besar yaitu pada
leverage with suppliers or buyers, caliber of market size and projected growth rate
alliances (pengaruh kemampuan untuk (ukuran pasar dan pertumbuhan pasar) dan
melakukan tawar-menawar dengan industry profitability (profitabilitas industri)
pemasok, pelanggan, dan aliansi yang lain) sebesar 0,17. Indikator yang memiliki
berada pada posisi high strength. Kemudian, pengaruh yang terkecil yaitu resources
yang terakhir adalah brand name reputation requirements (perekrutan sumber daya).
or image (reputasi nama merek dan image) (faktor musiman dan siklus) sebesar 0,10.
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 21

Hasil perhitungan pada tabel 3.6 variabel Industry Attractiveness (Daya Tarik
mendapatkan total sebesar 4,47 pada Industri).

Tabel 4 Hasil klarifikasi tingkat competitive strength (kekuatan bersaing)


VARIABEL/
INDIKATOR POSISI
DIMENSI
Competitive Relative market share (pangsa pasar). Mild Weakness
Strength Costs relative to competitors (biaya relatif Mild Strength
(Kekuatan pesaing).
Bersaing) Ability to match or beat rivals on key product attributes High Weakness
(kemampuan untuk mengalahkan
pesaing dengan atribut produk utama).
Bargaining leverage with suppliers or buyers, caliber High Strength
of alliances (pengaruh kemampuan untuk melakukan
tawar-menawar dengan
pemasok, pelanggan, dan aliansi yang lain).
Technology and innovation capabilities High Weakness
(kemampuan dalam mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi).
How well resources are matched to industry key High Weakness
success factors (seberapa baik sumber
daya memiliki kecocokan dengan faktor kunci
keberhasilan).
Brand name reputation or image (reputasi Even
nama merek dan image).
Strategic fits relationship with sister businesses High Weakness
(kecocokan dengan strategi perusahaan induk).

Tabel 5 Hasil perhitungan Matrik General Electric (GE) pada variabel Industry
Attractiveness (Daya Tarik Industri)
Industry Attractiveness Nilai Bobot Nilai x Bobot
Market size and projected growth rate 5 0,17 0,85
(ukuran pasar dan pertumbuhan pasar).
The intensity of competition in the industry
5 0,15 0,75
(intensitas persaingan).
Resources requirements (perekrutan sumber
3 0,10 0,30
daya).
Emerging industry opportunities and threats
5 0,16 0,80
(peluang dan ancaman yang muncul).
Seasonal and cyclical factors (faktor 2 0,11 0,22
musiman dan siklus).
Social, political, regulations, and environmental
factors (faktor sosial, politik, kebijakan-kebijakan, 5 0,14 0,70
dan lingkungan).
Industry Profitability (profitabilitas
5 0,17 0,85
industri).
Total 1,00 4,47
22 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

ini, dapat dilihat bahwa indikator yang


Hasil dari perhitungan Matrik General memiliki bobot terbesar yaitu bargaining
Electric (GE) pada Competitive Strength leverage with suppliers or buyers, caliber of
(Kekuatan Bersaing) alliances (pengaruh kemampuan untuk
melakukan tawar-menawar dengan
Peneliti melakukan wawancara pemasok, pelanggan, dan aliansi yang lain)
kepada pemilik/owner dari UD. Boni Jaya sebesar 0,25. Untuk indikator yang memiliki
untuk mendapatkan bobot dari masing- bobot terkecil yaitu ability to match or beat
masing indikator pada variabel Competitive rivals on key product attributes (kemampuan
Strength (Kekuatan Bersaing). Pembobotan untuk mengalahkan pesaing dengan atribut
ini dilakukan dengan melihat tingkat produk utama). sebesar 0,05. Hasil
kekuatan dan kelemahan indikator tersebut perhitungan pada tabel 3.7 mendapatkan
pada UD. Boni Jaya. Dari tabel perhitungan
total sebesar 2,95 pada variabel Competitive
Matrik General Electric (GE) pada variabel Strength (Kekuatan Bersaing).
Competitive Strength (Kekuatan Bersaing)

