You are on page 1of 28

2.4.2.

Data hasil percobaan


1. Percobaan Load Flow 1
a. Sebelum di Run, Sebelum di perbaiki

39 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Karakteristik Per Komponen
Generator
Tab Info : Swing Bus
Tab Rating : P = 60 MW
V = 12 kV
PF(%) = 85
Transformator
1. Tranformator 1 (T1)
a) Tab rating
a. Voltage Rating
Primer = 12 kV
Sekunder = 70 kV
b. Power rating
Rated = 100 MVA
b) Tap impedance : Typical Z%X/R
2. Transformator 2 dan 3 (T2&T3)
a) Tab rating
a. Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder = 20 kV
b. Power rating
Rated = 100 MVA
b) Tap impedance : Typical Z%X/R
Bus
1. Bus 1
Nominal V = 12 kV
2. Bus 2
Nominal V = 70 kV
3. Bus 3
Nominal V = 70 kV
4. Bus 4
40 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Nominal V = 40 kV
5. Bus 5
Nominal V = 20 kV
6. Bus 6
Nominal V = 20 kV

1. Transmission Line 1 (TL1)


Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.2
Negative 0.1 0.1 0.2
Zero 0 0 0

Load
1. Load 1
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 10 MVA
PF (%) = 85

2. Transmission Line 2 (TL2)


Tab Info:
Length: 10 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.2
Negative 0.1 0.1 0.2
Zero 0 0 0

41 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Load
1. Load 1
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 15 MVA
PF (%) = 85
2. Load 2
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 10 MVA
PF (%) = 85
3. Load 3
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 10 MVA
PF (%) = 85

b. Sebelum di Run, Setelah diperbaiki

42 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Karakteristik Per Komponen

43 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Generator
Tab Info : Swing Bus
Tab Rating : P = 60 MW
V = 12 kV
PF(%) = 85
Transformator
3. Tranformator 1 (T1)
c) Tab rating
c. Voltage Rating
Primer = 12 kV
Sekunder = 70 kV
d. Power rating
Rated = 100 MVA
d) Tap impedance : Typical Z%X/R
e) Tab Tap
% Secondary Tab : 2%

4. Transformator 2 dan 3 (T2&T3)


c) Tab rating
c. Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder = 20 kV
d. Power rating
Rated = 100 MVA
d) Tap impedance : Typical Z%X/R
Bus
7. Bus 1
Nominal V = 12 kV
8. Bus 2
Nominal V = 70 kV
9. Bus 3
44 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Nominal V = 70 kV
10. Bus 4
Nominal V = 40 kV
11. Bus 5
Nominal V = 20 kV
12. Bus 6
Nominal V = 20 kV

2. Transmission Line 1 (TL1)


Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.2
Negative 0.1 0.1 0.2
Zero 0 0 0

Load
2. Load 1
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 10 MVA
PF (%) = 85

2. Transmission Line 2 (TL2)


Tab Info:
Length: 10 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.2
Negative 0.1 0.1 0.2
45 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Zero 0 0 0

Load
4. Load 1
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 15 MVA
PF (%) = 85
5. Load 2
Tab Loading:
V = 20 kV
S = 10 MVA
PF (%) = 85

2. Percobaan Load Flow 2


a. Sebelum di Run, Sebelum di perbaiki

46 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Karakteristik Per Komponen
Generator
Generator 1
Tab Info : Swing Bus
Tab Rating : P = 60 MW
V = 20 kV
PF(%) = 85
Generator 2
Tab Info : Voltage Control
47 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Tab Rating : P = 90 MW
V = 20 kV
PF(%) = 85
Generator 3
Tab Info : Voltage Control
Tab Rating : P = 35 MW
V = 20 kV
PF(%) = 85
Transformator
Tranformator 1 (T1)
Tab rating
Voltage Rating :
Primer = 13,8 kV
Sekunder = 70 kV
Power rating
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R
Transformator 2 (T2)
Tab rating :
Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder =13,8 kV
Power rating
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R
Transformator 3 (T3)
Tab rating :
Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder = 13,8 kV
Power rating
48 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R
Bus
Bus 1
Nominal V = 13,8 kV
Bus 2
Nominal V = 13,8 kV
Bus 3
Nominal V = 70 kV
Bus 4
Nominal V = 70 kV
Bus 5
Nominal V = 70 kV
Bus 6
Nominal V = 70 kV
Bus 7
Nominal V = 13,8 kV