Tabel 6 Hasil perhitungan Matrik General Electric (GE) pada variabel Competitive
Strength (Kekuatan Bersaing)
Competitive Strength Nilai Bobot Nilai x Bobot
Relative market share (pangsa pasar). 2 0,12 0,24
Costs relative to competitors (biaya relatif
4 0,17 0,68
pesaing).
Ability to match or beat rivals on key product
attributes (kemampuan untuk mengalahkan pesaing 1 0,05 0,05
dengan atribut produk utama).
Bargaining leverage with suppliers or
5 0,25 1,25
buyers, caliber of alliances (pengaruh
kemampuan untuk melakukan tawar-
menawar dengan pemasok, pelanggan, dan aliansi
yang lain).
Technology and innovation capabilities
(kemampuan dalam mengembangkan 1 0,08 0,08
teknologi dan melakukan inovasi).
How well resources are matched to industry key
success factors (seberapa baik sumber daya
1 0,07 0,07
memiliki kecocokan dengan faktor
kunci keberhasilan).
Brand name reputation or image (reputasi
3 0,16 0,48
nama merek dan image).
Strategic fits relationship with sister
businesses (kecocokan dengan strategi 1 0,10 0,10
perusahaan induk).
Total 1,00 2,95
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 23

(Daya Tarik Industri) dan berada di titik 2,95


Posisi UD. Boni Jaya Dalam Diagram pada sumbu Y Competitive Strength
Matrik General Electric (GE) (Kekuatan Bersaing). Hal ini menunjukkan
UD. Boni Jaya berada dititik 4,47 pada bahwa posisi UD. Boni Jaya berada pada
sumbu X atau pada Industry Attractiveness kuadran 2 (grow and build).

Gambar 2 Hasil perhitungan Matrik General Electric (GE)

Pembahasan industry profitability (profitabilitas industri).


Variabel utama dalam perumusan Kemudian pada variabel Competitive
strategi bisnis menggunakan Matrik General Strength (Kekuatan Bersaing) memiliki 8
Electric (GE) adalah Industry Attractiveness indikator yaitu relative market share (pangsa
(Daya Tarik Industri) dan Competitive pasar), costs relative to competitors (biaya
Strength (Kekuatan Bersaing). Untuk relatif pesaing), ability to match or beat
mengetahui indikator yang dapat digunakan rivals on key product attributes (kemampuan
dan dinyatakan sah maka peneliti untuk mengalahkan pesaing dengan atribut
menggunakan uji triangulasi. Uji triagulasi produk utama), bargaining leverage with
dilakukan dengan 3 teknik yaitu observasi, suppliers or buyers, caliber of alliances
wawancara (in-depth interview), dan (pengaruh kemampuan untuk melakukan
dokumentasi. tawar-menawar dengan pemasok,
Hasil dari uji triangulasi pelanggan, dan aliansi yang lain), technology
menunjukkan bahwa pada variabel Industry and innovation capabilities (kemampuan
Attractiveness (Daya Tarik Industri) dalam mengembangkan teknologi dan
memiliki 7 indikator yaitu market size and melakukan inovasi), how well resources are
projected growth rate (ukuran pasar dan matched to industry key success factors
pertumbuhan pasar), the intensity of (seberapa baik sumber daya memiliki
competition in the industry (intensitas kecocokan dengan faktor kunci
persaingan), resources requirements keberhasilan), brand name reputation or
(perekrutan sumber daya), merging industry image (reputasi nama merek dan image),
opportunities and threats (peluang dan strategic fits relationship with sister
ancaman yang muncul), seasonal and businesses (kecocokan dengan strategi
cyclical factors (faktor musiman dan siklus), perusahaan induk).
social, political, regulations, and Setelah mengetahui dimensi dan
environmental factors (faktor sosial, politik, indikator dari masing-masing variabel,
kebijakan-kebijakan, dan lingkungan), dan kemudian dilakukan klarifikasi tingkat daya
24 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

tarik pada industri jagung pipil dan tingkat memiliki kecocokan dengan faktor kunci
kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. keberhasilan) diberi bobot 0,07. Brand name
Hal ini dilakukan dengan proses pengisian reputation or image (reputasi nama merek
kuesioner oleh informan yaitu pihak-pihak dan image) diberi bobot 0,16, dan trategic
yang terkait dengan UD. Boni Jaya. Pada fits relationship with sister businesses
variabel Industry Attractiveness (Daya Tarik (kecocokan dengan strategi perusahaan
Idustri) terdapat 5 ukuran yaitu high induk) diberi bobot 0,10.
unattractiveness (sangat tidak menarik), Setelah melakukan klarifikasi pada
mild unattractiveness (kurang menarik), kedua variabel, kemudian dilakukan
neutral (biasa), mild attractiveness (cukup perhitungan dari masing-masing indikator.
menarik), dan high attractiveness (sangat Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
menarik). Pada variabel Competitive dari variabel Industry Attractiveness (Daya
Strength (Kekuatan Bersaing) terdapat 5 Tarik Industri) atau sumbu X sebesar 4,47
ukuran juga yaitu high weakness (sangat sedangkan nilai dari variabel Competitive
lemah), mild weakness (cukup lemah), even Strength (Kekuatan Bersaing) atau sumbu Y
(tidak menjadi kekuatan/kelemahan), mild sebesar 2,95. Dari hasil tersebut dapat
strength (cukup kuat), high strength (sangat diketahui bahwa UD. Boni Jaya terletak di
kuat). kuadran 2 yaitu “grow and build”. Hal ini
Hasil dari mengklarifikasi variabel menunjukkan bahwa UD. Boni Jaya dalam
Industry Attractiveness (Daya Tarik Idustri) posisi high priority for investmen. Berikut
yaitu market size and projected growth rate adalah alternatif strategi yang dapat
(ukuran pasar dan pertumbuhan pasar) diberi digunakan untuk UD. Boni Jaya:
bobot 0,17. The intensity of competition in 1. UD. Boni Jaya mengalami penurunan
the industry (intensitas persaingan) diberi dalam penjualan jagung pipil setiap
bobot 0,15. Resources requirements tahun secara drastis, sedangkan
(perekrutan sumber daya) diberi bobot 0,10. pertumbuhan bisnis dalam sektor
Merging industry opportunities and threats industri jagung pipil sedang
(peluang dan ancaman yang muncul) diberi berkembang atau meningkat di
bobot 0,16. Seasonal and cyclical factors Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu,
(faktor musiman dan siklus) diberi bobot peneliti memberikan rekomendasi
0,11. Social, political, regulations, and formulasi strategi bisnis yang dapat
environmental factors (faktor sosial, politik, digunakan oleh UD. Boni Jaya yaitu
kebijakan-kebijakan, dan lingkungan) diberi mengidentifikasi pertumbuhan segmen
bobot 0,14 dan industry profitability yang akan dicapai. Strategi ini
(profitabilitas industri) diberi bobot 0,17. direncanakan untuk mencapai
Hasil dari mengklarifikasi variabel pertumbuhan, mencapai profit, atau
Competitive Strength (Kekuatan Bersaing) kombinasi dari keduanya. Strategi ini
yaitu relative market share (pangsa pasar) dapat dilakukan dengan cara
diberi bobot 0,12. Costs relative to memperbaiki kualitas produk atau
competitors (biaya relatif pesaing) diberi meningkatkan akses ke pasar yang lebih
bobot 0,17. Ability to match or beat rivals on luas. Kualitas produk juga dapat
key product attributes (kemampuan untuk menjadi suatu kemampuan yang bisa
mengalahkan pesaing dengan atribut produk digunakan oleh UD. Boni Jaya dalam
utama) diberi bobot 0,05. Bargaining menghadapi persaingan dengan
leverage with suppliers or buyers, caliber of menggunakan atribut produk utama.
alliances (pengaruh kemampuan untuk Selain itu, usaha lain yang dapat
melakukan tawar-menawar dengan dilakukan adalah meminimalkan biaya
pemasok, pelanggan, dan aliansi yang lain) (minimize cost) sehingga dapat
diberi bobot 0,25. Technology and meningkatkan profit.
innovation capabilities (kemampuan dalam 2. Tingkat daya tarik industri pada jagung
mengembangkan teknologi dan melakukan pipil di Situbondo sangat tinggi dan
inovasi) diberi bobot 0,08. How well diprediksikan akan menguntungkan
resources are matched to industry key dimasa depan. Oleh karena itu, UD.
success factors (seberapa baik sumber daya Boni Jaya dapat melalukan investasi di
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 25