Transmission Line
1. TL 1
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

2. TL 2
Tab Info :
Length : 10 km

49 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

3. TL 3
Tab Info :
Length : 10 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

4. TL 4
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

Load
Load 1
Tab Loading :
V = 70 kV
S = 15 MVA
PF(%) = 85
Load 2
Tab Loading :
50 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
V = 70 kV
S = 10 MVA
PF(%) = 85
Load 3
Tab Loading :
V = 70 kV
S = 15 MVA
PF(%) = 85
Load 4
Tab Loading :
V = 13,8 kV
S =10 MVA
PF(%) = 85
b. Sebelum di Run, Setelah diperbaiki

51 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Karakteristik Per Komponen
Generator
Generator 1
Tab Info : Swing Bus
Tab Rating : P = 60 MW
V = 20 kV
PF(%) = 85
Generator 2
Tab Info : Voltage Control
Tab Rating : P = 80 MW
V = 20 kV
PF(%) = 85
Generator 3
Tab Info : Voltage Control
Tab Rating : P = 35 MW
52 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
V = 20 kV
PF(%) = 85
Transformator
Tranformator 1 (T1)
Tab rating
Voltage Rating :
Primer = 13,8 kV
Sekunder = 70 kV
Power rating
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R
Transformator 2 (T2)
Tab rating :
Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder =13,8 kV
Power rating
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R
Transformator 3 (T3)
Tab rating :
Voltage Rating
Primer = 70 kV
Sekunder = 13,8 kV
Power rating
Rated = 100 MVA
Tap impedance : Typical Z%X/R

Bus
Bus 1
53 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Nominal V = 13,8 kV
Bus 2
Nominal V = 13,8 kV
Bus 3
Nominal V = 70 kV
Bus 4
Nominal V = 70 kV
Bus 5
Nominal V = 70 kV
Bus 6
Nominal V = 70 kV
Bus 7
Nominal V = 13,8 kV

Transmission Line
1. TL 1
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

2. TL 2
Tab Info :
Length : 10 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
54 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Zero 0,05 0,05 0,2

3. TL 3
Tab Info :
Length : 10 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

4. TL 4
Tab Info :
Length : 15 km
Tab Impedance
User Defined
R-T1 R-T2 X
Positive 0.1 0.1 0.3
Negative 0.1 0.1 0.3
Zero 0,05 0,05 0,2

Load
Load 1
Tab Loading :
V = 70 kV
S = 15 MVA
PF(%) = 85
Load 2
Tab Loading :
V = 70 kV
S = 10 MVA
PF(%) = 85
Load 3
55 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Tab Loading :
V = 70 kV
S = 15 MVA
PF(%) = 85
Load 4
Tab Loading :
V = 13,8 kV
S =10 MVA
PF(%) = 85

56 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


2.4.3 Pengolahan Data Hasil Percobaan
1. Percobaan Load Flow 1
a. Setelah di Run, Sebelum Diperbaiki

57 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


b. Setelah di Run, Setelah Diperbaiki

Dengan besaran yang diubah


Transformator
Transformator 1 (T1)
58 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Tab tap : % Tab Secondary = 2,5 (Mula mula 0)

2. Percobaan Load Flow 2


a. Setelah di Run, Sebelum Diperbaiki

59 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


b. Setelah di Run, Setelah Diperbaiki

Tidak adanya perubahan di masing masing Transformator

60 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


2.5 Tugas dan Jawaban
1. Sebutkan contoh penerapan analisis aliran daya!
2. Jelaskan perbedaan penggunaan power grid dengan generator!
3. Jelaskan bagaimana cara memperbaiki jatuh tegangan!
4. Jelaskan penyebab looses pada transformator!
JAWAB