dalam lini bisnis jagung pipil. Investasi dengan perhitungan 2 variabel utama yaitu
ini dilakukan karena perusahaan variabel Industry Attractiveness (Daya Tarik
membutuhkan banyak modal untuk Industri) dan variabel Competitive Strength
beroperasi di industri yang berkembang (Kekuatan Bersaing). Dalam menentukan
dan harus mempertahankan atau indikator yang mendasari 2 variabel utama
meningkatkan pangsa pasarnya. Hal ini tersebut, peneliti melakukan uji triangulasi
penting untuk menyediakan sebanyak dengan menggunakan 3 teknik yaitu
mungkin sumber daya untuk observasi, wawancara (in-depth interview),
meningkatkan level kemampuan dan dokumentasi. Hasil dari perhitungan
berkompetisi dimasa depan, sehingga tersebut menunjukan bahwa posisi UD. Boni
tidak akan ada kendala bagi lini bisnis Jaya berada di kuadran 3 yaitu “selective”
untuk tumbuh. Investasi ini dapat dengan nilai sumbu X (Industry
difokuskan pada tingkat pemeliharaan Attractiveness) sebesar 4,29 dan sumbu Y
pada unit bisnis jual beli jagung pipil sebesar 2,27 (Competitive Strength). Berikut
ini, seperti perbaikan gudang, adalah beberapa rekomendasi strategi yang
pemeliharaan mesin perontok jagung, dapat digunakan oleh UD. Boni Jaya
pemeliharaan tempat penjemuran, dll. berdasarkan posisinya pada diagram Matrik
Selain itu, investasi juga digunakan General Electric (GE):
untuk kegiatan Research and a. UD. Boni Jaya mengalami penurunan
Development (R&D), meningkatkan dalam penjualan jagung pipil setiap tahun
kapasitas produksi untuk memenuhi secara drastis, sedangkan pertumbuhan
kebutuhan dimasa depan. bisnis dalam sektor industri jagung pipil
3. Banyaknya pembisnis baru yang sedang berkembang atau meningkat di
muncul dalam industri jagung pipil di Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu,
Kabupaten Situbondo dapat menjadi peneliti memberikan rekomendasi
ancaman bagi UD. Boni Jaya. Posisi formulasi strategi bisnis yang dapat
UD. Boni Jaya sebagai usaha dagang digunakan oleh UD. Boni Jaya yaitu
yang memberikan jagung pipil dengan mengidentifikasi pertumbuhan segmen
kualitas produk yang baik bisa saja yang akan dicapai. Strategi ini
digantikan oleh para pesaingnya, direncanakan untuk mencapai
sehingga konsumen tidak lagi loyal pertumbuhan, mencapai profit, atau
terhadap UD. Boni Jaya. Oleh karena kombinasi dari keduanya. Strategi ini
itu, UD. Boni Jaya dapat melakukan dapat dilakukan dengan cara
positioning untuk mendukung lini memperbaiki kualitas produk atau
bisnis jagung pipil ini dalam mengikuti meningkatkan akses ke pasar yang lebih
persaingan dalam industri yang sedang luas. Kualitas produk juga dapat menjadi
berkembang atau meningkat ini. suatu kemampuan yang bisa digunakan
Positioning ini bertujuan untuk oleh UD. Boni Jaya dalam menghadapi
menciptakan deferensiasi yang unik persaingan dengan menggunakan atribut
dalam benak pelanggan atau konsumen produk utama. Selain itu, usaha lain yang
sehingga dapat menciptakan citra dapat dilakukan adalah meminimalkan
(image) yang baik pada produk jagung biaya (minimize cost) sehingga dapat
pipil UD. Boni Jaya. Langkah-langkah meningkatkan profit.
general yang perlu diperhatikan dalam b. Tingkat daya tarik industri pada jagung
melakukan positioning adalah pipil di Situbondo sangat tinggi dan
mengidentifikasi target segmen yang diprediksikan akan menguntungkan
relevan, merumuskan point of dimasa depan. Oleh karena itu, UD. Boni
deferentiation, menentukan keunggulan Jaya dapat melalukan investasi di dalam
kompetitif produk, dan reposisi pasar. lini bisnis jagung pipil. Investasi ini
dilakukan karena perusahaan
Simpulan dan Saran membutuhkan banyak modal untuk
Hasil dari penelitian ini dapat beroperasi di industri yang berkembang
diambil kesimpulan bahwa perhitungan dan harus mempertahankan atau
Matrik General Electric (GE) didahului meningkatkan pangsa pasarnya. Hal ini
26 | Jurnal Administrasi Bisnis (JABIS), Volume 17, Nomor 1, Januari 2019: pp. 13-27

penting untuk menyediakan sebanyak membandingkan laporan keuangan


mungkin sumber daya untuk entitas yang berbeda. Hal ini sangat
meningkatkan level kemampuan penting dilakukan, karena financial
berkompetisi dimasa depan, sehingga merupakan nyawa bagi perusahaan.
tidak akan ada kendala bagi lini bisnis Perbaikan ini juga dapat membantu UD.
untuk tumbuh. Investasi ini dapat Boni Jaya dalam penentuan strategi bisnis
difokuskan pada tingkat pemeliharaan yang akan digunakan, baik ditingkat
pada unit bisnis jual beli jagung pipil ini, korporate maupun tingkat unit bisnis.
seperti perbaikan gudang, pemeliharaan b. UD. Boni Jaya sebaiknya melakukan
mesin perontok jagung, pemeliharaan perbaikan dalam beberapa hal terutama
tempat penjemuran, dll. Selain itu, mengenai pengembangan teknologi
investasi juga digunakan untuk kegiatan secara umum untuk seluruh kegiatan
Research and Development (R&D), usahanya dan secara khusus untuk lini
meningkatkan kapasitas produksi untuk bisnis jual beli jagung pipil. Hal ini
memenuhi kebutuhan dimasa depan. digunakan untuk memenangkan
c. Banyaknya pembisnis baru yang muncul persaingan dalam industri jagung pipil
dalam industri jagung pipil di Kabupaten yang sedang memiliki tingkat
Situbondo dapat menjadi ancaman bagi perkembangan yang baik di Situbondo.
UD. Boni Jaya. Posisi UD. Boni Jaya Selain itu, pengembangan teknologi juga
sebagai usaha dagang yang memberikan berguna untuk memperbaiki kualitas
jagung pipil dengan kualitas produk yang produk sehingga UD. Boni Jaya memiliki
baik bisa saja digantikan oleh para kemampuan untuk bersaing
pesaingnya, sehingga konsumen tidak menggunakan atribut produk utama yaitu
lagi loyal terhadap UD. Boni Jaya. Oleh kualitas produk.
karena itu, UD. Boni Jaya dapat c. UD. Boni Jaya sebaiknya membuat
melakukan positioning untuk mendukung standar khusus dalam perekrutan
lini bisnis jagung pipil ini dalam karyawan khususnya pada bidang
mengikuti persaingan dalam industri administrasi, kepala gudang, dan jabatan-
yang sedang berkembang atau meningkat jabatan yang memiliki pengaruh dalam
ini. Positioning ini bertujuan untuk pengambilan keputusan UD. Boni Jaya.
menciptakan deferensiasi yang unik Hal ini diperlukan untuk memperbaiki
dalam benak pelanggan atau konsumen kualitas kinerja karyawan dari UD. Boni
sehingga dapat menciptakan citra (image) Jaya.
yang baik pada produk jagung pipil UD.
Boni Jaya. Langkah-langkah general Daftar Pustaka
yang perlu diperhatikan dalam Nitisemito, A.S. 1982. Mengatasi Turunnya
melakukan positioning adalah Omzet Penjualan, Jakarta: Ghraha Indonesia.
mengidentifikasi target segmen yang Amatulli, C., Caputo, T., & Guido, G. 2011.
relevan, merumuskan point of Strategic Analysis through the General
deferentiation, menentukan keunggulan Electric/McKinsey Matrix: An
kompetitif produk, dan reposisi pasar. Application to the Italian Fashion
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, Industry. International Journal of
peneliti mengemukakan beberapa saran Business and Management, Vol 6(5),
untuk UD. Boni Jaya, yaitu: 61-75.
a. UD. Boni Jaya sebaiknya melakukan Boyd, W.H., Walker, C., Orville, &
perbaikan dalam beberapa hal mendasar L.J.C.1995. Marketing Management. A
seperti pembukuan, pembuatan jurnal- Strategic Approach with a global
jurnal keuangan, pembuatan laporan orientation, Irwin.
keuangan yang sesuai dengan Standar David, F.R. 2016. Manajemen Strategik:
Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini Konsep-konsep, Edisi 15. Jakarta:
digunakan untuk memudahkan auditor Salemba Empat.
dalam menyusun laporan keuangan serta Decuseară, N.R. 2013. Using The General
memudahkan pembaca laporan untuk Electric/Mckinsey Matrix In The
menginterpretasikan dan Process Of Selecting The Central And
Perumusan Strategi Bisnis ...Dinda Estuputri, Indor Herry Mulyanto, Sauptika Kancana | 27