1. Adapun beberapa contoh penerapan analisis aliran daya ialah, sebagai


berikut :

a. DC Load Flow Analysis


b. DC Short Circuit Analysis
c. Battery Discharge Sizing
d. Harmonic Analysis
e. Transient Analysis
f. Protective Device Coordination
g. Unbalanced Load Flow Analysis
h. Short Circuit Analysis
i. Optimal power flow analysis
Selain contoh diatas, penerapan analisa aliran daya juga dapat digunakan
untuk mengetahui besarnya daya dalam sistem tenaga listrik apakah masih
memenuhi batas-batas yang telah ditentukan, serta untuk mengetahui besar
Losses yang ada, dan untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem
yang baru.
2. Power Grid merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang saling
terinterkoneksi yang dapat mengirimkan/mensuplai daya yang cukup besar
dengan tegangan yang tetap, biasanya dapat berupa generator yang besar
dan sebuah gardu induk.
Generator merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yaitu
peralatan listrik yang dapat mengonversi energi mekanik menjadi energi
listrik sebagai outputnya dan menggunakan prinsip hukum faraday
elektromagnetik induksi dimana setiap kali sebuah konduktor ditempatkan
dalam medan magnet maka induksi GGL dengan laju perubahan hubungan
61 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
fluks. GGL ini dapat dihasilkan ketika ada ruang relatif atau variasi waktu
relatif antara konduktor dan medan magnet. 
3. Pengubah Sadapan Berbeban/On Load Tap Changing (OLTC)
Transformator pada Gardu Induk yang akan mensuplai daya ke
Jaringan Tegangan Menengah harus dilengkapi dengan pengubah
sadapan berbeban/ On Load Tap Changing (OLTC). Sadapan yang dapat
diubah dalam keadaan berbeban tanpa memutus sirkuitnya dengan cara
memindahkan posisi tap transformator. Tap Transformator dapat diubah
dalam posisi berbeban dengan menggunakan On Load Tap Changing
(OLTC). Bahkan banyak transformator dilengkapi dengan tegangan
otomatis yang dapat memberikan perintah untuk mengubah tap
transformator secara otomatis agar tegangan yang keluar dari
transformator memiliki nilai yang konstan. Sehingga tegangan sistem
yang sampai ke pelanggan tenaga listrik sesuai batas yang diperbolehkan

Pengubahan Sadapan Tanpa Beban pada Transformator Distribusi


Transformator distribusi di Gardu Distribusi (GD) dilengkapi
dengan pengubah sadapan tanpa beban yaitu sadapan yang dapat diubah
dalam keadaan tanpa beban dan dioperasikan secara manual.
Transformator distribusi di Gardu Distribusi pada umumnya dilengkapi
dengan tap pada lilitannya untuk mengubah besarnya tegangan yang
keluar dari transformator. Besarnya tap pada transformator terdisir dari
2macam yaitu 3 tap dan 5 tap. Sehingga pengubahan sadapan tanpa
beban pada transformator distribusi di Gardu Distribusi (GD) yang
memasok tenaga listrik ke jaringan tegangan rendah sesuai dengan batas
yang diperbolehkan.
4. Losses yang terjadi pada transformator diakibatkan karena adanya
ketidakseimbangan pada beban. Losses yang terjadi karena
ketidakseimbangan pada beban akan menimbulkan losses energy
diantaranya:
Losses akibat adanya arus netral

62 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


Losses ini terjadi karena ada arus yang lumayan cukup besar mengalir
penghantar netral sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara
tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T). Arus yang
mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-
rugi). 
Losses akibat adanya arus grounding
Losses ini terjadi karena ada arus yang yang mengalir pada penghantar
grounding (pentanahan) sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban.

63 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


2.6. Analisa Hasil Percobaan
Pada pratikum 1 dan 2 ini dilakukan percobaan aliran daya yang
disimulasikan menggunakan sebuah software yaitu ETAP. Tujuan
pratikum ini adalah untuk mempelajari konsep dari aliran daya dalam
sistem tenaga listrik serta menganalisa masalah – masalah aliran daya
pada sistem tenaga listrik. Dilakukan 2 percobaan pada pratikum kali ini
yaitu percobaan load flow 1 dan load flow 2. Rangkaian tersusun oleh
beberapa komponen yaitu 1 generator, 4 bus, 2 trafo, 1 transmission line
dan 3 beban. Pada percobaan load flow 1, sebelum diperbaiki dimana
pada generator di set menggunakan swing dengan rating 60 MW,
tegangan 12 kV serta PF (%) = 85 didapatkan hasil daya 100% namun
memasuki bus 2 mengalami penurunan menjadi 97.92% begitu juga
dengan bus 3, bus 4, bus 5, dan bus 6 berturut-turut 97.92%, 97.91%,
97.25% dan 96.58%. Jika ditinjau sesuai data dapat dianalisis bahwa
semakin melewati banyak komponen maka semakin terjadi penurunan
daya . Penurunan daya ini dapat diakibatkan karena adanya losses yang
terjadi. Presentase tegangan atau satuan per unit tegangannya pun
mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi karena drop tegangan atau
tegangan jatuh di rangkaian tersebut. Jika dilihat gambar hasil running
sebelum diperbaiki, terdapat garis hitam pada bus 1, garis ungu pada bus
2, serta garis ungu pada bus 3,4,5, dan 6.
Perlu diketahui bahwa garis hitam menunjukkan bahwa tidak adanya
losses yang terjadi. Garis ungu ini menandakan bahwa drop voltage yang
terjadi masih dapat dikatakan aman pada suatu sistem. Untuk mengatasi
masalah yang timbul pada bus 2 terutama pada bus 3 dan 4, maka perlu
dilakukannya perubahan nilai transformator pada sisi sekunder atau
disebut dengan Tap Charging. Pada Trafo 1 dilakukan Tap Charging
sebesar 2% pada sisi sekunder. Setelah dilakukannya perbaikan pada
rangkai load flow 1 tersebut terlihat terjadi penambahan daya aktif, daya
reaktif, serta presentase tegangan. Adapun pada bus 2 menjadi 99.8%,
bus 3 menjadi 99.79%, bus 4 menjadi 99.79%, bs 5 menjadi 99.11% dan
64 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
bus 6 menjadi 98.42%
Lalu kemudian dilakukan percobaan pada load flow 2 , yang
terdapat 3 generator (swing dan 2 voltage control) dimana kapasitasnya
60, 90, dan 30 MW serta tegangan yang sama yaitu 20 kV. 3 trafo
dengan kapasitas 2 buah 100 MVA dan 1 buah 80 MVA dan pada T1
primer = 20 kV dan sekunder = 70 kV, T2 dan T3 primer = 70 kV dan
sekunder = 20 kV. Serta 4 beban/load dengan kapasitas 15 Mva, 15
Mva, 20 Mva, dan 15 Mva. lalu 4 transmission line dengan panjang 15,
15, 20,dan 20 km. Terlihat bahwa pada rangkaian saat disimulasikan
tidak terjadi kendala atau keadaan normal pada setiap busnya hanya saja
pada generator berwarna merah, oleh karena itu dilakukan pengaturan q
max dan q min pada generator.

65 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


2.7 Kesimpulan

1. Daya yang dibangkitkan oleh generator terjadi penurunan daya karena


adanya losses setelah melalui bus, saluran transmisi hingga mencapai
beban
2. Panjangnya saluran transmisi akan berbanding lurus dengan besarnya
rugi-rugi daya, dimana semakin panjang saluran transmisi maka rugi-
ruginya akan semakin besar juga
3. Untuk mengatasi gangguan pada bus maka dilakukan pengubahan nilai
tap changer gunanya untuk meminimalisir losses
4. Losses yang terjadi pada sistem akan mempengaruhi dari stabilitas sistem

66 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK

You might also like