East European Markets. Management Penerapannya dalam Penelitian.


Strategies Journal, Vol 19(1), 59-66. Surakarta: Sebelas Maret University
Hadari, N. 2012. Managemen Strategik: Press.
Organisasi Non Profit Bidang Tunggal, W. 2004. Manajemen Kontemporer.
Pemerintahan. Yogyakarta: Gadjah Buku 2. Jakarta: Harvarindo
Mada University Press. Umar, H. 2001. Strategic Management in
Haizer, J.,& Render, B. 2009. Manajemen Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Operasi. Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Utama
Salemba Empat. _______. 2005. Metode Penelitian untuk
Hamel, G., & Prahalad, C.K. 1995. Kompetisi Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
Masa Depan. Jakarta: Binarupa Aksara. Raja Grafindo Persada.
Kerzner, H. 2001. Project Management: A Usman, H., & Akbar, R.P.S. 2004.
System to Planning, Scheduling Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
and.Controlling. 7th Edition. John PT Bumi Aksara.
Wiley & Sons. Wheelen, T.L., Hunger, D.J. 2006. Strategic
Kotler, P., & Keller, K. 2009. Manajemen Management and Business Policy.
Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Tenth Edition. Pearson-PrenticeHall.
Kriyantono, R. 2007. Teknik Praktis Riset Wiersma, W.1986. Research methods in
Komunikasi. Jakarta: Kencana education: an introduction
Moleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian .Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja https://jatim.bps.go.id/statictable/201
Rosdakarya 7/10/16/656/profil-industri-di-
Pearce, J.A., & Robinson, R.B. 2005. provinsi-jawa-timur- 2010--
Strategic Management: 2016.html diakses pada
Formulation,Implementation, and tanggal 19 Agustus 2018
Control. Ninth Edition. McGraw Hill. https://situbondokab.bps.go.id/
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik diakses pada tanggal 19
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Agustus 2018
Gramedia Pustaka. https://orimax.co.id/ diakses
Putri, R.T., Noviranim, D. 2015. Formulasi pada tanggal 17 Januari 2019
Strategi Menghadapi Persaingan https.://industri.kontan.co.id/
Industri Kuliner pada Eins Bistro & diakses pada tanggal 17 Januari
Boutique di Bandung. Jurnal Online 2019 https://gajiumr.com/
Institut Teknologi Nasional, 2 (3): 127- diakses pada tanggal 13 Januari
137. 2019
Rispianda, R.P. 2014. Rumusan Alternatif https://jagungbisi.com/ diakses
Strategi Suatu Perusahaan Tas dalam pada tanggal 14 Januari 2019
Menghadapi Persaingan Industri. https://konsultanmanajemenusa
Jurnal Rekayasa LPPM Institut ha.com/ diakses pada tanggal
Teknologi Nasional, 1 (1):1-13. 14 Januari 2019
Siagian, S.P. 2002. Manajemen Strategik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Strickland. T.G. 2001. Strategic Management
Concepts and Cases Twelfth Edition.
New York: McGrawHill.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryana, 2006. Kewirusahaan Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Proses. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian
Kualitatif: Dasar Teori dan

You might also like